Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah bangunan, sistem keamanan sangatlah penting dalam


menjamin setiap pengguna di dalamnya. Sistem keamanan berfungsi
memberikan pertolongan sedini mungkin terhadap keadaan bahaya yang dapat
terjadi kapan saja. Keadaan bahaya tersebut dapat berupa kebakaran, banjir,
gempa bumi,dll. Sistem tersebut harus dirancang sedemikian rupa agar saat
terjadi keadaan darurat dapat dipergunakan semestinya dan dapat memberikan
pertolongan semaksimal mungkin. Salah satu dari keadaan bahaya tersebut
adalah kebakaran. Kebakaran sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, hal
ini dikarenakan lingkungan pemukiman penduduk yang rapat dan tidak ditunjang
dengan sistem penaggulangan kebakaran yang memadai. Kebakaran dapat terjadi
karena adanya api yang timbul di suatu area namun tidak segera ditanggulangi

Reverse engineering adalah proses menemukan prinsip-prinsip teknologi


perangkat, objek atau sistem melalui analisis struktur, fungsi dan operasinya.
Ini sering melibatkan membongkar sesuatu dan menganalisis cara kerjanya
secara rinci, digunakan dalam pemeliharaan atau pembuatan produk atau
program baru yang melakukan hal yang sama tanpa menyalin apa pun dari
aslinya. Tujuannya adalah untuk menyimpulkan keputusan desain dari produk
akhir dengan sedikit atau tanpa pengetahuan tambahan tentang prosedur yang
terlibat dalam produksi asli. Rekayasa balik dilakukan dalam beberapa
keadaan seperti dokumentasi dan data dari produk yang tidak ada, dan analisis
produk (untuk memeriksa cara kerja suatu produk, bagian komponen, biaya
produk, dan mengidentifikasi potensi). Rekayasa terbalik adalah membongkar
suatu objek untuk melihat cara kerjanya untuk menduplikasi atau
meningkatkan objek.
Pengecoran logam merupakan proses pembuatan benda dengan
mencairkan logam dan menuangkannya ke dalam rongga cetakan, sehingga
akan terbentuk suatu model yang sesuai dengan bentuk dan pola cetakan.
Kelebihan utama dalam penggunaan teknik pengecoran untuk pembentukan

1
logam tentunya karena mampu mencetak produk dari berbagai macam jenis
logam dengan bentuk yang kompleks, selain itu beberapa metode pengecoran
sangat sesuai digunakan untuk keperluan produksi produk logam secara masal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka pada penelitian ini dapat


dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana analisa reverse engineering terhadap model pola pengecoran
dan proses pengecoran pada pompa hydrant?
2. Bagaimana pengaruh proses reverse engineering terhadap model pola
pengecoran pompa hydrant?
3. Bagaimana pengaruh proses reverse engineering terhadap proses pengecoran
besi cor pada pompa hydrant?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah agar tidak


mengalami perluasan pembahasan, maka diberikan batasan-batasan
penelitian sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini membuat sebuah Pompa hydrant.

2. Jenis pola menggunakan Sterofoam dengan kekerasan tinggi.

3. Jenis logam yang dipakai pada proses pengecoran adalah Almunium.


4. Proses pengecoran menggunakan metode semen proses dan kombinasi
bahan resin sand.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

5. Mengetahui jenis bahan untuk membuat Pola terhadap hasil pengecoran

2
pompa hydrant.

6. Mengetahui Jenis cetakan yang di pakai terhadap hasil pengecoran


pompa hydrant.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan pengetahuan tentang jenis pola yang digunakan dalam proses


pengecoran logam terhadap hasil pompa hydrant.

2. Memberikan pengetahuan proses pengecoran dalam pembuatan pompa


hydrant.

3
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada penelitian ini dilakukan penulis
denganpenyusunan laporan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan


penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. DASAR TEORI
Meliputi tinjauan pustaka, berisi kajian pustaka dari penelitian sebelumnya
dan dasar teori yang diambil dari buku serta jurnal yang digunakan
sebagaimana pedoman dalam penelitian.
BAB III. METODE PENELITIAN
Meliputi diagram alir penelitian, alat dan bahan penelitian, prosedur
tahapan penelitian.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Meliputi hasil penelitian dan pengujian sekaligus pembahasan dari data
yang diperoleh.
BAB V. PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran dari penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi rujukan , buku, dan jurnal yang dijadikan sebagai referensi oleh
penulis dalam melakukan penelitian dan pembuatan Laporan Tugas Akhir.
LAMPIRAN
Meliputi data-data yang menunjang penelitian dan laporan.

4
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Pola pengecoran logam dapat terbuat dari kayu,logam (Sudira &
Chiwa, 2006), Styrofoam dan juga lilin. Pola dibuat dengan bebrapa
ketentuan diantaranya: harus mudah dikeluarkan dari cetakan, penempatan
ini harus tepat, system saluran dibuat mencukupi untuk mengalirkan cairan
logam ke seluruh bagian benda dan di usahakan tidak teralu banyak
permukaan pisah (Sudira & Chiwa, 2006)

Pembuatan Pola Memerlukan Keahlian dan pengalamaan. Keahlian


tentang berbagai peralataan kayu untuk membuat poooa adalah hal yang
penting namun pengukuran, akurasi dan kemampuan membaca gambar
lebih penting dari pelatihan mengerjakan perkayuan ( Hurst, 1996)

Anda mungkin juga menyukai