Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL SKRIPSI

“PENGUKURAN HASIL MESIN FRAIS CNC


LINGKARAN ALUMINIUM ALLOY 6061 DENGAN
MENGGUNAKAN PROFIL PROJECTOR”

Disusun Oleh :

KHOERUL MUTAMIMI

2016030038

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2020
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aluminium alloy 6061 merupakan panduan aluminium yang umumnya
di aplikasikan untuk produk automotif maupun alat-alat kontruksi. Panduan
aluminuim 6061 mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan seperti tahan
terha dap korosi, dapat di panaskan, ketangguhan material ini sebagi bahan
utama dalam perancangan alat maupun kontruksi.

Produk suatu permesinan mempunyai kualitas geometrik tertentu dan


kualitas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu. mutu
yang baik tidak saja bergantung pada kualitas bahannya, tetap juga sangat
bergantung pada proses produksi. Proses produksi yang baik ditentukan oleh
kontrol kualitas dimensi produk. sedangkan kualitas dimensi produk
ditentukan oleh penggunaan alat – alat ukur yang presisi, teliti, dan cara
pengukurannya pun harus benar. Pengukuran dilakukan untuk
menginformasikan dimensi suatu benda, selain itu menjadi kontrol kualitas dari
suatu benda.
Alat ukur yang presisi dan teliti merupakan suatu yang harus dipenuhi
guna menghasilkan pengukuruan yang benar. Tentunya didukung dengan
kemampuan mengukur dari si pembuat produk selama proses produksi
berlangsung hingga menghasilkan produk yang sesuai dengan dimensi yang
dikehendaki (job sheet). Di industri manufaktur, hal tersebut bisaanya
dilakukan oleh bagian produksi, sedangkan kontrol kualitas produk bisaanya
menjadi kewenangan QA (Quality Assurance) atau laboratorium metrologi.

Produk pemesinan mempunyai kualitas geometric tertentu yang selalu


membutuhkan pemeriksaan. Untuk memeriksanya diperlukan metrologi dalam
arti umum. Sedangkan metrologi pengukuran sangat dibutuhkan dalam dunia
industri, guna mendapatkan dimensi yang baik dari komponen yang akan
dibuat. Berbagi jenis komponen yang di hasilkan oleh alat perkakas sangat
beragam, dari jenis material, bentuk profil, serta ukuran. Pada komponen
dengan ukuran kecil akan sulit mendapatkan dimensinya. Maka
dibutuhkan alat ukur yang mampu mengukur benda dimensi kecil yaitu profil
projector.

Profil projector memiliki perinsip kerja optik yang berguna untuk


melakukan pantulan cahaya ini akan tampak pada layar buram. Dan itu adalah
bayangan dari benda tersebut. Bayangan yang besar tersebut dapat dengan
mudah di ukur dengan perbandingan yang sesuai dengan benda aslinya.

Di Indonesia, mempunyai sebuah lembaga yang berwenang menangani


secara khusus bidang metrologi yaitu, Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi
dan Metrologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslit KIM-LIPI).
Lembaga ini berada di kawasan Puspiptek Serpong, Tangrang Selatan¸ Banten.
Berperan sebagai Pengelola Teknis Ilmiah Standar Nasional untuk Satuan
Ukuran (SNSU) atau dikenal dengan sebutan Lembaga Metrologi Nasional. Di
dunia internasional dikenal sebagai National Metrology Institute (NMI).

Dalam pembahasan diatas, penulis akan melakukan pengukuran


terhadap bentuk benda uji material aluminium alloy 6061 dengan variasi
lingkaran penelitian yang dilakukan dengan judul “PENGUKURAN HASIL
MESIN FRAIS CNC LINGKARAN ALUMINUIUM ALLOY 6061 DENGAN
MENGGUNAKAN PROFILE PROJECTOR”.

1.1 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang dapat
dirumuskan antara lain :

a. Bagaimana pengaruh kecepatan rendah mesin frais CNC terhadap


kekerasan aluminium alloy 6061?
b. Bagaimana pengaruh kecepatan sedang mesin frais CNC terhadap
kekerasan aluminium alloy 6061?
c. Bagaimana pengaruh kecepatan tinggi mesin frais CNC terhadap
kekerasan aluminium alloy 6061?

2
1.2 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis
membatasi permasalahan yang akan dibahas yaitu :
a. Aluminium yang di gunakan untuk bahan pengujian adalah aluminium alloy
6061.
b. Speed mesin CNC terhadap material aluminium alloy 6061 antara lain :
rendah, sedang dan tinggi
c. Pengukuran dimensi dengan profil projector
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang bisa diperoleh dari proposal skripsi ini adalah :
a. Mengetahui pengaruh kecepatan rendah terhadap dimensi lingkaran
berdiameter 5mm, 7mm dan 10mm.
b. Mengetahui pengaruh kecepatan sedang terhadap dimensi lingkaran
berdiameter 5mm, 7mm dan 10mm.
c. Mengetahui pengaruh kecepatan tinggi terhadap dimensi lingkaran
berdiameter 5mm, 7mm dan 10mm.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menerapkan pengukuran hasil mesin
frais CNC dengan menggunakan profil projector sehingga penggunaan profil
projector dapat menjadi acuan penelitian dan peneliti mampu mengetahui hasil
penggukuran mesin frais CNC. Penelitian ini dapat menambah pengalaman dan
pengetahuan dalam melakukan penelitian serta sarana untuk menerapkan ilmu
yang telah dipelajari.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dalam menyusun proposal skripsi ini adalah
sebagai berikut:

a. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang tujuan penelitian,
perumus masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
b. BAB II LANDASAN TEORI

3
Dalam bab ini berisi pembahasan materi, Aluminium alloy 6061, mesin frais
cnc, dan profil projector.
c. BAB III METODOLOGI
Dalam bab ini berisi tentang metode yang digunakan untuk menyiapkan alat
dan bahan untuk pengujian, serta pengambilan data penguji.

