Oleh :
Mauly Handsan
NRP : 12-2015-159
PENDAHULUAN
Pada saat ini kebutuhan akan logam semakin meningkat. Hal ini
menyebabkan berkembangnya industri pengolahan logam khususnya di bidang
pemesinan logam. Ketatnya persaingan antar pelaku industri pemesinan menuntut
para pelaku industri untuk bukan hanya meningkatkan kualitas namun juga
mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksinya. Salah satu caranya
adalah dengan menggunakan mesin CNC atau Computer Numerically Controlled.
Mengingat pengerjaan alat berat seperti excavator memerlukan pengerjaan yang
teliti dan jumlah produksi yang banyak maka penggunaan mesin CNC merupakan
solusi yang baik.
1
1.4 Tujuan
1. Mendapatkan parameter-parameter dalam proses pemesinan pada komponen
Boom Arm Bucket Assy Excava 200
2. Menghitung waktu proses pemesinan boom arm bucket assy excava 200.
3. Menganalisis data dari perhitungan waktu secara teoritis menurut estimasi
program SAP dan perhitungan waktu secara pengambilan data di lapangan.
Metode pengambilan data yang dipakai dalam Kerja Praktik ini adalah:
1. Metode Observasi
Penulis mengamati berbagai hal mengenai pemesinan dengan mesin
2
CNC, mulai dari pemasangan benda kerja, mempelajari input kode G-Code
untuk instruksi pengerjaan mesin, hingga mengamati proses pengerjaan
Boom Arm Bucket Assy selama dalam mesin tersebut.
2. Metode Wawancara
Penulis menggali informasi mengenai bengkel, pekerjaan yang
sedang berlangsung, melalui wawancara dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan pada pembimbing lapangan, engineer¸serta para pekerja
3. Metode Kepustakaan
Penulis mencari informasi mencari literatur-literatur yang
berhubungan dengan pengerjaan pemesinan benda kerja yang
bersangkutan, baik dari buku manual, jurnal, dan lain- lain sebagai refrensi
dan membantu pengerjaan laporan ini.
(Sumber: https://www.pindad.com/uji-pabrik-dan-dellivery-perdana-pindad-excava-
200-pesanan- kementerian-pupera)
3
Gambar 1.2 . Komponen 𝐵𝑜𝑜𝑚 𝐴𝑟𝑚 𝐵𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑦1
(Sumber: https://www.pindad.com/uji-pabrik-dan-dellivery-perdana-pindad-
excava-200- pesanan-kementerian-pupera)
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Perancangan produk
Pemilihan material
Tahap-tahap proses di mana produk tersebut dibuat
(Sumber: http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.co.id)
5
Gambar 2.2. Proses Manufaktur secara Ekonomis 2
(Sumber: http://teknikmesinmanufaktur.blogspot.co.id)
Alat-alat berat yang diproduksi di PT. Pindad merupakan alat-alat yang dipakai
untuk keperluan konstruksi, pertambangan, perkapalan, kelistrikan, dan pertanian.
Alat-alat ini mempunyai tujuan utama yaitu sebagai pembantu manusia dalam
memudahkan pekerjaannya. Alat berat juga merupakan faktor penting di dalam
proyek, terutama konstruksi, pertambangan, dan lain-lain. Khusus untuk di PT. Pindad
sendiri, jasa-jasa yang bisa disediakan adalah:
Alat Berat
Mesin Listrik
Alat & Peralatan Kapal Laut
Alat & Mesin Pertanian
Jasa Pemesinan
6
2.2.1 Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat berat adalah pembagian alat tersebut
berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya, maka alat berat dapa dibagi atas
berikut ini:
(Sumber: https://www.pindad.com/alat-berat)
Dari klasifikasi alat-alat diatas, maka bisa dilihat bahwa hampir semua
yang disebutkan diatas diproduksi oleh PT. Pindad. Sebagai contoh adalah
Alat Pengolah Lahan produksi PT. Pindad yang dinamakan Rota Tanam.
