Anda di halaman 1dari 74

by Adam Malik

INDUSTRIAL METROLOGY

METROLOGI INDUSTRI
Oleh :
Adam Malik
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Jenis Alat Ukur Sudut


 Alat Ukur Sudut Langsung
 Busur Baja
 Busur Bilah
 Profil Proyektor
 Clinometer
 Alat Ukur Sudut Tak Langsung
 Blok Sudut (kecermatan tinggi)
 Pelingkup Sudut
 Alat Ukur Sinus
 Batang Sinus
 Meja Sinus / Meja Sinus Gabungan
 Senter Sinus
 Busur Sinus
 Angle Dekkor
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Alat Ukur Sudut


Sudut adalah besarnya pembukaan antara dua garis yang
bertemu pada satu titik

Satuan sudut :
• Satu derajat (10) = 1/360 bagian dari lingkaran sempurna
• Satu menit (1’) = 1/60 derajat
• Satu detik (1’’) = 1/60 menit

• Jenis alat ukur sudut

• Alat ukur sudut langsung


• Alat ukur sudut tak langsung
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Busur Baja (Steel Engineer Protractor)

 Alat ukur langsung hingga kecermatan 1 derajat


 Dipakai hanya untuk perkiraan harga sudut secara kasar
 Diperlukan bantuan penyiku bila mengukur sudut yang kecil
dan terpancung.
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Busur Bilah
skala utama tempat bilah bantu
bilah utama
skala nonius
(kiri & kanan)
060
03

30
60

kunci
piringan sisi kerja
piringan dasar
plat dasar
kunci bilah sisi kerja

 Piringan dasar
 Pelat dasar
 Piringan indeks tempat
skala nonius sehingga
kecermatan hingga 2
menit
 Bilah utama
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
Busur Bilah
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Pemakaian busur bilah nonius

Posisi bilah utama dengan pelat dasar


tegak lurus (900)

 Diputar kebalikan jarum jam


 Digunakan skala nonius kanan
 Sudut terbaca dari bilah utama ke pelat
dasar searah jarum jam

 Diputar searah jarum jam


 Digunakan skala nonius kiri
 Sudut terbaca dari bilah utama ke pelat
dasar searah jarum jam
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Pemakaian busur bilah nonius

berimpit

(betul)

ada celah
(salah)

a b
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Pemakaian busur bilah nonius

Diputar kebalikan jarum


jam
• digunakan skala nonius kiri
• sudut yang terbaca adalah
dari bilah utama kepelat
90°
dasar, searah jarum jam
• sudut pelurus adalah dari
pelat dasar kebilah utama,

searah jarum jam.
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Pemakaian busur bilah nonius

bilah bantu

bilah bantu

busur bilah
universal

harga sudut merupakan


penyiku dari harga yang
harga sudut langsung terbaca terbaca

Pemakaian bilah bantu untuk mengukur sudut yang


kecil
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Back

PROFIL PROYEKTOR
Pengukuran sudut objek ukur melalui
bayangan yang terbentuk melalui kaca
buram dari proyektor
Sudut dapat diukur dengan salah satu dari
dua cara berikut
 Dengan memakai garis silang dan skala
piringan.
 Dengan memakai gambar dari beberapa
sudut.

Pembesaran bayangan bisa diatur 25x, 50x


dan 100x

EXIT
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Back

JENIS-JENIS PROFIL PROYEKTOR

EXIT
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

CLINOMETER
pembacaan kaca
4 15 skala sudut lewat
okuler
(Kecermatan 1°)
posisi gelembung
tepat ditengah
pemutar halus

(Kecermatan 30°)

Prinsip kerja : gabungan pendatar (spirit level) dengan skala


sudut busur bilah.

