Anda di halaman 1dari 35

lOMoARcPSD|17592631

Makalah ALAT UKUR Linear Tidak Langsung

Metrologi dan Pengendalian Kualitas (Universitas Andalas)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)
lOMoARcPSD|17592631

MAKALAH
TUGAS METROLOGI DAN PENJAMINAN MUTU

(ALAT UKUR LINEAR TIDAK LANGSUNG)

NAMA : Alfano Rega Putra Darmi

NIM : 1910911035

DOSEN : Hendri Yanda, PhD

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN

2020/2021

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkatrahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul”cara pengukuran dan jenis-Alat Pengukuran”
ini sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu pengetahuaanyang penulis
miliki.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalammenyelesaikan penyusunan makalah ini, semoga makalah ini
bemanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi siapa saja yang membacanya.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini


masih jauh darikesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman
yang bersifat membangunsangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

B Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Pengukuran

B. Fungsi Pengukuran

C. Klasifikasi Pengukuran

1. Pengukuran Linear Langsung

2. Pengukuran Linear Tak Langsung

Alat Ukur Standar

2.1 Blok Ukur (Gauge Blok)

2.2 Batang ukur (length height)

2.3 Kaliber induk tinggi (height master)

2.4 Jangka Bengkok dan Jangka Kaki

Alat Ukur Pembanding

3.1 Jam ukur (dial gauge)

3.2 Pupitas (Dial test Indikator)

3.3 Alat Ukur Pembanding Ketinggian

3.4. Kaliber

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan
B.Saran

DAFTAR SOAL DAN PEMBAHASAN


A.Pilihan berganda

B.Essay

DAFTAR PUSTAKA

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Batang ukur

Gambar 2.2 Batang ukur

Gambar 2.3 kaliber induk tinggi

Gambar 2.4 Jangka Bengkok


Gambar 2.5 Jangka Kaki
Gambar 2.6 Jam ukur (dial gauge)
Gambar 2.7 Pupitas

Gambar 2.8 Pupitas

Gambar 2.9 Pupitas dengan piring ukur sejajar dengan rangka

Gambar 2.9 Pupitas dengan piring ukur tegak lurus dengan rangka

Gambar 2.10 Alat Ukur Pembanding Ketinggian

Gambar 2.11 Kaliber

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengukuran adalah aktivitas membandingkan suatu besaran yang


diukur dengan alat ukur. Pengukuran merupakan sesuatu hal yang penting, segala
sesuatu yang berbentuk pasti ada ukurannya, baik itu panjang, tinggi, berat,
volume, ataupun dimensi dari suatu objek. Penentuan besaran dimensi atau
kapasitas, biasanya terhadapat suatu standar satuan ukur tertentu. Pengukuran
tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat
dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu
pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran
dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku,
sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil
yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.

Pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka kepada suatu


atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal atau objek tertentu
menurut aturan atau formulasi yang jelas. Berdasarkan pandangan tersebut,
tampak bahwa semua kegiatan didunia ini tidak bisa lepas dari pengukuran.
Keberhasilan suatu program dapat diketahui melalui suatu pengukuran, begitu
juga perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian-penelitian yang
dilakukan dalam semua bidang selalu melibatkan kegiatan pengukuran, baik yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Oleh karena itu, pengukuran memegang
peranan penting, baik untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
maupun untuk penyajian informasi bagi pembuat kebijakan (Mardapi, 2008:2).
Pada dasarnya pengukuran merupakan kegiatan penentuan angka bagi
suatu objek secara sistematik. Penentuan angka ini merupakan usaha untuk
menggambarkan karakteristik suatu objek. Kemampuan seseorang dalam bidang
tertentu dinyatakan dengan angka. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran
ilmuilmu sosial biasanya disebabkan oleh alat ukur, cara mengukur dan keadaan
objek yang diukur. Masalah evaluasi hasil belajar meliputi alat ukur yang
digunakan, cara menggunakan, cara penilaian dan evaluasinya. Pengukuran yang

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

tepat dapat memberikan informasi yang akurat mengenai penguasaan seseorang


atau sekelompok orang terhadap materi yang dipelajari, dan informasi itu berguna
untuk mengambil sebuah keputusan. Kesahihan alat ukur dapat dilihat dari
konstruk alat ukur, yaitu mengukur seperti yang direncanakan. Alat ukur yang
baik memberi hasil yang konstan bila digunakan berulang-ulang, asalkan
kemampuan yang diukur tidak berubah. Pengukuran hasil belajar di sekolah
dilakukan dengan menggunakan alat ukur yaitu berupa instrumen yang mana alat
ini untuk mengukur hasil belajar kognitif yang dinamakan tes.

