MK. PERENCANAAN
CBR KELOMPOK II PEMBELAJARAN
PRODI S1 PTM-FT
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Skor Nilai:
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah perencanaan pembelajaran dengan judul makalahnya
“Critical Book Report” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebaga salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembacanya, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepanmya dapat menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan kerena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan......................................................................................................4
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................55
A. Kesimpulan.........................................................................................................55
B. Saran ………......................................................................................................55
3
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun dalam penuntasan tugas Critical Book Report ini mahasiswa di tuntut
dalam meringkas,menganalisa dan membandingkan serta memberikan kritik berupa
kelebihan dan kelemahan pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada dalam buku
tersebut, sehingga dengan begitu membuat mahasiswa senantiasa berfikirlogis dan
kritis serta tanggap terhadap hal-hal baru yang terdapat pada keduan buku tersebut.
Penugasan critical Book report ini juga merupakan pembiasaan agar mahasiswa
terampil dalam menciptakan ide-ide kreatif dan berpikir secara analitis sehingga pada
pembuatan tugas-tugas yang sama mahasiswa pun menjadi terbiasa serta semakin
mahir dalam penyempurnaan tugas tersebut. Pembuatan tugas crital book report ini
juga melatih, menambah, serta menguatkan betapa pentingnya mengkritikalisasi suatu
buku berdasarkan data yang faktual sehingga dengan begitu terciptalah mahasiswa
yang berkarakter logis serta analis sehingga dengan bertambahnya era yang semakin
maju yang seperti kita tahu sekarang dizaman MEA(Masyarakat Ekonomi Asean) di
tuntut menciptakan masyarakat yang berpikir maju yang diharapkan kepada generasi
baru ini.
4
B. Tujuan Penulisan CBR
Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian
tugas, khususnya mata kuliah Perencanaan Pembelajaran, serta untuk menambah
wawasan dari mahasiswa itu sendiri. Meningkatkan daya kritis serta menguatkan
materi tentang hal-hal perencanaan pembelajaran dalam dunia kependidikan.
C. Manfaat CBR
5
A. Identitas buku
Buku Utama
Buku kedua
1. Judul buku : Perencanaan Pembelajaran
2. Pengarang : Abdul Majid, S.Ag., M.Pd
3. Penerbit : PT Remaja Rosdakarya Bandung
4. Tahun terbit : 2011
5. Cetakan :Cetakan Ke – 1 S.D 7, tahun 2005 –
2011 Cetakan Ke – 8, Oktober
2011
6. Tebal Buku : 291 Halaman
7. ISBN : 979 – 692 – 493 – 5
8. Ukuran : 15,5 x 23 cm
6
BAB II
Ringkasan Isi Buku
A. Buku Utama
BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan besar kecilnya kegiatan serta kebiasaan atau cara orang
mengerjakannya, ada rencana yang dilakukan dengan cepat, sepintas dan tanpa renca
tertulis, tetapi ada pula perencanaan yang membutuhkan waktu lama, pengerjaan yang
seksama oleh banyak orang dan didokumentasikan secara tertulis. Pengajaran merupakan
suatu kegiatan atau upaya membantu para siswa mengembangkan kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu.
Mata kuliah ini juga dapat dikategorikan sebagai mata kuliah aplikasi, sebab di
dalamnya berisi penerapan atau aplikasi konsep-konsep, teori-teori, dan prinsip-prinsip
yang dibahas dalam kelompok mata kuliah dasar kependidikan (MKDK) dalam
penyusunan rencana pengajaran. Dengan perkataan lain perencanaan pengajaran didasari
dan sekaligus memadukan konsep-konsep, teori-teori dan prinsip-prinsip yang dibahas
7
dalam MKDK. Dengan demikian, penguasaan materi mata kuliah MKDK menjadi
prasyarat (prerekuisit) mata kuliah perencanaan pengajaran.
Buku merupakan sumber utama dalam belajar, dan oleh karena itu pemilikan buku
terutama buku-buku teks untuk setiap mata kuliah adalah wajib. Sumber utama yang
lainnya adalah orang, terutama pada dosen yang mengajar anda. Diluar dosen yang
mengajar anda, dosen lain, para ahli, guru-guru di sekolah serta teman-teman anda sendiri
adalah sumber belajar yang berharga, asal anda mau dan bisa memanfaatkannya. Media
massa seperti radio, televisi, majalah dan surat kabar juga dapat merupakan sumber belajar
yang berharga.
BAB II
TEORI DAN PRINSIP-PRINSIP YANG MENDASARI PENGAJARAN
Rumpun teori ini disebut psikologi mental kerena menurut pandangan ahli
psikologi, individu atau siswa mempunayi kekuatan atau kemampuan yang bersifat mental
atau rohaniah. Dalam rumpun ini ada 3 teori psikologi yang terkenal dan banyak
berpengaruh terhadap pelaksanaan pengajaran, yaitu;
8
1. Psikologi Daya
Menurut psokologi daya, individu atau siswa memiliki sejumlah daya atau kekuatan,
seperti daya mengindera, mengenal, mengingatt, menanggap, menghayal, berfikir,
merasakan, menilai dan berbuat. daya- daya itu dapat dikembangkan melalui latihan,
seperti latihan mengamati benda, gambar, mendengarkan bunyi dan suara, mengingat kata,
arti kata, dan letak sesuatu kota dala peta. Latihan- latihan ini dilakukan melalui berbagai
bentuk pengulangan. Dalam pelajaran pendidikan jasmani atau olahraga,, guru-guru
banyak menggunakan metode ini.
