3.1 Tujuan
1. Mengetahui cara persiapan permukaan logam dan aplikasi coating sebelum
diproteksi katodik menggunakan anoda korban.
2. Mengetahui dan memahami parameter kondisi permukaan logam.
3. Mengetahui proses perlindungan logam dengan coating dan pencampuran
komponen bahan coating sebelum diproteksi katodik menggunakan anoda
korban.
4. Mengetahui cara visual inspeksi coating.
5. Mengetahui dan memahami metoda uji kelupas lapisan coating.
6. Mengetahui proses pengukuran dan pengamatan kondisi visual holiday dan
dry film thickness.
7. Mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi dalam
lingkungan tanah dengan metode anoda korban (sacrificial anode).
8. Mengetahui dan memahami rancangan proteksi ketodik dengan metode
anoda korban (sacrificial anode) dalam lingkungan tanah.
9. Mengetahui dan memahami cara menghitung kebutuhan anoda korban.
10. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian korosi proteksi
katodik dengan metode anoda korban.
24
BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN
jika relative humidity lebih besar dari 85% maka proses blasting tidak boleh
dilakukan karena tingkat kandungan uap air di udara terlalu besar yang akan
mengakibatkan uap air menempel pada permukaan material. Jika uap air
menempel pada permukaan material maka akan memicu proses karat pada
material. Proses pengukuran menggunakan alat spychrometer. Alat ini memiliki 2
termometer yang dinamakan dry bulb dan wet bulb. Dari pengukuran itulah nilai
dari dew point dan RH bisa di ketahui.
Coating merupakan bentuk pelapisan yang diterapkan pada permukaan suatu
benda kerja yang mana bisa berbentuk logam maupun kayu. Tujuan dari penerapan
lapisan bisa jadi sebagai dekoratif, fungsional, atau keduanya. Pelapisan terdiri dari 2
jenis, yaitu liquid coating dan concrete coating. Liquid coating biasanya berupa
painting (pengecatan), sedangkan concrete coating adalah pelapisan dengan
menggunakan beton. Cat adalah pelapis yang kebanyakan memiliki kegunaan ganda
untuk melindungi permukaan suatu benda. Selain berfungsi sebagai dekoratif,
pelapisan dengan menggunakan cat juga berfungsi sebagai media anti korosi yang
melindungi permukaan benda semacam pipa – pipa pada pabrik maupun pada badan
kapal. Pada umumnya coating mengandung empat bahan dasar, yaitu pengikat
(binder), zat pewarna (pigmen), pelarut (solvent), dan additif.
Bahan-bahan tersebut memiliki pengaruh penting terhadap sifat cat yang
dihasilkan. Untuk mendapatkan suatu cat yang memuaskan bila dilihat dari aspek
teknik, kesehatan, keselamatan, lingkungan serta ekonomi sangatlah sulit. Perubahan
kecil dalam komposisi cat dapat sangat mempengaruhi produk cat yang dihasilkan. Jika
ada penambahan zat atau bahan lain yang tidak direkomendasikan oleh pembuat cat
maka menyebabkan keseimbangan yang ada dalam cat akan terganggu sehingga dapat
mengakibatkan perubahan sifat yang juga dapat berujung pada kegagalan aplikasi cat
[5].
Teknologi perlindungan logam yang telah dikenal saat ini menawarkan solusi
yang lebih baik dalam usaha melawan korosi karena biaya yang harus dikeluarkan dan
penggunaan metode yang tersedia bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
Salah satunya adalah proteksi katodik ataupun proteksi anodik.
Proteksi anodik adalah metoda perlindungan logam terhadap korosi dengan cara
merubah potensial logam menjadi lebih positif. Metoda ini juga digunakan untuk
melindungi korosi internal pada tangki atau vessel, namun hanya efektif jika logam dan
lingkungan dapat membentuk lapisan pasif. Biaya instalasi, maintenance, dan power
yang cukup besar merupakan parameter yang harus dipertimbangkan ketika memilih
metoda ini.
