Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TEKNIK PEMBENTUKAN LOGAM

“FORGING: PROSES DAN APLIKASI”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Pembentukan
Logam

Disusun Oleh :

NUR CAHYO DWI ARVIANTO

221910101037

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "
FORGING: PROSES DAN APLIKASI".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik


dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Jember, 11 April 2023

Penulis

2
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Forging merupakan salah satu proses manufaktur yang telah digunakan


sejak ribuan tahun lalu. Proses ini melibatkan pemanasan logam hingga suhu
tinggi dan kemudian membentuknya menjadi bentuk yang diinginkan dengan
menggunakan alat khusus. Teknik Forging diterapkan pada berbagai aplikasi
seperti pembuatan komponen mesin, peralatan pertahanan, dan industri dirgantara.
Dalam pembuatan logam, tahap awalnya adalah melelehkan logam dan
mencetaknya dengan bentuk yang diinginkan, yang disebut pengencoran. Namun,
dalam praktiknya, benda yang dicetak tidak selalu langsung sesuai dengan
keinginan kita. Oleh karena itu, biasanya benda tersebut membutuhkan
pengolahan tambahan untuk dapat digunakan, seperti proses tempa atau forging.
Proses tempa atau forging dasarnya melibatkan penekanan atau pukulan pada
benda hingga membentuk bentuk yang diinginkan. Dalam laporan ini, telah
dilakukan proses tempa atau forging, dan teori serta implementasinya akan
dijelaskan dalam laporan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalahnya yaitu


bagaimana pengaplikasian Forging dalam dunia industri.

1.3. Tujuan dan Manfaat

1.3.1. Tujuan

Adapun tujuan utama dari praktikum ini adalah:


a. Mengetahui pengertian forging
b. Mengetahui beberapa proses atau teknik dalam penempaan.
c. Mengetahui besaran-besaran atau parameter proses yang terlibat dan
berpengaruh terhadap benda yang ditempa.

3
d. Mengetahui pengaplikasian Forging dalam dunia industri

1.3.2. Manfaat

Dengan dilaksanakannya praktikum penempaan, diharapkan:


a. Mahasiswa mampu membuat rancangan dasar observasi: tujuan
observasi, subjek observasi, tempat observasi, waktu observasi, strategi
observasi.
b. Mahasiswa mampu menyusun rancangan strategi observasi, melakukan
observasi di lingkungannya baik aspek sosial maupun kondisi
laboraturium.
c. Mahasiswa mampu menyusun makalah observasi: analisis, interprestasi
dan penyimpulannya.

4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Forging

Forging adalah proses pembentukan logam dengan cara memanaskannya


pada suhu tinggi dan kemudian membentuknya menjadi bentuk yang diinginkan
dengan menggunakan alat khusus. Proses ini dapat menghasilkan produk yang
memiliki kekuatan, ketahanan, dan ketahanan korosi yang tinggi.
2.2. Jenis-jenis Forging

1. Forging Dingin

Forging dingin adalah proses pembentukan logam dengan menggunakan


tekanan yang diberikan secara langsung pada benda kerja yang telah didinginkan.
Proses ini sering digunakan untuk pembuatan produk dengan ketahanan tinggi
seperti mata pisau atau alat-alat tajam lainnya.

Gambar 2.1 Proses forging dingin

2. Forging Panas

Forging panas adalah proses pembentukan logam dengan memanaskan


benda kerja pada suhu tinggi sebelum ditekan. Proses ini dapat menghasilkan
produk yang lebih kompleks dan presisi.

5
Gambar 2.2 Proses forging panas

3. Forging Open-die

Forging Open-die adalah proses pembentukan logam dengan


menggunakan alat cetakan terbuka yang memungkinkan logam untuk mengalir
secara bebas. Proses ini sering digunakan untuk produk-produk besar seperti
poros dan roll.

4. Forging Closed-die

Forging Closed-die adalah proses pembentukan logam dengan


menggunakan alat cetakan tertutup. Proses ini sering digunakan untuk produk-
produk kecil atau menengah seperti baut dan mur.

2.3. Prinsip Forging

Prinsip dasar dari Forging adalah mengubah struktur mikro pada logam
dengan memberikan tekanan secara langsung pada logam yang telah dipanaskan
pada suhu tinggi. Tekanan ini akan membentuk logam menjadi bentuk yang
diinginkan dengan memberikan kekuatan, ketahanan dan ketahanan korosi yang
tinggi.

