1.
Berilah penjelasan mengenai definisi pengelasan yang saudara ketahui. Point terpenting apa saja yang
ditekankan dari definisi tersebut.
Jawab:
Menurut British Standard Institution 1983: Bs 449, part I:
Penyambungan antara dua atau lebih material dalam keadaan plastis atau cair dengan menggunakan panas (heat) atau
tekanan (pressure) atau keduanya. Logam pengisi (filler metal) dengan temperatur lebur yang sama dengan titik lebur logam
induk dapat atau tanpa digunakan dalam proses penyambungan tersebut.
Menurut American Welding Society 1989 Welding Handbook vol I 8th edition:
Penyambungan dari logam atau non-logam yang dihasilkan dengan memanaskan material hingga temperatur las, dengan atau
tanpa menggunakan tekanan (pressure), dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi.
Point terpenting dari definisi pengelasan:
-Penyambungan logam
-Adanya panas (hingga temperatur las) dan atau tekanan
-Logam induk mencair
-Dengan atau tanpa logam pengisi, yang melting pointnya sama dengan logam induk
2. Jelaskan perbedaan antara proses pengelasan dan pengecoran secara umum.
Jawab:
Pada proses pengelasan harus terjadi ikatan dengan cetakan. Sedangkan pada proses pengecoran antara cetakan dengan
logam cair yang akan dituangkan tidak boleh ada ikatan.
Pada proses pengelasan masukan panas harus diberikan secara terus-menerus ke daerah lasan yang memiliki gradien
temperatur yang tinggi. Sedangkan pada pengecoran, logam cair yang telah dituang ke dalam cetakan cukup didiamkan
sehinggga proses solidifikasi terjadi dengan sendirinya.
Pengelasan membeku lebih cepat daripada pengecoran.
Bentuk permukaan pada hasil lasan cenderung lebih konstan dibandingkan dengan permukaan hasil pengecoran.
Pada proses pengelasan terjadi pencampuran yang sangat tinggi dan cepat di daerah leburan las (weld pool). Sedangkan pada
pengecoran, pencampuran terjadi relatif terdistribusi merata.
3.
Dilihat secara sisi teknis (engineering) dan ekonomis, bagaimana saudara menentukan suatu pilihan proses pada
suatu komponen mesin dengan menggunakan pilihan proses pengelasan dan proses permesinan (machining). Serta
bandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing proses.
Jawab:
Dilihat dari sisi teknis dan ekonomis, maka untuk menentukan suatu pilihan proses pada suatu komponen mesin dengan
menggunakan pilihan proses pengelasan dan proses permesinan (machining), maka aspek yang perlu diperhatikan adalah:
Desain material serta sifat mekanis yang diinginkan.
Pemilihan jenis material sesuai dengan desain yang telah dibuat.
Dari kedua hal diatas, maka kita dapat menentukan proses manufaktur apa yang selanjutnya akan dipilih dan
mempertimbangkan segi ekonomisnya. Misal: bila diinginkan kekuatan tarik yang seragam (terdistribusi ke satu arah yang sama),
maka dapat dipilih proses pengelasan. Bila diinginkan suatu bentuk tertentu dari material tersebut, maka dapat dipilih proses
permesinan.
Kelebihan dan kekurangan proses pengelasan dan permesinan:
Pengelasan
Permesinan
Kelebihan
Adanya distribusi aliran tegang yang seragam,
Dapat mengontrol bentuk dari material yang diinginkan,
sehingga kekuatan tariknya baik.
karena material yang dilakukan proses permesinan dalam
keadaan solid.
Kekurangan
4.
Sebagai seorang metalurgist, bagaimana saudara menjelaskan dengan menggunakan ilmu metalurgi untuk
mengontrol kualitas hasil lasan agar bebas dari cacat, dimana diketahui panas dari proses pengelasan
mengakibatkan terjadinya perubahan struktur material.
Jawab:
Sebelum melakukan pengelasan terhadap suatu material, seorang welding engineer telah membuat desain dan fabrikasi
mengenai material yang akan dilas. Dengan memperhitungkan heat input dari panas yang diberikan, maka mikrostruktur material
dapat dikontrol sesuai dengan sifat mekanis yang diinginkan.
HI=
IxE
V
; dimana
HI =
heat input
I
E
V
Kita dapat mengontrol besarnya kecepatan, maupun arus yang akan kita berikan dengan tegangan yang kita gunakan
sebagai sumber energi. Setelah proses pengelasan selesai, selanjutnya dilakukan tahap welding inspection dengan metode NDT
(Non-Destructive Test) ataupun DT (Destructive Test), sehingga dapat diketahui apakah terjadi cacat atau tidak pada material hasil
lasan. Apabila terjadi cacat, kita dapat meninjau kembali proses pengelasan maupun desain fabrikasi yang telah dibuat, atau
mengubah teknik pengelasan. Sedangkan bila tidak terdapat cacat dan sesuai spesifikasi yang diinginkan, berarti kualitas hasil
lasan baik.
Tugas Pengelasan II
1.