Setelah clinometer diletakan di atas permukaan benda ukur,


maka skala piringan diputar sampai posisi tabung dengan
gelembung kurang lebih datar. Kemudian dilakukan pemutar
halus sampai gelembung tepat ditengah, kemudian pembacaan
sudut lewat okuler (kecermatan 1’).
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Blok Sudut (Angle Gage)
Bila dalam pengukuran linier dikenal Blok Ukur sebagai alat ukur standar,
maka dalam pengukuran sudut dikenal dengan Blok Sudut. Dimensi dari
setiap Blok Sudut mempunyai kurang lebih panjang dan lebar sebesar 76
mm x 16 mm, lebar kedua ujung tidak sama yang lebih lebar diberi tanda +,
dibuat dari baja yang dikeraskan dan mempunyai kestabilan dimensi yang
sangat baik, kedua muka ukurnya mempunyai permukaan yang sangat halus
dan rata sehingga mempunyai sifat mampu lekat sebagaimana Blok Ukur.
Juga ada yang terbuat dari Keramik.

Satu set blok sudut terdiri dari 13 buah dgn blok sbb:
Satuan derajat: 1o, 3o, 9o, 27o dan 41o = 5 blok
Satuan menit : 1’, 3’, 9’, 27’ = 4 blok
Satuan detik : 3”, 6”, 18”, dan 30” = 4
blok
(0.05’, 0.1’, 0.3’ dan 0.5’)
------------------
Jika
Jumlah ketiga belas: blok tersebut disusun
13 bloksudut yang terbentuk
81o40’59’’ Namun demikian dari ketiga belas blok sudut ini dapat
dibuat hampir semua sudut yang diinginkan.
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
Contoh penyusunan Blok Sudut
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Cara menentukan susunan blok sudut untuk membuat sudut yang
tertentu
• Misalkan harga sudut yang akan dibuat adalah : 57 o34’9”.
• Pertama-tama perhatikan harga detiknya, untuk harga 9” dapat
dicapai dengan menyusun blok sudut dari +3” dan +6”.
• Kedua, perhatikan harga menitnya, apabila harga menit lebih
besar dari 40’, maka harga tersebut harus dicari dari pengurangan
terhadap 1o (misalnya 47’= 60’ –13’= +60’-1’-3’-9’) dan harga 1o
ini harus ditambahkan pada angka derajatnya. Untuk contoh ini
maka 34o dapat dicapai dengan menyusun : +1’-3’+9’+27’.
• Terakhir, perhatikan harga derajatnya, tentukan lebih dahulu
apakah harus ditambahkan 1o akibat dari penyusutan menitnya,
kemudian dapat dicari susunan yang cocok. Dalam contoh ini 57 o
dapat disususn dari : +1o-3o-9o +27o+41o.

Bagaimana mengukur sudut dengan ketelitian yang tinggi


dengan Blok Sudut ???
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
PELINGKUP SUDUT
Digunakan apabila sudut dari benda ukur terlalu sulit diukur
secara langsung dengan membandingkannya dengan blok sudut

dikunci dan dilihat


30° 90° pada profil proyektor

benda ukur
besar

Sudut yang telah dilingkupi dilihat dengan Profil Proyektor atau


diukur dengan alat ukur sudut lainnya (Blok Sudut, Busur Bilah)
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
ALAT UKUR SINUS
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Batang Sinus (Sine Bar)


Batang baja yang dikeraskan dengan dua
buah rol pada kedua ujung sisi bawah. Ke-
rataan batang baja tersebut memiliki tole-
ransi yang sangat sempit (0,003 mm), begi-
tupun kesejajaran, kebulatan, diameter ke-
dua rol tersebut dibuat sama. Jarak kedua
senter rol ada 100, 200, 250 dan 300 mm)

Toleransi yang sempit tersebut dimaksudkan untuk menjamin ketelitian peng-


ukuran secara tak langsung yang dilakukan.
Pelaksanaan pengukuran harus memakai alat ukur pembanding, standar dan
alat ukur bantu, seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut:
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
Batang Sinus (Sine Bar)
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Cara pengukuran tak langsung dengan Batang


Sinus
 Perkirakan harga sudut  dengan busur bilah mis  = 20 25’
0

 Mencari tinggi h (susunan blok ukur). h = l. sin a, l = 100 mm


maka h = 100 sin 200 25’ = 34, 844 mm
 Disiapkan susunan blok ukur dengan ukuran:
25 ; 6 ; 1,40 ; 1,48 ; 1,004 mm