2.4. Rotary Swagging

Rotary swaging adalah teknik penempaan radial pada pipa atau silinder
solid menggunakan cetakan tempa yang bergerak bolak-balik. Teknik penempaan
ini juga dikenal sebagai penempaan radial, rotary forging, atau swaging. Terdapat
tiga jenis teknik swaging yang berbeda tergantung pada jenis mesin yang
digunakan.

6
Gambar 2.3 Rotary Swagging

Proses swaging pertama menggunakan benda kerja statis dan cetakan yang
berputar. Cetakan tersebut mirip dengan roller bearing dengan rancangan khusus
sehingga memukul benda kerja secara radial saat berputar. Kecepatan pemukulan
mencapai 20 pukulan per detik dan dikenal sebagai rotary swaging. Jenis swaging
kedua menggunakan mesin die-closing swaging dengan cetakan yang bergerak
secara radial dari gerakan bolak-balik beberapa baji. Cetakan dapat terbuka lebih
lebar sehingga cocok untuk benda kerja berdiameter besar. Jenis swaging ketiga
adalah radial forging di mana cetakan hanya bergerak secara radial dan digunakan
untuk membuat bagian ujung alat penyolder dan obeng.
Proses swaging umumnya terbatas pada benda kerja dengan diameter
maksimal sekitar 150 mm dan toleransi ukuran berkisar antara 0,05 hingga 0,5
mm. Kecepatan produksinya bisa mencapai 50 benda kerja per menit tergantung
tingkat kerumitan benda kerja. Rotary swaging digunakan untuk membuat ujung
yang meruncing pada benda kerja silindris, mengepaskan atau memasang pipa
pada kabel atau kawat, dan finishing ukuran benda kerja.

2.5. Shearing

Proses shearing adalah metode pemotongan bahan secara mekanik tanpa


menghasilkan geram atau pembakaran atau pencairan. Jika pisau pemotongannya
lurus, maka disebut sebagai shearing (gunting). Namun, jika pisau
pemotongannya berbentuk lengkungan seperti pada ujung dies dan punch, maka
memiliki nama-nama khusus seperti blanking, piercing (juga dikenal sebagai

7
punching), notching, shaving, dan trimming. Secara umum, semuanya merupakan
operasi shearing.

Gambar 2.4 Proses Shearing

Pada saat penetrasi mencapai 15 ÷ 60 % relatif terhadap ketebalan logam,


harga eksaknya tergantung pada keuletan dan kekuatan material, tegangan yang
diberikan melebihi kekuatan gesernya dan logam tiba-tiba mengalami geseran
(shears) atau rupture pada sisa ketebalannya. Kedua tahap proses shearing ini
yaitu geseran dan fraktur sering dapat dilihat pada ujung part hasil shearing.

Parameter Proses Pemotongan


• Bentuk punch dan die
• Kecepatan penekanan
• Pelumasan
• Kelonggaran antara punch dan die

Gaya Penekanan (Pemotongan)

F = 0,7 T L (UTS).............................................................(1)
Ket : F = Gaya
T = Tebal benda kerja
L = Panjang Panjang yang dipotong dipotong
UTS = Ultimate tensile strength bahan benda kerja

2.6. Fine Blanking

8
Fine blanking adalah proses pemotongan bahan lembaran untuk membuat
blank dengan toleransi yang ketat, tepi yang lurus dan halus dalam satu tahap.
Pada awal proses, bantalan tekan dengan proyeksi-V digunakan untuk menahan
bahan kerja dengan gaya Fh, kemudian punch turun dengan kecepatan yang lebih
lambat dari biasanya agar tidak menyebabkan distorsi, dan clearance yang lebih
kecil digunakan untuk mendapatkan dimensi dan tepi potong yang sesuai dengan
yang diinginkan. Proses ini biasanya digunakan pada bahan lembaran yang tipis.
Pemotongan dilakukan dengan gerakan antara dua sisi tajam dari punch dan die.

Gambar 2.5 Proses Fine Blanking


Tahapan pemotongan :
1. Logam lembaran diletakkan diantara punch dan die
2. Punch ditekan ke bendakerja (lembaran), sehingga permukaan lembaran
mengalami deformasi plastik (permanen)
3. Punch terus ditekan ke bawah, permukaan mengalami penetrasi (tapak tekan)
Daerah penetrasi umumnya sekitar 1/3 tebal lembaran
4. Setelah gerakan punch dilanjutkan lagi, dua sisi tajam punch dan die akan
mengakibatkan terjadinya retak dalam bendakerja
5. Bila jarak ruang (clearance) antara punch dan die benar, maka dua garis
retakan saling bertemu sehingga dihasilkan pemotongan yang baik.

