Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 21

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Latar Belakang
Produk suatu permesinan mempunyai kualitas geometri tertentu, kualitas
yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh pengendalian mutu dan proses produksi.
Mutu yang baik tidak saja bergantung pada kualitas bahannya, tetap juga sangat
bergantung pada proses produksi, proses produksi yang baikditentukan oleh kontrol
kualitas dimensi produk. Sedangkan kualitas dimesi produk ditentukan oleh
penggunaan alat alat ukur yang presisidan teliti, dan cara pengukurannyapun harus
benar.
Alat ukur yang presisidan teliti merupakan hal yang harus dipenuhi guna
menghasilkan pengukuruan yang benar. Tentunya didukung dengan kepiawaian
mengukur dari pembuat produk selama proses produksi berlangsung hingga
menghasilkan produk yang sesuai dengan dimensi tertentu yang dikehendaki (job
sheet). Di industri manufaktur, hal tersebut biasanya dilakukan oleh bagian
produksi.Sedangkan kontrol kualitas produk biasanya menjadi kewenangan QA
(Quality Assurance) atau laboratorium metrologi.
Produk permesinan mempunyai kualtias geometri tertentu yang selalu
membutuhkan pemeriksaan untuk memeriksanya diperlukan metrologi dalam arti
umum. Sedangkan metrologi industri adalah ilmu untuk melakuan pengukuran
karakteristik geometri suatu produk atau komponen mesin dengan alat dan cara yang
tepat sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan
geometri sesungguhnya dari komponen tersebut.
1.2 Pengukuran
1.2.1
Definisi Pengukuran
Pengukuran merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu yang bersifat numeric. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif bahkan
merupakan instrument untuk melakukan penelitian (Budi Hartono)
Pengukuran

adalah

proses

pemberian

angka

atau

memperoleh

deskripsinumerik darisuatu lingkaran dimana seseorang peserta didik telah mencapai


karakteristik tertentu (Akhmad Sudrajat).

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

1.2.2

Fungsi Pengukuran

1. Untuk mengetahui dan mengamati dimensi benda yang telah diproduksi dan
distandarkan.
2 Proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendeskripsikan suatu
produk.
3 Untuk keperluan analitis dan instrumentasi.
4 Untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan desain
5 Proses mendapatkan informasi besaran tertentu dari suatu alat ukur.
1.2.3 Klasifikasi Pengukuran
Geometris obyek ukur mempunyai bentuk bermacam macam untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang paling baik menurut standar yang berlaku maka
diperlukan cara pengukuran yang tepat dan benar. Ada beberapa Cara pengukuran
yang bias dilakukan untuk mengukur geometris obyek ukur yaitu:
1. Pengukuran Langsung
Proses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat dibaca langsung dari alat
ukur yang digunakan missal pengukuran diameter poros dengan jangka sorong.

Gambar 1.1 jangka sorong


Sumber : anonymous (2015)
2. Pengukuran tak langsung
Proses pengukuran dimana dalam prosesnya tidak bias menggunakan satu alat
ukur saja dan tidak bias dibaca langsung hasil pengukurannya. Umumnya pada
pengukuran tidak langsung ada beberapa alat ukur, ada alat ukur standar, alat ukur
pembanding, dan alat ukur pembantu. Misal mengukur ketirusan poros dengan
menggunakan senter sinus (sine center) dibantu dengan jamukur (dial indicator)
dan Blok ukur.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

Gambar 1.2 senter sinus


Sumber: anonymous (2015)
3. Pengukuran dengan kaliber batas
Proses pengukuran dimana benda yang akan diukur dilihat seberapa besar
benda tersebut dan masih dalam batas batas toleransi tertentu. Dengan
menggunakan alat ukur kaliber batas, maka dapat ditentukan apakah benda yang
akan dibuat masuk kedalam kategori diterima ( Go) atau masuk ke dalam kategori
dibuang ( No Go ).

