Anda di halaman 1dari 15

BAB III

PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN APLIKASI COATING

3.1 Tujuan
1. Mengetahui cara persiapan permukaan logam dan aplikasi coating.
2. Mengetahui dan memahami parameter kondisi permukaan logam.
3. Mengetahui proses perlindungan logam dengan coating dan pencampuran
komponen bahan coating.
3.2 Teori Dasar
Korosi merupakan hal yang sangat populer terjadi pada logam, akibat korosi
inilah banyak barang yang rusak dan tak layak dipakai. Sering kita dengr banyak
terjadi kecelakaan yang mengakibatkan puluhan ataupun ratusan orang meninggal
dunia akibat kapal tenggelam. Semuanya itu tak lain karena kebocoran kapal yang
disebabkan oleh proses korosi. Di dunia pipa, korosi juga sangat ditakuti, karena
akibat korosi inilah banyak terjadi kebocoran pipa gas atau pun yang lain. Untuk
mengatasi hal tersebut, maka di lakukan proses coating terhadap pipa baja.
Coating pipa banyak jenis dan macamnya. Diantaranya yaitu: Three Layer
Pholyethilen, FBE powder Coating, Cement Lining, Coating Coltar, Varnish,
Galvanis, Coating Tape dan Epoxy. Dalam pembahasan kali ini akan kita ungkap
tentang coating Epoxy, yang mana banyak diapplikasikan kepada kapal-kapal laut.
Epoxy adalah salah satu jenis dari Cat (paint). Epoxy ini juga banyak jenis dan
warnanya, diantaranya yaitu: Jotun, Sigma, Prima, Hempel dan Primacor.
Dalam applikasi kali ini, kita pilih applikasi epoxy pada media pipa baja,
dengan alasan dan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
1. Pipa baja merupakan barang yang mempunyai nilai komodity yang cukup
mahal, apalagi yang mempunyai specification dan standart material API
5L dengan Great yang tinggi.
2. Saya adalah salah satu Inspector Quality Control bidang coating di salah
satu perusahaan yang memproduksi pipa baja spiral dan melayani berbagai
jenis proses coating applikasi.
3. Akhir-akhir ini, permintaan pipa dengan coating epoxy cukup banyak
meningkat dari berbagai customer.

15
BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

4. Karena epoxy ini merupakan salah satu jenis dari cat, maka proses
applikasinya dapat kita terapkan pada proses pengecatan rumah tangga
ataupun barang-barang industri lain yang jenisnya berasal dari logam.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang painting, marilah kita ulas proses epoxy
dari tahap pertama sampai proses finishing.
A. Incoming Pipe
Incoming pipe yaitu proses penyiapan pipa agar dapat dilakukan proses
penyiapan permukaan pipa yang akan diapplikasi dengan epoxy. Pada proses
incoming pipe ini dilkukan inspeksi terhadap pipa agar permukaan pipa terbebas
dari cacat yang akhirnya akan mengganggu pada proses tahap berikutnya.
Diantara bentuk-bentuk cacat pada pipa diantaranya yaitu:
1. Porosity, yaitu cacat berbentuk lubang yang berdiameter sangat kecil,
tetapi cacat ini sangat berbahaya karena pipa bisa mengalami kebocoran.
Untuk mengatasi cacat ini harus dilakukan proses repair dengan welding
manual dan kemudian dilkukan proses gerinda untuk menghaluskan
permukaan.
2. Scracth, yaitu cacat berbentuk luka akibat tergores benda tajam, sehingga
bentuknya menjadi tajam dan perlu proses penggerindaan untuk
menghaluskan. Jika scracth ini terlalu dalam, maka perlu proses welding
manual dan gerinda sepeti cacat porosity.
3. Laminasi dan silver, yaitu cacat yang berbentuk material mengelupas
akibat peleburan logam yang tidak sempurna, cacat ini perlu dilakukan
proses penggerindaan sampai cacat tersebut hilang.
4. Korosi, yaitu cacat berbentuk lubang-lubang yang terjadi akibat dari
proses karat yang sudah lamah.
Proses penyiapan pipa / pembersihan dari cacat tersebut harus sesuai dengan
standart SSPC-SP2. Selain terbebas dari berbagai cacat material, sebagaimana
contoh-contoh cacat tersebut diatas, pada proses incoming pipe ini pipa juga harus
bersih dari oil contaminasi, grease, air dan cairan lainnya
Apabila terjadi oil contaminasi atau grease, maka harus dilakukan proses
pembersihan dengan cara mencucinya dengan menggunakan detergent atau
thinner ataupun cairan lain yang sesuai dengan standart SSPC-SP 1. Ini semua

