Anda di halaman 1dari 8

Mekanika Teknik II

BAB I
TEGANGAN TARIK / TEKAN

Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)


Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui tentang tegangan-tegangan tarik dan tekan terhadap
bahan atau batang akibat pembebanan aksial.

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


 Mahasiswa dapat menghitung besarnya tegangan tarik yang terjadi pada suatu
bahan/batang dengan benar;
 Mahasiswa dapat menentukan besarnya tegangan tekan yang terjadi pada suatu
bahan/material dengan benar;
 Mahasiswa dapat menghitung besarnya regangan yang terjadi akibat pembebanan
tarik/tekan dengan benar;
 Mahasiswa dapat menggambar pada grafik Tegangan vs Regangan.
 Mahasiswa dapat menentukan batas-batas tegangan dan regangan terhadap suatu
material dengan benar;

Politeknik Negeri Sriwijaya/my 1


Mekanika Teknik II

1.1 Pengertian Tegangan


Tegangan timbul karena adanya gaya-dalam atau beban yang ditahan oleh luas
penampang bahan yang bersangkutan.
Jadi tegangan adalah gaya tegang dibagi oleh luas penampang yang menahan gaya tegang
tersebut.
Notasi/simbol yang lazim digunakan untuk menyatakan tegangan diantaranya :
σ : digunakan untuk tegangan tarik, tekan dan bengkok.
τ : digunakan untuk tegangan geser dan puntir

 : digunakan untuk menyatakan tegangan tarik izin, tegangan tekan izin dan tegangan
bengkok izin.
 : digunakan untuk menyatakan tegangan geser izin dan tegangan punter izin.
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑧𝑖𝑛 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 =
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
Tegangan yang bekerja < Tegangan ijin < Tegangan Bahan

1.2 Tegangan Tarik/ Tekan


Tegangan tarik/tekan adalah suatu tegangan yang terjadi akibat pembebanan aksial terhadap
suatu batang prismatis.
Apabila beban tersebut menyebabkan bahan/batang terjadi pemanjangan maka tegangan yang
terjadi disebut tegangan tarik. Begitu juga sebaliknya apabila beban yang bekerja
menyebabkan bahan/batang terjadi pemendekan maka tegangan yang terjadi disebut tegangan
F
tekan. Rumus tegangan tarik/tegangan tekan adalah sebagai berikut :  =
A
d0

L0
d1
F F

∆L

Politeknik Negeri Sriwijaya/my 2


Mekanika Teknik II

Dimana :
 : tegangan tarik/tekan [N/mm2]
F : gaya/beban aksial [N]
A : luas penampang batang prismatis [mm2]

1.3 Regangan ( )

Pada pembebanan aksial, bahan/batang akan mengalami perubahan panjang/pendek dan


perubahan dimensi melintang (mengecil atau membesar).
Regangan dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
- Regangan aksial, dimana bahan/batang menderita beban tarik/tekan sehingga bahan/batang
tersebut akan mengalami perubahan panjang.
- Regangan lateral, dimana bahan/batang menderita beban tarik/tekan sehingga bahan/batang
akan mengalami perubahan diameter.

Rumus regangan adalah sebagai berikut :


L1  L0
Regangan aksial (aksial) atau sering disebut  = x 100% atau
L0

L
= x 100%
L0

A0  A1
Regangan lateral (lateral) = x 100% atau
A0

D0  D1
lateral = x 100%
D0
Dimana :
L1 : panjang batang/bahan setelah mengalami pembebanan tarik [mm]
L0 : panjang bahan/batang sebelum mengalami pembebanan tarik [mm]
A1 : luas penampang batang/bahan setelah mengalami pembebanan tarik [mm2]
A0 : luas penampang bahan/batang sebelum mengalami pembebanan tarik [mm2]
D0 : diameter bahan/batang sebelum mengalami pembenanan tarik [mm]
D1 : diameter bahan/batang setelah mengalami pembebanan tarik [mm]

Politeknik Negeri Sriwijaya/my 3


Mekanika Teknik II

1.4 Hukum Hooks

Hukum Hooks diberlakukan untuk daerah elastis, dimana bahan/batang akan kembali ke
dimensi semula apabila pembebanan ditiadakan.
Rumus Hukum Hooks :
 = E. 
Dimana :
E : angka modulus elastisitas bahan [N/mm2]

U

E F
P


0,002
I II III IV

Keterangan :
I : daerah elastis
II : daerah plastis sempurna (perfectly plastic)
III : strain harden (penguatan regangan)
IV : daerah kontraksi
 Titik P adalah batas proporsional (proportional limit); yaitu batas tegangan maksimum yang
mungkin dilakukan pada pengujian tarik, dimana tegangan merupakan fungsi linier
terhadap regangan. Ada juga bahan yang tidak mempunyai batas proporsional, misalnya :
cast iron atau non ferrous alloy.
 Titik E (Elastis limit); adalah batas teganganb maksimum yang terjadi pada pengujian tarik,
namun tidak terjadi perubahan bentuk yang permanen jika pembebanan ditiadakan.