Proteksi katodik merupakan metode pencegahan korosi pada logam dengan cara
logam yang ingin dilindungi dijadikan lebih bersifat katodik. Apabila dilakukan dengan
arus listrik dari power supply maka disebut arus tanding, dan jika dihubungkan dengan
logam lain disebut anoda korban.
Proteksi katodik sangat efektif untuk melindungi korosi eksternal pada pipa
saluran yang berada di bawah tanah atau dibawah air laut. Namun penggunaan metoda
ini dapat menimbulkan masalah baru yang harus dipertimbangkan, seperti arus sesat
(stray-current) yang justru dapat meningkatkan laju korosi pada logam lain di sekitar
logam yang dilindungi, melepuhnya permukaan logam (blistering), retak pada struktur,
rusaknya lapisan cat, dan apabila dilakukan pada alumunium maka dapat merusak
lapisan pasif.
Prinsip proteksi katodik sebenarnya sederhana, yaitu dengan cara
memperlakukan struktur logam yang diproteksi sebagai katoda, dengan jalan
mengalirkan arus listrik melalui elektrolit ke logam yang diproteksi. Atas dasar prinsip
inilah cara pengendalian korosi dengan teknik proteksi katodik.
Proteksi katodik merupakan salah satu metoda pengendalian korosi struktur baja
dalam lingkungan elektrolit dengan cara memperlakukan struktur logam sebagai
katoda. Metoda ini dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui
elektrolit ke logam sehingga potensial antarmuka logam-larutan elektrolit turun
menuju/mencapai daerah immunnya atau sampai nilai tertentu sehingga laju korosi
logam masih diperbolehkan/minimum [6].
Proteksi katodik dengan anoda korban atau dikenal juga dengan galvanic anode,
di mana cara kerja dan sumber arus yang digunakan berasal hanya dari reaksi galvanis
anoda itu sendiri. Prinsip dasar dari sistem anoda korban adalah hanya dengan cara
menciptakan sel elektrokimia galvanic dimana dua logam yang berbeda dihubungkan
secara elektris dan ditanam dalam elektrolit alam (tanah atau air). Dalam sel logam
yang berbeda tersebut, logam yang lebih reaktif akan menjadi anoda terhadap logam
yang kurang aktif dan terkonsumsi selama reaksi elektrokimia. Logam yang digunakan
untuk anoda korban dapat dilihat dalam deret volta. Logam yang kurang aktif
menerima proteksi katodik pada permukaannya karena adanya aliran arus melalui
elektrolit dari logam yang anodik [7].
Kesimpulan
Gambar 3.3 Skema proses persiapan permukaan logam dan aplikasi coating
Kesimpulan
Gambar 3.4 Skema proses visual inspeksi, uji kelupas, dan pengukuran ketebalan coating
Kesimpulan
Gambar 3.5 Skema proses pengendalian korosi dengan metode proteksi katodik – anoda
korban (pipa)
Kesimpulan
Gambar 3.6 Skema proses pengendalian korosi dengan metode proteksi katodik – anoda
korban (storage tank)
3. Bagian dari pipa dan storage tank dilakukan uji kelupas dengan membentuk
bidang 4 x 4 cm kemudian digores menggunakan cutter dilanjutkan dengan
memasangkan tape pada bagian yang diuji lalu ditarik dengan kuat.
4. Dibagian pipa yang lainnya, ketebalan dari hasil coating diukur
menggunakan DFT dengan cara menekan alat secara perlahan kemudian
dicatat angka yang muncul pada layar DFT gauge. Begitu pula untuk storage
tank.