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 16


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

harus dilakukan agar mesin Blasting tidak tidak tercontaminasi dengan oil ataupun
yang lainnya.
Dan langkah terakhir dari proses incoming pipe yaitu catat identitas pipa
agar tidak terjadi kekeliruan identitas pada tahap–tahap berikutnya..
B. Surface Preparatrion
Proses penyiapan permukaan pipa dengan mesin Blasting yang berfungsi untuk
membersihkan permukaan pipa dari segala kotoran dan mill scile dan membentuk
kekasaran yang berguna untuk mengikat cairan epoxy ketika proses applikasi
nanti.
Pada tahapan ini sangat menentukan baik jeleknya kualitas dari hasil proses
applikasinya nanti. Pada tahap Surface preparation ini dilakukan banyak inspeksi
dan pengecekan diantaranya yaitu:
1. Dew point
Dew point yaitu temperatur dimana uap air akan menjadi embun, dalam
istilah lain disebut dengan Titik Embun. Untuk mencari Dew point ini, bisa
dengan perhitungan Dew point atau dengan menggunakan alat yang bernama
Whearling dan tabelnya..
Fungsi Dew point disini sebagai batasan, dimana temperatur terendah
yang harus dimiliki oleh pipa ketika mau proses applikasi epoxy.
2. Relatif Humidity (RH)
Relatif Humidity yaitu tingkat ketinggian kadar uap air yang ada pada
ruangan dimana akan dilakukan proses Blasting,. Biasanya dalam bentuk
satuan (%) dan batasan maksimumnya yaitu 85%. Jika RH kurang dari atau
sama dengan 85% maka proses Blasting dapat dilakukan, tetapi jika RH lebih
besar dari 85% maka proses Blasting tidak boleh dilakukan karena tingkat
kandungan uap air di udara terlalu besar yang akan mengakibatkan uap air
menempel pada permukaan pipa dan ini merupakan penyebab dari proses
karat sebelum pipa diapplikasi. Untuk mengetahui besarnya RH dapat dicari
dengan tabel Whearling ataupun alat deteksi RH auto.
3. Pipe Temperature
Pipe Temperature yaitu temperatur pipa yang mana bisa kita ketahui
dengan menggunakan alat yang bernama Thermocopple. Ketentuan

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 17


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

temperatur pipa yang boleh untuk diapplikasi yaitu minimal 3ºC diatas Dew
point (3ºC Above Dew point). Jika temperatur pipa kurang dari 3ºC diatas
Dew point atau dibawah Dew point, maka applikasi tidak boleh dilakukan,
karena uap air akan menempel pada permukaan pipa yang menyebabkan hasil
applikasi tidak bisa tahan lama karena akibat uap air yang menempel tadi
akan mengakibatkan pipa mengalami karat.
4. Surface Rougness
Surface Rougness yaitu tingkat kekasaran permukaan pipa setelah
melalui proses blasting. Surface Rougness ini diukur setelah blasting finish,
dan ini dapat kita ketahui tingkat kekasarannya dengan berbagai cara,
diantaranya yaitu melalui perbandingan dengan alat komper yang bernama
Comparator sesuai dengan ASTM D-4417A, ataupun dengan menggunakan
bantuan Replika Tape sesuai dengan ASTM D-4417C yang kemudian kita
ukur dengan alat yang bernama Foil Thickness Gauge (Dial Indicator Gauge)
sesuai dengan ASTM D-4417D. Kekasaran permukaan pipa ini dibentuk
bertujuan untuk mengikat cairan epoxy supaya terjadi bondit (menempel)
dengan permukaan pipa. Semakin kasar permukaannya, maka tingkat
ikatannya semakin kuat. Dan sebaliknya semakin halus permukaannya, maka
semakin lemah tingkat bonditnya. Kekasaran permukaan ini harus
disesuaikan dengan tebal epoxy yang dinginkan, biasanya sekitar 30 s/d 100
µm.
5. Salt Contamination
Salt Contamination yaitu kadar garam yang terkandung pada permukaan
pipa, semakin besar kadar garam yang terkandung maka proses karat alkan
semakin cepat. Jadi kadar garam harus seminimal mungkin, biasanya
kandungan kadar garam yang diperbolehkan untuk proses applikasi epoxy ini
maksimal 2 mg/cm2. untuk mengetahui tingkat kandungan kadar garam yang
ada pada pipa ini dapat kita gunakan bantuan alat yang bernama Salt
Contamination Test.
6. Dust level
Dust Level yaitu tingkat kandungan kotoran atau debu yang ada pada
pipa setelah proses Blasting selesai. Hal itu dapat kita ketahui dengan

