Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PROSES PEMBUATAN BEARING”

Nama: Yajid Mahraja


NRP : 12-2022-021

TEKNIK MESIN

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


Bab I
Pendahuluan

Gambar1 Contoh Bearing


Latar Belakang
Pernahkah anda mendengar kata “Bearing”? dalam Bahasa Indonesia kata “Bearing”
berarti bantalan. Dalam ilmu mekanika, bearing adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi
untuk membatasi gerak relatif antara dua atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak pada
arah yang diinginkan. Bearing itu sendiri tersusun dari beberapa komponen diantaranya outering,
cage, ball, inner ring, seal.
Adapun syarat yang harus dipenuhi agar bearing dapat bekerja dengan baik ialah bearing harus
terdiri dari ring luar, ring dalam, bola bearing, penahan bola bearing, dan karet penutup beserta
bola bearing yang harus selalu terlumasi oleh gemuk agar bearing lebih awet dan juga
memperhalus gesekan.
Adapun beberapa permasalahan yang sering terjadi :

 Diameter kekecilan dapat menyebabkan bearing dipasang tidak pas/kocak.

 Diameter kebesaran bearing tidak dapat dipasang.

 Clearence terlalu sempit bearing tak berputar.

 Kecelakaan pada pengendara motor/mobil hingga kematian.


Bab II
Pembahasan

A. Jenis material komponen

Material bearing terbuat dari baja karbon tinggi (high carbon steel) SUJ 2 dengan
kandungan karbon sekitar 0,93% untuk meningkatkan ketanguhan dan keuletan yang
dinginkan perlu dilakukan pelakuan khusus dengan cara heat treatment pada komponen
bearing terutama pada bagian permukaannya. 

B. Proses pembuatan komponen


1. Lathing/Turning

Gambar 2.1 Proses Turning

Dalam proses ini dikerjakan oleh mesin bubut (lathe). Material mentah
dibubut menjadi outer ring dan inner ring. Proses Lathing adalah proses
pembentukan benda kerja dengan mengurangi material (material removal).

Pengurangan material dilakukan pada benda kerja yang berputar dengan alat
potong (pahat) yang bergerak secara linear (melintang, memanjang, atau
membentuk sudut), sehingga benda kerja yang dihasilkan umumnya memiliki
penampang berbentuk lingkaran.

Lathing sendiri mempunyai istilah lain yaitu bubut atau turning.


Prinsip kerja atau gerakan utama untuk melakukan pemakanan dalam
proses turning ada 3, yaitu :

 Main motion, yaitu: gerakan benda kerja berputar.

 Adjusting motion , yaitu: gerakan pahat memasukkan kedalaman pemakanan


/ depth of cut .

 Feed motion, yaitu: gerakan pahat menyayat benda kerja atau disebut juga
gerak umpan.

a. Lathing bagian ring


Pada proses lathing bagian yang dibubut atau disayat adalah meliputi:

 Outside diameter pipa material

 Sideface pipa meterial

 Bore pipa material (untuk inner ring)

 Raceway pipa material (inner ring dan outer ring)

 Cutting menjadi ring

Gambar 2.2 Proses Lathing bagian ring


Mata pahat yang telah didesain sepert alur/raceway pada bearing menyayat
pipa material mentah yang diputar. Sehingga terbentuklah ring dengan bentuk
berraceway.
b. Lathing Material jadi Ring
Pada proses lathing, material mentah (raw material) dijadikan ring inner
dan ring outer melalui proses bubut lathing/turning. Pokok dari pembentukan
disini adalah memotong material mentah menjadi ring dan membentuk raceway
outer ring dan inner ring

Gambar 2.3 Proses Lathing Material jadi Ring

2. Heat Treatment
Heat treatment merupakan proses pengubahan sifat logam, terutama baja,
melalui pengubahan struktur mikro dengan cara pemanasan dan pengaturan laju
pendinginan. Heat treatment merupakan mekanisme penguatan logam dimana
logam yang akan kita ubah sifatnya sudah berada dalam kondisi solid. Pada proses
ini umumnya ada empat tahapan untuk menjadikan ring berubah semakin keras
sesuai spesifikasi. yaitu:

1. Heating (Pemanasan dengan suhu +/- 850 derajat)

2. Quenching (Celup cepat/pendinginan setelah dipanaskan dengan tujuan


pengerasan)

