1
6. Setelah stylus berhenti bergerak dan hasil kalibrasi muncul, tekan
tombol [RED] untuk memilih (Update) dari hasil kalibrasi. (Modul
Praktikum Metrologi Industri, 2019)
2
Gambar 1.7 Posisi Detector (Modul Praktikum Metrologi Industri, 2019)
B. Menentukan Sampling Length
Adapun cara yang dilakukan untuk menentukan nilai sampling length (ℓ)
diantaranya yaitu :
1. Masukkan measuring condition, pilih standar ISO 1997, profil roughness,
serta parameter Ra.
2. Perkirakan nilai Ra berdasarkan touch inspection.
3. Cari nilai sampling length yang sesuai dengan nilai Ra pada Tabel 1.2.
4. Ukur Ra sesuai sampling length yang dipilih.
5. Bila hasil yang keluar tidak sesuai range nilai parameternya, pilih sampling
length yang lebih kecil atau besar.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 hingga menemukan sampling length yang sesuai.
Tabel 1.2 Korelasi Ra dengan sampling length
Ra (µm) Sampling length (mm) Evaluation length (mm)
(0.006) < Ra ≤ 0.02 0.08 0.08
0.02 < Ra ≤ 0.1 0.25 0.25
(0.1) < Ra ≤ 2 0.8 0.8
3
C. Pengukuran Kekasaran Permukaan
Untuk mendapatkan data yang valid. Harus dilakukan proses pengukuran
dengan benar sesuai prosedur. Untuk memulai penggukuran kekasaran permukaan
benda, di bawah ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan.
1. Atur jumlah pengambilan sampel (n) pada measuring condition. Sesuaikan
dengan panjang benda ukur dan nomenklatur pada Gambar 1.8.
2. Pastikan kondisi detector tetap sesuai dengan kondisi yang benar.
3. Kembali ke halaman utama pada display unit.
4. Tekan tombol [START/STOP].
5. Tunggu sampai detector berhenti bergerak. Catat hasil pengukuran.
6. Simpan data pengukuran.
7. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada setiap spesimen. Ulangi langkah
2-6 pada titik pengukuran berbeda
4
MULAI
Kalibrasi
Ya
Ya
5
A
Apakah hasil
Tidak Ganti
terukur sesuai nilai
range pada table? Sampling
Length
Ya
SELESAI
Gambar 1.9 Diagram alir pengukuran kekasaran permukaan
(Modul Praktikum Metrologi Industri, 2019)
6
Measuring force = 0,75 mn
Stylus Material = Diamond
Driver Unit
Gambar 1.1 Surface Roughness Tester Mitutoyo SJ-210 Standard Type
(Laboratorium Metrologi Industri, 2019)
a. Display Unit
Bagian ini berfungsi untuk menampilkan data hasil dari pengukuran
kekasaran permukaan benda. Standar yang digunakan oleh alat ukur ini
adalah JIS (JIS-B0601-2001, JIS-B0601-1994, JIS B0601-1982), VDA, ISO-
1997, dan ANSI.
b. Driver Unit
Bagian ini berfungsi untuk mengendalikan pergerakan detector. Drive unit
dapat disambungkan dengan kabel khusus agar pergerakkannya lebih
fleksibel. Driver range memiliki nilai sebesar 21 mm.
c. Detector
Bagian ini berfungsi untuk mendeteksi kekasaran permukaan benda. Pada
bagian ini terdapat bagian yang bernama stylus. Detector ini memiliki beberapa
spesifikasi yaitu:
Measurement Range = -200µm - Stylus Material = Diamond
160 µm
Skid Curvature = 40 mm Measurement Force = 0.75 mN
2. Vernier Caliper
Jangka sorong atau yang disebut juga dengan vernier caliper merupakan
salah satu alat ukur mekanik dan sering digunakan dalam pekerjaan
pengukuran. Namun untuk vernier caliper yang digunakan pada praktikum kali
ini memiliki spesifikasi sebagai berikut.
Merk : Krisbow
7
Ketelitian : 0,05 mm
Kapasitas Ukur : 0 -150 mm
8
C. Benda Ukur
Benda ukur yang digunakan pada kegiatan praktikum kali ini adalah tiga
buah spesimen berbentuk silinder.
