Anda di halaman 1dari 58

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. PERENCANAAN
CBR KELOMPOK II PEMBELAJARAN

PRODI S1 PTM-FT
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Skor Nilai:

DOSEN PENGAMPU :

Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

Sohmo Jhon Kevin Bancin (5193121003)

Anita Lestari (5192421002)

Arya Widyanto (5193121006)

Sultan Hutabarat (5193121011)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS TEKNIK

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah perencanaan pembelajaran dengan judul makalahnya
“Critical Book Report” dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebaga salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembacanya, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepanmya dapat menjadi lebih baik lagi.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan kerena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Medan, 3 November 2020

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ii

Daftar Isi .....................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan......................................................................................................4

A. Rasionalisasi pentingnya CBR............................................................................4


B. Tujuan PenulisanCBR.........................................................................................5
C. Manfaat CBR......................................................................................................5
D. Identitas Buku Yang di Review……………......................................................6
1. Buku Utama ……………………………………………………………….6
2. Buku Pembanding ………………………………………….….…………..6

BAB II. RINGKASAN ISI BUKU ……..…………………..……………………….7

A. Ringkasan Buku Utama ………………………………………………..............7


B. Ringkasan Buku Pembanding….........................................................................31

BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................54

A. Kelebihan dan kekurangan Buku Utama............................................................54


B. Kelebihan dan kekurangan Buku Pembanding……….......................................54

BAB IV PENUTUP.......................................................................................................55

A. Kesimpulan.........................................................................................................55
B. Saran ………......................................................................................................55

Daftar Pustaka …...............................................................................................................56

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Dalam Critical Book Report ini mahasiswa di tuntut untuk mengkritis sebuah buku,
dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat di pahami oleh
mahasiswa yang melakukan crtical book report ini, termasuk di dalamnya mengerti
akan kelemahan dan keunggulan kedua buku yang di kritisi. Dalam hal ini saya
mengkritik beberapa buku.

Adapun dalam penuntasan tugas Critical Book Report ini mahasiswa di tuntut
dalam meringkas,menganalisa dan membandingkan serta memberikan kritik berupa
kelebihan dan kelemahan pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada dalam buku
tersebut, sehingga dengan begitu membuat mahasiswa senantiasa berfikirlogis dan
kritis serta tanggap terhadap hal-hal baru yang terdapat pada keduan buku tersebut.
Penugasan critical Book report ini juga merupakan pembiasaan agar mahasiswa
terampil dalam menciptakan ide-ide kreatif dan berpikir secara analitis sehingga pada
pembuatan tugas-tugas yang sama mahasiswa pun menjadi terbiasa serta semakin
mahir dalam penyempurnaan tugas tersebut. Pembuatan tugas crital book report ini
juga melatih, menambah, serta menguatkan betapa pentingnya mengkritikalisasi suatu
buku berdasarkan data yang faktual sehingga dengan begitu terciptalah mahasiswa
yang berkarakter logis serta analis sehingga dengan bertambahnya era yang semakin
maju yang seperti kita tahu sekarang dizaman MEA(Masyarakat Ekonomi Asean) di
tuntut menciptakan masyarakat yang berpikir maju yang diharapkan kepada generasi
baru ini.

4
B. Tujuan Penulisan CBR

Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian
tugas, khususnya mata kuliah Perencanaan Pembelajaran, serta untuk menambah
wawasan dari mahasiswa itu sendiri. Meningkatkan daya kritis serta menguatkan
materi tentang hal-hal perencanaan pembelajaran dalam dunia kependidikan.

C. Manfaat CBR

Mengkritisi atau membandingkan buku yang berhubungan dengan perencanaan


pembelajaran yang satu dengan buku perencanaan pembelajaran yang lain. Dengan
mencari kelebihan dan kekurangan buku tersebut. Agar dapat menjadi pembanding
yang akan memperbaiki atau melengkapi buku perencanaan pembelajaran
selanjutnya.

5
A. Identitas buku

Buku Utama

1.    Judul buku   : Perencanaan Pengajaran


2.    Pengarang    : R. Ibrahim & Nana Syaodih S
3.    Penerbit       : Rineka Cipta
4.    Tahun terbit : 2010
5.    Kota Terbit   : Jakarta
6.    Tebal Buku  : xii + 139 Halaman
7. ISBN : 978 – 979 – 518 – 656 – 4
8. ukuran : 14,5 x 20 cm

Buku kedua
1.  Judul buku       : Perencanaan Pembelajaran
2.  Pengarang        : Abdul Majid, S.Ag., M.Pd
3.  Penerbit            : PT Remaja Rosdakarya Bandung
4. Tahun terbit       : 2011
5.  Cetakan            :Cetakan Ke – 1 S.D 7, tahun 2005 –
2011 Cetakan Ke – 8, Oktober
2011
6.  Tebal Buku       : 291 Halaman
7. ISBN : 979 – 692 – 493 – 5
8. Ukuran : 15,5 x 23 cm

6
BAB II
Ringkasan Isi Buku

A. Buku Utama

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Kedudukan dan tujuan mata kuliah

Sesuai dengan besar kecilnya kegiatan serta kebiasaan atau cara orang
mengerjakannya, ada rencana yang dilakukan dengan cepat, sepintas dan tanpa renca
tertulis, tetapi ada pula perencanaan yang membutuhkan waktu lama, pengerjaan yang
seksama oleh banyak orang dan didokumentasikan secara tertulis. Pengajaran merupakan
suatu kegiatan atau upaya membantu para siswa mengembangkan kemampuan,
pengetahuan dan keterampilan dalam suatu bidang tertentu.

B.     Hubungan dengan mata kuliah lain

Perencanaan ataupun penyusunan program/persiapan mengajar sesuatu bidang studi


atau mata pelajaran serta pelaksanaan mengajar didasari oleh mata kuliah ini. Perencanaan
pengajaran memberikan konsep-konsep dasar serta ketentuan-ketentuan praktis tentang
cara menyusun rencana dan persiapan mengajar serta melaksanakan pengajaran suatu
bidang studi atau mata pelajaran. Sebelum seorang guru atau calon guru menyusun
program semester/caturwulan ataupun persiapan mengajar untuk suatu pokok bahasan,
terlebih dahulu ia harus menguasai bagaimana cara merumuskan tujuan, alat evaluasi,
bahan, cara mengajar serta media/alat pelajaran. Prinsip-prinsip tentang cara merumuskan
dan latihan bagaimana merumuskan hal-hal di atas diberikan dalam mata kuliah ini.

            Mata kuliah ini juga dapat dikategorikan sebagai mata kuliah aplikasi, sebab di
dalamnya berisi penerapan atau aplikasi konsep-konsep, teori-teori, dan prinsip-prinsip
yang dibahas dalam kelompok mata kuliah dasar kependidikan (MKDK) dalam
penyusunan rencana pengajaran. Dengan perkataan lain perencanaan pengajaran didasari
dan sekaligus memadukan konsep-konsep, teori-teori dan prinsip-prinsip yang dibahas

7
dalam MKDK. Dengan demikian, penguasaan materi mata kuliah MKDK menjadi
prasyarat (prerekuisit) mata kuliah perencanaan pengajaran.

C.    Sistematika dan Lingkup Isi Buku


Secara lebih rinci apa yang dibahas dalam buku ini, meliputi hal-hal sebagai berikut :
Pada Bab I, Pendahuluan
Pada Bab II, Teori dan prinsip-prinsip yang mendasari pengajaran
Pada Bab III, Beberapa hal pokok dalam proses belajar-mengajar
Pada Bab IV, Program pengajaran dan perencanaannya
Bab V sampai VIII merupakan pedalaman dari bab keempat
Pada Bab V, Perumusan tujuan pengajaran
Pada Bab VII, penentuan materi dan kegiatan belajar-mengajar
Pada Bab IX, Pelaksanaan dan evaluasi program pengajaran

D.    Cara Menggunakan Buku Ini

Buku merupakan sumber utama dalam belajar, dan oleh karena itu pemilikan buku
terutama buku-buku teks untuk setiap mata kuliah adalah wajib. Sumber utama yang
lainnya adalah orang, terutama pada dosen yang mengajar anda. Diluar dosen yang
mengajar anda, dosen lain, para ahli, guru-guru di sekolah serta teman-teman anda sendiri
adalah sumber belajar yang berharga, asal anda mau dan bisa memanfaatkannya. Media
massa seperti radio, televisi, majalah dan surat kabar juga dapat merupakan sumber belajar
yang berharga.

BAB II
TEORI DAN PRINSIP-PRINSIP YANG MENDASARI PENGAJARAN

A.    Rumpun Psikologi Kekuatan Mental

Rumpun teori ini disebut psikologi mental kerena menurut pandangan ahli
psikologi, individu atau siswa mempunayi kekuatan atau kemampuan yang bersifat mental
atau rohaniah. Dalam rumpun ini ada 3 teori psikologi yang terkenal dan banyak
berpengaruh terhadap pelaksanaan pengajaran, yaitu;

8
1.  Psikologi Daya
Menurut psokologi daya, individu atau siswa memiliki sejumlah daya atau kekuatan,
seperti daya mengindera, mengenal, mengingatt, menanggap, menghayal, berfikir,
merasakan, menilai dan berbuat. daya- daya itu dapat dikembangkan melalui latihan,
seperti latihan mengamati benda, gambar, mendengarkan bunyi dan suara, mengingat kata,
arti kata, dan letak sesuatu kota dala peta. Latihan- latihan ini dilakukan melalui berbagai
bentuk pengulangan. Dalam pelajaran pendidikan jasmani atau olahraga,, guru-guru
banyak menggunakan metode ini.

2.  Psikologi Tanggapan
Teori kekuatan mental yang lain adalah psikologi tanggapan atau vorstellungen. Karena
pengembangan teori ini adalah sorang ahli psikologi berasal dari jerman bernama herbart,
maka psikologi ini disebut juga Herbatisme. Herbart menyebutkan teorinya sebagai
vorstellungen, yang dapat diterjemahkan sebagai tanggapan yang tersimpan dalam
kesadaran. Sitiap pengalaman, apakah diterima melalui penglihatan, pendengaran,
peradaban, dibaca, dipikirkan, dilakukan, dan sebagainya. Akan memberikan bekas
didalam didalam kesadaran. Bekas-bekas ini dapat dimunculkan kembali dalam bentuk
tanggapan. Ada 3 bentuk tanggapan, yaitu: impresi, indra, tanggapan,atau bayangan dari
inpresi indra yang lalu, dan perasaan yang menyertai impresi atau tanggapan tersebut,
seperti senang atau tidak senang.dalam pelaksanaan pengajarannya, guru yang
menggunakan metode mengajar tanggapan, memilih dan menyusun bahan ajaran secara
sederhan, menyajikan secara menarik, dan berulang-ulang, kait-mengait antara yag satu
dengan yang lain.

