Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEKNIK PEMBENTUKAN LOGAM

“ANALISIS BLANK DAN PIERCING DALAM PROSES


PEMBENTUKAN LOGAM”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Pembentukan
Logam

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
"ANALISIS BLANK DAN PIERCING DALAM PROSES PEMBENTUKAN
LOGAM ".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Jember, 30 Mei 2023

2
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Industri manufaktur memainkan peran penting dalam produksi berbagai


produk yang kita gunakan sehari-hari. Salah satu proses kunci dalam industri
manufaktur adalah blanking dan piercing. Blank dan pierce merupakan teknik
pembentukan logam yang digunakan untuk menciptakan berbagai komponen yang
terbuat dari material lembaran logam, seperti baja, aluminium, atau
tembaga.Blanking adalah proses pemotongan material lembaran menjadi bentuk
geometri yang diinginkan, sementara piercing adalah proses pembuatan lubang
pada material lembaran. Proses blanking dan piercing sering digunakan dalam
pembuatan komponen otomotif, elektronik, peralatan rumah tangga, dan industri
lainnya.
Dalam proses blanking, material lembaran logam ditempatkan di bawah
punch (alat pemotong) yang kemudian melakukan pemotongan untuk membentuk
blank (komponen dengan bentuk tertentu). Sementara itu, proses piercing
melibatkan penempatan punch yang memiliki rongga untuk membentuk lubang
pada material.Proses blanking dan piercing merupakan tahap awal yang penting
dalam pembentukan komponen logam yang lebih kompleks. Keberhasilan dalam
melakukan blanking dan piercing secara efisien dan akurat sangat penting untuk
memastikan kualitas dan keandalan produk akhir.

Dalam konteks ini, penelitian dan pemahaman yang mendalam tentang


blanking dan piercing sangatlah penting. Hal ini membantu dalam
mengembangkan metode, teknik, dan alat yang lebih baik untuk meningkatkan
efisiensi, kecepatan, dan kualitas proses pembentukan ini. Selain itu, pemahaman
tentang gaya pembentukan, cacat yang mungkin muncul, dan cara mengatasinya
juga sangat penting untuk mengoptimalkan proses blanking dan piercing.

3
Dalam bab-bab berikutnya, kami akan menjelaskan lebih detail tentang
pengertian, jenis dan tahapan proses pembentukan, gaya pembentukan, cacat yang
mungkin terjadi, dan cara mengatasinya dalam proses blanking dan piercing.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari blanking dan piercing dalam konteks industri


manufaktur?
2. Apa saja jenis-jenis blank dan piercing yang digunakan dalam proses
pembentukan logam?
3. Bagaimana tahapan proses pembentukan dalam blanking dan piercing?
4. Bagaimana gaya pembentukan memengaruhi kualitas dan efisiensi proses
blanking dan piercing?
5. Apa saja cacat yang mungkin muncul dalam proses blanking dan piercing?
6. Bagaimana cara mengatasi cacat yang terjadi dalam proses blanking dan
piercing?

1.3. Tujuan dan Manfaat

1.3.1. Tujuan

Adapun tujuan utama dari praktikum ini adalah:


a. Untuk memahami secara mendalam pengertian blanking dan piercing
dalam konteks industri manufaktur.
b. Untuk mengidentifikasi dan menjelaskan berbagai jenis blank dan
piercing yang digunakan dalam proses pembentukan logam.
c. Untuk menggambarkan secara rinci tahapan-tahapan proses
pembentukan dalam blanking dan piercing.
d. Untuk menganalisis pengaruh gaya pembentukan, seperti gaya pukulan,
gaya pemotongan, gaya dorong, gaya tarik, dan gaya gesekan, terhadap
proses blanking dan piercing.

4
e. Untuk mengidentifikasi berbagai cacat yang mungkin muncul dalam
proses blanking dan piercing.
f. Untuk mengevaluasi dan mengusulkan cara mengatasi cacat yang
terjadi dalam proses blanking dan piercing.