4
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Proposal skripsi ini membahas tentang pengukuran hasil mesin frais cnc
lingkaran dengan mengunakan profil projector. Refrensi yang di butuhkan untuk
membuat lingkaran tersebut adalah aluminum alloy 6061, pengertian proses mesin
frais cnc, dan profil projector.

2.1 Aluminium Alloy 6061


Aluminium alloy adalah logam yang memiliki kekuatan yang relatif
rendah dan lunak. Aluminium merupakan logam yang ringan dan memiliki
ketahanan korosi yang baik, hantaran listrik yang baik dan sifat - sifat lainnya.
Umumnya aluminium dicampur dengan logam lainnya sehingga membentuk
aluminium paduan. Material ini dimanfaatkan bukan saja untuk peralatan
rumah tangga, tetapi juga dipakai untuk keperluan industri, kontsruksi, dan lain
sebagainya. (Surdia,1992). Aluminium ditemukan pada tahun 1825 oleh Hans
Christian Oersted. Baru diakui secara pasti oleh F. Wohler pada tahun 1827.
Sumber unsur ini tidak terdapat bebas, bijih utamanya adalah Bauksit.
Penggunaan Aluminium antara lain untuk pembuatan kabel, kerangka kapal
terbang, mobil dan berbagai produk peralatan rumah tangga. Senyawanya
dapat digunakan sebagai obat, penjernih air, fotografi serta sebagai ramuan cat,
bahan pewarna, ampelas dan permata sintesis (Surdia dan Saito,1992).

Karakteristik alumunium alloy 6061 Dari sekian banyak logam yang


potensial, Komposit Matrik Logam (MMCs) paduan Al 6061 (tersusun atas Al,
Mg, Si, Cr, Cu) telah menjadi obyek dari banyak riset, terutama oleh
keringanannya, murah dan kemudahan untuk difabrikasi (Schwartz, Mel M,
1992). Al 6061 memiliki ketahanan korosi yang tinggi, kerena logam ini sangat
reaksif, karena terbentuk lapisan oksida tipis pada permukannya, sehingga jika
bersentuhan dengan udara dan lapisan ini terkelupas maka akan segera
terbentuk lapisan baru.
Al 6061 mempunyai titik cair (melting point) 6600 C. kekuatan tarik 12,6
kgf/mm, berat jenis (density) 2,70 g/cm3, ekspansi thermal (linier coefficient of
thermal) 13,1. 10-6 in/in/0F dan themal conductifity pada 250C, 23 w/cm/0C
(Schwartz. Mel M,1992)

2.2 Tinjauan Materi Teori Mesin Frais CNC


2.2.1 Pengertian Mesin Frais CNC
Mesin Frais CNC (Computer Numerical Control) adalah sebuah
perangkat mesin perkakas jenis frais/milling yang dikendalikan dengan
sistem komputer dengan gerak otomatis yang dikontrol atau diprogram
dengan bahasa numeric. Samahalnya dengan mesin bubut CNC yang pada
dasarnya merubah cara mengendalikan gerak eretan dan putaran spindle yang
digerakan dengan cara memutar dengan tangan manusia (manual) di ganti
dengan control numeric. Pada mesin perkakas konvensional operator mesin
menentukan dan memutuskan beberapa parameter seperti kecepatan spindle,
kecepatan penyayatan, kedalaman penyayatan berdasarkan jenis pekerjaan
dan mengontrolnya dengan gerakan tangan.

Mesin CNC penentuan parameter tersebut dilakukan dengan motor


servo yang dikendalikan dengan program komputer. Eretan dan spindle pada
mesin perkakas konvensional digerakan dengan cara memutar spindle dengan
tangan manusia, sedangkan pada mesin CNC pergerakan eretan dan spindel
digantikan dengan sebuah motor servo yang dikendalikan oleh servo driver
dengan bahasa numeric. Syarat utama mesin CNC bekerja adalah adanya
koordinat dan kontrol (perintah). CNC Controller yang beredar dipasaran
banyak sekali seperti GSK, Fanuc, Siemens, Fagor, dll.

2.2.2 Macam-Macam Mesin Frais CNC


Secara umum macam-macam mesin frais diklasifikasikan menurut
penggunaanya dan jumlah axis/persumbuannya. Macam-macam mesin frais
CNC di klasifikasikan menurut penggunaanya menjadi dua macam, yaitu :

a. Mesin frais jenis training unit (TU)


Jenis mesin frais Training Unit biasanya digunakan untuk
pendidikan dan pelatihan di lembaga pelatihan maupun sekolah/
Universitas. Beberapa jenis mesin CNC type Training Unit yang sering
digunakan kalangan pendidikan contohnya Emco, GSK, edumill.

6
b. Mesin frais jenis production unit (PU )
Mesin frais jenis PU ini digunakan oleh kalangan industri untuk
proses produksi. Beberapa merk ternama yang sering digunakan untuk
industri contohnya Mitsubishi, Siemens, Fanuc, dll

2.2.3 Bagian-Bagian Utama Mesin Frais CNC


Mesin CNC dapat dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu mekanik,
elektrik, dan controller.