5. Peralatan yang telah selesai digunakan dibersihkan kembali.
6. Seluruh kegiatan praktikum yang telah dilakukan dianalisa dan dibahas.
7. Diberikan kesimpulan dan saran dari seluruh kegiatan praktikum.
Gambar 3.8 Proses visual inspeksi, uji kelupas, dan pengukuran ketebalan coating
Ukur Potensial Pipa dan Anoda Berat Pipa dan Logam Anoda
Selama 7 x 24 Jam Setelah Intsalasi Ditimbang dan
Dicatat
Gambar 3.9 Proses pengendalian korosi dengan metode proteksi katodik – anoda korban (pipa)
Gambar 3.10 Proses pengendalian korosi dengan metode proteksi katodik – anoda korban
(storage tank)
3.4.2 Bahan
1. Pipa diameter 2 inch : 1 buah
2. Epoxy Zinc Rich Primer : secukupnya
3. Hardener : secukupnya
4. Thinner : secukupnya
5. Cat : secukupnya
6. Amplas 80 mesh : secukupnya
7. Paper Tape : secukupnya
8. Anoda Korban Aluminium : 2,1 gram
9. Kabel NYY (2 x 1,5 mm) : 1,5 meter
10. PVC Test Box 3 inch : 1 buah
11. Kabel Joint : 1 buah
3. Foto Struktur Pipa dan Storage Tank Sebelum Instalasi Proteksi Katodik
6. Lokasi
13. Foto Struktur Pipa dan Storage Tank Setelah Instalasi Proteksi Katodik
15. Hasil Pengukuran Potensial Storage Tank (Dilakukan Selama 7 x 24 Jam) dengan
Multimeter Digital dan CSE
Tabel 3.8 Hasil pengukuran potensial storage tank
Jam Potensial (mV)
No. Tanggal
Pengecekan Proteksi Anoda
1. 6 Mei 2019 13.00 -428,1 -546,2
2. 7 Mei 2019 13.00 -375,0 -575,9
3. 8 Mei 2019 13.00 -657 -623
4. 9 Mei 2019 13.00 -437,4 -392,1
5. 10 Mei 2019 13.00 -638 -664
6. 11 Mei 2019 13.00 -610 -583,2
7. 12 Mei 2019 13.00 -354,9 -575,9
4. Kebutuhan Anoda
Diketahui : Icm = 3,06 x 10-5 A
tf = 10 tahun
u = 0,85
Ԑ = 1500 Ah/kg
Ditanyakan : Ma?
Icm x tf x 8760
Jawab : Ma =
uxε
3,06 x 10-5 x 10 x 8760
=
0,85 x 1500
= 2,10 x 10-3 kg
= 2,1 gram
Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 50
BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN
Hari 2
Diketahui : V (pengukuran) = -0,653 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) - V (standar)
= (-0,653) – 0,316
= -0,969 V
Hari 3
Diketahui : V (pengukuran) = -0,833 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,833) – 0,316
= -1,149 V
Hari 4
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5420 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5420) – 0,316
= -0,858 V
Hari 5
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5966 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5966) – 0,316
= -0,9126 V
Hari 6
Diketahui : V (pengukuran) = -0,729 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,729) – 0,316
= -1,045 V
Hari 7
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5908 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5908) – 0,316
= -0,9068 V
b. Potensial Katoda
Hari 1
Diketahui : V (pengukuran) = -1,069 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-1,069) – 0,316
= -1,385 V
Hari 2
Diketahui : V (pengukuran) = -0,684 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,684) – 0,316
= -1,00 V
Hari 3
Diketahui : V (pengukuran) = -0,889 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,889) – 0,316
= -1,205 V
Hari 4
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5734 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5734) – 0,316
= -0,8894 V
Hari 5
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5781 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5781) – 0,316
= -0,8941 V
Hari 6
Diketahui : V (pengukuran) = -0,727 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,727) – 0,316
= -1,043 V
Hari 7
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5146 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5146) – 0,316
= -0,8306 V
4. Kebutuhan Anoda
Diketahui : Icm = 0,00019657 A
tf = 10 tahun
u = 0,85
Ԑ = 1200 Ah/kg
Ditanyakan : Ma?