Berilah penjelasan mengenai klasifikasi penyambungan logam menurut AWS.
Jawab:
Klasifikasi penyambungan logam menurut AWS (American Welding Society) secara umum dikelompokan menjadi 3,
seperti pada bagian dibawah ini:
Pengelasan (welding)
Metode penyambungan logam yang paling banyak digunakan. Secara umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Fusion
Proses penyambungan yang melibatkan proses pencairan kedua logam induk yang akan disambung, sehingga terjadi
pencampuran kedua material dan membeku menjadi satu kesatuan.
b. Solid state
Proses penyambungan dimana dua buah logam dipanaskan hingga plastis (tanpa kawat pengisi) yang kemudian disatukan
dengan bantuan tekanan, misalnya dengan palu. Pada proses ini, logam induknya tidak mengalami pencairan.
c. Brazing dan soldering
Metode penyambungan dengan menggunakan kawat pengisi yang mempunyai titik lebur lebih rendah daripada logam
induk.
Penyambungan secara mekanik (mechanical fastening)
Metode penyambungan material, khususnya logam secara mekanik dengan menggunakan baut (thread) atau paku keling
(rivet).
Adhesive bonding
Penyambungan secara kimia, biasa digunakan untuk menyambung material polimer.
2. Jelaskan perbedaan antara pengelasan dengan brazing / soldering.
Jawab:
Pengelasan
Brazing / soldering
Logam ikut mengalami pencairan.
Logam induk tidak mengalami pencairan, karena titik lebur
kawat pengisi lebih rendah daripada titik lebur logam induk.
Distribusi aliran tegangan yang dihasilkan
Distribusi aliran tegangan yang dihasilkan
3. Jelaskan keuntungan dan keterbatasan penyambungan dengan metoda mechanical fastening dengan welding.
Jawab:
Keuntungan
Tidak mengubah mikrostruktur material, karena pada metode ini tidak ada pemberian panas yang dapat mengubah
mikrostruktur material.
Tidak perlu mengontrol mikrostruktur material.
Tidak diperlukannya material tambahan yang berfungsi sebagai filler metal.
Keterbatasan
Distribusi aliran tegangan pada metode mechanical fastening tidak seseragam dibandingkan dengan metode welding,
karena adanya overlap joint (perlu ekstra material dan mengakibatkan beban material menjadi lebih berat).
Ketahanan fatik rendah, karena pada metode mechanical fastening, kita memberikan cacat awal berupa lubang yang
memungkinkan menjadi initial crack.
4. Berilah beberapa contoh metoda penyambungan dengan cara Adhesive Bonding.
Jawab:
Contoh metode penyambungan dengan adhesive bonding
5. Jelaskan beberapa kondisi yang harus dipenuhi untuk proses pengelasan logam.
Jawab:
Sumber energi
a. electrical (resistance, radiation, induction, conduction, electric arc)
b. chemical (flame, radiation, explosion, solid reactants)
c. mechanical (friction)
Mekanisme penghilangan kontaminasi pada permukaan sambungan.
Permukaan sambungan harus dibersihkan dari karat maupun lemak agar tidak menimbulkan cacat pada lasan.
Perlindungan terhadap kontaminasi udara.
Unsur-unsur yang terkontaminasi dengan udara luar yang banyak mengandung oksigen (biasanya berupa oksida), maka akan
ada unsur yang hilang. Sedangkan apabila terkontaminasi oleh hidrogen, maka akan menyebabkan delay cold cracking.
Pengontrolan metalurgi las.
HI=
IxE
V
; dimana
HI =
heat input
I
= arus yang diberikan
E
= tegangan yang digunakan
V = kecepatan
Kita dapat mengontrol besarnya kecepatan, maupun arus yang akan kita berikan dengan tegangan yang kita gunakan sebagai
sumber energi.
6.
Jelaskan kelebihan dan kekurangan bila saudara menggunakan metoda las SMAW untuk mengelasas baja karbon
rendah.
Jawab:
Kelebihan :
Peralatan sederhana dan minim.
Peralatan mudah diset dan dapat dipindah ke lokasi yang diinginkan.
Mesin umumnya paling murah.
Sangat cocok digunakan di lapangan yang kondisi anginnya sangat kencang.
Kekurangan:
Kecepatan deposisi logam las rendah.
Duty cycle rendah
Perlu waktu untuk melepas terak dari logam las.
Kualitas logam las yang dihasilkan tinggi dengan penampakan yang halus dan seragam.
9.
Jelaskan faktor apa saja yang harus saudara lakukan bila saudara ingin mengelas material baja yang cukup tebal
(lebih dari 1 inchi) dengan posisi mendatar.
Jawab:
Faktor yang harus dilakukan bila ingin mengelas material baja yang cukup tebal (lebih dari 1 inchi) dengan posisi
mendatar:
Bentuk sambungan V.
Untuk mencegah grain growth disekitar batas butir, pada sisi sambungan dalam dipinning dengan zirconium.