3.  Psikologi Naturalisme Romantik


Teori ini berasal dari Jean J.Rousseau. Menurut Rousseau anak memiliki potensi atau
kekuatan atau potensi yang masih terpendam, yaitu potensi berfikir, berperasaan,
berkemauan, keterampilan, berkembang, mencari, dan menemukan senidiri apa yang
diperlukannya. Melalui berbagai bentuk kegiatan dan usaha belajar anak mengembangkan
segala potensi yang dimilikinya. Berbeda dengan teori-teori lain, menurut Rousseau anak
tidak usah terlalu banyak diatur dan diberi, biarkan mereka mencari dan menemukan
dirinya sendiri, sebab menurut dia anak dapat berkembang sendiri.

9
B.    Rumpun Psikologi Behaviorisme

Rumpun psikologi ini disebut Behaviorisme karena sangat menekankan behavior,


yaitu tingkah laku atau prilaku yang dapat diamati dan diukur. Rumpun psikologi ini
bersifat molecular atau unsuriah, karena memandang kehidupan individu manusia tediri
atas unsure-unsur seperti halnya molekul-molekul. Ada beberapa cirri dari rumpun
psikologi ini, yaitu:

 Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil


 Bersifat mekanistis
 Menekankan peranan lingkungan
 Mementingkan pembentukan reaksi atau respons
 Menekankan pentingnya latihan.

Ada 3 teori belajar yang terpenting dalam rumpun psikologi behaviorisme ini, yaitu:

1. Psikologi Asosiasi
2.  Psikologi Conditioning
3.  Psikologi Penguatan

C.    Rumpun Psikologi Kognitas Gestalt

Rumpun kognitif gestalt bersifat molar atau menekankan keseluruhan yang terpadu.
Menurut para ahli teori ini, alam, kehidupan manusia, berprilaku manusia selalu
merupakan suatu keseluruhan, suatu perpaduan. Ada 3 teori yang terkenal dalam rumpun
ini, yaitu:

1.  Psikologi Gestalt
Psikologi Gestalt berkembang di Jerman dengan pendiri utamanya adalah Max
Wherterimer. Perkataan Gestalt dalam bahasa Jerman berarti suatu konfigurasi, pola,

10
kesatuan, atau keseluruhan. Psikologi Gestalt memang prinsip utamanya memekankan
keseluruahn atau perpaduan. Menurut Ernest Hilgard ada 6 ciri dari belajar yang
mengandung pemahaman, yaitu:
 Pemahaman dipengaruhi oleh kemampuan dasar.
 Pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman belajar masa lalu.
 Pemahaman tergantung pada pengaturan situasi.
 Pemahaman didahului oleh usaha-usaha coba-coba.
 Belajar dengan pemahaman dapat diulangi.
 Suatu pemahaman dapat diaplikasikan bagi opemahaman situasi lain.

2. Psikologi Kognitif
Teori ini lebih menekankan pada proses mengetahui (knowing), yaitu
mengemukakan cara-cara ilmiah dalam mempelajari proses mental yang terlibat dalam
upaya mencari dan menemukan pengetahuan. Psokologi kognitif mempunyai hubungan
erat dengan psikologi Gestalt sebab menekakan proses mental  terutama proses berfikir.
Psikologi kognitif berbeda dengan Behaviorisme yang memandang moral sebagai upaya
untuk berpikir dalam menilai apakah sesuatu perbuatan baik atau jahat. Perkembangan
moral berkenaan dengan perluasan atau peningkatan struktur organisasi nilai (bagian dari
structural mental) pada seseorang untuk mengambil keputusan-keputusan moral.

3.  Psikologi Medan
Psikologi Medan atau field Theory, pada prinsipnya sama dengan Gestalt,
menekankan keseluryhan dan keterpaduan. Menurut teori ini individu selalu dalam suatu
medan atau suatu lapangan lapangan (yaitu lapangan fenomenal atau lapangan psikologis).
Dalam medan ini ada suatu tujuan yang dicapai individu, tetapi untuk mencapai selalu ada
hambatan. Individu memiliki suaytu dorongan atau motif dan berusaha untuk mengatasi
hambatan. Apabila individu berhasil mencapai tujuan. Maka ia masuk kedalam medan atau
lapangan fenomenal baru yang di dalamnyanterbentuk tujuan baru dengan hambatan-
hambatan baru dan motif yang baru pula. Demikian seterusnya individu keluar dari suatu
medan dan masuk kemedan berikutnya.

D.    Prinsip-Prinsip Pengajaran

1.  Prinsip Perkembangan

11
Siswa yang diajar di kelas sedang berada dalam proses perkembangan, dan akan
terus berkembang. Sehubungan dengan perkembngan ini maka kemampuan anak pada
setiap jenjang usia dan tingkat kelas berbeda-beda. Anak pad jenjang usia atau kelas yang
lebih tinggi, memiliki kemampuan lebih tinggi dari yang di bawahnya. Pada waktu
memilih bahan dan metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan
dengan kemampuan-kemampuan anak tersebut. Perkembangan berarti perubahan.
Perubahan itu ada yang cepat dan ada yang lambat. Seorang guru hendaknya cukup
mengerti dan bersabar, apabila pada suatu saat seorang siswa belum memperlihatkan
kemajuan dan kemajuannya sangat lambat.

2.  Prinsip Perbedaan Individu


Tiap orang mahasiswa memiliki pembawaan-pembawaan yang berbeda, dan
menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarganya masing-masing juga berbeda. Dengan
demikian adalh wajar apabila setiap siswa memiliki ciri tersendiri. Guru perlu mengerti
benar tentang adanya keragaman cirri-ciri siswa ini. Baik di dalam menyiapkan dan
menyajikan pelajaran maupun dalm memberikan tugas dan bimbingan, guru hendaknya
menyesuaikan dengan perbedaan-perbedaan tersebut. Dalam model pengajaran berprogram
atau modul, penyesuaian pelajaran dengan perbedaab individu ini sepenuhmya dapat
dilakukan, karena cara belajar individual. Dalam pengajaran yang bersifat klasikal, seperti
yang umumnya dilaksanakan di sekolah-sekolah, penyesuian pelajaran dengan perbedaan
individu ini terbatas sekali.
Pengajaran yang bersifat klasikal ini dapat disempurnakan dengan cara-cara sbb:

Dalam belajar hendaknya guru menggunakan metode atau strategi belajar-mengajar


yang bervariasi.
Hendaknya digunakan alat dan media dalam pengajaran.
Hendaknya guru memberikan bantuan dan bimbingan khusus kepada anak-anak yang
lambat atau kurang pandai.
Hendaknya guru memberikan bahan pelajaran tambahan kepada anak-anak yang
pandai untuk mengimbangi kepandaiannya.
Pemberian tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa.

3.  Minat dan Kebutuhan Anak

12
Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri.anak di kota berbeda
minat dan kebutuhannya dengan anak desa, di daerah pantai berbeda dengan pegunungan.
Bahan ajaran dan cara penyampaian sedapat mungkin disesuaikan dengan minat dan
kebutuhan tersebut.walau pun hamper tidak mungkin menyesuaikan pengajaran minat dan
kebutuhan setiap siswa, sedapat mungkin perbedaan-perbedaan minat dan kebutuhan
tersebut dapat dipenuhi. Pengajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab
keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yamg menarik minat dan
kebutuhan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-
sungguh dalam belajar.

4.  Aktifitas Siswa
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam
pengajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa
berperan sebagi pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan
pengajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti
siswa dibebani banyak tugas. Aktivitas atau tugas-tugas yang di kerjakan hendaknya
menarik minat siswa, dibutuhkan dalam perkembanhannya, serta bermanfaat bagi masa
depannya. Metode-metode yang banyak mengaktifkan siswa, diantaranya adalah metode:
diskaveri, inkuiri, eksperimen, demonstrasi pemechan masalah, keterampilan proses,
penegasan, dan diskusi.

5.  Motivasi
Motif atau biasa disebut juga dorongan atau kebutuhan merupakan sesatu tenaga
yang berada pada diri individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai
suatu tujuan. Motif memiliki peranan yang cukup besar didalam upaya belajar.

13
BAB III
BEBERAPA HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
A.    Interaksi Belajar Mengajar

Agar pelaksanaan pengajaran berjalan efesien dan efektif maka diperlakukan


perencanaan yang tersusun secara sistematis, dengan proses belajar-mengajar yang lebih
bermakna dan mengaktifkan siswa serta dirancang dalam suatu scenario yang jelas.
Pengajaran berintikan interaksi antara guru dan siswa. Dalam interaksi ini, guru melakukan
kegiatan mengajar dan siswa belajar. Kegiatan belajar-mengajar ini bukan merupakan dua
hal yang terpisahkan tetapi bersatu, dua hal yang menyatukan adalah interaksi tersebut.
Interaksi belajar-mengajar di sekolah, merupakan interaksi berencana. Secara umum, yang
meenjadi rencana pengajarannya adalah kurikulum, sedangka secara khusu rencana
pengajaran ini adalah Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan satuan Satuan
Pelajaran.

B.     Proses Belajar-Mengajar Ditinjau Dari Sudut Siswa

Seperti telah di uraikan sebelumnya bahwa dari sudut siswa, pengajaran berarti
belajar. Belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-
kemampuan dan sikap serta nilai-nilai siswa, baik kemampuan intelektual, social, afektif,
maupun psikomotor.

14
1.  Macam-Macam Keterampilan Intelektual

Gagne (1970), membedakan macam-macam belajar, dari keterampilan intelektual


yang terkandung didalamnya. Ia mengemukakan 8 tipe keterampilan intelektual dalam
belajar, yaitu:

1)  Belajar tanda-tanda atau signal learning


2)  Belajar hubungan stimulus-respons
3)  Belajar mengusai rangkaian hal.
4)  Belajar hubungan verbal
5)  Belajar membedakan atau discrimination learning
6)  Belajar konsep-konsep
7)  Belajar aturan/hokum atau rule learning
8)  Belajar memecahkan masalah atau problem solving learning
2.  Belajar Menerima, Menghafal, Diskaveri dan Bermakna

Ausuble dan Robinson (1969), mengemukakan adanya 4 macam belajar menerima


dengan lawannya belajar diskaveri, dan menghapal dengan lawannya dan belajar
bermakna.

A. Belajar Menerima dan Belajar Diskaveri


Belajar menerima adalah suatu bentuk kegiatan belajar, dengan peranan siswa lebih
pasif mereka lebih banyak menerima apa yang disampaikan oleh guru. Belajar diskaveri,
disebut juga belajar inkuiri, yang erat hubungannya dengan apa yang sekarang kita kenal
dengan sebutan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

B. Belajar Menghafal dan bermakna


Belajar menghafal merupakan kegiatan belajar yang menekankan penguasaan
pengetahuan atau fakta-fakta tanpa memberi arti terhadap pengetahuan atau fakta tersebut.

3.  Belajar di Sekolah dan di Luar Sekolah


Kegiatan-kegiatan belajar yang diutarakan pada uraian dapat berlangsung di
sekolah, dan dapat pula di luar sekolah

4.  Belajar Secara Klasial, Kelompok dan Individual

15
Kegiatan belajar dapat berlangsung secara klasikal, kelompok, maupun individual.
Kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat menerima atau mengahapal pada umumnya
diberikan secara klasikal. Kegiatan belajar yang lebih mengaktifkan siswa berlangsung
secara kelompok atau individual.