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 18


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

menggunakan masking tipe yang terbuat dari plastik transparan, kemudian


kita bandingkan dengan tabel Dust level. Kreteria penerimaan Dust Level
yaitu sampai dengan level 3. jika terjadi level 4, maka harus dilakukan proses
Blasting ulang.
7. Cleaness
Cleaness yaitu tingkat kebersihan permukaan pipa secara visual. Untuk
Cleaness ini ada beberapa tingkatan/macam, yaitu:
1. Brush Of Cleaning (SSPC SP-7) Sa 1
Sa 1 yaitu Hasil pembersihan permukaan pipa yang sudah bebas dari
minyak, mill scale, cacat setelah melalui pengikisan dengan mesin atau
alat lainnya. Sa 1 ini merupakan tingkat kebersihan permukaan pipa yang
paling jelek, yang mana karat-karat pada permukaan pipa masih tetap
ada.untuk proses Applikasi Epoxy standart Sa 1 tidak diperbolehkan
melakukan proses Applikasi.
2. Commercial Cleaning (SSPC SP-6) Sa 2
Sa 2 yaitu Hasil pembersihan permukaan pipa yang sudah bebas dari
minyak, mill scale karat, cacat setelah melalui pengikisan dengan mesin
atau alat lainnya. Sa 2 ini merupakan tingkat kebersihan permukaan pipa
yang sedikit lebih baik dari Sa 1, tetapi tingkat ini masih tidak boleh
proses Applikasi, karena sisa-sisa karat masih sedikit ada.
3. Near White Metal Cleaning (SSPC SP-10) Sa 2 1/2
Sa 2 1/2 yaitu Hasil pembersihan permukaan pipa yang sudah bebas
dari minyak, mill scale karat, cacat setelah melalui pengikisan dengan
mesin atau alat lainnya dengan hasil warna pipa tersebut mendekati putih.
Sa 2 ini merupakan tingkat kebersihan permukaan pipa yang sudah
diperbolehkan untuk proses Applikasi Epoxy.
4. White Metal Cleaning (SSPC SP-5) Sa 3
Sa 3 yaitu Hasil pembersihan permukaan pipa yang sudah bebas dari
minyak, mill scale karat, cacat setelah melalui pengikisan dengan mesin
atau alat lainnya dengan hasil warna pipa tersebut putih. Sa 3 ini
merupakan tingkat kebersihan yang paling baik. Untuk mendapatkan

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 19


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

tingkat Sa 3 ini, harganya biasanya sangat mahal, karena terlalu sulit


untuk mencapainya.

Selain 7 kreteria diatas, permukaan pipa setelah proses Blasting harus kita
kita visual, karena jika tidak dilakukan, apabila ada cacat yang seperti tersebut
pada jenis cacat di Incoming Pipe akan merusak epoxy setelah proses Applikasi
selesai. Jadi jika cacat-cacat tersebut masih ada harus digerinda ulang.
Blasting yaitu proses pembersihan permukaan material dengan cara
menggunakan butiran-butiran steel grit dan steel shot ataupun pasir kering yang
disemburkan dengan tekanan udara yang sangat kuat sehingga menghilangkan
lapisan material yang paling luar, termasuk karat dan mill scale.
Pipa yang sudah diproses Blasting harus segera diproses Applikasi, karena
pipa yang sudah di proses Blasting ini mempunyai batasan waktu untuk diproses
Applikasi. Selang waktu yang diperbolehkan untuk diproses Applikiasi yaitu tidak
boleh lebih dari 3 jam. Karena kalau lebih dari 3 jam, maka banyak debu yang
akan menempel pada permukaan pipa, dan uap airpun juga akan menempel pada
permukaan pipa, karena temperatur pipa sudah turun menyamai temperatur
ambeient (temperatur ruangan).
C. Coating Appliaction
Coating Application yaitu proses applikasi epoxy terhadap material yang mana
kali ini kita gunakan material pipa. Proses ini dapat dilakukan dengan manual,
semi manual ataupun secara mesin. Untuk hasil yang baik dan merata kita
gunakan dengan mesin. Alat yang kita gunakan diantaranya yaitu:
1. Agitator
Agitator yaitu alat yang berfungsi untuk mengaduk campuran epoxy, alat ini
menggunakan tenaga tekanan udara dari compressor.
2. Graco lengkap
Graco yaitu alat spray yang menggunakan tekanan udara sebagai tenaga.
Alat ini merupakan jenis pompa air untuk memompa cat epoxy untuk
diapplikasikan kepada pipa.
3. Rotator

