Anda di halaman 1dari 9

PENGUJIAN BAHAN DAN METROLOGI 1

PELAPISAN 4 (KONVERSI)

Disusun oleh :

Mario Akbar S (3.21.19.1.13)

Muh Rezon A (3.21.19.1.14)

M Maulana A (3.21.19.1.15)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2020/2021
 Pendahuluan
Hampir sebagian banya barang-barang menggunakan logam sebagai bahan
dasarnya. Namun penggunaan logam kurang maksimal jika logam tersebut mengalami
korosi dan cepat aus baik dari segi kekuatan maupun keindahan. Dari hal tersebut maka
dibutuhkan pelapisan pada logam agar meningkat sifat teknis maupun mekanis, selain itu
melindungi logam dari korosi dan juga memperindah tampilan. Banyak cara untuk
melakukan pelapisan logam salah satunya dengan metode pelapisan konversi. Pelapis
konversi adalah pelapis untuk logam yang permukaan bagiannya mengalami proses kimia
atau elektro-kimia oleh bahan pelapis yang mengubahnya menjadi zat dekoratif atau
pelindung. Contohnya termasuk pelapis konversi kromat, fluorozirkonat, fluorotitanat,
gel sol, pelapis konversi fosfat, kebiruan, pelapis oksida hitam pada baja, dan anodisasi.
Mereka digunakan untuk perlindungan korosi, warna dekoratif, promotor adhesi, dan
pelapis konduktif listrik.

 Tujuan
1. Membentuk lapisan pasif secara kimia untuk menahan mekanisme korosi dari
lingkungannya.
2. Mengetahui tentang pengaruh suhu terhadap nilai absorbsi dengan benar.
3. Mengetahui tentang pengaruh waktu terhadap nilai absorbsi dengan benar.
4. Mengukur waktu dan suhu yang digunakan pada pelapisan konversi dengan benar
5. Mengukur waktu dan suhu yang digunakan pada pelapisan konversi dengan benar

 Manfaat

1. Dapat mengetahui tentang pengaruh suhu terhadap nilai absorbsi dengan benar.
2. Dapat mengetahui tentang pengaruh waktu terhadap nilai absorbsi dengan benar.
3. Dapat mengukur waktu dan suhu yang digunakan pada pelapisan konversi dengan
benar
4. Mengukur waktu dan suhu yang digunakan pada pelapisan konversi dengan benar

 Dasar Teori
Elektroplating merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan
lapisan logam dengan mengunakan bantuan arus listrik melalui suatu larutan elektrolit.
Benda yang dilapisi harus merupakan konduktor atau dapat menghantarkan arus listrik.
Elektroplating ditujukan untuk perlindungan terhadap karat seperti pada pelapisan seng
pada besi baja, pelapisan nikel dan krom umumnya ditujukan untuk menjadikan benda
mempunyai permukaan lebih keras dan mengkilap selain juga sebagai perlindungan
terhadap korosi.

 Alat dan Bahan


A. Alat:
1. Beaker glass 300 ml : 3 buah
2. Gelas plastic 1 Lt : 1 buah
3. Alat ukur suhu / thermometer : 3 buah
4. Heater/ pemanas : 2 buah
5. Neraca / timbangan : 1 buah
6. Penguku rwaktu/ stop watch : 1 buah
7. Pengaduk cairan : 2 buah
8. Spatula/ sendok : 1 buah
9. Dryer/ pengering : 1 buah
10. Kertas tissue
B. Bahan Dasar Untuk Percobaan:
Plat alumunium ukuran (3 x 10) cm
C. Bahan:
a) BahanPembersih
- Sabun
- Aquadest
- NaOH 20 gr / 200 ml

b) Bahan Pembuat Larutan Elekrtrolit:


- Acid chromic (Cr 03) = 4 g/ lt
- Sodium dikroma (Na2 Cr2 07) = 3,5 g/ lt
- Sodium flourida (NaF) =0,8 g/ lt

 Langkah Kerja
Langkah 1. Poleshing

1. Benda kerja dibersihkan 2. Benda kerja diukur sepanjang 6


dan kemudian diberi tanda cm
dengan cara pemolesan hingga
mengkilap

Langkah 2. Dibersihkan dengan sabun dan cuci air

1. Mencuci benda kerja dengan cara 2. Benda kerja dibilas dengan aquades
kain majun diberi sedikit sabun dan air,
kemudian digosokkan ke benda kerja hingga bersih

Langkah 3. Benda kerja di degreasing dengan NaOH


`

Benda kerja dicelup kedalam larutan NaOH selama 1 menit

Langkah 4. Bilas dengan aquadest, keringkan dan timbang

1. Benda kerja dibilas dengan aquades 2. Benda kerja 3. Benda kerja ditimbang
dikeringkan. Memegang untuk mengetahui berat
benda kerja pada daerah benda kerja sebelum
yang tidak dilapisi. pelpaisan konversi
Pastikan posisi dryer dari
atas

Langkah 5. Masukan kedalam larutan elektrolit


Bahan Pembuat Larutan Elektrolit Variasi temperature : kamar (K/27C) : 40C : 60C
-Acid chromic (Cr 03) PH : 1,5 – 2
-Sodium dikroma (Na2 Cr2 07) Variasi waktu : 3 menit 5 menit 8 menit
-Sodium flourida (NaF)

Langkah 6-7. Bilas dengan aquadest, proses pengeringan dan penimbangan benda kerja