 Bila untuk jarak 50 mm pada permukaan benda ukur


menunjukkan selisih ketinggian 0,012 mm (dibaca pada dial
indikator) maka tinggi h harus dikoreksi
y = d x l/l’ = 0,012 x 100/50 = 0,024 mm
maka h baru = 34,884 + 0,024 = 34,908 mm (susunan Blok Ukur
baru)
 Jika setelah dikoreksi (dial indikator harus menunjukkan 0,
berarti permukaan sudah sejajar dengan meja rata) maka
sin  = 34,908/100 = 0,34908
 Berarti sudut  = 200 25’ 51’’ (sangat teliti)
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Meja Sinus (Sine Table)


 Merupakan pengembangan
prinsip dari Batang Sinus, dibuat
lebih le-bar. Dimana salah satu
rolnya ber-fungsi sebagai engsel
antara pelat atas dan pelat dasar.
Permukaan kedua pelat dibuat
sangat rata, pada pelat atas
bersifat magnetis
 Selain berfungsi sebagai alat ukur
sudut Meja Sinus juga bisa
diguna-kan untuk memposisikan
benda-kerja pada sudut tertentu
dalam ruang kerja mesin
perkakas (Meja Sinus ditarok
diatas meja mesin).
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Meja Sinus Gabungan (Compound Sine
Table)
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Senter Sinus (Sine Centre)

 Mengukur dengan cermat sudut konis benda ukur


 Alat ini serupa dengan Meja Sinus dengan sepasang senter yang sesumbu
terletak pada pelat atasnya. Jarak senter dapat diatur sesuai dengan
panjang batang konus yang diukur
 Sudut yang diukur adalah setengah dari sudut konus
 Pengukuran harus dilakukan dengan sangat hati-hati, sebab mungkin
sumbu benda ukur tidak berimpit dengan sumbu senter (periksa terlebih
dahulu dengan memutar-mutar silinder konisnya sambil dilihat dial
indicator)
 Pengukuran dilakukan sekali lagi dengan membalikkan benda ukur sebesar
180o, kemudian hasil pengukuran dirata-ratakan.
 Prinsip pengukurannya sama dgn Batang Sinus atau Meja Sinus
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik

Busur Sinus (Sine Protractor)


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Angle Dekkor

 Prinsip kerja optis


 Angle dekkor merupakan alat
ukur pembanding, dengan
demikian pengukuran dilaku-
kan dengan membandingkan
dengan blok sudut
 Prinsip kerja: Adanya berkas cahaya sejajar yang menuju
permukaan ukur dan cahaya tersebut dipantulkan kembali dan
terlihat pada ska-la pantul. Skala pantul dan skala tetap dipakai
untuk pembacaan pengukuran
 Kap. Sampai 60 menit dengan kecermatan ½ menit
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Pengukuran sudut secara tak langsung dgn bantuan rol dan bola
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Pengukuran sudut secara tak langsung dgn bantuan rol dan bola
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Pengukuran sudut secara tak langsung dgn bantuan rol dan bola
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Pengukuran sudut secara tak langsung dgn bantuan rol dan bola
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Pengukuran sudut secara tak langsung dgn bantuan rol dan bola
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Ketegaklurusan (Squareness)

0.12 A

A
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Standar Siku
Standar siku adalah selinder berdinding tebal dengan diameter 100
mm dan tinggi 100, 150, 200 mm yang diletakkan diatas meja rata.
Permuka-an selinder sangat halus dan permukaan penampangnya
sangat rata.

Tempelkan sensor jam ukur pada permukaan selinder dan set nol
Setelah itu selinder siku diganti dengan benda ukur dan lihat apakah
ada penyimpangan pada dial indikator/ jam ukur
Bila peyimpangan x mm, maka ketidaktegaklurusan sebesar x mm
untuk setinggi l mm
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Pemeriksaan ketegaklurusan dua bidang paralel


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
ALAT UKUR KEDATARAN & KELURUSAN
Datar  rata air

Kelurusan: sejauhmana suatu garis pada bidang tegak lurus


permuka-an datar menyimpang dari 2 batas garis lurus ideal pada
bidang tadi.