Supaya hasil dari pengukuran tersebut menggambarkan yang


sesungguhnya, maka dalam pengelolaannya dan termasuk penyelenggaraanya
harus dilakukan secara profesional, akurat, objektif dan adil. Rendahnya mutu
pendidikan berhubungan dengan rendahnya hasil belajar, dan berhubungan pula
dengan kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran serta
membuat evaluasi belajar. Guru merasa kurang terampil dalam menyusun tes hasil
belajar yang benar dan bermakna (Supriyati, 2003:4).

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan benda


hidup dan benda mati. Suatu saat kita kadang-kadang harusmengkomunikasikan
sesuatu obyek, baik obyek hidup (bergerak) maupunobyek mati (diam) kepada
orang lain. Seandainya informasi tentangobyek yang kita komunikasikan itu
kurang lengkap maka orang yangmenerima informasi sangat dimungkinkan untuk
bertanya lebih jauh lagi.Misalnya kita mengkomunikasikan besar dan beratnya
sebuah truk,cepatnya lari sebuah mobil, jauhnya perjalanan, panasnya suatu benda
dan sebagainya. Orang yang menerima informasi tentu akan bertanya lebih jauh
lagi tentang seberapa beratnya truktersebut, berapa kecepatan mobil tersebut,
seberapa jauh perjalanan yang ditempuh, seberapa tinggi panas benda tersebut,
dan sebagainya. Pertanyaan di atas sangat memungkinkan timbul apabila obyek
yang dikomunikasikan tidak dilengkapi dengan obyek pelengkap.

Banyak sekali alat ukur yang telah diciptaka manusia baik yang
tradisional maupun yang sudah menjadi produk teknologi modern.salah satu
contohnya adalah alat ukur panjang,massa,dan waktu. Sebelum memakai alat ukur
didalam eksperimen,hal pertama yang harus dipahami dalam suatu praktikum

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

adalah prinsip kerja serta fungsi dari komponen-komponen yang terdapat pada
alat ukur tersebut agar diperoleh data yang benar.Selain itu,untuk memperoleh
data yang benar dan akurat didalam suatu eksperimen diperlukan juga pengukuran
dan penulisan hasil pengukuran dalam satuan yang benar serta keselamatan kerja
dalam pengukuran menjadi poin yang patut diperhitungkan sehingga berbagai
peristiwa kecelakaan yang terjadi didalam melakukan eksperimen tidak perlu
terjadi.

Oleh sebab itu,pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang


penting untuk mendukung kegiatan praktikum.praktikan akan terampil dalam
praktikum apabila mereka memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai
prosedur,membaca hasil ukur,menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang
berlaku,dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur serta yang paling dasar praktikan
mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama
alat,fungi alat,komponen-komponen,dan prinsip kerja.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah

1. Apa definisi pengukuran?

2. Apa definisi alat ukur linear tak langsung ?

3. Apa saja macam-macam alat ukur tidak langsung dan bagaimana


menggunakannya?

C. Tujuan Penulisan

Pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Metrologi juga untuk mengetahui :

1. Definisi pengukuran.

2. Definisi alat ukur langsung dan tak langsung.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

3. Macam-macam alat ukur tidak langsung dan bagaimana


menggunakannya.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Pengukuran

Pengukuran dapat didefinisikan dalam beberapa definisi, yaitu:1.Menurut


Taufiq Rochim (2001, p.78), pengukuran adalah membandingkan suatu besaran
dengan besaran acuan atau pembanding atau referensi. 2.Pengukuran adalah
serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran dalam
bentuk angka (kuantitatif). Jadi mengukur adalah suatu proses mengaitkan angka
secara empirik dan objektif pada sifat-sifat objek atau kejadian nyata sehingga
akan yang diperoleh tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
objek atas kejadian yang diukur. Sumber : (Yefridan, Sistem Pengukuran Teknik,
hal 1) 3.Pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengukur sesuatu.
Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas
dasar ukuran tertentu menurut menurut Anas Sudijono (2011,p.4)Maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengukuran adalah suatu kegiatan yang
membandingkan suatu besaran dengan besaran yang lain yang tujuannya adalah
untuk mendapatkan nilai atau angka kuantitatif yang dapat dibaca dan dipahami
oleh manusia.

