TEKNIK SUPERVISI
KU
236
DIREKTUR
UTAMA
MANAJER MANAJER
PABRIK PEMBELIAN
SUPERVISOR SUPERVISOR
KET :
= wewenang lini
KARYAWAN
POLITEKNIK CILACAP
Jl. Dr. Sutomo CILACAP – 53212
Telp. 0282-520717, Fax. : 0282-520717
e-mail : poltekclp@yahoo.com
TEORI TEKNIK SUPERVISI i
Kata Pengantar
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan modul Teknik Supervisi ini.
Modul Teknik Supervisi diberikan kepada mahasiswa sebagai pengetahuan dan
pedoman tentang teknik supervisi agar dapat digunakan nantinya dalam perannya di dunia
kerja sebagai supervisor.
Modul Teknik Supervisi ini berisi tentang dasar-dasar supervisi, manajemen,
kepemimpinan, komunikasi, motivasi, disiplin, dinamika kelompok, pengadaan dan
peningkatan tenaga kerja, penilaian karya, serta konflik dan perubahan dalam suatu
organisasi atau perusahaan.
Modul ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi isi maupun teknik
penulisan. Untuk itu kritik dan saran akan senantiasa diterima. Semoga modul Teknik
Supervisi ini dapat memberikan manfaat bagi yang menggunakannya.
Penulis
TEORI TEKNIK SUPERVISI ii
Pendahuluan
PENDAHULUAN
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Pendahuluan ………………………………………………………………………... ii
Daftar Isi
Daftar Isi
Daftar Isi
Daftar Isi
Cover
TEORI TEKNIK SUPERVISI viii
DEFINISI UMUM
BAB I
PENGANTAR TEKNIK SUPERVISI
I.1 Pengantar
Teknik Supervisi adalah suatu teknik atau metoda atau pengetahuan yang
diperlukan oleh seorang supervisor untuk melaksanakan tugasnya, yaitu mengawasi,
mengatur dan membina orang untuk mencapai tujuan atau target perusahaan yang
telah ditetapkan.
Menjadi supervisor tidaklah terlalu sukar tetapi tidak pula terlalu mudah, karena dalam
tugasnya ia mengurusi banyak aspek yang sama pentingnya satu sama lain ( misalnya
tenaga kerja / karyawan dan peralatan ) dan memadukannya sehingga dapat berjalan
dengan baik dan dapat mencapai tujuan perusahaan.
Teknik supervisi yang diberikan ini adalah sebagai pengetahuan yang dapat
digunakan dalam kegiatan supervisi, jika anda seorang supervisor, dan jika anda
sebagai karyawan maka sedikitnya anda dapat memahami perilaku atasan anda. Dan
yang paling utama adalah mengetahui apa yang pantas dilakukan dan yang tidak
pantas dilakukan.
Ada beberapa pengertian dasar yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum
mempelajari materi ini lebih lanjut, diantaranya adalah pengertian tentang manajemen,
hirarki, wewenang, tanggung jawab, delegasi, dan tanggung tanggap.
I.2 Manajemen.
Adalah :
Suatu team atau kelompok orang yang mempunyai jabatan penting dalam
suatu perusahaan (a.l : para direktur, manajer dan supervisor).
Tugas team manajemen :
merencanakan
mengorganisasi
TEORI TEKNIK SUPERVISI I-2
mengarahkan
mengendalikan
mengkoordinasi
pekerjaan orang lain untuk mencapai tujuan perusahaan.
Jadi
“Manajemen adalah team atau sekelompok orang yang melaksanakan
pekerjaan dengan perantara dan dengan bantuan orang lain”
I.3. Supervisor
Adalah :
Manajer yang mempunyai bawahan karyawan yang bukan manajemen.
Jika manajer membawahi manajer lain, maka ia bukan termasuk golongan ini.
Supervisor disebut juga sebagai pengawas, mandor, kepala bagian, penyelia, dll.
Dalam fungsinya tidak jarang supervisor adalah penghubung antara karyawan dengan
manajemen.
I.4. Hirarki
Adalah :
Tingkat kedudukan (wewenang dan tanggungjawab) yang berbeda-beda dalam
suatu team manajemen
Dalam jenjang hirarki ini, mereka yang menduduki posisi tertinggi mempunyai
wewenang dan tanggung jawab tertinggi pula.
TEORI TEKNIK SUPERVISI I-3
Dewan komisaris
Manajemen Puncak
Manajemen Madya
I.5. Wewenang
Adalah :
Kekuasaan orang dalam melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
tugasnya.
Wewenang atau kekuasaan yang ideal adalah kekuasaan yang didapat dari
pengangkatan dan diperkuat dengan keahlian dan kewibawaan.
DIREKTUR UTAMA
MANAJER MANAJER
PABRIK PEMBELIAN
SUPERVISOR SUPERVISOR
KET :
= wewenang lini
KARYAWAN
b. Wewenang Staf ;
DIREKTUR UTAMA
AHLI HUKUM
KET:
= Hubungan lini
= Hubungan staf
c. Wewenang Fungsional ;
yaitu wewenang khusus yang diberikan/didelegasikan kepada suatu bagian
mengenai kebijakan atau prosedur tertentu.
DIREKTUR UTAMA
KET:
= Hubungan lini
= Hubungan fungsional
I.7. Delegasi
Adalah suatu cara yang digunakan manajer atau supervisor untuk membagi-
bagikan pekerjaan kepada bawahannya. Dapat disebut juga sebagai
pelimpahan wewenang.
Ini bukan berarti manajer atau supervisor bisa melempar tanggung jawab, karena
ia pun tidak bisa mendelegasikan semua pekerjaannya kepada bawahannya.
Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dilakukan jika manajer atau
supervisor tidak mampu menyelesaikan semua pekerjaan yang ada padanya.
Dengan mendelegasikan/ melimpahkan sebagian pekerjaannya yang kurang
penting dan menyita banyak waktu, maka manajer atau supervisor dapat
menghemat waktu guna mengerjakan hal-hal yang lebih penting.
Delegasi mengurangi wewenang dan tanggung jawab orang yang mendelegasi dan
sebaliknya menambah wewenang dan tanggung jawab bawahan yang menerima
delegasi.
Kepemimpinan
BAB II
KEPEMIMPINAN
II.1 Pengantar
Kepemimpinan adalah suatu sifat yang dimiliki oleh seseorang untuk memimpin
orang lain atau kelompoknya dalam suatu kegiatan atau pekerjaan. Ada orang yang
memang berbakat menjadi pemimpin dan ada juga yang tidak, tetapi kepemimpinan ini
bisa dipelajari dan dilatih, sehingga orang yang tidak berbakatpun bisa menjadi
seorang pemimpin yang baik.
Kepemimpinan
d. pandai bergaul
e. memberi contoh bekerja dengan semangat
f. memiliki rasa integritas, yaitu bersatu padu dengan kelompok yang dipimpinnya.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, Anda harus memiliki sifat positif dan
memperbaiki atau bahkan menghilangkan sifat negatif.
Kepemimpinan
Dengan kata lain, jika seorang pemimpin yang baik diserahi tugas supervisor, mungkin
sekali ia akan menjadi supervisor yang lemah, tetapi jika ia seorang supervisor yang
baik, kemungkinan besar ia seorang pemimpin yang baik pula.
a. Semangat
Di sini semangat diartikan sebagai pikiran orang (bawahan) terhadap
pekerjaannya
supervisornya
perusahaannya
teman sejawatnya
Orang yang menyenangi dan bangga akan pekerjaannya, baik
pergaulannya dengan teman sejawat, atasan dan bawahannya
menunjukkan semangat yang positif terhadap pekerjaannya.
TEORI TEKNIK SUPERVISI II- 4
Kepemimpinan
b. Sikap kelompok
Sikap kelompok ada yang positif dan ada pula negatif, sikap positif adalah
apabila antar anggota kelompok mau bekerja sama dan mendukung satu
sama lain, sementara sikap negatif adalah apabila mereka saling mengacau
dan merusak keutuhan kelompok.
Sikap kelompok baik yang positif maupun negatif menunjukkan hasil
kepemimpinan supervisor.
c. Keahlian
Bagaimana keahlian Anda dalam melaksanakan pekerjaan ? Bagaimana
pula keahlian bawahan Anda ? Apakah Anda berusaha memajukan
bawahan Anda ?
Adanya usaha untuk meningkatkan keahlian Anda dan bawahan Anda
berhubungan erat dengan semangat dan sikap kelompok, jika keduanya itu
rendah atau negatif, maka usaha peningkatan keahlian pun rendah juga.
Dan ketiga-tiganya ini tergantung dari kepemimpinan Anda.
d. Disiplin diri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
Jika Anda absen, tidak masuk kerja, bagaimanakah bawahan Anda ?
Apakah mereka tetap bekerja dengan penuh semangat seperti sewaktu
Anda awasi, ataukah mereka bekerja seenaknya saja ?
Bagaimanakah sikap mereka apabila Anda beri perintah ?
Apakah mereka mau menerima kritik atau kecaman ?
Apakah mereka dapat dipercaya ?
Berkembangnya disiplin diri tergantung dari kepemimpinan Anda.
TEORI TEKNIK SUPERVISI II- 5
Kepemimpinan
II.6.1 Diktator
Pemimpin yang diktator memegang kekuasaan mutlak, tidak terbatas dan
menggunakannya sekehendak hatinya.
Cara memimpinnya negatif. Ia selalu menakut-nakuti bawahannya dengan
berbagai ancaman; menurunkan pangkat dan gaji, menskors dan memecat.
Dengan cara ini ia memang dapat mencapai sasaran, tetapi diragukan
kualitas dan kuantitas dapat dipertahankan.
Tipe pemimpin ini sering menimbulkan suasana kerja yang tidak
menyenangkan, kegelisahan, ketidaktentraman dan ketidakpuasan bawahan.
TEORI TEKNIK SUPERVISI II- 6
Kepemimpinan
II.6.3 Demokratis
Pemimpin yang demokratis selalu meminta bantuan dan saran dari
bawahannya, mengajak mereka bersama-sama memecahkan persoalan yang
berhubungan dengan pekerjaan mereka.
Ia dengan sukarela mendelegasikan wewenang kepada bawahan. Bawahan
sudah biasa menghadapi persoalan dan memecahkannya sehingga akan
dapat bekerja dengan baik meskipun pemimpin tidak ada.
Pemipin selalu berusaha menciptakan suasana kerja yang baik, memupuk
semangat kerja dan rasa saling menghormati.
Pada umumnya tipe pemimpin yang demokratis dapat berhasil memimpin
kelompok secara efektif. Tipe pemimpin ini sering dinamakan juga
kepemimpinan konsultatif atau parsitipatif.
TEORI TEKNIK SUPERVISI II- 7
Kepemimpinan
II.6.4 Birokratis
Pemimpin yang birokratis selalu memegang teguh pada peraturan, kebijakan,
dan prosedur yang berlaku di perusahaannya. Ia memandang peraturan ini
merupakan dasar wewenangnya dan kepastian untuk bertindak.
Pemimpin birokratis tidak dapat menjadi pemimpin yang baik, yang
dikerjakannya sebenarnya bukan memimpin, bukan mengarahkan. Ia tidak
memberi motivasi, ia hanya menciptakan suasana dan kebiasaan kerja keras
dan disiplin.
Tipe kepemimpinan birokratis paling sesuai dipergunakan bagi badan-badan
pemerintah, ketentaraan, dan lembaga-lembaga non profit yang tidak mencari
laba, misalnya rumah sakit.
Tipe kepemimpinan ini kurang sesuai dipergunakan dalam perusahaan,
kecuali dalam situasi tertentu saja, misalnya :
1. memasang mesin baru oleh para ahli
2. menyelenggarakan penelitian atau studi analitis
3. melatih tenaga personalia dalam hal pembuatan catatan
4. melaksanakan pekerjaan rutin
Jika Anda dapat mempergunakan tipe kepemimpinan ini dengan tepat, maka
hasilnya akan positif. Namun jika kurang pandai menerapkannya, maka
hasilnya dapat merusak bawahan yang kreatif.
TEORI TEKNIK SUPERVISI II- 8
Kepemimpinan
II.6.5 Bebas
Orang yang termasuk tipe pemimpin bebas ini sebenarnya bukan pemimpin,
namanya saja pemimpin karena diangkat oleh atasannya, tetapi dalam
pelaksanaanya ia tidak berwibawa sama sekali.
Pemimpin bebas ini seperti boneka yang sedikit sekali kekuasaannya, atau
bahkan tidak punya kuasa, biasanya ada orang lain yang sesungguhnya
memegang pimpinan. Orang lain ini mungkin orang yang tertua dalam
kelompoknya yang dihormati dan disenangi, atau orang lain itu adalah
asistennya yang lebih pandai memimpin.
Kepemimpinan
Contoh Penerapan.
Perhatikan situasi di bawah ini.
Supervisor Ali mengawasi tiga orang bawahan. Ketiga-tiganya sering tidak masuk
kantor.
A. Kepada Sarju, Ali berkata : “ Sarju, bagaimana Anda ini. Anda sudah sering saya
peringatkan, tetapi masih saja sering mangkir. Mulai hari ini Anda harus
masuk setiap hari kerja. Kalau tidak, Anda saya pecat ! “
B. Kepada Karim, Ali berkata : “ Karim, mengapa Anda sering tidak masuk kerja ?
Saya harap Anda tidak terlalu banyak mangkir. Mari kita pecahkan bersama
masalah ini.”
C. Kepada Amir, Ali berkata : “ Amir, coba Anda lihat sendiri daftar absensi Anda,
sering mangkir bukan ? Sekarang terserah Anda sendiri untuk
memperbaikinya.”
Cara manakah menurut Anda yang terbaik ? Jawab : semuanya baik, semuanya dapat
berhasil : Sarju, Karim dan Amir tidak lagi absen. Mereka tiap hari rajin masuk kerja.
Mengapa Pak Ali menggunakan tiga macam kepemimpinan, karena ia menghadapi
tiga orang yang berbeda. Memang untuk menjadi pemimpin yang efektif, Anda perlu
menguasai semua tipe kepemimpinan.
II.8.1 Job-centered
Pemimpin yang job-centerd memusatkan perhatiannya pada pekerjaan yang
dilaksanakan, kemajuan yang harus dicapai, dan alat-alat untuk menyalesaikan
pekerjaan. Pemimpin diktator dan otoriter dapat digolongkan pada golongan ini. Ciri-
cirinya :
TEORI TEKNIK SUPERVISI II- 10
Kepemimpinan
II.8.2 People-centered
Pemimpin yang people centered memusatkan perhatiannya pada orang yang
dipimpin, memperhatikan perasaannya dan selalu memupuk kerjasama yang baik.
Pemimpin demokratis dapat digolongkan pada golongan ini. Ciri-cirinya :
Serba membolehkan atau menyetujui permintaan bawahan,
Berorientasi pada kepentingan bawahan;
Selalu mengajak berpartisipasi;
Penuh perhatian terhadap bawahan.
Kepemimpinan yang people-centered tidak selalu dapat meningkatkan produktifitas,
artinya perhatian pemimpin kepada karyawan belum pasti meningkatkan produktifitas,
tetapi bisa menambah kepuasan bawahan dan mengokohkan kesatupaduan
kelompok.
Komunikasi
BAB III
KOMUNIKASI
III.1 Pengantar
III.1.1 Arti komunikasi
Seorang supervisor adalah pemimpin bagi bawahannya. Pemimpin sesuai
perannya bertugas memimpin bawahan atau karyawannya untuk mencapai sasaran
atau target perusahaan atau organisasi yang telah ditentukan. Untuk itu diperlukan
suatu hubungan atau komunikasi antara supervisor dan bawahan.
Komunikasi diperlukan oleh supervisor antara lain untuk :
1. Menjelaskan pekerjaan yang harus dikerjakan
2. Membicarakan siapa yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut
3. Menjelaskan bagaimana cara mengerjakannya
4. Memberi perintah dan mengarahkan bawahan
Suatu komunikasi dikatakan berjalan dengan baik apabila anda sebagai supervisor
memberikan instruksi kepada bawahan anda untuk mengerjakan sesuatu, dan
bawahan anda memahami betul apa yang harus dikerjakan sesuai dengan instruksi
anda.
Komunikasi
Setiap kali anda ingin melakukan suatu komunikasi, perlu diteliti terlebih dahulu tujuan
anda sehingga komunikasi yang anda lakukan berhasil dengan efektif, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Apakah anda ingin menjelaskan sesuatu kepada orang lain
2. Apakah anda ingin supaya orang lain mengerti dan memahami maksud anda
3. Apakah anda ingin supaya orang lain menerima dan mendukung gagasan anda
4. Apakah anda ingin supaya orang lain mengerjakan sesuatu
Jika anda menginginkan komunikasi berhasil baik, maka anda perlu menyesuaikannya
dengan penerima penerima pesan. Walaupun subyek yang anda bicarakan itu sama,
TEORI TEKNIK SUPERVISI III - 3
Komunikasi
namun cara anda berbicara dengan Si A misalnya lebih lambat dan panjang daripada
dengan Si B; karena kecerdasan Si A kurang.
Selain komunikasi lisan, yang paling banyak digunakan adalah komunikasi secara
tertulis.
Cara ini dapat dikatakan efektif apabila pembacanya dapat memahami gagasan atau
isi yang terkandung didalamnya. Beberapa pedoman menulis efektif adalah sebagai
berikut :
1. Tentukan dengan jelas gagasan yang hendak anda sampaikan
2. Kumpulkan bahan-bahan untuk menjelaskannya ( anda dapat mencarinya di
file atau bertanya kepada ahlinya )
3. Buatlah kerangka dasarnya, yaitu hal-hal yang pokok saja
4. Uraikan hal-hal pokok tersebut menjadi hal-hal yang lebih terperinci
5. Susunlah hal-hal tersebut dalam urutan yang logis untuk anda sajikan
Komunikasi
yang sama. Komunikasi horisontal ini perlu untuk mengadakan koordinasi pekerjaan
dari para petugas dalam satu seksi, atau antar seksi-seksi dalam satu departemen.
Atasan
Komunikasi
desus kebanyakan tidak benar dan kurang dapat dipercaya. Jika supervisor tidak
terbuka terhadap bawahannya maka bisa menimbulkan desas-desus diantara mereka.
Sebagai supervisor anda dapat membendung desas-desus yang mungkin terjadi
diantara mereka dengan memberikan informasi yang cukup kepada bawahan dan
menjawab semua pertanyaan mereka dengan jujur dan terbuka.
Komunikasi
Dalam praktiknya seorang supervisor tidak bisa menerapkan hanya satu tipe saja,
melainkan bermacam atau gabungan tipe sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dihadapi.
Komunikasi
Motivasi
BAB IV
MOTIVASI
IV.1 Pengantar
Setiap orang mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda,
misalnya ingin mendapatkan penghasilan yang cukup, ingin dianggap penting, atau
ingin dihargai atasan dan sebagainya. Untuk mencapai keinginannya tersebut orang
mau bekerja keras. Tindakan itu disebabkan karena adanya dorongan dari dalam batin
mereka. Dorongan itu disebut motivasi. Anda sebagai supervisor bertugas
menimbulkjan motivasi bawahan sehingga mau bekerja keras dan berprestasi tinggi.
Motivasi
Motivasi untuk memenuhi kebutuhan ini adalah paling rendah atau dasar.
Setelah kebutuhan fisiologis ini terpenuhi, baru kemudian timbul kebutuhan-kebutuhan
lainnya sesuai dengan hirarki. Tiap kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi hanya
mempunyai motivasi yang kuat apabila kebutuhan pada tingkat di bawahnya sudah
terpenuhi.
Jika anda sebagai supervisor ingin memotivasi karyawan supaya mereka mau
bekerja keras dan menyumbangkan tenaga dan pikiran mereka untuk perusahaan,
maka anda perlu mengetahui tingkat kebutuhan mereka yang belum terpenuhi, dan
kemudian mempergunakan kebutuhan tersebut sebagai motivator.
Motivasi
Kelima macam kebutuhan manusia diatas, tidak terpisah satu sama lain. Pada
praktiknya pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut sering kali berjalan secara
paralel. Kelima kebutuhan tersebut dapat digolongkan menjadi kebutuhan primer dan
sekunder dengan pembagian seperti pada gambar 4.1.
Dalam memotivasi bawahan, supervisor dapat memilih diantara beberapa cara berikut
ini :
1. Mengutamakan kebutuhan primer ( kebutuhan fisiologis dan rasa aman )
dari karyawan.
2. Mengutamakan kebutuhan sekunder ( kebutuhan kasih sayang,
penghargaan dan realisasi diri )
3. Mengutamakan semua kebutuhan karyawan, baik kebutuhan primer
maupun sekunder.
TEORI TEKNIK SUPERVISI IV - 4
Motivasi
Realisasi
Kebutuhan sekunder diri
Penghargaan
Kasih sayang
Rasa aman
Kebutuhan primer
Fisiologis
Motivasi
IV.3.1 Teori X
Menurut teori X, supervisor memandang karyawannya mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Pada umumnya orang tidak suka bekerja. Ia sedapat mungkin
menghindari pekerjaan
2. Oleh karena tidak senang bekerja, maka ia harus dipaksa atau diperintah
bekerja dengan ancaman
3. Pada umumnya orang bersikap pasif, oleh sebab itu ia harus diperintah.
Ia tidak senang memikul tanggung jawab.
IV.3.2 Teori Y
Menurut teori Y supervisor memandang karyawannya memililki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Pada umumnya orang senang bekerja, seperti halnya ia senang
bermain-main dan beristirahat
2. Ancaman hukuman dan pengawasan yang ketat bukanlah satu-satunya
cara untuk menyuruh orang bekerja. Pada umumnya orang sanggup
mengawasi dan mengendalikan dirinya sendiri untuk mencapai tujuan
yang diinginkannya.
3. Besar-kecilnya kemampuan orang mencapai tujuan tergantung dari
besar-kecilnya ganjaran atau imbalan yang akan diterimanya .
4. Pada umumnya karyawan mau memikul tanggung jawab, bahkan
mereka mencari tanggung jawab.
5. Orang yang memiliki daya khayal ( imajinasi ) dan daya cipta (kreativitas)
bukan hanya orang pandai saja, umumnya semua orang bisa
memilikinya
6. Kebanyakan karyawan bekerja dengan kemampuan yang biasa saja.
Mereka belum mempergunakan kemampuan maksimal mereka, artinya
mereka masih bisa lebih maju lagi.
Sedikit sekali supervisor yang dapat digolongkan pada salah satu teori, tetapi
kebanyakan berada di antara keduanya. Artinya mereka menggabungkan beberapa
gagasan dari kedua teori tersebut dan menitik beratkannya pada salah satu teori.
TEORI TEKNIK SUPERVISI IV - 6
Motivasi
Manakah diantara kedua ini yang terbaik , supervisor yang menitik beratkan
pada teori X atau pada teori Y ?
Supervisor yang bersandar pada teori X akan mengadakan pengawasan yang
ketat dengan alat-alat motivasi (uang, disiplin kerja, dan kekuasaan). Dengan cara ini
ia akan mengalami banyak kesulitan. Supervisor yang bersandarkan pada teori Y
memotivasi bawahannya dengan menaruh kepercayaan penuh kepada bawahannya.
Ia menganggap bawahannya mampu bekerja secara efisien dan efektif, sehingga tidak
perlu terus menerus diawasi.
Manajer yang berpandangan modern berpendapat bahwa teori Y akan memberi
hasil yang lebih baik, karena teori ini lebih manusiawi daripada teori X, lebih optimis
dalam memotivasi orang sehingga membawa banyak kebaikan dalam jangka panjang
dan meningkatkan mutu dan prestasi karyawan.
Motivasi
Motivasi
Disiplin
BAB V
DISIPLIN
V.I Pengantar
V.1.1 Arti disiplin
Disiplin adalah segala tindakan yang dilakukan dalam upaya mematuhi
peraturan. Dalam supervisi disiplin mempunyai dua pengertian yang saling
berhubungan, yaitu:
1. Penanaman sikap patuh dan taat kepada peraturan, dan
2. Pemberian sanksi atau menindak pelanggar peraturan
disiplin bukan hanya berarti berhak memberikan sanksi hukuman saja tetapi juga
berarti menanamkan sikap taat kepada peraturan. Jika suatu disiplin perusahaan
bagus, itu berarti karyawan perusahaan tersebut mengetahui dan mematuhi peraturan
perusahaan dengan sukarela.
Disiplin
pelanggaran saja. Akibatnya sering terjadi pengambilan keputusan yang tidak adil
karena supervisor beranggapan bahwa ia yang berkuasa dan bisa mengambil
tindakan sesuai dengan keinginannya. Hal semacam ini yang perlu dihindari oleh
supervisor.
Disiplin
Kepemimpinan
Komunkasi Suasana Semangat
Hubungan Disiplin
kerja kerja
manusiawi
Motivasi
Namun demikian bukan berarti tidak akan ada pelangaran peraturan, pelanggaran
akan tetap ada, tetapi kemungkinan terjadinya dapat ditekan sekecil mungkin dan
dikendalikan. Dan cara supervisor dalam mengatasi pelanggaran akan menentukan
sikap dan perilaku karyawan lainnya.
Disiplin
Disiplin
Disiplin
Disiplin
2. Teguran lisan ;
teguran lisan diberikan jika teguran secara santai dan informal
tidak berhasil. Dalam tahap ini supervisor bersikap formal dan
memperingatkan bahwa akan diambil tindakan yang lebih keras
jika karyawan tidak memperbaiki perilakunya
3. Teguran tertulis ;
teguran tertulis diberikan jika teguran lisan tidak memberikan
hasil. Dalam tahap ini pelanggaran yang dilakukan dan
konsekuensi yang diterima dicatat dan dimasukkan ke dalam
catatan diri karyawan sebagai arsip atau bukti.
4. Pembebasan tugas sementara ;
pembebasan tugas sementara tanpa gaji atau biasa disebut
skores dapat diambil jika dengan teguran tertulis tidak berhasil,
dengan tidak bekerja sementara diharapkan karyawan yang
melanggar peraturan akan menellaah kesalahannya.
5. Pemberhentian ;
pemberhentian karyawan ini merupakan tindakan terakhir yang
diambil. Perusahaan akan kehilangan tenaga terlatih yang
mengetahui seluk-beluk perusahaan. Ini berarti kehilangan
investasi yang besar, selain itu perusahaan harus mencari
gantinya dan melatih karyawan baru tersebut, sehingga bertambah
pula pengeluaran perusahaan.
Disiplin
Dinamika Kelompok
BAB VI
DINAMIKA KELOMPOK
VI.1. Pengantar
VI.1.1. Arti dinamika kelompok
Dalam bidang supervisi kelompok dapat diartikan sebagai berkumpulnya dua
orang atau lebih yang saling mengenal, mempunyai tujuan dan menyadari kebutuhan
untuk saling bekerja sama.
Istilah dinamika kelompok dipakai untuk memperlihatkan adanya kekuatan yang
mempengaruhi kegiatan kelompok dan anggotanya. Dinamika mengandung arti
perubahan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut :
Anda sebagai supervisor bermaksud menjelaskan kepada Amin, karyawan anda,
supaya ia mau bekerja pada mesin yang lebih rumit dan sukar tanpa kenaikan gaji.
Amin menduga bahwa anda ingin mengambil manfaat lebih banyak dari
kecakapannya dan ingin mencari muka
Anda mengira bahwa Amin mau menjalankan instruksi anda secara sukarela
Setelah pembicaraan selama sepuluh menit, anda mengetahui bahwa Amin tidak mau
mengerjakannya dengan alasan yang tidak anda ketahui sebelumnya. Sebaliknya
Amin mengetahui bahwa anda tidak ingin cari muka dari kecakapannya.
Dalam percakapan tersebut telah terjadi perubahan pada diri anda dan karyawan
anda. Inilah yang dinamakan dinamika. Anda dan Amin adalah kelompok. Interaksi
antara anda dan Amin adalah dinamika kelompok.
Dinamika Kelompok
Dinamika Kelompok
yang sangat kuat dalam usahanya mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan, tetapi
ada pula kelompok yang lemah yang tidak memiliki pimpinan yang berkemauan keras
untuk mencapai tujuan.
Kepribadian kelompok sangat dipengaruhi oleh kepribadian anggota kelompok
yang kuat dan menonjol. Biasanya anggota yang terkuat akan tampil sebagai
pemimpin atau paling tidak sebagai perwakilan dari kelompok tersebut.
Tidaklah mudah untuk mengetahui pribadi kelompok. Karena anda sebagai
supervisor selalu bekeja sama dengan kelompok, maka anda perlu mempelajari
perilaku orang dalam kelompok dan pengaruh keanggotaan kelompok terhadap
bawahan anda dan terhadap anda sendiri.
Anda harus memandang bawahan sebagai perseorangan di luar kelompok,
kemudian sebagai anggota kelompok, maka mereka sedikit banyak terkena
pengaruhnya. Pengaruh ini dapat menimbulkan perubahan kepribadian para anggota
kelompok, baik yang bersifat positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi kinerja
dari kelompok yang anda pimpin.
Jadi kepribadian kelompok adalah kecenderungan kelompok dalam bersikap
dan berkinerja dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan, dimana kepribadian ini
ditentukan dan dipengaruhi oleh kepribadian anggota kelompok itu sendiri.