Gambar 1.3 kaliber batas


Sumber : anonymous
4. Pengukuran dengan bentuk standar
Proses

pengukuran

dimana

pengukuran

dilakukan

dengan

cara

membandingkan bentuk benda yang dibuat dengan bentuk standar yang


digunakan sebagai alat pembanding. Misalnya mengukur ulir ( Sudutnya ) dicek
dengan menggunakan mal ulir.
1.2.4

Jenis Jenis Pengukuran


Menurut jenis benda yang akan diukur maka alat ukur dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :
1. Pengukuran Linear
Alat ukur yang hasil pengukurannya dapat langsung dibaca contohnya adalah
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

mengukur diameter poros, panjang diameter mur dan baut menggunakan jangka
sorong atau mikrometer.
2. Pengukuran Sudut
Benda ukur tidak selalu memiliki ukuran panjang akan tetapi ada yang memiliki
dimensi sudut. Ketepatan sudut benda sangat diperlukan misalnya sudut blok v, sudut
ketirusan poros.
3. Pengukuran Ulir
Ulir pada sebuah konstruksi berfungsi sebagai transmisi daya dan alat
pemersatu. Pengukuran geometris ulir digunakan untuk memastikan kekuatan dan
daya tahan kelelahan ulir untuk melawan ketelitian pengubahan gerakrotasi menjadi
translasi.
4. Pengukuran Roda Gigi
Roda Gigi mempunyai fungsi penerus gerakan , daya

atau pengubah.

Pengukuran roda gigi berguna untuk mengetahui kepresisian roda gigi sehingga
mentransmisikan daya.
5. Pengukuran Kedataran, Kelurusan, dan Kerataan
Kedataran adalah datar air atau horizontal, gaya tarik dianggap tegak lurus
terhadap bidang datar air.Contoh alat ukur kedataran adalah waterpass yang
sebenarnya untuk mengukur sudut. Namun sudut yang diukur relatif kecil. Alat ukur
kelurusan digunakan untuk mengukur sejauh mana permukaan menyimpang dari
kondisi ideal. Pemeriksaan kelurusan biasa menggunakan

waterpass dan

autokolimator. Alat ukur kerataan digunakan untuk mengetahui kerataan bidang


berdasarkan analitis data.
6. Pengukuran Kekasaran Permukaan
Setiap permukaan komponen dari suatu benda mempunyai beberapa bentuk
yang

bervariasi

menurut

struktumya

maupun

dari

hasil

proses

produksinya.kekasaran dideflllisikan sebagai ketidakhalusan bentuk yang menyertai


proses produksi yang disebabkan oleh pengerjaan mesin.
1.3 Instrumentasi
1.3.3 Definisi Instrumentasi
Menurut Franky W Kirk dan Nicholas R Rimboy (1962), instrumentasi adalah
ilmu yang mempelajari tentang penggunaan alat untuk mengukur dan mengatur suatu
besaran baik kondisi fisis maupun kimia. Menurut Suparni Setyowati Rahayu,
Instrumentasi adalah pengukuran piranti ukur untuk menentukan harga besaran yang
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

makin berubah ubah dan seringkali pengaturan besaran pada batas tertentu.
Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks.

1.3.2

Fungsi Instrumentasi
1. Sebagai Alat Ukur
Instrumentasi mendeteksi dan memberikan informasi tentang besarnya nilai

proses variabel yang diukur dari suatu proses industri,misalnya tekanan, suhu, dan
sebagainya. Sehingga dapat dipahami oleh pengamat.
2. Sebagai Alat Pengendalian
Instrumentasi berfungsi untuk mengendalikan jalannya proses agar variabel
proses yang sedang diukur dapat diatur dan dikendalikan tetap pada nilai yang
ditentukan.
3. Sebagai Alat Pembanding (Comparisson)
Instrumentasi berfungsi untuk membandingkan dimensi dan bentuk geometri
suatu produk dengan produk lain
4. Sebagai Alat Pengaman
Instrumentasi sebagai alat ukur untuk memberikan tanda bahaya atau tanda
gangguan apabila terjadi masalah atau kondisi yang tidak normalyang diakibatkan
oleh tidak berfungsinya suatu peralatan pada suatu proses.
5. Sebagai Alat Analisa (Analyzer)
Instrumentasi yang berfungsi sebagai alat untuk menganalisa produk yang
dikelola, apakah sudah memenuhi spesifikasi seperti yang diinginkan sesuaidengan
standard,

mengetahui

polusi

dari

hasil

produksi

yang

diproses

agar

tidakmembahayakan dan merusak lingkungan.