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 20


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

Rotator disini berfungsi untuk meletakkan pipa yang telah diproses blasting
untuk diproses Applikasi, alasan ditaruh pada rotator agar pada saat applikasi
pipa dalam keadaan berputar agar ketebalan epoxy merata dan hasilnya baik
tanpa ada cacat. Rotataor diletakkan pada kedua ujung pipa, yaitu pada area cut
back (area tanpa epoxy yang berfungsi untuk memberikan ruang gerak untuk
proses welding ketika saat pipa dijoint antara satu dengan yang lain). Cut back
ini biasanya panjangnya 100 mm ±10 mm.
4. Kereta
Kereta disini digunakan untuk mengikat ujung graco (spray) yang
digerakkan dengan kecepatan tertentu yang nantinya akan berfungsi untuk
menyepray. Tetapi sebelum dilakukan proses applikasi, perlu disetting jarak
antara kereta dengan pipa, serta kecepatan kereta dengan kecepatan rotator
sehingga membentuk overlap yang baik dan merata serta ketebalan yang
sesuai.
Pada proses Coating Applikasi ini ada beberapa hal yang perlu diinspeksi
dan diperhatikan, diantaranya yaitu:
1. Material
Material yang dimaksud disini yaitu Material Epoxynya (Base dan
Curing Agent serta Thinner). Chek jenis, warna dan typenya apa sesuai
dengan permintaan Customer. Kemudian chek masa aktifnya serta bacth
numbernya. Kemudian baca Data shet tentang product Epoxy tersebut. Dari
Data Shet ini kita akan mengetahui segala tentang material product yang
digunakan, mulai dari jenis, warna, type, pot life, curing time, mixing ratio
dan kandungan bahannya.
2. Mixing Ratio
Mixing Ratio yaitu perbandingan campuran antara Base dan Curing
Agent, perbandingan ini harus sesuai dengan data shet terlampir. Sedangkan
penambahan Thinner harus sesuai dengan yang direkomendasikan dalam
data shet. Lama pengadukan biasanya berkisar antara 10 s/d 15 menit.
Setelah itu check viscosity (kekentalan) epoxy dengan menggunakan alat
yang bernama Vicositas Cup dengan bantuan Stopwacth.
3. Air Blother Chek

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 21


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

Air Blother Chek yaitu proses inspeksi terhadap kandungan tekanan


udara yang digunakan sebagai penggerak Agitator dan Graco. Kreteria
penerimaannya yaitu tidak boleh mengalami oil contaminasi, maksudnya
yaitu tidak boleh mengandung bahan oil. Cara menginspeksinya dengan
menggunakan kertas tissue.

4. Visual Inspection
Visual Inspection disini yaitu lihat dan chek visual ketika proses
applikasi, jangan sampai ada cacat, kalau ada cacat segera cari
penyebabnya dan perbaiki. Cacat disini antara lain: blister, sagings,
pinhole, orange pells, abrasive, spray spoot.
5. Wet Film Thickness (WFT)
Wet Film Thickness yaitu proses pengecekan ketebalan epoxy pada saat
epoxy masih dalam keadaan basah. Untuk mengukurnya kita
membutuhkan alat bantu yang bernama Wet Film Thickness Gauge. Jika
ketebalan masih kurang, maka perlu dilakukan penyeprayan ulang sampai
ketebalan mencukupi. Perlu diketahui disini bahwa ketebalan ketika masih
basah dan setelah kering tidak akan sama karena dipengaruhi oleh volume
solids dari epoxy yang digunakan tersebut. Untuk mengetahi volume solids
material epoxy tersebut kita perlu melihat Data Sheetnya. Rumusnya
sebagai berikut:
Tebal kering = Tebal Basah X Percentase Volume Solids
6. Finishing
Finishing yaitu proses coating epoxy yang terakhir, yaitu proses
inspeksi hasil applikasi ketika epoxy sudah kering. Pada proses ini ada
proses coating repair yaitu proses perbaikan coating epoxy pada bagian -
bagian yang cacat. Pada Finishing ini dilakukan beberapa inspeksi,
diantaranya yaitu:
1. Dry Film Thickness (DFT)
Dry Film Thickness yaitu ketebalan lapisan epoxy yang telah
diapplikasikan kepada pipa setelah kering. Disini perlu diinspeksi
karena pengukuran ketika epoxy masih dalam keadaan basah tidak 100