Dinamika Kelompok
Tingkat atas
Tingkat tengah
Tingkat bawah
Keterangan :
= karyawan
= supervisor
= manajer
= direktur
Dinamika Kelompok
Dinamika Kelompok
Direktur
A
B Manajer C Manajer
pemasaran produksi
Asisten Asisten
Manajer Manajer
D daerah E daerah
F G H
Gambar 6.2 Hubungan kelompok dalam perusahaan
TEORI TEKNIK SUPERVISI VI- 7
Dinamika Kelompok
Dinamika Kelompok
berikut ini ada lima pedoman untuk mengurangi ketegangan dan konflik antar
kelompok dan memperkuat kerjasama mereka :
1. Akuilah adanya kelompok informal itu sebagai kenyataan
2. Kenalilah pemimpinnya
3. Hindari persaingan antar kelompok dan hindari situasi menang-kalah
TEORI TEKNIK SUPERVISI VI- 9
Dinamika Kelompok
Keberadaan kelompok dalam perusahaan tidak dapat diabaikan, baik itu kelompok
formal maupun kelompok informal. Karena pada dasarnya orang adalah makhluk
sosial dan tidak dapat bekerja sendiri. Kelompok yang dinamis dan bekerja sama
dengan baik akan memberikan hasil yang baik pula bagi perusahaan.
TEORI TEKNIK SUPERVISI VII- 1
BAB VII
PENGADAAN DAN PENINGKATAN TENAGA KERJA
VII.1 Pengantar
Kemajuan perusahaan tergantung dari orang-orangnya, yaitu mereka yang
merupakan manajemen puncak, manajemen madya, manajemen lini pertama atau
supervisor, dan para karyawan.
Jika pengetahuan dan keterampilan mereka tinggi dan bekerja dengan baik,
maka perusahaan akan maju. Untuk itu perusahaan harus pandai memilih /
menyeleksi tenaga kerja yang ahli dan cakap.
Sebelum dilakukan penyeleksian tenaga kerja, terlebih dahulu perusahaan
melakukan perencanaan tenaga kerja yang dibutuhkan dan pencarian calon yang
memenuhi syarat.
VII.2 Seleksi
Seleksi atau pemilihan adalah proses mengevaluasi calon untuk menentukan
siapakah yang dapat diterima sebagai tenaga kerja di perusahaan tersebut. Prosedur
seleksi yang berlaku umum ada tujuh macam kegiatan, yaitu :
1. Pengisian formulir lamaran
2. Wawancara pendahuluan
3. Test
4. Pemeriksaan latar belakang pelamar
5. Wawancara akhir
6. Pemeriksaan kesehatan
7. Penawaran pekerjaan
tidak semua kegiatan tersebut harus dilakukan, hal itu tergantung dari kebutuhan dan
dari jabatan yang akan diisi. Berikut ini uraian dari ketujuh kegiatan rekrutmen di atas :
1. Formulir lamaran ;
TEORI TEKNIK SUPERVISI VII- 3
2. Wawancara pendahuluan ;
Wawancara pendahuluan dimaksud untuk mengetahui apakah
pelamar cocok untuk pekerjaan tertentu, disini bisa diajukan
pertanyaan tentang pendidikan, pengalaman kerja, gaji yang
diminta, dan sebagainya.
Jika hasil dari wawancara ini tidak ada kesesuaian antara pelamar
dan pewawancara maka kedua pihak bisa menghentikan proses
seleksi.
3. Test ;
Test diadakan untuk mengetahui apakah pelamar dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Ada bermacam-macam
test dan dipakai sesuai kebutuhan. Jika pelamar akan bekerja
sebagai operator, maka akan diutamakan test keterampilan, untuk
menyeleksi manajer, akan diutamakan test psikologi dan test
kepribadian
5. Wawancara terakhir ;
Wawancara ini bermaksud untuk mengetahui lebih banyak
tentang diri pelamar. Biasanya dilakukan oleh atasan langsung
dari pelamar nantinya.
6. Pemeriksaan kesehatan ;
Pemeriksaan kesehatan bertujuan :
1. Mengetahui apakah calon memungkinkan
melaksanakan pekerjaan tersebut, jika nanti ia diterima
2. Melindungi karyawan dari penyakit
3. Memiliki catatan kesehatan pelamar
7. Penawaran pekerjaan ;
Jika pelamar lulus dari semua tahapan diatas, dan ia masih
menginginkan pekerjaan tersebut, maka perusahaan akan
memberikan penawaran pekerjaan kepadanya.
Wawancara
pendahuluan
Test
Pengisian
formulir
lamaran
Masing-masing
pihak dapat Pemeriksaan
menghentikan latar
belakang
Penawaran
pekerjaan
Pemeriksaan Pemeriksaan
kesehatan terakhir
Peran supervisor dalam seleksi karyawan dapat dilihat dari skema berikut :
VII.3 Orientasi
Sebelum memulai tugasnya, karyawan baru perlu diperkenalkan kepada segala
sesuatu mengenai perusahaan, peraturan-peraturan, lingkungan kerjanya,
pekerjaannya sendiri dan teman sejawatnya. Perkenalan ini dinamakan orientasi.
Supervisor bertanggung jawab atas kegiatan ini.
Orientasi bertujuan :
1. Menanamkan kesan pertam yang baik terhadap perusahaan, tujuan dan
orang-orangnya
2. Supaya karyawan baru diterima dengan baik oleh kelompoknya
3. Menghindari timbulnya persoalan pada waktu yang akan datang
4. Memberikan pengalaman pertama yang dapat menimbulkan motivasi kerja
kepada karyawan baru.
TEORI TEKNIK SUPERVISI VII- 6
Selain itu supervisor juga harus menjelaskan beberapa hal sebagai berikut :
1. Gaji ; tentang kapan karyawan menerima gaji, berapa besarnya, potongan
apa saja, dan sebagainya
2. Jam kerja ; tentang jumlah jam kerja, kapan mulai kerja, istirahat, hari libur,
cuti dan sebagainya
3. Jam pengecek / absensi ; kapan karyawan mencatat kehadiran, kartu
absen, meninggalkan jam kerja, mangkir dan sebagainya.
4. Sakit ; tempat pertolongan pertama, rumah sakit dan dokter ayang ditunjuk
perusahaan surat keterangan dokter, cara melapor jika terjadi kecelakaan
dan sebagainya
5. Uraian pekerjaan ; berikan uraian pekerjaannya dan tugas yang harus
dilaksanakan
6. Segala sesuatu tentang pekerjaannya ;
di mana posisinya dalam perusahaan
di mana tempat kerjanya
dengan siapa dia harus bekerja
bahan dan alat yang akan dipergunakannya
dan sebagainya
VII.4 Pelatihan
Sebelum bekerja karyawan baru memerlukan pelatihan atau trainning tentang
segala sesuatu mengenai pekerjaannya untuk dapat bekerja dengan baik dan efisien.
