Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKNIK PEMBENTUKAN DAN PENYAMBUNGAN LOGAM

PROSES BERPUTAR (ROLLING)

Di Susun oleh :

Bagaskoro

Nely Luckyana Shintia Putri

Ferlian Prabawa Aerlangga

Dosen Pengampu :

Firman Ariyanto S.T.,M.Eng

POLITEKNIK NEGERI CILACAP

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah Proses Tempa (Forging) ini dapat kami susun sesuai
dengan rencana dan tepat pada waktunya.

Penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Firman Ariyanto, S.T.,


M.Eng selaku dosen materi dalam pembuatan karya tulis ini. Kami juga turut berterimakasih
kepada orang-orang yang telah mendukung dan membantu kami .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi menyempurnakan
makalah ini.

Cilacap, 15 Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar....................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang dan tujuan ................................................................................... 1

BAB II ISI
1.1.1 roling............................................................................................................... 2
1.1.2 Jenis- jenis pengerolan ................................................................................... 4
1.1.3 Bentuk-bentuk Benda Kerja yang Dikerjakan dengan Rolling....................... 8
1.1.4 Jenis Material yang Mampu Dikerjakan dengan Rolling................................ 9
1.1.5 Tujuan Proses Rolling...................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pembentukan logam masuk dalam sebuah kelompok besar dari proses-proses
manufaktur. Pembentukan logam menggunakan deformasi plastis untuk mengubah
bentuk benda kerja. Deformasi atau perubahan bentuk dihasilkan dari penggunaan
tool yang biasanya disebut die. Die tersebut memberikan tegangan yang melebihi
kekuatan yield logam (plastis). Logam selanjutnya berubah bentuk menjadi bentuk
yang sesuai dengan geometri die.
Pada pembentukan logam, tegangan yang diberikan untuk mengubah bentuk logam
secara plastis biasanya bersifat compressive. Namun ada beberapa proses
pembentukan yang menarik logam (drawing), yaitu ketika menekuk logam dan
menerapkan tegangan geser pada logam. Agar dapat dibentuk dengan baik, benda
kerja harus memiliki sifat yang tepat. Sifat yang harus dimiliki yakni mampu
bentuk yang tinggi dan kekuatan yield yang rendah. Kedua sifat tersebut
dipengaruhi oleh temperatur. Ketika temperatur logam meningkat, sifat mampu
bentuk logam meningkat dan kekuatan yield logam berkurang. Selain temperatur
ada faktor lain yang memengaruhi pembentukan logam. Faktor lain tersebut antara
lain kecepatan regangan dan gesekan

1.2. Tujuan metal forming


Tujuan utama Proses Manufacturing adalah untuk membuat komponen
dengan mempergunakan material tertentu yang memenuhi persyaratan bentuk dan
ukuran, serta struktur yang mampu melayani kondisi lingkungan tertentu.
Melihat faktor-faktor diatas maka faktor membuat suatu bentuk tertentu
merupakan faktor utama. Ada beberapa metoda atau membuat geometri (bentuk
dan ukuran) dari suatu bahan yang dikelompokan menjadi enam kelompok dasar
proses pembuatan ( manufacturing proces) yaitu : proses pengecoran ( casting),
proses pemesinan (machining), proses pembentukan logam (metal forming), proses
pengelasan (welding), perlakuan panas (heat treatment), dan proses perlakuan
untuk mengubah sifat karakteristik logam pada bagian permukaan logam (surface
treatment).
1
BAB II
ISI

1.1.1. Rolling (Pengerolan)

A. Pengertian Rolling (Pengerolan)
Rolling atau pengerolan adalah proses pengurangan ketebalan atau proses pembentukan pada
benda kerja yang panjang. Proses rolling dilakukan dengan satu set rol yang berputar dan
menekan benda kerja supaya terjadi perubahan bentuk. Rolling pertama kali dikembangkan pada
tahun 1500an.

Rolling dilakukan dalam dua tahap. Pertama dilakukan pada suhu yang tinggi atau disebut hot
rolling. Hot rolling dilakukan untuk mengurangi dimensi bahan baku (ingot) secara besar-
besaran. Setelah hot rolling selanjutnya dilakukan cold rolling, yaitu pengerolan pada suhu ruang.
Pada cold rolling pengurangan dimensi tidak dilakukan secara besar-besaran karena proses ini
memerlukan tenaga yang sangat besar. Cold rolling dilaksanakan sebagai finishing untuk
mencapai dimensi yang sesuai, memperhalus permukaan benda kerja, dan meningkatkan sifat
mekanis benda kerja.