2. Psikologi Tanggapan
Teori kekuatan mental yang lain adalah psikologi tanggapan atau vorstellungen. Karena
pengembangan teori ini adalah sorang ahli psikologi berasal dari jerman bernama herbart,
maka psikologi ini disebut juga Herbatisme. Herbart menyebutkan teorinya sebagai
vorstellungen, yang dapat diterjemahkan sebagai tanggapan yang tersimpan dalam
kesadaran. Sitiap pengalaman, apakah diterima melalui penglihatan, pendengaran,
peradaban, dibaca, dipikirkan, dilakukan, dan sebagainya. Akan memberikan bekas
didalam didalam kesadaran. Bekas-bekas ini dapat dimunculkan kembali dalam bentuk
tanggapan. Ada 3 bentuk tanggapan, yaitu: impresi, indra, tanggapan,atau bayangan dari
inpresi indra yang lalu, dan perasaan yang menyertai impresi atau tanggapan tersebut,
seperti senang atau tidak senang.dalam pelaksanaan pengajarannya, guru yang
menggunakan metode mengajar tanggapan, memilih dan menyusun bahan ajaran secara
sederhan, menyajikan secara menarik, dan berulang-ulang, kait-mengait antara yag satu
dengan yang lain.
9
B. Rumpun Psikologi Behaviorisme
Ada 3 teori belajar yang terpenting dalam rumpun psikologi behaviorisme ini, yaitu:
1. Psikologi Asosiasi
2. Psikologi Conditioning
3. Psikologi Penguatan
Rumpun kognitif gestalt bersifat molar atau menekankan keseluruhan yang terpadu.
Menurut para ahli teori ini, alam, kehidupan manusia, berprilaku manusia selalu
merupakan suatu keseluruhan, suatu perpaduan. Ada 3 teori yang terkenal dalam rumpun
ini, yaitu:
1. Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt berkembang di Jerman dengan pendiri utamanya adalah Max
Wherterimer. Perkataan Gestalt dalam bahasa Jerman berarti suatu konfigurasi, pola,
10
kesatuan, atau keseluruhan. Psikologi Gestalt memang prinsip utamanya memekankan
keseluruahn atau perpaduan. Menurut Ernest Hilgard ada 6 ciri dari belajar yang
mengandung pemahaman, yaitu:
Pemahaman dipengaruhi oleh kemampuan dasar.
Pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman belajar masa lalu.
Pemahaman tergantung pada pengaturan situasi.
Pemahaman didahului oleh usaha-usaha coba-coba.
Belajar dengan pemahaman dapat diulangi.
Suatu pemahaman dapat diaplikasikan bagi opemahaman situasi lain.
2. Psikologi Kognitif
Teori ini lebih menekankan pada proses mengetahui (knowing), yaitu
mengemukakan cara-cara ilmiah dalam mempelajari proses mental yang terlibat dalam
upaya mencari dan menemukan pengetahuan. Psokologi kognitif mempunyai hubungan
erat dengan psikologi Gestalt sebab menekakan proses mental terutama proses berfikir.
Psikologi kognitif berbeda dengan Behaviorisme yang memandang moral sebagai upaya
untuk berpikir dalam menilai apakah sesuatu perbuatan baik atau jahat. Perkembangan
moral berkenaan dengan perluasan atau peningkatan struktur organisasi nilai (bagian dari
structural mental) pada seseorang untuk mengambil keputusan-keputusan moral.
3. Psikologi Medan
Psikologi Medan atau field Theory, pada prinsipnya sama dengan Gestalt,
menekankan keseluryhan dan keterpaduan. Menurut teori ini individu selalu dalam suatu
medan atau suatu lapangan lapangan (yaitu lapangan fenomenal atau lapangan psikologis).
Dalam medan ini ada suatu tujuan yang dicapai individu, tetapi untuk mencapai selalu ada
hambatan. Individu memiliki suaytu dorongan atau motif dan berusaha untuk mengatasi
hambatan. Apabila individu berhasil mencapai tujuan. Maka ia masuk kedalam medan atau
lapangan fenomenal baru yang di dalamnyanterbentuk tujuan baru dengan hambatan-
hambatan baru dan motif yang baru pula. Demikian seterusnya individu keluar dari suatu
medan dan masuk kemedan berikutnya.
D. Prinsip-Prinsip Pengajaran
1. Prinsip Perkembangan
11
Siswa yang diajar di kelas sedang berada dalam proses perkembangan, dan akan
terus berkembang. Sehubungan dengan perkembngan ini maka kemampuan anak pada
setiap jenjang usia dan tingkat kelas berbeda-beda. Anak pad jenjang usia atau kelas yang
lebih tinggi, memiliki kemampuan lebih tinggi dari yang di bawahnya. Pada waktu
memilih bahan dan metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan
dengan kemampuan-kemampuan anak tersebut. Perkembangan berarti perubahan.
Perubahan itu ada yang cepat dan ada yang lambat. Seorang guru hendaknya cukup
mengerti dan bersabar, apabila pada suatu saat seorang siswa belum memperlihatkan
kemajuan dan kemajuannya sangat lambat.
12
Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri.anak di kota berbeda
minat dan kebutuhannya dengan anak desa, di daerah pantai berbeda dengan pegunungan.
Bahan ajaran dan cara penyampaian sedapat mungkin disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan tersebut.walau pun hamper tidak mungkin menyesuaikan pengajaran minat dan
kebutuhan setiap siswa, sedapat mungkin perbedaan-perbedaan minat dan kebutuhan
tersebut dapat dipenuhi. Pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab
keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yamg menarik minat dan
kebutuhan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-
sungguh dalam belajar.
4. Aktifitas Siswa
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam
pengajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa
berperan sebagi pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan
pengajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti
siswa dibebani banyak tugas. Aktivitas atau tugas-tugas yang di kerjakan hendaknya
menarik minat siswa, dibutuhkan dalam perkembanhannya, serta bermanfaat bagi masa
depannya. Metode-metode yang banyak mengaktifkan siswa, diantaranya adalah metode:
diskaveri, inkuiri, eksperimen, demonstrasi pemechan masalah, keterampilan proses,
penegasan, dan diskusi.
5. Motivasi
Motif atau biasa disebut juga dorongan atau kebutuhan merupakan sesatu tenaga
yang berada pada diri individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai
suatu tujuan. Motif memiliki peranan yang cukup besar didalam upaya belajar.
13
BAB III
BEBERAPA HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
A. Interaksi Belajar Mengajar
Seperti telah di uraikan sebelumnya bahwa dari sudut siswa, pengajaran berarti
belajar. Belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-
kemampuan dan sikap serta nilai-nilai siswa, baik kemampuan intelektual, social, afektif,
maupun psikomotor.
14
1. Macam-Macam Keterampilan Intelektual
15
Kegiatan belajar dapat berlangsung secara klasikal, kelompok, maupun individual.
Kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat menerima atau mengahapal pada umumnya
diberikan secara klasikal. Kegiatan belajar yang lebih mengaktifkan siswa berlangsung
secara kelompok atau individual.
Kegiatan belajar-mengajar, memang merupakan dua hal yang tidak bias dipisahkan,
sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru mengajar, atau guru mengajar agar
siswa belajar.
a. Metode Ceramah
b. Metode Demonstrasi
Beberapa halnya dengan kegiatan mengajar yang bersifat ekspositori, dalam pelaksanaan
kegiatan mengajar mengaktifkan siswa, guru tidak begitu banyak melakukan aktivitas.
a. Metode Tanya-Jawab
b. Metode Diskusi
c. Metode Pengamatan dan Percobaan.
16
d. Metode Mengajar Kelompok
e. Metode Latihan
BAB IV
PROGRAM PENGAJARAN DAN PERENCANAAN
A. Pengajaran Sebagai Suatu Sistem
Caturwulan merupakan satu periode waktu belajar. Dalam periode waktu tersebut siswa-
siswa diharapkan menguasai satu kesatuan pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu.
Pada setiap akhir caturwulan diadakan evaluasi hasil belajar yang biasa disebut tes sumatif.
Hasilnya setelah digabungkan dengan hasil-hasil evaluasi sebelumnya, dapat dijadikan
tolok ukur keberhasilan pengajaran yang dilakukan oleh guru pada caturwulan tersebut.
Adapun unsur-unsur yang biasanya terkandung dalam program suatu caturwulan tertentu
meliputi :
a. Tujuan
b. Pokok/satuan bahasan
c. Metode mengajar
d. Media dan sumber
e. Evaluasi pengajaran
f. Waktu
g. Dan lain-lain
18
pertemuan saja. Pokok/satuan bahasan yang membutuhkan waktu 4 jam pelajaran, perlu
disampaikan dalam dua kali pertemuan/penyajian. Apabila dalam jadwal, mata pelajaran
itu diberikan 2 x 2 jam pelajaran, maka pokok/satuan bahasan tersebut dapat diselesaikan
dalam satu minggu, tetapi bila membutuhkan lebih dari 4 jam pelajaran maka baru selesai
diajarkan selama dua minggu, bahkan mungkin juga lebih. Komponen-komponen isi dari
satu satuan pelajaran tidak banyak berbeda dengan program caturwulan. Perbedaannya
adalah pada satuan pelajaran tujuan dan bahan ajaran disusun lebih rinci dan spesifik,
metode mengajar dijelaskan dalam bentuk yang lebih konkret berupa proses bagaimana
guru menyampaikan pelajaran/mendorong siswa belajar dan bagaimana siswa belajar.
1. Kurikulum
2. Kondisi sekolah
3. Kemampuan dan perkembangan siswa
4. Keadaan guru
BAB V
PERUMUSAN TUJUAN PENGAJARAN
A. Pengertian dan Penggolongan Tujuan Pengajaran
Tujuan pengajaran merupakan titiki awal yang sangat penting dalam proses perencanaan
pengajaran sehingga baik arti maupun jenis-jenisnya perlu dipahami betul oleh setiap guru.
1) Tujuan Institusional;
2) Tujuan Kurikuler.
3) Tujuan Instruksional
Tujuan institusional ialah tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga tau
jenis/tingkatan sekolah.
Tujuan Kurikuler adalah tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan pada
masing-masing mata pelajaran.
Tujuan Instruksional merupakantujuan terbawa dari jenjang-jenjang tujuan yang kita
kenal.
B. Lingkup tujuan
Dilihat dari kawasan atua bidang yang di cakup, yujuan-tujuan pendidikan dapat dibagi
atas:
1. Tujuan Kognitif
Tujuan kognitif ialah tujuan-tujuan yang lebih banyak yang berkenaan dengan prilaku
dalam aspek berfikir/intelektual.
2. Tujuan Psikomotor
Tujuan-tujuan psikomotor ialah tujuan-tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek
ketrampilan motoric atau grrak dari peserta didik/siswa.
3.Tujuan Apektif
Tujuan apektif adalah tujuan-tujuan yang banak berkenaan dengan aspek perasaan,
nilai,sikap, dan minat prilaku peserta didik/siswa.
20
Dalam uraian tentang jenjang-jenjang tujuan pendidikan pada bagian yang lalu
dikemukakan bahwa dalam pengembangan kurikulum dan perencanaan pengajaran,
dibedakan antara tujuan-tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan-tujuan instruksional
khusus (TIK).salah satu penting yang perlu dilakukan guru dalam kegiatan perencanaan
pengajaran ialah menetapkan dan merumuskan tujuan-tujuan instruksional khusus atau
TIK.
1. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Tujuan instruksional umum dapat dilihat di dalam GBPP, sedangkan tujuan
instruksional khusus harus dirumuskan sendiri oleh guru yang bersangkutan berdasarkan
tujuan instruksional khusus (TIK) berisi sejumlah kemmpuan yang lebih spesifik yang
dijabarkan dari dan untuk menunjang pencapaian kemajuan yang terkandung Tujuan
Instruksioanl Umum (TIU).
BAB VI
PENENTUAN DAN PENYUSUNAN ALAT EVALUASI
A. Penentuan Pendekatan dan Cara Evaluasi
A. Tes Tertulis
1. tes benar/salah
2. tes pilihan ganda
3. tes menjodohkan
4. tes melengkapi jawaban singkat.
Adapun tes bentuk uraian dapat dibagi atas dua jenis, yaitu:
1. tes uraian terbatas
2. tes uraian bebas.
B. Tes lisan
Dalam melaksanakan tes lisanini guru memberikan pertanyaansecara lisan dan siswa
langsung diminta menjawab secara lisa pula.
C. Tes perbuatan
Dalam tes ini, siswa ditugasi untuk melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai dengan jenis
keterampilan yang terkandung daalam TIK.
3. Bentuk Tes
22
B. Tes Bentuk Objektif
Tes bentuk objektif sangat beragam jenisnya. Setiap jenis memiliki nilai kegunaan masing-
masing sesuai dengan maksud dan tujuan diadakannya evaluasi. Yang popular diantaranya
daalah: Bentuk Benar- Salah, Bentuk Pilihan-Ganda, Bentuk Menjodohkan, Bentuk
Melengkapi.
23
Berdasarkan TIK yang telah dirumuskan dengan mengacu pada kisi-kisi yanga ada, kini
disusun soal-soal tes untuk menilai taraf pencapaian masing-masing TIK, dengan
memperhtikan:
C. Perakitan Tes
BAB VII
PENENTUAN MATERI DAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
A. Penentuan Materi Pelajaran
1. Pengertian dan Persyaratan Materi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, antara lain:
24
2. Cara Pemilihan
Dengan mengacu pada uraian yang telah dikemukakan, adabeberapa hl yang perlu
diperhatiakn dalam memilih/menetapkan materi pelajaran:
a. tujuan pengajaran.
b. Pentingnya bahan
c. Nilai praktis
d. Tingat perkembangan peserta didik
e. Tata urutan
1. Kegiatan Guru
Jenis-jenis Kegiatan yang perlu dilakukan guru tergantung dari jenis-jenid metode
mengajar yang digunakan.
a. Menjelaskan TIK yang akan dicapai
b. Membagi siswa-siswa kedalam beberapa kelompok.
c. Menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan setiap kelompok.
2. Kegiatan Siswa
25
Seperti kegiatan guru, kegiatan siswa pun tergantung dari jenis-jenis metode mengajar
yang digunakan.
a. Mengikuti dengan sesame penjelasan guru tentang pembagian kelompok dan jenis-jenis
tugas yang harus dilaksankan setiap kelompok.
b. Melaksanakan tugas-tugas dalam kelompok.
c. Menyiapkan laporan hasil pelksanaan tugas.
BAB VIII
PEMILIHAN MEDIA DAN ALAT PENGAJARAN
A. Jenis-jenis Media yang Dapat Digunakan
1. Media Cetak
Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan media cetak ini:
- Keuntungan
Keuntungan dari media cetak ini, disamping relatife murh pengadaannya, juga lebih mudah
dalam penggunaannya, dan tiak memrlukan peralatan khusus dan mudah digunakan.
- Kelemahan
Kelemahan dari media ini, terutama jika kurang dirancang dengan baik, cenderung untuk
membosankan.
2. Media elektronik
Ada beberapa macam media elektronik yang lazim dipilih dan digunakan dalam
pengajaran, antara lain:
- Keuntungan
Keuntungan dari media elektronikini pada umumnya ialah dapat memberikan suasana yang
lebih “hidup” penampilannya lebih menari.
26
- Kelemahannya
Kelemahan media ini, terutama terletak dalam segi teknis dan juga biaya, karena
menggunakan sarana prasarana seperti listrik, dan cenderung pembiayannya memuntut
biaya yang mahal.
Untuk mencapai hasil yang optimum dari proses belajar-mengajar, salah satu hal yang
sangat disarankan adalah digunakan pula media yang bersifat langsung dalam bentuk objek
nyata atau realia. Untuk itu ada dua cara yang dapat ditempuh oleh guru: pertama,
membawa objek nyata tersebut, seperti jenis tanaman atau hewan tertentu, ke dalam kelas.
Kedua, membawa siswa-siswi ke luar kelas seperti mengunjungi pabrik-pabrik yang ada
disekitarnya.
- Keuntungan
Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari
sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.
- Kelemahan
Membawa murid-murid ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-kadang mengandung
risiko dalam bentuk kecelakaandan sejenisnya.
Dapat dikemukakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang
tepat.
1. Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran (TIK).
2. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri.
3. Kemampuan guru menggunkan suatu jenis media.
4. Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaanya.
5. Kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada.
6. Biaya.
27
C. Pemilihan Alat Pengajaran
1. Jenis-jenis Alat Pengajaran
Alat pengajaran dapat dikelompokan dalam dua jenis alat pelajran yang bersifat umum dan
khusus.
a. Alat pengajaran yang bersifat umum
b. Alat pengajaran yang bersifat khusus
Yang dimaksudkan dengan jenis ini ialah alat-alat pengajaran yang pengunaannya yang
berlaku khusus untuk mata pelajaran tertentu, seperti:
- Mikroskop, untuk IPA.
- Jangka, untuk Matematika.
- Kuas, untuk menggambar.
BAB IX
PELAKSANAAN DAN EVALUASI PENGAJARAN
A. Penyiapan Program/Bahan Pengajaran
28
a. Daftar sejumlah pokok/satuan bahasan yang akan diajarkan selama satu caturwulan
beserta alokasi waktu yang telah ditetapkan untuk masing-masing pokok/satuan bahasan.
b. Bagan/matriks yang berisi rencana yang lebih rinci tentang pengajaran masing-masing
pokok/satuan bahasan, yang meliputi tujuan intruksional umum, tujuan intruksional
khusus, alat evaluasi, materi, kegiatan belajar mengajar, serta media/alat dan sumber
bahan.
2. Pelaksanaan Pengajaran
Setelah evaluasi awal dilakukan, langkah berikutnya ialah melaksanakan
pengajaran sesuai dengan langkah-langkah/kegiatan belajar-mengajar yang telah
direncanakan. Selama langkah ini berlangsung, kegiatan evaluasi dilakukan oleh guru
antara lain dalam bentuk kuis, tugas-tugas, observasi, dan bertanya langsung kepada siswa
tentang pelajaran yang sedang disajikan, apakah cukup jelas dan sebagainya.
29
3. Evaluasi Akhir
Setelah pengajaran selesai dilaksanakan, maka tibalah saatnya bagi guru melakukan
evaluasi akhir atau post-test, dengan menggunakan tes yang sama atau setara dengan yang
digunakan pada evaluasi awal.
4. Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil-hasil evaluasi yang telah dilakukan, guru dapat merencanakan
kegiatan-kegiatan tindak lanjut yang perlu dilakukan, baik berupa upaya perbaikan
(remedial) bagi siswa-siswa tertentu, maupun berupa penyempurnaan program pengajaran.
C. Evaluasi Pengajaran
1. Fungsi Evaluasi
Dalam pengembangan program pengajaran, ada dua fungsi utama evaluasi yang
perlu diwujudkan :
Pertama : mengetahui tingkat efektivitas program dalam mencapai tujuan-tujuannya
Kedua : mengidentifikasi bagian-bagian dari program pengajaran yang perlu
diperbaiki
2. Cara-cara evaluasi
Dalam kaitan dengan fungsi pertama evaluasi, yaitu melihat efektifitas program
pengajaran cara yang paling banyak dilakukan ialah melalui tes yang diberikan pada awal
dan pada akhir program (lihat evaluasi awal dan evaluasi akhir). Semakin besar perbedaan
hasil tes awal dan hasil tes akhir (dalam pengertian hasil tes akhir lebih baik dari hasil tes
awal) maka semakin efektif program pengajaran yang bersangkutan.
30
dicapai setiap siswa dalam tes, khususnya tes akhir, untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa A, siswa B, siswa C dan seterusnya, terhadap tujuan-tujuan yang ingin dicapai
melalui program pengajaran yang bersangkutan.
Dari hasil analisis persentase siswa yang betul dan salah menjawab setiap soal, pertama-
tama dapat diidentifikasikan bagian-bagian mana dari materi pelajaran yang sudah dan
belum dipahami oleh sebagian besar siswa.
B. Buku Pembanding
BAB 1
PENDAHULUAN
31
A. Setandar Kompetensi Guru
Setandar yang dimaksud adalah suatu kriteria yang telah di kembangkan dan di
tetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur dan menejemen yang efektif. Sedangkan
kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk di anggap mampu untuk melaksanakan tugas-tugas
dalam bidang pekerjaan tertentu.
Setandar kompetensi guru bertujuan untuk memperoleh acuan buku dalam pengukuran
kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
Ruanglingkup standar kompetensi guru meliputi tiga komponen, yaitu:
Pertama, komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran yang mencakup:( 1)
penyusunan perencanaan pembelajaran. (2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar. (3)
penilaian prestasi belajar peserta didik. (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian.
Kedua, komponen kompetensi pengembangan potensi yang diorientasikan pada
pengembangan profesi.
Ketiga, komponen kompetensi penguasaan akademik yang mencakup: (1) pemahaman
wawasan kependidikan. (2) penguasaan bahan kajian akademik (Depdiknas, 2004:9).
2. Pengembangan
32
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yang serius dalam upaya pengembangan
standar kompetensi guru:
a) Kejelasan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dari proses guru, antisipasi
kendala yang bakal di hadapinya.
b) Permasalahan yang jelas serta tujuan yang spesifik.
c) Antisifasi kendala.
d) Melalui proses identifikasi dan seleksi berbagai alternatif pemecahan.
e) Sekalipun uji coba suatu standar kompetensi dalam skala terbatas, kadang-kadang
mengandung kelemahan (terutama dalam prediksi kelaikan large scale implementation).
C. Pemberdayaan Guru
Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya “pengajaran” adalah upaya
untuk membelajarkan siswa (Degeng, 1989). Dengan demikian inti dari perencanaan
pembelajaran adalah proses memilih,menetapkan dan mengembangkan pendekatan,
metode dan taknik pembelajaran serta mengukur tingkat keberhasilan proses
pembelajarandalam mencapai hasil pembelajaran.
BAB II
KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian
33
William H. Newman dalam bukunya Administrasi Action Techniques of Organizating and
Management : mengatakan bahwa “ perencanaan adalah menentukan apa yang akan
dilakukan.”
Terry (1993:17) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.
Banghart dan Trull, (1973) mengemukaan bahwa perencanaan adalah awal dari semua
proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan
bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan.
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru
dalam membimbig, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman belajar.
Berdasarkan uraian diatas konsep perencanaan pengajaran dapat di lihat dari berbagai
sudut pandang, yaitu:
a. Perencanaan pengajaran teknologi.
b. Perencanaan pengaaran sebagai suatu sistem.
c. Perencanaan pengaajaran sebagai sebuah disiplin perencanaan pengajaran sebagai
sains (science).
d. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses.
e. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas.
B. Dmensi-Dimensi Perencanaan
Berbicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan
dan sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran.
Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu menurut Harjanto (1997:5) memungkinkan di
adakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien, yakni: signifikansi,
feasibilitas, relevansi, kepastian, ketelitian, adaptabilitas, waktu, monitoring, dan isi
perencanaan. Hidayat (1990:11) mengemukaan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan
dalam perencanaan pembelajaran antaralain:
a. Memahami kurikulum.
b. Menguasai bahan ajar.
c. Menyusun program pengajaran.
d. Melaksanakan program pengajaran.
e. Menila program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
34
C. Manfaat Perencanaan Pengajaran
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
a. Petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b. Sebagai poladasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan.
c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
e. Untukmenghemat waktu, tenaga,alat-alat dan biaya.