1. Benda kerja dibilas dengan 2. Benda kerja 3. Benda kerja ditimbang untuk
aquades dikeringkan. Memegang mengetahui berat benda kerja
benda kerja pada daerah setelah pelpaisan konversi
yang tidak dilapisi.
Pastikan posisi dryer dari
atas

Hasil
A. Data hasil pengujian

Kode t T Berat BK Berat BK Selisih Keterangan warna Nilai


Benda (waktu) (suhu) sebelum setelah berat absorbsi
Kerja menit °C dilapis(gr) dilapis(gr) (gr)
1 3 27° 14,386 14,388 0,002 Putih 1
2 5 27° 16,247 16,253 0,006 Kuning keemasan 2
3 8 27° 15,921 15,925 0,004 Kuning emas keputih- 3
putihan
4 3 40° 15,791 15,827 0,036 Putih kekuning-kuningan 4
5 5 40° 15,859 15,869 0,010 Kuning kemerah muda 5
6 8 40° 16,099 16,126 0,027 Kuning kehijauan muda 6
7 3 60° 15,937 15,942 0,005 Kuning keemasan 7
8 5 60° 16,033 16,041 0,008 Kuning keemasan tua 8
9 8 60° 14,461 14,463 0,002 Kuning emas kehijauan 9
tua

Benda kerja sebelum pelapisan konvers


Benda kerja setelah pelapisan konversi

B. Analisis Data
 Membandingkan data hasil praktikum (data, grafik,dan hasil pengamatan)
Dari data hasil praktikum pelapisan konversi yaitu dengan cara perendaman logam ke
cairan elektrolit dengan waktu dan suhu yanh berbeda maka didapatkan hasil sebagai
berikut. Ada 9 percobaan pada praktikum ini , pada percobaan pertama berat awal
14,386gr dicelupkan selama 3 menit dengan suhu 27° C berubah menjadi 14,388gr
dengan warna putih dan nilai absorbsi 1. Benda kedua dengan berat awal 16,247gr
dicelupkan selama 5 menit dengan suhu 27° menit berubah menjadi 16,253gr berwarna
kuning keemasan dengan nilai absorbs 2.
Benda ketiga dengan berat awal 15,921gr dicelupkan selama 8 menit dengan
suhu 27° menit berubah menjadi 15,925gr berwarna kuning emas keputih-putihan
dengan nilai absorbs 3. Benda keempat dengan berat awal 15,791gr dicelupkan selama 3
menit dengan suhu 40° menit berubah menjadi 15,827gr berwarna putih kekuning-
kuningan dengan nilai absorbsi 4. Benda kelima dengan berat awal 15,859gr dicelupkan
selama 5 menit dengan suhu 40° menit berubah menjadi 15,869gr berwarna kuning
kemerah mudaan dengan nilai absorbsi 5.
Benda keenam dengan berat awal 16,099gr dicelupkan selama 8 menit dengan
suhu 40° menit berubah menjadi 16,126gr berwarna kuning kehijau mudaan dengan nilai
absorbsi 6. Benda ketujuh dengan berat awal 15,937gr dicelupkan selama 3 menit
dengan suhu 60° menit berubah menjadi 15,942gr berwarna kuning keemasan dengan
nilai absorbsi 7. Benda kedelapan dengan berat awal 16,033gr dicelupkan selama 5
menit dengan suhu 60° menit berubah menjadi 16,041gr berwarna kuning keemasan tua
dengan nilai absorbsi 8. Benda kesembilan dengan berat awal 14,461gr dicelupkan
selama 8 menit dengan suhu 60° menit berubah menjadi 14,463gr berwarna kuning emas
kehijaun dengan nilai absorbsi 9.
Dari data tersebut dapat kita ketehui bahwa perubahan berat benda berbeda beda.
Dapat dilihat logam terabsorbsi dengan nilai yang berbeda, hal ini dipengruhi oleh
lamanya pencelupan dan juga suhu yg digunakan. Semakin tinggi suhu maka akan
semakin tinggi pula nilai keabsorbsiannya.
 Factor yang mempengaruhi hasil praktikum

Dari tabel diaatas dapat kita ketahui bahwa waktu dan suhu sangat berpengaruh
pada nilai absorbsinya. Dalam suhu yang sama, semakin lama waktu perendaman dalam
larutan maka semakin tinggi nilai keabsorbsiannya, begitu pula pada waktu yang sama,
semakin tinggi suhu maka semakin tinggi pula nilai keabsorbsiannya.

 Kendala yang terjadi selama praktikum dan pengaruh terhadap hasilnya

Ada beberap kendala yang mungkin terjadi pada penelitian kali ini. Kecerobohan
yang tidak sengaja juga bisa menjadi hambatan saat penelitian. Pengukuran benda yang
tidak sesuai, waktu pencelupan yang tidak sesuai ketentuan dan suhu yang berubah karna
ketidak telitian juga mempengaruhinya.

C. Kesimpulan
Dari data yang kita dapatkan setelah melakukan penelitian dapat disimpulkan
bahwa waktu pencelupan dan suhu yang digunakan mempengaruhi nilai absorbsi.
Semakin lama waktu pencelupan dan semakin tinngi suhu yang digunakan maka akan
semakin tinggi pula nilai absorbsinya. Selain itu keselamatan dan juga ketelitian saat
melakukan penelitian juga mempengaruhi hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai