Anda di halaman 1dari 41

BAB III

PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI


KATODIK - ANODA KORBAN

3.1 Tujuan
1. Mengetahui cara persiapan permukaan logam dan aplikasi coating sebelum
diproteksi katodik menggunakan anoda korban.
2. Mengetahui dan memahami parameter kondisi permukaan logam.
3. Mengetahui proses perlindungan logam dengan coating dan pencampuran
komponen bahan coating sebelum diproteksi katodik menggunakan anoda
korban.
4. Mengetahui cara visual inspeksi coating.
5. Mengetahui dan memahami metoda uji kelupas lapisan coating.
6. Mengetahui proses pengukuran dan pengamatan kondisi visual holiday dan
dry film thickness.
7. Mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi dalam
lingkungan tanah dengan metode anoda korban (sacrificial anode).
8. Mengetahui dan memahami rancangan proteksi ketodik dengan metode
anoda korban (sacrificial anode) dalam lingkungan tanah.
9. Mengetahui dan memahami cara menghitung kebutuhan anoda korban.
10. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian korosi proteksi
katodik dengan metode anoda korban.

3.2 Teori Dasar


Penyiapan permukaan material adalah tahapan awal yang dilakukan kepada
material untuk membersihkan kotoran dan minyak dilakukan proses coating. Tahapan
awal ini sebagai penentu terhadap daya lekat coating pada material. Kehadiran
sejumlah kecil kontaminan pada permukaan seperti: minyak, oksida dan sebagainya
dapat merusak dan mengurangi kekuatan adhesi lapisan pada substrat secara fisik. Ada

24
BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

beberapa faktor yang perlu di perhatikan saat melakukan pembersihan permukaan


material antara lain:
a. Kebersihan (Cleanliness)
Kebersihan dari material merupakan salah satu faktor yang harus
diperhatikan dalam melakukan surface preparation. Dalam membersihkan
material uji, material uji yang di bersihkan harus bersih dari kontaminasi minyak,
oksida, karat, debu, dll. Pembersihan ini dilakukan untuk membuat lapisan coating
yang bersentuhan langsung dengan material akan lebih mengikat, karena
kekasaran yang ada pada material membuat cekungan cekungan dimana cat akan
memenuhi daerah itu dan menjadi lebih lekat.
b. Kekasaran permukaan
Kekasaran permukaan merupakan tingkat kekasaran permukaan material
setelah dilakukan proses blasting maupun menggunakan gerinda. Tujuan dari
mengkasarkan permukaan material ini adalah untuk mengikat cairan cat (epoxy)
agar memiliki daya lekat yang kuat kepada material, sehingga semakin kasar
permukaan maka daya lekat semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya.
c. Kadar Garam (Soluble Salt)
Kadar garam yang terdapat pada material sangat berpengaruh pada
ketahanan material pada karat karena semakin besar kadar garam yang terkandung
maka proses karat akan semakin cepat. Jadi kadar garam yang terdapat pada
material harus seminimal mungkin, biasanya kandungan kadar garam yang
diperbolehkan untuk proses aplikasi epoxy ini maksimal 2 mg/cm2. Untuk
mengetahui tingkat kandungan kadar garam yang ada pada material dapat
dilakukan proses salt contamination test.
d. Kelembaban (relative humidity)
Relative humidity adalah tingkat kadar uap air yang ada pada ruangan
dimana akan dilakukan proses blasting. Biasanya relative humidity diukur dalam
satuan persen, dan batasan maksimumnya adalah 85. Jadi jika relative humidity
kurang dari atau sama dengan 85% maka proses blasting dapat dilakukan, tetapi

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 25


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

jika relative humidity lebih besar dari 85% maka proses blasting tidak boleh
dilakukan karena tingkat kandungan uap air di udara terlalu besar yang akan
mengakibatkan uap air menempel pada permukaan material. Jika uap air
menempel pada permukaan material maka akan memicu proses karat pada
material. Proses pengukuran menggunakan alat spychrometer. Alat ini memiliki 2
termometer yang dinamakan dry bulb dan wet bulb. Dari pengukuran itulah nilai
dari dew point dan RH bisa di ketahui.
Coating merupakan bentuk pelapisan yang diterapkan pada permukaan suatu
benda kerja yang mana bisa berbentuk logam maupun kayu. Tujuan dari penerapan
lapisan bisa jadi sebagai dekoratif, fungsional, atau keduanya. Pelapisan terdiri dari 2
jenis, yaitu liquid coating dan concrete coating. Liquid coating biasanya berupa
painting (pengecatan), sedangkan concrete coating adalah pelapisan dengan
menggunakan beton. Cat adalah pelapis yang kebanyakan memiliki kegunaan ganda
untuk melindungi permukaan suatu benda. Selain berfungsi sebagai dekoratif,
pelapisan dengan menggunakan cat juga berfungsi sebagai media anti korosi yang
melindungi permukaan benda semacam pipa – pipa pada pabrik maupun pada badan
kapal. Pada umumnya coating mengandung empat bahan dasar, yaitu pengikat
(binder), zat pewarna (pigmen), pelarut (solvent), dan additif.
Bahan-bahan tersebut memiliki pengaruh penting terhadap sifat cat yang
dihasilkan. Untuk mendapatkan suatu cat yang memuaskan bila dilihat dari aspek
teknik, kesehatan, keselamatan, lingkungan serta ekonomi sangatlah sulit. Perubahan
kecil dalam komposisi cat dapat sangat mempengaruhi produk cat yang dihasilkan. Jika
ada penambahan zat atau bahan lain yang tidak direkomendasikan oleh pembuat cat
maka menyebabkan keseimbangan yang ada dalam cat akan terganggu sehingga dapat
mengakibatkan perubahan sifat yang juga dapat berujung pada kegagalan aplikasi cat
[5].
Teknologi perlindungan logam yang telah dikenal saat ini menawarkan solusi
yang lebih baik dalam usaha melawan korosi karena biaya yang harus dikeluarkan dan