BAB 3
PENGEMBANGAN SILABUS
35
A. Silabus
1. Pengertian Silabus
Istilah silabus dapat di definisikan sebagai “garis besar,ringkasan, ikhtisar, atau
pokok-pokok isi atau materi pelajara” (salim, 1987:98). Silabus digunakan untuk
menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari
setandar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin di capai, dan pokok-pokok serta
uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan
kemampuan dasar.
Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata
pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu,sebagai hasil dari seleksi,
pengelompokan, pengetahuan, danpenyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan
berdasarkan ciri dan kebutuhan setempat.
2. Isi silabus
Dikemukakan oleh Mulyani Sumantri (1988: 97) bahwa dalam isi silabus hanya
tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus di ajarkan selama waktu setahun
atausatu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-
unsur:
a) Tujuan mata pelajaran yang akan di ajarkan.
b) Sasaran-sasaran mata pelajaran.
c) Keterampilan yang diperlukan agardapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan
baik.
d) Urutan topik-topik yang diajarkan.
e) Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran.
f) Berbagai teknik evaluasi yangdigunakan.
3. Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, silabus
juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolan kegiatan belajar secara
klasikal, kelompok kecil atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus
sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian.
4. Prinsip Pengembangan Silabus
36
Beberapa perinsip yang mendasari pengembangan silabus antaralain: ilmiah,
memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa, sistematis, relevan, konsisten,
konsisten dan kecukupan.
37
Silabus dan sistem penilaian berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
mendiagnosis kesulitan belajar, memberkan umpan balik dan memotivasi siswa untuk
belajar.
BAB 4
PENGEMBANGAN KECAKAPAN
38
2. Pengembangan Sikap
Bersikap adalah merupakan wujud keberanian untuk memilih secara sadar.
Menurut Toto Tasmara, (2001:222) di dalam diri yang amanah ada beberapanilai yang
melekat, yaitu:
1. Rasa tanggung jawab (takwa). Mereka ingin menunjukan hasil yang optimal atau islah.
2. Kecanduan kepantingan dan sense of urgency. Mereka merasakan bahwa hidupnya
memiliki nilai, ada sesuatu yang penting.
3. Al-amin, kredibel, ingin dipercaya dan mempercayai.
4. Hormat dan dihormati.
Konsep pembelajaran yang terlalu menekankan pada penalaran/ hafalan akan sangat
berpengaruh terhadap sikap yang dimunculkan anak. Menghafal tentu adagunanya.
Namun kalau kemudian menjadi dominan dan seluruh mata pelajaran harus di hafal, maka
akan melahirkan anak didik yang kurang kreatif dan berani dalam mengungkapkannya
sendiri.
Terdapat proses yang terjadi pada seseorang untuk memunculkan sikap yang positif
maupun negatif, di antaranya:
a. Prosespengkondisian (conditioning)
Secara konkrit proses pengkondisian atas sikap siswa di sekolah dapat dimanipulasi pula
oleh guru.misalnya, bila siswa memperoleh prestasi, ia mungkin di perbolehkan untuk
melakukan hal yang disukainya, atau guru memberikan hadiah berupa bukudan
sebagainya.
1. Perkembangan Psikomotor
Psikomotor yakni pembinaan tingkah laku dengan akhlak mulia sebagai penjabaran dari
sifat sidik Rasulullah dan oembinaan keterampilan kepemimpinan yang visioner dan
bijaksana sebagai penjabaran sifattabligh Rasulullah. Biasanya suatu keterampilan motorik
39
terdiri atas sejumlah sub komponen yang merupakan sub keterampilan atau keterampilan
bagian.
BAB 5
PENGEMBANGAN PERSIAPAN MENGAJAR
A. Perencanaan Dan Implementasi Persiapan Pengajaran.
Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran
melibatkan urutan langkah-langkah aktivitas khsus yang akandi selesaikan oleh guru
yaitu: pertama” mengdiagnosa kebutuhan peserta didik. “Kedua”memilih isi dan
menentukan sasaran. “Ketiga”mengidentivikasi teknik-teknik pembelajaran.
“Keempat”merencanakan aktivitas pembelajaran. “Kelima”memberikan motivasi
danimplementasi program. “Keenam”merupakan aktivitas yang terakhir, yaitu
perencanaan yang dipusatkan kepada “pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkat.”
40
B. Prinsip-Prinsip Kegiatan Mengajar
(E. Mulyasa, 2004: 80) mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan persiapan pengajaran.
a. Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas
b. Persiapan mengajar harus sederhana dan pleksibel serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajarandan pembentukan potensi peserta didik
c. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus
menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
d. Persiapan pengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya
e. Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim.
41
mengingatkan guru
mengenai apa yang
harus disiapkan
5 Langkah-langkah Tahapan-tahapan pembelajaran Langkah-langkah
pembelajaran tak selalu menjadi perintah pembelajaran
menjadi penting,
didesain dengan
bentuk skenario
pembelajaran yang
mengutamakan
kegiatan siswa tahap
demi tahap
6 Hasil yang Hasilnya banyak, tapi dangkal dan Hasilnya sedikit tapi
dicapai kurang bermakna mendalam dan
bermakna
7 Unsur evaluasi Hasil belajar hanya dinilai dari tes Hasil belajar dinilai
tulis dengan berbagai cara
dan berbagai sumber
42
e. Strategi pembelajaran
BAB 6
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
A. Pengelolaan Siswa
Belajar merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multidimensional
1. Masalah Siswa
Pollard dalam hilda karli (2004: 2006) mengelompokan kepribadian siswa dalam 6
kelompok besar, yaitu:
a. Impulsivity/ Reflexivity
Gambaran impulsivity adalah orang yang tergesa-gesa dalam mengerjakan tugas tanpa
berfikur dahulu sedangkan reflexivity adalah orang yang sangat mempertimbangkan
tugastanpa berkesudahan
b. Extroversion
Gambaran ini adalah orang yang ramah, terbuka, bahkan kadang-kadang tergantung dari
perlakuan teman-teman sekelompoknya. Sedangkan intrversion adalah orang yang tertutup
dan sangat pribadi malah kadang-kadang tidak mau bergaul dengan teman-temannya.
c. Anxiety/ Adjustement
43
Gambaran anxiety adalah orang yang kursng merasa dapat bergaul dengan teman, guru,
atau tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik dedangkan adjistement adalah
orang yang merasa dapat bergaul dengan guru, teman atau dapat menyelesaikan nmasalah
dengan baik.
d. Pocillation/ Perseperanca
Gambaran pacilation orang yang konsenterasinya renbdah sering berubah-ubah, dan sering
menyerah dalam pekerjaan sedangkam perseperance sebaliknya dari pocillation
e. Competitipeness/ Collaboratipeness
Gambaran competitipeness adalah orang yang mengukur prestasinya dengan orang lain dan
sukar bekerja sama dengan orang lain sedangkan collaboratipenessdalah orang yang sangat
tergantung pada orang lain dan tidak dapat bekerja sendiri.