Sementara karyawan lama memerlukan penataran atau up-grading untuk
meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan. Supervisor bertanggung jawab atas
kegiatan ini. Pelatihan-pelatihan tersebut antara lain adalah :
1. Keterampilan ;
untuk mengajarkan keterampilan supervisor harus menanamkan keahlian
teknis atau kecakapan mengerjakan sesuatu. Cara yang terbaik adalah
dengan menyuruh karyawan mengerjakan sesuatu dan mempraktekkannya.
Ketampilan dapat diperoleh dengan banyak latihan dan praktek.
TEORI TEKNIK SUPERVISI VII- 7
2. Pengetahuan ;
Selain keterampilan, supervisor juga perlu mengajarkan pengetahuan yang
mencakup pengertian, konsep dan prosedur mengenai pekerjaan yang
akan dilaksanakan oleh bawahannya. Bawahan harus memahami teorinya
terlebih dahulu, sebelum mengerjakannya, kemudian mempraktekkannya
dengan mengikuti pelatihan. Jika karyawan memahami seluruh pekerjaan
dan tahu pula hubungannya dengan pekerjaan lain, maka ia akan dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik.
3. Sikap ;
Sikap dapat diajarkan dengan memberikan contoh yang baik (sikap positif)
dan dengan memberi nasehat. Bawahan belajar bersikap baik dengan
melihat contoh atasannya.
VII.4.1 Pelatih
Siapakah yang sebaiknya memberikan pelatihan ? Pada prinsipnya supervisor
sendirilah yang harus menanganinya. Tetapi kadang-kadang supervisor tidak dapat
melakukannya karena tidak ada waktuu atau tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang harus diberikan. Dalam hal ini supervisor dapat mendelegasikan
tugas pelatihan tersebut kepada bawahannya atau kepada tim ahli perusahaan.
Walaupun supervisor mendelegasikan tugasnya, ia tetap bertanggung jawab atas
pekerjaan dan hasilnya, maka sebaiknya supervisor ikut serta dalam merencanakan
dan mengawasi pelaksanaanya.
Selain bermanfaat bagi supervisor, pelatihan juga bermanfaat bagi karyawan. Manfaat
pelatihan bagi karyawan :
1. Pelatihan memberikan banyak kesempatan untuk maju
Karyawan menjadi lebih pandai dan terampil, sehingga nilai mereka
bagi perusahaan bertambah pula. Karyawan dapat diberi tugas
tambahan dengan memindahkannya ke pekerjaan lain atau dengan
mendelegasikan tugas baru
2. Motivasi karyawan meningkat
Setelah pelatihan, karyawan memperoleh metode baru untuk
meningkatkat hasil kerjanya, mengurangi kesalahan, dan
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Hal-hal tersebut menambah
rasa puas akan prestasinya.
3. Produksi meningkat ;
Setelah pelatihan, karyawan akan bekerja lebih baik, tidak banyak
membuang waktu dan bahan. Jumlah dan mutu produksi pun
meningkat.
Kadang-kadang supervisor kurang berhasil sebagai pelatih. Ada banyak hal yang
menyebabkan kegagalan antara lain :
1. Bahan yang diajarkan terlalu banyak
2. Cara mengajar yang terlalu cepat
3. Kurang memperhatikan perbedaan antara para karyawan
4. Pelatih kurang banyak memberi waktu praktek
TEORI TEKNIK SUPERVISI VIII - 1
Penilaian Karya
BAB VIII
PENILAIAN KARYA
VIII.1 Pengantar
Selain membimbing, mengarahkan, dan memotivasi bawahan, supervisor
bertugas juga menilai hasil pekerjaan bawahan (performance appraisal ). Penilaian
karya adalah penilaian secara sistematis mengenai :
1. Hasil kerja karyawan dalam periode tertentu,
2. Sikap dan watak karyawan,
3. Kekuatan dan kelemahan karyawan sehubungan dengan pekerjaannya di
perusahaan,
4. Potensi yang dimiliki oleh karyawan.
Biasanya penilaian ini dilaksanakan oleh supervisor dan kemudian diperiksa lagi oleh
atasan dari supervisor tersebut.
Penilaian Karya
berdasarkan standar yang telah ditentukan sebelumnya, oleh karena itu kejujuran
supervisor merupakan faktor yang sangat penting.
Penilaian Karya
Penilaian Karya
Tidak
memuaskan
Cukup Baik Istimewa Luar biasa
FAKTOR
Sangat kurang, Minimum , Memenuhi Diatas standar
Sangat
karyawan dapat hampir tidak syarat untuk dan syarat-
dikeluarkan dapat dipakai dipakai terus syarat minimum menonjol
Kualitas
Ketelitian,
ketepatan, dapat
diterimanya hasil
Kuantitas
Pengawasan
Perlu nasihat,
pengarahan dan
koreksi
Kehadiran
Teratur dapat
diandalkan
Perlindungan
Hemat ,
melindungi alat-
alat
Penilaian Karya
Nama :
Departemen : Seksi :
Supervisor : Tanggal :
KUALITAS PEKERJAAN
0 5 10 15 20
kualitas tidak Kualitas tidak Kualitas sangat Kualitas luar biasa Kualitas tertinggi
memuaskan memenuhi standar memuaskan baiknya yang dapat
dicapai
0 5 10 15 20
Tidak memiliki Hanya Mengetahui Mengetahui lebih Mengetahui
pengetahuan mengetahui aspek semua aspek dalam hampir pekerjaan dengan
rutin dari pekerjaan semua aspek sangat mendalam
pekerjaan pekerjaan
TEORI TEKNIK SUPERVISI VIII - 6
Penilaian Karya
Penilaian Karya
Penilaian Karya
a. Promosi
Promosi adalah penempatan kembali karyawan ke pekerjaan yang lebih tinggi
tingkatnya dan lebih tinggi gajinya. Karyawan yang dipromosikan adalah
karyawan yang mempunyai penilaian karya paling tinggi. Tetapi bisa juga yang
dipromosikan adalah karyawan yang masa kerjanya paling lama, jika terdapat
beberapa karyawan yang mempunyai nilai karya atau kepandaian yang sama.