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 26


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

penggunaan metode yang tersedia bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
Salah satunya adalah proteksi katodik ataupun proteksi anodik.
Proteksi anodik adalah metoda perlindungan logam terhadap korosi dengan cara
merubah potensial logam menjadi lebih positif. Metoda ini juga digunakan untuk
melindungi korosi internal pada tangki atau vessel, namun hanya efektif jika logam dan
lingkungan dapat membentuk lapisan pasif. Biaya instalasi, maintenance, dan power
yang cukup besar merupakan parameter yang harus dipertimbangkan ketika memilih
metoda ini.
Proteksi katodik merupakan metode pencegahan korosi pada logam dengan cara
logam yang ingin dilindungi dijadikan lebih bersifat katodik. Apabila dilakukan dengan
arus listrik dari power supply maka disebut arus tanding, dan jika dihubungkan dengan
logam lain disebut anoda korban.
Proteksi katodik sangat efektif untuk melindungi korosi eksternal pada pipa
saluran yang berada di bawah tanah atau dibawah air laut. Namun penggunaan metoda
ini dapat menimbulkan masalah baru yang harus dipertimbangkan, seperti arus sesat
(stray-current) yang justru dapat meningkatkan laju korosi pada logam lain di sekitar
logam yang dilindungi, melepuhnya permukaan logam (blistering), retak pada struktur,
rusaknya lapisan cat, dan apabila dilakukan pada alumunium maka dapat merusak
lapisan pasif.
Prinsip proteksi katodik sebenarnya sederhana, yaitu dengan cara
memperlakukan struktur logam yang diproteksi sebagai katoda, dengan jalan
mengalirkan arus listrik melalui elektrolit ke logam yang diproteksi. Atas dasar prinsip
inilah cara pengendalian korosi dengan teknik proteksi katodik.
Proteksi katodik merupakan salah satu metoda pengendalian korosi struktur baja
dalam lingkungan elektrolit dengan cara memperlakukan struktur logam sebagai
katoda. Metoda ini dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui
elektrolit ke logam sehingga potensial antarmuka logam-larutan elektrolit turun
menuju/mencapai daerah immunnya atau sampai nilai tertentu sehingga laju korosi
logam masih diperbolehkan/minimum [6].

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 27


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

Proteksi katodik dengan anoda korban atau dikenal juga dengan galvanic anode,
di mana cara kerja dan sumber arus yang digunakan berasal hanya dari reaksi galvanis
anoda itu sendiri. Prinsip dasar dari sistem anoda korban adalah hanya dengan cara
menciptakan sel elektrokimia galvanic dimana dua logam yang berbeda dihubungkan
secara elektris dan ditanam dalam elektrolit alam (tanah atau air). Dalam sel logam
yang berbeda tersebut, logam yang lebih reaktif akan menjadi anoda terhadap logam
yang kurang aktif dan terkonsumsi selama reaksi elektrokimia. Logam yang digunakan
untuk anoda korban dapat dilihat dalam deret volta. Logam yang kurang aktif
menerima proteksi katodik pada permukaannya karena adanya aliran arus melalui
elektrolit dari logam yang anodik [7].

Gambar 3.1 Prinsip proteksi katodik dengan anoda korban

Gambar 3.2 Deret volta

Untuk memastikan apakah proteksi katodik yang diaplikasikan sesuai dengan


prinsip kerjanya, diperlukan suatu metode dan kriteria penilaian. Pengendalian korosi
eksternal dapat dicapai pada berbagai tingkatan polarisasi katodik bergantung kondisi
lingkungan yang dihadapi.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 28


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

Pengendalian korosi dengan jalan memperlakukan struktur yang diproteksi


sebagai katoda dalam suatu sel elektrokimia (NACE RP 0169-92). Dilakukan dengan
cara mengalirkan arus proteksi dan elektron ke logam yang akan diproteksi, sehingga
potensial logam turun ke kondisi immune. Ketiga kriteria utama proteksi katodik pada
pipa baja atau besi tuang yang terpendam dalam tanah atau terbenam dalam air menurut
NACE Standard adalah:
1. -850 mV (CSE) terhadap proteksi katodik yang diaplikasikan, potensial ini dapat
di ukur dengan anoda pembanding Cu-CuSO4.
2. Potensial polarisasi -850 mV terhadap CSE (Cupper Saturated Electrode).
3. Polarisasi maksimal -1700 mV.
Berdasarkan NACE (National Association of Corrosion Engineers), dimana
angka proteksi terbesar adalah 1700 mV, CSE jika melebihi dari ketentuan tersebut
dikhawatirkan kondisi coating akan rusak karena over proteksi dan angka proteksi
terendah adalah 850 mV, CSE jika proteksi diukur mendapat angka tersebut maka pipa
baja tidak mendapat proteksi yang maksimal dan korosi akan mudah menyerang pipa
baja. Apabila percobaan perancangan proteksi katodik dengan anoda korban memenuhi
kriteria standar NACE maka dianggap berhasil [8].
Sistem anoda korban secara umum digunakan untuk melindungi struktur dimana
kebutuhan arus proteksinya kecil dan resistivitas tanah rendah. Di samping itu sistem
ini juga digunakan untuk keperluan dan kondisi yang lebih spesifik seperti:
1. Untuk memproteksi struktur dimana sumber listrik tidak tersedia.
2. Memproteksi struktur yang kebutuhan arusnya relatif kecil, yang jika ditinjau dari
segi ekonomi akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem arus
tanding.
3. Untuk memproteksi pipa yang dicoating dengan baik, sehingga kebutuhan arus
proteksi relatif kecil.
4. Untuk memperoteksi sementara selama kontruksi pipa hingga sistem arus tanding
terpasang.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 29