5.  Belajar Teori dan Praktek


Apa yang dipelajari oleh siswa dapat berkenaan dengan suatu teori, tetapi dapat
juga menyangkut kegiatan praktek. Dalam kegiatan belajar yang bersifat praktek umumnya
para siswa  belajar secara aktif, bukan saja aktif secara jasmaniah tetapi juga secara
rohaniah, belajar tidak hanya bersifat menerima tetapi juga memberi atau berbuat, tidak
menghapal tetapi menangkap arti.

C.    Proses Belajar Mengajar ditinjau dari Sudut Guru

Kegiatan belajar-mengajar, memang merupakan dua hal yang tidak bias dipisahkan,
sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru mengajar, atau guru mengajar agar
siswa belajar.

1.  Mengajar Secara Ekspositori

Metode mengajar yang biasa digunakan dalam pengajaran ekspositori, adalah:

a. Metode Ceramah
b.  Metode Demonstrasi

2. Mengajar dengan Mengaktifkan Siswa

Beberapa halnya dengan kegiatan mengajar yang bersifat ekspositori, dalam pelaksanaan
kegiatan mengajar mengaktifkan siswa, guru tidak begitu banyak melakukan aktivitas.

a.  Metode Tanya-Jawab
b. Metode Diskusi
c. Metode Pengamatan dan Percobaan.

16
d. Metode Mengajar Kelompok
e.  Metode Latihan

BAB IV
PROGRAM PENGAJARAN DAN PERENCANAAN
A.    Pengajaran Sebagai Suatu Sistem

1.  Konsep Pengajaran Sebagai Suatu System

Pengajaran sebagai suatu system merupakan suatu pendekatan mengajar yang


menekankan hubungan sistemik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Hubungan
sistemik mempunyai arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu pengajaran sesuai
dengan fungsinya saling berhubungan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan.
Hubungan sistemik atau penekanan kepada system, merupakan ciri pertama dari
pengajaran ini. Ciri kedua adalah penekanan kepada perilaku yang dapat diukur atau
diamati. Pengajaran mempunyai beberapa komponen, yaitu komponen : tujuan pengajaran,
bahan ajaran, metode belajar-mengajar, media, dan evaluasi pengajaran. Pengajaran yang
bercirikan system menekankan keterpaduan antara keseluruhan komponen, komponen
yang satu berhubungan erat dengan komponen lainnya. Ciri yang kedua pengajaran sebagai
system adalah penekanan kepada perilaku yang dapat

B.     Perencanaan Program Pengajaran

Pengajaran dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 3 tahu untuk


jenjang SLTP dan SLTA, dan 6 tahun untuk Sekolah Dasar. Karena dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu, baik lama maupun singkat, maka apa yang dikerjakan dalam
pengajaran perlu disusun dalam suatu program, yaitu program pengajaran. Ada program
pengajaran yang mencakup seluruh masa belajar misalnya 6 tahun untuk SD dan 3 tahun
untuk SLTP dan SLTA, disamping itu ada program yang lebih singkat seperti program
tahunan, semesteran/caturwulan, program mingguan, dan sebagainya. Dalam pengajaran di
sekolah kita dewasa ini, umumnya guru-guru hanya dituntut menyusun dua macam
program pengajaran, yaitu program untuk jangka waktu yang cukup panjang seperti
program semesteran (untuk SLTP dan SLTA) atau program caturwulan (untuk SD) dan
program untuk jangka waktu singkat yaitu program untuk setiap pokok satuan bahasan.
Misalnya apa yang dikenal dengan satuan pelajaran.
17
1.  Program Untuk Jangka Waktu Agak Panjang

Berdasarkan kurikulum 1984, di SLTP dan SLTA digunakan system/program


belajar semester, sedang SD tetap digunakan system/program belaja caturwulan. Kalau
dalam program belajar semester satu tahun ajaran terbagi atas dua semester, maka dalam
program caturwulan satu tahun terbagi atas tiga caturwulan. Perbedaan pembagian waktu
belajar ini sudah tentu didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Caturwulan merupakan satu periode waktu belajar. Dalam periode waktu tersebut siswa-
siswa diharapkan menguasai satu kesatuan pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu.
Pada setiap akhir caturwulan diadakan evaluasi hasil belajar yang biasa disebut tes sumatif.
Hasilnya setelah digabungkan dengan hasil-hasil evaluasi sebelumnya, dapat dijadikan
tolok ukur keberhasilan pengajaran yang dilakukan oleh guru pada caturwulan tersebut.

Adapun unsur-unsur yang biasanya terkandung dalam program suatu caturwulan tertentu
meliputi :

a.   Tujuan
b.   Pokok/satuan bahasan
c.   Metode mengajar
d.   Media dan sumber
e.   Evaluasi pengajaran
f.   Waktu
g.  Dan lain-lain

2.      Program Untuk Jangka Waktu Singkat


Program caturwulan dapat dijadikan pegangan untuk mengajar di kelas, tetapi baru
merupakan pegangan bagi pelaksanaan mengajar selama satu caturwulan. Untuk pegangan
mengajar di dalam kelas. Dari program caturwulan ini masih perlu dijabarkan lagi
program-program untuk jangka waktu yang pendek, misalnya program untuk setiap
pokok/satuan bahasan. Program untuk setiap pokok/satuan bahasan ini pada dasarnya
merupakan program mingguan atau harian, dan dewasa ini lebih dikenal dengan nama
satuan pelajaran. Isi dan alokasi waktu setiap satuan pelajaran tergantung pada luas atau
sempitnya pokok/satuan bahasan yang dicakupnya. Suatu pokok/satuan bahasan yang
membutuhkan waktu hanya 2 jam pelajaran, mungkin selesai diajarkan dalam satu

18
pertemuan saja. Pokok/satuan bahasan yang membutuhkan waktu 4 jam pelajaran, perlu
disampaikan dalam dua kali pertemuan/penyajian. Apabila dalam jadwal, mata pelajaran
itu diberikan 2 x 2 jam pelajaran, maka pokok/satuan bahasan tersebut dapat diselesaikan
dalam satu minggu, tetapi bila membutuhkan lebih dari 4 jam pelajaran maka baru selesai
diajarkan selama dua minggu, bahkan mungkin juga lebih. Komponen-komponen isi dari
satu satuan pelajaran tidak banyak berbeda dengan program caturwulan. Perbedaannya
adalah pada satuan pelajaran tujuan dan bahan ajaran disusun lebih rinci dan spesifik,
metode mengajar dijelaskan dalam bentuk yang lebih konkret berupa proses bagaimana
guru menyampaikan pelajaran/mendorong siswa belajar dan bagaimana siswa belajar.

C.    Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perencanaan Program


Pengajaran

Penyusunan program pengajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan lebih


lancar dan hasilnya lebih baik.

1.  Kurikulum
2.  Kondisi sekolah
3.  Kemampuan dan perkembangan siswa
4.   Keadaan guru

BAB V
PERUMUSAN TUJUAN PENGAJARAN
A.    Pengertian dan Penggolongan Tujuan Pengajaran

Tujuan pengajaran merupakan titiki awal yang sangat penting dalam proses perencanaan
pengajaran sehingga baik arti maupun jenis-jenisnya perlu dipahami betul oleh setiap guru.

1. Pengertian Tujuan dan Latar Belakangnya


19
Tujuan pengajaran merupakan kompnen yang utama yang terlebih dahulu harus
dirumuskan guru dalam proses belajar-mengajar.

2. Jenjang dan Lingkup Pendidikan


A.  jenjang  Tujuan
Dilihat jenjangnya, tujuan-tujuan pendidikan dapat dibagi atas:

1)  Tujuan Institusional;
2)  Tujuan Kurikuler.
3)  Tujuan Instruksional
 Tujuan  institusional ialah tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga tau
jenis/tingkatan sekolah.
 Tujuan Kurikuler adalah tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan pada
masing-masing mata pelajaran.
 Tujuan Instruksional merupakantujuan terbawa dari jenjang-jenjang tujuan yang kita
kenal.

B.  Lingkup tujuan

Dilihat dari kawasan atua bidang yang di cakup, yujuan-tujuan pendidikan dapat dibagi
atas:
1. Tujuan Kognitif
Tujuan kognitif ialah tujuan-tujuan yang  lebih banyak yang berkenaan dengan prilaku
dalam aspek berfikir/intelektual.

2. Tujuan Psikomotor
Tujuan-tujuan psikomotor ialah  tujuan-tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek
ketrampilan motoric atau grrak dari peserta didik/siswa.

3.Tujuan Apektif
Tujuan apektif adalah tujuan-tujuan yang banak berkenaan dengan aspek perasaan,
nilai,sikap, dan minat prilaku peserta didik/siswa.

B.  Tujuan Instruksioanal Khusus dan Cara Penyusunannya

20
Dalam uraian tentang jenjang-jenjang tujuan pendidikan pada bagian yang lalu
dikemukakan bahwa dalam pengembangan kurikulum dan perencanaan pengajaran,
dibedakan antara tujuan-tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan-tujuan instruksional
khusus (TIK).salah satu penting yang perlu dilakukan guru dalam kegiatan perencanaan
pengajaran ialah menetapkan dan merumuskan tujuan-tujuan instruksional khusus atau
TIK.
1.  Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
      Tujuan instruksional umum  dapat dilihat di dalam GBPP, sedangkan tujuan
instruksional khusus harus dirumuskan sendiri oleh guru yang bersangkutan berdasarkan
tujuan instruksional khusus (TIK) berisi sejumlah kemmpuan yang lebih spesifik yang
dijabarkan dari dan untuk menunjang pencapaian kemajuan yang terkandung Tujuan
Instruksioanl Umum (TIU).

2.  Cara Menjabarkan TIU Menjadi TIK


Langkah pertam yang harus dibuat guru dalam merencanakan pengajaran untuk
suatu pokok/satuan bahsan dalam kurikulum adalah merumuskan TIK yang menjabarkan
dari TIU yang ingindicapai melalui pokok/satuan bahasan yang bersangkutan.

3.  Penentuan TIK yang  Sesuai  dengan Kebutuhan Siswa


Agar perencanaan pengjaran yang dibuat bersifat efesien, perlu diupayakan agar
TIK-TIK yang kita rumuskan betul-betul mengandung perilaku.

BAB VI
PENENTUAN DAN PENYUSUNAN ALAT EVALUASI
A.    Penentuan Pendekatan dan Cara Evaluasi

1. Pendekatan dalam Evaluasi

Dalam evaluasi hasil belajar dikenal adanya dua pendekatan:


Penilaian AcuanNorma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan(PAP).
Dalam PAN< nilai yang diperoleh siswa tergantunga pada kedudukan hasil belajar yang
tercapainya dalam kelas. Daam PAP,nilai yang diperoleh siswa tergantung dari seberapa
21
jauh tujuan-tujuan yang tercermin dalam soal-soal tes yang diberikan dapat dikuasi, tanpa
mempedulikan hasil yang dicapai oleh kelas/siswa-siswi  lain.

2. Cara-cara dalam evaluasi

A.  Tes Tertulis

Dalam melakukan tes tertulis, guru menyiapkan butir-butir  tes  secara tertulis dan


para siswa pun memberikan jawaban secara tertulis pula.Evaluasi secara terrulis ini dapat
dilaksankan dalam teks bentuk objektif dan bentuk uraian.

Tes bentuk objektif di bagi atas empat jenis, yaitu:

1.      tes benar/salah
2.      tes pilihan ganda
3.      tes menjodohkan
4.      tes melengkapi jawaban singkat.

Adapun tes bentuk uraian dapat dibagi atas dua jenis, yaitu:
1.      tes uraian terbatas
2.      tes uraian bebas.

B. Tes lisan
   Dalam melaksanakan tes lisanini guru memberikan pertanyaansecara lisan dan siswa
langsung diminta menjawab secara lisa pula.

C. Tes perbuatan
Dalam tes ini, siswa ditugasi untuk melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai dengan jenis
keterampilan yang terkandung daalam TIK.

3.  Bentuk  Tes

A. Tes Bentuk Uraian


            Tes bentuk uraian bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa menguraikan
terdapat apa yang ada dalampikirannya tentang sesuatu masalah yang diajukan oleh guru.
Terdapat dua jenis tes uraian yaitu: Uraian bebas, dan Uraian terbatas.

22
B. Tes Bentuk Objektif
Tes bentuk objektif sangat beragam jenisnya. Setiap jenis memiliki nilai kegunaan masing-
masing sesuai dengan maksud dan tujuan  diadakannya evaluasi. Yang popular diantaranya
daalah: Bentuk Benar- Salah, Bentuk Pilihan-Ganda, Bentuk Menjodohkan, Bentuk
Melengkapi.

B. Penyusunan Alat Evaluasi

1. Kriteria tes yang baik


Secara umum, tes yang baik harus memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, dan
objektivitas. Dalam pengertian yang sederhana dari kriteria ketiga adalah:
a.  Suatu tes dikatakan valid jika tes itu mengukur apa yang sesungguhnya yang
ingin diukur.
b.  Suatu tes dikatakan realibilitas, jika tes itu memperlihatkan hasil yang sama
ketika diberikan pada waktu yang berbeda terhadap individu/kelompok yang sama.
c.   Suatu tes dikatakan objektif jika penilaian dari dua orang atau lebih terhadap
dari suatu jawaban yang diberikan, sama atau menunjukan hasil yang sama.

2. Kesesuaian Soal dengan TIK


Kesesuaian solal dengan TIK meliputi kesesuaian dilihat dari jenjang kemampuan dan
kesesuaian dilihat dari lingkup isi.

a.  Kesesuaian jenjang kemampuan


b.  Kesesuaian Lingkup Isi

3.  Kesesuaian Soal dengan Kaidah-kaidah Konstruksi Tes


a.  Tes bentuk urian
b.  Tes bentuk objektif

4.  Langkah-langkah Menyusun Tes


a.  Pembuatan Kisi-kisi
b.  Penyusunan Soal

23
Berdasarkan TIK yang telah dirumuskan dengan mengacu pada kisi-kisi yanga ada, kini
disusun soal-soal tes untuk menilai taraf pencapaian masing-masing TIK, dengan
memperhtikan:

1)   Kesesuaian dalam jenjang kemmpuan;


2)   Kesesuaian dalam lingkup isi;
3)   Kaidah-kaidah konstruksi tes.

C.  Perakitan Tes

BAB VII
PENENTUAN MATERI DAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
A.    Penentuan Materi Pelajaran
1.  Pengertian dan Persyaratan Materi

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, antara lain:

 Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tercapainya tujuan instruksional.


  Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan /perkembangan
siswa pada umumnya.
 Materi pelajran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan bersikenambungan.
 Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat factual maupun
konsptual.

24
2.      Cara Pemilihan
Dengan mengacu pada uraian yang telah dikemukakan, adabeberapa hl yang perlu
diperhatiakn dalam memilih/menetapkan materi pelajaran:
a.  tujuan pengajaran.
b.  Pentingnya bahan
c.  Nilai praktis
d.  Tingat perkembangan peserta didik
e.  Tata urutan

B.     Penentuan Metode Mengajar

1.  Jenis-jenis Metode Mengajar


Analisi singkat tentang  masing-masing metode mengajar tersebut dapat diikuti dalam
uraian-urain berikut:
a.  Metode Ceramah
b.  Metode Demonstrasi
c.  Metode Eksperimen
d.   Metode Pemberian Tugas
e.   Metode Karyawisata
f.    Metode Sosiodrama

2.  Pemilihan Metode Mengajar


a.  Kesesuaian dengan tujuan instruksional
b.   Keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana

C.    Penentuan Kegiatan belajar Mengajar

1. Kegiatan Guru
Jenis-jenis Kegiatan yang perlu dilakukan guru tergantung dari jenis-jenid metode
mengajar yang digunakan.
a.   Menjelaskan TIK yang akan dicapai
b.  Membagi siswa-siswa  kedalam beberapa kelompok.
c.   Menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan setiap kelompok.

2.   Kegiatan Siswa

25
Seperti kegiatan guru, kegiatan siswa pun tergantung dari jenis-jenis metode mengajar
yang digunakan.
a.  Mengikuti dengan sesame penjelasan guru tentang pembagian kelompok dan jenis-jenis
tugas yang harus dilaksankan setiap kelompok.
b.  Melaksanakan tugas-tugas dalam kelompok.
c.   Menyiapkan laporan hasil pelksanaan tugas.

BAB VIII
PEMILIHAN MEDIA DAN ALAT PENGAJARAN
A.    Jenis-jenis Media yang Dapat Digunakan

Aneka ragam media pengajaran yang dapat  diklasifikasikan  berdasarkan ciri-ciri tertentu:

1.   Media Cetak
Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan media cetak ini:
-    Keuntungan
Keuntungan dari media cetak ini, disamping relatife murh pengadaannya, juga lebih mudah
dalam penggunaannya, dan tiak memrlukan peralatan khusus dan mudah digunakan.

-     Kelemahan
Kelemahan dari media ini, terutama jika kurang dirancang dengan baik, cenderung untuk
membosankan.
2.   Media elektronik
Ada beberapa macam media elektronik yang lazim dipilih dan digunakan dalam
pengajaran, antara lain:

a.  perangkat slide atau film


b.  film strips
c.  Rekaman dll.

-   Keuntungan

Keuntungan dari media elektronikini pada umumnya ialah dapat memberikan suasana yang
lebih “hidup” penampilannya lebih menari.

26
-    Kelemahannya

Kelemahan media ini, terutama terletak dalam segi teknis dan juga biaya, karena
menggunakan sarana prasarana seperti listrik, dan cenderung pembiayannya memuntut
biaya yang mahal.

3.  Realia (Objek nyata atau benda Sesunguhnya)

Untuk mencapai hasil yang optimum dari proses belajar-mengajar,  salah satu hal yang
sangat disarankan adalah digunakan pula media yang bersifat langsung dalam bentuk objek
nyata atau realia. Untuk itu ada dua cara yang dapat ditempuh oleh guru: pertama,
membawa objek nyata tersebut, seperti jenis tanaman atau hewan tertentu, ke dalam kelas.
Kedua, membawa siswa-siswi ke luar kelas seperti mengunjungi pabrik-pabrik yang ada
disekitarnya.

-     Keuntungan
Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari
sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.

-     Kelemahan
Membawa murid-murid ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-kadang mengandung
risiko dalam bentuk kecelakaandan sejenisnya.

B.     Hal-hal yang Perlu dalam Pemilihan Media ddiperhatikan

Dapat dikemukakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang
tepat.
1.  Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran (TIK).
2.  Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri.
3.  Kemampuan guru menggunkan suatu jenis media.
4.  Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaanya.
5.  Kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung  yang ada.
6.  Biaya.

27
C.    Pemilihan Alat Pengajaran

1.  Jenis-jenis  Alat  Pengajaran
Alat pengajaran dapat dikelompokan dalam dua jenis alat pelajran yang bersifat umum dan
khusus.
a. Alat pengajaran yang bersifat umum
b. Alat pengajaran yang bersifat khusus
Yang dimaksudkan dengan jenis ini ialah alat-alat pengajaran yang pengunaannya yang
berlaku khusus untuk mata pelajaran tertentu, seperti:
-     Mikroskop, untuk IPA.
-     Jangka, untuk Matematika.
-     Kuas, untuk menggambar.

2.  Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Alat


Seperti halnya yang berlaku dalam media pembelajaran, dalam memilih alat-alat
pengajaran yang sesuai untuk kegiatan belajar-mengajar tertentu, terutama alat pengajaran
yang bersifat khusus, perlu diperhatikan sejumlah faktor sebagai berikut:
a.  Kesesuaiannya dengan kemampuan yang ingin dikembangkan dalam diri siswa.
b.  Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
c.  Kemampuanpenyediaannya.

BAB IX
PELAKSANAAN DAN EVALUASI PENGAJARAN
A.    Penyiapan Program/Bahan Pengajaran

1.  Hasil Yang Dicapai Dari Perencanaan Pengajaran


Bila ditelaah kembali hal-hal yang telah dibicarakan dari Bab IV sampai Bab VIII,
dapat disimpulkan bahwa ada dua jenis hasil pokok yang diperoleh dari kegiatan
perencanaan pengajaran yang dilakukan :

28
a.  Daftar sejumlah pokok/satuan bahasan yang akan diajarkan selama satu caturwulan
beserta alokasi waktu yang telah ditetapkan untuk masing-masing pokok/satuan bahasan.

b.  Bagan/matriks yang berisi rencana yang lebih rinci tentang pengajaran masing-masing
pokok/satuan bahasan, yang meliputi tujuan intruksional umum, tujuan intruksional
khusus, alat evaluasi, materi, kegiatan belajar mengajar, serta media/alat dan sumber
bahan.

2. Jenis-jenis Program/Bahan Pengajaran Yang Dapat Dikembangkan


Dari hasil perencanaan pengajaran yang tergambar dalam bagan/matriks,
sebenarnya dapat dikembangkan berbagai jenis program/bahan pengajaran, sesuai dengan
keperluan. Di sekolah-sekolah ( SD, SLTP, SLTA) dewasa ini, setiap guru diharuskan
menyiapkan program yang disebut satuan pelajaran (Satpel), yang didalamnya terkandung
rumusan TIU, TIK, materi, dan sebagainya. Di IKIP/FKIP, setiap dosen diharuskan
menyiapkan program yang disebut Satuan Acara Perkuliahan (SAP) yang didalamnya juga
terkandung TIU, TIK, materi perkuliahan, dan sebagainya.

B.     Pelaksanaan Program Pengajaran


1. Evaluasi Awal
Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam melaksanakan suatu program
pengajaran ialah mengadakan evaluasi awal. Evaluasi awal atau pretest dilakukan sebelum
pelajaran diberikan. Tujuan dan fungsinya ialah untuk mengetahui kemampuan awal siswa
mengenai pelajaran yang bersangkutan. Dengan mengetahui kemampuan awal siswa ini,
guru akan dapat menentukan cara penyampaian yang akan ditempuhnya nanti. Untuk
bahan-bahan yang telah dikuasai siswa, misalnya guru tidak akan memberikan penjelasan
yang banyak lagi.

2.  Pelaksanaan Pengajaran
Setelah evaluasi awal dilakukan, langkah berikutnya ialah melaksanakan
pengajaran sesuai dengan langkah-langkah/kegiatan belajar-mengajar yang telah
direncanakan. Selama langkah ini berlangsung, kegiatan evaluasi dilakukan oleh guru
antara lain dalam bentuk kuis, tugas-tugas, observasi, dan bertanya langsung kepada siswa
tentang pelajaran yang sedang disajikan, apakah cukup jelas dan sebagainya.

29
3.  Evaluasi Akhir
Setelah pengajaran selesai dilaksanakan, maka tibalah saatnya bagi guru melakukan
evaluasi akhir atau post-test, dengan menggunakan tes yang sama atau setara dengan yang
digunakan pada evaluasi awal.

4.  Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil-hasil evaluasi yang telah dilakukan, guru dapat merencanakan
kegiatan-kegiatan tindak lanjut yang perlu dilakukan, baik berupa upaya perbaikan
(remedial) bagi siswa-siswa tertentu, maupun berupa penyempurnaan program pengajaran.

C.    Evaluasi Pengajaran

1.  Fungsi Evaluasi
Dalam pengembangan program pengajaran, ada dua fungsi utama evaluasi yang
perlu diwujudkan :
Pertama : mengetahui tingkat efektivitas program dalam mencapai tujuan-tujuannya
Kedua     : mengidentifikasi bagian-bagian dari program pengajaran yang perlu
diperbaiki

2.  Cara-cara evaluasi
Dalam kaitan dengan fungsi pertama evaluasi, yaitu melihat efektifitas program
pengajaran cara yang paling banyak dilakukan ialah melalui tes yang diberikan pada awal
dan pada akhir program (lihat evaluasi awal dan evaluasi akhir). Semakin besar perbedaan
hasil tes awal dan hasil tes akhir (dalam pengertian hasil tes akhir lebih baik dari hasil tes
awal) maka semakin efektif program pengajaran yang bersangkutan.

3.  Cara Pengolahan Hasil Evaluasi


A. Pengolahan Secara Keseluruhan
Cara pengolahan ini dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata awal (dan
nilai rata-rata) tes akhir, untuk melihat tingkat efektivitas yang dicapai program pengajaran
yang bersangkutan. Di samping itu, melalui cara ini dapat pula dilihat beberapa skor yang

30
dicapai setiap siswa dalam tes, khususnya tes akhir, untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa A, siswa B, siswa C dan seterusnya, terhadap tujuan-tujuan yang ingin dicapai
melalui program pengajaran yang bersangkutan.

B. Pengolahan Bagian Demi Bagian


Cara pengolahan ini dilakukan terhadap hasil tes yang dicapai siswa soal demi soal,
terutama pada tes akhir, untuk mengetahui berapa persen siswa yang betul dan salah dalam
setiap soal.

4.  Penggunaan Hasil Evaluasi


Diantara berbagai kemungkinan penggunaan hasil evaluasi yang kita peroleh, ada dua
kemungkinan penggunaan yang akan dibahas dalam bagian ini.
a.  Untuk Kepentingan Pengelolaan Siswa
b.  Untuk Kepentingan Perbaikan Program

Dari hasil analisis persentase siswa yang betul dan salah menjawab setiap soal, pertama-
tama dapat diidentifikasikan bagian-bagian mana dari materi pelajaran yang sudah dan
belum dipahami oleh sebagian besar siswa.

B. Buku Pembanding

BAB 1
PENDAHULUAN

31
A.                 Setandar Kompetensi Guru
Setandar yang dimaksud adalah suatu kriteria yang telah di kembangkan dan di
tetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur dan menejemen yang efektif. Sedangkan
kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk di anggap mampu untuk melaksanakan tugas-tugas
dalam bidang pekerjaan tertentu.
Setandar kompetensi guru bertujuan untuk memperoleh acuan buku dalam pengukuran
kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
Ruanglingkup standar kompetensi guru meliputi tiga komponen, yaitu:
Pertama, komponen kompetensi pengelolaan pembelajaran yang mencakup:( 1)
penyusunan perencanaan pembelajaran. (2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar. (3)
penilaian prestasi belajar peserta didik. (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian.
Kedua,  komponen kompetensi pengembangan potensi yang diorientasikan pada
pengembangan profesi.
Ketiga, komponen kompetensi penguasaan akademik yang mencakup: (1) pemahaman
wawasan kependidikan. (2) penguasaan bahan kajian akademik (Depdiknas, 2004:9).

B.                 Pengembangan Kompetensi Guru


Proses pengembangan standar kompetensi guru dapat dilakukan melalui:
1.      Penelitian
Sekurang-kurangnya ada tiga jenis upaya penelitian yang dilakukan dalam pengembangan
kaitan mutu guru:
a)      Mengidentifikasi masalah pendidikan yang dihadapi terutama tentang mutu kinerja
guru.
b)      Mengkaji prakondisi yang perlu dipenuhi untuk dapat menerapkan suatu standar
kompetensi guru dalam sistem yang ada.
c)      Penelitian yang melekat didalam pengembangan standar itu sendiri untuk mengetahui
efektifitas atau ke laikan dari standar yang sedang di kembangkan dalam menghasilkan
standar baku kompetensi guru.

2.      Pengembangan

32
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yang serius dalam upaya pengembangan
standar kompetensi guru:
a)      Kejelasan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dari proses guru, antisipasi
kendala yang bakal di hadapinya.
b)      Permasalahan yang jelas serta tujuan yang spesifik.
c)      Antisifasi kendala.
d)      Melalui proses identifikasi dan seleksi berbagai alternatif pemecahan.
e)      Sekalipun uji coba suatu standar kompetensi dalam skala terbatas, kadang-kadang
mengandung kelemahan (terutama dalam prediksi kelaikan large scale implementation).

C.     Pemberdayaan Guru
Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya “pengajaran” adalah upaya
untuk membelajarkan siswa (Degeng, 1989). Dengan demikian inti dari perencanaan
pembelajaran adalah proses memilih,menetapkan dan mengembangkan pendekatan,
metode dan taknik pembelajaran serta mengukur tingkat keberhasilan proses
pembelajarandalam mencapai hasil pembelajaran.

BAB II
KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A.                 Pengertian

33
William H. Newman dalam bukunya Administrasi Action Techniques of Organizating and
Management : mengatakan bahwa “ perencanaan adalah menentukan apa yang akan
dilakukan.”
Terry (1993:17) menyatakan bahwa perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan.
Banghart dan Trull, (1973) mengemukaan bahwa perencanaan adalah awal dari semua
proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan
bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan.
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para guru
dalam membimbig, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman belajar.
Berdasarkan uraian diatas konsep perencanaan pengajaran dapat di lihat dari berbagai
sudut pandang, yaitu:
a.       Perencanaan pengajaran teknologi.
b.      Perencanaan pengaaran sebagai suatu sistem.
c.       Perencanaan pengaajaran sebagai sebuah disiplin perencanaan pengajaran sebagai
sains (science).
d.      Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses.
e.       Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas.

B.            Dmensi-Dimensi Perencanaan
          Berbicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan
dan sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran.
Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi itu menurut Harjanto (1997:5) memungkinkan di
adakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien, yakni: signifikansi,
feasibilitas, relevansi, kepastian, ketelitian, adaptabilitas, waktu, monitoring, dan isi
perencanaan. Hidayat (1990:11) mengemukaan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan
dalam perencanaan pembelajaran antaralain:
a.  Memahami kurikulum.
b. Menguasai bahan ajar.
c.  Menyusun program pengajaran.
d. Melaksanakan program pengajaran.
e.  Menila program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

34
C.                 Manfaat Perencanaan Pengajaran
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
a.       Petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
b.      Sebagai poladasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan.
c.       Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.
d.      Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui  ketepatan dan kelambatan kerja.
e.       Untukmenghemat waktu, tenaga,alat-alat dan biaya.

D.           Desain Pembelajaran Berbasis Kompetensi


          Rumusan ini menunjukan bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan
individu agar mampu melakukan perangkat kompetensi yang diperlukan.
          Langkah-langkah pengembangan pembelajaran tersebut dikemukaan oleh Stanley
Elam (1971) dan Oemar Hamalik (2002:92) sebagai berikut.
          Langkah ke-1 spesifikan asumsi-asumsi atau preposisi-preposisi yang mendasar.
          Langkah ke-2 mengidentifikasi kompetensi.
          Langkah ke-3  menggambarkan secara spesifik kompetensi-kompetensi.
          Langkah ke-4 menentukan tingkat-tingkat kriteria dan jenis assessment.
          Langkah ke-5 pengelompokan dan penyusunan tujuan pengajaran.
          Langkah ke-6 desain setrategi pembelajaran.
          Langkah ke-7 mengorganisasikan sistem pengelolaan.
          Langkah ke-8 melaksanakan percobaan program.
          Langkah ke-9 menilai desain pembelajaran.
          Langkah ke-10 memperbaiki program.

BAB 3
PENGEMBANGAN SILABUS

35
A.            Silabus
1. Pengertian Silabus
            Istilah silabus dapat di definisikan sebagai “garis besar,ringkasan, ikhtisar, atau
pokok-pokok isi atau materi pelajara” (salim, 1987:98). Silabus digunakan untuk
menyebut  suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari
setandar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin di capai, dan pokok-pokok serta
uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai standar kompetensi dan
kemampuan dasar.
            Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata
pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu,sebagai hasil dari seleksi,
pengelompokan, pengetahuan, danpenyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan
berdasarkan ciri dan kebutuhan setempat.

2. Isi silabus
            Dikemukakan oleh Mulyani Sumantri (1988: 97) bahwa dalam isi silabus hanya
tercakup bidang studi atau mata pelajaran yang harus di ajarkan selama waktu setahun
atausatu semester. Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-
unsur:
a)      Tujuan mata pelajaran yang akan di ajarkan.
b)      Sasaran-sasaran mata pelajaran.
c)      Keterampilan yang diperlukan agardapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan
baik.
d)      Urutan topik-topik yang diajarkan.
e)      Aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran.
f)        Berbagai teknik evaluasi yangdigunakan.
3.      Manfaat Silabus
            Silabus bermanfaat sebagai pedoman  dalam pengembangan pembelajaran, silabus
juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolan kegiatan belajar secara
klasikal, kelompok kecil atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus
sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian.
4.      Prinsip Pengembangan Silabus

36
Beberapa perinsip yang mendasari pengembangan silabus antaralain: ilmiah,
memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa, sistematis, relevan, konsisten,
konsisten dan kecukupan.

5.      Langkah-Langkah Pengembangan Silabus


            Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri atas tujuh
langkah utama sebagaimana tercantum  dalam buku pedoman umum pengembangan
silabus (Depdiknas, 2004) yaitu: (1) penulisan identitas mata pelajaran, (2) perumusan
standar kompetensi, (3) penentuan kompetensi dasar, (4) penentuan materi pokok dan
uraiannya, . Contoh penjabaran standar kompetensi
Standar kompetensi Kompetensi dasar
1.      Menerapkan aqidah Islam dalam 1.1  beriman kepada Allah dan memahami sifat-
kehidupan sehari-hari sifatnya.
1.2  Memahami lima asma Allah (Asmaul
Husna)

 (5) penentuan pengalaman belajar, berikut disajikan strategi pengembangan pengalaman


belajar ranah kognitif, psikomotorik, dan efektif, serta pengembangan  kecakapan hidup
(life skil). (6) penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator. (7) penjabaran indikator
kedalam instrumen penelitian. Jenis tagihan yang dapat di gunakan antaralain
sebagaiberikut:
        Kuis. Bentuknya berupa isian singkat danmenanyakan hal-hal yang perinsip.
        Pertanyaan lisan. Materi yang di tanyakan berupa pemahaman terhadap konsep,
prinsip, atau teorema.
        Ulangan harian. Dilakukan di akhir pembelajaran.
        Ulangan blok. Adalah ujian yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa
kompetensi dasar dalam satu waktu.
        Tugas individu. Dilakukan dalam waktu tertentu.
        Tugas kelompok. Untuk menilai kompetensi kerja kelompok.
        Responsi atau ujian praktek. Digunakan untuk mata pelajaran yang ada kegiatan
praktikumnya. (8) penentuan alokasi waktu. (9) penentuan sumber/ bahan ajar.

B.                 Silabus Dan Kisi-Kisi Penilaian

37
Silabus dan sistem penilaian berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
mendiagnosis kesulitan belajar, memberkan umpan balik dan memotivasi siswa untuk
belajar.

BAB 4
PENGEMBANGAN KECAKAPAN

A.            Setrategi Mengembangkan Kecakapan


          Gagne dalam Winkel, (1996:369) menyatakan bahwa fase dalam kegiatan
membelajarkan adalah sebagai berikut:
          Fase Motivasi, Peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan motivasi belajar siswa
dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaranyang harus dicapai.
          Fase Menaruhperhatian (Attention, Alartnes),siswa secara khusus
memperhatikan hal yang akan dipelajari, sehingga konsentrasiterjamin.
          Fase Pengolahan, Siswa memahami informasi dalam short term memory (STM)
atau memori jangka pendek dan mengolah informasi untuk diambil maknanya.
Fase Umpan Balik, Siswa mendapat konfirmasi tentang tepat tidaknya
menyelesaian yang di temukannya.
1.      Pengembangan Pola Pikir (Kognitif)
        Pembinaan pola pikir/kognitif, yakni pembinaan kecerdasan dan ilmu pengetahuan
yang luas dan mendalam sebagai penjabaran dan sifat fatonahRasulullah.
Berkenaan dengan perkembangan pola pikir, Keneeth dalam Rosyada, (2004: 140)
mengurut indikator-indikator kecakapan aspek kognitif dengan level kecakapan: 1)
mengetahui dan mengingat (knowledge). 2) pemahaman(comprehension). 3)
penerapan (application).4) kemampuan menguraikan (analysis). 5) unifikasi (synthesis). 6)
menilai(evaluation).Dari Ibnu Abbas r.a Rasulullah SAW bersabda: ajarkanlah anak-
anakmu, mudahkanlah mereka dan jangan engkau persulit, berilah kabar gembira kepada
mereka, dan janganlah engkau menjadikan mereka lari meninggalkanmu. Apabila salah
seorang diantara kalian marah, maka diamlah(HR. Bukhori, Ahmad, Ibnu’Adiy, Qushabi,
dan IbnuSyahnin).

38
2.      Pengembangan Sikap
            Bersikap adalah merupakan wujud keberanian untuk memilih secara sadar.
Menurut Toto Tasmara, (2001:222) di dalam diri yang amanah ada beberapanilai yang
melekat, yaitu:
1.      Rasa tanggung jawab (takwa). Mereka ingin menunjukan hasil yang optimal atau islah.
2.      Kecanduan kepantingan dan sense of urgency. Mereka merasakan bahwa hidupnya
memiliki nilai, ada sesuatu yang penting.
3.      Al-amin, kredibel, ingin dipercaya dan mempercayai.
4.      Hormat dan dihormati.
Konsep pembelajaran yang terlalu menekankan pada penalaran/ hafalan akan sangat
berpengaruh terhadap sikap  yang dimunculkan anak. Menghafal tentu adagunanya.
Namun kalau kemudian menjadi dominan dan seluruh mata pelajaran harus di hafal, maka
akan melahirkan anak didik yang kurang kreatif dan berani dalam mengungkapkannya
sendiri.
Terdapat proses yang terjadi pada seseorang untuk memunculkan sikap yang positif
maupun negatif, di antaranya:

a.      Prosespengkondisian (conditioning)
Secara konkrit proses pengkondisian atas sikap siswa di sekolah dapat dimanipulasi pula
oleh guru.misalnya, bila siswa memperoleh prestasi, ia mungkin di perbolehkan untuk
melakukan hal yang disukainya, atau guru memberikan hadiah berupa bukudan
sebagainya.

b.      Belajar dari model (human modeling)


Perinsip modelingini sejalan dengan ungkapan Ki hadjar Dewantara ing ngarsa sung
tulada. Fase dalam pembelajaran sikap atau tekanan yang harus diberikan pada hal-hal
tertentu adalah: pemotivasian, pengkonsentrasia, pengolahan dan umpan balik.

1.      Perkembangan Psikomotor
Psikomotor yakni pembinaan tingkah laku dengan akhlak mulia sebagai penjabaran dari
sifat sidik Rasulullah dan oembinaan keterampilan kepemimpinan yang visioner dan
bijaksana sebagai penjabaran sifattabligh Rasulullah. Biasanya suatu keterampilan motorik

39
terdiri atas sejumlah sub komponen yang merupakan sub keterampilan atau keterampilan
bagian.

B.            Pandangan Tentang Pembelajaran


          Terjadinya fase-fase dalam belajar yang demikian telah dicontohkan oleh Rasulullah
dengan ungkapan-ungkapan hadistnya. “apakah engkau tahu kemana perginya matahari?,
apakah engkau mau hatimu menjadi lembut dan kebutuhanmu terpenuhi? Apakah kalian
ingin bersungguh-sungguh dalam berdoa? Apakah engkau ingin menjadi
seperempatpenduduk syurga?.”

Pelajaran apakah yang dapat diambil daripertanyaan Rasulullah tersebut adalah:


1.      ketika pertanyaan di ajukan, dapat memotivasi pendengar untuk menjawab pertanyaan
tersebut.
2.      pertanyaan dapat menjadikan pendengar merasa di tantang oleh pembicara.
3.      Mengajukan pertanyaan dapat mencapai tiga tujuan moral dan eduksi, yaitu: kognitif
emosi dan kinetik.
4.      Pertanyaan juga dapat lebih menonjolkan informasi/ pengetahuan.
5.      Pertanyaan dapat membuat rangsangan bagi pendengarnya.

BAB 5
PENGEMBANGAN PERSIAPAN MENGAJAR
A.            Perencanaan Dan Implementasi Persiapan Pengajaran.
                                                    Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran
melibatkan urutan langkah-langkah aktivitas khsus yang akandi selesaikan oleh guru
yaitu: pertama” mengdiagnosa kebutuhan peserta didik. “Kedua”memilih isi dan
menentukan sasaran. “Ketiga”mengidentivikasi teknik-teknik pembelajaran.
“Keempat”merencanakan aktivitas pembelajaran. “Kelima”memberikan motivasi
danimplementasi program. “Keenam”merupakan aktivitas yang terakhir, yaitu
perencanaan yang dipusatkan kepada “pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkat.”

40
B.            Prinsip-Prinsip Kegiatan Mengajar
(E. Mulyasa, 2004: 80) mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan persiapan pengajaran.
a.       Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas
b.      Persiapan mengajar harus sederhana dan pleksibel serta dapat dilaksanakan dalam
kegiatan pembelajarandan pembentukan potensi peserta didik
c.       Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar harus
menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
d.      Persiapan pengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas
pencapaiannya
e.       Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program sekolah, terutama apabila
pembelajaran dilaksanakan secara tim.

C.            Komponen-Komponen Persiapan Mengajar


          Kenneth D. Moorw (2001: 126) berpendapat bahwa komposisi format rencana
pembelajaran meliputi topik pembahasan, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, kegiatan
pembelajaran, alat atau mediayang dibutuhkan, dan evaluasi hasil belajar. Rencana
pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Briggs (1974) hendaknya engandung 3
komponen yang disebut anchorpoint, yaitu tujuan pengajaran, materi pelajaran atau
bahanajar, dan evaluasi keberhasilan.

D.           Rencana Pengajaran Dalam Kurikulum 1994 Vs Kurikulum 2004


No ASPEK RP KURIKULUM 1994 RP KURIKULUM
PEMBEDA 2004
1 Hakikat RP RP adalah persyaratan RP benat-benar
administrasi “rencana” guru
2 Kaitannya Setiap bidang studi terpisah Pem. Dapat di
dengan bidang integrasikan dengan
studi lain bidang studi lain
3 Rumusan tujuan Tujuan dirinci sekecil mungkin Hanya
dan berfokus pada pengetahuan menggambarkan
kompetensi yang
akan di capai
4 Rincian media Umumnya sekedar dicantumkan Rincian media dan
sumber belajar

41
mengingatkan guru
mengenai apa yang
harus disiapkan
5 Langkah-langkah Tahapan-tahapan pembelajaran Langkah-langkah
pembelajaran tak selalu menjadi perintah pembelajaran
menjadi penting,
didesain dengan
bentuk skenario
pembelajaran yang
mengutamakan
kegiatan siswa tahap
demi tahap
6 Hasil yang Hasilnya banyak, tapi dangkal dan Hasilnya sedikit tapi
dicapai kurang bermakna mendalam dan
bermakna
7 Unsur evaluasi Hasil belajar hanya dinilai dari tes Hasil belajar dinilai
tulis dengan berbagai cara
dan berbagai sumber

E.     Model Persiapan Mengajar


1.      Model Ropes, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) review, yakni mencobba
mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman
sebelumnya. 2) operview, yakni guru menjelaskan program pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada hari otu dengan menyampaikan isi secara singkat dan strategi yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. 3) presentatation, dalam hal ini guru sugah tidak
lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk pada proses
telling, showing, dan doing. 4) eksercise,  yakni suatu proses untuk memberikan
kesempatan kepada siswa memperaktekan pa yang telah meraka pahami. 5) summary,
yakni untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran.
2.      Model satuan pelajaran, secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan
pembelajaran yakni sebagai berikut:
a.       Identitas mata pelajaran
b.      Kompetensi dasar dan indikator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat
dikutif atau diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh
pemerimyah
c.       Materi pokok
d.      Media