7
Gambar 2.4. Pindad Excava 2003
(Sumber: https://www.pindad.com/alat-berat)
Produk kedua yang termasuk dalam klasifikasi alat berat diatas adalah Alat
Penggali. PT. Pindad sudah membuat produk yang bernama Excava 200 yang
sudah diproduksi masal dan akan di komersilkan.
Tentu saja ketelitian dan akurasi dari hasil jadi akan sangat bergantung
9
pada mesin yang digunakan. Mesin juga memiliki ketelitian tertentu dan
pengukuran yang tertentu juga. Mesin yang rutin dilakukan maintenance
akan memiliki hasil yang lebih konsisten jika dibandingkan dengan mesin
yang jarang dilakukan maintenance.
6. Peningkatan Produksi
a. Meja mesin
10
Gambar 2.5. Meja Mesin CNC 2004
(Sumber: https://sujanayogi.wordpress.com)
Mesin milling CNC bisa bergerak dalam 2 sumbu yaitu sumbu X dan
sumbu Y. Untuk masing-masing sumbunya, meja ini dilengkapi dengan motor
penggerak, ball screw plus bearing dan guide way slider untuk akurasi
pergerakannya. Untuk pelumasannya, beberapa mesin menggunakan minyak
oli dengan jenis dan merk tertentu, dan beberapa mesin menggunakan
grease. Pelumasan ini sangat penting untuk menjaga kehalusan pergerakan
meja, dan menghindari kerusakan ball screw, bearing atau guide way slider.
Untuk itu pemberian pelumas setiap hari wajib dilakukan kecuali mesin tidak
digunakan. Meja ini bisa digerakkan secara manual dengan menggunakan
handle eretan.
b. Spindle mesin
(Sumber: https://sujanayogi.wordpress.com)
Spindle mesin merupakan bagian dari mesin yang menjadi rumah cutter.
Spindle inilah yang mengatur putaran dan pergerakan cutter pada sumbu Z.
Spindle inipun digerakkan oleh motor yang dilengkapi oleh transmisi berupa
belting atau kopling. Seperti halnya meja mesin, spindle ini juga bisa
digerakkan oleh handle eretan yang sama. Pelumasan untuk spindle ini
biasanya ditangani oleh pembuat mesin. Spindle inilah yang memegang arbor
cutter dengan batuan udara bertekanan.
11
c. Magasin Tool
(Sumber: https://sujanayogi.wordpress.com)
(Sumber: https://sujanayogi.wordpress.com)
(Sumber: https://sujanayogi.wordpress.com)
(Sumber: https://sujanayogi.wordpress.com)
13
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang
dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan
mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja
tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang
dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada
prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam)
yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja
diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong (pahat) yang
dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja
yang berputar. Gerakan putar dari benda kerja disebut dengan gerak
potong relatif dan gerakan translasi dari pahat disebut dengan gerakan
umpan (feeding). Memutar memerlukan two-axis, kendali alur berlanjut,
yang mana untuk menghasilkan suatu ilmu ukur silindris lurus/langsung
atau untuk menciptakan suatu profil.
(Sumber: https://www.pindad.com/uploads/images/product/full/mesin-mesin.jpg)
14
Mesin Bubut CNC Horizontal. Mesin Bubut dimana arah pengerjaan
prosesnya bisa dimulai maju ataupun mundur terlebih dahulu
tergantung dari desain barang yang akan dibuat.