B. Fungsi Pengukuran
a. Untuk mengetahui dan mengamati dimensi suatu bahan yang telah diproduksi
atau di standarkan.
b. Untuk keperluan analisis dan interpretasi.
c. Proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendeskripsikan
suatu produk
d. Proses mendapatkan informasi besaran tertentu dari suatu alat ukur.

C. Klasifikasi Pengukuran
1. Pengukuran Linear Langsung, adalah pengukuran yang hasil
pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukur dari alat ukur yang
digunakan Linier langsung adalah alat ukur yang mempunyai skala ukur yang
telah dikalibrasikan dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

tersebut. Dengan demikian alat ukur yang digunakan adalah alat ukur yang
mempunyai skala yang bisa langsung dibaca skalanya. Alat ukur linier langsung
yang banyak digunakan dalam bidang otomotif antara lain : Mistar, Geser, dan
Mikrometer.

2. Pengukuran Linear Tak Langsung, Pada pengukuran linier langsung


hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada skala ukur alat ukur yang
digunakan karena memang dari alat ukur tersebut memungkinkan untuk maksud-
maksud di atas. Akan tetapi, kadang-kadang kita tidak bisa melakukan
pengukuran langsung dikarenakan adanya pengukuran yang memerlukan
kecermatan yang tinggi ataupun karena bentuk benda ukur yang tidak
memungkinkan untuk diukur dengan alat ukur langsung.

Untuk keadaan seperti di atas maka biasanya dilakukan pengukuran tak langsung,
dalam hal ini adalah pengukuran linier. Seperti penjelasan di atas tadi Pengukuran
linier tidak langsung adalah pengukuran dengan instrumen pembanding,
maksudnya dengan membandingkan dimensi yang diperoleh dari hasil
pengukuran kemudian membacanya dengan bantuan alat ukur langsung. Pada
pengukuran ini, akan terjadi dua kali proses pengerjaan. Macam-macam alat ukur
linier tidak langsung dibagi menjadi dua yaitu alat ukur standar dan alat ukur
pembanding.

2.1 Alat Ukur Standar


Alat ukur atau benda benda yang dibuat khusus untuk standar
pengukuran sehingga kebanyakan tidak mempunyai sensor dan bagian
penunjuk.Yang termasuk dalam kategori alat ukur standar untuk pengukuran
linier tak langsung adalah: blok ukur (gauge blok), batang ukur (length
height), kaliber induk tinggi (height master), jangka bengkok dan jangka
kaki.

1. Blok Ukur (Gauge Blok)


Blok ukur dikenal juga dengan berbagai nama misalnya end
gauge, slip gauge, jo gauge (johanson gauge). Sebagai alat ukur standar,

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

maka blok ukur ini dibuat sedemikian rupa sehingga fungsinya sesuai dengan
namanya yaitu alat ukur standar. Alat ukur ini berbentuk segi empat panjang
dengan ukuran ketebalan yang bermacam-macam. Dua dari 6 permukaannya
adalah sangat halus, rata dan sejajar. Kedua permukaan ini sangat halus dan
rata maka antara blok ukur yang satu dengan blok ukur yang lain dapat
digabungkan/disusun tanpa perantara alat lain. Bila penyusunannya dilakukan
dengan teliti maka akan diperoleh suatu susunan blok ukur yang sangat kuat
seolah-olah blok ukur yang satu dengan yang lain sangat melekat. Dengan
menyusun blok ukur yang mempunyai ukuran tertentu maka kita dapat
mengecek atau mengkalibrasi ukuran yang lain. Karena blok ukur ini
diperlukan untuk pengukuran presisi sebagai alat ukur standar maka alat ukur
ini harus dibuat dari bahan yang kuat dan tahan lama. Biasanya bahan untuk
membuat blok ukur adalah baja, karbon tinggi, baja paduan atau karbida.
Dengan perlakuan proses panas tertentu maka logam ini mempunyai sifat-
sifat: tahan terhadap keausan karena tingkat kekerasannya tinggi yaitu 65 RC,
tahan terhadap korosi, koefisien muai panjangnya sama dengan baja karbon
yaitu 12 x 10-6 0C-1, tingkat kestabilan dimensinya tinggi. Kegunaan dari
blok ukur ini antara lain untuk: mengecek dimensi ukuran alat-alat ukur,
mengkalibrasi alat ukur langsung seperti mistar ingsut, mikrometer dan mistar
ketinggian, menyetel komparator dan jam ukur, menyetel posisi batang sinus
dan senter sinus dalam pengukuran sudut, dan mengukur serta menginspeksi
komponen-komponen yang presisi di dalam ruang inspeksi.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