42
e.       Strategi pembelajaran

BAB 6
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
A.            Pengelolaan Siswa
Belajar merupakan kegiatan yang bersifat universal dan multidimensional
1.      Masalah Siswa
Pollard dalam hilda karli (2004: 2006) mengelompokan kepribadian siswa dalam 6
kelompok besar, yaitu:
a.      Impulsivity/ Reflexivity
Gambaran impulsivity adalah orang yang tergesa-gesa dalam mengerjakan tugas tanpa
berfikur dahulu sedangkan reflexivity adalah orang yang sangat mempertimbangkan
tugastanpa berkesudahan
b.      Extroversion
Gambaran ini adalah orang yang ramah, terbuka, bahkan kadang-kadang tergantung dari
perlakuan teman-teman sekelompoknya. Sedangkan intrversion adalah orang yang tertutup
dan sangat pribadi malah kadang-kadang tidak mau bergaul dengan teman-temannya.
c.       Anxiety/ Adjustement

43
Gambaran anxiety adalah orang yang kursng merasa dapat bergaul dengan teman, guru,
atau tidak dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik dedangkan adjistement adalah
orang yang merasa dapat bergaul dengan guru, teman atau dapat menyelesaikan nmasalah
dengan baik.
d.      Pocillation/ Perseperanca
Gambaran pacilation orang yang konsenterasinya renbdah sering berubah-ubah, dan sering
menyerah dalam pekerjaan sedangkam perseperance sebaliknya dari pocillation
e.      Competitipeness/ Collaboratipeness
Gambaran competitipeness adalah orang yang mengukur prestasinya dengan orang lain dan
sukar bekerja sama dengan orang lain sedangkan collaboratipenessdalah orang yang sangat
tergantung pada orang lain dan tidak dapat bekerja sendiri.
2.      Pemecahan Masalah
a)      Usaha yang bersifat pencegahan.
b)      Usaha yang bersifat penyembuhan (kuratif).
B.            Pengelolaan Guru
          Beberapa perinsip dasar kode etik tersebut sebagaimana dikemukakan oleh
M.Jadwal Ridla dalam bukunya, al-fikr al-tarbawiyyu al-islamiyyu Muqaddimat fi ushulih
al-ijtima’iyyati wa al-aqlaniyyati yaitu :
          Prinsip pertama:  keharusan ilmu dibarengi dengan pengamalannya.Prinsip
kedua: bersikap kasih sayang terhadap siswa.Prinsip ketiga: menghindari diri dari
ketamakan.Prinsi keempat: bersikap toleran dan pemaaf.Prinsip kelima:  menghargai
kebenaran.Prinsip keenam: keadilan dan ke insyafan.Prinsip ketujuh: rendah hati. Prinsip
kedelapan: ilmu adalah untuk pengabdian kepada orang lain.

C.     Pengelolaan Pembelajaran
1.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran
a)      Motivasi. b) fokus. c) pembicaraan tidak terlalu cepat. d) repetisi yakni melakukan
tigakali pengulangan pada kalimat-kalimatnya. e)analog langsung. f) memperhatikan
keragaman anak. g) memperhatikan tiga tujuan moral, yaitu: kognitif, emosional dan
kinetik. h) memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. i) menumbuhkan
kreativitas anak. j) berbaur dengan anak-anak. k) aplikasi. l)doa. m) teladan.
2.      Prosedur Pembelajaran
a.      Pendekatan

44
Depag 2004 menyajikan konsep pendekatan terpadu dalam pembelajaran agama islam
yang meliputi: keimanan, pengamalan, pembiasaan, rasional, emosional, fungsionaldan
keteladanan.
b.      Metode
Metode yang bisa di terapkan dalam proses pembelajaran yakni: metode ceramah, metode
tanya jawab, metode tulisan, metode diskusi, metode pemecahan masalah (problem
solving), metode kisah, metode perumpamaan, metode pemahaman dan penalaran, metode
perintah berbuat baik dan salingmenasehati, metode suritauladan, metode hikmah dan
mau’izhah hasanah, metode peringatan dan pemberian motivasi, metode karya wisata,
pemberian ampunan dan bimbingan, metode kerjasama, metode tadrij (pentahapan),.
c.       Teknik
  Teknik indoktrinasi, prosedur teknik ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1) tahap brain washing, yakni pendidik memulai pendidikan nilai dengan jalan merusak
tata nilai yang sudah mapan dalam pribadi siswa untuk di kacaukan. Sehingga mereka
mereka tidak mempunyai pendirian lagi. 2) tahapan menanamkan fanatisme, yakni
pendidik berkewajiban menanamkan ide-ide baru yang dianggap benarsehingga nilai-
nilaiyangditanamkannya masuk kepada anak tanpa melalui pertimbangan rasional yang
mapan.
  Teknik moral reasoning, langkah-langkah tekniknya sebagai berikut: penyajian dilema
moral, pembagian kelompok diskusi, hasil diskusi dibawa ke dalam kelas,
mengorganisasikan niliai-nilai yang terpilih tersebut dalam dirinya.
  Teknik meramalkan konsekuensi.
  Teknik klarifikasi.
  Teknik internasional.

D.           Pengelolaan Lingkungan Kelas


          Lingkungan kondusif menurut E. Mulyasa (2004: 16) dapat dilakukan melalui
beberapa layanan dan kegiatan sebagai berikut:
1.      Memberikan pilihan kepada peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam
melakukan tugas pembelajaran.
2.      Memberikan pelajaran remidial bagi parapeserta didik yang kurang berprestasi.
3.      Mengembangkan organisasi kelas yang epektif, menarik, nyaman dan aman.
4.      Menciptakan suasana saling menghargai.

45
5.      Melibatkan peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran.
6.      Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama.
7.      Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan evaluasi diri.

KONDISI FISIK
a.       Ruang tempat berlangsung proses belajar mengajar. Jika ruangan kelas memakai
hiasan pakailah hiasan yang memiliki nilai pendidikan.
b.      Pengaturan tempat duduk. Yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka.
c.       Ventilasi dan pengaturan cahaya. Harus cukup menjamin kesehatan siswa.
d.      Pengaturan penyimpanan barang-barang.

Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam pengaturan ruang kelas adalah:
        Ruangkelas harus di usahakan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) ukuran kelas
8m x7m. 2) dapat memberikan kebebasan bergerak, komunikasi pandangan dan
pendengaran.3) cukup cahaya dan sirkulasi udara. 4) pengaturan perabot agar
memungkinkan guru dan siswa dapat bergerak luas.
        Daun jendela tidak mengganggun lalulintas pada selayar peralatan dan perabot yang
harus ada dalam ruang kelas, antaralain: meja kursi untuk guru dan siswa, papantulis,
papan panel, almari, rak buku ruang, alatpembersih, kalender pendidikan, tempatbendera
merah putih, daftar/jadwal pelajaran, gambar atau denah kelas termasuk tempat duduk
siswa, taplak meja, tempat bunga, keranjang sampah, lap/ serebet.

E.            Pengembangan Sumber Dan Bahan Ajar.


1.      Sumber Belajar
Sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
        Tempat atau lingkungan alam sekitar.
        Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi
peserta didik.
        Orang yaitu siapasaja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat
belajar sesuatu.
        Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca  secara mandiri oleh peserta didik
dan dapat di kategorikan sebagai sumber belajar.

46
        Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi.
a.       Fungsi riset dan teori
Adalah menghasilkan dan mengetes pengetahuan yang bertalian dengan sumber-sumber
belajar, pelajar dan fungsi tugas.
b.      Fungsi desain
Adalah menjabarkan secara garis besar teori teknologi pendidikan berikut isi-isi mata
pelajarannya.
c.       Fungsi produksi dan penempatan
Adalah menjabarkan secara khusus sumber kedalam sumber konkret.
d.      Fungsi evaluasi dan seleksi
Untukmenentukan atau menilai penerimaan (sejenis kriteria) sumber-sumber belajar oleh
fungsi yang lain.
e.       Fungsi organisasi dan pelayanan
Untuk membuat ataumenjadikan sumber-sumber dan informasi mudah diperoleh bagi
kegunaan fungsi yang lain serta pelayanan bagi para siswa.
2.      Bahan Ajar
a.       Jenis bahan ajar, bentuk bahan ajar paling tidak dapat di kelompokan menjadi empat:
1.      Bahan cetak (printed) antaralainhand out, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet,wallchart, foto/gambar, model/maket.
2.      Bahan ajar dengar (audio), yaitu kaset/piringan hitam/compact disk.
3.      Bahan ajar Pandangan Dengar (audio visual), yaitu vidio/film, orang atau
narasumber
4.      Bahan ajar Interaktif, yaitu menurut Guidelines for Bhigbliographic Description of
Interactive Multimedia, p. 1 . multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau
lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video)

BAB 7
SISTEM PENILAIAN DAN PROGRAM TINDAK LANJUT

A.     Prinsip-Prinsip Dan Setrategi Penilaian Kelas


1.      Pengertian Penilaian Otentik (Authrntic Assesment)
Berikut adalah prinsip penilaian otentik:

47
        Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran.
        Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata.
        Penilaian harus menggunakan berbagaiukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
        Penilaian harus bersifat holistikyang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran
(kognitif, afektif, dan sensori motorik).
2.      Tujuan Penilaian Kelas
Tujuan penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat tujuan:
a.       Penelusuran (keeping track).
b.      Pengecekan (checking-up).
c.       Pencarian (finding out).
d.      Penyimpulan (summimg –up).
3.      Fungsi Penilaian Kelas
Penilaian kelas yang disusun secaraberencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi
motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran dan umpan balik.
4.      Primsip Penilaian Kelas
Agar penilain memiliki fungsi maka harus diperhatikan beberapa hal berikut.
        Mengacu ke kemampuan (competency referenced), penilaian kelas perlu di susun
dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai
dengan target yang telah di tentukan dalam kurikulum.
        Berkelanjutan (continuous), penilaian yang dilakukan dikelas oleh guru harus
merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru
selama satu semester dan tahun ajaran.
        Didaktis, alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupates maupun non
tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak.
        Menggali informasi, penilaian kelas yang baik dapat memberikan informasi yang
cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik.
        Melihat yang benar dan yang salah.
        Prosedur dan metode penilaian, penilaian kelas yang baik mensyaratkan adanya
keterkaitan langsung dengan aktivitas proses belajar mengajar.

B.            Ragam Penilaian Kelas


48
1.      Penilaian Kelas
a.      Tujuan penggunaan test
        Mendiagnosa (kekuatan dan kelemahan).
        Menilai kemampuan siswa (keterampilan dan pengetahuan atau pemahaman).
        Memberikan bukti atas kemampuan yang telah dicapi.
        Menyeleksi kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok.
        Monitoring standar pendidikan.
b.      Fungsi
Formatif di kelas/ classroom formatif assessmenet
        Dilakukan saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
        Dilaksanakan secara periodi.
        Mencakupsemua pelajaran yang telah di ajarkan.
        Bertujuan mengetahui keberhasilan dan kegagalan proses balajar mengajar
        Dapat digunakan untuk perbaikan dan penyempurnaan proses belajar mengajar
Sumatif di kelas/classroom summatif assessment
        Materi yang diujikan meliputi seluruh pokok bahasan dan tujuan pengajaran
dalam satu program tahunan atau semesteran
        Dilakukan pada akhir program dalam satu tahun atau semester
        Bertujuan untuk mengukut keberhasilan peserta didik secera menyeluruh
Hasil penelitian sumatifdigunakan antara lain untuk penentuan kenaikan kelas, kelulusan
sekolah dan sebagainya.
c.       Bentuk Instrumen Tes Dan Penskorannya
OBYEKTIF
1)      Pilihan ganda, dapat dipakai untuk menguji penguasaan kompetensi pada tingkat
berfikir rendah seperti pengetahuan dan pemahaman sampai padatingkat berfikir tinggi
seperti aplikas, analisis, sintesis dan evaluasi.
2)      Benar-salah
Bentuk soal ini memiliki dua kemungkinan jawaban yaitu benar atau salahatau ya dan
tidak. Dalam menyusun intrumen pertanyaan benar salah harus diusahakan menghindari
kata terpenting, selalu, tidak pernah, hanya, sebagian besar, dan kata-kata lain yang sejenis,
karena dapat membingungkan peserta tes dalam menjawab.