Icm x tf x 8760
Jawab : Ma =
uxε
0,00019657 x 10 x 8760
=
0,85 x 1200
= 0,0168 kg
= 16,8 gram
Hari 2
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5759 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5759) – 0,316
= -0,8919 V
Hari 3
Laporan Akhir Praktikum Perlindungan Logam TA. 2019/2020 56
BAB III PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODE PROTEKSI
Kelompok 5
KATODIK – ANODA KORBAN
Hari 4
Diketahui : V (pengukuran) = -0,3921 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,3921) – 0,316
= -0,7081 V
Hari 5
Diketahui : V (pengukuran) = -0,664 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,664) – 0,316
= -0,980 V
Hari 6
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5832 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5832) – 0,316
= -0,8992 V
Hari 7
Diketahui : V (pengukuran) = -0,5759 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,5759) – 0,316
= -0,8919 V
b. Potensial Katoda
Hari 1
Diketahui : V (pengukuran) = -0,4281 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,4281) – 0,316
= -0,7441 V
Hari 2
Diketahui : V (pengukuran) = -0,3750 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,3750) – 0,316
= -0,691 V
Hari 3
Diketahui : V (pengukuran) = -0,657 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,657) – 0,316
= -0,973 V
Hari 4
Diketahui : V (pengukuran) = -0,4374 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,4374) – 0,316
= -0,7533 V
Hari 5
Diketahui : V (pengukuran) = -0,638 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,638) – 0,316
= -0,954 V
Hari 6
Diketahui : V (pengukuran) = -0,610 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,610) – 0,316
= -0,926 V
Hari 7
Diketahui : V (pengukuran) = -0,3549 V
V (standar) = 0,316
Ditanya : V (H)?
Jawab : V (H) = V (pengukuran) – V (standar)
= (-0,3549) – 0,316
= -0,6709 V
pengotor lainnya. Proses dilakukan menggunakan power tools hingga seluruh kondisi
permukaan telah bersih dari oksida. Pada saat proses pembersihan banyak terdapat
bagian dari stuktur yang tidak rata sehingga sulit dibersihkan. Proses ini akan lebih
mudah apabila dilakukan menggunakan proses blasting selain lebih cepat, proses
tersebut dapat menimbulkan kekasaran pada stuktur yang dapat meningkatkan daya
lekat pelapis pada struktur.
Setelah proses persiapan permukaan kedua struktur dicoating menggunakan
epoxy dan painting berwarna merah. Pada umumnya cat yang digunakan untuk proses
painting memiliki ketentuan atau arti dari setiap warna tergantung aplikasi dari struktur
itu sendiri dapat pula dikatakan sebagai identitas. Sebelum dilakukan penyemprotan
lapisan coating, persiapkan terlebih dahulu campuran coating sesuai dengan
perbandingan. Takaran yang tidak sesuai dapat menimbulkan hasil yang kurang baik
dari lapisan dapat berupa lapisan epoxy yang tidak dapat diam ditempat akibat terlalu
cair ataupun warna cat yang memudar akibat kekurangan pigmen warna. Selain itu
perlu juga mempersiapkan spray gun dan kompresor yang digunakan. Kedua alat
tersebut dipasangkan kemudian tangka dari spray gun diisi air biasa untuk mencoba
apakah tekanan dari kompresor telah cukup untuk melakukan proses penyemprotan
lapisan coating atau belum.
Lapisan yang disemprotkan terlabih dahulu ialah lapisan epoxy karena lapisan
inilah yang nantinya memproteksi struktur dari korosi. Pada saat penyemprotan harus
diperhatikan kondisi kelembaban ruangan agar tidak adanya uap air yang tinggal atau
ikut tersemprot kepermukaan struktur. Selain itu pula penyemprotan harus dilakukan
searah agar hasilnya bagus dan tidak menimbulkan cacat permukaan. Proses
penyemprotan pula harus memperhatikan jarak, tidak boleh terlalu dekat ataupun
terlalu jauh. Kondisi ini dapat pula menimbulkan berbagai cacat ataupun kondisi
lapisan yang lama kering karena terlalu tebal.
Setelah lapisan epoxy kering, dilakukanlah proses painting. Painting dilakukan
terakhir karena warna dari cat dapat berfungsi sebagai dekoratif struktur dan sebagai
identitas dari struktur. Hal yang perlu diperhatikan tidak jauh berbeda dengan proses
3.7.2 Saran
1. Gunakan metode pembersihan blasting untuk hasil yang maksimal terutama
untuk pembersihan bagian yang sulit dijangkau oleh gerinda dan amplas.
2. Anoda dan katoda dikoneksikan pada kawat tembaga dari kabel
menggunakan asphalt enamel tape agar mempersingkat waktu pemasangan
atau menggunakan pengelasan termit.