Pada proses manufaktur modern, rolling biasanya diawali dengan proses pengecoran kontinu.


Kombinasi antara pengecoran kontinu dan rolling bisa meningkatkan produktivitas. Di samping
itu, kombinasi ini juga dapat mengurangi ongkos produksi.

Gambar 1. Rolling
Hot Rolling
Hot rolling merupakan tahap awal dari proses pengerolan material. Hot rolling dilakukan di atas
suhu rekristalisasi. Material yang akan dirol biasanya berupa ingot atau logam hasil penuangan
(pengecoran). Material tuang memiliki struktur yang kasar dan butir-butirnya tidak seragam.
Karena struktur di dalamnya kasar dan tidak seragam, material tuang memiliki sifat yang getas
dan ada kemungkinan memiliki lubang kecil (pori-pori). Dengan dilakukannya proses hot rolling,
struktur material tuang dapat dikonversi menjadi struktur material tempa (wrought
structure). Wrought structure memiliki butir-butir yang lebih halus dan rapi. Kondisi butir
tersebut menjadikan material bersifat lebih ductile. Di samping itu proses hot rolling juga dapat
menutup lubang-lubang kecil di dalam material.

Setiap material memiliki suhu pengerolan panas yang berbeda-beda. Pada aluminium paduan suhu
yang digunakan sekitar 450 °C. Baja paduan menggunakan suhu pengerolan sekitar 1250 °C.
2
Sedangkan material tahan panas menggunakan suhu pengerolan hingga 1650 °C.

Pengerolan panas atau hot rolling awal menghasilkan beberapa produk yang disebut


sebagai bloom, slab, dan billet.Bloom biasanya memiliki penampang persegi dengan sisi paling
tidak sebesar 150 mm. Slab biasanya memiliki penampang persegi panjang.
Sedangkan billet memiliki penampang persegi namun berukuran lebih kecil dibanding
dengan bloom. Bloom dapat diproses lebih lanjut dengan proses pengerolan bentuk, sehingga
menghasilkan bentuk-bentuk struktur seperti I-beam dan rel kereta. Slab dapat dirol menjadi plat
dan lembaran material. Billet dirol dengan proses pengerolan bentuk menjadi batang persegi dan
batang lingkaran.
KEUNTUNGAN
 Bebas dari tengangan sisa.
 Sifatnya lebih homogen.
 Deformasi yang kebih besar.
 Gaya dan pembentukan yang di butuhkan relatif lebih kecil.
KERUGIAN
 Dimensi kurang akurat.
 Permukaan akhir kasar akibat oksidasi.
Cold Rolling

Cold rolling atau pengerolan dingin merupakan proses akhir dari rangkaian proses
pengerolan. Cold rolling dilakukan pada suhu ruang. Karena dilakukan pada suhu ruang, cold
rolling memerlukan energi yang besar (karena material dengan suhu ruang memiliki kekuatan
yang lebih besar) dan akan menghasilkan produk dengan sifat anisotropic.

Cold rolling bisa dibilang merupakan tahap finishing. Proses pengerolan ini menghasilkan


permukaan akhir yang lebih baik. Selain itu cold rolling juga menghasilkan produk dengan
dimensi yang lebih baik dan menghasilkan produk dengan kekuatan serta kekerasan yang lebih
tinggi.

Secara kinematika, pengerolan diklasifikasikan menjadi tiga macam. Pertama disebut pengerolan
longitudinal, kedua pengerolan transversal, dan pengerolan oblique.
KEUNTUNGAN
 Tidak di butuhkan pemanasan.
 Permukaan yang lebih baik.
 Ketelitian yang lebih baik.
 Ukuran lebih seragam.
 Kekuatan tariknya akan lebih baik.
Kerugian
 Gaya pembentuksn ysng di butuhksn lebih besar .
 Makin getasnya logam yang di deformasikan.

3
Gambar 2. Klasifikasi Pengerolan Secara Kinematika

Selain secara kinematika, pengerolan juga diklasifikasikan menurut geometri dari die atau rol
yang digunakan. Ada bermacam-macam proses pengerolan berdasarkan geometri die yang
digunakan. Masing-masing geometri die atau rol ini akan menghasilkan bentuk-bentuk produk
yang berbeda-beda. Berikut beberapa macam proses pengerolan berdasarkan geometri die:
1. Flat rolling,
2. Pack rolling,
3. Thread rolling,
4. Gear rolling,
5. Ring rolling,
6. Roll piercing,
7. Shape rolling,
8. Cross rolling,
9. Skew rolling,
10. Tube rolling.