(Sumber: https://www.pindad.com/uploads/images/product/full/mesin-mesin.jpg)
15
2. CNC Mesin Milling (frais)
(Sumber:http://i.ebayimg.com/00/s/MzAwWDMwMA==/z/5kMAAOSwiCRUlkq
H/$_35.JPG?set_id=2)
16
Gambar 2.14 Mesin Frais Horizontal7
(Sumber: https://pimg.tradeindia.com/02493998/b/1/All-Geared-Horizontal-
Milling-Machine.jpg)
(Sumber: https://pimg.tradeindia.com/02493998/b/1/All-Geared-Horizontal-
Milling-Machine.jpg)
a. Spindle Utama
1. Vertical Spindle
17
2. Horizontal Spindle
3. Universal Spindle
b. Meja/Table
1. Fixed Table
2. Swivel Table
3. Compound Table
c. Motor Drive
d. Transmisi
2. Transmisi feeding
18
1. Transmisi gearbox
2. Transmisi v-belt
e. Knee
f. Column/Tiang
g. Base/Dasar
h. Control
Control merupakan pengatur dari bagian-bagian mesin yang
bergerak. Ada 2 sistem kontrol, yaitu:
1. Mekanik
2. Elektrik
1. Sederhana
2. Kompleks (CNC)
19
bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat
bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung. Permukaan benda kerja
bisa juga berbentuk kombinasi dari beberapa bentuk. Mesin yang digunakan
untuk memegang benda kerja, memutar pisau, dan penyayatnya disebut
dengan mesin frais.
Proses frais ini disebut juga slab milling, permukaan yang difrais
dihasilkan oleh gigi pisau yang terletak pada permukaan luar badan
alat potongnya. Sumbu dari putaran pisau biasanya pada bidang yang
sejajar dengan permukaan benda kerja yang disayat.
Pisau pada proses frais jari biasanya berputar pada sumbu yang
tegak lurus permukaan benda kerja. Pisau dapat digerakkan menyudut
untuk menghasilkan.
20
Gambar 2.17. 𝐾𝑙𝑎𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑟𝑜𝑠𝑒𝑠 𝐹𝑟𝑎𝑖𝑠 8
(Sumber: http://teknikmesin.org/klasifikasi-proses-frais/)
Kedalaman potong (a) ditentukan berdasarkan selisih tebal benda kerja awal
terhadap tebal benda kerja akhir. Untuk kedalaman potong yang relatif besar
diperlukan perhitungan daya potong yang diperlukan untuk proses
penyayatan. Apabila daya potong yang diperlukan masih lebih rendah dari daya
yang disediakan oleh mesin (terutama motor listrik), maka kedalaman potong yang
telah ditentukan bisa digunakan.
Gambar 2.18. Perbedaan gerak makan per − gigi (Ft) dari gerak amakan perputaran (Fr)9
(Sumber: http://eprints.unlam.ac.id/314/1/27-33.pdf)
Pemrograman adalah suatu urutan perintah yang disusun secara rinci tiap
blok perblok untuk memberikan masukan mesin perkakas CNC tentang apa yang
harus dikerjakan. Pada umumnya sistem pemrograman yang sering digunakan antara
lain sistem pemrograman absolut dan sistem pemrograman inkremental.
a. Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman di mana titik referensinya selalu tetap
yaitu satu titik tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran berikutnya.
Pemrogramman absolut dikenal juga dengan sistem pemrogramman mutlak,
di mana pergerakan alat potong mengacu pada titik nol benda kerja.
b. Metode Inkremental
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu
berubah, yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik referensi baru untuk
ukuran berikutnya. Sistem pemrograman inkremental dikenal juga dengan
22
sistem pemrogramman berantai atau
relative koordinat. Penentuan pergerakan alat potong dari titik satu ke titik
berikutnya mengacu pada titik pemberhentian terakhir alat potong.
Penentuan titik setahap demi setahap.
a). G-code:
23
G84 : Siklus Pembubutan Memanjang (Z)
G85 : Siklus Perimeran
G86 : Siklus Pembuatan Alur
G88 : Siklus Pembubutan Melintang (X)
G89 : Siklus Perimeran dengan Waktu Berhenti Sesaat
G90 : Program Absolute
G91 : Program Inkremental
G92 : Penetapan Posisi Pahat (Absolute) b).
