PROFIL PROYEKTOR
Disusun oleh:
Akhmad Firdaus (MS 2A)
Cahya Ramdhan Kusuma (MS 2A)
Chandra Wahyu Setiawan (MS 2A)
Andryana Dwiandara W. (MS 2B)
Arvian Aditya Prasetyo (MS 2B)
PROGRAM STUDI
TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Pelaksana Praktikum :
1. Akhmad Firdaus
2. Cahya Ramdhan Kusuma
3. Chandra Wahyu Setiawan
4. Andryana Dwiandara W.
5. Arvian Aditya P.
Waktu Pelaksanaan :
Dengan ini telah melakukan praktikum dan pengamatan pada setiap percobaan
sesuai dengan prosedur mata kuliah Praktikum Fenomena Bahan 2 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat.
Semarang, …................................2019
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan praktikum dengan
baik.
1. Bapak Nanang Budi Sriyanto, S. T., M. Eng. selaku dosen pembimbing mata kuliah
Praktikum Fenomena Bahan 2.
2. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan secara moral
maupun materil dalam penyelesaian laporan ini.
3. Teman-teman kelas MS 2A dan MS 2B yang telah memberikan dukungan dan
semangat tiada hentinya.
4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
penyusunan laporan praktikum ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan
ini, baik dari segi penyusunan, tata bahasa, maupun data-data yang dilaporkan. Oleh karena
itu, penulis memohon saran dan kritik yang membangun guna melengkapi dan
menyempurnakan Laporan Praktikum ini.
Atas semua perhatian dari segala pihak yang telah membantu penulis dalam
menyusun Laporan Praktikum ini, penulis ucapkan terima kasih.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 METODOLOGI
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengukur jarak suatu benda kerja yang kecil.
2. Mahasiswa mampu mengukur besar sudut pada benda kerja yang kecil.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk permukaan suatu benda.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui jarak suatu bentuk benda kerja yang kecil.
2. Mengetahui besar sudut pada benda kerja yang kecil.
3. Mengetahui bentuk permukaan suatu benda.
BAB 2
DASAR TEORI
Biasanya cara yang pertama lebih mudah dilaksanakan sedangkan cara kedua lebih
sering dipakai untuk memeriksa toleransi sudut, yaitu dengan membuat gambar
transparan dari sudut beserta daerah toleransinya. (daerah toleransi dapat diperjelas
karena bayangan benda ukur telah diperbesar sesuai dengan pembesaran yang
dikehendaki, Misalnya : 25x, 50x, 100x).
Untuk melihat lebih jelas mengenai profil proyektor, dapat dilihat pada gambar
berikut ini :
Gambar 1. Lampu
2) Proyektor (Projector)
Proyektor digunakan untuk memproyeksikan cahaya kecermin lalu diteruskan
kelayar. Proyektor memiliki pembesaran yang beragam, yaitu 10x, 25x, 50x,
dan 100x. (Raden Arief, 2014).
Gambar 2. Proyektor
3) Layar (screen)
Layar adalah penerima cahaya yang telah diproyeksikan oleh proyektor. Pada
layar terdapat garis silang untuk memposisikan bayangan benda ukur. piringan
layar dapat diputar 360o untuk dapat membaca sudut bayangan. (Raden Arief,
2014).
Gambar 3. Layar
Eretan ini terdapat pada meja, digunakan untuk menggerakkan meja searah
vertikal untuk eretan X, dan searah horizontal untuk eretan Y. Meja digunakan
sebagai dudukan benda ukur. meja diposisikan di antara kondensor dengan
proyektor. (Raden Arief, 2014).
Gambar 4. Eretan X
Gambar 5. Eretan Y
Gambar 6. Meja
5) Alat ukur
Pada profil proyektor digunakan tiga alat ukur yang berjenis vernier digital
untuk membaca panjang, lebar, tinggi, dan sudut. Ketiga alat ukur ini dapat
dilihat pada gambar di bawah ini : (Raden Arief, 2014).
Gambar 7. Alat Ukur Sudut
6) Switch
Terdapat tiga switch pada profil proyektor, yaitu : switch lampu utama, switch
angle vernier, dan switch lampu sorot fleksibel. Yang dapat dilihat pada gambar
dibawah ini : (Raden Arief, 2014).
7) Alat bantu
Apabila pengukuran memiliki dimensi yang sangat kecil maka benda ukur akan
di klem yang berupa cermin dengan klem pada sisinya. (Raden Arief, 2014).
d) Jangka Sorong.
2. Bahan
a) Gear A
b) Gear B
c) Gear C
d) Baut A
e) Baut B
11. Gerakkan meja pemutar sehingga kaki sudut segaris dengan sumbu (b)
Gambar 3 : Posisi akhir pengukuran
12. Hasil pengukuran dapat dibaca pada angka (derajat) disekeliling layar
proyeksi
b. Pengukuran jarak
1. Ulangi langkah 1 sampai 5 seperti percobaan pertama.
2. Atur panel pada posisi kontrol.
3. Fokuskan benda kerja sehingga hasil bayangan bentuk didapat gambar yang
paling jelas.
