Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FENOMENA BAHAN 2

PROFIL PROYEKTOR

Disusun Oleh
Kelompok 8
Anggota :
1. Raynaldi Saputro (4.21.18.0.14)
2. Rizqi Nur R (4.21.18.0.17)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan dunia industri pada era sekarang ini, selalu ada aspek yang
dikembangkan guna menunjang kebutuhan pada industri yang kompleks ini. Salah satu aspek
tersebut adalah metrologi pengukuran, dimana dalam hal ini keakurasian dan kepresisian
yang sangat dibutuhkan
Metrologi pengukuran sangat dibutuhkan dalam dunia industri, guna mendapatkan
dimensi yang baik dari komponen yang akan dibuat. Berbagai jenis komponen yang
dihasilkan oleh alat perkakas sangat beragam, dari jenis material, bentuk profil, serta ukuran.
Pada komponen dengan ukuran kecil akan sulit mendapatkan dimensinya. Maka dibutuhkan
alat ukur yang mampu mengukur benda dengan dimensi kecil.
Profil proyektor memiliki prinsip kerja optik yang berguna untuk melakukan pantulan
cahaya ini akan tampak besar pada layar, dengan demikian apabila ada benda yang
menghalangi cahaya maka sebahagian cahaya akan tidak tampak pada layar buram. Dan itu
adalah bayangan dari benda tersebut. Bayangan yang besar tersebut dapat dengan mudah
diukur dengan perandingan yang sesuai dengan benda aslinya.
Pada profil proyektor ini besar oembesaran bayangan yang ditampilkan pada layer
bergantung pada lensa yang digunakan. Lensa dari proyektor ini ada beberapa jenis
pembesaran, diantaranta adalah lensa dengan pembesaran 10X, 25X, 50X, dan 100X.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah
1. Dapat memahami dasar – dasar mengenai profil proyektor.
2. Mengukur jarak suatu benda kerja yang kecil.
3. Mengukur besar sudut pada benda kerja yang kecil.
4. Menampilkan bentuk permukaan suatu benda kerja yang kecil.

1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat setelah melakukan praktikum adalah
1. Mahasiswa dapat memahami dasar – dasar mengenai profil proyektor.
2. Mahasiswa mampu mengukur jarak suatu benda kerja yang kecil.
3. Mahasiswa mampu mengukur besar sudut pada benda kerja yang kecil.
4. Mahasiswa mampu menampilkan bentuk permukaan suatu benda kerja yang kecil.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Profil proyektor atau yang sering disebut komparator optik adalah sebuah perangkat
yang digunakan untuk mengukur benda-benda yang berukuran dimensi kecil. Dalam prinsip
kerjanya secara singkat yaitu dengan cara memperbesar bayangan dari benda yang sedang
diukur dengan memproyeksikan dalam skala linier.
Profil proyektor memperbesar bayangan benda kerja menggunakan perangkat optik
berupa lensa pembesaran. Lensa ini ukurannya bermacam-macam, diantaranya lensa 10 X
pembesaran, 25X, 50X dan 100X pembesaran. Besar benda kerja yang mampu diukur pada
alat ini adalah setinggi 1-20 mm. Jika hanya mengukur skala benda pada sumbu X maka
senda kerja bisa di lakukan pembalikan posisi dan mengukur bidang selanjutnya. Cara ini
juga masih memiliki keterbatasan, karena hanya dua kali dari 20mm saja yang mampu diukur
dalam alat ini. Benda kerja diberi sinar datang dari bagian depan benda kerja. Sehingga
bayangan dari benda kerja ditangkap oleh lensa pembesaran, dan diteruskan menuju layar
utama. Bayangan yang ditampilkan pada layar utama merupakan hasil dari pembesaran
bidang yang sedang dilakukan pengukuran.
Layar proyeksi ini menampilkan profil dari spesimen dan diperbesar untuk baik
kemudahan menghitung pengukuran linier. Sebuah tepi untuk memeriksa spesimen dapat
berbaris dengan kotak pada layar. Dari sana, pengukuran sederhana dapat diambil untuk jarak
ke titik lainnya. Metode khas untuk pencahayaan adalah dengan pencahayaan diascopic, yang
pencahayaan dari belakang. Jenis pencahayaan ini juga disebut iluminasi ditularkan ketika
spesimen dan tembus cahaya dapat melewatinya. Jika spesimen buram, maka lampu tidak
akan pergi melalui, tapi akan membentuk profil dari spesimen. Mengukur sampel dapat
dilakukan pada layar proyeksi. Sebuah proyektor profil juga mungkin memiliki iluminasi
episcopic yang cahaya yang bersinar dari atas. Hal ini berguna dalam menampilkan daerah
internal yang mungkin perlu diukur.
Profil proyektor disebut juga komparator optik karena dalam proses penbesaran
bayangannya menggunaan lensa untuk melakukan pembesaran pada bayangan benda kerja
yang diukur. Pembesaran yang terjadi bergantung pada lensa yang digunakan dalam proses
pengukuran. Pada layar profil proyektor ini memiliki grid dan dapat di putar sejauh 360o .
Sehingga bisa sejajar lurus dari bagian mesin untuk memeriksa ataupun measure. Layar profil
proyektor ini menampilkan hasil pembesaran dari benda kerja yang sedang diukur
menggunakan profil proyektor ini. Besar dari hasil pembesarannya tergantung pada jenis
lensa yang digunakan. Sebagaimana telah operator ketahui ada beberapa jenis lensa profil
proyektor ini. Semakin besar pembesaran yang digunakan maka akan semakin detail pula
bayangan yang ditampilkan pada layar utama.
Penyinaran dilakukan oleh lampu utama dan diteruskan ke kondensor dan di lanjutkan
ke layar utama. Sehingga bayangan yang terbentuk sesuai benda kerja yang diletakkan pada
meja eretan yang di sinari lampu utama tersebut. Sehingga letak dari benda kerja di antara
lensa dan kondensor. Bayangan yang di tampilkan pada layar jika garis tepi dari benda ukur
tersebut tidak jelas maka operator bisa mengatur fokus pada profil proyektor ini dengan cara
mendekatkan lensa atau menjauhkan dengan benda kerja yang diukur