b) M-Code:
M00 : Program Berhenti
R00 : Dwell
R01 : Referensi Plane / Repoint
R02 : Dalam Pengeboran Awal
R03 : Dalam Pengeboran Total
R04 : Dwell
R05 : Panjang Tetap Pengeboran
R06 : Spindle Rotasi Berlawana Arah Jarum Jam (CCW) / M04
R07 : Spindle Rotasi Arah Jarum Jam (CW) / M03
R10 : Langkah Panjang Pembebasan / Return Plane
R11 : Arah Sumbu Pemakanan
R12 : Jarak yang di Pemesinan
R13 : Jarak dari Sumbu
R24 : Radius
R25 : Center Bor yang Dituju
R26 : Derajat / Sudut
R27 : Jumlah Lubang
R28 : Kode Pengeboran / G81, G82
25
BAB 3
PEMBAHASAN
Benda kerja atau work piece adalah suatu hasil atau produk yang akan di
produksi oleh suatu instansi atau workshop dimana banyak proses yang meliputi
kerja tangan dan kerja mesin. Komponen Boom Arm Bucket Assy ini dibuat dengan
cara pengecoran, oleh pihak lain diluar PT. Pindad.
Gambar 3.1. Mesin CNC Dainichi Lathe Machine 10T − WC di PT. Pindad5
(Sumber: https://www.pindad.com/uploads/images/product/full/mesin-mesin.jpg)
Mesin ini berada pada PT. Pindad tepatnya pada divisi Alat Berat yang
memilki banyak dan berbagai jenis mesin CNC. Mesin CNC Dainichi ini memiliki panel
control Fanuc yang memiliki jumlah sumbu (axis) yang berjumlah 2, pada sumbu X
dan sumbu Z. Setelah seluruh prosedur pemeriksaan BK diperiksa oleh bagian QC
(Quality Control), maka BK langsung diletakkan pada ragum atau pencekam yang
ada pada mesin tersebut.
26
Gambar 3.2. Boom Arm Bucket Assy sebelum proses pemesinan
Operator memasukan
BK diangkut menggunakan BK dipasang pada chuck Operator mengatur feed
program G-Code pada
crane Mesin CNC rate
mesin tersebut
27
Langkah awal pengerjaan BK yaitu dengan menyetel produk BK
pada chuck (ragum pengunci) yang berguna untuk memegang BK agar
tidak goyang atau terjatuh atau terpental yang akan membuat BK
tersebut rusak begitu juga mesin itu sendiri serta melukai operator yang
menjalanka mesin CNC jika BK tidak terpasang dengan kuat dan pasti
terhadap ragum (chuck). Penyetelan ini pertama dilakukan dengan
merubah posisi rahang pada chuck agar sesuai dengan bentuk BK. Lalu
kemudian BK dipasang pada chuck dengan bantan crane, dan ditahan
dengan telstok dan besi penyanggah BK. Setelah memasang BK,
operator akan memasang insert pada magasin tools, dengan memakai
kunci L untuk mengendorkan dan melepaskan insert dari dudukannya.
Operator memasang tools pada insert terlebih dahulu, dengan tools
yang dipakai pada proses pemesinan komponen ini adalah Taegutec
CNMG190608 MTTT8020 M.
28
Gambar 3.4. 𝑀𝑎𝑔𝑎𝑠𝑖𝑛 𝑇𝑜𝑜𝑙𝑠 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐶𝑁𝐶 𝐷𝑎𝑖𝑛𝑖𝑐ℎ𝑖 10
(Sumber: http://www.practicalmachinist.com/vb/cnc-machining/dainichi-b45-
cnc-lathe-anyone-have-experience-these-machines-192217/)
3
1
2
Operator melakukan
BK diangkut menggunakan BK dipasang pada chuck
setting mesin bor secara mal untuk menentukan
crane Mesin CNC manual posisi lubang
BK diangkut kembali
Mata bor diganti dengan
Mesin dinyalakan, proses Proses finishing selesai, BK menggunakan crane pada
mata chamfer untuk
finishing dimulai dibersihkan tempat penyimpanan
finishing
sementara
Gambar 3.6. Flow chart proses pemesinan pada mesin bor horizontal Ogawa
30
lubang, digunakan pelurus pada tiap posisi lubang. Mata bor akan
dipasang pada bor dengan menggunakan kunci L untuk mengendorkan
dan mengencangkannya pada dudukan. Mata bor yang dipakai pada
proses ini berukuran 8.5 4m10. Kemudian operator akan mengatur RPM
dan feed rate dengan spindle r dan f pada mesin bor, serta arah putaran
dari mata bor (CW atau CCW). Tuas spindle ini dapat dipasang pada
posisi automatic spindle feed untuk memudahkan pengerjaan. Lalu,
operator menyalakan mesin menggunakan tuas rotasi depan dan
menyalakan tuas automatic feed. Pada proses ini, RPM yang dipakai
adalah 205 dan feed rate 0.04. Kemudian mesin dimatikan dan
operator akan mengganti mata bor dengan mata chamfer. Ini dilakukan
sebagai proses finishing pada lubang. Operator kemudian akan
melakukan proses serupa seperti saat pengeboran.
