Disusun Oleh :
Kukuh Bangun Sudrajat
15503241061
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Thomas Sukardi, M.Pd.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
tugas individu tentang Material Alat Potong dan Tipe Kerusakannya ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Saya berterima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Thomas Sukardi, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Teori
Pemesinan Dasar UNY yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan saya tentang alat alat potong, fungsi serta jenis jenis
kerusakannya. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas individu
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan tugas individu yang
akan saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga tugas individu sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya tugas individu yang telah saya tulis ini dapat berguna
bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya. Dan juga dapat memenuhi
tugas individu dalam Mata Kuliah Pemesinan Dasar ini. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
I.1
I.2
I.3
I.4
Latar Belakang.............................................................................................1
Rumusan Masalah........................................................................................1
Batasan Masalah...........................................................................................2
Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
ISI.............................................................................................................................3
2.1 Alat Potong Perkakas...................................................................................3
2.2 Material Alat Potong....................................................................................3
2.2.1 Faktor-faktor yang menentukan dalam pemilihan material alat
potong...............................................................................................3
2.2.2 Sifat Material Alat Potong................................................................3
2.2.3 Jenis Material Perkakas Potong........................................................3
2.3 Alat Potong Mesin Bubut............................................................................5
2.3.1 Pahat Bubut ......................................................................................5
2.4 Alat Potong Mesin Frais.............................................................................13
2.4.1 Macam macam Pisau Frais..........................................................13
2.5 Alat Potong Mesin Bor...............................................................................22
2.5.1 Macam macam mata bor..............................................................22
2.6 Kerusakan pada Pahat................................................................................28
BAB III...................................................................................................................31
PENUTUP..............................................................................................................31
3.1 Kesimpulan.................................................................................................31
3.1 Saran...........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat Potong Perkakas adalah suatu alat yang digunakan untuk
memproses suatu benda kerja untuk membetuk benda kerja tersebut sesuai
dengan yang kita inginkan berdasarkan prosedur-prosedur yang telah dibuat
dan diteliti. Untuk menghasilkan bentuk benda kerja yang sesuai dengan yang
kita inginkan, diperlukan alat potong dengan material tertentu menimbang
dari jenis benda kerja yang akan dibuat.
Pada kegiatan proses produksi menggunakan mesin perkakas, alat
potong merupakan salahsatu jenis alat yang mutlak diperlukan untuk
melakukan proses produksinya. Berbagai macam dan bentuk alat potong yang
digunakan pada proses produksi, yang masing-masing alat potong akan
berpengaruh terhadap bentuk hasil produksinya.
Alat potong berfungsi untuk menyayat/memotong benda kerja sesuai
dengan tuntutan bentuk dan ukuran pada gambar kerja. Alat potong perkakas
adalah alat yang langsung bersentuhan dengan benda kerja sehingga rawan
akan kerusakan.
Kerusakan alat potong perkakas dapat diperlambat dengan memilih
material penyusun yang tepat. Oleh karena itu sangat perlu untuk mengetahui
material alat potong dan fungsinya. Serta agar terhindar dari kerusakan tentu
saja kita juga harus mengenal seperti apa kerusakan yang akan terjadi dan
penyebabnya.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahannya adalah karena kita belum mengenal dan mengetahui
tentang alat potong perkakas dan macam macam kerusakannya. Sehingga
kita dapat menggunakannya secara efektif dan efisien serta dapat
mengantisipasi jika terjadi kerusakan pada alat potong.
BAB II
ISI
2.1 Alat Potong Perkakas
Alat Potong Perkakas adalah suatu alat yang digunakan untuk memproses
suatu benda kerja untuk membetuk benda kerja tersebut sesuai dengan yang kita
inginkan berdasarkan prosedur-prosedur yang telah dibuat dan diteliti.
Pemgertian Pahat atau perkakas potong (Cutting Tool) adalah alat atau benda
yang digunakan untuk memotong material atau benda kerja dalam proses
pemesinan.
2.2 Material Alat Potong
Sebelum kita menggunakan alat potong maka kita harus mengetahui dahulu
bahan-bahan atau material untuk membuat alat potong tersebut.
