PELEBURAN ALUMINIUM
R. Widodo
Jurusan Pengecoran Logam. Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.
Abstrak.
I. PENDAHULUAN
Industri Kecil dan Industri Kecil Menengah (IK/IKM) pengecoran logam khususnya yang
bergerak di usaha produksi komponen otomotif non ferro (Aluminium), memiliki
pemahaman yang sangat kurang terhadap komposisi material, sehingga produk cor yang
dihasilkan, terutama kekuatan mekaniki kurang memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan.
Kekuatan mekanik komponen sangat dipengaruhi oleh jenis bahan baku peleburan yang
pada umumnya berasal dari skrap atau komponen-kemponen bekas yang didaur ulang.
Pemahaman yang kurang dalam mensortir serta meramu bahan-bahan baku tersebut menjadi
penentu utama kegagalan spesifikasi produk.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan tuntunan bagi IK/IKM melalui suatu rumusan
pemilahan bahan baku skrap menjadi kelompok-kelompok yang memiliki komposisi mirip
satu dengan lainnya. Dimana hasilnya dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
pemilihan jenis komponen yang akan digunakan sebagai bahan baku peleburan aluminium,
agar tercapai hasil produk yang memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan.
1
Bahan-bahan dsari berbagai jenis tersebut diuji komposisinya dengan metode spektrometry
untuk mengetahui masing-masing komposisinya, kemudian dikelompokkan menurut unsur-
unsur paduannya yang paling dominan yang ditentukan berdasarkan populasi terbanyak
sehingga akan diperoleh suatu tabel bahan aluminium paduan yang memiliki komposisi
dapat digunakan sebagai acuan.
A. Konsep Produksi:
Kesimpulan:
Dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan suatu produk yang berkualitas baik, maka
peran gudang yang mengelola bahan baku sama pentingnya dengan pelaksana proses yang
mengubah bahan baku tersebut menjadi produk.
B. Fungsi Gudang.
Peran gudang untuk tujuan pencapaian kualitas produk yang baik seringkali menjadi beban
pengeluaran yang justru menghambat kelancaran produksi, sehubungan dengan biaya-biaya
yang harus dikeluarkannya antara lain:
2
Oleh karena itu gudang bertanggung-jawab untuk menekan biaya-biaya yang harus
dikeluarkannya dengan pengendalian persediaan yang baik.
Ketersediaan bahan baku yang terjamin akan memberikan keleluasaan bagi proses produksi
untuk menentukan jadwal kegiatannya sehubungan dengan permintaan dari kastemer.
Stock/persediaan minimum.
Stock/persediaan maksimum.
Dengan acuan kedua parameter diatas maka akan dihasilkan jumlah persediaan yang aman
dengan biaya penyimpanan yang paling rendah.
Persediaan, baik minimum ataupun maksimum ditentukan dengan cara sebagai berikut:
Bila:
Pmin = Persediaan minimum.
Pmax = Persediaan maksimum.
X = Jumlah pemakaian bahan selama 1 bulan.
Y = Jumlah pemakaian bahan selama proses pengadaan (pembelian).
n = Lama periode pengadaan/pembelian.
Maka:
Pmin = Y + faktor pengaman (%)
Pmax = nX + Y
Contoh:
Jawab:
Asumsi 1 bulan = 4 minggu.
Faktor pengaman = 10% (ditentukan).
X = 600 kg
Y = 600/4 x 1 = 150 kg
n = 1 bulan
Pmax = nX + Y
= 1 x 600 + 150
= 750 kg
3
D. Kualitas Bahan Baku.
Kualitas bahan baku yang terjamin akan meningkatkan kepercaya-dirian proses produksi
dalam melaksanakan kegiatannya serta memudahkan mereka dalam memenuhi kualitas
produk yang menjadi tuntutan kastemer.
Hasil evaluasi merupakan data yang menjadi pegangan gudang dalam melaksanakan tugas-
tugasnya. Secara umum tugas gudang adalah:
F. Pencatatan Persediaan.
Untuk tetap dapat mengendalikan baik jumlah maupun jenis bahan yang dikelola didalam
gudang, perlu dilakukan pendataan melalui mekanisme kartu stok.
Dengan kartu stock ini, hal-hal yang secara langsung berpengaruh terhadap keadaan
persediaan maupun status pengadaan dapat selalu dipantau dan diatur. Kartu stock ini harus
selalu terjaga pencatatannya serta harus dilakukan secara akurat dan kontinyu.