1
2
Gambar 3.7 Bagian yang dilubangi pada mesin bor horizontal Ogawa
31
seperti pada proses sebelumnya.
3.4.2 Carbide
32
(kanan-kiri)
6. Pahat alur
33
(Sumber: http://hafizarmunsa.blogspot.co.id/2014/11/jenis-jenis-serta-
kegunaan-pahat-pada.html)
(Sumber: http://hafizarmunsa.blogspot.co.id/2014/11/jenis-jenis-serta-
kegunaan-pahat-pada.html)
34
3. Pahat Bor
(Sumber:http://hafizarmunsa.blogspot.co.id/2014/11/jenis-jenis-serta-
kegunaan-pahat-pada.html)
Kegunaan pahat bor yaitu untuk mendapatkan kedalaman
yang diharapkan, letaknya di ujung rangkaian pipa pemboran
dinamakan mata bor atau bit. Semakin besar diameter pahat
maka semakin kecil kecepatan putaran sehingga pahat bor
semakin awet.
3.4.3 Pahat Potong (cutting)
(Sumber: http://hafizarmunsa.blogspot.co.id/2014/11/jenis-jenis-serta-kegunaan-
pahat-pada.html)
36
3.5 Alat Bantu dalam Proses Pengerjaan
(Sumber: http://www.studiobelajar.com/jangka-sorong/)
Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang
geser. Skala panjang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama,
sedangkana skala pendek pada rahang geser merupakan skala nonius atau
Vernier. Nama Vernier diambil dari nama penemu jangka sorong, yaitu Pierre
Vernier. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm.
Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki skala dalam 0.1mm
atau 0.01cm. Jangka sorong dipakai untuk mengukur diameter luar, diameter
dalam, dan ketebalan BK hingga nilai 10 cm.
37
Gambar 3.14. Mikrometer sekrup13
(Sumber:http://dokterfisika.blogspot.co.id/2016/06/cara-membaca-
mikrometer-sekrup-dan-contohnya.html)
Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros
ulir. Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan
skala panjang pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama
mikrometer sekrup memiliki skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya
membaca dalam skala 0,01mm.
(Sumber: http://swissinstruments.com/products/dial-indicators)
38
3.5.4 Alat Cekam/Ragum
(Sumber: http://www.fabchipcnc.com/59-43-236-dainichi-m152-cnc)
(Sumber: https://www.linkedin.com/pulse/mhe-demags-move-cater-australian-crane-
customers-rowland-hudd)
39
Benda kerja (BK) yang digunakan memiliki berat puluhan bahkan
ratusan kilogram, sehingga untuk membantu memindahkan dan pemasangan
pada ragum dibutuhkan mesin Crane dan Belt yang ada pada divisi Alat Berat
PT. Pindad. Crane berfungsi memindahkan BK dari tempat penyimpanan
sementara ke tempat pemesinan, serta mampu memutar, menggeser, dan
membalik posisi BK saat proses pemasangan.