2. Pemecahan Masalah
a) Usaha yang bersifat pencegahan.
b) Usaha yang bersifat penyembuhan (kuratif).
B. Pengelolaan Guru
Beberapa perinsip dasar kode etik tersebut sebagaimana dikemukakan oleh
M.Jadwal Ridla dalam bukunya, al-fikr al-tarbawiyyu al-islamiyyu Muqaddimat fi ushulih
al-ijtima’iyyati wa al-aqlaniyyati yaitu :
Prinsip pertama: keharusan ilmu dibarengi dengan pengamalannya.Prinsip
kedua: bersikap kasih sayang terhadap siswa.Prinsip ketiga: menghindari diri dari
ketamakan.Prinsi keempat: bersikap toleran dan pemaaf.Prinsip kelima: menghargai
kebenaran.Prinsip keenam: keadilan dan ke insyafan.Prinsip ketujuh: rendah hati. Prinsip
kedelapan: ilmu adalah untuk pengabdian kepada orang lain.
C. Pengelolaan Pembelajaran
1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
a) Motivasi. b) fokus. c) pembicaraan tidak terlalu cepat. d) repetisi yakni melakukan
tigakali pengulangan pada kalimat-kalimatnya. e)analog langsung. f) memperhatikan
keragaman anak. g) memperhatikan tiga tujuan moral, yaitu: kognitif, emosional dan
kinetik. h) memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. i) menumbuhkan
kreativitas anak. j) berbaur dengan anak-anak. k) aplikasi. l)doa. m) teladan.
2. Prosedur Pembelajaran
a. Pendekatan
44
Depag 2004 menyajikan konsep pendekatan terpadu dalam pembelajaran agama islam
yang meliputi: keimanan, pengamalan, pembiasaan, rasional, emosional, fungsionaldan
keteladanan.
b. Metode
Metode yang bisa di terapkan dalam proses pembelajaran yakni: metode ceramah, metode
tanya jawab, metode tulisan, metode diskusi, metode pemecahan masalah (problem
solving), metode kisah, metode perumpamaan, metode pemahaman dan penalaran, metode
perintah berbuat baik dan salingmenasehati, metode suritauladan, metode hikmah dan
mau’izhah hasanah, metode peringatan dan pemberian motivasi, metode karya wisata,
pemberian ampunan dan bimbingan, metode kerjasama, metode tadrij (pentahapan),.
c. Teknik
Teknik indoktrinasi, prosedur teknik ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1) tahap brain washing, yakni pendidik memulai pendidikan nilai dengan jalan merusak
tata nilai yang sudah mapan dalam pribadi siswa untuk di kacaukan. Sehingga mereka
mereka tidak mempunyai pendirian lagi. 2) tahapan menanamkan fanatisme, yakni
pendidik berkewajiban menanamkan ide-ide baru yang dianggap benarsehingga nilai-
nilaiyangditanamkannya masuk kepada anak tanpa melalui pertimbangan rasional yang
mapan.
Teknik moral reasoning, langkah-langkah tekniknya sebagai berikut: penyajian dilema
moral, pembagian kelompok diskusi, hasil diskusi dibawa ke dalam kelas,
mengorganisasikan niliai-nilai yang terpilih tersebut dalam dirinya.
Teknik meramalkan konsekuensi.
Teknik klarifikasi.
Teknik internasional.
45
5. Melibatkan peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran.
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama.
7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan evaluasi diri.
KONDISI FISIK
a. Ruang tempat berlangsung proses belajar mengajar. Jika ruangan kelas memakai
hiasan pakailah hiasan yang memiliki nilai pendidikan.
b. Pengaturan tempat duduk. Yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka.
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya. Harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d. Pengaturan penyimpanan barang-barang.
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pengaturan ruang kelas adalah:
Ruangkelas harus di usahakan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) ukuran kelas
8m x7m. 2) dapat memberikan kebebasan bergerak, komunikasi pandangan dan
pendengaran.3) cukup cahaya dan sirkulasi udara. 4) pengaturan perabot agar
memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak luas.
Daun jendela tidak mengganggun lalulintas pada selayar peralatan dan perabot yang
harus ada dalam ruang kelas, antaralain: meja kursi untuk guru dan siswa, papantulis,
papan panel, almari, rak buku ruang, alatpembersih, kalender pendidikan, tempatbendera
merah putih, daftar/jadwal pelajaran, gambar atau denah kelas termasuk tempat duduk
siswa, taplak meja, tempat bunga, keranjang sampah, lap/ serebet.
46
Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi.
a. Fungsi riset dan teori
Adalah menghasilkan dan mengetes pengetahuan yang bertalian dengan sumber-sumber
belajar, pelajar dan fungsi tugas.
b. Fungsi desain
Adalah menjabarkan secara garis besar teori teknologi pendidikan berikut isi-isi mata
pelajarannya.
c. Fungsi produksi dan penempatan
Adalah menjabarkan secara khusus sumber kedalam sumber konkret.
d. Fungsi evaluasi dan seleksi
Untukmenentukan atau menilai penerimaan (sejenis kriteria) sumber-sumber belajar oleh
fungsi yang lain.
e. Fungsi organisasi dan pelayanan
Untuk membuat ataumenjadikan sumber-sumber dan informasi mudah diperoleh bagi
kegunaan fungsi yang lain serta pelayanan bagi para siswa.