Gambar 2.1 Batang ukur

2. Batang ukur (length height)


Batang ukur merupakan alat ukur standar dalam proses pengukuran
tak langsung, diantaranya berfungsi untuk kalibrasi susunan blok ukur dan
penyetelan posisi nol dari alat ukur besar

Gambar 2.2 Batang ukur

3. kaliber induk tinggi (height master)


Kaliber induk tinggi merupakan alat ukur standar dalam proses tak
langsung, diantaranya berfungsi sebagai penyetelan posisi nol pada
micrometer dalam.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

Gambar 2.3 kaliber induk tinggi

4. Jangka Bengkok dan Jangka Kaki


 Jangka Bengkok
Guna jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar,
panjang dan garis tengah benda bulat secara kasar. Alat ini terbuat dari
baja perkakas dengan ujungnya dikeraskan. Bentuknya ada yang
dilengkapi dengan mur penyetel dan ada pula yang tidak. Panjang
kakinya dalam inchi merupakan ukuran jangka bengkok.

Macam-macam jangka bengkok terdiri atas :


 Jangka bengkok dengan engsel
 Jangka bengkok dengan pegas dan baut penyetel.
 Jangka bengkok dilengkapi dengan skala ukuran.

Gambar 2.4 Jangka Bengkok

 Jangka Kaki
Jangka kaki digunakan antara lain untuk mengukur diameter
lubang dan jarak sesuatu celah. Bentuk kakinya menghadap keluar dan

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

panjang kakinya itulah ukuran jangka kaki dalam inchi. Hasil


pengukuran yang diperoleh adalah ukuran kasar. Disebabkan kedua
kakinya itu mengeper bila menyentuh bidang-bidang yang diukur maka
perlu banyak berlatih. menggunakan untuk memperhalus permukaan jari-
jari. Dengan jari-jari yang tidak perasa kesalahan ukur mudah terjadi.
Macam-macam jangka kaki terdiri atas :
 Jangka kaki dengan engsel
 Jangka kaki dengan baut, penyetel, dan pegas
 Jangka kaki dilengkapi dengan skala ukuran.

Gambar 2.5 Jangka Kaki

3 Alat Ukur Pembanding


Alat ukur yang bagian penunjuknya hanya memberikan nilai
selisih ukuran benda standar dengan benda ukur.Yang termasuk dalam
kategori alat ukur pembanding untuk pengukuran linier tak langsung
adalah : Jam ukur (dial gauge), Pupitas (Dial test Indikator), Alat Ukur
Pembanding Ketinggian, dan kaliber.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

3.1 Jam ukur (dial gauge)


DIAL GAUGE atau ada yang menyebut dial indicator adalah alat
ukur yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil
dari bidang datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran.
Konstruksi sebuah alat dial indikator terdiri atas jam ukur (dial gauge) yang
di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang
penyangga, penjepit, dan baut penjepit.
Kelebihan :

Dapat membaca hasil pengukuran dengan tingkat ketelitian yang sangat


presisi dan akurat.

Kekurangan :

Pebacaan pada dial indicator yang belum digital.

Sistem pengukuran :

Alat ukur ini sistem pengukurannya dimulai dari:

Tingkat 1 yakni detector/tranduser yaitu spindle,fungsinya mengubah tekanan


menjadi perpindahan linier. dapat membaca ketelitian dari 0.01 : 0.002
hingga 0.05mm

Tingkat 2 yaitu susunan batang roda gigi yang saling berpautan satu sama
lainnya,dimana susunan roda gigi ini mengubah linier menjadi
rotasi(pergerakan).

Tingkat 3 yaitu pada jarum skala dapat dibaca hasil pengukuran tersebut.

Cara Penggunaan:

Benda kerja diletakkan pada permukaan/alas yang rata pada bagian bawah
spindle,setelah itu benda tersebut digeser-geser sehingga spindle akan
mendapat tekanan ke atas,dimana pada spindle ada spring yang akan
mendorong roda gerigi pada bagian dalam dari tabung dial indikator,dan
jarum penunjuk akan berputar ke kanan sebanyak penyimpangan dari ukuran
benda tersebut.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

Pada gambar di atas posisi jarum panjang sedang menunjukkan garis ke 6


artinya hasil pembacaannya adalah 6 X 0.01 = 0.06mm.Sedangkan pada
jarum pendek menunjukkan garis ke 3 artinya jarum panjang telah berputar
3X.Dengan demikian hasil pengukuran gambar disamping pembacaannya
adalah 3 + 0.06 = 3.06mm.