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

5. Untuk memperoteksi pipa bawah laut, yang biasanya menggunakan bracelet


anode dengan cara ditempelkan pada pipa yang di coating.
Ada beberapa keuntungan yang diperolah jika menggunakan sistem anoda
korban diantaranya:
1. Tidak memerlukan arus tambahan dari luar, karena arus proteksi berasal dari
anodanya itu sendiri.
2. Pemasangan dilapangan relatif lebih sederhana.
3. Perawatannya mudah.
4. Ditinjau dari segi biaya, sistem ini lebih murah dibanding sistem arus tanding.
5. Kemungkinan menimbulkan efek interferensi kecil.
6. Kebutuhan material untuk sitem anoda korban relatif sedikit yaitu anoda, kabel
dan test box.
Kelemahan proteksi katodik dengan anoda korban dibandingkan dengan sistem
arus tanding adalah driving voltage dari sistem ini relatif rendah karena arus proteksi
hanya terjadi dari reaksi galvanis material itu sendiri sehingga sistem ini hanya dapat
digunakan untuk memproteksi struktur yang arus proteksinya relatif kecil dan
resistivitas lingkungan rendah. Karena kondisi yang demikian itu, sistem ini akan
menjadi kurang ekonomis jika dipakai untuk keperluan memproteksi struktur yang
relatif besar. Kemampuan untuk mengontrol variabel efek arus sesat terhadap struktur
yang diproteksi relatif kecil [7].

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 30


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

3.3 Metodologi Praktikum


3.3.1 Skema Proses
A. Persiapan Permukaan Logam dan Aplikasi Coating
Siapkan Alat dan Bahan

Bersihkan Pipa dan Storage Tank Menggunakan Power Tools

Timbang dan Ukur Dimensi Pipa dan Storage Tank

Siapkan Campuran Epoxy dan Campuran Cat

Persiapkan Kompresor dan Spray Gun

Catat Kondisi Temperatur Udara, Humiditas, dan Temperatur


Permukaan Pipa dan Storage Tank

Aplikasikan Campuan Epoxy dengan Merata Lalu Keringkan

Proses Aplikasi Painting Lalu Keringkan

Bersihkan Peralatan yang Telah digunakan

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 3.3 Skema proses persiapan permukaan logam dan aplikasi coating

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 31


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

B. Visual Inspeksi, Uji Kelupas, dan Pengukuran Ketebalan Coating


Siapkan Alat dan Bahan

Lakukan Pengamatan Kondisi Visual

Lakukan Uji Kelupas

Lakukan Proses Pengukuran DFT

Bersihkan Peralatan yang Telah digunakan

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 3.4 Skema proses visual inspeksi, uji kelupas, dan pengukuran ketebalan coating

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 32


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

C. Pengendalian Korosi dengan Metode Proteksi Katodik – Anoda Korban


(Pipa)
Siapkan Alat dan Bahan

Buat Lubang Sedalam 20 cm pada Tanah

Bersihkan Bagian Coating Pipa Menggunakan Power Tools

Sambungkan Kabel pada Pipa

Hitung Kebutuhan Anoda

Timbang Anoda Sesuai Kebutuhan

Sambungkan Kabel pada Anoda

Pasang Instalasi Pipa di Lingkungan Tanah

Ukur Potensial Pipa dan Anoda Selama 7 x 24 Jam

Lakukan Pencatatan, Pengambilan Gambar, dan Amati Perubahan

Timbang dan Catat Berat Logam Anoda dan Pipa

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 3.5 Skema proses pengendalian korosi dengan metode proteksi katodik – anoda
korban (pipa)

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 33


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

D. Pengendalian Korosi dengan Metode Proteksi Katodik – Anoda Korban


(Storage Tank)
Siapkan Alat dan Bahan

Buat Lubang Sedalam 50 cm pada Tanah

Bersihkan Bagian Coating Storage Tank Menggunakan Power Tools

Sambungkan Kabel pada Storage Tank

Hitung Kebutuhan Anoda dan Timbang Anoda Sesuai Kebutuhan

Sambungkan Kabel pada Anoda

Pasang Instalasi Storage Tank di Lingkungan Tanah

Ukur Potensial Storag Tank dan Anoda Selama 7 x 24 Jam

Lakukan Pencatatan, Pengambilan Gambar, dan Amati Perubahan

Timbang dan Catat Berat Logam Anoda dan Pipa

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 3.6 Skema proses pengendalian korosi dengan metode proteksi katodik – anoda
korban (storage tank)

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 34


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

3.3.2 Penjelasan Skema Proses


A. Persiapan Permukaan Logam dan Aplikasi Coating
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan terlebih dahulu.
2. Pipa dan storage tank dibersihkan menggunakan power tools yaitu gerinda
dan amplas AA 80 mesh.
3. Pipa dan storage tank ditimbang dan diukur dimensinya yang berupa
panjang, diameter, dan ketebalan.
4. Campuran epoxy disiapkan dengan mencampurkan campuran pertama (1
hardener : 5 epoxy) menjadi campuran kedua (1 thinner : 4 campuran
pertama). Campuran cat disiapkan dengan mencampurkan hardener,
thinner, dan coat menggunakan perbandingan 1:3:5.
5. Kompresor dan spray gun disiapkan dengan mengisi tangka dengan
campuran epoxy terlebih dahulu.
6. Kondisi temperatur udara, humiditas, dan temperatur permukaan pipa baja
dicatat.
7. Campuran epoxy diaplikasikan secara merata kemudian ditunggu hingga
kering.
8. Setelah lapisan epoxy kering, campuran cat diaplikasikan secara merata
kemudian ditunggu hingga kering.
9. Peralatan yang telah selesai digunakan dibersihkan kembali.
10. Seluruh kegiatan praktikum yang telah dilakukan dianalisa dan dibahas.
11. Diberikan kesimpulan dan saran dari seluruh kegiatan praktikum.