Karena material cukup tebal, digunakan arus yang tinggi agar efisien. Dapat menggunakan Submerged Arc Welding
(SAW) karena penetrasi cukup dalam dan menggunakan flux yang dapat menghasilkan kecepatan tinggi sehingga kualitas
lasan baik.
10. Gambarkan secara skematis proses Elektro Slag Welding (ESW) beserta kelebihan dan keterbatasannya.
Jawab:
Kelebihan:
Penetrasi cukup dalam
Menghemat biaya untuk material yang cukup tebal
Deposition rate cukup tinggi
Konsumsi flux kecil
Distorsi minimal
Waktu pengelasan cepat
Kekurangan:
Hanya untuk posisi pengelasan vertical
Membutuhkan sepatu tembaga untuk menutupi celah
Terbatas hanya untuk pengelasan baja karbon, baja paduan, dan beberapa baja paduan tahan karat.
Proses tidak dapat dihentikan sebelum selesai
Tidak dapat mengelas pelat dengan ketebalan lebih kecil dari 19 mm.
Ukuran butir sangat besar, struktur dan sifat lasan hamper mirip hasil cor (casting)
11. Jelaskan tentang transfer logam pada pengelasan GMAW (MIG) dan jenis transfer mana yang saudara pilih bila
digunakan untuk mengelas pelat tipis.
Jawab:
Transfer logam pada pengelasan GMAW (MIG):
Spray Transfer
Dapat digunakan untuk mengelas hampir semua logam dan paduannya karena karakteristik inert pelindung argon, tetapi arus
yang besar yang diperlukan untuk menciptakan spray arc menyebabkan sulitnya mengelas pelat yang tipis.
Globular Transfer
Tercipta dengan menggunakan elektroda positif (DCEP) tanpa memperhatikan jenis gas pelindung yang digunakan, bila arus
relatif rendah.
Short Circuiting Transfer
Tercipta dengan menggunakan rentang arus las yang paling rendah (masukan panas yang paling rendah) sehingga
menghasilkan zona logam las yang kecil dan pembekuan yang cepat. Oleh karena itu, Short Circuiting Transfer cocok
untuk mengelas logam yang tipis.
12. Bila saudara diminta untuk mengelas material seperti aluminium dan paduannya dengan pengelasan TIG (GTAW),
jelaskan jenis polaritas arus (DCRP, DCSP atau AC baik yang low frekuensi atau high frekuensi) yang harus saudara
dipilih dan beri alasan hasil pilihan saudara.
Jawab:
Untuk mengelas aluminium dan paduannya dengan menggunakan proses TIG (GTAW-Gas Tungsten Arc Welding), kita
harus memperhatikan ketebalannya dalam memilih jenis polaritas arus yang akan digunakan.
Secara umum untuk semua jenis ketebalan, kita menggunakan polaritas AC (baik low maupun high frequency), karena
penetrasi yang dihasilkan medium dan kapasitas elektroda baik. Selain itu, polaritas AC dapat mengurangi efek magnetic arc
blow.
13. Dalam memilih gas pelindung untuk mengelas baja karbon, mana yang saudara harus pilih gas argon, gas karbon
dioksida (CO2) atau campurannya. Jelaskan pilihan yang saudara ambil.
Jawab:
Gas pelindung yang tepat ialah Argon (Ar). Pengelasan yang menggunakan gas argon menghasilkan bentuk penetrasi
yang bersifat deep dan narrow. Jika kita menggunakan gas CO2 maka akan terjadi sputtering yang dapat menimbulkan cacat
berupa pembekuan filler metal di luar daerah lasan.
Tugas Pengelasan 3
1.
Jelaskan terjadinya busur listrik (gambar skematisnya).
Jawab:
Busur listrik terjadi apabila ada arus yang diberikan antara dua elektroda yang berdekatan. Keduanya dihubungkan
dengan power supply, dan busur terbentuk dengan menyentuhkan elektroda ke benda kerja yang kemudian ditarik sekitar 3-4 mm
dari pelat.
Waktu elektroda menyentuh benda kerja, arus singkat terbentuk melalui titik kontak ujung elektroda, dan sewaktu
elektroda ditarik dari benda kerja, arus listrik tetap mengalir dalam bentuk bunga api (spark). Ini mengakibatkan terionisasinya
udara yang ada antara elektroda dan benda kerja, sehingga arus listrik dapat mengalir menyeberang celah antara elektroda dan
benda kerja dalam bentuk busur listrik.
Busur listrik terbentuk karena adanya elektron yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif, dan energi listrik diubah
didalam busur menjadi panas dan sinar.
2.
Jelaskan perbedaan antara power supply yg menggunakan arus AC dan DC.
Jawab:
Comparison item
DC
Stability of arc
Excellent
Change in polarity
Possible
Magnetic blow
Yes
Open circuit voltage
Slightly low (50-60 V)
Danger of electric shock
Less frequently
Construction
Complicated
Maintenance
Not so easy
Trouble
Frequently in rotary type
Noisy
Noisy in rotary type, quiet in rectifier type
Price
High
AC
Less stable
Impossible
Almost none
High (65-95 V)
Frequently
Simple
Easy
Less
Quiet
Low
3.