1.3.2. Manfaat

Dengan dilaksanakannya praktikum penempaan, diharapkan:


a. Kontribusi terhadap peningkatan efisiensi produksi
b. Peningkatan kualitas produk
c. Optimalisasi parameter proses
d. Pengembangan teknik dan alat yang lebih baik

5
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian

Proses ekstrusi merupakan proses pembentukan logam yang bertujuan


untuk mereduksi atau mengecilkan penampang dengan cara menekan bahan
logam melalui rongga cetakan. Pembentukan logam metoda ini menggunakan
gaya tekan yang relatif besar. Proses ini biasanya digunakan untuk membuat
batang silinder, tabung berongga, pipa atau profil-profil tertentu.
Proses ekstrusi membutuhkan gaya yang relatif besar, sehingga pada
umumnya operasinya dilakukan pada temperatur tinggi. Pada temperatur tinggi,
umumnya logam memiliki tahanan deformasi rendah. Gaya deformasi menjadi
rendah.
Operasi ekstrusi dilakukan dengan memasukkan billet berbentuk silindris
ke dalam wadah atau bejana ekstrusi, kemudian ditekan ke arah die atau cetakan.
Cetakan ditahan dengan kuat pada dinding wadah ekstrusi. Gaya tekan melalui
batang penekan, atau punch akan meng-upset atau mengodrong billet untuk
memenuhi bagian dalam wadah. Sebagian logam akan keluar lubang penampang
cetakan menjadi bagian produk.

2.2. Proses Ekstrusi

Proses ekstrusi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

a. Pemilihan bahan baku: Bahan baku yang digunakan dalam proses


ekstrusi harus memiliki sifat yang sesuai dengan aplikasi produk yang
dihasilkan.

b. Pemanasan: Bahan baku dipanaskan hingga mencapai suhu yang sesuai


dengan jenis material yang digunakan. Pemanasan bertujuan untuk

6
memudahkan material melewati cetakan dan membentuk profil yang
diinginkan.

c. Pemaksaan: Material yang sudah dipanaskan dipaksa melewati cetakan


dengan menggunakan pendorong atau extruder. Pendorong akan
menekan material menuju die (cetakan) dengan tekanan yang tinggi
sehingga material dapat membentuk profil yang diinginkan.

d. Pemotongan: Setelah material membentuk profil yang diinginkan, maka


dilakukan pemotongan dengan menggunakan mesin pemotong.

2.3. Aplikasi Proses Ekstrusi

Proses ekstrusi memiliki berbagai aplikasi di berbagai industri, antara lain:

a. Industri Plastik: Proses ekstrusi digunakan untuk membuat berbagai


macam produk plastik, seperti pipa, profil, lembaran, dan lain
sebagainya.

b. Industri Aluminium: Proses ekstrusi juga digunakan untuk membuat


profil aluminium untuk berbagai aplikasi seperti jendela, pintu, dan
konstruksi bangunan.

c. Industri Makanan: Proses ekstrusi juga digunakan dalam pembuatan


makanan, seperti pembuatan mie instan, snack, dan lain-lain.

d. Industri Farmasi: Proses ekstrusi digunakan untuk membuat berbagai


bentuk tablet dan kapsul obat-obatan.

2.4. Aluminium Ekstrusi

7
Aluminium Extrusion adalah proses deformasi plastik dari pra aluminium
billet panas yang dipaksa mengalir dengan kompresi melalui baja atau keramik
mati dengan aperture dari luas penampang lebih kecil dari billet asli.
Proses ekstrusi aluminium dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai
padat, bagian berongga dan profil diproduksi oleh ekstrusi melalui datar, jendela
kapal atau jembatan tipe meninggal.
Tabung mulus dan bagian cekungan mulus harus diproduksi baik
menggunakan billet berongga atau billet padat menggunakan pers menusuk dan
sistem mandrel.