1.4 Metrologi dan Kontrol Kualitas
1.4.1 Definisi Metrologi

dan

Kontrol

Kualitas
Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang pengukuran ( the science of
measurement). Supaya pengukuran itu dapat dilakukan dengan benar dan hasilnya
dapat dipercaya, dalam pelaksanaannya di dunia nyata, metrologi dapat
dikategorikan sebagai Berikut:
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa metrologi adalah ilmu yang
mempelajari masalah pengukuran Metrologi industri sendiri memiliki definisi yang
khususnya pengukuran geometris suatu produk dengan cara dan alat yang tepat
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21
sehingga

hasil

6
pengukurannya

mendekati

kebenaran

dari

keadaan

yang

ssesungguhya.
Kontrol kualitas merupakan tenik yang sangan bermanfaat untuk mengetahui
kualitas suatu produk dan kelayakan produk sebelum dipasarkan.
1.4.2

Fungsi

Metrologi

dan

Kontrol

Kualitas.
Fungsi metrologi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Penetapan definisi satuan ukuran yang diterima Internasional
2. Perwujudan satuan satuan ukuran berdasar metode ilmiah
3. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan nilai dan akurasi suatu
pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan
4. Membuat gambaran melalui karakteristik suatu objek
5. Menganalisa pelaksanaan pembuatan, penguji kualitas, dan factor terkaitlainnya
Sedangkan fungsi kontrol kualitas antara lain :
1.

Teknik mencapai kualitas

2. Sebagai pengambil keputusan


3. Pengendalian mutu produk
4. Untuk memperoleh hasil produksi yang presisi
5. Memperkirakan hal-hal yang terjadi

1.

1.4.3 Jenis Jenis Metrologi


Metrologi legal
Metrologi yang mengelola satuan satuan ukuran, metode metode
pengukuran adalah alat alat ukur yang menyangkut persyaratan teknik dan
peraturan berdasarkan undang undang yang bertujuan melindungi kepentingan

2.

umum dalam hal kebenaran.


Metrologi Ilmiah

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

Berhubungan dengan pengatuan dan pengembangan standar standar


pengukuran dan pemeliharaannya.
3.
Metrologi Industri
Ilmu untuk melakukan pengukuran karakteristik geometris dan suatu
produk atau komponen dengan mesin yang dengan alat dan cara yang tepat.
1.5 Parameter Pengukuran
1.5.1 Ketelitian (Akurasi)
Kedekatan suatu hasil pengukuran dengan angka ataudata yang sebenarnya
(true value / correct result) dengan melakukan perhitungan secara berulang ulang.
1.5.2 Ketepatan (Presisi)
Pengukuran yang dilakukan untuk mencari nilai kebenaran (absolut)
meskipun pengukuran diulang secara terus menerus hasilnya tetap sama.
1.5.3 Ukuran Dasar
Dimensi atau nominal dari suatu obyek ukur yang sama secara teoritis
dianggap tidak mempunyai harga batas atau toleransi walaupun harga sebenarnya
dari obye uur tidak pernah diketahui secara pasti
1.5.4 Toleransi
Perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang diizinkan sehingga dari
perbedaan ini dapat diketahui dimana ukuran dari komponen komponen yang
dibuat itu terletak besarnya toleransi merupakan selisih dari ukuran maksimum dan
minimum.
1.5.5

Harga Batas

Ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan dari suatu
komponen, diatas dan dibawah ukuran besar (ukuran dasar)
1.6 Konstruksi Umum Alat Ukur
1.6.1 Sensor
Sensor adalah bagian dari alat ukur yang meghubungkan alat ukur dengan
benda atau obyek. Dengan kata lain, sensor merupakan perabadarari alat ukur yang
akhirnya sensor atau mengalami kontak langsung dengan benda yang akar diukur,
contoh : Kedua lengan dari jangka sorong.