2.2 Prinsip Kerja


Profil proyektor memiliki prinsip kerja pengubah opto-mekanik (gabungan sistem
optik dan sistem mekanik). Sistem mekanik pada profil proyektor terdapat pada meja ukur.
Gerakan dari Xaxis fine motion assembly bergerak meja searah sumbu X (horizontal), dan
gerakan Y axis fine motion assembly menggerakkan meja searah sumbu Y (vertikal). Sistem
optik yang terdapat pada profil proyektor terdapat pada lampu yang memberi bayangan pada
kaca buram. Cara kerja optik pada profil proyektor ialah berkas cahaya dari lampu diarahkan
oleh kondensor menuju objek yang diletakkan diantara kondensor dan proyektor. Karena
benda ukur tidak tembus cahaya, jadi hanya sebagian berkas cahaya yang diteruskan dan
diproyeksikan kelayar buram. Sehingga bayangan benda ukur yang gelap dengan latar

belakang yang terang.

Beberapa alat ukur pembanding menggunaakan prinsip kerja gabungan yaitu


pengubah mekanik dan optik. Pengubah mekanik berupa sistem kinematik yang berfungsi
untuk memperbesar perubahan silinder pengukur (sensor) menurut perbandingan jarak antara
kedua ujung batang terhadap engselnya. Sistem mekanik digabung dengan sistem optik
melalui cermin yang kemiringannya dapat diubah.
Sementara itu, cermin berfungsi sebagai pemantul berkas cahaya pada sistem
pengubah optik. Pengubah optik dapat merupakan sistem pembentuk bayangan yang berupa
garis yang diproyeksikan pada layar kaca buram pada mana tercantum skala (dibalik)
bayangan skala diproyeksikan pada kaca buram yang memiliki garis indeks.
Jika perbandingan jarak antar kedua ujung batang kinematik terhadap engselnya 30:1,
sedangkan perbandingan radius skala dengan jarak antara engsel dengan ujung cermin
pemantul adalah 50:1, maka pembesaran total alat ukur adalah:
Pembesaran mekanik : 1 X 30 X 1 = 30 satuan
Pembesaran optik : 50 X 2 = 100 satuan
Pembesaran total : 30 X 100 = 3000 satuan
Hal ini berarti, bila jarak Perubahan sensor sebesar 1μm dirancang menimbulkan
pergeseran garis indeks pada skala dengan jarak antara garis 2 mm, hal ini setara dengan
merancang kecermatan sebesar 0,001 mm. Faktor pembesaran sebesar 2X pada sistem optik
tersebut merupakan pengaruh perubahan kemiringan cermin pemantul, seperti yang
dijelaskan pada gambar 2.3 berikut :