1.1.2. Jenis-Jenis Proses Pengerolan.


1. Proses Pengerolan Datar

Gaya pengerolan :
           F = L.w.Yavg
dimana : L = panjang kontak
           w = lebar strip
           Yavg = average true stress
4
Gaya pengerolan dapat dikurangi dengan cara sebagai berikut :
 Mengurangi gesekan.
 Menggunakan rol dengan diameter kecil, sehingga mengurangi daerah kontak.
 Pereduksian ketebalan benda kerja yang dilakukan beberapa kali dengan tebal yang
kecil, sehingga dapat mengurangi daerah kontak.
 Melakukan pengerolan pada temperatur tinggi, karena pada temperatur tinggi material
akan mengalami penurunan kekuatan.
 Memberikan tegangan pada strip dalam arah longitudinal selama proses pengerolan.

Daya Total pengerolan :

dimana : P = Daya total pengerolan (kW)


           F = Gaya pengerolan (N)
           N= Kecepatan putar (rpm)
Gaya pada pengerolan.
Gaya pengerolan merupakan gaya luar dengan tekanan yang di aplikasikan pada
material.
Apabila beban pada rol (p).
P
P=
LP. B
Dimana p = Tekanan pada roll (Mpa).
P = Beban roll (N).
LP = Panjang sudut kontak (mm) LP=√ RΔh
B = Lebar (mm).
Maka dari persamaan di atas, Gaya roll adalah : p= p .b.Lp
Pertimbangan Geometri
 Akibat gaya yang bekerja, rol dapat mengalami defleksi. Besarnya defleksi tergantung
pada besar kecilnya modulus elastisitas material rol. Semakin besar modulus elastisitas
rol, maka defleksi akan semakin kecil. Akibatnya bagian tengah pelat lebih tebal
dibandingkan bagian tepi.

5
 Rol juga dapat mengalami pemuaian pada bagian tengah yang disebabkan oleh panas
yang dihasilkan proses deformasi plastis selama pengerolan. Akibatnya pelat akan
mempunyai bagian tengah yang lebih tipis dibandingkan bagian tepinya.
 Agar didapatkan pelat yang mempunyai ketebalan yang sama, umumnya bagian
tengah rol dibuat mempunyai diameter yang lebih besar dibandingkan dengan bagian
tepi.
 Penggunan rol dengan diameter yang besar cenderung membuat permukaan rol
menjadi rata.
 Rasio lebar-tebal yang rendah akan mengakibatkan lebar material yang dirol menjadi
lebar. Hal ini tidak terjadi pada pengerolan dengan rasio lebar-tebal yang tinggi.

Karakteristik Pengerolan Datar


 Proses pengerolan panas akan membuat ingot yang mempunyai struktur cor
(umumnya getas dan berporositas) menjadi struktur yang berstruktur butir halus dan
lebih ulet.
 Proses pengerolan panas untuk paduan aluminium dilakukan pada temperatur sekitar
450oC, lebih dari 1250oC untuk baja paduan, dan lebih dari 1650oC untuk paduan
refraktori. Sedangkan pengerolan dingin dilakukan pada temperatur kamar.
 Pack rolling adalah proses pengerolan yang menggunakan lebih dari dua lapis logam
 

yang dirol secara bersama-sama.


 Temper rolling adalah proses yang digunakan untuk memperbaiki permukaan pelat
hasil proses pengerolan yang tidak rata dengan cara pengerolan kembali secara ringan
dengan reduksi antara 0,5 - 1,5%.
 Tegangan sisa (residual stress) terjadi karena deformasi material yang tidak seragam
pada celah rol. Hal ini terutama terjadi pada proses pengerolan dingin.
Toleransi dimensi : ketebalan pelat yang dirol dingin umumnya bertoleransi  0,1 mm – 0,35
 

mm dan meningkat untuk pelat yang dirol panas. Toleransi kerataan umumnya  15 mm/m
untuk proses pengerolan dingin dan  55 mm/m untuk pengerolan panas.

6
2. Pengerolan Bentuk (Shape Rolling)
       Struktur yang lurus dan panjang dengan bentuk tertentu (seperti batang-l, rel kereta api,
dan batang pejal) dibentuk pada temperatur tinggi dengan proses pengerolan bentuk atau
pengerolan profil.
Pengerolan bentuk ada bermacam-macam:
A. Pengerolan Miring (Skew Rolling)
       Proses pengerolanini mirip dengan proses penempaan dengan rol, dimana digunakan
untuk menghasilkan bantalan peluru

B. Pengerolan Cincin (Ring Rolling)


           Proses ini dilakukan untuk mengurangi ketebalan cincin dan memperbesar diameter
cincin. Proses pengerolan panas dilakukan untuk cincin dan diameter besar, sedangkan
pengerolan dingin dilakukan untuk cincin dengan diameter kecil. Contoh produk yang
dihasilkan : roda kereta api, ring pipa.