1.6.2

Pengubah

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21
Pengubah adalah penerus isyarat dari sensor diubah atau mengubah semua
isyarat yang diterima oleh sensor, dengan adanya pengubah ini semua isyarat dari
sensor diteruskan ke bagian lain yaitu penunjuk atau pencatat yang terlebih dahulu
diubah oleh pengubah macam macam pengubah adalah :
a. Pengubah mekanis
Cara kerja pengubah meknis ini adalah berdasarkan prinsip kinematis yang
melakukan perubahan gerak rotasi menjadi gerak translasi.

Gambar 1.4 Pengubah Mekanis


Sumber : Sidji Munadi, 1988 : 54
b. Pengubah elektris
Prinsip kelistrikan dari pengubah elektris ini adalah mempunyai fungsi
mengubah isyarat yang diterima oleh alat ukur.

Gambar 1.5 Pengubah Digital


Sumber : Anonymous 2, 2014
c. Pengubah optis
Pengubah optis ini hanya berfunsi sebagai pembelok berkas cahaya dari
obyek ukur sehingga terjadi bayangan maya atau =pun nyata yang ukurannya bias
menjadi lebih besar dari ukuran sebenarnya, dalam sisstem ini banyak menggunakan
bermacam macam lensa, seperti: lencsa cekung,cembung,prisma dan lain
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

lain.Contoh :lup,proyektor,teleskop.

Gambar 1.6 Pengubah Optis


Sumber : Sidji Munadi, 1988 : 60
d. Pengubah pneumatis
Pada pengubah pneumatis ini menggunakan system dimana aliran udara akan
berubah, bila celah antara obyek ukur dengansensor alat ukur dimana udara
jugamengalami perubahan. Untuk mengetahui perubahan ini digunakan cara yaitu
mengukur perubahan tekanan dan kecepatan aliran udara.

Gambar 1.7 Pengubah Pneumatik


Sumber : Sudji Munadi, 1988 : 64
1.6.3

Penunjuk

Hampir semua alat ukur mempunyai bagian yang disebut dengan penunjuk
atau pencatat kecuali beberapa alat ukur batas atau standar, daribagian penunjuk
inilah dapat dibaca atau diketahui harga hasil pengukuran. Secara umum penunjuk
dapat dikelompokkan menjadi dua :
a. Penunjuk yang mempunyai skala
Susunan garis garis yang dibuat secara teratur dengan jarak garis yang tetap
mempunyai arti tertentu disebut dengan skala, untuk skala skala tertentu tidak
bisa dibaca secara langsung ukurannya karena masih harus dikalikan dengan
bilangan tertentu sesuai dengan ketelitian alat ukurnya, untuk mengurangi system
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

10

perkiraan dalam membaca skala maka dibuat skala nonius sebagai pengganti garis
indeks.
b. Penunjuk Berangka (system Digital )
Untuk penunjuk ini tidak sulit menggunakannya, karena hasil pengukuran
langsung dapat dbaca pada penunjuknya yang secara otomatis menunjukkan besar
dimensi oyek ukur
1.7 Sifat Umum Alat Ukur
1.7.1 Rantai Kalibrasi
Kalibrasi adalah mencocokkan harga harga pada skala uur dengan harga
standar atau sebenarnya. Pemeriksaan alat alat ukur dilakukan melalui rangkaian
sebagai Berikut :
a. Tingkat I

: Kalibras untuk alat ukur kerja dengan alat ukur

standar kerja
b. Tingkat II
: Kalibrasi untuk alat ukur standar kerja terhadap alat
ukur standar
c. Tingkat III

: Kalibrasi untuk alat ukur standar dengan alat ukur

standar yang mempunyai tingkata lebih tinggi misa Standar Nasional


d. Tingkat IV
: Kalibrasi standar nasional dengan standar meter
internasional
1.7.2

Kepekaan

Kepekaan merukan kemampuan dari alat ukur untuk memonitor perbedaan


yang kecil dari harga harga yang diukur, kepekaan dari alat ukur berkaitan erat
dengan system mekanisme dan pengubahnya. Makin teliti sitem pengubah isyarat
dari sensor, makin peka juga alat ukurnya
1.7.3