Gambar 2.1 Bagian Utama Mesin Frais CNC

a. Komponen mekanik
Komponen mekanik ini merupakan komponen pada mesin yang
bergerak seperti meja, spindle, eretan, spindle, dll

b. Komponen elektrik
Komponen elektrik ini merupakan komponen mesin yang memiliki
fungsi memberikan tenaga ke komponen mekanik supaya bergerak sesuai
perintah controler. Bagian ini seperti motor servo, motor listrik utama,
spindle driver, power suply, dll

c. Bagian controller
Bagian kontroler merupakan bagian mesin yang berfungsi
mengatur seluruh kegiatan mesin, controller merupakan otak dari mesin
CNC. Merk controler tergantung dari perusahaan yang membuatnya.
Contohnya : GSK, Fanuc, Mitsubishi, Sinumeric, Fagor,dll

7
Mesin frais CNC memiliki bagian dan fungsi yang hampir sama
dengan mesin frais konvensional. Bagian dasar yang membedakan dengan
mesin CNC adalah terdapat bagian controller. Type mesin CNC frais juga
tergantung pada type spindle utama yaitu, vertical, horizontal dan universal.

Gambar 2.2 bagian-bagian mesin frais CNC

a. Base / dasar mesin


Base/dasar merupakan bagian bawah mesin yang menopang
tiang/badan mesin. Di bagian ini juga sebagai penampung cairan
pendingin/collant.

b. Meja / table
Meja mesin merupakan bagian tempat clamping device /
benda kerja. Meja mesin dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Fixed table,
Swivel table, dan Compund table.

c. Spindle utama
Spindle utama merupakan bagi utama dari mesin milling.
Spindle ini berfungsi untuk mencekam tool. macam-macam spindle
utama yaitu vertical spindle, horizontal spindle, dan universal
spindle.

d. Pencekam benda kerja


Untuk mencekam benda kerja bentuk box dapat
menggunakan tiga cara, yaitu Step clamp, Edge clamp, dan Vise
(Ragum). Untuk alat pencekam benda kerja berbentuk silinder
dapat digunakan alat pencekam yaitu cekam, kepala pembagi.

8
Gambar 2.3 Pencekaman benda kerja

e. Magazine
Mesin CNC dibagi menjadi type single tool dan multiple
tool. Maksudnya mesin milling single tool tidak dilengkapi dengan
magazine sehingga pergantian tool dilakukan secara manual. Untuk
mesin milling type multiple tool dilengkapi dengan magazine.
Magazine ini berfungsi untuk menyimpan tool. Sehingga
dengan perintah kode maka akan otomatis mengganti tool yang
tersedia pada magazine. Kapasitas penyimpanan tool pada magazine
berbeda.

Gambar 2.4 Magazine mesin frais cnc

2.2.4 Perlengkapan mesin Frais CNC


Untuk mengoperasikan mesin CNC diperlukan perlengkapan kerja
Ada beberapa macam perlengkapan utama mesin frais CNC yaitu.

a. Adaptor
Adaptor adalah perlengkapan mesin frais yang berfungsi sebagai
alat pencekam tool/ cuter.

9
Gambar 2.5 Adaptor

b. Pul stud
Pul stud adalah perlengkapan adaptor pada mesin CNC milling
yang berfungsi untuk mengunci arbor .

Gambar 2.6 Pul stud

c. Collet
Collet adalah perlengkapan adaptor berfungsi sebagai alat pencekam.

Gambar 2.7 Collet

d. Ragum / vise
Ragum berfungsi untuk mencekam benda kerja. Perlengkapan
pencekaman benda kerja pada mesin frais untuk benda kerja berbentuk box
sangat disarankan menggunakan ragum presisi.

10
Gambar 2.8 Ragum presisi

e. Clamping kit
Clamping kit ini satu set perlengkapan clamp yang digunakan
untuk mengikat ragum ataupun langsung benda kerja.

Gambar 2.9 Clamping kit


f. Zerro Setter axis Z
Zero setter digunakan untuk mensetting tool/ utter pada sumbu Z
terhadap koordinat pengerjaan.

Gambar 2.10 Zero setter axis Z

g. Zerro Setter axis X dan Y


Zero setter digunakan untuk mensetting tool / cutter pada sumbuX
dan Y terhadap koordinat pengerjaan.

11
Gambar 2.11 Zero setter axis X dan Z

h. Dial Indicator
Dial indicator merupakan alat pembanding yang digunakan untuk
membantu setting pemasangan benda kerja yang berbentuk silindris agar
tidak mogel.

Gambar 2.12 Dial indikator

i. Jangka sorong digital


Jangka sorong merupakan alat ukur presisi yang digunakan untuk
pengukuran benda kerja. Untuk mencapai kepresisian yang tinggi dalam
pengukuran harus menggunakan alat ukur yang presisi pula. Maka perlu
digunakan jangka sorong digital.

Gambar 2.13 Jangka sorong digital

12
2.2.5 Penggunaan Mesin Frais CNC
Seorang operator mesin frais CNC harus memiliki pemahaman dasar
tentang mesin CNC. Untuk itu sebelum mengoperasikan dibutuhkan training
khusus untuk mengenal dan mengoperasikan mesin, ini dikarenakan
dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan opertor dan penggunaan
yang tidak benar dapat mempercepat kerusakan mesin.

Tidak boleh sembarang operator yang belum memahami cara kerja


mesin dapat mengoperasikan mesin CNC. Seorang operator mesin CNC harus
memahami bagaimana instruksi kerja pengoperasian mesin dan langkah-
langkah pemeriksaan awal.