B. Visual Inspeksi, Uji Kelupas, dan Pengukuran Ketebalan Coating


1. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan terlebih dahulu.
2. Kondisi pipa dan storage tank diamati secara visual dan dilakukan
pengambilan gambar lalu didefinisikan jenis cacat yang ditemukan.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 35


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

3. Bagian dari pipa dan storage tank dilakukan uji kelupas dengan membentuk
bidang 4 x 4 cm kemudian digores menggunakan cutter dilanjutkan dengan
memasangkan tape pada bagian yang diuji lalu ditarik dengan kuat.
4. Dibagian pipa yang lainnya, ketebalan dari hasil coating diukur
menggunakan DFT dengan cara menekan alat secara perlahan kemudian
dicatat angka yang muncul pada layar DFT gauge. Begitu pula untuk storage
tank.
5. Peralatan yang telah selesai digunakan dibersihkan kembali.
6. Seluruh kegiatan praktikum yang telah dilakukan dianalisa dan dibahas.
7. Diberikan kesimpulan dan saran dari seluruh kegiatan praktikum.

C. Pengendalian Korosi dengan Metode Proteksi Katodik – Anoda Korban


(Pipa)
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan terlebih dahulu.
2. Tanah untuk instalasi dibuat lubang sedalam 30 cm.
3. Bagian coating pipa dibersihkan menggunakan power tools amplas AA 80
mesh.
4. Kabel sepanjang 1,5 m disambungkan ke pipa menggunakan solder.
5. Anoda korban yang dibutuhkan dihitung terlebih dahulu.
6. Anoda korban ditimbang sesuai dengan kebutuhan dari hasil perhitungan.
7. Kabel sepanjang 1,5 m disambungkan ke anoda korban menggunakan
solder.
8. Instalasi pipa tersebut dipasangkan dilingkungan tanah yang telah disiapkan
dan diukur resistivitasnya.
9. Potensial pipa dan anoda korban diukur menggunakan multimeter digital dan
elektroda referensi CSE (Cu/CuSO4) selama 7 x 24 jam.
10. Setiap perubahan yang terjadi diambil gambarnya dan dicatat.
11. Berat logam anoda dan pipa setelah proses ditimbang dan dicatat.
12. Seluruh kegiatan praktikum yang telah dilakukan dianalisa dan dibahas.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 36


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

13. Diberikan kesimpulan dan saran dari seluruh kegiatan praktikum.

D. Pengendalian Korosi dengan Metode Proteksi Katodik – Anoda Korban


(Storage Tank)
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan terlebih dahulu.
2. Tanah untuk instalasi dibuat lubang sedalam 50 cm.
3. Bagian coating storage tank dibersihkan menggunakan power tools amplas
AA 80 mesh.
4. Kabel sepanjang 1,5 m disambungkan ke storage tank menggunakan solder.
5. Anoda korban yang dibutuhkan dihitung terlebih dahulu dan anoda korban
ditimbang sesuai dengan kebutuhan dari hasil perhitungan.
6. Kabel sepanjang 1,5 m disambungkan ke anoda korban menggunakan
solder.
7. Instalasi storage tank tersebut dipasangkan dilingkungan tanah yang telah
disiapkan dan diukur resistivitasnya.
8. Potensial storage tank dan anoda korban diukur menggunakan multimeter
digital dan elektroda referensi CSE (Cu/CuSO4) selama 7 x 24 jam.
9. Setiap perubahan yang terjadi diambil gambarnya dan dicatat.
10. Berat logam anoda dan storage tank setelah proses ditimbang dan dicatat.
11. Seluruh kegiatan praktikum yang telah dilakukan dianalisa dan dibahas.
12. Diberikan kesimpulan dan saran dari seluruh kegiatan praktikum.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 37


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

3.3.3 Gambar Proses


A. Persiapan Permukaan Logam dan Aplikasi Coating

Bersihkan Permukaan Pipa dan Ukur Dmensi dan Timbang Pipa


Storage Tank dengan Power dan Storage Tank
Tools

Isi Tangki dengan Campuran Siapkan Campuran Epoxy dan


Epoxy Terlebih Dahulu Campuran Cat

Aplikasikan Campuran Epoxy Setelah Lapisan Epoxy Kering,


dengan Menggunakan Spray Aplikasikan Campuran Cat
Gun Secara Merata Secara Merata

Gambar 3.7 Proses persiapan permukaan logam dan aplikasi coating

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 38


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

B. Visual Inspeksi, Uji Kelupas, dan Pengukuran Ketebalan Coating

Bersihkan Permukaan Pipa


Ukur Dmensi dan Timbang Pipa
dengan Power Tools
Lakukan Pengamatan Secara
Lakukan Uji Kelupas
Visual

Setelah Lapisan Epoxy Kering,


Aplikasikan Campuran Cat
Secara Merata

Gambar 3.8 Proses visual inspeksi, uji kelupas, dan pengukuran ketebalan coating

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 39


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

C. Pengendalian Korosi dengan Metode Proteksi Katodik – Anoda Korban


(Pipa)

Buat Lubang dengan Kedalaman Bersihkan Bagian Coating Pipa


± 20 cm pada Tanah Tempat Menggunakan Power Tools
Instalasi

Sambungkan Kabel 1,5 m pada Hitung dan Timbang Anoda


Pipa Menggunakan Solder Korban Sesuai Kebutuhan

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 40


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

Sambungkan Kabel 1,5 m pada


Lakukan Instalasi Pipa
Anoda Korban Menggunakan
Solder

Ukur Potensial Pipa dan Anoda Berat Pipa dan Logam Anoda
Selama 7 x 24 Jam Setelah Intsalasi Ditimbang dan
Dicatat