Kemudahan Baca

Kemudahan baca adlah kemampuan alat ukur untuk menunjukkan harga yang
jelas pada skala ukurnya, kemudahan baca berkaitan erat dengan skala yang dibuat
disini, pembuatan skala nonius dengan sitem yang lebih terinci memegang peranan
penting dalam masalah kemudahan baca.
1.7.4

Histerisis

Histerisis merupakan penyimpangan yang terjadi pada alat ukur pada


pengukuran sudut benda kerja batang sinus atau dengan senter sinus (sine centre)
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

11

dengan menggunakan alat ukur pembanding jam ukur (dial indicator) biasanya
dilakukan pengukuran bolak balik atau berlawanan.
1.7.5

Kepasifan

Kepasifan terjadi apabila sensor tidak memberikan sinyal, namun penunjuk


skala tidak menunjukkan perbuhan sama sekali pada jarum penunjuknya. Untuk alat
ukur mekanis jika terjadi kepasifan hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh pegas
yang sifat elastinya kurang sempurna.Pada alat ukur pneumatis juga sering terjadinya
kepasifan ini Misalnya lambat reaksi dari barometer padahal sudah terjadi perubahan
tekanan udara. Hal ini disebabkan volume udara terlalu panjangnya pipa udara
penghubung sensor dengan ruangan perantara
1.7.6

Pergeseran

Pergeseran merupakan terjadinya penyimpangan posisi dari penunjuk alat


ukur, sementara sensor tidak memberikan sinyal atau perbedaan.Penuimpangan
yang terjadi dari harga harga yang ditunjukkan pada skala atau tercatat pada
kertas grafik. Padahal sensor tidak melakukan perubahan apa apa. Kejadian ini
banyak terjadi pada alat alat ukur elektris yang komponennya sudah tua.
1.7.7

Kestabilan nol

Kestabilan nol merupakan kemampuan dari alat ukur untuk kempali ke posisi
nol apabila sensor tidak lagi bekerja. Misalnya pada waktu pengukuran dengan jam
ukur, kemudian secara tiba tiba bendanya diambil, maka seharusnya jam penunjuk
kembali ke posisi nol semula. Akan tetapi, sering terjadi jarum penunjukknya tidak
kembali ke posisi nol, kejadian ini disebut dengan kestabilan nol yang tidak baik,
salah satu penyebabnya adalah adanya keausan pada sistem penggerak pada sistem
penggerak jarum penunjuk.

1.8 Karakteristik Geometri dan kualitas


1.8.1 Karakteristik Geometri
Karakeristik Geometri adalah sifat ukuran yang harus dipenuhi agar
komponen (mesin) dapat bekerja sesuai rencana.Misalnya dudukan pros pompa
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

12

sentrifugal dengan bantalan luncur.Diameter poros harus lebih kecil dari diameter
bantalan luncur dengan kelonggaran tertentu.
1.8.2

Karakteristik Kualitas

Karakteristik kualitas adalaah hasil suatu proses yang berkaitan dengan


kualtias, karakteristik kualitas dibagi menjadi 3:
a. Karakteristik kualitas yang memiliki nominal yang menuju nilai target
yang tepat pada suatu nilai tertentu, contoh : panjang, lebar, volume,
dan berat.
b. Memliki sifat pencapaan karakteristik, jika semakin kecil (mendekati
nol) maka semakin baik, contoh : penyimpangan, waktu proses.
c. Sifat pencapaian karakteristik kualitas tersebut yang semakin besar
maka semakin bagus, contoh : kekuatan, efisiensi, ketahanan korosi
1.9 Sistem dan Standar Pengukuran.
1.9.1 Sistem Metrik
Sistem metrik telah dikembangkan oleh para ilmuwan perancis sejak tahun
1790-an. System ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran panjang dan
kilogram untuk pengukuran berat. Dari satuan meter dan kilogram ini kemudian
diturunkan satuan lain untuk mengukur luas, volume, kapasitas, dan tekanan.
Sistem metrik adalah sebuah sitem satuan pengukuran internasional
yang.baku. Biasa dikenal dengan satuan inks.
Tabel 1.1 Satuan besaran satuan Internasional
No