Instruksi kerja adalah perintah kerja yang disusun secara berurutan


untuk memandu pelaksanaan suatu pekerjaan. Intruksi kerja digunakan untuk
memandu dalam pengoperasian mesin secara umum. Skema pengoperasian
mesin CNC dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Masukkan program ke mesin CNC


Memasukan data program NC bertujuan untuk pemasukan program
NC yang telah dibuat kedalam mesin CNC. Proses pemasukan data program
NC dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a) Mengetik manual pada mesin


Memasukkan program CNC sederhana untuk mesin bubut
CNC dilakukan pemasukan secara manual, yaitu langsung dituliskan

13
pada mesin menggunakan tombol-tombol pemasukan program.
Kelemahan dari cara ini dibutuhkan ketelitian yang sangat tinggi.

b) Mentransfer data program NC dengan flasdisk/kabel data


Memasukan program dengan cara transfer data dapat
dilakukan dengan mengggunakan bantuan flasdisk, harddisk
external, dan memory card. Program dibuat dengan diketikan di
komputer/laptop pada notepad kemudian disimpan file dalam
bentuk text (txt) atau diketik pada CNC syntac editor kemudian file
disimpan dalam bentuk extention NC (NC).

2. Uji jalan program


Program NC yang telah di input pada mesin kemduian di periksa
kebenaranya. Pemasukan secara manual memiliki potensi kesalahan lebih
besar dibandingkan dengan mentrasfer dengan kabel data atau flasdisk.
Pemeriksaan bahasa pemrograman meliputi pemeriksaan kesalahan ketik,
format dan bahasa pemrograman dilakukan secara manual kemudian
dengan tes jalan program. Apabila terjadi kesalahan apda program akan
mucul alarm.

3. Uji lintasan pahat


Pemeriksaan arah dan tipe gerakan pahat dilakukan dengan uji
Lintasan pahat. Pemeriksaan arah lintasan pahat ini digunakan untuk
mendeteksi kesalahan langkah pengerjaan suatu benda kerja. Pemeriksaan
ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu: pertama dengan jalan
mensimulasikan dengan bantuan software seperti Swansoft CNC Simulator
atau CNC Simulator pro. Langkah yang kedua dengan menggunakan
fasilitas dry run yang dipunyai mesin. Untuk melihat arah lintasan pahat
dapat digunakan fasilitas graph.

4. Pemasangan benda kerja


Pemasangan benda kerja dilakukan sesuai standar pemasangan dan
mengikuti tata letak yang telah ditetapkan. Perhatikan titik atau bidang
datum pemasangan benda kerja. Penggunaan alat pencekam disesuaikan

14
dengan bahan dan jenis pekerjaan. Metode pemasangan benda kerja ini ada
beberapa macam cara:
a) Menggunakan ragum / vise
b) clamp
c) cekam
d) kepala pembagi
e) rotary table

5. Penempatan pahat pada posisi awal jalan


Penempatan pahat pada posisi awal jalan harus sesuai dengan jarak
yang ditetapkan. Penempatan pahat pada start point ini harus
memperhatikan keamanan pengerjaan. Keamanan yang dimaksud disini
adalah kemanan tool, benda kerja, dan langkah pengerjaan itu sendiri.

6. Jalankan program/mengeksekusi program


Menjalankan program dapat dilakukan setelah semua tahapan
terpenuhi. Dipastikan semua data yang akan dijalankan benar dalam hal
penulisan dan langkah pengerjaan. Selain itu juga diperhatikan pula
pemasangan benda kerja dan pemasangan tool/cutter. Kalau sudah dianggap
siap dijalankan posisikan mesin dalam mode Auto. Untuk menjalankan
program biasanya pada mesin kita menekan tombol start atau cycle start.

Mode menjalankan program bisa dengan cara block per block atau
secara berkelanjutan/ kontinue. Apabila merasa masih ragu dengan
kebenaran program bisa digunakan dengan cara menjalankan dengan mode
block per block. Dengan cara ini bisa di mungkinkan dapat meneliti
kebenaran program dan parameter pemakanan. Apabila sudah benar seratus
persen bisa menggunakan mode menjalankan program, secara kontinue.
Gerakan pahat selama program jalan harur terus diperhatikan dan segera
hentikan jalan program dengan menekan tombol pause jika ada hal yang
mengkhawatirkan atau emergency kalau akan terjadi bahaya.

Adapun syarat wajib dalam mengoperasikan mesin CNC adalah


sebagai berikut:

15
1. Memahami komponen penunjang mesin CNC supaya dapat berjalan
dengan baik seperti besarnya listrik pemakaian, pemakaian tekanan
angin, oli pelumas, cairan pendingin, dll
2. Mengenal fungsi setiap tombol pada bagian control
3. Memahami dasar pembuatan program secara manual
4. Mengetahui cara memasukan dan mentransfer program ke control
5. Mengetahui cara setting benda kerja dan alat potong
6. Mengetahui prosedur yang benar untuk melakukan jalan mesin
secara otomatis
7. Mengetahui instruksi keselamatan kerja.

2.2.6 Pemeliharaan Mesin Frais CNC


Mencegah lebih baik mengobati. Pepaatah seperti itu sangat tepat di
gunakan pada pemeliharaan mesin Frais CNC. Guna mencegah terjadinya
kerusakan mesin, langkah yang harus di kerjakan oleh seorang operator mesin
sebelum menajalnkan mesin adalah tindakan pemeriksaaan awal.
Pemeriksaan awal adalah suatu kegiatan memeriksa, mengecek, meneliti
perlengkapan, kondisi kerja perlengkapan yang berkaitan dengan
pengoperasian mesin Frais CNC sebelum dijalankan dengan program CNC.

