DISUSUN OLEH
1
KATA PENGANTAR
Terimakasih kepada tuhan yang maha esa yang telah membantu penyusun untuk
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Karena tanpa pertolongan tuhan yang
maha esa penyusun tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
berjudul, “Penggunaan alat ukur linear tak langsung” sebagai bagian dalam tugas mata kuliah
Intrumen pengukuran teknik. Materi yang terkandung dalam makalah ini adalah sebagian besar
dari Metologi Industri itu sendiri.
Penyusun juga mengucapkan Terimakasih kepada dosen pengampu bapak Drs. Hidir
effendi, M.Pd. yang telah memberikan tugas kepada penyusun karena dengan tugas tersebut
penyusun jadi lebih mengetahui mengenai alat ukut tidak langsung.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada
pembaca, meskipun makalah ini ada kelebihannya dan kekurangannya penyusun mohon kritik
dan saranya agar penyusun bisa memperbaikinya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
3.2 Saran........................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. Mengetahui cara menggunakan bermacam-macam alat ukur linier untuk mengukur benda
dengan cara yang tepat dan benar.
5
BAB II
PENGUKURAN LINIER
1. DASAR TEORI
1.1. Pengertian Pengukuran Linear
Pengukuran Linear adalah proses pengukuran untuk mengetahui dimensidari suatu
benda kerja yang belum diketahui ukurannya.
Pengukuran Linear pembacaan tidak langsung yaitu pengukuran dengan instrumen pembanding,
maksudnya dengan membandingkan dimensi yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian
membacanya dengan bantuan alatukur langsung. Pada pengukuran ini, kita melakukan dua kali
proses pengerjaan. Macam-macam alat ukur yang tergolong alat ukur tidak langsung yaitu
a. Dial Indikator
b. Bore Gage atau Cylinder Gage
c. Caliper Gage
d. Telescoping gage
Gambar 2.5 Dial Indikator
6
Prosedur penggunaan dial indikator
1. Posisi spindle dial indikator harus tegak lurus dengan permukaan yang diukur.
2. Garis imajinasi dari mata si pengukur ke jarum penunjuk harus tegak lurus pada permukaan
dial indikator pada saat sedang membaca hasil pengukuran
3. Dial indikator harus dipasang dengan teliti pada batang penyangganya, artinya dial indikator
tidak boleh goyang.
4. Putarlah outer ring dan stel pada posisi nol. Gerakkan spindle ke atas dan ke bawah, kemudian
periksalah bahwa jarum penunjuk selalu kembali ke posisi nol setelah spindle dibebaskan.
5. Usahakan dial indicator tidak sampai terjatuh, karena terdapat mekanisme pengubah yang
sangat presisi.
6. Jangan memberi oli atau grease diantara spindle dan tangkainya, karena akan menghambat
gerakan spindle.
7
Cara I :
a) Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40
mm.
b) Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76
mm.
c) Pasang replacement rod pada bore gage. d) Ukur panjang replace-ment rod dengan
mikrometer luar seperti pada gambar 36 di samping dan usaha-kan jarum dial gage tidak
bergerak, misal diperoleh hasil pengukuran = 76,20 mm.
e) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan
dan ke kiri seperti pada gambar 37 sampai diperoleh penyimpangan terbesar (posisi tegak
lurus)
f) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage, misal diperoleh 0,13 mm
g) Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengukuran panjang replacement rod
dengan besarnya penyimpangan jarum bore gage.
Jadi diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm.
Cara II :
a) Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
b) Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76
mm.
c) Pasang replacement rod pada bore gage.
d) Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkan replacement rod antara anvil dan
spindle mikrometer
e) Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring
f) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan
dan ke kiri sampai diperoleh penyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
g) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage.
h) Apabila penyimpangan jarum dial gage :
(1) Di sebelah kanan nol: Ǿsilinder = 76 – penyimpangan
(2) Di sebelah kiri nol : Ǿsilinder = 76 + penyimpangan
c. Caliper Gage
8
Caliper gage adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter
dengan ukuran kecil, misalnya diameter lubang laluan katup, diameter dalam rocker arm dan
sebagainya.
Pada bagian atas caliper gage terdapat dial gage dan pada bagian bawah terdapat kaki (lug) yang
dapat bergerak bebas. Fungsi tombol yang terdapat pada dial gage untuk menggerakkan kaki-
kaki. Apabila tombol ditekan, maka kaki-kaki tersebut akan saling berhimpitan (menyempit).
Untuk menset nol dapat dilakukan dengan memutar outer ring sehingga jarum penunjuk
bertepatan dengan angka nol pada skala pengukuran.
9
(8) Baca penunjukkan jarum penunjuk pada caliper gage. Apabila hasil pembacaan = 0,07 mm,
maka diameter dalam lubang tersebut adalah = 8,50 – 0,07 = 8,43 mm
d. Telescoping gage
Telescoping gage atau pengukur T merupakan alat ukur pembanding yang biasa
digunakan untuk mengukur diameter dalam komponen yang agak ke dalam. Hal tersebut
dimungkinkan karena alat ukur ini mempunyai batang ukur yang cukup panjang. Poros ukur atau
sensornya dapat bergerak memanjang sendiri karena adanya pegas didalamnya. Pada batang
pengukur dilengkapi dengan pengunci yang dihubungkan dengan poros ukur sehingga dengan
pengunci tersebut, poros ukur dapat dimatikan gerakannya.