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 22


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

persen akurat, Untuk itulah perlu kita chek Coating Thickness setelah
kering. Untuk mengetahui Dry Film Thickness tersebut kita
memerlukan alat bantu yang disebut dengan Coating Thickness Gauge.
Jika ketebalan lapisan Epoxy sudah OK, maka akan kita lakukan
inspeksi tahap selanjutnya. Tetapi kalau lapisan epoxynya kurang tebal,
maka perlu dilakukan proses Recoating, yaitu proses penambahan
lapisan epoxy tanpa melalui proses blasting.
2. Visual Inspection
Visual Inspection yaitu pengecekan visual Coating Epoxy setelah
kita pastikan ketebalan lapisan Epoxy sudah OK. Pada tahapan ini kita
tandai cacat yang ada yang nantinya akan diproses Coating Repair.
Untuk proses repair harus dilakukan secara manual, baik menggunakan
spray manual maupun kuas.
3. Holiday Detector
Holiday Detector yaitu Inspeksi kebocoran lapisan epoxy dengan
cara menggunakan tegangan listrik. Biasanya tegangan yang digunakan
yaitu 12 volt untuk 1 µm.
4. Rougness
Rougness yaitu kekasaran lapisan epoxy. Jadi tingkat kekasaran
lapisan epoxy harus kita ukur, yaitu dengan menggunakan alat bantu
yang bernama Rougness Gauge.
Selain hal-hal yang perlu diinspeksi diatas, ada hal-hal lain yang perlu kita
perhatikan, diantaranya kebersihan cut back dan panjang cut back. Selain itu juga
masih banyak pengujian di laburatorium yang harus dilakukan terhadap hasil
epoxy tersebut jika menginginkan hasil epoxy yang standart Internasional.
Diantara pengujian-pengujian tersebut adalah: Crosscut, Pull on, Water Soak,
Bending, Cure Test dan lain-lain.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 23


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

3.3 Metodologi Praktikum


3.3.1 Skema Proses
1. Persiapan permukaan
Siapkan alat dan bahan

Pemotongan pipa

Pembersihan mekanik

Pengukuran dimensi dan berat

Gambar 3.1 Skema proses persiapan permukaan


2. Pembuatan pelapis cat
Siapkan alat dan bahan

Pencampuran epoxy dengan harder

Pencampuran campuran dengan thinner

Gambar 3.1 Skema proses pembuatan pelapis cat

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 24


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

3. Proses pelapisan
Siapkan alat dan bahan

Pemasukan cat ke tabung

Pelapisan dengan epoxy

Pengeringan

Pelapisan dengan campuran cat

Pengeringan

Gambar 3.2 Skema proses Proses pelapisan

3.3.2 Penjelasan Skema Proses


1. Persiapan permukaan
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Dilakukan pemotongan pipa sepanjang 50 cm menggunakan
pemotong gergaji
3. Dilakukan pembersihan mekanik menggunakan amplas untuk
menghilangkan karat
4. Dilakukan pengukuran dimensi dan berat pipa sebelum dilakukan
proses pelapisan

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 25


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

2. Pembuatan pelapis cat


1. Alat dan bahan disiapkan
2. Dilakukan proses pencampuran antara epoxy dengan hardener
dengan perbandingan 5:1
3. Dilakukan proses pencampuan antara hasil campuran epoxy dan
hardener dengan thinner dengan perbandingan 4:1
3. Proses pelapisan
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Cat yang sudah dibuat dimasukkan kedalam tangki dan nyalakan
mesin kompresor
3. Dilakukan proses pengecatan untuk lapisan epoxy terlebih dahulu
4. Dilakukan proses pengeringan agar lapisan kering sempurna
5. Dilakukan proses pengecatan untuk lapisan cat
6. Dilakukan proses pengeringan agar lapisan kering sempurna