Tujuan dari pemeriksaan awal adalah sebagai berikut :


a. Mendeteksi secara dini hal-hal yang dapat menyebabkan pengoperasian
mesin Frais CNC mengalami gangguan
b. Mencegah terjadinya kesalahan yang dapat menyebabkan kegagalan
proses dan produk
c. Mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan akibat kelalaian kerja
oleh operator
d. Sebagai standar operasi untuk memberikan rasa aman dan jaminan
keselamatan pengoperasian mesin.

2.3 Tinjauan Materi Teori Profil Projector


2.3.1 Pengertian Profil Projector

16
Profil projector atau yang sering disebut komparator optik adalah
sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur benda-benda yang
berukuran dimensi kecil. Dalam prinsip kerjanya secara singkat yaitu dengan
cara memperbesar bayangan dari benda yang sedang diukur dengan
memproyeksikan dalam skala linier.

Profil projector memperbesar bayangan benda kerja menggunakan


perangkat optik berupa lensa pembesaran. Lensa ini ukurannya bermacam-
macam, diantaranya lensa 10 X pembesaran, 25X, 50X dan 100X
pembesaran. Besar benda kerja yang mampu diukur pada alat ini adalah
setinggi 1-20 mm. Jika hanya mengukur skala benda pada sumbu X maka
senda kerja bisa di lakukan pembalikan posisi dan mengukur bidang
selanjutnya. Cara ini juga masih memiliki keterbatasan, karena hanya dua kali
dari 20mm saja yang mampu diukur dalam alat ini. Benda kerja diberi sinar
datang dari bagian depan benda kerja. Sehingga bayangan dari benda kerja
ditangkap oleh lensa pembesaran, dan diteruskan menuju layar utama.
Bayangan yang ditampilkan pada layar utama merupakan hasil dari
pembesaran bidang yang sedang dilakukan pengukuran.

Layar proyeksi ini menampilkan profil dari spesimen dan diperbesar


untuk baik kemudahan menghitung pengukuran linier. Sebuah tepi untuk
memeriksa spesimen dapat berbaris dengan kotak pada layar. Dari sana,
pengukuran sederhana dapat diambil untuk jarak ke titik lainnya. Metode
khas untuk pencahayaan adalah dengan pencahayaan diascopic, yang
pencahayaan dari belakang. Jenis pencahayaan ini juga disebut iluminasi
ditularkan ketika spesimen dan tembus cahaya dapat melewatinya. Jika
spesimen buram, maka lampu tidak akan pergi melalui, tapi akan membentuk
profil dari spesimen. Mengukur sampel dapat dilakukan pada layar proyeksi.
Sebuah projector profil juga mungkin memiliki iluminasi episcopic yang
cahaya yang bersinar dari atas. Hal ini berguna dalam menampilkan daerah
internal yang mungkin perlu diukur.

Profil projector disebut juga komparator optik karena dalam proses


pembesaran bayangannya menggunkan lensa untuk melakukan pembesaran

17
pada bayangan benda kerja yang diukur. Pembesaran yang terjadi bergantung
pada lensa yang digunakan dalam proses pengukuran. Pada layar profil
projector ini memiliki grid dan dapat di putar sejauh 360o. Sehingga bisa
sejajar lurus dari bagian mesin untuk memeriksa ataupun measure. Layar
profil projector ini menampilkan hasil pembesaran dari benda kerja yang
sedang diukur menggunakan profil projector ini. Besar dari hasil
pembesarannya tergantung pada jenis lensa yang digunakan.

Sebagaimana telah operator ketahui ada beberapa jenis lensa profil


projector ini. Semakin besar pembesaran yang digunakan maka akan semakin
detail pula bayangan yang ditampilkan pada layar utama. Penyinaran
dilakukan oleh lampu utama dan diteruskan ke kondensor dan di lanjutkan ke
layar utama. Sehingga bayangan yang terbentuk sesuai benda kerja yang
diletakkan pada meja eretan yang di sinari lampu utama tersebut. Sehingga
letak dari benda kerja di antara lensa dan kondensor. Bayangan yang di
tampilkan pada layar jika garis tepi dari benda ukur tersebut tidak jelas maka
operator bisa mengatur fokus pada profil proyektor ini dengan cara
mendekatkan lensa atau menjauhkan dengan benda kerja yang diukur.

Gambar 2.13 Profil projector

2.3.2 Prinsip Kerja

Profil projector memiliki prinsip kerja pengubah opto-mekanik


(gabungan sistem optik dan sistem mekanik). Sistem mekanik pada profil
projektor terdapat pada meja ukur. Gerakan dari Xaxis fine motion assembly
bergerak meja searah sumbu X (horizontal), dan gerakan Y axis fine motion
assembly menggerakkan meja searah sumbu Y (vertikal).

18
Sistem optik yang terdapat pada profil projector terdapat pada lampu
yang memberi bayangan pada kaca buram. Cara kerja optik pada profil
proyektor ialah berkas cahaya dari lampu diarahkan oleh kondensor menuju
objek yang diletakkan diantara kondensor dan projector. Karena benda ukur
tidak tembus cahaya, jadi hanya sebagian berkas cahaya yang diteruskan dan
diproyeksikan kelayar buram. Sehingga bayangan benda ukur yang gelap
dengan latar belakang.

Gambar 2.14 Skema optomekanik profil projector

Beberapa alat ukur pembanding menggunaakan prinsip kerja


gabungan yaitu pengubah mekanik dan optik. Pengubah mekanik berupa
sistem kinematik yang berfungsi untuk memperbesar perubahan silinder
pengukur (sensor) menurut perbandingan jarak antara kedua ujung batang
terhadap engselnya. Sistem mekanik digabung dengan sistem optik melalui
cermin yang kemiringannya dapat diubah.