9
ƛc = 2.5 µm I = 4,934 I = 31,135 I = 18,390
C ƛs = 8 µm II = 5,303 5,066 II = 31,252 31,114 II = 17,347 17,832
N = 6 kali III = 4,962 III= 30,956 III= 17,761
10
1.3.2 Pembahasan
Setelah melakukan pengolahan data menggunakan Ms. Excel kita akan
mendapatkan nilai Rz, Rp, Rv serta rata-rata Rp. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
A. Spesimen A
1. Hasil Pengukuran A-I
Berikut merupakan hasil plotting pengukuran I kekasaran permukaan
spesimen A menggunakan Surface Roughness Tester Mitutoyo SJ-210 Standard
Type. Didapat nilai Ra = 5.990 μm, Rz = 38.149 μm, Rp = 18,115 μm, dan Rv =
20.034 μm.
[ΜM]
40.0
Evaluation Profile
20.0
Rp
Ra
0.0 Rv Rz
-20.0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 [MM]
11
3. Hasil Pengukuran A-III
Berikut merupakan hasil plotting pengukuran III kekasaran permukaan
spesimen A menggunakan Surface Roughness Tester Mitutoyo SJ-210 Standard
Type. Didapat nilai Ra = 5,131 μm, Rz = 33,473 μm, Rp = 16,466 μm, dan Rv =
17,007 μm.
[ΜM]
-40.0
-60.0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
[MM]
12
2. Hasil Pengukuran B-II
Berikut merupakan hasil plotting pengukuran II kekasaran permukaan
spesimen B menggunakan Surface Roughness Tester Mitutoyo SJ-210 Standard
Type. Didapat nilai Ra = 5,850 μm, Rz = 35,635 μm, Rp = 15,708 μm, dan Rv =
19,927 μm.
[ΜM]
-40.0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
[MM]
13
Type. Didapat nilai Ra = 6,577 μm, Rz = 43,276 μm, Rp = 20,968 μm, dan Rv =
22,308 μm.
[ΜM]
40.0 Evaluation Profile
20.0 Rp
0.0 Ra
Rz
Rv
-20.0
-40.0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
[MM]
-40.0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
[MM]
14
[ΜM]
40.0 Evaluation Profile
20.0
Rp Ra
0.0
Rv Rz
-20.0
-40.0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0
[MM]
15
1.4 APLIKASI PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
A. Analisa Kekasaran Permukaan Benda Kerja dengan Variasi Jenis
Material dan Pahat Potong.
Bentuk dan kekasaran permukaan dari sebuah produk yang dihasilkan oleh
mesin perkakas seperti mesin bubut memegang peranan yang penting. Hal ini
disebabkan oleh bentuk dan kekasaran permukaan produk tersebut berkaitan
dengan gesekan, keausan, sistem pelumasan dan lain-lainnya.
Dalam analisa kekasaran permukaan, material bendakerja yang dipakai
adalah VCN, VCL dan ST 37 sedangkan jenis pahat potong yang digunakan
adalah HSS, Karbida Widia dan Karbida Sandvik.
16
menggunakan kecepatan putar mesin rendah dan gerak makan yang besar
menghasilkan nilai kekasaran permukaan yang besar.
B. Pengaruh Parameter Potong dan Geometri Pahat Terhadap
Kekasaran Permukaan Pada Proses Bubut
Proses pemesinan dilakukan pada suatu material baja S45C dengan
menggunakan pahat Coated Carbide. Karakteristik kekasaran permukaan
dipengaruhi oleh faktor kondisi pemotongan dan geometri pahat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor kecepatan potong, gerak
pemakanan dan nose radius pahat terhadap kekasaran permukaan benda kerja,
menentukan parameter potong terbesar pengaruhnya terhadap kekasaran dan
menentukan model persamaan kekasaran permukaan.
Dari hasil analisis data kekasaran permukaan didapatkan faktor yang paling
besar pengaruhnya adalah gerak makan dan yang paling kecil pengaruhnya adalah
kecepatan potong. Gerak makan bertambah besar maka akan menaikkan nilai R a
sedangkan radius pahat (nose radius) dan kecepatan potong yang bertambah besar
akan menurunkan nilai Ra
17