Gambar 3.9 Proses pengendalian korosi dengan metode proteksi katodik – anoda korban (pipa)

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 41


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

D. Pengendalian Korosi dengan Metode Proteksi Katodik – Anoda Korban


(Storage Tank)

Buat Lubang dengan Kedalaman Bersihkan Bagian Coating


± 50 cm pada Tanah Tempat Storage Tank Menggunakan
Instalasi Power Tools

Sambungkan Kabel 1,5 m pada Hitung dan Timbang Anoda


Storage Tank Menggunakan Sesuai Kebutuhan Kemudian
Solder Lilitkan pada Kabel 1,5 m

Instalasi Storage Tank Kemudian Berat Storage Tank dan Logam


Ukur Potensial Storage Tank dan Anoda Setelah Intsalasi
Anoda Selama 7 x 24 Jam Ditimbang dan Dicatat

Gambar 3.10 Proses pengendalian korosi dengan metode proteksi katodik – anoda korban
(storage tank)

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 42


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
1. Gerinda Tangan : 1 buah
2. Timbangan : 1 buah
3. Alat Ukur Temperatur dan Humiditas Udara : 1 buah
4. Kompresor : 1 buah
5. Gravity Spray Gun : 1 buah
6. DFT gauge : 1 buah
7. Cutter : 1 buah
8. Penggaris Stainless : 1 buah
9. Kamera : 1 buah
10. Elektroda Referensi CSE (Cu/CuSO4) : 1 buah
11. Multimeter Digital : 1 buah
12. Solder : 1 buah
13. Cangkul : 1 buah
14. Tang : 1 buah

3.4.2 Bahan
1. Pipa diameter 2 inch : 1 buah
2. Epoxy Zinc Rich Primer : secukupnya
3. Hardener : secukupnya
4. Thinner : secukupnya
5. Cat : secukupnya
6. Amplas 80 mesh : secukupnya
7. Paper Tape : secukupnya
8. Anoda Korban Aluminium : 2,1 gram
9. Kabel NYY (2 x 1,5 mm) : 1,5 meter
10. PVC Test Box 3 inch : 1 buah
11. Kabel Joint : 1 buah

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 43


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

12. Kawat Timah : 1 buah

3.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data


3.5.1 Pengumpulan Data
1. Sketsa Struktur Pipa Beserta Ukuran

Gambar 3.11 Stuktur pipa

2. Sketsa Struktur Storage Tank

Gambar 3.12 Struktur storage tank

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 44


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

3. Foto Struktur Pipa dan Storage Tank Sebelum Instalasi Proteksi Katodik

Gambar 3.13 Struktur pipa sebelum instalasi

Gambar 3.14 Struktur storage tank sebelum instalasi

4. Spesifikasi Pipa Awal


Tabel 3.1 Data pengamatan spesifikasi pipa awal
Dimensi (m)
Berat, W1
Struktur Diameter Diameter
(g) Panjang
Internal Eksternal
1035 0,053 0,057 0,52
Pipa Baja Jenis Coating Ketebalan Coating (m)
Epoxy + Painting 1,3 x 10-4

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 45


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

5. Desain Sistem Proteksi Katodik


Tabel 3.2 Data desain sistem proteksi katodik pipa
Struktur Pipa Baja
Luas (m2) 0,093
Jenis Anoda yang Digunakan Aluminium (Al)
Jenis Backfill, %Komposisi -
Resistivitas Tanah Rata-Rata
823
(Ohm.m)
Current Density, Ic (A/m2) 0,3 x 10-3
Lama Waktu Proteksi, tf (years) 10
Coating Breakdown Factors, Fc
1,1
(DNV-RP-B401)
Faktor Utilitas, u 0,85
Kapasitas Anoda (mAh/g) 1500
Kebutuhan Arus Proteksi, Icm (A) 3,06 x 10-5
Kebutuhan Anoda, Ma (gram) 2,1

6. Lokasi

Gambar 3.15 Lokasi instalasi pipa dan storage tank

7. Kalkulasi Kebutuhan Backfill


Rancangan proteksi katodik ini tidak menggunakan backfill.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 46


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

8. Kondisi Akhir Pipa (Setelah 7 Hari Pengamatan)

9. Spesifikasi Storage Tank Awal


Tabel 3.4 Data Pengamatan spesifikasi storage tank awal
Berat, W1 Dimensi (m)
Struktur
(g) Diameter Eksternal Panjang
2350 0,1595 0,303
Storage
Jenis Coating Ketebalan Coating (m)
Tank
Epoxy + Painting 0,55 x 10-3

10. Desain Sistem Proteksi Katodik


Tabel 3.5 Data desain sistem proteksi katodik storage tank
Struktur Storage Tank
Luas (m2) 0,1787
Jenis Anoda yang Digunakan Magnesium (Mg)
Jenis Backfill, %Komposisi -
Resistivitas Tanah Rata-Rata 823
(Ohm.m)
Current Density, Ic (A/m2) 1
Lama Waktu Proteksi, tf (years) 10
Coating Breakdown Factors, Fc
1,1
(DNV-RP-B401)
Faktor Utilitas, u 0,85
Kapasitas Anoda (mAh/g) 1200
Kebutuhan Arus Proteksi, Icm (A) 0,00019657
Kebutuhan Anoda, Ma (gram) 16,88

11. Kalkulasi Kebutuhan Backfill


Rancangan proteksi katodik ini tidak menggunakan backfill.