3.6 Penghitungan Waktu Kerja pada Proses Pemesinan Boom Arm Bucket
Assy
𝐶𝑠
𝐶𝑠 = 𝜋. 𝑑. 𝑛 atau 𝑛 =
𝜋.𝑑
40
Keterangan:
π = 3,14
𝑭 = 𝒇. 𝒏
Keterangan:
41
d. Waktu Pemesinan Bubut (tm)
𝑳 = 𝒍𝒂 + 𝒍
𝒇 = 𝒇. 𝒏
Keterangan:
tm = waktu pemesinan
42
e. Waktu Pemesinan Bubut Muka (Facing)
𝒅
L = r + la = + la
𝟐
𝑭 = 𝒇. 𝒏
𝑳
𝒕𝒎 =
𝑭
Keterangan:
43
Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pengeboran
(L) adalah panjang pengeboran (l) ditambah star awal mata bor (l =
0.3 d), sehingga:
𝑳 = 𝟎. 𝟑𝒅 + 𝒍𝒂
Dengan:
𝑭 = 𝒇. 𝒏
𝑳
𝒕𝒎 =
𝑭
Keterangan:
l = panjang pengeboran
f = pemakanan (mm/putaran)
3.6.2 Waktu Kerja Proses Pemesinan Boom Arm Bucket Assy pada Mesin
Dainichi
Dari pengamatan dan wawancara di bengkel PT. Pindad, didapat data variabel
pemesinan Boom Arm Bucket Assy pada mesin Dainchi sebagai berikut:
n = 150 rpm
f = 0.2 mm/menit
d1 = 160 mm
d2 = 110 mm
d3 = 100 m
44
fraising, yaitu pada fraising muka (d1), lalu fraising lurus luar (d2) dan dalam
(d3). Dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel, data kemudian
melalui pengolahan menggunakan rumus yang telah disebutkan pada subbab
sebelumnya, dan di dapatkan hasil dalam tabel berikut:
Tabel 3.1. Hasil pengolahan data waktu proses pemesinan Boom Arm Bucket
Assy pada mesin Dainichi
3.6.3 Waktu Kerja Proses Pemesinan Boom Arm Bucket Assy pada
Mesin Ogawa
n = 205 rpm
f = 0.04 mm/menit
d1 = 160 mm
d2 = 110 mm
46
pengerjaan. Data tersebut akan kita bandingkan dengan Waktu Pengerjaan
Teoritis yang didapat dari program SAP di PT. Pindad, sebagai estimasi waktu
pengerjaan dan biaya pemesinan dari komponen tersebut.
Tabel 3.4. Waktu Pengerjaan Teoritis Boom Arm Bucket Assy menggunakan program SAP
Tabel 3.5 Perbedaan Waktu Total Pengerjaan dengan Waktu Pengerjaan Teoritis
program SAP pada komponen Boom Arm Bucket Assy
Differences
Parameter Value Unit
tm Total Dainichi & Ogawa 32.13821 min
Labor + Machinery 54 min
Time Difference -21.8618 min
47
Tabel 3.6 Perbedaan Waktu Pengerjaan Sebenarnya dengan Labor+Machinery
program SAP pada komponen Boom Arm Bucket Assy
Differences
Parameter Value Unit
tm Total Dainichi & Ogawa + Setting & 52.13821 min
QC
Labor + Machinery 54 min
Time Difference -1.86179 min
Jika di jumlahkan dari kedua mesin, waktu yang terpakai untuk persiapan
sebelum proses dan pengecekan kualitas tersebut mencapai ±20 menit,
sehingga jika ditambahkan dengan waktu machining keduanya yang
mencapai 32 menit, rata2 pengerjaan tiap komponen adalah 52 menit. Ini
tidak jauh berbeda dengan estimasi SAP, diambil hanya Labor dan Machinery
untuk komparasi yang seimbang, yang sebesar 54 menit. Other overhead
tidak ikut dihitung, dikarenakan other overhead adalah pengecekan langsung
dan berbagai tindakan QA & QC lainnya yang dilakukan oleh supervisor dan
tidak termasuk dalam proses pemesinan yang dianalisis dalam laporan ini.