3.3.3 Gambar Proses

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 26


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

Gambar 3.3 Proses persiapan permukaan logam dan aplikasi coating

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
1. Sikat kawat : 1 buah
2. Timbangan : 1 buah
3. Alat ukur temperatur dan humiditas : 1 buah
4. Spray gun F100G : 1 buah
5. Spray gun F100S : 1 buah
6. UT thickness digital : 1 buah
7. Kompresor : seperangkat
3.4.2 Bahan

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 27


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

1. Epoxy zinc rich primer : secukupnya


2. Hardener : secukupnya
3. Thinner : secukupnya
4. Cat : secukupnya
5. Amplas : secukupnya
6. Pipa baja : 1 buah

3.5 Pengumpulan Data


Tabel 3.1 Data awal 1
Material Dimensi
P (cm) Ø Internal Ø Eksternal T (cm)
(cm) (cm)
50 5.45 6.02 0.57

Tabel 3.2 Data awal 2


Metode Aplikasi Temperatur Temperatur Humiditas Tebal
pembersihan coating udara (°C) pipa (°C) relative coating
Abrasive epoxy 33 33.9 36% 1. 20
amplas 80 2. 21
mesh 3. 23
Rata-rata 21.333

3.6 Analisa dan Pembahasan


Baja yang akan dilapisi dengan epoxy dan coating harus dipersiapkan
permukaan terlebih dahulu. Persiapan permukaan sendiri termasuk dalam tingkat
kekasaran sebuah permukaan pipa yang akan dilapis. Kekasaran dan kebersihan
permukaan sangat berpengaruh terhadap kualitas coating yang akan melapisi pipa.
Terutama kaitan antara kebersihan permukaan dan daya lekat antara coating dan
pipa.
Pipa yang akan memasuki proses coating tidak boleh terlalu halus dan tidak
boleh terlalu kasar. Pipa yang terlalu harlus akan menyebabkan cairan coating
tidak akan menempel dengan baik pada pipa, sehingga saat proses coating
dilakukan lapisan terlihat seolah menetes. Sedangkan permukaan yang terlalu

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 28


BAB III PESIAPAN PERMUKAAN LOGAM DAN )
Kelompok 1
APLIKASI COATING

kasar akan menyebabkan lapisan coating menjadi tidak rata antara titik satu
dengan titik lainnya. Oleh karena itu, dalam persiapan permukaan, pipa coating
akan memiliki nilai tingkat kekasar permukaan sebelum proses coating
dibersihkan.
Demikian pula dengan tingkat kebersihkan pipa. Pipa yang tidak bersih, dapat
mengganggu daya lekat lapisan coating terhadap pipa. Jika pipa tersebut kotor,
lapisan coating akan menempel pada kotoran tersebut, kotoran tersebut akan
mengahalangi menempelnya lapisan coating pada pipa, sehingga dapat
menimbulkan kerusakan pada coating.
Biasanya pipa yang akan dicoating akan dilakukan permbesihan secara
mekanis dan kimiawi. Pembersihan mekanik dimaksudkan untuk membersihkan
pipa dari sisa-sisa korosi yang terjadi selama pipa tersebut disimpan atau
didistribusikan. Pembersihan kimiawi dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa
lemak pada pipa yang menempel dipermukaan. Lemak pada permukaan pipa bisa
berasal dari tangan manusia yang memegang langsung pipa tersebut.
Permbersihan kimia, biasa dilakukan dengan cairan asam.

3.7 Kesimpulan dan Saran


3.7.1 Kesimpulan
1. Persiapan permukan pipa meliputi pembersihan mekanik dan kimiawi.
2. Parameter kondisi permukaan logam adalah memiliki nilai kekasaran
dan kebersihan permukaan
3. Campuran coating dibuat sedemikian rupa agar dapat melindungi pipa
dari zat-zat luar, sehingga tidak terjadi korosi
3.7.2 Saran
1. Agar praktikum lebih dipersiapkan dan tidak dilakukan pada akhir
semester.

Laporan Akhir Praktikum Perlindungan T.A 2018 / 2019 29

Anda mungkin juga menyukai