12. Kondisi Akhir Storage Tank (Setelah 7 Hari Pengamatan)

13. Foto Struktur Pipa dan Storage Tank Setelah Instalasi Proteksi Katodik

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 47


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

Gambar 3.16 Struktur pipa setelah instalasi proteksi katodik

Gambar 3.17 Struktur storage tank setelah instalasi proteksi katodik

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 48


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

14. Hasil Pengukuran Potensial Pipa (Dilakukan Selama 7 x 24 Jam) dengan


Multimeter Digital dan CSE
Tabel 3.7 Hasil pengukuran potensial pipa
Jam Potensial (mV)
No. Tanggal
Pengecekan Proteksi Anoda
1. 6 Mei 2019 13.00 -1069 -1071
2. 7 Mei 2019 13.00 -684 -653
3. 8 Mei 2019 13.00 -889 -833
4. 9 Mei 2019 13.00 -573,4 -542,0
5. 10 Mei 2019 13.00 -578,1 -596,6
6. 11 Mei 2019 13.00 -727 -729
7. 12 Mei 2019 13.00 -514,9 -590,8

15. Hasil Pengukuran Potensial Storage Tank (Dilakukan Selama 7 x 24 Jam) dengan
Multimeter Digital dan CSE
Tabel 3.8 Hasil pengukuran potensial storage tank
Jam Potensial (mV)
No. Tanggal
Pengecekan Proteksi Anoda
1. 6 Mei 2019 13.00 -428,1 -546,2
2. 7 Mei 2019 13.00 -375,0 -575,9
3. 8 Mei 2019 13.00 -657 -623
4. 9 Mei 2019 13.00 -437,4 -392,1
5. 10 Mei 2019 13.00 -638 -664
6. 11 Mei 2019 13.00 -610 -583,2
7. 12 Mei 2019 13.00 -354,9 -575,9

3.5.2 Pengolahan Data


Data Perhitungan Pipa
1. Luas Permukaan
Diketahui : reksternal = 0,0285 m
l = 0,52 m
Ditanyakan : Ac?
Jawab : Ac = 2π reksternal x l
= 2 x 3,14 x 0,0285 x 0,52
= 0,093 m2

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 49


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

2. Coating Breakdown Factors


Diketahui : A = 0,10
B = 0,10
t = 10
Ditanyakan : Fc?
Jawab : Fc = A + (B x t)
= 0,10 + (0,10 x 10)
= 1,1

3. Kebutuhan Arus Proteksi


Diketahui : Ac = 0,093 m2
ic = 0,3 x 10-3 A/ m2
Fc = 1,1
Ditanyakan : Icm?
Jawab : Icm = Ac x ic x Fc
= 0,093 x 0,3 x 10-3 x 1,1
= 3,06 x 10-5 A

4. Kebutuhan Anoda
Diketahui : Icm = 3,06 x 10-5 A
tf = 10 tahun
u = 0,85
Ԑ = 1500 Ah/kg
Ditanyakan : Ma?
Icm x tf x 8760
Jawab : Ma =
uxε
3,06 x 10-5 x 10 x 8760
=
0,85 x 1500

= 2,10 x 10-3 kg
= 2,1 gram
Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 50
BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

5. Konversi CSE ke Hidrogen


a. Potensial Anoda
Hari 1
Diketahui : V (pengukuran) = -1,069 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) - V (standar)
= (-1,069) - 0,316
= -1,385 V

Hari 2
Diketahui : V (pengukuran) = -0,653 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) - V (standar)
= (-0,653) – 0,316
= -0,969 V

Hari 3
Diketahui : V (pengukuran) = -0,833 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,833) – 0,316
= -1,149 V

Hari 4
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5420 V

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 51


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5420) – 0,316
= -0,858 V

Hari 5
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5966 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5966) – 0,316
= -0,9126 V

Hari 6
Diketahui : V (pengukuran) = -0,729 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,729) – 0,316
= -1,045 V

Hari 7
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5908 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5908) – 0,316
= -0,9068 V

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 52


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

b. Potensial Katoda
Hari 1
Diketahui : V (pengukuran) = -1,069 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-1,069) – 0,316
= -1,385 V

Hari 2
Diketahui : V (pengukuran) = -0,684 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,684) – 0,316
= -1,00 V

Hari 3
Diketahui : V (pengukuran) = -0,889 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,889) – 0,316
= -1,205 V

Hari 4
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5734 V
V (standar) = 0,316

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 53


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5734) – 0,316
= -0,8894 V

Hari 5
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5781 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5781) – 0,316
= -0,8941 V

Hari 6
Diketahui : V (pengukuran) = -0,727 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,727) – 0,316
= -1,043 V

Hari 7
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5146 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5146) – 0,316
= -0,8306 V

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 54


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

Data Perhitungan Storage Tank


1. Luas Permukaan
Diketahui : reksternal = 0,1595 m
t = 0,303 m
Ditanyakan : Ac?
Jawab : Ac = 2πr2 + 2πh
= (2 x 3,14 x 0,15952) + (2 x 3,14 x 0,303)
= 0,1787 m2

2. Coating Breakdown Factors


Diketahui : A = 0,10
B = 0,10
t = 10
Ditanyakan : Fc?
Jawab : Fc = A + (B x t)
= 0,10 + (0,10 x 10)
= 1,1

3. Kebutuhan Arus Proteksi


Diketahui : Ac = 0,1787 m2
ic = 1 A/ m2
Fc = 1,1
Ditanyakan : Icm?
Jawab : Icm = Ac x ic x Fc
= 0,1787 x 1 x 1,1
= 0,19657 A

4. Kebutuhan Anoda
Diketahui : Icm = 0,00019657 A

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 55


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

tf = 10 tahun
u = 0,85
Ԑ = 1200 Ah/kg
Ditanyakan : Ma?
Icm x tf x 8760
Jawab : Ma =
uxε
0,00019657 x 10 x 8760
=
0,85 x 1200

= 0,0168 kg
= 16,8 gram

5. Konversi CSE ke Hidrogen


a. Potensial Anoda
Hari 1
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5462 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5462) – 0,316
= -0,8622 V

