Oleh :
2
Menurut jenis gerak relative pahat/cutter terhadap benda kerja proses
pemesinan dapat diklasifikasikan yaitu:
1. Proses Pembubutan(Turning)
Bentuk yang dihasilkan biasanya silindrik, dan gerak potong dilakukan oleh
benda kerja dan gerak makan pada pahat.
2. Menggurdi (Drilling)
Bentuk yang dihasilkan adalah silindrik dalam.
3. Milling ( Mengefreis)
Bentuk yang dihasilkan adalah permukaan rata, silindrik, dan kontur.
Gerakpotong terdapat pad pahat dan gerak makan pada benda kerja.
4. Menggerinda Rata (Surface Grinding)
Bentuk permukaan rata, gerak potong dilakukan oleh pahat dan gerak makan
pada benda kerja.
5. Sekrap
Bentuk permukaan rata atau kontur dengan gerak potong terdapat pada benda
kerja sedangkan gerak makan pada pahat.
6. Memarut dan Menggergaji ( Broaching dan Sawing )
Gerak potong dilakukan pahat, dan pemakananya dilakukan dengan memarut.
3
1.2 Operasi Permesinan
Operasi proses pemesinan di PT. Dirgantara Indonesia berada di satuan
usaha bernama Aerostructure. Operasi pemesinan Aerostructure ini, berada di
Machining Shop. Operasi pemesinan CNC Machining Shop dilakukan agar pada
saat sebuah pembuatan part menjadi hasil yang maksimal. Dalam proses
permesinan CNC Machining Shop dibagi menjadi 13 kategori, yaitu :
4
Standar Mesin
Operation Operator
Prosedur
Common
Fixture
Media
Safety
Tool CNC Material
Machinin
g Shop
Measuring Common
Tool Tool
Drawing Cutting
Tool
NCOD Process
Sheet
Jika salah satu dari ke tiga belas kriteria dalam Machining Shop tidak ada
atau tidak sesuai standar maka proses pembuatan suatu part pesawat terbang
tidak bisa dilaksakan karena dapat mempengaruh hasil dari part. Maka dari itu
sebelum pelaksanaan proses permesinan harus memperhatikan ke tiga belas
kriteria Machining Shop tersebut.
1. Mesin Konvensional
Proses pemesinan konvensional adalah proses pemesinan yang dalam
pengoperasian mesinnya digerakkan secara manual oleh operator yang terampil.
Dalam efisiensi tergolong lambat pengerjaannya dikarenakan pengerjaan hampir
5
seluruhnya dilakukan oleh operator dan membutuhkan ketelitian serta akurasi
yang tinggi dari sang operator.
2. CNC Machine
Proses pemesinan CNC (Computer Numerical Control) adalah proses yang
dalam pengoperasian mesinnya otomatis digerakkan oleh NC Program yang
telah dibuat oleh programer dan kerja dari operator mentransfer program ke
mesin CNC. NC program yang telah dibuat oleh programer lebih dikenal sebagai
G Code, dimana menghasilkan pengaturan motor servo pada mesin untuk
menggerakkan cutting tool yang bergerak melakukan proses pemesinan hingga
menghasilkan produk sesuai program.
CNC atau disebut Computer Numerical Control, dan CNC Machine
merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan
bentuk yang komplek. Semua control menggunkan sistem electronic yang
komplek (rumit).
6
Mesin CNC Matec-30 P dengan spindel vertikal merupakan mesin CNC
jenis gantry dikarenakan jenis mesin yang relatif besar, dimana pergerakan
mejannya diam dan pergerakan semua axisnya bertumpu pada rumah gantry.
Dan Mesin CNC Matec-30 P merupakan mesin CNC dengan 5 axis dengan High
Speed Machining.
1.4.1 Penjelasan
Adalah mesin yang memiliki lima sumbu pergerakan yaitu sumbu
X,Y,Z,A, dan B. sumbu X dan Y gerakannya terdapat pada meja kerja mesin,
sumbu Z gerakannya terletak pada spindel mesin. Sedangkan pergerakan sumbu
A arah gerakannya memotong pada sumbu Y, dan arah sumbu C arah gerakannya
memotong pada sumbu Z.
Gambar 3.3. Arah Gerak Mesin CNC Matec-30 P 5 Axis Vertikal Gantry.