Jelaskan dengan menggunakan gambar karakteristik mesin las busur listrik tipe constan current dan constant
voltage.
Jawab:
Constant current
Kontrol keluaran constant current yaitu perubahan arus dan sumber tenaga akibat perubahan tegangan dalam las listrik
manual sangat kecil.
Constant voltage
Kontrol keluaran constant voltage yaitu arus las diatur oleh kecepatan umpan kawat (kecepatan konstan) sehingga tegangan
keluaran konstan.
4.
Jelaskan dengan menggunakan gambar, apa yang terjadi pada lasan, bila parameter las (arus, tegangan dan
kecepatan las) tersebut dinaikan (meningkat) dan diturunkan.
Jawab:
Gambar berikut menunjukan hasil las pada parameter las yang berbeda.
5.
Jelaskan fungsi dari fluks pembungkus pada elektroda SMAW. Apa yang terjadi pada hasil lasan bila fluks tidak
digunakan (menggunakan kawat telanjang-bare wire). Buat tabel perbandingan berdasarkan kekuatan mekanis,
porositas yang terjadi dan unsur yang hilang dari penggunaan kedua jenis kawat tersebut.
Jawab:
Fungsi dari fluks pembungkus pada elektroda SMAW:
a. Sebagai slag pelindung.
Si dan Mn (slag forming)
TiO2 dan CaF2 dan CaCO3
b. Sebagai gas pelindung.
Cellulose, 15-30%
(C6H10H5)n + n/2 O 6n CO + 5n H2
2CO + O2 2CO2
2H2 + O2 2H2O
c. Sebagai penstabil unsur
Na dan K
d. Sebagai sumber unsur paduan.
Yang terjadi apabila menggunakan kawat telanjang adalah elektroda akan menempel pada logam induk dan pengelasan
tidak dapat dimulai dengan mudah. Meskipun terjadi busur listrik, busur akan tidak stabil, terjadi blow hole, dan logam las akan
menjadi lebih getas dengan bead tidak beraturan. Lalu Butiran didaerah HAZ akan menjadi kasar (las-lasan jadi tidak baik karena
material menjadi lunak), lalu jika tidak ada cellulosa maka logam dasar akan terbakar karena efek pembakaran dari O2 (karena
tidak ada yang melindungi), terbentuk porositas maka kekuatan tarik filler turun menjadi setengahnya.
6. Jelaskan arti kode kawat las berikut ini : E 6010, E7018, E7028-H4R, E 308L-16, ER70T-6.
Jawab:
a. E 6010
E
= elektroda
60 = kekuatan tarik 60 ksi
10 = untuk semua posisi
coating type : high cellulose sodium
welding current : DC +
b. E 7018
E
= elektroda
70 = kekuatan tarik 70 ksi
18 = untuk semua posisi
coating type: iron powder low hydrogen
welding current : AC atau DC +
c.
E 7028-H4R
E
= elektroda
70
28
7.
Jelaskan mengapa beberapa jenis kawat las perlu dipanaskan (drying) lebih dahulu sebelum dipakai untuk
pengelasan. Faktor apa yang sangat berpengaruh dan apa yang terjadi bila proses pemanasan tidak dilakukan.
Jawab:
Kawat las perlu dipanaskan (drying) terlebih dahulu karena kawat las menyerap uap air. Jika tidak dilakukan
pengeringan, dikhawatirkan uap air tersebut akan menghasilkan asap dan gas oksigen (O 2) yang dapat mengakibatkan porositas
dan penghilangan unsur paduan pada material las yang dapat menjadi deoksidan (Mn, Si, Al, Zr, Ti).
Faktor yang berpengaruh pada pengeringan adalah kandungan uap air dan lamanya pengeringan.
8.
Jelaskan pengaruh polaritas (+ dan -) terhadap penetrasi las untuk (a) elektroda yang konsumabel (consumable
electrodes) dan (b) non-consumable electrodes. Buat gambar skematis-nya.
Jawab:
a. consumable electrode
Untuk consumable electrode, panas maksimum (sekitar 70%) terjadi di kutub negatif (katoda).
Saat elektroda diberi polaritas negatif (DCSP), panas
maksimum terjadi di elektroda, sehingga pelelehan elektroda
sangat tinggi dan penetrasi las menjadi dangkal.
Saat elektroda diberi polaritas positif (DCRP), panas
maksimum akan terjadi di benda kerja, sehingga
menghasilkan penetrasi las yang dalam.
b. non-consumable electrode
Untuk non-consumable electrode, panas maksimum
(sekitar 70%) terjadi di kutub positif (anoda).
Saat elektroda diberi polaritas negatif (DCSP), panas maksimum terjadi
di benda kerja, sehingga penetrasi las menjadi dalam.
Saat elektroda diberi polaritas positif (DCRP), panas maksimum akan
terjadi di elektroda, sehingga menghasilkan penetrasi las yang dangkal.