Hari 2
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5759 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5759) – 0,316
= -0,8919 V

Hari 3
Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 56
BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

Diketahui : V (pengukuran) = -0,623 V


V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,623) – 0,316
= -0,939 V

Hari 4
Diketahui : V (pengukuran) = -0,3921 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,3921) – 0,316
= -0,7081 V

Hari 5
Diketahui : V (pengukuran) = -0,664 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,664) – 0,316
= -0,980 V

Hari 6
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5832 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5832) – 0,316

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 57


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

= -0,8992 V

Hari 7
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5759 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5759) – 0,316
= -0,8919 V

b. Potensial Katoda
Hari 1
Diketahui : V (pengukuran) = -0,4281 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,4281) – 0,316
= -0,7441 V

Hari 2
Diketahui : V (pengukuran) = -0,3750 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,3750) – 0,316
= -0,691 V

Hari 3
Diketahui : V (pengukuran) = -0,657 V

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 58


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,657) – 0,316
= -0,973 V

Hari 4
Diketahui : V (pengukuran) = -0,4374 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,4374) – 0,316
= -0,7533 V

Hari 5
Diketahui : V (pengukuran) = -0,638 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,638) – 0,316
= -0,954 V

Hari 6
Diketahui : V (pengukuran) = -0,610 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,610) – 0,316
= -0,926 V

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 59


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

Hari 7
Diketahui : V (pengukuran) = -0,3549 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,3549) – 0,316
= -0,6709 V

6. Grafik Potensial Pipa Selama 7 Hari


0
Hari keHari keHari keHari keHari keHari keHari ke
-200 1 2 3 4 5 6 7
-400
batas atas
-600
-800 batas bawah
-1000
potensial hasil
-1200
pengamatan
-1400
-1600
-1800
Gambar 3.18 Grafik Potensial Pipa

7. Grafik Potensial Storage Tank Selama 7 Hari

Gambar 3.18 Grafik Potensial Storage Tank

3.6 Analisa dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini digunakan dua benda untuk dilakukan proteksi SACP
yaitu pipa baja dan storage tank. Kedua benda tersebut dilakukan persiapan permukaan
terlebih dahulu sebelum dilakukan coating. Proses persiapan permukaan berfungsi
untuk membersihkan stuktur dari kotoran yang menempel baik itu oksida ataupun
Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 60
BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

pengotor lainnya. Proses dilakukan menggunakan power tools hingga seluruh kondisi
permukaan telah bersih dari oksida. Pada saat proses pembersihan banyak terdapat
bagian dari stuktur yang tidak rata sehingga sulit dibersihkan. Proses ini akan lebih
mudah apabila dilakukan menggunakan proses blasting selain lebih cepat, proses
tersebut dapat menimbulkan kekasaran pada stuktur yang dapat meningkatkan daya
lekat pelapis pada struktur.
Setelah proses persiapan permukaan kedua struktur dicoating menggunakan
epoxy dan painting berwarna merah. Pada umumnya cat yang digunakan untuk proses
painting memiliki ketentuan atau arti dari setiap warna tergantung aplikasi dari struktur
itu sendiri dapat pula dikatakan sebagai identitas. Sebelum dilakukan penyemprotan
lapisan coating, persiapkan terlebih dahulu campuran coating sesuai dengan
perbandingan. Takaran yang tidak sesuai dapat menimbulkan hasil yang kurang baik
dari lapisan dapat berupa lapisan epoxy yang tidak dapat diam ditempat akibat terlalu
cair ataupun warna cat yang memudar akibat kekurangan pigmen warna. Selain itu
perlu juga mempersiapkan spray gun dan kompresor yang digunakan. Kedua alat
tersebut dipasangkan kemudian tangka dari spray gun diisi air biasa untuk mencoba
apakah tekanan dari kompresor telah cukup untuk melakukan proses penyemprotan
lapisan coating atau belum.
Lapisan yang disemprotkan terlabih dahulu ialah lapisan epoxy karena lapisan
inilah yang nantinya memproteksi struktur dari korosi. Pada saat penyemprotan harus
diperhatikan kondisi kelembaban ruangan agar tidak adanya uap air yang tinggal atau
ikut tersemprot kepermukaan struktur. Selain itu pula penyemprotan harus dilakukan
searah agar hasilnya bagus dan tidak menimbulkan cacat permukaan. Proses
penyemprotan pula harus memperhatikan jarak, tidak boleh terlalu dekat ataupun
terlalu jauh. Kondisi ini dapat pula menimbulkan berbagai cacat ataupun kondisi
lapisan yang lama kering karena terlalu tebal.
Setelah lapisan epoxy kering, dilakukanlah proses painting. Painting dilakukan
terakhir karena warna dari cat dapat berfungsi sebagai dekoratif struktur dan sebagai
identitas dari struktur. Hal yang perlu diperhatikan tidak jauh berbeda dengan proses

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 61


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

pengaplikasian lapisan epoxy. Setelah kedua lapisan benar-benar kering, dilakukan