1.4.2 Fungsi
Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan operator
dalam mesin perkakas konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool atau
mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan
pemotongan dan gerakan kembali keposisi awal, dan lain-lain. Demikian pula
dengan pengaturan kondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan
7
dan kedalaman pemotongan) serta fungsi pengaturan yang lain seperti
penggantian pahat, pengubahan transmisi daya (jumlah putaran poros utama),
dan arah putaran poros utama, pengekleman, pengaturan cairan pendingin dan
sebagainya.
Mesin ini juga memiliki presisi yang tinggi pada tingkat pengerjaan yang
sedang ataupun tinggi. Mesin ini didesain terutama untuk pengerjaan komponen
ukuran sedang atau besar di bidang Aerospace. Mesin milling dengan ukuran
linear motor yang besar dan dapat beroperasi pada volume 50 m 3, ditujukan
untuk memenuhi produktivitas tinggi. Untuk mesin MATEC yang digunakan
oleh PT. Dirgantara Indonesia adalah jenis Matec-30 P dengan spindel vertikal.
8
RAM, axis control telah menjadi lebih simple dan lebih kecil bentuknya dari
pada sistem CNC base NC. Mungkin ukurannya hanya sebesar VGA Card. Card
CNC ini dipasangkan pada socket PC biasanya di socket PCI pada motherboard.
Sistem CNC ini biasanya menggunakan sistem operasi windows XP sebagai OS
nya, dan softwarenya menggunakan software pabrikan dari pembuat CNC
tersebut.
9
Performance at 40 % DC kW 15 / 30
Rotation speed Rpm 9000 / 12000 / 15.000
Torque max. At 40 % DC Nm 100-240
Feed
Rapid feed speed m/min 30 / 48
Working spindle
Tool holder DIN 69 871 SK40B / HSK63A
Tool magazine
Number of tool positions 36 / 2x 36 ; 48/ 2x 48
Control system
CNC track control Siemens Sinumerik 840D
Working range
X-axis mm 2.200 up to 10.000
Y-axis mm 1.000 up to 4.000
Z-axis mm 500 up to 1.500
Distance spindle nose / mm Vertical 0 horizontal 250
table
Gantry clearance in Z-axis mm 1.150 up to 1.500
Machine table width mm Up to 3.100
T-slot 18 H 8
General data
Connection table kVA Approx. 75
Compressed air bar 6-8
connection
1.4.6 Elektrik
1.4.6.1 Programable Logic Control (PLC)
10
banyak pabrikan elektronik yang membuat PLC ini diantaranya Omron,
Mitsubishi, Siemens, dll.
Prinsip kerjanya kita mendesain sebuah program yang mana program
tersebut didisain sesuai keperluan dan di transfer ke dalam PLC. Program
tersebut menggunakan metoda logika. Dan logika dasarnya adalah And, OR,
Load seperti yang terdapat dalam microcontroller. Tetapi dalam PLC ini banyak
fitur tambahan yang sangat diperlukan untuk mengendalikan suatu proses kerja.
Misalnya intruksi aritmatik untuk menghitung jumlah botol yang telah tersensor
(pada mesin packing), atau intruksi data movement untuk menampilkan kalimat /
pesan eror pada display ketika terjadi overheat motor misalnya.
11
di lowongan-lowongan kerja khususnya di bidang kontrol atau electrical
requirementnya menguasai PLC.
1.4.7 Mekanik
12
Gambar 3.7. ATC (Automatic Tool
Changer)
2. Table
Table adalah peralatan produksi yang menempatkan, memegang dan
menyangga benda kerja secara kuat, dimana terdapat fixture diatas table
sehingga pekerjaan permesinan yang diperlukan bisa dilakukan. Fixture
harus dipasang tetap ke meja mesin sebagai tempat benda kerja
diletakkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pemakanan
pada meja mesin.
3. Electric Cabinet)
Electric cabinet adalah tempat yang di dalamnya terdapat
seperangkat peralatan atau sistem electric sperti servo dan lain
sebagainya.
13
Gambar 3.9. Electric Cabinet
4. Spindle
Spindle adalah bagian dimana cutter terpasang. Spindle ini berfungsi
memutar cutter yang nantinya akan membentuk benda kerja sesuai
dengan bentuk yang kita harapkan. Spindle ini memegang peranan
penting dalam koneksinya pada arbor cutter dengan batuan udara
bertekanan.