2.2.1
2.2.2
mempertahankan
kekerasannya
dalam
suhu
pemotongan,
2.2.3
Tungsten HSS
HSS Spesial: Baja Kecepatan Tinggi Konvesional (HSS) Spesial, terbagi
menjadi enam yaitu:
Cobalt Added HSS
High Vanadium HSS
High Hardess Co HSS
Cast HSS
Powdered HSS
Coated HSS
c) Paduan Cor Nonferro
Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara sifat yang dimiliki HSS dan
Karbida (Cemented Carbide), sehingga didalam penggunaannya memiliki
karakteristik tersendiri karena karbida terlalu rapuh dan HSS mempunyai
ketahanan panas (hot hardness) dan ketahanan aus (wear resistance) yang
terlalu rendah. Jenis material ini di bentuk dengan cara dituang menjadi
bentuk-bentuk yang tertentu, misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian
diasah menurut geometri yang dibutuhkan. Baja paduan nonferro terdiri
dari empat macam elemen/ unsur utama diantaranya:
Cobalt (Co):
Unsur cobalt,berfungsi sebagai pelarut bagi unsure-unsur lainnya.
Chrom (Cr):
Unsur chrom (10% s.d 35%), berfungsi sebagai pembetuk karbida
Tungsten/ Wolfram (W):
Unsur tungsten/ wolfram (10% s.d 25%), berfungsi sebagai pembentuk
karbida dan menaikan karbida secara menyeluruh.
K
arbon (C):
Apabila terdapat unsur karbon (1%) akan menghasilkan jenis baja yang
masih relaitif lunak, dan apabila terdapat unsur karbon (3%) akan
menghasilkan jenis yang relatif keras serta tahan aus.
d) Karbida
Jenis karbida yang disemen (Cemented Carbides) merupakan bahan
pahat yang dibuat dengan cara menyinter (sintering) serbuk karbida
(Nitrida, Oksida) dengan bahan pengikat yang umumnya dari Cobalt (Co).
Dengan cara Carburizing masing-masing bahan dasar (serbuk) Tungsten
(Wolfram,W) Tintanium (Ti), Tantalum (Ta) dibuat menjadi karbida yang
kemudian digiling (ball mill) dan disaring. Salah satu atau campuaran
serbuk karbida tersebut kemudian di campur dengan bahan pengikat (Co)
dan dicetak tekan dengan memakai bahan pelumas (lilin). Setelah itu
dilakukan presintering (1000 C) pemanasan mula untuk menguapkan
bahan pelumas dan kemudian sintering (1600 C) sehingga bentuk keeping
(sisipan) sebagai hasil proses cetak tekan (Cold atau HIP) akan menyusut
menjadi sekitar 80% dari volume semula. Hot Hardness karbida yang
disemen (diikat) ini hanya akan menurun bila terjadi pelunakan elemen
pengikat. Semakin besar prosentase pengikat Co maka kekerasannya
menurun dan sebaliknya keuletannya membaik. Ada tiga jenis utama pahat
karbida sisipan, yaitu:
Karbida Tungsten:
Karbida tungsten merupakan jenis pahat karbida untuk memotong besi
tuang.
Karbida Tungsten Paduan:
Karbida tungsten paduan merupakan jenis karbida untuk pememotongan
baja.
Karbida lapis:
Karbida lapis yang merupakan jenis karbida tungsten yang di lapis (satu
atau beberapa lapisan) karbida, nitride, atau oksida lain yang lebih rapuh
tetapi ketahanan terhadap panasnya (hot hardness) tinggi.
e) Keramik (Ceramics)
Keramik menurut definisi yang sempit adalah material paduan metalik dan
nonmetalik. Sedangkan menurut definisi yang luas adalah semua material
selain metal atau material organik, yang mencakup juga berbagai jenis
karbida, nitride, oksida, boride dan silicon serta karbon. Keramik secara
garis besar dapat di bedakan menjadi dua jenis yaitu:
Keramik tradisional
Keramik tradisional yang merupakan barang pecah belah peralatan rumah
tangga
Keramik industri
Keramik industri digunakan untuk berbagai untuk berbagai keperluan
sebagai komponen dari peralatan, mesin dan perkakas termasuk perkakas
potong atau pahat. Keramik mempunyai karakteristik yang lain daripada
metal atau polimer (plastik, karet) karena perbedaan ikatan atom-atomnya,
ikatannya dapat berupaikatan kovalen, ionic, gabungan kovalen & ionic,
ataupaun sekunder. Selain sebagai perkakas potong, beberapa contoh jenis
keramik adalah sebagai berikut :
Kertamik tradisional (dari ubin sampai dengan keramik untuk
menambal gigi)
Gelas (gelas optic, lensa, serat)
Bahan tahan api (bata pelindung tandur/ tungku)
Keramik oksida (pahat potong, isolator, besi, lempengan untuk
mikroelektronik dan kapasitor)
Karemik oksida paduan
Karbida, nitride, boride dan silica
Karbon
f) Cubic Boron Nitride (CBN)
Cubic Boron Nitride (CBN) termasuk jenis keramik. Dibuat dengan
penekanan panas (HIP, 60 kbar, 1500C) sehingga bentuk grafit putih
nitride boron dengan strukrur atom heksagonal berubah menjadi struktur
kubik. Pahat sisipan CBN dapat dibuat dengan menyinter serbuk BN tanpa
atau dengan material pengikat, TiN atau Co. Ketahanan panas (Hot
hardness) CBN ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan jenis pahat
yang lain.
g) Intan
Sintered diamond merupakan hasil proses sintering serbuk intan tiruan
dengan pengikat Co (5% 10%). Tahan panas (Hot hardness) sangat tinggi
dan tahan terhadap deformasi plastic. Sifat ini ditentukan oleh besar butir
intan serta prosentase dan komposisi material pengikat. Karena intan pada
temperature tinggi akan berubah menjadi graphit dan mudah ter-difusi
dengan atom besi, maka pahat intan tidak dapat di gunakan untuk
memotong bahan yang mengadung besi (ferros). Cocok untuk ultra high
precision & mirror finish cutting bagi benda kerja nonferro (Al Alloys, Cu
Alloys, Plastics dan Rubber).
2. Pahat Bubut Standar ISO
Jenis pahat bubut menurut standar ISO, terdapat 9 (sembilan) type
diantaranya: ISO 1, ISO 2, ISO 3, ISO 4, ISO 5, ISO 6, ISO 7, ISO 8 dan
ISO 9. Ilustrasi penggunaan dari berbagai jenis pahat bubut standar ISO
dapat dilihat pada (Gambar 2.11).
Keterangan:
Pahat ISO 1
Pahat ISO 1 digunakan untuk proses pembubutan memanjang dengan hasil
sudut bidangnya (plane angle)sebesar 75. Pada umumnya pahat jenis ini
10
11
12
13
gagang silindris
Pemasangan dengan sleeve adaptor untuk gagang konus.
Kegunaan :
a. Digunakan untuk penyayatan muka ataupun samping
b. Pembuatan alur (sesuai dengan diameter cutter)
c. Pembuatan step dan bidang miring
d. Pembuatan radius dalam sesuai dengan jari-jari cutter
e. Sebagai boring tool
14
b.
c.
d.
e.
3.
-
4.
-
15
16
17
18
f. Gear module end mill cutter / pisau jari modul roda gigi
Bergagang silindris atau konus
Berbentuk mirip dengan counter sink
Kegunaan :
Pembentukan alur-alur roda gigi lurus maupun helic
19
g. T-Slot Cutter
Bergagang silindris / konus
Kegunaan :
a. Pembuatan alur T
b. Pembuatan alur pasak (woodruff)
h. Disc Cutter
Berlubang seperti shell end mill
Berbentuk piringan bergerigi
Kegunaan :
Membuat alur
7.
-
Ciri umum dari mata bor beton adalah ujung mata bor beton terdapat
mata pisau tumpul, biasa terbuat dari bahan yang memiliki karakteristik
sangat keras, karena penggunaan mata bor ini selain berputar juga
memukul.
Mata bor beton dibedakan dari fungsi alat yang digunakan, biasa hanya
berbeda di bagian pangkal, bentuk yang standar digunakan untuk unit bor
beton biasa (impact drill / hammer drill) untuk bentuk yang khusus seperti
SDS drill bit digunakan untuk unit SDS drill atau Demolition Drill.
22
Subland Drill
Mata bor bertingkat dengan dua ukuran diameter.
Countersink Bit
Mata bor sudut, digunakan untuk menghilangkan ketajaman /
merapikan tepi lubang hasil pengeboran.
Deburring Tool
Berfungsi sama dengan countersink bit.
23
24
25
Mortiser Bit
Digunakan untuk membuat lubang geser pada kayu.
Digunakan pada mesin Mortising.
Router Bit
Digunakan untuk membuat aneka bentuk profile pada kayu atau
material lunak lainnya.
Digunakan pada mesin Router atau Trimmer.
26
diameter yang cukup besar, dimana sudah tidak tersedia ukuran diameter
mata bor kayu standar.
Kekurangan dari hole saw adalah pada keterbatasan ketebalan, dan
cocok digunakan untuk fungsi membuat lubang, tidak dapat digunakan
untuk membuat lubang cekung.
Sisa ( wise ) dari hasil proses pelubangan menggunakan hole saw
masih berupa material solid yang tertingal pada bagian dalam hole saw.
27
Kerusakan karena retak/patah (fracture failure), terjadi bila gaya potong (Fc)
2.
terlalu tinggi.
Kerusakan karena temperatur (temperature failure), terjadi bila temperatur akibat
3.
28
2. Adesi Wear
Identifikasi: dalam,banyak terdapat goresan - goresan yang terlihat secara
jelas di atas permukaan tool. Goresan - goresan tersebut juga dapat muncul secara
dominan di depan baris
Penyebab: terjadi akibat adanya gaya tekan dan panas yang tinggi sehingga
perkakas mengalami keausan akibat adanya partikel-partikel kecil material
perkakas yang lepas dari permukaannya dan melekat pada bagian benda kerja. Hal
ini biasa terjadi antara serpihan dengan permukaan garuk perkakas.
3. Difusi
Proses difusi
6. Flaking
Identifikasi:Munculnya Chip pada tool itu sendiri yang dapat memengaruhi
proses permesinan pada tool
29
Penyebab : karena sering digunakan dan biasanya terjadi pada tool keramik
7. Spalling
Identifikasi : Bentuk ini ditandai dengan adanya terkikisnya lapisan - lapisan
Penyebab : Terjadinya delaminasi terhadap lapisan oleh lapisan lain
8. Thermal Cracking
Identifikasi : terdapat beberapa retakan retakan
Penyebab : yaitu karena peningkatan suhu yang diakibatkan oleh proses
pemotongannya
9. Deformation Wear
Identifikasi : Terdapat suatu perbedaan pola dari yang sebenarnya yang
terlihat kental
Penyebabnya: juga merupakan Suhu yang tinggi
10. Cobalt leaching wear
Identifikasi : pengaruh yang rendah yang terdapat pada cutting edge, grove grovenya muncul dan membuat Kerusakan
Penyebab: Reaksi cobalt dengan amino alkohol yang merupakan zat sisa dari
proses permesinan.
30
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa sesuai dengan tugas individu tentang material alat potong dan tipe
kerusakannya penulis menyimpulkan bahwa sangat perlu untuk mengenal dan
memahami material alat potong dan kerusakannya menimbang manfaat material
alat potong dalam kesesuaian dengan benda kerja dan bahaya kerusakan alat
potong yang sangat berbahaya.
3.2
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang tugas individu di
atas dengan sumber sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap
penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan tugas
individu yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari tugas individu adalah
daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka
tugas individu.
31
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2006. MESIN PERKAKAS BENGKEL Buku Acuan untuk Siswa
Menengah Kejuruan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Elias dan R Rachmad M. 1978. Petunjuk Kerja Mesin Bubut, Sekrap dan Frais 1
Untuk Bagian Mesin Sekolah Teknologi Menengah Sekolah Menengah
Pembangunan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan
https://www.google.co.id
https://gurupujaz.wordpress.com/2015/03/07/mengenal-pahat-bubut/
http://pras-tpm.blogspot.co.id/2010/02/proses-pemilihan-material-pahat.html
http://teknik-manufaktur.blogspot.co.id/2012/09/perkakas-potong.html
http://tek-enginering.blogspot.co.id/2012/12/alat-potong-logam.html
http://hilmanburhanudin.blogspot.co.id/2011/09/macam-macam-alat-potong-danfungsinya.html
http://diobubut.blogspot.co.id/2015/06/macam-macam-alat-potong-pada-mesinbubut.html
http://machiningtool.blogspot.co.id/2014/10/alat-potong-mesin-frais-fraismilling.html
http://fiandruva.blogspot.co.id/2011/12/macam-macam-pisau-frais.html
http://indopowertools.com/news/12/JENIS-MATA-BOR-DANKENGGUNAANNYA
http://leciazarin.blogspot.co.id/2014/03/kerusakan-pada-pahat.html
32