2.7. Slitting

Roll Slitting adalah operasi pemotongan yang memotong gulungan besar


material menjadi gulungan yang lebih sempit.

9
Gambar 2.4 Roll Slitting

Terdapat dua jenis proses pemotongan material yang disebut Slitting, yaitu
Slitting batang kayu dan Slitting mundur. Dalam Slitting batang kayu, gulungan
material diproses sebagai satu kesatuan dan kemudian diiris menjadi beberapa
bagian tanpa membuka gulungan. Sedangkan dalam Slitting mundur, material
dijalankan melalui mesin dan dipotong menggunakan pisau atau laser sebelum
digulung kembali menjadi gulungan yang lebih sempit. Gulungan yang lebih
sempit tersebut disebut mults atau pancake jika diameternya lebih besar dari
lebarnya.
Untuk Slitting mundur, mesin yang digunakan disebut slitter rewinder,
slitter, atau mesin slitting. Roll slitting banyak digunakan oleh perusahaan
konverter yang mencetak, melapisi, dan melaminasi bahan, khususnya perusahaan
yang memproduksi bahan kemasan fleksibel untuk kemasan makanan. Proses ini
melibatkan pembelian gulungan besar film plastik seperti BOPP dan kemudian
dicetak dan dilapisi dengan perekat segel dingin. Setelah itu, gulungan tersebut
dibelah menjadi gulungan yang lebih kecil menggunakan mesin penggorok agar
dapat digunakan pada mesin pengemas dengan efisiensi maksimum.
Penggunaan teknik Roll slitting memungkinkan perusahaan konverter
untuk memproses bahan dalam jumlah besar secara efisien dan konsisten. Hal ini
juga memungkinkan konverter untuk memenuhi permintaan pasar dengan cepat
dan efektif.
Selain itu, teknik Roll slitting juga memungkinkan penggunaan material
dalam jumlah yang sangat besar, sehingga perusahaan dapat menghemat biaya
bahan baku dan meningkatkan efisiensi produksi. Gulungan yang lebih kecil yang

10
dihasilkan juga lebih mudah untuk diangkut dan disimpan, mengurangi biaya
logistik dan penyimpanan.
Meskipun Roll slitting adalah teknik yang efisien dan efektif dalam
memproses bahan dalam jumlah besar, namun masih ada beberapa tantangan yang
harus diatasi. Salah satunya adalah stabilitas gulungan pancake yang dapat
menjadi tidak stabil pada material yang sangat sempit dan tipis. Oleh karena itu,
perusahaan harus menggunakan teknik penggulungan yang tepat untuk
memastikan stabilitas gulungan.
Secara keseluruhan, Roll slitting adalah teknik yang sangat penting dan
efektif dalam industri konverter untuk memproses bahan dalam jumlah besar
dengan efisiensi dan konsistensi yang tinggi.

2.8. Bending dan Forming

Bending adalah Operasi pembengkokkan dalam bendakerja logam


lembaran didefinisikan sebagai peregangan logam pada sekeliling sumbu garis
lurus.

Gambar 2.5 Bending dan Forming

Selama operasi pembengkokkan tersebut, logam pada bagian dalam bidang


netral dimampatkan (compressed), sedang pada bagian luar bidang netral
diregangkan. Pada umumnya pembengkokkan pembengkokkan menghasilkan
menghasilkan perubahan perubahan ketebalan ketebalan pada logam lembaran
lembaran kecil atau tanpa perubahan. perubahan. Pembengkokkan
Pembengkokkan – V (V-bending) dan pembengkokkan tepi (edge bending)

11
Operasi pembengkokkan pembengkokkan dilakukan dilakukan dengan
menggunakan menggunakan perkakas perkakas punch dan die. Metode
pembengkokkan yang umum dilakukan adalah : pembengkokkan – V dan
pembengkokkan tepi.