14
pada saat pemotongan benda kerja di lakukan dengan cutter, pastinya
gerak gesek dan potong pada cutter membuat kondisinya menjadi panas
dan memuai, oleh karenanya perlu adanya sistem pendingin dengan
konsep air coolant dan udara bertekanan tinggi melalui selang yang di
pasang pada blok spindle.
7. Pelumas Axis
Beberapa mesin menggunakan oli sebagai pelumas, pelumas axis
ini ditampung dalam tabung plastik yang ditempatkan di bagian belakang
mesin. Tabung ini dilengkapi dengan sensor yang terhubung dengan
mesin yang akan memberikan peringatan apabila jumlah oli sudah tidak
mencukupi. Jumlah oli pelumas ini harus di periksa setiap hari dan
ditambah apabila perlu.
8. Chip Conveyor
15
Chip conveyor adalah bagian untuk membantu mengeluarkan chip
bekas material dilakukan proses machining.
16
10. Cooling Axis
Jarang terjadi kasus timbulnya gangguan mesin akibat hal yang tidak
terduga, setidaknya ada lima faktor yang dapat menjadi penyebab penting dari
timbulnya kerusakan atau gangguan pada mesin yaitu (Rosa, 2005) :
17
2. Kesalahan dalam mendeteksi dan menjaga kondisi operasi mesin, getaran,
tekanan dan kecepatan mesin, yang seharusnya tetap dalam kondisi yang
wajar (normal).
3. Kurangnya kepedulian dan keterampilan operator dalam menangani
mesinnya atau adanya kesalahan teknis yang dilakukan oleh petugas rawat
mesin.
4. Kondisi mesin yang memang kurang baik atau adanya komponen yang
usang seperti: ausnya roda gigi, bantalan luncur dan lain-lain.
5. Penggunaan mesin yang menyimpang dari maksud rancang bangun mesin
(fungsi dasar) tersebut.
18
Maintenanance adalah semua aktifitas penting yang dilakukanuntuk
menjaga sistem dan semua komponen didalamnya untuk mampu bekerja dengan
baik. Pemeliharaan mesin sangat berpengaruh pada produktivitas mesin sehingga
pemeliharaan mesin sebaiknya dilakukan di luar waktu produksi atau
pemeliharaan dijadwalkan pada waktu tertentu yang tidak mendadak. Semakin
sering pemeliharaan dilakukan maka akan semakin meningkatkan biaya
pemeliharaan.
19
4. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang
diperlukan dalam keadaa n darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan,
unit pemadam kebakaran dan penyelamatan dan sebagainya.
20
beroperasi terhindar dari kerusakan. Secara umum tujuan dari preventive
maintenance adalah:
2. Corrective Maintenance
21
3. Pemeliharaan Perbaikan (Predictive Maintenance)
22
pemeliharaan yang baik adalah pemeliharaan yang tidak mengganggu jadwal
produksi atau dijadwalkan sebelum kerusakan mesin terjadi sehingga tidak
mengganggu produktivitas mesin.
23
merupakan tanggung jawab departemen proses dengan perencanaan
schedule baik harian, mingguan, atau bulanan.
2. Oiling
Merupakan aktivitas pemberian oli baik penambahan maupun penggantian
oli pada unit untuk memperpanjang usia pakai dan mengurangi keausan
maupun untuk menjaga fungsi kerja dari unit.
3. Checking
24
1.11.2 Common Media
Jenis command media yang ada di PT. Dirgantara Indonesia adalah
beberapa format isian yang terdiri dari berbagai macam jenis sesuai dengan
permasalahnnya. Media pelaporan tersebut adalah :
a. Request For Maintenance (RFM), format ini digunakan ketika mesin
mengalami kerusakan.
b. Engineering Liaison Request (ELR), digunakan ketika ada kesalahan pada
gambar kerja.
c. Numerical Control Trouble Report (NCTR), digunakan ketika NC program
error atau tidak bisa dijalankan.
d. Pick up form digunakan ketika ada permasalahan atau kejadian apapun di
machining shop.
e. Manufacturing Change Request (MCR), digunakan jika terdapat
ketidaksesuaian dalam proses pembuatan produk.
f. Correct action form, digunakan apabila ada koreksi terhadap seluruh
komponen machining shop.
g. Time recording, digunakan untuk menghitung waktu proses pembuatan
suatu komponen.
h. Check sheet star up machine, digunakan untuk mengecek kondisi mesin
sebelum digunakan.