C. Pengerolan Ulir
              Proses pembuatan ulir dengan pengerolan termasuk proses pengerjaan
dingin. Proses ini mempunyai kelebihan dapat membuat ulir tanpa menghasilkan
sisa material (scrap), mempunyai kekuatan yang baik, mempunyai surface finish
yang halus dan dapat menimbulkan terjadinya tegangan sisa tekan pada benda
kerja, sehingga daya tahan fatique meningkat.

              Proses pengerolan ulir dilakukan pada kondisi material lunak, karena


proses ini membutuhkan sifat keuletan. Untuk mengeraskan produk, pada
umumnya diproses lebih lanjut dengan proses perlakuan panas dan bila
diperlukan proses pengerjaan akhir (finishing) dengan proses permesinan.

7
        Roda gigi lurus dan roda gigi heliks dapat dibuat dengan menggunakan
proses pengerolan dingin yang serupa dengan pengerolan ulir.

3. MESIN ROL 
Proses pengerolan dilakukan pada mesin yang disebut Rolling Mils. Jenis-jenis mesin rol
antara lain :
 Mesin rol 2 tingkat
Rol dengan ukuran yang sama diputar hanya pada satu arah. Hasil yang diperoleh dimasukkan
kembali ke rol (belakang) untuk proses pengerolan berikutnya. Untuk peningkatan kecepatan
digunakan rol bolak-balik 2 tingkat dimana benda kerja dapat digerakkan maju dan mundur
melalui rol yang arah putarannya dapat dibalik

 Mesin rol 3 tingkat


Mesin rol ini terdiri dari rol atas dan rol bawah sebagai sumber gerak dan rol tengah yang
bergerak akibat gesekan

1.1.3. Bentuk-bentuk Benda Kerja yang Dikerjakan dengan Rolling


Proses rolling dapat digunakan untuk membentuk:
 Sheet,
 Plat,
 Strip,
 Pipa,
 Bar,
 Rod,
 Kawat,
 Rel kereta,
 Bentuk struktural (seperti I-beam, profil siku, dll).

8
1.1.4. Jenis Material yang Mampu Dikerjakan dengan Rolling
Material yang dapat dikerjakan dengan rolling antara lain:
 Logam ferro,
 Logam non ferro,
 Logam paduan,
 Plastik,
 Serbuk logam,
 Keramik,
 Hot glass.

Material Rol (Komponen Pengerol)


Karakter dasar material yang dibutuhkan untuk membuat rol yakni memiliki kekuatan tinggi dan
ketahanan aus yang tinggi. Material yang biasa digunakan untuk membuat rol antara lain: besi
tuang, baja tuang, dan baja tempa. Rol dengan diameter kecil biasanya menggunakan material
tungsten carbide. Rol untuk cold rolling umumnya memiliki permukaan yang halus. Pada
beberapa aplikasi khusus, rol-rol tersebut juga harus dipoles.

Pelumasan
Pada hot rolling biasanya tidak menggunakan pelumasan. Hot rolling menggunakan larutan
berbasis air untuk mendinginkan rol dan memecah kerak pada benda kerja. Pada logam non ferro
biasanya diberi tambahan minyak,emulsion, dan fatty acid. Sedangkan pada cold rolling biasanya
menggunakan campuran minyak dan air, atau pelumas dengan kekentalan rendah
seperti paraffin, fatty oil, dan emulsion.

1.1.5. Tujuan Proses Rolling


Proses rolling bertujuan untuk:
 Mengurangi ukuran penampang benda kerja.
 Memperoleh bentuk yang diinginkan.
 Memperhalus ukuran butir benda kerja (struktur butir lebih halus).
 Mengurangi kegetasan benda kerja (benda kerja awal biasanya berupa ingot hasil
pengecoran yang bersifat getas).
 Menghilangkan lubang-lubang kecil di dalam benda kerja (pada proses pengecoran
biasanya ada gas yang terjebak di dalam benda kerja dan menyebabkan lubang-lubang kecil).
 Meningkatkan kekuatan benda kerja.
 Meningkatkan kekerasan benda kerja.
 Memperhalus permukaan benda kerja.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/06/rolling.html

https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/pembentukan-logam-metal-forming/proses-canai-
panas-canai-dingin-hot-rolling-cold-rolling

https://www.slideshare.net/mobile/deshany/proses-pengerolan

10

Anda mungkin juga menyukai