Besaran

Satuan

,
1
2
3

Panjang
Massa
Waktu

m
Kg
Sekon

Keuntungan system metric dibandingkan system british adalah


a. Konversi lebih mudah
b. Sebagian Negara Negara industri menggunakan system metric sehingga
dapat memungkinkan terjadinya hubungan kerja sama.
1.9.2

Sistem British

Secara garis besar system ini berlandaskan pada inchi, pound,dan detik
sebagai dasar satuan panjang, massa, dan waktu.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

13
Tabel 1.2 Satuan besaran satuan British
No

Besaran

Satuan

,
1
2
3

Panjang
Massa
Waktu

Inch
Pound
Sekon

1.9.3

Konversi antara metric dan brtish

Adalah sifat untuk memudahkan hubungan antara system metrik dan british,
ada tiga jenis konversi antara metric dan british yaitu
a. Konversi secara matematika
Konversi inchi atau british ke metric secara matematika diperlukan factor
konversi Misalnya
1 yard =

3600
meter
2927

= 0.914440

1 yard = 36 inchi. Hal ini berarti


1 inchi =

1
36

x 0.91440 meter = 0.025400 meter.

b. Konversi dengan table


Konversi ini berupa tabel yang ada angka angka konversinya sehingga
mudah untuk menggunakan, karena kita tinggal melihat ke tabel saja

Tabel 1.3 Tabel Konversi

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

14

Sumber : Anonymous 1,2013


c. Konversi Dial mesin
Konversi ini dilakukan pada dial yang terdapat pada mesin mesin produksi,
Misalnya mesin bubut, Frais dan sebagainya. Dengan demikian satu unit mesin
dapat membuat komponen komponen baik yang ukurannya dalam metric
ataupun inchi

1.10

Suaian

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

15

1.10.1 Definisi Suaian


Suaian adalah perbedaan ukuran yang diizinkan untuk suatu pemakain
tertentu dari pasanganAda 2 batasan umum untuk menentukan suaian yaituGolongan
lubangada diameter lubang, lebar alur, lebar slot, dan lain sebagainya. Golongan
poros ada poros, pasak, batang silinder dan sejenisnya
1.10.2 Macam macam suaian
a. Suaian longgar (clearance pit)
Adalah suaian yang selalu akan menghasilkan kelonggaran,artinya bila ada
dua buah komponen disatukan maka akan timbul kelongggaran, baik sebelum
maupun sesudah dipasangkan. Hal ini terjadi karena daerah toleransi lubang selalu
terletak diatas daerah toleransi poros.
b. Suaian Pas
Adalah suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran atau kesesakan atau
kerapatan.Hal ini terjadi karena daerah tolerans lubang dan daerah toleransi poros
yang saling menutupi.
c. Suaian Paksa
Adalah suaian yang selalu menghasilkan kerapatan atau kesesakan, artinya
sebelum dan sesudah dua komponen dipasangkan timbul kesesakan atau
kerapatan.Hal ini terjadi karena daerah tolerans lubang selalu terletak di bawah
daerah toleransi poros.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