Kalibrasi :

Untuk kalibrasi Piringan skala dapat diputar keposisi angaka 0. Ketelitian dan
kecermatan alat jam ukur ini bebeda-beda, ada yang kecermatannya 0,01 :
0,02 : 0,005 dan kapasitas ukurnya juga berbeda-beda,misalnya
20,10,5,2,1mm.Untuk Dial Indicator ini terdapat jarum pendek dalam
piringannya,dimana satu putaran jarum besar sama dengan tanda satu angka
jarum kecil.Pada piringan ada skala yang dilengkapi dengan tanda batas atas
dan tanda batas bawah. Pada proses kalibrasi ini disesuaikan dengan dial
indicator yang sudah distandarisasi dimana mengacu dari alat yang mampu
telusur ( tracbility ) kestandar nasional.

Gambar 2.6 Jam ukur (dial gauge)

3.2 Pupitas (Dial test Indikator)


Pupitas disebut juga jam ukur tes atau dial test indicator yang
berfungsi untuk mengetahui kerataan permukaan benda kerja dan mengukur
daerah toleransi suatu produk. Perbedaan dengan dial indicator yaitu terletak

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

pada sensornya. Sensor pada pupitas berupa lengan dengan ujung berbentuk
bola dan gerakkannya seperti busur, mempunyai kapasitas pengukuran yang
lebih kecil yaitu antara 0,2 s/d 0,8 mm.
1. Konstruksi

Bagian – bagian pupitas terdiri atas:

· Sensor yang berbentuk lengan

· Blok gerak

· Blok diam

· Piring ukur

· Rangka terbuat dari metal atau plastic

1. Pemakaian

Pupitas dipasang pada dudukan pemindah (transfer stand) dengan


tiang dan lengan yang dapat diatur dengan baut penyetel atau pengaturan
secara feksibel. Pupitas dan stand transfer dapat dilihat pada gambar berikut:

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

Gambar 2.7 Pupitas

Gambar 2.8 Pupitas

2. Macam – macam pupitas

Dilihat dari konstruksi piring pengukur, pupitas terdiri atas:


· Pupitas dengan konstruksi piring ukur sumbunya sejajar dengan sumbu
rangka.
· Pupitas dengan konstruksi piring ukur sumbunya tegak lurus dengan
rangkanya.
1. Pupitas dengan piring ukur sejajar dengan rangka

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

Gambar 2.9 Pupitas dengan piring ukur sejajar dengan rangka

Ukuran pupitas menurut standar Din 2270 sebagai berikut:

Pembagian skala Jarak gerak Diameter piring Panjang Angka


ukuran (mm) (t) mm ukur (D) mm sensor ukuran skala

0,01 0,8 32 12 0 – 40 – 0

0,01 0,8 40 12 0 – 40 – 0

0,01 0,5 32 35 0 – 25 – 0

0,01 0,5 40 35 0 – 25 – 0

0,002 0,2 32 12 0 – 100 – 0

0,002 0,2 40 12 0 – 100 - 0

2. Pupitas dengan piring ukur tegak lurus dengan rangka

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

Gambar 2.9 Pupitas dengan piring ukur tegak lurus dengan rangka

Penggunaan

1. Mengukur permukaan (kerataan) secara bertingkat.

2. Mengukur celah (permukaan luar) pada poros kerah (colar)

3. Mengukur kerataan permukaan dari lubang bertingkat.

4. Mengukur lubang alur da kesejajaran sumbunya.

5. Mengukur kesejajaran permukaan, baik permukaan luuar maupun


dalam.

6. Mengukur kerataan bidang horizontal maupun bidang miring.

3. Kesalahan ukur

Gerak dari sensor sewaktu melakukan pengukuran harus simetris


dengan sumbu gerak yang sejajar dengan permukaan bidang ukur.

Jika pemasangan pupitas tidak sejajar dengan permukaan bidang ukur


atau pemasangannya mempunyai posisi yang miring, maka akan terjadi
kesalahan ukur yang disebut: kesalahan cosinus.

3.3 Alat Ukur Pembanding


Ketinggian

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

Gambar 2.10 Alat Ukur Pembanding Ketinggian

Alat ukur pembanding ketinggian disebut juga kaliber ketinggian adalah sebuah
alat sebagai pembanding ukuran ketinggian standar dengan tinggi objek ukur yang
terdiri atas:

· Kaliber induk ketinggian

· Blok geser, pupitas atau penggores.

Prosedur dan teknik penggunaan alat ukur pembanding ketinggian:

· Letakkan objek ukur, kaliber induk ketinggian dan blok geser pada meja rata.