3. Tempering (pemanasan dengan suhu +/- 150 derajat)

4. Washing (pencucuian ring dengan kerosine)


a. Heating
Pada proses ini inner ring dan outer ring dipanaskan hingga mencapai
derajat kepanasan 850 derajat. Tujuan heating adalah mengubah sifat keras suatu
logam seperti baja. Kekerasan sendiri adalah suatu sifat mekanis yang berkaitan
dengan kekuatan (strength) dan merupakan fungsi dari kandungan karbon dalam
logam. Seperti garis B pada diagram. Lama waktu pengerjaannya adalah 10 4.5
detik.

Gambar 2.5 Ring akan masuk Heating

Gambar 2.4 Diagram fasa Heating

b. Quenching
Quenching adalah system pendinginan produk baja secara cepat dengan
cara penyemprotan air pada pencelupan serta perendaman produk yang masih
panas kedalam media air atau oli. Proses ini dilakukan setelah proses heating.
Sistem pendinginan ini seperti garis C pada diagram. Setelah proses ini produk
didiamkan selama 105 detik untuk mencapai suhu kamar.

Gambar 2.7 Setelah Heating masuk


Gambar 2.6 Diagram Fasa Quenching Quenching
c. Tempering
Tempering adalah pemanasan inner ring dan outer ring tahap kedua pada
rentang suhu dibawah austenit, umumnya sekitar 150 derajat. Pemanasan ulang
produk baja ini biasa dilakukan untuk produk yang sebelumnya di quenching.
Setelah di temper, maka diharapkan produk tersebut akan lebih ulet.

Gambar 2.8 Proses Tempering

3. Grinding
Proses grinding adalah proses penghalusan permukaan material/ring
dengan cara pengikisan menggunakan mesin abrasive. Dalam proses ini yang
mengerjakan adalah mesin gerinda. Secara umum proses ini dilakukan dua kali
proses yaitu proses grinding ROUGH (kasar) lalu FINISH (halus).

Bagian ring yang dihaluskan pada proses grinding adalah sebagai berikut:
a. Surface Grinding
Pada proses surface grinding dilakukan penghalusan dua kali yaitu rough
dan finish. Inner ring dan Outer ring mendapat perlakuan sama. Tujuan dari
penghalusan ini agar dimensi ring atau bearing nantinya sangat presisi dan halus.
Pemakanan gerinda dari proses ini sangat sedikit dan butuh ketelitian yang ketat.
Item check quality meliputi width size, width variasi, dan visual.
Berikut gambaran proses surface grinding:

Gambar 2.9 Proses Surface Grinding

b. Centreless grinding
Pada proses centreless grinding dilakukan penghalusan dua kali yaitu
rough dan finish. Hanya saja disini outer ring saja yang mendapat perlakuan
penggerindaan. Tujuan dari penghalusan ini agar dimensi ring atau bearing
nantinya sangat presisi dan halus. Pemakanan gerinda dari proses ini sangat
sedikit dan butuh ketelitian yang ketat. Item check pada proses ini meliputi
diameter ring, roughness(tingkat kekasaran), waviness (tingkat
penggelombangan), dan roundness (tingkat kebulatan).

Berikut ini gambaran centreless grinding:


Gambar 2.10 Proses Centreless Grinding
c. Bore grinding
Pada proses ini inner ring mendapat perlakuan penggerindaan pada bagian
bore, atau poros. Proses gerindanya hanya sekali menggunakan stone. Karena

umumnya tidak membutuhkan tingkat kehalusan yang tinggi.

Gambar 2.11 Proses Bore Grinding

d. Raceway grinding
Bagian yang dihaluskan melalui proses penggerindaan yaitu adalah
raceway atau alur ring. Raceway adalah bagian bearing yang akan dilalui
perputaran bola pejal/ball sehingga pada proses ini penggerindaan dilakukan dua
kali agar tingkat kehalusan sangat tinggi. Sama seperti pada proses gerinda bore,
wheel yang digunakan adalh jenis stone. Item check meliputi diameter raceway,
tingkat kehaluan, tingkat kerataan alur, dll.

Gambar 2.12 Proses Receway Grinding

4. Assembling
Proses assembly adalah proses perakitan antara inner ring, outer ring, bola
pejal, cage/retainer, seal/shield, dan pemberian grease/pelumas (agar
memperlambat keausan raceway) menjadi bearing utuh melalui mesin robotik.
Proses assembly umumnya ada dua tahapan yaitu:
1. Memasangkan inner dan outer ring lalu diberi bola yang diikat oleh
cage/retainer.
2. Memberi grease dan memasangkan seal/shield pada
bearing. Item check pada proses ini meliputi:
 Tingkat noisy(kebisingan) ketika bearing diputar hingga
mencapai 9000 rpm. Semakin kecil noisy, semakin bagus.
 Ketepatan pemasangan seal/shield.
 Clearence, yaitu jarak antara bola denagn raceway.

a. Pemasangan bola, cage, grease.


Inner ring dan outer ring yang telah selesai proses grinding lalu dirakit
sedemikian rupa sehingga keduanya dapat berpasangan. Diisi bola dan diikat cage
lalu diberi grease.

Gambar 2.13 Proses Pemasangan bola, cage, grease


b. Assembling final
Pada assembly final dilakukann pegecekan visual bearing, anderron (noisy
bearing) pada putaran 9000 rpm. Dan siap masuk quality final.

Gambar 2.14 Proses Assembling final


5. Quality final
Pada akhir ketika finish dilakukan visualisasi bearing secara utuh
disamping quality control yang dilakuakan pada tiap-tiap tahapan proses:

 Seperti setelah proses heat treatment, tim quality melakukan cek


mettalurgy/strukur logam pada ring. Tingkat kekerasan, ketangguhan,
keuletan,dll.

 Pada proses grinding, diameter outer ring, tebal ring, diameter bore,
counter bore, raceway, juga dilakukan menggunakan alat ukur yang telah
disediakan.

 Pada saat assembly proses juga dilakuakan pengukuran clearence, noisy,


visual, dll.

Pada intinya hanya bearing yang telah oke yang boleh di supply ke packing.
Bearing siap packing.

Bearing yang dinyatakan layak dan oke oleh tim quality final (QC) lalu
di packing dan siap jual ke konsumen.

Gambar 2.15 Sirkulasi Perusahaan


C. Prinsip kerja komponen saat di aplikasikan (beroperasi)

Prinsip beroprasinya bearing dengan cara membatasi gerak dua atau lebih komponen
mesin agar selalu bergerak pada arah yang dikehendaki, biasanya gerakan angular atau
linear. Bearing membantu dua komponen untuk berputar dengan sangat presisi.
Bearing di mobil dipasang pada roda dan ditempat-tempat yang berputar lainnya. Tujuan
dari bantalan balok untuk mengurangi gesekan rotasi dan mendukung radial dan aksial
beban.

D. Mekanisme degredasi/kerusakan yang terjadi

Mekanisme degredasi yang terjadi biasanya inner ring dalam bearing mengalami ke
ausan dan bola bearing mengalami keremukan, hal tersebut disebabkan oleh tekanan yang
menghentak dan juga kurangnya pelumasan didalam sehingga menyebabkan bearing
tersebut cepat aus
Bab III
Penutup

A. Kesimpilan

Bearing merupakan komponen yang tentunya diperlukan dalam dunia otomotif terutama
untuk roda, bearing sendiri terbuat dari baja karbon tinggi (high carbon steel) SUJ 2
dengan kandungan karbon sekitar 0,93% untuk meningkatkan ketanguhan dan keuletan
yang dinginkan perlu dilakukan pelakuan khusus dengan cara heat treatment pada
komponen bearing terutama pada bagian permukaannya. Dimana dalam proses
pembuatannya melalui tahapan-tahapan tersendiri dimulai dari Turning, Heat Reatment,
Grinding dan Asembling, yang dilanjutkan dengan Quality final atau pengecekan ulang.

B. Daftar Pustaka

1. Amrih Prayoga (2016). Produksi Bearing.Semarang: Universitas Diponegoro


2. PENGARUH PROSES CARBONITRIDING TERHADAP MATERIAL DASAR BEARING SUJ2
Sumiyanto, Abdunnaser. Program Studi Teknik Mesin, Institut Sains dan Teknologi
Nasional
3. https://modulusyoungbaja.wordpress.com/2017/10/12/proses-pembuatan-bearing/

Anda mungkin juga menyukai