Gambar 2.5 Pembengkokan-V dan Pembengkokan Tepi


Beberapa istilah penting dalam operasi pembengkokkan logam lembaran.
Logam yang memiliki ketebalan t dibengkokkan dengan sudut tertentu yang
disebut sudut tekuk/bengkok A (bend angle A). Tekukan tersebut akan
menghasilkan sudut A’ pada lembaran, pada lembaran, dimana A + dimana A + A’
=1800
Bend allowance :
Untuk mengukur jari-jari tekuk pada logam lembaran, umumnya diukur
dari sumbu tekuk (bend axis) ke permukaan dalam lembaran, bukan ke permukaan
sumbu netral. Jari-jari tekuk ditentukan oleh perkakas yang digunakan pada
proses pembengkokkan. Proses pembengkokkan dilakukan pada bendakerja yang
memiliki lebar w. Jika jari-jari tekuk relatif kecil dibandingkan dengan ketebalan
bendakerja, maka logam cenderung mengalami regangan selama proses
pembengkokkan. Untuk mendapatkan dimensi akhir yang diinginkan, perlu
dihitung panjang awal bagian lembaran yang akan mengalami peregangan
(panjang pada sumbu netral sebelum dibengkokkan), yang disebut dengan bend
allowance. Bend allowance dapat diperkirakan menggunakan rumus sebagai
berikut:

12
........................................(2)
Ket :
BA = bend allowance, in. (mm);
A = sudut tekuk (bend angle), derajat;
R = jari-jari tekuk (bend radius), in. (mm);
t = ketebalan bendakerja, in. (mm);
Kba = faktor untuk memperkirakan regangan (bila R/t < 2, Kba = 0,33; dan bila
R/t> 2, Kba = 0,50).

Gaya pembengkokkan

Gaya yang dibutuhkan untuk membengkokkan logam lembaran tergantung


pada geometri punch dan die, kekuatan, kekuatan, ketebalan, ketebalan, dan lebar
logam lembaran. lembaran. Gaya pembengkokk pembengkokkan maksimum
dapat diperkirakan dengan persamaan berikut :

............................(3)

Ket :
F = gaya tekuk/pembengkokkan, lb (N);
TS = kekuatan tarik logam lembaran, lb/in2 (MPa); w = lebar logam lembaran
dalam arah sumbu tekuk, in. (mm); t = tebal logam lembaran, in. (mm);
D = dimensi pembukaan cetakan (die), seperti ditunjukkan dalam gambar 1.15, in.
(mm);
Kbf = konstanta gaya tekuk (untuk pembengkokkan-V, Kbf = 1,33 dan untuk
pembengkokkan tepi, Kbf = 0,33).

13
2.9. PRESS BRAKE FORMING

Mesin press brake juga dapat diklarifikasikan menurut jenis mekanisme


mereka yaitu :
1. Jenis Mekanisme : Hidrolik, Mekanis, Pneumatik
2. Jenis kegunaan fungsi
press, dan lain lain : Forging Presses, Stamping presses, Press brakes,
Punch
3. Jenis struktur : Knuckle Joint press, Screw Press
4. Jenis pengoperasiannya :Conventional dan Servo Presses

Ada beberapa jenis mesin press seperti, Straightside, Back Geared,


Geared, Gap, OBS (openback stationary). Mekanisme press penekan hidrolik dan
mekanis dikelompokan berdasarkan bingkai tempat elemen bergerak dipasang.
Yang paling umum adalah celah – bingkai, juga dikenal sebagai bingkai-C dan
pers straightside. Pers straightside memiliki kolom vertikal di kedua sisi mesin
dan menghilangkan defleksi sudut. C-frame memungkinkan akses mudah ke area
die di tiga sisi dan membutuhkan lebih sedikit ruang lantai. Suatu jenis celah-
bingkai, OBI memutar bingkai untuk memo lebih mudah atau bagian debit.
Ledakan udara berjangka waktu OBS, perangkat atau konvenyor untuk memo
atau pelepasan bagian.
Mesin press brake modern ini perlu dioperasikan dengan memperhatikan
safety keselamatan kerja. Karena bentuknya yang besar dan berat, sedikit
keteledoran dalam pengeoperasian maupun jenis komponen mesin yang jelek

14
justru bisa berbahaya, jadi langkah – langkah keamanan harus selalu diperhatikan.
Kontrol dua manual (Kontrol penggunaaan yang mengharuskan kedua tangan
berada pada tombol untuk beroperasi) adalah cara yang sangat baik untuk
mencegah kecelakaan, seperti halnya sensor cahaya yang menjaga alat berat
bekerja jika operator berada dalam jangkauan mesin die press tersebut.

2.10. BEADING

Beading merupakan proses pembentukan tepi lembaran logam menjadi


gulungan. Proses ini tergolong pekerjaan penekukan (bending), di mana pinggiran
benda kerja ditekuk ke dalam rongga die.