Low
Heat input
Lowest
Cooling rate
Arc type
Short arc
Transition arc
Spray arc
Pulsed arc
CO2
Good
Reliable
Low because good
thermal conductivity
High
Reliable
Worse than with gas
mixtures
Highest spatter,
increasing with
increasing performance
High
Low, little danger of
cracking
Short arc
Long arc
11. Jelaskan mengapa pada pengelasan baja karbon mild-steel dengan MAG proses lebih banyak menggunakan kawat
las dengan jenis ER70S-6.
Jawab:
ER 70S-6
ER = elektroda rod (kawat las berupa batangan)
70 = kekuatan tarik 70 ksi
6=
mengandung pelindung tanpa mengeluarkan gas, tahan terhadap serangan air, dipakai pada pengelasan
mild steel
Pada pengelasan baja karbon mild steel dengan MAG proses lebih banyak menggunakan kawat las dengan jenis WR
70S-6, karena bila menggunakan elektroda batangan, sehingga saat waktu untuk mengganti kawat elektroda yang habis dapat
diminimalisir/ditiadakan, sehingga baja karbon tidak mengalami kehilangan karbon (karbon berdifusi keluar), yang dapat
mengakibatkan kekuatan turun.
Selain itu, kawat las ini tidak megeluarkan asap (CO dan CO 2). Asap ini dapat menjadi sumber karbon, yang akan
kemudian akan berdifusi masuk ke baja karbon. Karbon ini akan mengeraskan baja karbon (hardenability meningkat), dan akan
menurunkan kemampuan las (weldability menurun).
12. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Duty Cycle pada mesin las.
Jawab:
Yang dimaksud dengan duty cycles pada mesin las ialah perioda (lamanya) operasi pengelasan dengan menggunakan
kapasitas arus maksimum selama 10 menit.
13. Hitunglah berapa arus maksimum yang diijinkan bila mesin las dioperasi secara terus menerus (tanpa berhenti)
untuk mesin las dengan menggunakan mesin berkapasitas 350A dengan 60 % duty cycle.
Jawab:
I a=I x
T
Ta
( )
1
2
Ia :
arus maksimum
I : arus
T : duty cycle dalam persen
Ta : duty cycle yang dibutuhkan dalam persen
60 12
100
I a=350 x 0.775
I a=271 .11 A
I a=350 x
( )
Tugas Pengelasan 4
1.
Jelaskan prinsip kerja las resistansi listrik. Serta mengapa tembaga dipilih sebagai elektrodanya.
Jawab:
Prinsip kerja dari las resistansi listrik adalah menyambung permukaan logam dalam bentuk lembaran (sheet), dalam
bentuk sambungan tumpang (lap joint) dan sambungan tumpul (butt joint), ditekan satu sama lain dengan menggunakan elektroda
dan pada saat yang sama arus listrik dialirkan sehingga permukaan tersebut menjadi panas dan mencair karena adanya resistansi
listrik. Tembaga dipilih sebagai elektroda pada pengelasan resistansi listrik karena tembaga memenuhi persyaratan sifat-sifat
elektroda, antara lain:
konduktifitas listrikyang tinggi
konduktifitas termal yang tinggi
ketahanan terhadap deformasi yang tinggi
stabilitas sifat fisika yang baik pada temperatur yang tinggi
tidak mudah terkontaminasi oleh benda kerja
harga yang relatif murah
2.
Jelaskan tahapan kerja dari las titik (spot welding). Serta jelaskan mengapa pelelehan terjadi pada bagian tengah
kedua pelat yang disambung.
Jawab:
Tahapan kerja dari las titik (spot welding) ialah:
Dua lembaran tumpang tindih disambung menggunakan prinsip pencairan setempat yang disebabkan oleh arus yang
terkonsentrasi antara elektroda-elektroda yang berbentuk silinder. Konsentrasi arus ditentukan oleh luas kontak antara elektroda
dan benda kerja.
Berikut merupakan mekanisme tahapan proses pada Spot Welding:
1.
Dua elektroda yang berbentuk silinder diletakkan pada permukaan sambungan benda kerja dan benda kerja yang
akan disambung.
2.
Panas yang dihasilkan dari tahanan dikombinasikan dengan pemberian tekanan yang akan menghasilkan Spot
Welding.
3.
Panas tersebut akan berakibat terbentuknya nugget pada permukaan sambungan dari dua benda kerja. Umumnya
diameter dari nugget ini adalah 6-10 mm.
4.
Arus yang dihasilkan berkisar antara 3000 - 40.000 A
5.
Waktu pengelasan biasanya sekitar 0.6 dan 0.8 detik.
Pelelehan terjadi pada bagian tengah kedua pelat yang disambung disebabkan karena pada pengelasan spot welding
diharapkan tahanan listrik terbesar pada permukaan antar material (r 3) sedangkan tahanan listrik antara material yang akan dilas
dengan elektroda harus sekecil mungkin (r 1 dan r5) sehingga panas yang dihasilkan melelehkan bagian tengah pada pelat yang
disambung. Sesuai dengan persamaan:
H=I 2 RT
3. Jelaskan pengaruh arus, waktu dan tekanan terhadap hasil las resistansi listrik
Jawab:
Pengaruh arus, waktu dan tekanan terhadap hasil las resistansi listrik sangatlah penting karena ketiganya merupakan
variabel penting dalam proses pengelasan resistansi listrik.
a.
b.
c.
d.