2.5. Metode ekstrusi berdasarkan arah aliran nya

a. Direct Alumunium Extrusion


Dengan ekstrusi aluminium billet langsung dipanaskan ditempatkan di
bagian dipanaskan pers disebut wadah. Di sini, billet didorong melalui die oleh
tekanan ram. Arah aliran logam dalam arah yang sama dengan perjalanan ram.
Selama proses ini, billet slide relatif terhadap dinding wadah, menghasilkan
peningkatan yang diperlukan dalam tekanan ram untuk mengatasi gesekan antara
permukaan billet dan kontainer kapal. Tidak semua billet aluminium diekstrusi.
Sebuah persentase dari billet terkompresi, disebut membuang atau pantat yang
tersisa pada akhir siklus ekstrusi. Ini dikeluarkan dari pers selama operasi siklus
yang mati, dan 'daur ulang' di lain waktu. Profil diekstrusi kemudian ditransfer ke
sistem penanganan pers untuk proses lebih lanjut.
Pada ekstruksi langsung, billet atau benda kerja diletakkan dalam wadah
dan ditekan oleh penekan ke arah cetakan. Terjadi gerakan relatif antara wadah
dan billet. Billet bergerak dan dinding wadah diam. Gerakan relatif ini
menimbulkan gaya gesek yang dapat meningkatkan kebutuhan daya operasi
secara keseluruhan.
Produk yang dihasilkan dari proses ekstrusi langsung keluar bergerak
searah dengan gerakan penekan atau searah dengan gaya tekan yang digunakan.

8
Ekstrusi langsung

b. Indirect Aluminium Extrusion


Proses ekstrusi tak langsung atau berlawanan arah, atau reverse atau back
extrusion. Dengan aluminium ekstrusi tidak langsung, terletak di ujung depan
batang berongga bergerak relatif terhadap kontainer. Die yang didorong melalui
wadah atau kontainer yang ditepis . Tidak ada perpindahan relatif antara billet dan
kapal kontainer. Oleh karena itu salah satu keuntungan dari proses ekstrusi tidak
langsung adalah bahwa tidak ada gesekan, selama proses tersebut, antara billet
dan kapal kontainer. Aliran logam lebih seragam selama ekstrusi tidak langsung
daripada langsung. Hal ini biasanya berhubungan dengan keseragaman bagian
yang lebih baik sepanjang panjangnya.
Sebuah membuang / pantat diproduksi sebagai dengan proses langsung,
yang ditangani dengan cara yang sama. Profil diekstrusi lagi ditransfer ke sistem
penanganan pers itu. Pada ekstrusi tak langsung, cetakan terdapat pada penekan
berongga, sedangkan pada ujung wadah yang lain ditutup dengan pelat. Umumnya
ekstrusi tak langsung penekan dengan cetakan diam, dan yang bergerak adalah
wadah dan billetnya.
Produk yang dihasilkan dari proses ekstrusi tak langsung keluar dengan
arah berlawanan dengan arah gerakan dari penekan atau gaya tekan yang
digunakan. Pada ekstrusi tak langsung tidak terjadi gerakan relatif antara dinding
wadah dengan permukaan billet. Sehingga secara keseluruhan gaya gesek menjadi
rendah dan daya yang dibutuhkan untuk operasi menjadi relatif lebih kecil jika
dibandingkan dengan ekstrusi langsung.

Ekstrusi tidak langsun

9
c. Hydrostatic Extrusion
Material billet dengan diameter lebih kecil dari ruang chamber, dimana
ruang chamber diisikansuatu fluida yg akan meneruskan penekanan yg lebih
merata dari suatu ram penekan.

d. Lateral / Side Extrusion


Diberikan penekanan pada billet dg output produk kearah samping.
Digunakan untuk melapisi kawat dan kabel plastik.

e. Impact Extrusion
Material blank diberikan penekanan secara cepat oleh punch pada die.