Alat ukur ini biasanya terdiri atas satu set yang berisi beberapa pengukur T yang masing-
masing mempunyai kapasitas pengukuran yang berbeda (lihat gambar 43). Pada batang ukurnya
biasanya sudah dicantumkan kapasitas pengukurannya, misalnya 10 – 25 mm. Ini berarti ukuran
terkecil yang dapat diukur adalah 10 mm dan ukuran maksimumnya 25 mm.
10
e. Ukurlah panjang poros ukur dengan mikrometer luar. Besarnya diameter lubang sama dengan
angka yang ditunjukkan pada mikrometer.
Alat ukur pembanding ketinggian disebut juga kaliber ketinggian adalah sebuah alat
sebagai pembanding ukuran ketinggian standar dengan tinggi objek ukur yang terdiri atas:
· Letakkan objek ukur, kaliber induk ketinggian dan blok geser pada meja rata.
· Geserkan kaliber ketinggian (blok geser dan kelengkapannya) pada alat ukur (kaliber induk
ketinggian) sebagai ukuran standar yang akan digunakan untuk mengukur atau membandingkan
dengan ukuran objek ukur (benda kerja).
· Usahakan ujung penggores atau sensor pada pupitas menyentuh permukaan blok ukur pada
kaliber induk ketinggian. Stel pada posisi nol atau kencangkan baut pengikatnya jika
menggunakan penggores.
· Geserkan kaliber ketinggian (blok geser) yang telah diset ukuran ketinggiannya pada benda
kerja.
· Bandingkan ketinggian blok ukur dengan ketinggian kaliber apakah sama, lebih tinggi
atau lebih rendah, memenuhi standar toleransi atau di luar standar toleransi yang diberikannya.
11
Keterangan :
Untuk mengukur benda kerja yang ditoleransi kita harus membuat dua kaliber katinggian, yang
terdiri atas:
· Kaliber ketinggian yang diset untuk ukuran tinggi maksimum sebagai kaliber Go.
· Kaliber ketinggian yang diset untuk ukuran tinggi minimum sebagai kaliber Not – Go.
Pengukuran ukuran standar ketinggian pada kaliber induk dengan menggunakan dial indicator
atau pupitas. Ukuran diset pada ukuran nominal.
Pengukuran kaliber induk pada objek ukur, langsung dapat diketahui toleransinya pada alat ukur
pupitas atau dial indikatornya.
Pada kaliber ini, tidak perlu dibuat dua kaliber, tetapi cukup diset pada dial indicatornya atau
pada pupitasnya, mengenai besar toleransi yang diijinkan.
12
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Saat ini alat ukur mengalami banyak perubahan. Alat ukur jaman sekarang lebih banyak
jenisnya, lebih canggih, dan juga kebanyakan tidak memakai cara manual lagi dalam
penggunaannya. Terutama dipabrik-pabrik besar. Dalam hal mengukur barang produksi, pabrik
tersebut tidak menggunakan alat ukur manual yang masih menggunakan tenaga manusia, namun
menggunakan sistem komputer. Manusia hanya tinggal mengatur dan mensetingnya melalui
komputer tanpa perlu bersusah payah, apalagi pabrik yang memproduksi mesin berskala besar.
Banyak juga kelebihan alat ukur otomatis daripada alat ukur manual. Terutama dalam hal
kespesifikan ukurannya. Namun semua alat ukur mempunyai kegunaan yang sama, yaitu sebagai
alat pengukur bahan. Maka dari itu alat ukur akan berfungsi maksimal apabila kita menggunakan
pada tempatnya, seperti contoh jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang
dan garis tengah benda bulat secara kasar.Di samping itu cara penggunaan dan perawatan alat
ukur juga bisa berpengaruh pada nilai guna dari alat ukur presisi atau tidaknya dan ketepatan
pengukuran.Maka dari itu hal tersebut juga harus di perhatikan guna mempertahankan nilai guna
dan kepresisian alat ukur.
3.2 Saran
Alat ukur linear langsung maupun tak langsung memang masih menggunakan tenaga
manusia, banyak kekurangan alat ukur manual ini, contoh nya, kurang teliti,memakan waktu
yang cukup lama, dll. di bandingkan alat ukur otomatis, alat ukur manual kurang efisien pada
saat ini, namun masih banyak juga yang menggunakan alat ukur manual, jadi kami menyarankan
kepada yang memakai alat ukur manual unruk bisa meningkatkan agar memakai alat ukur
otomatis. namun ada baik nya juga kita belajar mengenai alat ukur manual, karna masih banyak
yang menggunakan alat ukur manual, maka kami mengharapkan pada pembaca agar memahami
isi makalah ini dan menerapkan di lingkungan kerja, dan
13
jika terdapat ada kekurangan dalam makalah ini,, kami mengharapkan kritik dan saran
pembaca agar lebih memperjelas tentang materi pembelajaran ini. Atas perhatian pembaca, kami
ucapkan terima kasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
15