4
Aspek-aspek pencatatan antara lain:
Beragamnya jenis produk yang ditemukan dari sekumpulan bahan bekas, ditambah dengan
tercampurnya ex produk buatan lokal yang pada umumnya non-grade, menyebabkan
klasifikasi bahan baku skrap aluminium menjadi sangat sukar dilakukan.
Berdasarkan jejak proses yang membentuknya, bahan aluminium dapat perkirakan sebagai
berikut:
Berdasarkan penelitian terhadap komposisinya maka bahan baku skrap aluminium yang
umum diperjual belikan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
5
JENIS BAHAN KOMPOSISI
Cu Mg Si Fe Mn Ni Zn
1 Piston 1.46 0.71 12.34 0.24 0.46 0.006 0.08
2 Kawat 0.12 0.01 0.78 0.47 0.06 0.01 0.02
3 Plat 0.05 0.007 0.13 0.37 0.015 0.004 0.005
4 Hanger 0.48 0.11 12.28 0.7 0.31 0.02 0.72
5 Aneka 1 5.87 0.01 0.14 0.23 0.01 0.003 0.11
6 Aneka 2 2.86 0.26 10.96 0.77 0.19 0.1 0.65
7 Aneka 4 4.21 0.03 10.33 0.56 0.11 0.03 0.39
8 Baling-baling 3.66 0.16 9.28 0.94 0.23 0.16 2.07
9 Panci 0.17 0.08 0.22 0.5 0.09 0.004 0.01
Aneka 1 pada umumnya terdiri dari restpiece sisa proses pemesinan dan atau komponen
proses pemesinan.
Aneka 2 dan 3 pada umumnya terdiri dari komponen otomotif baik sepeda motor maupun
mobil.
Aneka 4 pada umumnya terdiri dari komponen-komponen dengan beban besar.
B. Standardisasi Aluminium.
Beberapa standar yang sering ditemukan dan digunakan dikalangan industri di Indonesia
adalah DIN, JIS dan BS. Sedangkan kalangan penelitian pada umumnya mengadopsi
standar Amerika seperti ASTM san AISI.
Al-Si5Mg 5.0 - 6.0 max 0.15 max 0.01 max 0.1 0.4 - 0.8 max 0.1 max 0.2 LM 8 ADC 5 G-AlSi5Mg
Al-Si7Mg 6.5 - 7.5 max 0.15 max 0.01 max 0.05 0.4 - 0.5 max 0.07 max 0.2 LM 25 G-AlSi7Mg
Al-Si10Mg 9.0 - 10.5 max 0.15 max 0.01 max 0.05 0.2 - 0.4 max 0.07 max 0.05 ADC 2 G-AlSi9Mg
Al-Si12 10.5 - 13.5 max 0.15 max 0.01 max 0.02 max 0.03 max 0.07 max 0.15 LM 6 ADC 1 G-AlSi12
10.5 - 13.5 max 0.15 max 0.01 max 0.02 0.01 - 0.45 max 0.07 max 0.15 LM 9 G-AlSi11
11.0 - 13.5 max 0.15 0.8 - 1.3 max 0.05 0.8 - 1.3 max 0.1 max 0.1 0.8 - 1.3 LM 13 ADC 12
Al-Cu4MgTi max 0.15 max 0.15 4.2 - 4.9 max 0.05 0.15 - 0.3 max 0.07 0.15 - 0.3 G-AlCu4TiMg
Al-Mg3 max 0.3 max 0.15 max 0.01 max 0.4 2.5 - 3.5 max 0.1 max 0.2 ADC 6 G-AlMg3
Al-Mg6 0.9 - 1.5 max 0.15 max 0.01 max 0.05 4.8 - 5.5 max 0.1 max 0.2 LM 5 G-AlMg5
Al-Si7CuZn 5.0 - 7.0 max 0.15 3.0 - 5.0 0.2 - 0.6 0.1 - 0.3 1.8 - 2.0 max 0.1 0.1 - 0.3 LM 21 G-AlSi7CuZn
Al-Si6Cu 4.0 - 6.0 max 0.15 2.0 - 4.0 0.2 - 0.6 max 0.15 0.4 - 0.5 max 0.01 0.1 - 0.3 LM 4 G-AlSi6Cu
6
ALUMINIUM PADUAN UMUM UNTUK
DIE-CASTING DAN SAND-CASTING
(Ref: DIN 1725 bag 2, Februari 1986)
7