Pendatar / Spirit Level / Waterpass: adalah alat ukur untuk


memeriksa kedataran atau level permukaan. Alat ukur kedataran
pada hakekatnya merupakan alat ukur sudut. Selain memeriksa
kedataran alat ukur ini juga digunakan untuk mengukur kelurusan.
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Prinsip Pendatar

R= jari-jari kelengkungan tabung


L= jarak kaki

Penurunan rumus berdasarkan sudut a segitiga BOB’ sama dengan


sudut  segitiga AOA’. Sehingga d = R h / L
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Mis : d = 2 mm, R = 200 m (200.000 mm), berarti satu skala d sama
dengan kemiringan:
d/R = 2/ 200.000 rad = 2/200.000 (180/phi) (3600 detik) = 2 detik

Bila L = 200 mm , maka h = d L/R = 2. 200/ 200000 = 0,002 mm

Maka kepekaan  1 skala = 0,002 mm/200 mm = 0,002/ 0,2 = 0,01


mm/m
Pembacaan skala pendatar

Kepekaan = kenaikan horizontal / panjang L


Kenaikan horz. = 200 mm x +0,04 mm/m = 200 mmx +0,00004 =
+0,008 mm
Kenaikan horz. = 200 mm x -0,08 mm/m = 200 mmx -0,00008 = -0,016
mm
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Kalibrasi Pendatar

1. Gunakan meja rata sebagai alat pemeriksa kerataan dasar pendatar


2. Letakan pendatar dan cari posisi pendatar shg gelembung ditengah
3. Balikan posisi pendatar pada tempat yang sama. Untuk membantu
pemosi-sian dapat dipakai batang lurus yang diklem pada meja datar
4. Apabila gelembung tidak berubah berarti pendatar horizontal, tetapi bila
ge-lembung bergeser +2 skala, maka putarlah baut pengatur sampai
posisi ge-lembung ½ dari harga semula.
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Pengukuran Kelurusan
Alat ukur kelurusan:
 Memakai pendatar
 Autokolimator
 Menggunakan Batang Lurus (Straight Edge) dengan Comparator
 Alat Ukur Khusus Kelurusan (Straightness Measuring System)
 Alat Ukur Khusus Kelurusan dengan sinar laser (Laser Measuring System)
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Pengukuran Kelurusan dengan Pendatar & Autokolimator

 Dudukan tabung autokolimator dapat diatur (dengan memutar


tiga kakinya) sehingga gelembung diposisi nol.
 2 garis sinar sejajar keluar dari autokolimator dan mengenai
reflektor (target). Sinar pantul ditangkap oleh skala pada
autokolimator yang menunjukan skala sudut (sampai kecermatan
detik)
 Refektor digeser secara bertahap untuk mendapatkan data untuk
memeriksa kelurusan garis
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
Analisa Kelurusan
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

L = 200 mm (jarak kaki) L = 103,5 mm(jarak kaki)


Kepekaan pendatar =0,04 mm/m

1 detik= 103,5 mm x konv detik –radian


1skala = 0,04 mm/m x 200 mm = 103,5 mm x 0,0000485
= 0,008 mm = 8 m = 0,0005 mm = 0,5 m

1 skala = 8 m 1 detik = 0,5 m


INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
Contoh analisa pengukuran
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik

Grafik kesalahan kelurusan


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Pengukuran Kelurusan dengan Batang Lurus &


Comparator
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

Analisis Kerataan Bidang


Kerataan suatu bidang ditentukan berdasarkan analisa data
kelurusan beberapa garis dengan pola tertentu mis: pola Union Jack
(bendera Inggris raya) yang memerlukan 8 garis .
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
KEBULATAN DAN PENGUKURAN KEBULATAN