Pemeriksaan bayangan benda ukur (pengukuran atau perbandingan dengan contoh


bentuk standar) Dilakukan dari balik layar yang terbuat dari kaca buram. Seperti halnya pada
mikroskop, benda ukur dicekam pada meja geser (Koordinat X-Y) sehingga bayangan benda
ukur dapat digerakkan relatif terhadap garis silang yang terdapat pada layar. Jarak yang
ditempuh oleh gerakan bayangan dapat dibaca pada skala kepala micrometer dengan meja
posisi di gerakkan arah X dan Y.
Alat ukur profil proyector jenis CNC dilengkapi system kontrol gerakan meja.
Bayangan digerakkan digerakkan secara otomatik sesuai dengan program pengukuran yang
dibuat khusus untuk suatu benda ukur. Serupa dengan mesin ukur CNC (CMM; coordinate
measuring machine) atau mesin perkakas CNC, system kontrol gerakan meja memanfaatkan
motor servo dan alat ukur jarak ( inductocyn atau encoder). Dalam hal ini sensor jenis fotosel
ditempelkan pada kaca buram untuk mendeteksi saat pemulaian dan/atau pengakhiran
perhitungan jarak gerak bayangan.

2.3 Komponen Profil Proyektor


Pada profil proyektor terdapat komponen utama yang tersusun sehingga menjadi suatu
rangkaian dan berbentuk seperti profil proyektor ini. Sebenarnya pada profil proyektor CNC
maupun convensional isi komponennya sama hanya berbeda pada cara pengoperasiannnya
saja. Perbedaan tersebut terletak pada penggerak meja utama alat ini. Komponen Komponen
tersebut di antaranya adalah sebagai berikut:
2.3.1 Lampu
Lampu diposisikan dibagian depan profil proyektor yang mengarah ke proyektor. Dan
terdapat kondensor agar cahaya dapat diarahkan ke proyektor. Lampu digunakan sebagai
sumber cahaya pada sistem optiknya. Lampu ini bisa disebut sebagai komponen yang sangat
berperan pada profil proyektor ini karena pada profil proyektor jika tidak ada lampunya maka
alat ini tidak akan berfungsi dengan baik, sebab pencahayaan pada alat ini merupakan hal
paling utama yang berguna untuk membentuk bayangan dari benda kerja yang akan di
lakukan pengukuran.

2.3.2 Proyektor (Projector)


Proyektor digunakan untuk memproyeksikan cahaya kecermin lalu diteruskan
kelayar. Proyektor ini juga merupakan komponen yanag sangat penting jika tidak ada
proyektor makan bayangan benda kerja tidak akan ada di layar utama. Proyektor memiliki
pembesaran yang beragam, yaitu 10X, 25X, 50X.

2.3.3 Layar
Layar adalah penerima cahaya yang telah diproyeksikan oleh proyektor atau bosa juga
disebut penerima hasil pemproyeksian. Pada layar terdapat garis silang untuk memposisikan
bayangan benda ukur. Piringan layar dapat diputar 360o untuk dapat membaca sudut
bayangan.

2.3.4 Eretan X, Y, dan Meja


Eretan ini terdapat pada meja, digunakan untuk menggerakkan meja searah vertikal
untuk eretan X, dan searah horizontal untuk eretan Y. Meja digunakan sebagai dudukan
benda ukur. Meja diposisikan di antara kondensor dengan proyektor

2.3.5 Alat Ukur


Pada profil proyektor digunakan tiga alat ukur yang berjenis vernier digital untuk
membaca panjang, lebar, tinggi, dan sudut. Ketika operator menggeser eretan maka dengan
otomatis angka dari alat ukur ini berumah mengikuti besar perubahan yang terjadi. Untuk
mempermudah penghitungan operator sebaiknya selalu mengkalibrasai alat ukur ini sebelum
melakukan proses pengukuran.

2.3.6 Switch
Terdapat tiga Switch pada profil proyektor, yaitu Switch lampu utama, Switch angle
vernier, dan Switch lampu sorot fleksibel.

2.4 Jenis Profil Proyektor


Pada dasarnya jenis dari profil proyektor ini berdasarkan cara kerjanya ada dua jenis
yaitu sistem pencahayaan diascopic dan episcopic. Diascopik adalah jenis pencahayaan yang
ber asal dari depan benda kerja dengan sistem pencahayaan datar atau searah horizontal.
Benda kerja di letakkan di antara kondensor dan proyektor.