inspeksi dari hasil proses coating tersebut. Ada visual inspeksi, uji kelupas dengan
metoda A dan B dan adanya pengukuran ketebalan coating pada struktur. Pengukuran
ketebalan hasil coating nantinya akan berfungsi pada saat pengukuran coating
breakdown factors untuk keperluan anoda korban yang digunakan pada proteksi
katodik. Selain ketebalan coating ukuran dimensi struktur pun diukur terlebih dahulu
karena luas permukaannya akan mempengaruhi anoda korban yang dibutuhkan.
Sebelum pipa dan storage tank di instalasi proteksi katodik, diperlukan
perhitungan mengenai anoda korban yang dibutuhkan. Sebelum menghitung
kebutuhan arusnya, dihitung terlabih dahulu coating breakdown factors. Sesuai dengan
ketebalan coating rata-rata yang dimiliki yaitu 1,3 x 10-4 m untuk pipa dan 0,55 x 10-3
m untuk storage tank menurut standard DNV-RP-B401 nilai yang didapatkan
menggunakan konstanta pada faktor 1 yaitu dengan konstanta A=0,10 dan B=0,10 pada
kondisi instalasi di lingkungan tanah.
Hasil rata-rata nilai resistivitas tanah yang diukur sebelumnya yaitu 823 Ω-m
memiliki tetapan arus 0,3 x 10-3 mA/m2 berdasarkan standard yang ada. Setelah
mengetahui nilai-nilai yang harus sesuai dengan standard dihitunglah kebutuhan anoda
korban aluminium yang digunakan untuk pipa sebesar 2,1 gram dan magnesium yang
digunakan untuk storage tank sebesar 16,88 gram untuk desain lifetime 10 tahun.
Anoda sebaiknya dilindungi dengan menggunakan backfill. Backfill dapat
berfungsi untuk mencegah anoda berkontak langsung dengan tanah yang dapat
memungkinkan terjadinya korosi pada anoda.
Anoda dan struktur dikoneksikan menggunakan kabel NYY menggunakan solder.
Hal ini kurang efektif karena penggunaan kawat timah yang cukup boros akibat kawat
dari kabel yang sulit disambungkan dengan anoda ataupun stuktur sehingga prosesnya
pun memakan banyak waktu. Proses akan lebih efektif apabila mengunakan asphalt
enamel tape yang nantinya dipanaskan menggunakan heat gun sehingga melekatkan
kawat tambaga dengan anoda ataupun struktur dengan kuat. Apabila pada storage tank
dilakukan pengeboran bagian struktur untuk menyambungkan kawat tembaga dari

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 62


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

kabel. Setelah semua tersambung dilakukanlah instalasi struktur tersebut dengan


menyimpannya didalam tanah yang telah disiapkan.
Proses dilakukan selama 7 hari dan dilakukan pengecekan potensial di setiap
harinya. Dari data yang didapatkan potensial dari anoda maupun katoda (struktur) tidak
konstan atau mengalami naik turun. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan
yang tidak menentu karena terjadinya hujan selama beberapa hari. Namun dari data
yang dihasilkan potensial yang dimiliki struktur mengalami penurunan dan berada
didaerah immune. Hal ini menunjukkan bahwa struktur tersebut tidak terproteksi dan
tidak mengalami over protection karena tidak melebihi -1700 mV, berdasarkan NACE
Standard RP 0169 over protection dapat menyebabkan lapisan coating rusak. Struktur
dapat terproteksi dengan baik karena telah dilakukan double protection yaitu proteksi
dari proses coating dan dari anoda korban aluminium untuk pipa dan magnesium untuk
storage tank.
Setelah 7 hari pada hari ke 9 struktur dibongkar dari dalam tanah untuk melihat
kondisinya secara visual. Pada pipa, cat yang melapisinya telah sedikit lumtur
dibeberapa bagian hal ini dapat disebabkan oleh takaran komponen campuran cat yang
kurang tepat ataupun proses pengecatan yang masih kurang baik.

3.7 Kesimpulan dan Saran


3.7.1 Kesimpulan (tambahkan kesimpulan pengukuran data)
1. Persiapan permukaan logam dapat dilakukan dengan menggunakan power
tools. Pengaplikasian coating dapat dilakukan menggunakan spray gun dan
hasilnya akan maksimal apabila campuran coating sesuai takarannya dan
proses pengaplikasian tidak terlalu tebal ataupun tipis.
2. Proses pengukuran dan pengamatan kondisi visual holiday dan dry film
thickness dilakukan untuk menentukan coating breakdown factors yang
akan dipakai.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 63


BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN

3. Pengendalian korosi dalam lingkungan tanah dengan metode anoda korban


berarti menyuplai elektron dari anoda ke katoda (struktur yang dilindungi)
sehingga struktur tetap dalam keadaan stabil.
4. Perancangan proteksi ketodik dengan metode anoda korban (sacrificial
anode) dalam lingkungan tanah dilakukan dengan mengetahui luas
permukaan benda yang dilindungi, tetapan arus yang digunakan berdasarkan
ketebalan lapisan coating, menghitung coating breakdown factors yang
digunakan, dan menghitung kebutuhan anoda korban yang dibutuhkan untuk
melindungi struktur.
5. Ketebalan coating rata-rata yang dimiliki yaitu 1,3 x 10-4 m untuk pipa dan
0,55 x 10-3 m untuk storage tank menurut standard DNV-RP-B401 nilai
yang didapatkan menggunakan konstanta pada faktor 1 yaitu dengan
konstanta A=0,10 dan B=0,10 pada kondisi instalasi di lingkungan tanah.
6. Kebutuhan anoda korban aluminium yang digunakan untuk pipa sebesar 2,1
gram dan magnesium yang digunakan untuk storage tank sebesar 16,88
gram untuk desain lifetime 10 tahun
7. Pengendalian korosi proteksi katodik dengan metode anoda korban
dipengaruhi oleh kondisi benda yang dilindungi, kondisi lingkungan,
pemilihan anoda korban, dan kebutuhan anoda korban yang sesuai.
8. Berdasarkan grafik potensialnya, pipa dan storage tank berada pada daerah
immun namun berdasarkan standar NACE RP-0169 tidak terproteksi.

3.7.2 Saran
1. Gunakan metode pembersihan blasting untuk hasil yang maksimal terutama
untuk pembersihan bagian yang sulit dijangkau oleh gerinda dan amplas.
2. Anoda dan katoda dikoneksikan pada kawat tembaga dari kabel
menggunakan asphalt enamel tape agar mempersingkat waktu pemasangan
atau menggunakan pengelasan termit.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 64

Anda mungkin juga menyukai