BAB I
TEGANGAN TARIK / TEKAN
: digunakan untuk menyatakan tegangan tarik izin, tegangan tekan izin dan tegangan
bengkok izin.
: digunakan untuk menyatakan tegangan geser izin dan tegangan punter izin.
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑘𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑧𝑖𝑛 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 =
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
Tegangan yang bekerja < Tegangan ijin < Tegangan Bahan
L0
d1
F F
∆L
Dimana :
: tegangan tarik/tekan [N/mm2]
F : gaya/beban aksial [N]
A : luas penampang batang prismatis [mm2]
1.3 Regangan ( )
L
= x 100%
L0
A0 A1
Regangan lateral (lateral) = x 100% atau
A0
D0 D1
lateral = x 100%
D0
Dimana :
L1 : panjang batang/bahan setelah mengalami pembebanan tarik [mm]
L0 : panjang bahan/batang sebelum mengalami pembebanan tarik [mm]
A1 : luas penampang batang/bahan setelah mengalami pembebanan tarik [mm2]
A0 : luas penampang bahan/batang sebelum mengalami pembebanan tarik [mm2]
D0 : diameter bahan/batang sebelum mengalami pembenanan tarik [mm]
D1 : diameter bahan/batang setelah mengalami pembebanan tarik [mm]
Hukum Hooks diberlakukan untuk daerah elastis, dimana bahan/batang akan kembali ke
dimensi semula apabila pembebanan ditiadakan.
Rumus Hukum Hooks :
= E.
Dimana :
E : angka modulus elastisitas bahan [N/mm2]
U
E F
P
0,002
I II III IV
Keterangan :
I : daerah elastis
II : daerah plastis sempurna (perfectly plastic)
III : strain harden (penguatan regangan)
IV : daerah kontraksi
Titik P adalah batas proporsional (proportional limit); yaitu batas tegangan maksimum yang
mungkin dilakukan pada pengujian tarik, dimana tegangan merupakan fungsi linier
terhadap regangan. Ada juga bahan yang tidak mempunyai batas proporsional, misalnya :
cast iron atau non ferrous alloy.
Titik E (Elastis limit); adalah batas teganganb maksimum yang terjadi pada pengujian tarik,
namun tidak terjadi perubahan bentuk yang permanen jika pembebanan ditiadakan.
Batas proporsional dan batas elastis setiap bahan jarang ditentukan secara pasti; namun
kadang-kadang menggunakan cara pendekatan.
Titik Y (Yield Point); yaitu terjadi penambahan regangan tenpa terjadi penambahan
tegangan
Titik U (Ultimate Limit); adalah tegangan maksimum bahan yang sering disebut sebagai
kekuatan bahan.
Titik F (Failure); adalah titik dimana bahan terjadi pada akibat perlakuan pembebanan tarik
tanpa terjadi penambahan tegangan.
Angka Poisson adalah perbandingan antara regangan lateral dan regangan aksial.
Regangan lateral adalah terjadinya kontraksi lateral (pengecilan penampang) akibat beban tarik.
Regangan aksial adalah terjadinya pemanjangan akibat beban tarik.
Angka Poisson () = 0,25 0,35
Contoh :
Sebuah batang prismatis dengan penampang berbentuk lingkaran dibebani tarik F = 85 kN,
panjang batang L = 3 m dan D = 30 mm.
Batang terbuat dari Alumunium dengan E = 70 Gpa dan angka Poisson = 1/3
Pertanyaan :
a) Pemanjangan L ()
b) Pengurangan diameter d
Penyelesaian :
F 85
Tegangan tarik = = = 120 Mpa
A 302
4
12 MPa
Regangan aksial = = = 0,00171
E 70GPa
a) Pemanjangan L () :
= . L
= 0,00171 x 3000 = 5,14 mm
Latihan-latihan
1. Sebuah batang ABC yang memiliki penampang yang berbeda (lihat gambar), dibebani
gaya aksial F = 1000 kN. Kedua buah batang berpenampang lingkaran. Diameter batang
AB = 100 mm dan batang BC = 40 mm. Hitunglah tegangan tarik yang terjadi pada
batang AB dan BC ?
F
A B C
2. Sebuah susunan batang-tekan panjang dan kabel (sling) seperti pada gambar menyangga
sebuah beban vertikal F = 100 kN. Kabelnya memiliki luas penampang efektif 150 mm2,
dan batang-tekan panjang memiliki luas penampang 300 mm2.
Tentukan :
a. Tegangan-tegangan normal σab dan σbc (sebutkan juga jenis tegangannya).
b. Jika kabel memanjang sebesar 1,3 mm, berapakah regangannya.
c. Jika batang-tekan panjang memendek sebesar 0,62 mm, berapakah
regangannya.
kabel
2,0 m
2,0 m batang-kaku
F
B
2,0 m
d1
d2
4. Data-data di bawah ini adalah hasil percobaan uji-tarik dari bahan alloy alumunium.
Tentukan angka modulus elastisitas dan tegangan proposiaonalnya.
Tagangan (MPa) Regangan
55 0,0006
117 0,0015
186 0,0024
241 0,0032
296 0,0040
345 0,0046
400 0,0052
427 0,0058
441 0,0062
448 0,0065
461 0,0073
469 0,0081
5. Selama pengujian sebuah silinder beton dalam keadaan tekan (lihat gambar),
diameternya yang semula 150 mm bertambah 0,01 mm dan panjangnya yang semula
300 mm berkurang 0,17 mm akibat beban aksial tekan F = 230 kN. Tentukan besarnya
modulus elastisitas E dengan angka Poissonnya
F