· Geserkan kaliber ketinggian (blok geser dan kelengkapannya) pada alat ukur
(kaliber induk ketinggian) sebagai ukuran standar yang akan digunakan untuk
mengukur atau membandingkan dengan ukuran objek ukur (benda kerja).

· Usahakan ujung penggores atau sensor pada pupitas menyentuh permukaan


blok ukur pada kaliber induk ketinggian. Stel pada posisi nol atau kencangkan
baut pengikatnya jika menggunakan penggores.

· Geserkan kaliber ketinggian (blok geser) yang telah diset ukuran ketinggiannya
pada benda kerja.

· Bandingkan ketinggian blok ukur dengan ketinggian kaliber apakah sama,


lebih tinggi atau lebih rendah, memenuhi standar toleransi atau di luar standar
toleransi yang diberikannya.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

· Simpulkan hasil pengukurannya:

· Memenuhi standar ukuran yang diminta.

· Tidak memenuhi standar toleransi yang diberikan.

Keterangan:

Untuk mengukur benda kerja yang ditoleransi kita harus membuat dua kaliber
katinggian, yang terdiri atas:

· Kaliber ketinggian yang diset untuk ukuran tinggi maksimum sebagai kaliber
Go.

· Kaliber ketinggian yang diset untuk ukuran tinggi minimum sebagai kaliber Not
– Go.

1. Pengesetan ukuran standar pada kaliber induk.

2. Pengukuran pada objek ukur.

Pengukuran ukuran standar ketinggian pada kaliber induk dengan menggunakan


dial indicator atau pupitas. Ukuran diset pada ukuran nominal.

Pengukuran kaliber induk pada objek ukur, langsung dapat diketahui toleransinya
pada alat ukur pupitas atau dial indikatornya.

Pada kaliber ini, tidak perlu dibuat dua kaliber, tetapi cukup diset pada dial
indicatornya atau pada pupitasnya, mengenai besar toleransi yang diijinkan.

3.4. Kaliber

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

Gambar 2.11 Kaliber

Kaliber adalah alat ukur yang digunakan untuk memeriksa batas ukur secara
langsung atau tidak langsung dan juga sebagai alat pembanding ukuran. Ukuran
pada kaliber terbagi menjadi dua, yaitu ukuran standart sebagai acuan dan ukuran
standar batas atau limit. Ukuran standar sebagi acuan adalah kaliber yang
berbentuk blok ukur, yang dibuat khusus dengan ketelitian yang sangat tinggi.
Blok ukur ini digunakan untuk mencocokan ukuran dari alat-alat ukur dan
digunakan pula sebagai alat kalibrasi untuk menera alat-alat yang aktif digunakan.
Sedangkan ukuran batas atau limit digunakan untuk mencocokan ukuran dari alat-
alat ukur yang tingkat ketelitiannya dibawah dari jenis kaliber ukuran standar.

Jenis dari kaliber ada beberapa macam antara lain kaliber roll, kaliber bola,
kaliber poros konis, dan kaliber celah ( snap gauge ).

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Saat ini alat ukur mengalami banyak perubahan. Alat ukur jaman sekarang lebih
banyak jenisnya, lebih canggih, dan juga kebanyakan tidak memakai cara manual
lagi dalam penggunaannya. Terutama dipabrik-pabrik besar. Dalam hal mengukur
barang produksi, pabrik tersebut tidak menggunakan alat ukur manual yang masih
menggunakan tenaga manusia, namun menggunakan sistem komputer. Manusia
hanya tinggal mengatur dan mensetingnya melalui komputer tanpa perlu bersusah
payah, apalagi pabrik yang memproduksi mesin berskala besar.

Banyak juga kelebihan alat ukur otomatis daripada alat ukur manual. Terutama
dalam hal kespesifikan ukurannya. Namun semua alat ukur mempunyai kegunaan
yang sama, yaitu sebagai alat pengukur bahan. Maka dari itu alat ukur akan
berfungsi maksimal apabila kita menggunakan pada tempatnya, seperti
contoh jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang dan garis
tengah benda bulat secara kasar.Di samping itu cara penggunaan dan perawatan
alat ukur juga bisa berpengaruh pada nilai guna dari alat ukur presisi atau tidaknya
dan ketepatan pengukuran.Maka dari itu hal tersebut juga harus di perhatikan
guna mempertahankan nilai guna dan kepresisian alat ukur.