4.
Jelaskan prinsip kerja spot welding berikut skematis gambar serta berikan penjelasan masukan panas (heat input)
yang dibutuhkan untuk menyambung material dengan spot welding.
Jawab:
Masukan panas (Q) yang dibutuhkan untuk menyambung material dengan spot welding adalah:
Q=I 2 RT ; dengan Q : heat input
I : arus yang digunakan (current)
R : tahanan (resistance)
T : waktu (time)
total panas berbanding lurus dengan kuadrat dari arus
total panas berbanding lurus dengan tahanan
total panas berbanding lurus dengan waktu
5. Jelaskan perbedaan antara Spot welding dan Seam Welding melalui gambar skematisnya.
Jawab:
Spot welding
Seam welding
6. Jelaskan dengan gambar skematis siklus kerja dari Seam Welding.
Jawab:
Untuk material logam Tembaga, Aluminium dan Baja, urutkan mana yang material yang memiliki weldability yang
baik dengan menggunakan pengelasan las titik (spot welding).
Jawab:
Material yang mempunyai weldability baik, umumnya merupakan material yang ulet. Berikut tabel kekuatan tarik dari
tembaga, aluminium, dan baja:
Material
Tensile strength (MPa)
Tembaga
220
Aluminium
90
Baja
500
Keterangan:
Untuk tembaga, yang digunakan adalah copper alloy C11000 Hot Rolled.
Untuk aluminium, yang digunakan adalah aluminium alloy 1100 annealed (O temper).
Untuk baja, yang digunakan adalah mild carbon steel.
Dari data diatas, maka urutan logam dengan weldability dari yang terbaik adalah baja-tembaga-aluminium.
9.
Pada pembuatan pipa ERW, mengapa digunakan arus frekwensi tinggi serta jelaskan peranan frekuensi tersebut
terhadap sambungan di pipa tersebut.
Jawab:
Pada pembuatan pipa baja ERW digunakan arus frekuensi tinggi karena dengan mengkonsentrasikannya pada permukaan
yang akan disambung melalui dua probes yang membuat kontak ringan dengan bagian sambungan, arus yang diperlukan lebih
kecil dan kontak listriknya juga lebih kecil. Dengan meningkatkan frekuensi arus yang diberikan hingga 450 Hz dan
meningkatkan voltase dari satuan menjadi puluhan, dikembangkan proses yang disebut high-frequency resistance welding
(HFRW).
Peranan frekuensi tersebut terhadap sambungan pipa ialah membuat kontak ringan antara probes dengan bagian
sambungan sehingga arus yang diperlukan lebih kecil begitu pula dengan kontak listrik.
10. Jelaskan prinsip kerja projection welding, beserta keunggulan dan keterbatasannya.
Jawab:
Prinsip kerja dari projection welding ialah mengkonsentrasikan arus dan tekanan elektroda pada daerah yang akan dilas
yang telah dipersiapkan sebelumnya sehingga aliran arus terfokus pada titik kontak yang terbatas. Teknik pengelasan ini
merupakan modifikasi dari las resistansi titik.
Keunggulan:
1.
Kecepatan pengelasan tinggi dan dapat dengan mudah beradaptasi untuk otomatisasi dalam kecepatan produksi
yang tinggi
2.
Hasil las lebih rapih dibandingkan spot welding karena aliran arus dan elektroda terfokus.
Keterbatasan:
1.
Sulit diperbaiki jika terjadi kesalahan pengelasan
2.
Lap joint yang menjadi syarat berakibat penambahan berat
3.
Peralatan lebih mahal dibandingkan dengan arc welding
4.
11. Jelaskan persyaratan kualitas hasil las dengan spot welding, jelaskan hal tersebut dengan menganalisa ukuran nugget
lasan-nya dan hasil uji tarik gesernya.
Jawab:
Syarat kualitas hasil las dengan spot welding dianalisa dari ukuran nugget dan hasil uji tarik gesernya ialah sebagai
berikut:
Ukuran Nugget
Ukuran nugget dari logam yang mencair sangat berkaitan dengan luas kontak antara benda kerja dan elektroda, dimana
dalam hal ini konsentrasi arus juga dipengaruhi oleh luas kontak. Ukuran diameter dari nugget sebagai syarat kualitas hasil las
spot welding adalah 6-10 mm.
Electrode 1
Pelat 1
Pelat 2
Electrode 2
Akan berjalan sesuai tahapan:
Tugas Pengelasan 5
1.
Jelaskan prinsip kerja las dingin (cold welding). Sebutkan beberapa syarat utama agar material dapat disambung
dengan metoda ini.