ALUMINIUM PADUAN UMUM UNTUK
DIE-CASTING DAN SAND-CASTING
(ref: BS 1490)
Komposisi %
Notasi
Teknis
Si Fe Cu Mn Mg Lain-lain
LM 0 max 0.3 max 0.4 max 0.03 max 0.03 max 0.03 Al min: 99.5 (Rotor Al)
LM 2 9.0 - 11.5 max 0.1 0.7 - 2.5 max 0.0.5 max 0.03 Zn: s.d 2.0
LM 4 4.0 - 6.0 max 0.8 2.0 - 4.0 0.2 - 0.6 max 0.15
LM 5 max 0.3 max 0.6 max 0.1 0.3 - 0.7 3.0 - 6.0
LM 6 10.0 - 13.0 max 0.6 max 0.1 max 0.5 max 0.1
LM 9 10.0 - 13.0 max 0.6 max 0.1 0.3 - 0.7 0.2 - 0.6
LM 10 max 0.25 max 0.35 max 0.1 max 0.1 9.5 - 11.0
LM 12 max 2.5 max 1.0 9.0 - 11.0 max 0.6 0.2 - 0.4
LM 13 10.0 - 12.0 max 1.0 0.7 - 1.5 max 0.5 0.8 - 1.5
LM 16 4.5 - 5.5 max 0.6 1.0 - 1.5 max 0.5 0.4 - 0.6
LM 18 4.5 - 6.0 max 0.6 max 0.1 max 0.5 max 0.1
LM 20 10.0 - 13.0 max 1.0 max 0.4 max 0.5 max 0.2
LM 21 5.0 - 7.0 max 1.0 3.0 - 5.0 0.2 - 0.8 0.1 - 0.3 Zn: s.d 2.0
LM 22 4.0 - 6.0 max 0.6 2.8 - 3.8 0.2 - 0.6 max 0.05
LM 24 7.9 - 9.5 max 1.3 3.0 - 4.0 max 0.5 max 0.3 Zn: s.d 3.0
LM 25 6.5 - 7.5 max 0.5 max 0.1 max 0.3 0.2 - 0.6
LM 26 8.5 - 10.5 max 1.2 2.0 - 4.0 max 0.5 0.5 - 1.5 Zn: s.d 1.0, Ni: s.d 1.0
LM 27 6.0 - 8.0 max 0.8 1.5 - 2.5 0.6 - 0.6 max 0.3 Zn: s.d 1.0
LM 28 17.0 - 20.0 max 0.7 1.3 - 1.8 max 0.6 0.8 - 1.5 Cr: s.d 0.6, Co: s.d 0.5, Ni: 0.8 - 1.5
LM 29 22.0 - 25.0 max 0.7 0.8 - 1.3 max 0.6 0.8 - 1.3 Cr: s.d 0.6, Co: s.d 0.5, Ni: 0.8 - 1.3
LM 30 16.0 - 18.0 max 1.1 4.0 - 5.0 max 0.3 0.4 - 0.7
Kualitas produk hasil proses selalu dimulai dari gudang. Dalam hal ini kecermatan
pengelolaan setiap bahan yang berbeda akan ikut menjadi jaminan kualitas yang seragam
pula. Dalam menjalankan peran ini gudang harus melakukan:
Sortir bahan sesuai dengan jenisnya untuk setiap bahan yang masuk ke gudang, baik
bahan yang berasal dari pembelian maupun bahan sisa proses (return scrap).
Perawatan bahan yang berada digudang agar kualitasnya tidak menjadi menurun.
8
Secara periodik memberikan laporan-laporan berkenaan dengan harga, jenis dan kualitas
bahan yang ada digudang kepada unit proses produksi.
V. KESIMPULAN.
1. Bahan baku aluminium skrap acak dapat digunakan sebagai bahan baku peleburan
aluminium serta menghasilkan produk sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan, apabila
melalui proses pemilahan yang baik.
2. Gudang bahan baku, khususnya pada penerimaan bahan menjadi faktor penentu pertama
bagi keberhasilan proses pengecoran logam.
3. Dari sekian banyak jenis alumunium paduan, dapat dikelompokkan menjadi 9 kelompok
jenis bahan baku yang memiliki komposisi hampir sama.
Referensi:
Mueler HJ; Handbuch der Legierungspraxis fuer Leichtmetalle. Schiele & Schoen. D-1000
Berlin 61. 1977.