Gambar 1.8
Sumber

16

: Macam macam suaian


: Anonymous 2,2013
1.11

Kesalahan Dalam Pengukuran


1.11.1 Definisi
Kesalahan

dalam

Pengukuran
Yang dimaksud dengan kesalahan dalam pengukuran adalah adanya perbedaan
nilai antara nilai sesungguhnya dari ukuran benda yang diukur dengan hasil yang
dilakukan oleh seseorang. Kesalahan dalam pengukuran ini dapat dihindari dengan
mengetahui macam macam kesalahan dalam pengukuran dan melakukan pengukuran
dengan prosedur pengukuran.
1.11.2 Macam macam Kesalahan dalam pengukuran
Penyimpangan yang berasal dari alat ukur
sebelumya telah dibahas tentang macam macam sifat alat ukur. Untuk
menghindari sifat sifat alat ukur yang merugikan ini maka alat ukur harus
dilakukan kalibrasi terlebih dahulu, kalibrasi disarming untuk mengecek kebenaran
skala ukur juga untuk menghindari sifat sifat yang merugikan dari alat ukur seperti
kestabilan nol, kepasifan, dan pengambangan.
Penyimpangan yang berasal dari benda ukur
Tidak semua benda ukurberbentuk pejal terbuat dari bahan yang sama,
terkadang terdapat benda yang memiliki sifat elastis yang akan mengalami
perubahan bentuk jika diber beban, maka dari itu tekanan kontak darisensor alat ukur
harus diperhatikan selain yang elastis benda tidak elastispun dapat menyebabkan
penyimpangan misal batang besi yang penampang memanjang dan memiliki ukuran
yang sama bila benda itu ditekan dan diletakkan diatas tumpuan akan terjadi lenturan
akibat beban itu sendiri, untuk hal ini biasanya jarak tumpuan diatur hingga kedua
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

17

ujungnya sejajar
Kesalahan pengukuran karena lingkungan
Ruang laboratorium maupun ruangan lainnya harus bersih, terang dan tertata
rapi, jika ruangan tersebut penuh dengan debu dan kotoran dapat mengganggu proses
pengukuran. Hal ini dikarenakan alat ukur yang terkena debu akan tidak normal
kerjanya. Karena debu yang menenpel pada sensor mekanis dan benda ukur yang
kadang tidak terkontrol oleh penguur. Ruangan yang gelap dapat mengganggu dalam
membaca skala ukur yang bias menimbulkan penyimpangan hasil ukur.
Kesalahan karena pengukur
Sepresisi apapun alat ukur yang digunakan dan deformasi benda ukur sudah
dihindari, pengukuran masih bias salah karena factor dari manusia itu sendiri factor
factor yang merupakan penyebab dari manusia adalah
1. Kesalahan karena kondisi manusia
Kondisi tubuh yang kurang sehat dapat mempengaruhi proses
pengukuran yang mengakibatkan hasil pengukuran yang kurang tepat. Hal ini
dikarenakan hilangnya focus penglihatan pada saat mengukur, kurangnya
ketelitian pada saat menggunakan alat ukur dan tidak sstabilnya tangan pada
saat memegang dan menggunakan alat ukur maka dari itu dalam proses
engukuran kondisi badan atau tubuh yang dalam keadaan sehat sangat
diperlukan dalam pengukuran dengan ketelitian sangat tinggi.
2. Kesalahan karena pembacaan skala alat ukur
Kurang terampilnya seorang (pengukur) dalam membaca skala alat ukur
dari alat ukur yang digunakan akan menghasilkan kesalahan dalam hasil
pengukuran. Biasanya hal ini terjadi karena kesalahan posisi pada saat membaca
skala alat ukur. Selain karena factor tersebut, pengukur yang kurang memahami
pembagian divisi (kelompok) dari skala alat ukur dan kurang mengerti
bagaaimana cara membaca skala alat ukur yang ketelitiannya lebih kecil
daripada yang biasa digunakan.Yang dimaksud dengan kesalahan dalam
pengukuran adalah adanya perbedaan nilai antara nilai sesungguhnya dari
ukuran benda yang diukur dengan hasil yang dilakukan oleh seseorang.
Kesalahan dalam pengukuran ini dapat dihindari dengan mengetahui macam
macam kesalahan dalam pengukuran dan melakukan pengukuran dengan
prosedur pengukuran.
3. Kesalahan karena metode pengukuran yang salah
Kesalahan ini terjadi biasanya pada saat pengukuran oleh pengukur
pemula. Para pengukur ini tidak mengerti bagaimana caara menggunakan alat
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GANJIL 2015/2016

Kelompok 21

18

ukur yang digunakan yang sesuai dengan fungsinya dan juga cara yang benar
dan tepat dalam memilih ketelitian yang digunakan pada alat ukur. Maka dari
itu pemahaman pengukur akan alat alat ukur dan cara menggunakannya
sangat dibutuhkan, dengan kata lain si pengukur harus melakukan pelatihan
pengukuran terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran yang sebenarnya

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GANJIL 2015/2016

Anda mungkin juga menyukai