Jawab:
Prinsip kerja las dingin (cold welding) ialah dengan proses solid state welding dimana penyatuan dihasilkan hanya oleh
pemakaian gaya mekanik dari luar. Pada proses ini tidak ada panas sama sekali baik itu dari luar ataupun ditimbulkan oleh proses
pengelasannya. Pada dasarnya adalah dua buah benda kerja yang saling berhadapan kedua ujungnya (butt), dijepit oleh alat
penjepit, selanjutnya tekanan diberikan dikedua ujung tsb sehingga terjadi proses penyambungan. Proses ini memerlukan gaya
yang cukup besar agar terjadi kontak antar muka yang baik.
Syarat utama agar material dapat disambung dengan metoda ini ialah:
a.
Minimal satu logam yang akan memiliki sifat ulet / sangat liat.
b.
Tidak mengalami pengerasan regang yang drastis.
2.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan Threshold Deformation serta kegunaan nilai tersebut pada suatu material.
Berilah contoh perhitungannya.
Jawab:
Threshold Deformation ialah suatu parameter penting untuk menentukan kekuatan maksimum yang dapat dicapai dari
proses cold welding. Kegunaan nilai tersebut untuk suatu material adalah untuk mengetahui batasan minimum agar material
memiliki ikatan (bonding) pada saat dikenakan deformasi dingin.
Contoh perhitungannya:
Ketebalan awal (T1) = 10 mm
Ketebalan akhir (T2) = 5 mm
Maka,
Deformasi=
T 2 T 1
105
100 =
100 =50
T1
10
3.
Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi nilai threshod deformation. Serta jelaskan hubungan threshold
deformation dengan pressure dan preparasi permukaan untuk proses cold welding.
Jawab:
Faktor yang mempengaruhi nilai Threshold Deformation ialah:
Jenis material
Struktur kristal material
Persiapan permukaan
Tekanan (pressure) yang diberikan ke material
Pressure pada material maka, treshold deformasi kekuatan sambungan
Semakin baik persiapan permukaan maka, treshold deformasi
4. Jelaskan prinsip kerja explosive welding dengan skematis gambar. Berilah contoh aplikasi dilapangan.
Jawab:
Explotation Welding adalah proses solid state welding dimana sambungan dihasilkan oleh tumbukan (impak)
berkecepatan tinggi benda kerja akibat ledakan (detonasi).
Prinsip kerja explosive welding dengan skematis gambar :
5.
Jelaskan prinsip kerja ultrasonic welding dengan skematis gambar serta mekanisme penyambungan (bonding) dari
metoda ini. Berilah contoh aplikasi dilapangan.
Jawab:
Prinsip kerja ultrasonic welding dengan skematis gambar :
Mekanisme penyambungan pada metode ultrasonic welding dihasilkan oleh vibrasi berfrekuensi tinggi dan tekanan pada
benda kerja. Dan bonding terjadi tanpa adanya peleburan logam induk. Sambungan terjadi bukan karena adanya pencairan,
melainkan adanya sedikit deformasi pada permukaan yang kontak satu dengan yang lain.
6.
Jelaskan prinsip kerja friction welding dengan skematis gambar. Serta keuntungan dan keterbatasan dari friction
welding. Berilah contoh aplikasi dilapangan.
Jawab:
Friction Welding adalah proses solid state welding dimana sambungan diperoleh akibat gaya tekan antar permukaan
benda kerja yang saling kontak dan berputar relatif terhadap lainnya untuk menghasilkan panas dan deformasi plastis permukaan
kedua ujungnya.
Keuntungan
Keterbatasan
Tanpa ada pencairan logam.
Untuk logam yang sama jenis dan bentuk geometrinya.
Pemanasan friksi hanya lokal, sehingga pelunakan tidak Biasanya untuk benda yang berbentuk batangan bulat.
menyebar.
Biaya tinggi.
Dapat menyambung dua material yang berbeda.
Preparasi benda kerja sangat menetukan hasil las.
Prosesnya cepat.
Prinsip kerja friction welding dengan skematis gambar:
Contoh aplikasi friction welding di lapangan antara lain ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:
7.
Jelaskan prinsip kerja Roll Bonding dengan skematis gambar. Serta keuntungan dan keterbatasan dari Roll Bonding.
Berilah contoh aplikasi dilapangan.
Jawab:
Contoh aplikasi: untuk U.S. quarters, untuk membuat dua lapisan luar dari 75% Cu-25% Ni dengan bagian tengah dari
Cu murni
8.
Jelaskan prinsip kerja friction stir-welding (FSW) dengan skematis gambar. Berilah contoh jenis material logam yang
umumnya diaplikasikan untuk jenis pengelasan ini.
Jawab:
Prinsip kerja friction stir-welding dengan skematis gambar :
Contoh jenis material logam yang umumnya diaplikasikan untuk jenis pengelasan ini adalah Alumunium, Aluminum
alloy, Magnesium, Copper, Zinc dan Lead.
9. Sebutkan beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan metoda FSW.
Jawab:
Keuntungan menggunakan FSW:
Lebih kuat dan bersih dibandingkan fusion weld.