Sementara itu, cermin berfungsi sebagai pemantul berkas cahaya pada


sistem pengubah optik. Pengubah optik dapat merupakan sistem pembentuk
bayangan yang berupa garis yang diproyeksikan pada layar kaca buram pada
mana tercantum skala (dibalik) bayangan skala diproyeksikan pada kaca
buram yang memiliki garis indeks.

Jika perbandingan jarak antar kedua ujung batang kinematik terhadap


engselnya 30:1, sedangkan perbandingan radius skala dengan jarak antara
engsel dengan ujung cermin pemantul adalah 50:1, maka pembesaran total
alat ukur adalah:

19
Pembesaran mekanik : 1 X 30 X 1 = 30 satuan

Pembesaran optik : 50 X 2 = 100 satuan

Pembesaran total : 30 X 100 = 3000 satuan

Hal ini berarti, bila jarak Perubahan sensor sebesar 1μm dirancang
menimbulkan pergeseran garis indeks pada skala dengan jarak antara garis 2
mm, hal ini setara dengan merancang kecermatan sebesar 0,001 mm. Faktor
pembesaran sebesar 2X pada sistem optik tersebut merupakan pengaruh
perubahan kemiringan cermin pemantul, seperti yang dijelaskan pada gambar
2.15 berikut :

Gambar 2.15 Prinsip kerja alat ukur optomekanik

Pemeriksaan bayangan benda ukur (pengukuran atau perbandingan


dengan contoh bentuk standar) Dilakukan dari balik layar yang terbuat dari
kaca buram. Seperti halnya pada mikroskop, benda ukur dicekam pada meja
geser (Koordinat X-Y) sehingga bayangan benda ukur dapat digerakkan
relatif terhadap garis silang yang terdapat pada layar. Jarak yang ditempuh
oleh gerakan bayangan dapat dibaca pada skala kepala micrometer dengan
meja posisi di gerakkan arah X dan y.

Alat ukur profil proyector jenis CNC dilengkapi system kontrol


gerakan meja. Bayangan digerakkan digerakkan secara otomatik sesuai
dengan program pengukuran yang dibuat khusus untuk suatu benda ukur.
Serupa dengan mesin ukur CNC (CMM: coordinate measuring machine) atau
mesin perkakas CNC, system kontrol gerakan meja memanfaatkan motor
servo dan alat ukur jarak ( inductocyn atau encoder). Dalam hal ini sensor

20
jenis fotosel ditempelkan pada kaca buram untuk mendeteksi saat pemulaian
dan/atau pengakhiran perhitungan jarak gerak bayangan.

2.3.3 Perkembangan Profil Projector


Pada awal adanya profil projector ini penggerak utama pada mesin ini
digerakkan secara manual menggunakan energi mekanik dengan energi
manusia. Tetapi dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini profil
projector sudah ada yang menggunakan mesin CNC (Computer Numeric
Kontrol). Pada mesin profil projector biasanya digunakan program dalam
pengoperasiannya. Lalu meja bergerak berdasarkan program yang di inputkan
dalam profil projector tersebut. Setelaah operator inputkan maka meja akan
bergerak sesuai program yang operator masukkan. Setelah berhenti program
sudah habis maka operator akan bisa melihat hasil pengukuran yang telah di
lakukan pada layar hasil.

Pada profil projector jenis ini juga dilengkapi dengan sistem kontrol
gerakan encoder meja dengan cara menambah mesin untuk penggerak meja
dengan cara penambahan mesin servo sebagai penggerak utama meja eretan.
Dengan mesin ukur CNC (CMM coordinate measuring machine) atau mesin
perkakas CNC, system kontrol gerakan meja memanfaatkan motor servo dan
alat ukur jarak (inductocyn atau encoder). Dalam hal ini sensor jenis fotosel
ditempelkan pada kaca buram untuk mendeteksi saat pemulaian dan atau
pengakhiran perhitungan jarak gerak bayangan. Untuk lebih jelas dalam
membedakan jenis Profil projector CNC dan Konvensional dapat dilihat pada
gambar 2.16 dan gambar 2.17.

Gambar 2.16 Profil Projector Konvensional

21
Pada gambar 2.16 di atas merupakan profil projector konvensional
dan yang berjenis sinar datang dari bawah benda kerja atau di sebut episcopic.

Gambar 2.17 Profil Projector CNC

Pada gambar 2.17 di atas terlihat perbedaan bentuk pada gambarnya,


pada sisi kanan mesin ada sebuah kontroler untuk memasukkan program CNC
yang akan di proses dalam pengolahan data.

2.3.4 Komponen Profil Projector


Pada profil projector terdapat komponen utama yang tersusun
sehingga menjadi suatu rangkaian dan berbentuk seperti profil projector ini.
Sebenarnya pada profil projector CNC maupun convensional isi
komponennya sama hanya berbeda pada cara pengoperasiannya saja.
Perbedaan tersebut terletak pada penggerak meja utama alat ini. Komponen
komponen tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Lampu
Lampu diposisikan dibagian depan profil projector yang mengarah
ke projector. Dan terdapat kondensor agar cahaya dapat diarahkan ke
projector. Lampu digunakan sebagai sumber cahaya pada sistem optiknya.
Lampu ini bisa disebut sebagai komponen yang sangat berperan pada
profil projector ini karena pada profil proyektor jika tidak ada lampunya
maka alat ini tidak akan berfungsi dengan baik, sebab pencahayaan pada

22
alat ini merupakan hal paling utama yang berguna untuk membentuk
bayangan dari benda kerja yang akan di lakukan pengukuran.