25
BAB II
PEMBAHASAN
26
aktivitas perawatan harian. Diharapkan setelah melakukan perawatan harian di
dapatkan grafik seperti beriut.
27
terdesentralisasi, bahwa barangkali organisasi-organisasi yang parallel
akan memberikan hasil yang efisien.
2. Jenis Peralatan (Equipment); Apabila terdapat banyak mesin yang sejenis
dalam pabrik maka penanganan maintenance secara sentralisasi akan lebih
baik dari pada desentralisasi. Sebaiknya bila pada bagian pabrik terdapat
banyak mesin yang sejenis dan pada bagian lain terdapat banyak mesin
lain yang sejenis maka penanganan secara desentralisasi mungkin lebih
baik.
3. Kontinuitas operasi (Operational Continuity); Suatu pabrik yang bekerja
dalam satu shift selama lima hari kerja per minggu dan pabrik lain yang
bekerja 24 jam sehari selama 7 hari seminggu tentunya memiliki masalah-
masalah yang sangat berbeda sehingga perlu ditangani dengan bentuk
organisasi yang berbeda pula.
4. Ukuran Pabrik (Plant type); Pabrik yang besar lebih banyak memerlukan
tenaga maintenance daripada pabrik yang kecil. Keadaan ini sesungguhnya
tidak mempengaruhi banyak kepada segi organisasi. Akan tetapi pada
pelaksanaannya akan membutuhkan pengawasan dan pertanggung jawaban
yang berbeda dimana pada tingkat yang lebih kecil maka akan lebih kecil
pula tingkat pertanggung jawabannya.
5. Tenaga Kerja, Training dan kehandalannya; Hal ini perlu mendapat
perhatian dalam membuat membuat suatu organisasi maintenance karena
ada pengaruhnya terhadap beban pengawasan dan fasilitas untuk training.
Di daerah dimana tenaga kerja yang andal sangat langka diperoleh maka
pengawas dan fasilitas training yang baik harus mudah didapat.
6. Ruang Lingkup bagi Maintenance; Dalam suatu bagian maintenance yang
diserahi tanggung jawab hanya untuk memelilhara mesin saja, maka beban
organisasinya tidak seberat suatu bagian maintenance dengan tanggung
jawab yang meliputi bidang kerja lain.
7. Jenis Perusahaan; Setiap perusahaan mempunyai kepentingan yang
berbeda atas pelayanan maintenance yang baik. Pada
perusahaanperusahaan angkutan umum, lebih banyak dituntut dari segi
keamanan agar alat transportasi dapat berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga bagian maintenance merupakan bagian yang sangat penting.
28
Intruksi Preventive Maintenance Harian Mesin CNC Matec-30 P adalah
sebagai berikut :
HARIAN : 1 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
29
Membersihkan Bagian Luar Kerja Mesin
Status mesin : ON
Membersihkan bagian luar mesin :
Langkah langkah :
a) Membersihkan area mesin bagian lantai, kaca, dan penutup mesin
b) Membersihkan area cooling electric cabinet
c) Membersihkan dan mengosongkan bak chip conveyer
d) Membersihkan area chip conveyor
HARIAN : 2 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
30
Membersihkan Bagian Dalam/Inti Kerja Mesin
HARIAN : 3 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
31
Sludge box
32
oksidasi pada suhu tinggi dan rendah, serta tahan terhadap tekanan dan
beban kejut sehingga bagian mesin yang bergerak terhindar dari keausan.
b) Mengendalikan kotoran dengan cara melarutkan dan mendispersikan
kotoran berupa jelaga, hasil-hasil oksidasi, partikel logarn keausan mesin
dan lumpur (sludge) agar tidak mengganggu cara. kerja bagian mesin.
c) Menetralisir asam-asarn hasil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi
pelumas sehingga tidak mengganggu logam-logarn bagian mesin.
d) Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin, energi panas
yang dihasilkan mesin diserap oleh pelumas dan dihantarkan kebagian
mesin yang lebih dingin sehingga terjadi proses pemindahan panas keluar
mesin.
e) Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi pelumas dalarn sistern
agar tidak mengganggu pompa dan pelumasan bagian mesin dan
mencegah pengotoran udara serta bagian mesin.
HARIAN : 4 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
33
Mengecek Oli Axis
34
Bebrapa sifat penting pelumas hidrolik adalah viskositas, kestabilan
oksidasi, Sifat anti aus, demilsibility, dan air realese.