2.6. Metode ekstrusi berdasarkan temperatur

10
a. Hot extrusion
Hot extrusion adalah proses ekstrusi yg dilakukan pada temperatur tinggi
(elevasi)

Temperatur : ± 50-75% dari titik lebur logam Tekanan : ± 35-700 MPa


Produk Hot Extrusion banyak digunakan sebagai :
• Komponen otomotif & konstruksi
• Frame jendela
• Railing
• Komponen struktur pesawat udara
b. Cold extrusion
Cold extrusion adalah proses ekstrusi yg dilakukan pada suhu-kamar atau
sedikit diatasnya. Contoh logam yg dpt diekstrusi : Lead, Tin, Alumunium alloys,
Cooper, Titanium, Molybdenum, Vanadium, Steel.
Produk cold extrusion : Tools, Komponen automobile, Motorcycle,
Bicycle, Alat-alat rumah tangga, Transportasi, Peralatan perkebunan.
Kelebihan Cold Extrusion dari Hot Extrusion:
1. Meningkatkan sifat mekanis
2. Kontrol terhadap toleransi baik
3. Permukaan akhir produk baik, dg pelumas yg sesuai
4. Eliminasi terhadap proses pemanasan billet
5. Rata-rata produksi dan biaya bersaing dengan metode lain

11
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Produk Ekstrusi


3.1.1 Batang Silinder

Batang silinder merupakan salah satu produk dari proses ekstrusi

3.1.2 Pipa

Pipa merupakan salah satu hasil dari produk proses ekstrusi pada logam.

12
3.2 Langkah-Langkah Proses Ekstrusi

(Gambar Proses Ekstrusi)

1.Preheating die
2.Pastikan die dalam kondisi siap, pasang eye bolt pada die set
3.Kondisi oven die siap pakai Temp. die solid 440 ± 10 O C, die hollow :
470 ±10 o C, cek temperature dengan thermocouple
4.Waktu preheating die solid : min 3 jam, max 5 jam, die hollow : min 5
jam max 6 jam.
5.Preheating billet
Perhatikan panjang billet yang akan dipakai, angkat dari rak billet dan
tempatkan pada meja rel oven granco
6.Setting Temperature standart billet : Solid : 430 oC – 470 oC
7.Apabila sudah ok (mencapai temperature yang diinginkan)

8.Pengecekan temperatur billet dengan thermocouple, permukaan depan dan


belakang billet sesuai dengan standart atau yang tertera pada DHC (Die History
card).

13
BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Proses ekstrusi adalah suatu teknik pembentukan logam yang bertujuan
untuk mengurangi atau memperkecil penampang bahan logam dengan cara
menekannya melalui rongga cetakan menggunakan gaya tekan yang cukup besar.
Metode ini umumnya digunakan untuk membuat batang silinder, tabung
berongga, pipa, dan profil tertentu. Penampang yang dihasilkan dapat berbentuk
lingkaran, persegi panjang, T, L, atau tabung, dan teknik ini mampu menghasilkan
deformasi logam yang signifikan tanpa merusak struktur logam. Dalam proses ini,
piston atau plunger digunakan untuk memberikan gaya tekan pada bahan logam
yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Setelah ditempatkan di mesin ekstrusi,
logam ditekan ke arah cetakan untuk membentuk bentuk yang diinginkan. Setelah
proses pembentukan selesai, logam dikeluarkan dari mesin dan diolah dengan
perlakuan panas untuk meningkatkan sifat mekaniknya.
4.2 Saran
Pada saat proses ekstrusi,sebaiknya saat memberi dorongan/tarikan gaya
sesuai dengan ketentuan yang ada,karena jika tidak sesuai bisa berpeluang terjadi
kecacatan produk.
Pada saat melakukan praktikum,sebaiknya berhati-hati dan fokus pada
tujuan praktikum tersebut.

14

Anda mungkin juga menyukai