Gambar 2.18 Lampu

b. Projector
projector digunakan untuk memproyeksikan cahaya kecermin lalu
diteruskan kelayar. Projector ini juga merupakan komponen yanag sangat
penting jika tidak ada projector makan b ayangan benda kerja tidak akan
ada di layar utama. projector memiliki pembesaran yang beragam, yaitu
10X, 25X, 50X.

Gambar 2.19 projector 10X,25X dan 50X

c. Layar
Layar adalah penerima cahaya yang telah diproyeksikan oleh
projector atau bosa juga disebut penerima hasil pemproyeksian. Pada layar
terdapat garis silang untuk memposisikan bayangan benda ukur. Piringan
layar dapat di putar 360o untuk dapat membaca sudut bayangan.

23
Gambar 2.20 Layar Profil Projector

d. Eretan X, Y dan meja


Eretan ini terdapat pada meja, digunakan untuk menggerakkan
meja searah vertikal untuk eretan X, dan searah horizontal untuk eretan Y.
Meja digunakan sebagai dudukan benda ukur. Meja diposisikan di antara
kondensor dengan projector.

Gambar 2.21 Eretan X, Y dan Meja

e. Alat ukur
Pada profil projector digunakan tiga alat ukur yang berjenis vernier
digital untuk membaca panjang, lebar, tinggi, dan sudut. Ketika operator
menggeser eretan maka dengan otomatis angka dari alat ukur ini berumah
mengikuti besar perubahan yang terjadi. Untuk mempermudah
penghitungan operator sebaiknya selalu mengkalibrasai alat ukur ini
sebelum melakukan proses pengukuran.

24
Gambar 2.22 Alat Ukur Y

Gambar 2.23 Alat Ukur Sudut

Gambar 2.24 Alat Ukur X

f. Switch
Terdapat tiga Switch pada profil projector, yaitu Switch lampu
utama, Switch angle vernier, dan Switch lampu sorot fleksibel.

Gambar 2.25 Switch

25
2.3.5 Cara Penggunaan Alat
Cara penggunaan alat ini sangatlah mudah. Pertama-tam operator
harus memerikasa kelengkapan dan kondisi dari profil projector ini. Apakah
semua alat yang akan digunakan lengkap dan semua dalam kondisi baik.
Karena jika alat yang digunkan dalam kondisi tidak bagus maka hasil
pengukuran yang terbaca hasilnya kurang maksimal. Jika saja pada bagian
lampu yang mengalami kerusakan mak bayangan akan tidak muncul pada
layar utama. Begitu juga dengan ketidak lengkapan alat alat yang lainnya.

Setelah dipastikan bahwa semua alat dalam kondisi yang baik, maka
proses pengukuran benda kerja bisa di lakukan. Pertama operator harus
mencari sumber arus terdekat guna untuk mengaliri listrik alat ini. Karena
pada alat ini ada lampu sebagai komponen utama yang bisa di gunakan jika
menggunakan arus listrik dalam operasinya. Karena pada prinsip kerjanya
lampu ini mengubah Energi listrik menjadi energi Cahaya.

Pilih lensa yang akan di gunakan dalam proses pwengukuran ini dan
Benda kerja yang di letakkan pada meja harus di posisi yang tidak terlalu jauh
maupun terlalu dekatr dengan lensa sebagai proyektor. Nyalakan smua Switch
yang digunakan. Yang terutama di gunakan adalah Switch lampu utama dan
Switch alat ukur. Setelah Switch di nyalakan maka bayangan dari benda kerja
akan muncul pada layar utama.

Setelah bayangan dari benda kerja muncul pada layar utama biasanya
benda berbayang atau gambar tidak jelas. Jika hal tersebut terjadi maka
operator bisa mengatur jarak lensa dengan benda kerja yang operator ukur.
Operator bisa mengatur fokus dari bayangan benda kerja yang terbentuk pada
layar utama tersebut. Jika tidak operator mengatur sisi bidang pada gambar
akan sulit operator menentukan sisi akhir dari benda ukur ini.

26
Gambar 2.26 Handle Fokus

Saat gambar pada layar utama sudah jelas maka pengukuran akan
bisa di lakukan dengan menghasilkan hasil yang sesuai ukuran sebenarnya
benda kerja tersebut. Pada saat pengukuran mata operator harus lurus dengan
garis yang ada pada layar, karena jika tidak hasil pengukuran bisa
menghasilkan hasil yang berbeda. Ada dua cara untuk yang digunakan untuk
mengukur sudut dan bayangan kedua garis yang membentuk sisi sudut,
diantaranya :

1) Dengan memakai garis silang dan skala piringan


Salah satu garis silang pada kaca buram dbuat berimpit dengan
salah satu tepi bayangan, dengan cara menggerakkan meja kekiri/kanan
dan /atau atas/bawah dan memutar piringan kaca buram (garis silang).
Setelah garis berimpit pada tepi bayangan, kemiringan garis silang dibaca
pada skala piringan dengan bantuan skala nonius. Kemudian, proses
diulang sampai garis bersangkutan berimpit dengan tepi bayangan yang
lain. Pembacaan skala piringan dilakukan lagi. Dengan demikian sudut
yang dicari adalah selisih dari pembacaan yang pertama dan kedua.

2) Dengan memakai gambar beberapa harga sudut


Dengan memakai pola atau gambar beberapa harga sudut. Suatu
pola transparan berupa kumpulan beberapa sudut dengan harga tertentu
dapat dipasang pada kaca buram. Besar sudut objek ukur (kedua tepi
bayangan) dapat ditentukan dengan membandingkan pada gambar sudut
tersebut sampai ditemukan sudut yang paling cocok.