Ductility tinggi dalam pengelasan.
Efisiensi energi.
Simpel dan bersih.
Ramah lingkungan (tidak ada asap, arc, dan spatter).
Kualitas hasil las yang baik (tidak ada penyusutan, ditorsi, porositas, dan perubahan komposisi material).
Tidak diperlukan grinding dan brushing.
Dapat digunakan untuk hamper semua paduan aluminium.
10. Bandingkan kemampuan spot resistance welding dan ultrasonic welding untuk penyambungan.
Jawab:
Spot Resistance Welding
Ultrasonic Welding
Densitas arus yang berlebihan akan menyebabkan logam cair Kualitas sambungan seragam karena transfer energi dan sisa
terlempar sehingga membentuk rongga, retak dan berdampak
panas yang dilepaskan konstandan terbatas pada daerah
pada rendahnya sifat mekanik lasan.
sambungan (lokal).
Ukuran nugget dan kekuatan meningkat dengan cepat dengan Ikatan yang terjadi solid, homogen dan lasting joints, terjadi
meningkatnya densitas arus.
difusi.
Adanya bunga api dapat menyebabkan kebakaran dan
Tidak ada peleburan logam.
ledakan.
Deformasi lokal terbatas.
Dapat terjadi electric shock dari kabel.
Logam panas dan part dapat menyebabkan kebakaran.
Adanya asap dari spot welding.
Tugas Pengelasan 6
1. Jelaskan Prinsip kerja Electron Beam Welding (EBW) dan Laser Beam Welding (LBW) beserta gambar.
Jawab:
Prinsip kerja Electron Beam Welding (EBW) adalah melibatkan pencairan karena adanya energi yang disuplai dari hasil
tumbukan sinar elektron yang terfokus. Sinar ini dipercepat dalam vakum hingga ~60% kecepatan cahaya sehingga sewaktu
menumbuk ke benda kerja akan terbebaskan ~99% energi kinetiknya menjadi panas dan timbul pengelasan lokal.
Prinsip kerja Laser Beam Welding (LBW) adalah menggunakan energi radiasi elektromagnetik untuk mencairkan bagian
logam yang akan disambung.
2. Jelaskan mekanisme tahapan penyambungan pada Thermit Welding dan gambarkan grafik skematisnya?
Jawab:
Tahapan penyambungan pada Thermit Welding dimulai dari terjadinya reaksi eksotermik dimana sejumlah oksida-oksida
logam direduksi dengan misalnya Al (yang umum digunakan) yang kemudian akan membebaskan sejunlah panas yang dapat
mencairkan logam yang akan disambung.
Contohnya: Fe2O3 + 2Al Al2O3 + 2Fe
Term
Tera
Besi
EBW
LBW
Keuntungan
Penetrasinya dalam (rasio 1:20).
Bagian HAZ sempit.
Distorsi kecil.
Hasil las bersih.
Prosesnya cepat dan presisi.
Energi (HI) yang diberikan relatif kecil.
Masukan panasnya kecil.
HAZ sempit.
Distorsi kecil.
Tidak memerlukan elektroda.
Proses tanpa kontak dan ruang vakum.
Tidak dipengaruhi oleh medan magnet.
Kerugian
Peralatan mahal karena memerlukan ruang vakum.
Benda kerja tergantung pada ruang vakum.
Rentan terhadap retak karena kecepatan pembekuan
terlalu cepat.
7.
Apa yang disebut Hybrid Welding Process dan sebutkan beberapa contoh proses hybrid welding process serta
keuntungan dari proses tersebut.
Jawab:
Hybrid Welding Process adalah pengabungan dari proses las busur (arc) dan laser. Contoh pengelasannya adalah
sambungan butt Volkswagen. Keuntungan dari proses ini antara lain adalah:
Stabilitas proses yang baik.
Kecepatan pengelasan yang tinggi.
Pencairan logam yang baik.
Sifat hasil lasan memiliki sifat metalurgi yang baik.
Volume kampuh yang luas.
Penetrasi tinggi.
8.
Sebutkan jenis nyala api pada proses Oxy-Acetylene Welding (OAW) beserta rasio dari 2 gas yang dicampur dan
jelaskan aplikasi dari masing-masing nyala api tersebut.
Jawab:
Jenis-jenis nyala api pada proses OAW, yaitu:
Net CV
(Btu/ft3)
1433
2309
275
Combustion
ratio
25
50
05
Ratio of oxygen
and fuel gas used
1:1
3-25 : 1
0-5 : 1
Flame temp
(0C)
3250
3100
2800
Combustion intensity
(Btu/s/ft3)
12700
5500
7500
10. Jelaskan mekanisme pembasahan dan kapilaritas beserta persamaannya (rumus). Berapa sudut min agar terjadi
pembasahan.
Jawab:
Mekanisme pembasahan dan kapilaritas.
SL = SV LV cos
Mekanisme Kapilaritas.
h=
Jadi, sudut minimal agar terjadi pembasahan ialah < 90o.
2 LV cos
. D. g