49
3)      Menjodohkan, bentuk ini cocok untuk mengetahui fakta dan konsep. Cakupan materi
bisa banyak, namun tingkat barfikir yang terlibat cenderung rendah
NON-OBJEKTIF
4)      Jawaban singkat atauisian singkat, dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang
disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban
SOAL URAIAN
5)      Uraian objektif, pertanyaan yang bisa digunakan adalah simpulkan, tafsirkan, dan
sebagainya
6)      Uraian bebas, bentuk instrumen ini dapat dipakai untuk mengukur kompetensi siswa
dalam setiap ranah kognitif
7)      Pertanyaan lisan, penskoran pertanyaan lisan dapat dilakukan dengan pola kontinum 0-
10 atau 0-100.

2.      Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

a.      Langkah-Langkah Penilaian Kinerja


1)      Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang
akan mempengaruhi hasil akhir (output yang terbaik)
2)      Menuliskan prilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan
untuk menyelesaikan tugas danmenghasilkan hasil akhir (output yang terbaik)
3)      Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur
4)      Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan
kemampuan siswa yang harus dapat diamati (obsertable) atau karakteristik produk yang
dihasilkan

b.      Metode Yang Dapat Digunakan


1)      Metode holistik, digunakan pabila pensektor (rater) hany memberikan satu buah skor
atau nilai berdasarkan penilaian meraka secara keseluruhan dari hasil kinerja peserta
2)      Metode analitic, para penskor memberikan penilaian pada berbagai] aspek yang
berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai./ dapat menggunakan checklist dan
rating scale.

3.      Penilaian Portofolio

50
a.      Tujuan Portofolio
        Menghargai perkembangan yang dialami siswa
        Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
        Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik
        Mereflesikan kesanggupam, mengambilresiko dan melakukan eksperimentasi
        Meningkatkan efektifitas proses pembelajaran

b.      Prinsip Portofolio
        Saling percaya mutual trust) antara guru dan siswa
        Kerahasiaan bersama antara guru
        Milik bersama, kepuasan, kesesuaian, penilaian, proses dan hasil

c.       Metode Portofolio
        Pengumpulan (storing)
        Pemilihan (sorping)
        Penetapan (dating) dari suatu tugas
Menurut nitko (2000) secara umum penilaian portofolio dapat dibedakan menjadi 5 bentuk,
yaitu portofolio ideal, portofolio penampilan, portofolio dokumentasi, portofolio evaluasi
dan portofolio kelas
d.      Pedoman penerapan penilaian portofolio
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh guru :
1)      Memastikam bahwa siswa memiliki portofolio
2)      Bahan penelitian

4.      Penilaian proyek
a.       Konsep penilaian proyek
Proyek adalah tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tau periode tertentu
b.      Konteks dan tujuan penialaian proyek
c.       Perencanaan penilaian proyek, terdapat tiga hal yang mesti di perhatikan
        Kemampuan pengelolaan
        Relevansi

51
        Keaslian
d.      Judging proyek
        Metode judgement
        Keterbandingan judgement
e.       Estimasi dan pelaporan prestasi
Penilaian proyek merupakan salah satu bukti untuk ditempatkan pada peta kemajuan
belajar siswa.

5.      Penilaian Hasil Kerja (Product Assessment)


a.       Tahapan dalam membuat suatu hasil kerja.
1.      Perencanaan dalam menilai hasil kerja siswa.
2.      Tujuan dilakukannya penilaian hasil kerja.
3.      Pengelolaan hasil kerjapenilaian dan pencataan hasil kerja siswa.
        Anekdotal, merupakan cataan yang dibuat oleh guru selama melakukan pengamatan
terhadap siswa pada waktukegiatan belajar mengajar.
        Skalapenilaian analisis penilaian yang dibuat berdasarkan beberapa aspek pada hasil
kerja siswa dilihat dari berbagai perspektif atau kriteria.
        Skalapenilaian holistik, merupakan penilaian terhadap hasil kerja siswa secara
keseluruhan.

6.      Penilaian Sikap
a.       Sikap dan Objek sikap yang perlu Dinilai
Diantaranya sikap terhadap mata pelajaran, sikap guru terhadap mata pelajaran,
sikap terhadap proses pembelajaran dll.
b.      Tindak lanjut
Hasil penilain sikap perludi manfaatkan dan ditindak lanjuti. Hasil pengukuran dan
penilaian sikap siswa dalam kelas, tujuan utamanya bukanlah untuk dilaporkan dalam
bentuk angka, seperti penguasaan pengetahuan (domain kognitif) atau keterampilan
(domain psikomotor).

7.      Penilaian Diri, ciri-cirinya: termotivasi diri, adanya komitmen kepala sekolah,


tersosialisasidengan baik, berlangsung berkesinambungan, transparasi.

52
8.      Peta perkembangan hasil belajar
a.       Tujuan peta perkembangan hasil belajar.
        Acuan guru dalam memantau perkembangan belajar siswa.
        Acuan guru dalam mengestimasi tingkat keberhasilan (pencapaian pengetahuan).
Hal utama yang harus ada pada peta perkembangan belajar siswa adalah deskripsi tentang
kemampuan/kompetensi/ keterampilan siswa yang di kembangkan dalam kegiatan belajar
mengajar .

b.      Penentuan skala lokasi pada peta


        Kalibrasi prilaku
        Pembagiandalam level kemampuan.
        Menggunakan skala numerik (nilai).

9.      Analisisinstrumen
10.  Evaluasi hasil penilaian

C.     Program Tindak Lanjut


1.      Masalah-Masalah Belajar
Pada dasarnya, masalah-masalah belajar dapat digolongkan atas:
        Sangat cepat dalam belajar, Keterlambatan akademik,Lambat belajar, penempatan
kelas, kurang motif dalam belajar, sikap dan kebiasaan buruk, kehadiran di madrasah.
2.      Identifikasi Murid Bermasalah
a.       Penilaian hasil belajar.
b.      Pemanfaatan hasil tes intelegensi
0-ke atas –sangat tinggi
120-130-tinggi
110-119-diatas biasa
100-109-biasa/sedang
90-99-dibawah biasa
80-89-rendah
79-sangat rendah
c.       Pengamatan (observasi)
53
3.      Pengungkapan Masalah Belajar
a.       Faktor-faktor yang bersumber dari murid
1)      Tingkat kecerdasan rendah.
2)      Kesehatan sering terganggu.
3)      Alat penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi dengan baik.
4)      Gangguan alat perseptual.
5)      Tidak menguasai cara-cara belajar yang baik.
b.      Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga.
1)      Kemampuan ekonomi orangtua kurang memadai.
2)      Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tua.
3)      Harapan orangtua terlalu tinggi terhadap anak.
4)      Orangtua pilih kasih terhadap anak.
c.       Faktor-faktor yang bersumber: dari lingkungan sekolah/madrasah dan Masyarakat.
4.      Membantu Murid Mengatasi Mengatasi Masalah Belajar
a.       Program perbaikan.
1)      Cara yang ditempuh.
2)      Materi dan waktu pelaksaan program perbaikan.
b.      Program Pengayaan
Pengajaran pengayaan adalah suatu bentuk pengajaran yang khusus diberikan kepada
murid-murid yang sangat cepat belajar.
D.           Pelaporan Hasil Penilaian dan Pemanfaatannya.
1.      Pelaporan hasil penilaian.
a.       Laporan untuk siswa dan orang tua.
b.      Laporan untuk sekolah.
c.       Laporan untuk masyarakat.
2.      Pemanfaatan hasil penilaian
a.       Untuk siswa.
b.      Untuk orangtua.
c.       Untuk guru dan kepala sekolah.

54
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan kelemahan Buku Utama


Menurut kami, pada buku pertama dari : covernya menarik dan sederhana, di
lengakapi dengan prakata dan daftar isi. Pada buku ini juga di buat suatu pelatihan untuk
mengevaluasi sampai dimana kemampuan mahasiswa mengenai pembahasan topik atau
materi pada setiap bab nya. Kertas yang di gunakan pada buku ini seperti kertas fotocopy
dimana hurufnya juga terdapat berbagai macam jenis. Di lengakapi dengan gambar pada
setiap materi babnya minimal satu gambar. Cara penulisannya menurut kami kurang
spesifik. Dan terkadang ada saja kalimat yang rancu dan sulit untuk di mengerti oleh
pembaca.

B. Kelebihan dan kelemahan Buku Pembanding


55
Pada buku ini, dari segi sampul dan penulisannya sudah bagus dan cukup menarik
perhatian dari si pembaca. Setelah kami membaca dan melihat isi dari buku ini ternyata
ada banyak penjalan yang di buat secara rinci sehingga sebagai pembaca kami merasa
senang dan lebih mudah untuk di pahami setiap materi ataupun sub bab setiap materi.
Kemudia beralih kepada halaman awal nya dimana disana terdapat catatan dari pengguna
dan kata sambutan dan kata pengantar serta di lengkapi dengan di buatnya kompetensi
lulusan dan daftar isi. Pada setiap materi mencantumkan gambar untuk lebih mendalami
dan memahami dari setiap materi yang pelajari. Serta di lengkapi dengan tugas yang ada
pada setiap bab. Pada setiap di anjurkan kepada mahasiswa suapay membuat rangkuman
dan membuat tugas proyek tentang materi yang di bahas. Di lengkapi dengan daftar
pustaka dan lampiran untuk mendukung penjelasan dari materi pada bab buku ini yang di
sediakan di akhir halaman buku ini.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan & Saran

Buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan memahami materi tentang
Evaluasi Hasil Belajar, dan walaupun demikian alangkah bagusnya jika ditambah aspek
pendukung nya seperti gambar atau warna pada tabel,diagram serta dan masih banyak lagi
sebagai panduan untuk memahami dan mengaplikasikan setiap teori yang ada didalam
buku ini. Mari memperbanyak membaca buku yang bersifat praktis untuk menambah
wawasan dan pengetahuan

56
57
Daftar Pustaka

Ibrahim,R dan Nana Syaodih S,2010, Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta:

Majid, Abdul,2011,Perencanaan Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya Bandung.


Bandung:

58

Anda mungkin juga menyukai