Sedangkan jenis dari profil proyektor yang kedua adalah jenis episcopic. Yaitu sistem
pencahayaan yang berasal dari bawah benda kerja. Benda kerja di letakkan di atas meja. Meja
ini biasanya bersifat tembus cahaya, karena benda di letakkan di ats meja tersebut sehingga
proyektor berada di atas dari benda kerja tersebut.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum profil proyektor adalah
sebagai berikut :
3.1.1 Alat
1. Profil Proyektor

2. Lensa Proyektor

3. Jangka Sorong
4. Dial Indicator

5. Magnetic Switch

3.1.2 Bahan
1. Roda Gigi pada Jam Tangan

2. Ulir Baut
3.2 Langkah – Langkah Kerja
3.2.1 Kalibrasi Profil Proyektor
Kalibrasi profil proyektor digunakan untuk pengukuran sudut yaitu dengan cara
memutar piringan sudut screen/layar sehingga skala utama dan skala nonius segaris pada
angka nol untuk masing – masing skala tersebut.
Langkah – Langkah Pengujian
a. Pengujian Sudut Ulir Luar
1. Pasang lensa proyektor, lensa proyektor yang kita gunakan yaitu 50X
pembesaran.
2. Sambungkan colokan profil proyektor pada stop kontak, untuk menyalakan
profil proyektor.
3. Letakan benda yang mau diukur di atas permukaan landasan kaca, atur benda
sehingga bayangan dari objek terlihat di display lensa proyektor.
4. Atur fokus lensa proyektor , supaya focus yang terlihat jelas di display monitor.
5. Skala piringan diatur untuk menjajarkan skala utama dan nonius pada angka
nol.
6. Lakukan pengukuran dengan menggerakan sumbu X dan Y.
7. Untuk mengukur sudut, lakukan dengan menyetel sudut screen dan
menyesuaikan dengan bentuk sudut benda ukur.
8. Putar layer proyeksi untuk mendapatkan garis silang (b) sejajar dengan kaki
sumbu yang lain.
9. Gerakan meja pemutar sehingga kaki sudut segaris dengan sumbu (b),
10. Hasil pengukuran dapat dibaca pada angka (derajat) di sekeliling layer proyeksi.
11. Setelah hasil pengukuran didapat, catat angka pembacaan (derajat,menit) pada
layer proyeksi sebagai angka patokan awal pengukuran (bila angka tidak tepat
pada posisi nol).

3.2.2 Pengukuran Jarak


1. Pasang lensa proyektor, lensa proyektor yang kita gunakan 50X pembesaran.
2. Sambungkan colokan profil proyektor pada stop kontak, untuk menyalakan
profil proyektor.
3. Letakan benda yang mau diukur di atas permukaan landasan kaca, atur benda
sehingga bayangan dari objek terlihat di display lensa proyektor.
4. Atur focus lensa proyektor, supaya focus yang terlihat jelas di display monitor.
5. Skala piringan di atur untuk menjajarkan skala utama dan skala nonius pada
angka nol.
6. Luruskan salah satu garis silang dengan salah satu titik puncak ulir yang akan
diukur.
7. Catat angka pembacaan pada micro head sebagai angka patokan awal
pengukuran (bila tidak tepat pada posisi nol).
8. Gerakkan micro stage ke arah sumbu X (ke kiri/ ke kanan) atau sumbu Y (arah
maju/ mundur) sesuai arah jarak yang diukur.
9. Hasil pengukuran jarak dapat dibaca dan angka pada micro head.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Profil Proyektor sendiri dapat digunakan untuk pengukuran pada benda yang memiliki
dimensi yang kecil dengan cara memberikan cahaya ke benda kerja yang berdimensi kecil
yang nantinya aka nada bayangan dari benda kerja yang diperbesar oleh proyektor dan
ditampilkan di display.
Dari hasil pembesaran bayangan tersebut, dapat digunakan untuk menentukan nilai
suatu jarak , dan nilai sudut serta menampilkan bentuk permukaan dari benda kerja yang telah
dilakukan pengukuran denhgan profil proyektor. Dari hasil pengukuran, terdapat beberapa
kesalahan yang dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal , seperti :
1. Kondisi Benda Kerja
2. Kondisi Alat Ukur (Profil Proyektor)
3. Pengambilan posisi pengukuran pada setiap titik
4. Human Error atau kesalahan operator.

5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan, agar untuk praktikum kedepannya dapat diperbaiki.
1. Melakukan persiapan dan perbaikan pada alat ukur yang akan digunakan.
2. Dalam penyetingan awal dan pengambilan posisi pengukuran harus dilakukan dengan
akurat dan presisi.
3. Operator harus memahami terlebih dahulu mengenai Profil Proyektor, agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, Dian. 2015. Penggunaan Profil Proyektor. Riau : Universitas Riau

Kolata, Jossy. 2011. Profil Proyektor. Riau : Universitas Riau

Raden Arief, dkk. 2014. Karakteristik TCR dan VCR Resistor Pasta Resistor Pada Substrat
Alumina Dengan Teknologi Film Tebal. Jurnal Mahasiswa Teknik Elektro Universitas
Brawijaya.

Rochim Taufiq . 2006. Spesifikasi Metrologi dan Control Kualitas Geometrik 2. Bandung :
ITB Bandung.

Anda mungkin juga menyukai