 KEBULATAN
 PENGUKURAN KEBULATAN
 ALAT UKUR KEBULATAN
 ARTI GRAFIK DAN PARAMETER
KEBULATAN
 PENGUKURAN KESALAHAN BENTUK
DENGAN ALAT UKUR KEBULATAN
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY KEBULATAN
Bentuk bulat atau penampang bulat banyak sekali ditemukan pada komponen mesin
atau peralatan teknik yang berputar, baik itu berupa poros, bantalan, rodagigi,
pulley, flywheel dsb., mulai dimensi kecil (komponen jam tangan) sampai dimensi
besar (flywheel turbin).
Kebulatan ideal sulit dibuat, makanya perlu ditolerir ketidakbulatannya dalam batas-
batas tertentu sesuai dengan fungsi/tujuan komponen tsb.
Ketidakbulatan terjadi sewaktu komponen tsb diproduksi dan penyebabnya antara lain
adalah :
1. Keausan dan ketidakberesan bantalan poros utama mesin bubut atau mesin
gerinda
2. Lenturan bendakerja akibat gaya pemotongan yang besar
3. Kesalahan posisi dua senter apabila bk dipegang dgn 2 senter
4. Tekanan alat pemegang bendakerja (Chuck)
5. Adanya getaran (Chatter)
6. Ketidakbulatan yang berasal dari ketidakbulatan cetakkan sewaktu komponen
dibuat secara forming.
Kebulatan memegang peranan penting dalam hal :
1. Membagi beban sama rata
2. Menentukan umur komponen
3. Memperlancar pelumasan
4. Menentukan ketelitian putaran (run-out)
5. Menentukan kondisi suaian
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Profil Kebulatan

r1 r1
r2
r4
r2

(a) (b) r3 (c)

Gambar 1. Profil Kebulatan

a. Bulat sempurna
b. Terjadi ketidak bulatan sebesar r2-r1
c. Bentuk tidak beraturan

Ketidakbulatan merupakan salah satu kesalahanbentuk yang berkaitan dengan


kesalahan bentuk lainnya seperti; kesamaansumbu, konsentrisitas, kelurusan,
ketegaklurusan dan kesejajaran.
Persoalannya sekarang bagaimana cara mengukur kebulatan dan bagaimana cara
menyatakan ketidakbulatan serta alat ukur kebulatan apa yang dipakai ?.
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
Back Next

PENGUKURAN KEBULATAN

Macam-macam alat ukur kebulatan

1. Alat ukur dengan dua sensor yang saling bertolak belakang, (180 o)

Sensor
Elips

Diameter terukur Diameter terukur


pertama kedua

Sensor

Gambar 2. Pengukuran kebulatan dengan dua sensor

EXIT
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
PENGUKURAN KEBULATAN
2. Kaliber ring dengan jam ukur
Benda ukur Jam ukur
Kaliber ring

Gambar 2. Pengukuran kebulatan dengan kaliber ring

3. Mikrometer tiga kaki

Benda ukur

12
120


120°

Mikrometer tiga kaki


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
PENGUKURAN KEBULATAN
4. Blok Vee (V blok)

(a) (c)
H

(b) (d)
H

Pengukuran kebulatan dengan Blok V


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
PENGUKURAN KEBULATAN

Syarat pengukuran kebulatan :

1. Harus ada sumbu putar dan dianggap sebagai sumbu referensi


2. Lokasi sumbu putar harus tetap dan tidak dpengaruhi oleh profil
kebulatan benda ukur.
3. Pengukuran harus bebas dari sumber-sumber yang dapat
menyebabkan ketidaktelitian.
4. Hasil pengukuran diperlihatkan dalam bentuk grafik polar (lingkaran)
guna menentukan parameter kebulatan.
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
ALAT UKUR KEBULATAN
Berdasarkan putaran, alat ukur kebulatan dapat diklasifikasikan menjadi dua :

1. Alat ukur dengan sensor berputar. 2. Alat ukur dengan meja berputar.

Jenis sensor berputar Jenis meja berputar


INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
ALAT UKUR KEBULATAN
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
ALAT UKUR KEBULATAN

Prinsip Kerja Alat Ukur Kebulatan

Komponen utama
Amplifier
• spindel
sensor
• sensor
• pengubah meja putar
• pencatat leveling
grafik polar
• Leveling
• centering sentering

spindel

bantalan motor

Prinsip Kerja Alat Ukur Kebulatan


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

ARTI GRAFIK DAN PARAMETER KEBULATAN


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa garafik kebulatan :
 Profil kebulatan bukan merupakan pembesaran penampang benda ukur.
 Besarnya pembesaran yang dilakukan mempengaruhi bentuk profl
kebulatan yang diperoleh
True circle
A A A