Biasanya cara yang pertama lebih mudah dilaksanakan sedangkan


cara kedua lebih sering dipakai untuk memeriksa toleransi sudut, yaitu

27
dengan membuat gambar transparan dari sudut beserta daerah toleransinya.
(daerah toleransi dapat diperjelas karena bayangan benda ukur telah
diperbesar sesuai dengan pembesaran yang dikehendaki, Misalnya : 25X,
50X, 10X).

Hasil pengukuran yang terbaik dapat dicapai dengan memilih alat


ukur, cara pengukuran yang sesuai serta ketentuan spesifikasi hasil
pengukuran yang diinginkan dan tentu saja tergantung dari kondisi benda
ukur. Berdasarkan hal itu, proses pengukuran pada bidang profil dapat
diklasifikasikan kedalam pengukuran jenis proses perbandingan dengan
bentuk standar (acuan).

Bentuk suatu benda ukur atau produk (misalnya profil ulir atau roda
gigi) dapat dibandingkan dengan bentuk standar yang dibuat khusus.
Biasanya benda ukur mempunyai ukuran yang sangat kecil dan variabel yang
kritis pada benda ukur adalah bentuknya. Seandainya benda ukur
dibandingkan langsung pada bentuk standar akan kesulitan karena
dimensinya vang kecil maka benda ukur diletakkan pada profil proyektor
diambil bayangannya yang kemudian diperbesar oleh profil proyektor.
Bayangan yang telah diperbesar inilah yang kemudian dibandingkan dengan
bentuk standar yang tentunya juga dalam ukuran yang besar pula. Sehingga
kesalahan bentuk yang kecil jack kelihatan sebab telah mengalami
pembesaran oleh profil projector. Lihat contoh pada gambar dibawah.

2.3.6 Kalibrasi Alat Ukur


Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur
sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi dilakukan dengan membandingkan
suatu acuan stanfdar yang terhubung dengan satuan internasional dan bahan-
bahannya acuan tersertifikasi. Tujuan dari proses pengkalibrasian adalah
mencapai keterlurusan pengukuran sedangkan manfaat kalibrasi adalah

1) Untuk mendukung sistem mutu yang di terapkan di berbagai industri


pada peralatan laboratorium dan produksi yang ada.

28
2) Dengan kalibrasi, biasanya diketahui seberapa jauh perbedaan
(penyimpangan) antara harga benar dengan harga yang di tunjukkan oleh
alat ukur tersebut.

Pada profil projector proses pengkalibrasiannya cukup mudah


operator hanya dengan menekan tombol reset pada setiap alat ukur maka alat
ukutr tersebut akan menjadi titik nol dan alat tersebut sudah terkalibrasi.

2.3.7 Jenis-Jenis Profil Projector


Pada dasarnya jenis dari profil projector ini berdasarkan cara kerjanya
ada dua jenis yaitu sistem pencahayaan diascopic dan episcopic. Diascopik
adalah jenis pencahayaan yang ber asal dari depan benda kerja dengan sistem
pencahayaan datar atau searah horizontal. Benda kerja di letakkan di antara
kondensor dan projector.

Gambar 2.27 Profil Projector Diascopic

Sedangkan jenis dari profil projector yang kedua adalah jenis


episcopic. Yaitu sistem pencahayaan yang berasal dari bawah benda kerja.
Benda kerja di letakkan di atas meja. Meja ini biasanya bersifat tembus
cahaya, karena benda di letakkan di ats meja tersebut sehingga projector
berada di atas dari benda kerja tersebut.

Gambar 2.28 Profil Projector Episcopic

29
2.3.8 Specifications Profile Projector

Reverse CPJ-3007 CPJ-3010 CPJ-3015


Model
Erect CPJ-3007Z CPJ-3010Z CPJ-3015Z

X-axis Travel (mm) 75 100 150

Y-axis Travel (mm) 50 50 50

Metal worktable size


(mm) 260×152 306×152 340×152

Glass worktable size


(mm) 125×100 175×100 196×96

Resolution (μm) 0.5

E1XY=(2.5+L/50
Accuracy (mm) E1XY=(2.5+L/100) E1XY=(2.5+L/75) )

Z-axis Travel (mm) 90 (focusing)

Weight
(kg) 120 125 130

770×550×11
Dimension (mm) 770×550×1100 00 770×550×1100

Size (mm) Ф 312

Projector Rotary
range 0~360°
screen

30
Resolution 1' or 0.01°

10× 20×
Magnificatio (Optional) (Optional) 50× (Optional) 100× (Optional)

Field view
Ф30 Ф15 Ф6 Ф3
(mm)

Lens

Working

distance 77.7 44.3 38.4 25.3

(mm)

80 80 80 80
Max.

Measuring
Height (mm)
Power supply: AC 100-240V 50/60Hz. Total power: 400W

31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Diagram Alir

Mulai

Pengukuran Hail Mesin Frais CNC Lingkaran


Dengan Mengunakan Profil Projector

Persiapan Alat dan Bahan

Bentuk Benda Uji Material Aluminium Alloy 6061


Dengan Variasi Lingkaran 5mm, 7mm Dan 10mm

Pengukuran Pengukuran Pengukuran


Lingkaran Kecepatan Lingkaran Kecepatan Lingkaran Kecepatan
Rendah Sedang Tinggi

Hasil Pengukuran Lingkaran

Analisa Dan Pembahasan

Kesimpulan Dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

32

Anda mungkin juga menyukai