3.2 Saran

Alat ukur linear langsung maupun tak langsung memang masih


menggunakan tenaga manusia, banyak kekurangan alat ukur manual ini, contoh
nya, kurang teliti,memakan waktu yang cukup lama, dll. di bandingkan alat ukur
otomatis, alat ukur manual kurang efisien pada saat ini, namun masih banyak juga
yang menggunakan alat ukur manual, jadi kami menyarankan kepada yang
memakai alat ukur manual unruk bisa meningkatkan agar memakai alat ukur
otomatis. namun ada baik nya juga kita belajar mengenai alat ukur manual, karna

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

masih banyak yang menggunakan alat ukur manual, maka kami mengharapkan
pada pembaca agar memahami isi makalah ini dan menerapkan di lingkungan
kerja, dan

jika terdapat ada kekurangan dalam makalah ini,, kami mengharapkan kritik dan
saran pembaca agar lebih memperjelas tentang materi pembelajaran ini. Atas
perhatian pembaca, kami ucapkan terima kasih.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

DAFTAR SOAL DAN PEMBAHASAN

A. Pilihan Ganda

1. Alat yang memiliki kecermatan lebih tinggi dari pada jangka sorong adalah…
a. Hydrometer
b. Amper meter
c. Avometer
d. Cylinder gauge
e. Micrometer (Jawaban)

2. Setiap mikrometer mempunyai batas pengukuran sampai dengan 25mm


kecuali…
a. Mikrometer 0-25 mm
b. Mikrometer 25-5 0mm
c. Mikrometer 30-100 mm (Jawaban)
d. Mikrometer 75 – 100 mm
e. Mikrometer 100 – 125 mm

3. Pada mistar baja dapat digunakan untuk mengukur…


a. Gerak geser
b. Gerak keatas
c. Gerak tarik
d. Gerak satu arah
e. Gerak bebas (Jawaban)

4. Thickness gauge yang banyak dikenal dengan nama…


a. Bour gauge
b. Caliper gauge
c. Tour gauge
d. Feeler gauge (Jawaban)
e. Fernier caliper

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

5. Feeler gauge biasanya digunakan untuk mengukur…


a. Mengukur bagian celah platina (Jawaban)
b. Mengukur kedalaman platina
c. Mengukur tinggi platina
d. Mengukur besarnya platina
e. Mengukur lebar platina

6 Alat ukur pneumatik dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengukuran


secara bersamaan yang lebih hemat disbanding dengan alat ukur lainnya dikarena
oleh…
a. Beberapa air plug dapat disediakan sekaligus (Jawaban)
b. Lubang berbentuk persegi
c. Lubang bertingkat
d. Karena lubangnya setengah bola
e. Lubang berimpit

7. Alat ukur pneumatik dapat digunakan mengukur benda- benda berbentuk rumit,
adalah…
a. Lubang yang berbentuk bola
b. Lubang pendek
c. Lubang bertingkat (Jawaban)
d. Lubang sejajar
e. Lubang segi lima

8. Metode pengukuran alat ukur pneumetik dapat dilakukan mengikuti langkah-


langkah sebagai berikut, kecuali…
a. Bersihkan benda kerja disekitar benda ukur
b. Atur alat ukur yang dekat dengan benda ukur
c. Atur letak benda ukur
d. Meja kerja disekitar benda ukur kotor (Jawaban)
e. Penyetelan penunjukan nol

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

9. Batas daerah pengukuran pada alat ukur multitester untuk skala pengukuran
tegangan AC Volt adalah…
a. 25-500
b. 25-1.000
c. 0-500
d. 0-1.000 (Jawaban)
e. 500-1000

10. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur elektrolit baterai adalah…
a. Voltmeter
b. Hidrometer (Jawaban)
c. Multitester
d. Tachometer
e. Dwellmeter

B. Essay

1. Apakah perbedaan fungsi jangka bengkok dan jangka kaki?


Jawaban:
Jangka bengkok berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran luar, di
antaranya ketebalan benda kerja, diameter luar benda-benda silindris, kesejajaran
dua permukaan boidang pada sebuah benda kerja. Sedangkan jangka kaki
berfungsi sebagai mal atau untuk mengukur ukuran dalam, diantaranya diameter
lubang, diameter dalam dari pipa, atau celah pada benda kerja

2. Menunjukkan ukuran berapa dial gauge di bawah ini?

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

Jawaban:
Posisi jarum panjang = 6 x 0,01 mm - 0,06 mm
Posisi jarum pendek = 3 x 1 mm 3,00 mm
Jadi, hasil pengukurannya adalah 0,06 + 3,00 = 3,06 mm

3.Jelaskan bagian-bagian dial indicator berikut!