3.7 Input dan keterangan Program Dalam Proses Pengerjaan Boom Arm
Bucket Assy
Pada bagian mesin fres, terdapat sebuah monitor yang menampilkan data-data
mesin mulai dari setting parameter, posisi koordinat benda, kecepatan makan, dll.
Data-data tersebut merupakan langkah- langkah perintah pada program yang diinput
oleh operator ke dalam komputer mesin fres melalui tombol-tombol pada panel
kontrol mesin fres CNC. Program tersebut tersusun secara berurutan membentuk
blok program yang terdiri atas berbagai huruf kapital dilanjutkan dengan
penomoran. Melalui susunan program di tampilan layar ini operator megetahui apa
yang sedang dikerjakan mesin fres saat ini dan tahapan sesudahnya.
48
Gambar 3.18 𝑆𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 𝐵𝑙𝑜𝑘 𝑃𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑀𝑒𝑠𝑖𝑛 𝐶𝑁𝐶 17
(Sumber : https://kelasmesin.blogspot.com/2016/10/struktur-program-mesin-bubut-cnc-
gsk_22.html)
Pada layar mesin CNC Dainchi, program yang ditampilkan urutan pertama
adalah sequence number (nomor urut), kemudian dilanjutkan dengan huruf A (Nama
Klasifikasi Program), Gerakan Meja (koordinat X, Y, Z), arc radius (radius putar), feed
rate (gerak makan), fungsi tambahan (M-code) secara berturut-turut sesuai dengan
urutan pada Gambar 3.18 . Di bawah ini program yang dipakai pada proses
pemesinan komponen ini:
(SISI 1) ;
G00 T0202 ;
X160. ;
Z9. ;
Z7. ;
Z6. ;
Z5. ;
Z4. ;
Z3. ;
Z2. ;
Z1. ;
49
Z0.5 ;
Z0. ;
G00 Z300. ;
X500.
T0200;
M01 ;
G00
T0404;
X84. ;
Z2. ;
X88. ;
X92. ;
X94. ;
X96. ;
X98. ;
X99. ;
G00
X012.5;
G01 Z0. ;
G01 Z0. ;
50
U-4. W-2.;
G00 Z300. ;
X500. T0400;
M01;
G00
T0808;
X97. ;
Z-31. ;
; X103. ;
X105. ;
X107. ;
X109. ;
X109.5 ;
/ G00 Z500. ;
/ M02 ;
/G00 TO808 ;
M04;
G00 Z-17. ;
51
G94 X110. Z-15.;
G00 X01.5 ;
G01 Z-15. ;
U-4. W2. ;
X97. ;
G00 Z-29. ;
X108. ;
Z-27. ;
Z-26. ;
Z-25. ;
G00 X111.5 ;
Z-27. ;
M30 ;
G01 Z-25. ;
U-4. W2. ;
G00 X97. ;
G00 Z300. ;
X500. T0800 ;
Z900. ;
M30 ;
(SISI 2) ;
52
G50 X500. Z300. T0400;
G00
T0404;
X265. ;
Z4. ;
G01 X354. ;
G01 Z0. ;
X430. ;
N02 Z4. ;
G00 Z-7.;
Z2. ;
G00 X359.;
G01 Z-4. ;
/ G00 Z500. ;
/ M02 ;
GOO Z2. ;
X362. ;
G01
53
Z0.;
X360. Z-1. ;
X360. Z-1. ;
Z-4. ;
G01 U-2. ;
G00 Z300. ;
X500 T0400 ;
GOTO 10 ;
54
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
55
6. Dari perbandingan data di lapangan dan estimasi waktu program SAP pada
proses pemesinan Boom Arm Bucket Assy Excava 200, didapati bahwa di
lapangan, operator dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan atau bahkan
lebih cepat dari estimasi SAP. Ini menandakan bahwa manajemen produksi
pada PT. Pindad berjalan dengan baik dan memiliki operator dengan
kemampuan dan pengalaman yang tinggi.
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan pengalaman dan pengolahan data yang dilakukan penulis,
proses pemesinan di PT. Pindad sudah cukup efektif pengerjaannya dan ketepatan
waktu serta kualitasnya. Waktu pemesinan yang didapat bahkan lebih cepat
dibandingkan dengan estimasi waktu SAP. Beerdasarkan analisis penulis, proses
setting adalah proses terlama dalam pemesinan di mesin CNC. Untuk mempercepat
proses setting, dapat digunakan programmer mesin CNC untuk membantu kinerja
operator, sehingga operator dapat bekerja langsung memuat BK ke mesin CNC selagi
programmer men-setting G-Code dan M-Code pada mesin CNC. Selain itu, proses
penempatan BK dapat dibantu dengan alat ukur berbasis digital yang menggunakan
sensor atau laser, sehingga operator dapat lebih cepat menempatkan BK pada mesin
CNC.
2. Bagi Kampus
Menurut penulis, sebaiknya kampus memberikan penjelasan lebih mengenai
gambaran aktivitas serta pekerjaan serta apa saja yang harus diteliti oleh mahasiswa
mengenai Kerja Praktek dan penulisan Laporan Kerja Praktek sebelum terjun
langsung ke lapangan. Selain itu, pihak kampus dapat melakukan peninjauan dan
berkomunikasi dengan perusahaan terkait progress mahasiswa selama Kerja Praktek.
Hal lainnya yang penulis harapkan adalah materi yang diberikan saat perkuliahan
terus disesuaikan dengan perkembangan di dunia kerja, sehingga mahasiswa tidak
terlalu awam dan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan perusahaan dan etos
kerjanya.
56
3. Bagi Mahasiswa
Untuk mahasiswa yang akan melakukan Kerja Praktek di PT. Pindad,
sebaiknya mencari gambaran terlebih dahulu mengenai Kerja Praktek di PT. Pindad,
dan mempersiapkan materi yang berkaitan dengan Divisi yang diikuti dan mengambil
topik permasalahan yang cukup kompleks dan sekiranya memberikan manfaat bagi
seluruh pihak.
57
DAFTAR PUSTAKA
Rahim. Muhammad. 2017. Analisis Proses Pengerjaan Piringan Landasan Dies Drawing Pada
Mesin Dainichi Tipe Lathe Machine Denan Kontrol Fanuc Series 10T Di PT. Pindad (Persero)
Bandung. Bekasi: Politeknik Negeri Jakarta
Nugroho. Aditya Krisna. 2017. Proses Pemesinan Main Shaft 170kN Hydraulic Combined
Windlass CH-60 di PT. Pindad (Persero). Yogyakarta: UGM
Perwira. Wisnu Yoga. 2017. Analisis Sistem Kerja Hidrolik dan Pembuktian Perhitungan
dengan Pengujian Beban pada 43kN Hydrolic Combination Double Windlass CH-34 di PT.
Pindad (Persero) Bandung. Surakarta: UNS
Novarianto. Yogie. 2017. Machining Process Frame Assy for 43kN HYD Comb. Double
Windlass CH- 43 PT. Pindad (Persero). Cilacap: Politeknik Negeri Cilacap
Direktoriat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja, 1999. Modul Mesin CNC
Two Axis (Mesin Bubut). Bima Prima: Jakarta
EMCO MAIER Ges.m.b.H. (2009). Easy Learning, Easy Machining, EMCO Industrial Training
Courseware
Setyardjo Djoko M.J. 1995 Mesin CNC Two Axis (Mesin Bubut). Pradnya Paramitha: Jakarta
Siemens. 2003. Operation and Programming 08/2003 Edition Sinumerik 802S base line,
Sinumerik 802C base line Turning. Federal Public Germany: Siemens AG
www.pindad.com
58
LAMPIRAN-LAMPIRAN
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
67
Analisis Proses Pemesinan Boom Arm Bucket Assembly Excava 200