Politeknik Negeri Sriwijaya/my 4


Mekanika Teknik II

Batas proporsional dan batas elastis setiap bahan jarang ditentukan secara pasti; namun
kadang-kadang menggunakan cara pendekatan.
 Titik Y (Yield Point); yaitu terjadi penambahan regangan tenpa terjadi penambahan
tegangan
 Titik U (Ultimate Limit); adalah tegangan maksimum bahan yang sering disebut sebagai
kekuatan bahan.
 Titik F (Failure); adalah titik dimana bahan terjadi pada akibat perlakuan pembebanan tarik
tanpa terjadi penambahan tegangan.

Angka Poisson adalah perbandingan antara regangan lateral dan regangan aksial.
Regangan lateral adalah terjadinya kontraksi lateral (pengecilan penampang) akibat beban tarik.
Regangan aksial adalah terjadinya pemanjangan akibat beban tarik.
Angka Poisson () = 0,25  0,35

Contoh :
Sebuah batang prismatis dengan penampang berbentuk lingkaran dibebani tarik F = 85 kN,
panjang batang L = 3 m dan D = 30 mm.
Batang terbuat dari Alumunium dengan E = 70 Gpa dan angka Poisson  = 1/3
Pertanyaan :
a) Pemanjangan L ()
b) Pengurangan diameter d

Penyelesaian :
F 85
Tegangan tarik  = = = 120 Mpa
A  302
4
 12 MPa
Regangan aksial  = = = 0,00171
E 70GPa
a) Pemanjangan L () :
 = . L
= 0,00171 x 3000 = 5,14 mm

Politeknik Negeri Sriwijaya/my 5


Mekanika Teknik II

b) Pengecilan diameter (d) :


l
= ……… l = . aksial
 aksial
1
=- (0,00171) = - 0,00057
3
d = l. d
= 0,00057 x 30 = 0,00171 mm

Latihan-latihan
1. Sebuah batang ABC yang memiliki penampang yang berbeda (lihat gambar), dibebani
gaya aksial F = 1000 kN. Kedua buah batang berpenampang lingkaran. Diameter batang
AB = 100 mm dan batang BC = 40 mm. Hitunglah tegangan tarik yang terjadi pada
batang AB dan BC ?

F
A B C

Politeknik Negeri Sriwijaya/my 6


Mekanika Teknik II

2. Sebuah susunan batang-tekan panjang dan kabel (sling) seperti pada gambar menyangga
sebuah beban vertikal F = 100 kN. Kabelnya memiliki luas penampang efektif 150 mm2,
dan batang-tekan panjang memiliki luas penampang 300 mm2.
Tentukan :
a. Tegangan-tegangan normal σab dan σbc (sebutkan juga jenis tegangannya).
b. Jika kabel memanjang sebesar 1,3 mm, berapakah regangannya.
c. Jika batang-tekan panjang memendek sebesar 0,62 mm, berapakah
regangannya.

kabel
2,0 m

2,0 m batang-kaku

F
B

2,0 m

3. Sebuah pipa berongga dengan diameter-dalam d1 = 100 mm dan diameter-luar d2 = 115


mm ditekan oleh sebuah gaya aksial F = 245 kN (lihat gambar).
Hitunglah tegangan tekan rata-rata dalam pipa.
F

d1

d2

Politeknik Negeri Sriwijaya/my 7


Mekanika Teknik II

4. Data-data di bawah ini adalah hasil percobaan uji-tarik dari bahan alloy alumunium.
Tentukan angka modulus elastisitas dan tegangan proposiaonalnya.
Tagangan (MPa) Regangan
55 0,0006
117 0,0015
186 0,0024
241 0,0032
296 0,0040
345 0,0046
400 0,0052
427 0,0058
441 0,0062
448 0,0065
461 0,0073
469 0,0081

5. Selama pengujian sebuah silinder beton dalam keadaan tekan (lihat gambar),
diameternya yang semula 150 mm bertambah 0,01 mm dan panjangnya yang semula
300 mm berkurang 0,17 mm akibat beban aksial tekan F = 230 kN. Tentukan besarnya
modulus elastisitas E dengan angka Poissonnya
F

Politeknik Negeri Sriwijaya/my 8

Anda mungkin juga menyukai