(a) Turalik series ISO VG 22, 32, 37, 46, 68, 100.
(b) Turalik C Series, meliputi : ISO VG5, 10, 22, 68, 100, 220 dan 320.
Dan yang digunakan pada oli hidrolik ini adalah jenis Turalik C 220.
HARIAN : 5 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
35
Mengecek Oli Hydraulic System
36
HARIAN : 6 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
37
1. Tanki Coolant
38
HARIAN : 7 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
39
HARIAN : 8 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
Status mesin : ON
Mengecek kekencangan rantai chip conveyor
Langkah langkah :
a) Mengecek chain pada chip conveyor.
b) Memperhatikan apakah rantai dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
Tipe Lokasi Perlengkapan Catatan Durasi
40
HARIAN : 9 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
Status mesin : ON
Mengecek Suhu Cooling System
Langkah langkah :
a) Mengecek tinggi suhu cooling system.
b) Suhu minimal cooling system adalah 26 3 0C.
Tipe Lokasi Perlengkapan Catatan Durasi
41
HARIAN : 10 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
Status mesin : ON
Mengecek Spray Miss Coolant
Langkah langkah :
a) Menjalankan spindle.
b) Mengecek atau memeriksa apakah coolant keluar dari spindel selama proses pengerjaan.
Tipe Lokasi Perlengkapan Catatan Durasi
42
1. Air drayer
Air dryer adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghilangkan
kandungan air pada compressed air (udara terkompresi). Sistem ini biasanya
menjadi satu kesatuan proses dengan kompresor. Udara terkompresi hasil dari
kompresor sebagian akan masuk ke tangki penyimpan dan sebagian lagi
dikeringkan menggunakanair dryer.
Penggunaan udara kering ini banyak diperlukan di industri-industri besar.
Seperti yang sudah saya jelaskan pada artikel sebelumnya bahwa udara kering,
atau biasa disebut dengan instrument air, digunakan sebagai sumber penggerak
aktuator dari valve dan damper (aktuator pneumatic). Selain itu dalam dunia
industri telekomunikasi, udara kering bertekanan digunakan untuk menyelimuti
kabel-kabel bawah tanah untuk menghindari short circuit akibat terbentuknya
embun.
HARIAN : 11 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
43
Mengecek Air dryer
Status mesin : ON
Mengecek Air dryer
Langkah langkah :
a) Cek apakah air dryer ON atau tidak? Indikator lampu hijau (Air dryer operasi)
b) Cek saluran pembuangan air pada air dyer
Tipe Lokasi Perlengkapan Catatan Durasi
HARIAN : 12 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
44
Mengecek Lampu-Lampu Indikator
Status mesin : ON
Mengecek Lampu-Lampu Indikator
Langkah langkah :
a) Menjalankan mesin.
b) Mengecek atau memeriksa apakah semua lampu indikator dapat berfungsi dengan baik pada semua lini mesin.
Tipe Lokasi Perlengkapan Catatan Durasi
HARIAN : 13 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
45
Mengecek Input Angin
Status mesin : ON
Mengecek input angin :
Langkah langkah :
a) Menjalankan mesin.
b) Mengecek atau memeriksa apakah semua angin terisi pada semua lini mesin.
c) Angin yang terisi pada indikator minimal 6.
Tipe Lokasi Perlengkapan Catatan Durasi
HARIAN : 14 sampai 14
INSTRUKSI PREVENTIVE MAINTENANCE
MATEC-30 P
46
Mengecek Sirkulasi Coolant
Status mesin : ON
Pengecekan Sirkulasi Coolant
Langkah langkah :
a) Menjalankan mesin.
b) Mengaktifkan coolant dengan bahasa G-code, yaitu M 08.
c) Mengecek atau memeriksa apakah sirkulasi coolant berjalan dengan baik, dengan mengecek komposisi coolant.
d) Pastikan pipa coolant bersikulasi.
BAB III
47
Untuk memperlancar jalannya proses kegiatan produksi di PT.
DIRGANTARA INDONESIA ada beberapa cara, adapun cara meliputi :
DAFTAR PUSTAKA
48
http://pemesinanpintar.blogspot.com.tr/2012/03/pernahkah-anda-berfikir-untuk-
siapa.html [Diakses pada tanggal 30/01/2016]
Leflar, James A., Practical TPM, Succesful Equipment at Agilent Technologies
Productivity Press, Portland, Oregon, 2001 p.18
49