b. Pemindahan
Pemindahan adalah memindahkan karyawan dari pekerjaan yang lama ke
pekerjaan lain. Sebab-sebab pemindahan antara lain :
1. Kesalahan penempatan pada pekerjaan yang lama karena seleksi
kurang sempurna
2. Adanya lowongan pekerjaan yang lebih baik, dan supervisor ingin
mempromosikan karyawan
3. Pekerjaan kurang menantang, tidak seperti dugaan semula
4. Adanya pertentangan dan perselisihan antar karyawan
c. Penurunan tingkat
Penurunan tingkat (demosi) adalah penempatan kembali karyawan ke
pekerjaan yang lebih rendah tingkatnya, lebih gampang dan lebih rendah
gajinya.
Penurunan tingkat dalam beberapa hal dapat disebabkan oleh faktor-faktor
yang tidak dapat dikendalikan oleh karyawan, misalnya masa kemunduran dan
kelesuan bisnis dapat menyebabkan pemberhentian beberapa karyawan yang
dianggap berlebihan dan menyebabkan penurunan tingkat bagi mereka yang
tinggal.
d. Pemberhentian
pemberhentian ada dua macam yaitu pemberhentian sementara (lay-off) dan
pemberhentian seterusnya (discharge).
Pemberhentian sementara disebabkan oleh faktor yang tidak bisa dikendalikan
oleh karyawan, biasanya karena kondisi bisnis yang memburuk. Pemberhentian
TEORI TEKNIK SUPERVISI VIII - 9
Penilaian Karya
ini tidak dapat diketahui lamanya, bisa jadi beberapa minggu atau bisa jadi
seterusnya jika keadaan semakin memburuk.
Pemberhentian seterusnya ialah pemberhentian karyawa oleh perusahaan
karena :
Ketidak mampuan karyawan dalam menjalankan pekerjaannya
Karyawan melakukan pelanggaran berat, misalnya mencuri atau
korupsi
Pemberhentian karyawan karena alasan ketidakmampuan harus mempunyai
bukti yang kuat. Dalam hal ini penilaian karya akan dapat sangat berguna.
TEORI TEKNIK SUPERVISI IX - 1
BAB IX
KONFLIK DAN PERUBAHAN
IX. 1 Pengantar
IX.1 .1 Definisi konflik
Konflik adalah pertentangan di perusahaan antara beberapa orang atau
kelompok yang timbul karena :
1. Mereka mempunyai ambisi atau hasrat yang amat besar untuk
mencapai tujuan.
2. Mereka harus membagi-bagi pekerjaan atau kegiatan
3. Mereka harus membagi-bagi sumber dana dan sumber daya yang
terbatas
4. Mereka mempunyai tujuan dan penilaian yang berbeda-beda
5. Adanya perubahan
Konflik di sini adalah konflik yang terjadi di perusahaan, bukan konflik pribadi atau
konflik keluarga atau perselisihan yang tidak ada sangkut-pautnya dengan
perusahaan.
IX.5 Perubahan
Dunia usaha merupakan kehidupan yang sangat dinamis, artinya selalu
berubah-ubah, tidak ada hentinya, demikian juga dengan perusahaan. Pemakaian
mesin baru, pembaharuan susunan organisasi, kenaikan tingkat, pemindahan dan
penambahan karyawan, metode kerja baru dan sebagainya.
Tidak semua orang menerima perubahan dan kemudian mengadakan
perlawanan, karena takut kehilangan pekerjaan dan takut pekerjaan bertambah berat.
Seringakli perlawanan sangat kuat sehingga membahayakan perusahaan. Maka
diperlukan adanya penyelesaian yang bijaksana.
Namun apabila tejadi sebaliknya, maka biasanya penyebabnya ada pada pihak
supervisor, seperti :
1. Supervisor lemah dan tidak tegas
2. Supervisor kurang cakap
3. Supervisor tidak berhasil memberikan contoh yang baik
apakah perubahan dilaksanakan atau tidak, hal itu tergantung dari keseimbangan
antara kedua kekuatan tersebut. Jika kedua kekuatan sama besar, maka terjadi status
quo dan perubahan tidak dapat dilaksanakan. Supaya perubahan dapat dilaksanakan,
maka kekuatan pendorong harus lebih besar daripada kekuatan penentang atau
kekuatan penentang harus dikurangi atau dihilangkan.
Dalam menghadapi perlawanan, dapat dipilih salah satu cara penyelesaian sebagai
berikut :
1. Menyerah kalah dan mundur
hal ini menunjukkan tidak adanya perencanaan dan persiapan yang
matang, dan pantang dilakukan supervisor
2. Mengatasi perlawanan
yaitu dengan menambah kekuatan pendorong dengan tujuan supaya
pereubahan dapat dilaksanakan, misalnya dengan cara :
memperketat pengawasan
menjanjikan promosi
memberi hadiah uang
3. Mengurangi perlawanan
timbulnya perlawanan karena adanya faktor-faktor penyebabnya, antara
lain adalah faktor ekonomis, rasa tidak senang, ketidak-pastian,
ancaman terhadap hubungan sosial, dan keengganan terhadap
bertambahnya pengawasan. Jika sebab-sebab itu dapat dikurangi atau
dihilangkan sama sekali, maka dengan sendirinya perlawanan akan
berkurang atau bahkan hilang.
Konflik dan perubahan dalam suatu perusahaan tidak dapat dihindarkan dan akan
selalu ada. Keduanya sama-sama memberikan dampak yang penting bagi
perusahaan, baik itu ke arah yang positif atau ke arah yang negatif. Hal itu tergantung
dari bagaimana cara perusahaan menanganinya. Walaupun keduanya tidak dapat
dihindarkan dan selalu ada, setidaknya parusahaan dapat meredam dan
mengendalikannya sehingga memberikan dampak positif bagi perusahaan.