1,5 mm 3 mm 15 mm
Pembesaran, M = 500 x M = 1000 x M = 5000 x

Pengaruh pembesaran pada profil kebulatan


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

ARTI GRAFIK DAN PARAMETER KEBULATAN

 Posisi pembuatan grafik tidak mempengaruhi analisis kebulatan,


sehingga dapat ditentukan sekehendak

Jarak lingkaran
konsentrisnya sama

Profil kebulatan
sempurna

Posisi pembuatan grafik

 Terdapat hubungan sudut posisi antara benda ukur dan profil kebulatan
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
ARTI GRAFIK DAN PARAMETER KEBULATAN

2 2
C C

1  

1

Hubungan benda ukur dan profil kebulatan

 Kesalahan sentering akan mempengaruhi profil kebulatan yang diperoleh.


0
e 330 30
Pengaruh eksentrisitas
300 60

E
270 90

240 120

210 150
180
by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY
ARTI GRAFIK DAN PARAMETER KEBULATAN
Empat jenis lingkaran referensi yang dapat digunakan dalam
menentukan harga parameter kebulatan.
 Lingkaran luar minimum (Minimum Circumscribed Circle).

Minimum
Circumsribed Circle 180°
Ketidakbulatan
(out of roundness)

270° 90°

Lingkaran luar minimum


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

ARTI GRAFIK DAN PARAMETER KEBULATAN

 Lingkaran Dalam Maksimum (Maximum Inscribed Circle)

180°

Maximum
Inscribed Circle
270° 90°

Ketidakbulatan
(out of roundness)

Lingkaran dalam minimum


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

ARTI GRAFIK DAN PARAMETER KEBULATAN


 Lingkaran Daerah Minimum (Minimum Circumscribed Circle)

180°

Ketidakbulatan, MRZ
(out of roundness)
Minimum Zone Circle

270° 90°

Lingkaran daerah minum


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

ARTI GRAFIK DAN PARAMETER KEBULATAN

 Lingkaran Kuadrat Terkecil (Least Squares Circle)

180°

Mean Circle
(Least Square Circle)
270° 90°
ketidakbulatan
(out of roundness)

Lingkaran kuadrat terkecil


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

ARTI GRAFIK DAN PARAMETER KEBULATAN

Parameter-parameter kebulatan diatas bukanlah merupakan


parameter yang ideal yang mampu menerangkan ketidakbulatan. Hal
ini disebabkan oleh:

 Harga ketidakbulatan tersebut tidak memberikan informasi atas


bentuk profil kebulatan atau jumlah tonjolan.
 MRZ tidak selalu sama dengan jarak antara tonjolan tertinggi
dengan lekukan terendah, bergantung pada posisi sudut relatif
antara tonjolan dan lekukan tersebut, lihat gambar 9.
a MRZ berbeda b

MZC
bersatu dengan
pusat komponen
MZC tidak bersatu
dengan pusat komponen

Gambar 9. Pengaruh posisi tonjolan


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

ARTI GRAFIK DAN PARAMETER KEBULATAN

 Adanya goresan atau kotoran pada permukaan objek ukur akan menye-
babkan perubahan yang cukup besar bagi parameter kebulatannya, lihat
gambar 10.

a b
tonjolan max

MRZ dengan tonjolan max MRZ tanpa tonjolan max

Pengaruh tonjolan ekstrim


by Adam Malik
INDUSTRIAL METROLOGY

PENGUKURAN KESALAHAN BENTUK


DENGAN ALAT UKUR KEBULATAN
Pengukuran kesalahan bentuk dapat dilakukan dengan cara :

 Sentering dan Leveling.

 Memeriksa toleransi kebulatan

 Memeriksa toleransi kesamaan sumbu (konsentrisitas).

 Memeriksa toleransi ketegaklurusan.

 Memeriksa toleransi kesejajaran.

 Memeriksa toleransi kelurusan


INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
Pengukuran Kekasaran Permukaan
INDUSTRIAL METROLOGY
by Adam Malik
Pengukuran Kekasaran Permukaan

Anda mungkin juga menyukai