Mirip dengan hemming, beading memberikan kekakuan pada bagian tepi


dengan meningkatkan momen inersianya. Selain itu curling juga berfungsi
sebagai pengaman karena menghilangkan tepi yang tajam. Dan yang terakhir,
proses ini dapat meningkatkan penampilan benda kerja itu sendiri.

2.11. HEMMING

Hemming adalah operasi pembengkokkan dalam bentuk lipatan yang


biasanya dihasilkan dengan beberapa tahapan pembengkokkan. Operasi ini
dilakukan agar tepi tidak tajam, untuk meningkatkan kekakuan, dan memperbaiki
penampilan seperti ditunjukkan dalam gambar a.

15
Hemming berfungsi untuk menghilangkan tepi yang tajam, memperbaiki
penampilan, dan meningkatkan kekakuan lembaran logam (penguat tepi). Proses
ini dapat diaplikasikan pada pekerjaan-pekerjaan lembaran logam.

2.12. BULGING

Bulging adalah proses perluasan logam yang berbentuk tabung, kerucut,


atau lengkung. Gambaran prosesnya yaitu benda kerja dimasukkan ke dalam
cetakan yang bisa terpisah. Selanjutnya rongga benda kerja disumbat dengan
sumbat dari karet. Sumbat tersebut kemudian ditekan dengan punch, sehingga
mampu mengembangkan benda kerja sampai menyentuh permukaan cetakan.
Setelah itu, punch ditarik sehingga sumbat karet kembali ke bentuk aslinya
(dengan pemulihan elastis total). Benda hasil bulging dapat dikeluarkan dengan
membuka cetakan.

Sumbat karet yang digunakan biasanya berjenis polyurethane. Kelebihan


bahan ini yaitu sangat tahan aus. Di samping itu, bahan ini juga tidak merusak
permukaan akhir dari benda kerja yang dibentuk. Pada produk dengan bentuk
yang rumit, sumbat dapat dibentuk untuk memberikan tekanan yang lebih tinggi
di daerah kritis pada produk tersebut (bukan berbentuk silinder). Produk yang

16
dihasilkan dengan proses bulging adalah teko kopi atau air, tong bir, dan lekukan
pada drum minyak.

2.13. DEEP DRAWING

Deep drawing adalah proses pembentukan lembaran logam menjadi


bentuk cangkir, kotak, atau komponen melengkung dan cekung yang rumit.
Proses ini dilakukan dengan menempatkan selembar logam di atas lubang die dan
kemudian mendorong logam tersebut ke dalam lubang dengan punch. Lembaran
logam awal biasanya harus dipegang rata terhadap die menggunakan bantuan
blankholder. Benda-benda umum yang dibuat dengan deep drawing antara lain:
kaleng minuman, amunisi, panci, dan panel bodi mobil.

Membentuk cawan adalah proses drawing dasar dengan dimensi dan


parameter seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Lembaran awal berdiameter
Db ditarik ke dalam rongga die dengan menggunakan punch berdiameter Dp.
Punch dan die harus memiliki sudut radius, yang ditunjukkan oleh Rp dan Rd.
Jika punch dan die memiliki sudut tajam (Rp dan Rd = 0), maka proses punching
(pembuatan lubang) yang akan terjadi dan bukan proses deep drawing. Sisisisi
punch dan die dipisahkan oleh jarak c. Jarak c tersebut sekitar 10% lebih besar
dari ketebalan benda kerja. Punch menerapkan gaya ke bawah F untuk
mendeformasi logam, sedangkan gaya penahan ke bawah Fh diterapkan oleh
blankholder.
Deep drawing adalah proses pembentukan lembaran logam yang
digunakan industri untuk menghasilkan produk berbentuk kotak, cangkir, dan
lekukan rumit lainnya.

17
Keunggulan proses deep drawing antara lain sebagai berikut :

a) Proses pembentukan relatif cepat.


b) Mengurangi proses perakitan.
c) Tanpa sambungan (seamless).
d) Bisa membentuk geometri yang kompleks.
e) Komponen hasil deep drawing tergolong kuat.
f) Material ferritic dan non-ferritic dapat dikerjakan.

Kelemahan proses deep drawing antara lain sebagai berikut:

a) Kurang efektif untuk jumlah produksi kecil.


b) Memerlukan banyak pengalaman dalam mengerjakan.
c) Kualitas material menjadi hal yang kritis agar memperoleh produk unggulan.
d) Die yang digunakan mahal.