2. Bahan Ajar
a. Jenis bahan ajar, bentuk bahan ajar paling tidak dapat di kelompokan menjadi empat:
1. Bahan cetak (printed) antaralainhand out, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet,wallchart, foto/gambar, model/maket.
2. Bahan ajar dengar (audio), yaitu kaset/piringan hitam/compact disk.
3. Bahan ajar Pandangan Dengar (audio visual), yaitu vidio/film, orang atau
narasumber
4. Bahan ajar Interaktif, yaitu menurut Guidelines for Bhigbliographic Description of
Interactive Multimedia, p. 1 . multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau
lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video)
BAB 7
SISTEM PENILAIAN DAN PROGRAM TINDAK LANJUT
47
Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran.
Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata.
Penilaian harus menggunakan berbagaiukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
Penilaian harus bersifat holistikyang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran
(kognitif, afektif, dan sensori motorik).
2. Tujuan Penilaian Kelas
Tujuan penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat tujuan:
a. Penelusuran (keeping track).
b. Pengecekan (checking-up).
c. Pencarian (finding out).
d. Penyimpulan (summimg –up).
3. Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas yang disusun secaraberencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi
motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran dan umpan balik.
4. Primsip Penilaian Kelas
Agar penilain memiliki fungsi maka harus diperhatikan beberapa hal berikut.
Mengacu ke kemampuan (competency referenced), penilaian kelas perlu di susun
dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai
dengan target yang telah di tentukan dalam kurikulum.
Berkelanjutan (continuous), penilaian yang dilakukan dikelas oleh guru harus
merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru
selama satu semester dan tahun ajaran.
Didaktis, alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupates maupun non
tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak.
Menggali informasi, penilaian kelas yang baik dapat memberikan informasi yang
cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik.
Melihat yang benar dan yang salah.
Prosedur dan metode penilaian, penilaian kelas yang baik mensyaratkan adanya
keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar.
49
3) Menjodohkan, bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi
bisa banyak, namun tingkat barfikir yang terlibat cenderung rendah
NON-OBJEKTIF
4) Jawaban singkat atauisian singkat, dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang
disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban
SOAL URAIAN
5) Uraian objektif, pertanyaan yang bisa digunakan adalah simpulkan, tafsirkan, dan
sebagainya
6) Uraian bebas, bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa
dalam setiap ranah kognitif
7) Pertanyaan lisan, penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0-
10 atau 0-100.
3. Penilaian Portofolio
50
a. Tujuan Portofolio
Menghargai perkembangan yang dialami siswa
Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik
Mereflesikan kesanggupam, mengambilresiko dan melakukan eksperimentasi
Meningkatkan efektifitas proses pembelajaran
b. Prinsip Portofolio
Saling percaya mutual trust) antara guru dan siswa
Kerahasiaan bersama antara guru
Milik bersama, kepuasan, kesesuaian, penilaian, proses dan hasil
c. Metode Portofolio
Pengumpulan (storing)
Pemilihan (sorping)
Penetapan (dating) dari suatu tugas
Menurut nitko (2000) secara umum penilaian portofolio dapat dibedakan menjadi 5 bentuk,
yaitu portofolio ideal, portofolio penampilan, portofolio dokumentasi, portofolio evaluasi
dan portofolio kelas
d. Pedoman penerapan penilaian portofolio
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh guru :
1) Memastikam bahwa siswa memiliki portofolio
2) Bahan penelitian
4. Penilaian proyek
a. Konsep penilaian proyek
Proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tau periode tertentu
b. Konteks dan tujuan penialaian proyek
c. Perencanaan penilaian proyek, terdapat tiga hal yang mesti di perhatikan
Kemampuan pengelolaan
Relevansi
51
Keaslian
d. Judging proyek
Metode judgement
Keterbandingan judgement
e. Estimasi dan pelaporan prestasi
Penilaian proyek merupakan salah satu bukti untuk ditempatkan pada peta kemajuan
belajar siswa.
6. Penilaian Sikap
a. Sikap dan Objek sikap yang perlu Dinilai
Diantaranya sikap terhadap mata pelajaran, sikap guru terhadap mata pelajaran,
sikap terhadap proses pembelajaran dll.
b. Tindak lanjut
Hasil penilain sikap perludi manfaatkan dan ditindak lanjuti. Hasil pengukuran dan
penilaian sikap siswa dalam kelas, tujuan utamanya bukanlah untuk dilaporkan dalam
bentuk angka, seperti penguasaan pengetahuan (domain kognitif) atau keterampilan
(domain psikomotor).
52
8. Peta perkembangan hasil belajar
a. Tujuan peta perkembangan hasil belajar.
Acuan guru dalam memantau perkembangan belajar siswa.
Acuan guru dalam mengestimasi tingkat keberhasilan (pencapaian pengetahuan).
Hal utama yang harus ada pada peta perkembangan belajar siswa adalah deskripsi tentang
kemampuan/kompetensi/ keterampilan siswa yang di kembangkan dalam kegiatan belajar
mengajar .
9. Analisisinstrumen
10. Evaluasi hasil penilaian
54
BAB III
PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
Buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan memahami materi tentang
Evaluasi Hasil Belajar, dan walaupun demikian alangkah bagusnya jika ditambah aspek
pendukung nya seperti gambar atau warna pada tabel,diagram serta dan masih banyak lagi
sebagai panduan untuk memahami dan mengaplikasikan setiap teori yang ada didalam
buku ini. Mari memperbanyak membaca buku yang bersifat praktis untuk menambah
wawasan dan pengetahuan
56
57
Daftar Pustaka
Ibrahim,R dan Nana Syaodih S,2010, Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta:
58