4. Luruskan salah satu garis silang dengan salah satu titik puncak ulir yang akan
diukur.
6. Gerakkan micro stage ke arah sumbu x (ke kiri/ ke kanan) atau sumbu y (arah
maju/ mundur) sesuai arah jarak yang diukur (gambar 6).
7. Hasil pengukuran jarak dapat dibaca dari angka pada micro head.
Berasarkan data hasil praktikum yang telah dilakukan, maka kita tahu bahwa profil
proyektor memang sangat cocok untuk mengukur benda yang berdimensi kecil.
Profil proyektor dapat memperbesar profil yang sangat kecil dan rumit sedangkan
kelemahannya adalah tidak dapat mengukur dimensi kedalaman. Pembacaan dari profil
proyektor jika di ambil standarisasi dari jangka sorong ideal, maka jangka sorong dianggap
sebagai Patokan yang benar. Berikut adalah tabel perbandingan hasil pengukuran dengan
menggunakan jangka sorong dengan hasil pengukuran dengan jangka sorong :
Hasil pegukuran diameter luar
No Nama Benda Jangka Sorong Profil Proyektor
Kerja (mm) (mm)
1 Gear A 15,20 14,435
2 Gear B 20,30 19,906
3 Gear C 18,80 18,378
Nilai dari teori akan dibaca di skala jangka sorong. Kesalahan error pada praktikum
kemungkinan disebabkan banyak hal, seperti sifat umum alat ukur, dan factor-faktor
penyebab terjadinya penyimpangan pada pengukuran. Jika jangka sorong sebagai standar
maka selisih dari standar dengan profil proyektor merupakan harga penyimpangan , sebagai
berikut :
Dalam profil proyektor ini kita tidak dapat menentukan dimensi dalam seperti
diameter profil atau kedalaman celah, maka diperlukan alat ukur lainnya. Banyaknya
penyebab / factor penyebab kesalahan juga mempengaruhi hasil pengukuran, seperti kaca
buramnya tidak focus, dll. Parameter teori dari profil projector adalah nilai skala vernier
caliper pada profil projector. Berikut adalah diagram perbedaan pengukuran antara
pengukuran dengan jangka sorong dan profil proyektor.
Gear A
15,4
15,2
15,2
Gear B
20,4
20,3
20,3
Diameter Luar (mm)
20,2
20,1
20
19,906
19,9
19,8
19,7
Jangka sorong Profil proyektor
Pengukuran
Gear C
18,9 18,8
18,8
Diameter Luar (mm)
18,7
18,6
18,5
18,378
18,4
18,3
18,2
18,1
Jangka sorong Profil proyektor
Pengukuran
Baut A
8,2 8,1
8,1
8
Panjang (mm)
7,9
7,8
7,7 7,66
7,6
7,5
7,4
Jangka sorong Profil proyektor
Pengukuran
Baut B
6,6
6,5
6,5
Panjang (mm)
6,4
6,3
6,2 6,152
6,1
6
5,9
Jangka sorong Profil proyektor
Pengukuran
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dari benda uji yang telah diuji, ditemukan bahwa
pada pengujian tersebut Pengukuran profil proyektor dilakukan pada benda ukur
yang berdimensi kecil. Profil proyektor memberikan cara termudah dalam
mengukur benda kerja yang berdimensi kecil dengan menyorotkan cahaya ke
benda ukur dan menampilkan bayangan benda ukur yang telah diperbesar oleh
proyektor ke layar. Pengukuran menggunakan alat ukur vernier jenis digital
yang memiliki tingkat ketelitian yang baik. Profil proyektor menggunakan
beberapa pembesaran yang berbeda tetapi hasil dari semua pengukuran akan
memberikan hasil yang sama. Kesalahan pada proses pengukuran yang terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Kondisi atau bentuk benda ukur.
2. Kondisi alat ukur.
3. Pengambilan posisi pengukuran pada setiap titik.
4. Kecermatan operator dalam melakukan gerakan meja atau pengambilan
data.
6.2 Saran
1. Pahami langkah kerja terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum.
2. Praktikan selanjutnya harus lebih teliti dalam menggunakan alat supaya
mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
A.Hald. 1952. Statistical Theory With Engineering Application. Jhon Willey & Sons. Inc :
New York.
A.J.D. Duncan. 1974. Quality Control and Industrial Static. Ricard D. Irwin, Inc : Illionis.
Isya Prakoso. 2014. Analisa Pengaruh Kecepatan Feeding Terhadap Kekasaran Permukaan
Draw Bar Mesin Milling Aciera dengan Proses CNC Turning. Jurnal Teknik
Mesin. 3(2) : 1 – 6. ISSN 2089 – 7235x
Raden Arief, dkk. 2014. Karakteristik Tcr dan Vcr Resistor Pasta Resistor Pada Substrat
Alumina dengan Teknologi Film Tebal. Jurnal Mahasiswa Teknik Elektro
Universitas Brawijaya. 1(2) : 1 – 8.
Rochim, Taufiq. 2006. Spesifikasi Metrologi dan Control Kualitas Geometrik 2. Bandung :
ITB.