Cacat yang dapat terjadi pada proses drawing

a) Flensa bergelombang. Biasanya akibat compressive buckling.


b) Dinding bergelombang.
c) Sobek pada dinding di dekat dasar produk. Cacat ini terjadi karena tegangan
tarik yang tinggi atau radius sudut die yang terlalu kecil.
d) Ujung atas dinding produk yang tidak sama (earing). Biasanya terjadi karena
bahan yang digunakan anisotropic.
e) Permukaan dinding produk yang tergores punch dan die. Biasanya terjadi
karena kurang pelumasan atau gerakan punch yang kurang halus.

18
2.14. PEMBUATAN FLANGE

Flange adalah sebuah alat yang dingunakan untuk menyambungkan antara


dua buah sistem pemipaan, menyambungkan antara pipa dengan ekuipment,
bahkan untuk menyambungkan pipa dengan valve atau instument lainya.
Point penting flange adalah ia menyambungkan atau membuat koneksi
agar tidak bocor. jadi nanti permukaan flange akan bertemu dengan permukaan
flange lainnya. semakin tinggi ratingnya,
muka flange akan semakin berbeda.

Flange memiliki permukaan yang roughness (atau kekasaran) terntentu


yang bentuknya melingkar. Tujuannya, untuk penempatan gasket di dalam nya.
Jadi, sedikit saja ada goresan flange yang kearah keluar, ia bisa menimbulkan
kebocoran. Oleh itu face flange nya perlu untuk di machining kembali, istilahnya
dengan re-facing. makanya, kalau kita lihat pada saat purchase flange,
permukaannya (face nya) selalu di tutupi, tujuannya agar tidak tergores atau lecet.
walaupn flange itu telah di sambungkan (dengan ekuiment misalnya), permukaan
flange (facenya) biasanya tidak di lepas sampai dengan di akan di pasang.

19
BAB 3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Forging atau Penempaan merupakan penekanan pada logam dengan


mempunyai daya tekan yang tinggi sehingga dapat dikatakan penempaan
merupakan proses penumbukan pada benda kerja sehingga membentuk suatu
benda,karena penempaan merupakan proses merapatan bulir atau serat pada
bahan baku maka proses penempaan mempunyai kekuatan unutk ratio berat
sehingga sangat baik untuk digunakan sebagai komponen-komponen mesin. Pada
proses pengecoran juga dapat dikatakan sebagai penempaan karena pembentukan
logam cair tersebut dibentuk dalam cetakan dan cetakan tersebut mendapatkan
tekanan atau tempaan dari luar.
Meskipun penempaan terdapat berbagai masalah dalam prosesnya akan
tetapi dapat diatasi dengan berbagi cara, yakni manaikkan temperature tempa,dan
menaikan tekanan tempa. Produk penempaan memiliki kekuatan dan ketangguhan
yang lebih baik dibanding produk lain.sehingga sangat baik untuk komponen yang
mepunyai tegangan tinggi.Dalam penempaan menggunakan mesin kualitas
penempaan, biaya produksi, dan produktivitasnya tergantung pada keahlian dari
operator mesin tersebut.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2017/04/
rotaryswaging.html#:~:text=Rotary%20swaging%20adalah%20proses
%20penempaan,atau%20rotary %20forging%20atau%20swaging.&text=Oleh
%20karena%20itu%20swaging%20jenis,untuk%2 0benda%20kerja
%20berdiameter%20besar.
https://id.wikipedia.org/wiki/Shearing_(manufacturing)
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2019/01/pemotongan.html
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved
=2ahUKEwjG1Zv_gJbsAhXaWisKHcSHBgQFjAOegQIAhAC&url=http%3A
%2F%2Frepository.unpas.ac.id%2F28834%2F4%2F9.%252 0BAB
%2520II.docx&usg=AOvVaw0VwtZAgSFurrzaZvqdsVMU
https://www.scribd.com/doc/174825849/Penguraian-Gaya-Fine-Blanking-
Perancangan-Die#logout
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2019/03/fine-blanking.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Roll_slitting
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/06/forging-penempaan.html
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132304811/pendidikan/4d-handout-teori-
pembentukan-bahan.pdf
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2019/02/bulging.html
http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2019/02/curling.html
https://www.cnzahid.com/2015/04/cara-fabrikasi-flange-ducting-dan.html
http://maulanamaghoribi.blogspot.com/2017/04/normal-0-false-false-false-false-
in-x.html 31 https://metalextra.com/metal-forming-press-brake-itu-apa-sih

21

Anda mungkin juga menyukai