Jawaban :
1. Outer Ring
Bagian dial gauge yang berfungsi untuk kalibrasi (menempatkan skala jarum
panjang pada angka nol). Outer ring dapat diputar ke kiri atau ke kanan untuk
menentukan posisi angka nol yang tepat.
Artinya posisi angka nol tidak pasti selalu berada di atas, tetapi bisa ada pada
posisi di bawah atau disamping, tergantung pada posisi mana yang kita
kehendaki pada saat porses mengukur benda kerja.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

2. Sekrup Pengunci (Fine Adjustment)


Komponen ini berbentuk seperti sekrup untuk mengunci outer ring saat proses
kalibrasi dial indikator. Sehingga saat dial gauge sudah dikalibrasi angkanya
tidak berubah.
3. Jarum Panjang (Jarum Penunjuk)
Jarum panjang ini akan langsung bergerak saat bidang sentuh tertekan oleh
benda kerja, nilai pergerakan dari jarum tersebut tergantung dari beberapa nilai
skala dial gauge yang digunakan.
Misalnya nilai skala dial gauge 0,01 mm, jika jarum panjang bergerak dari angka
0 - 10 berarti nilai pergerakan jarum panjang tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,1
mm.
4. Jarum Pendek (Jarum Penghitung Putaran)
Jarum pendek akan bergerak satu ruas, jika jarum panjang bergerak dari angka
nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran).
5. Batas Toleransi
Dua alat ini dapat digeser ke kiri atau ke kanan sampai dengan kehendak kita,
untuk melihat batas pergerakan jarum panjang ke arah kiri dan kanan, pada saat
proses pengukuran benda kerja.
6. Stem
Stem pada indikator yang berfungsi sebagai tempat spindle bergerak naik turun.
7. Spindle
Spindle terletak dibagian bawah dial indicator yang berfungsi sebagai input data
ke dial indicator.
8. Magnetic Switch
Magnetic switch digunakan sebagai base (landasan) magnet yang diletakan di
atas meja pengukuran (papan besi). Agar saat melakukan pengukuran posisi alat
tidak goyang atau rubah.

4. Bagaimana cara penyimpanan dan perawatan dial gauge?

Jawaban:

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

1. Suhu ruangan penyimpanan alat adalah 20° C supaya tidak terjadi perubahan
fisik akibat meningkatnya suhu.

2. Kondisi ruangan penyimpanan alat tidak terlalu lembab supaya tidak berkorosi
(kelembaban udara 50 - 60 %).

3. Setelah dipakai dimasukkan kembali ke kotak penyimpananya.

4. Dipakai sesuai dengan fungsinya.

5. Dipakai menurut petunjuk operasional dan keselamatan kerja yang telah


ditentukan.

6. Dial indikator jangan sampai jatuh atau terkena benturan keras.

7. Bersihkan debu atau kotoran dari poros peraba atau batang pengukur sebelum
dan sesudah pemakaian.

8. Jangan melumasi poros peraba dengan minyak agar debu tidak melekat

9. Cara menaikkan dan menurunkan poros peraba haruslah hati-hati, jangan


menimbulkan sentakan mekanisme didalamnya.

10. Penyimpanan dial indicator secara baik harus bebas dari sinar matahari secara
langsung, kelembapan tinggi, dan debu atau kotoran.

5.Bagaimana cara membaca dial indicator?


Jawaban:
Pada dial indikator terdapat 2 skala, yaitu :
a. Skala besar (terdiri dari 100 strip)
Pada skala besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm. Jadi ketika jarum panjang
berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran tersebut sejauh 1 mm.

b. Skala kecil
Skala kecil merupakan penghitung putaran dari jarum panjang pada skala yang
besar.

Contoh : Jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan jarum
pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah 3,06 mm.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

Pengukuran diatas diperoleh dari :

Skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm


Skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm
Maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17592631

DAFTAR PUSTAKA

PENGUKURAN LINEAR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG


(manulangmesin.blogspot.com)

https://caridokumen.com/queue/tugas-makalah-metro-
_5a45d0dfb7d7bc7b7ad75d33_pdf?queue_id=-1

https://www.coursehero.com/file/39789674/kelompokpdf/

https://www.kompasiana.com/sakroni/5500af07a333115263512397/alat-ukur-
linear-pada-smk-jurusan-teknik-mesin

http://solidarityroom.blogspot.co.id/2011_11_01_archive.html

http://syahfilmahbuby.blogspot.co.id/2011/05/alat-ukur-pembanding.html

Downloaded by Bima rizki zalni (isrizal12@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai