Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTON

4.1 DASAR TEORI

Kedataran dan kebulatan adalah suatu pengendalian kualitas yang penting ketika
kita memproduksi benda secara masal. Hal tersebut sangat penting karena akan sangat
berpengaruh pada fungsi suatu barang yang akan diproduksi. Terlebih lagi jika benda
tersebut harus berpasangan dengan benda lain karena jika kedataran atau kebulatan
tidak sesuai dengan benda yang akan dipasangkan dapat mengakibatkan berkurangnya
kualitas produk dan gagalnya fungsi produk secara keseluruhan. Namun jika suatu
kedataran dan kebulatan suatu benda sesuai, benda tersebut akan berfungsi dengan baik.

A. Kedataran Plat
Suatu permukaan benda dapat dikatakan datar atau lurus jika bidan permukaan
tersebut berbentuk garis lurus apabila digambarkan dalam bentuk garis. Benda yang
memiliki bentuk permukaan datar akan menghasilkan grafik garis lurus apabila
simpangan horizontal atau vertical benda tersebut diplotkan dalam bentuk grafik.
B. Kebulatan Piston
Menurut JIS (B0651-1984), ”Kebulatan di definisikan sebagai jumlah dari deviasi
bentuk lingkaran dari sebuah lingkaran pasti geometris.” Disini bentuk lingkaran adalah
sebuah bentuk yang dispesifikasikan menjadi sebuah lingkaran sebagai sebuah bentuk
bidang atau bagian silang dari sebuah permukaan yang berotasi. Kebulatan di tentukan
oleh perbedaanantara jari-jari lingkaran konsentris yang dekat dengan bentuk lingkaran
yang dipertimbangkan ketika jaraj antara dua lingkaran minimum, kebulatan dinyatakan
sebagai kebulatan mm atau kebulatan µm.

4.1.1 Pengukuran Kedataran dan Kebulatan untuk Benda Kerja Plat dan Piston
Pengukuran geometris benda ukur pada kedataran dan kebulatan adalah
pengukuran panjang, lebar, tebal, diameter. Adapun benda yang diukur dalam
praktikum metrologi industri adalah plat dan piston.
Plat adalah suatu proses membuat benda kerja dari lempengan plat yang dibentuk
sedemikian juga agar dapat membentuk suatu benda yang dapat digunakan. Lempengan
plat yang digunakan dalam pembuatan benda kerja yang memiliki ketebalan 0.88mm.
Piston adalah komponen mesin yang membentuk ruang bakar bersama –sama
dengan silinder blok dan silinder head. Piston jugalah yang melakukan gerakan naik
turun untuk melakukan siklus kerja mesin, serta piston harus mampu meneruskan
tenaga hasil pembakaran ke crankshaft. Jadi dapat kita lihat bahwa piston memiliki
fungsi yang sangat penting dalam melakukan siklus kerja mesin dan dalam
menghasilkan tenaga pembakaran. 
Adapun tujuan dari pengukuran kedataran plat dan kebulatan piston diantaranya:
1. Mengetahui kebulatan piston.
2. Mengetahui jenis – jenis alat ukur pengukuran piston.
3. Mampu memilih/menetapkan serta menggunakan beberapa alat ukur pada suatu
proses pengukuran piston.

Pada pengukuran kedataran plat alat ukur yang digunakan adalah dial indicator
dan vernier calliper. Pengukuran linier dilakukan dengan mengukur panjang, lebar dan
ketebalan plat. Sedangkan kedataran plat diukur dengan cara memberi titik pada plat
tersebut dan dengan mengukur titik-titik tersebut, setelah mendapat hasil pengukuran
bisa dipastikan plat tersebut datar atau tidak.

Dial Indicator

Plat

Gambar 4.1 Pengukuran Kedataran Plat [1]

Pada pengukuran kebulatan piston, pengukuran linier dilakukan menggunakan


vernier calliper. Dan kebulatan diukur dengan dial indicator dan alat bantu v-block.
Dengan cara memberikan beberapa titik pada piston, dan mengukur satu per satu titik
tersebut dan mendapatkan hasil bahwa piston tersebut bulat atau tidak.

Dial Indicator

Piston

V-Block

Gambar 4.2 Pengukuran Kebulatan Piston [1]

4.1.2 Alat Ukur yang Digunakan


1. Alat ukur
Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda yang berguna untuk
praktikan dalam praktikum metrology industri. Adapun alat ukur yang digunakan
diantaranya :
a. Dial indicator
Merk : Mitutoyo
Kecermatan : 0,01 mm
Kapasitas ukur : 5,00 mm
Sekrup Pengkalibrasi

Penunjuk

Skala Nonius

Sensor Button

Gambar 4.3 Dial indicator [1]

b. Vernier Caliper
Merk : Mitutoyo
Kecermatan : 0,02 mm
Kapasitas ukur : 0 – 200 mm

Gambar 4.4 Vernier Caliper [1]


2. Alat Bantu Ukur
a. Dial Stand

Adalah alat yang digunakan untuk menyangga dial indicator, dimana agar bias
mengukur kelurusan dari sebuah plat dengan baik

Gambar 4.5 Dial Stand [1]

b. V- Block
Adalah alat yang digunakan untuk menjepit benda saat melakukan pengukuran.
Agar benda yang diukur tidak bergeser. Sehingga pengukuran yang dilakukan
mendapatkan hasil pengukuran yang maksimal

Gambar 4.6 V- Block [1]


4.1.3 Prosedur Pengukuran
Langkah – langkah yang harus diperhatikan oleh praktikan saat mengukur benda
kerja dengan menggunakan alat ukur, adapun prosedur pengukuran pada pos
pengukuran kedataran plat dan kebulatan piston diantaranya :
A. Pengukuran menggunakan Dial indicator :
1. Persiapkan tempat pengukuran.
2. Persiapkan Dial Indicator, Dial Stand,dan block V.
3. Beri tanda garis sebanyak 12 garis di sekeliling benda ukur.
4. Letakkan benda ukur pada blok V.
5. Atur posisi sensor Dial Indicator hingga menyentuh permukaan benda ukur
tepat pada garis 1.
6. Putar benda ukur searah jarum jam ke posisi garis nomor 2. Lihat penunjukan
skala pada Dial Indicator.
7. Tuliskan hasil pengukuran pada lembar kerja table 4.4 titik 1 bagian A nomor
2, nomor 1-nya adalah 0 karena setting nol dilakukan pada garis 1.
8. Setelah garis 12 selesai diukur, putar benda ukur keposisi garis nomor 1. Lihat
hasil penunjukan skala pada dial indicator.
9. Tuliskan hasil pengukuran pada lembar kerja table 4.4 titik 1 bagian B nomor 1
10. Lakukan kembali proses pengukuran seperti tadi tetapi bendakerjanya di putar
berlawan arah jaram jam.
B. Pengukuran menggunakan Vernier Caliper :
1. Persiapkan tempat pengukuran.
2. Persiapkan benda ukur.
3. Persiapkan Vernier caliper untuk menghitung panjang, tebal, lebar sesuai
jobsheet.
4. Lakukan pengukuran pada piston dan plat.
5. Tuliskan hasil pengukuran pada lembar kerja.
4.1.4 Foto Benda Kerja
1. Piston

Gambar 4.7 Piston [1]

2. Plat

Gambar 4.8 Plat [1]

4.1.5 Aplikasi pengukuran kedataran plat dan kebulatan piston


1. Pengukuran Kedataran Piston
a. Pengukuran pada ring and gap
Untuk mengetahui kerenggangan yang terjadi pada ring maka di lakukan pengukuran
ring and gap setelah melepas piston dari cylinder linearnya/bloknya. Kemudian
masukan ring tersebut kedalam cylinder linear di bagian paling atas.
Gambar 4.9 Pengukuran ring and gap [2]

2. Pengukuran Kebulatan Piston


a. Pengukuran pada pin bore
Alat yang di gunakan untuk mengukur pin bore adalah Telescopic gauge yakni
bertujuan untuk mengtahui kebulatan pada pin bore.

Gambar 4.10 Pengukuran pin bore [2]

4.2 PENGOLAHAN DATA


Pengolahan data adalah hasil dari proses pengukuran yang dilakukan oleh
praktikan pada praktikum metrologi industri.

4.2.1 Data Hasil Praktikum

Tabel 4.1 Data Pengukuran Linear Piston (mm)

OBYEK UKUR HASIL PENGUKURAN


A 44,26
B 13,20
C 49,64
D 43,84
E 3,50

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Kebulatan dengan metode V-block dan Dial Indicator
(mm)

Rata-
Titik 1 Titik 2 Titik 3 rata
No Total
Rata- Rata- Rata-
A B A B A B
rata rata rata
1. 0 -0,1 -0,05 -0,02 0 -0,01 -0,02 0 -0,01
-0,02333
2. 0,1 -0,1 0 0 0 0 -0,01 0 -0,005 -0,00167
3. 0 -0,3 -0,15 0 0 0 -0,01 0 -0,005 -0,05167
4. 0 -0,4 -0,2 0 0 0 0 0 0 -0,06667
5. 0 -0,3 -0,15 0,01 0 0,005 0 0 0 -0,04833
6. 0 -0,3 -0,15 -0,01 0 -0,005 0 -0,01 -0,005 -0,05333
7. 0 -0,3 -0,15 -0,01 0 -0,005 0 0 0 -0,05167
8. 0 -0,4 -0,2 -0,01 0 -0,005 0 0 0 -0,06833
9. 0 -0,3 -0,15 0 0 0 0 0,01 0,005 -0,04833
10. 0 -0,3 -0,15 0 0 0 0 0,02 0,01 -0,04667
11. 0 -0,2 -0,1 0 0 0 0 0,02 0,01 -0,03
12. 0 -0,3 -0,15 0 0 0 0 -0,01 -0,005 -0,05167

Keterangan : A = searah jarum jam

B = berlawanan jarum jam

Tabel 4.3 Data Pengukuran Linear Plat


OBYEK UKUR HASIL PENGUKURAN
Panjang 105,36 mm
Lebar 48,80 mm
Tebal 4,72 mm

Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Kedataran Plat


No. A B C Rata - rata
1 +97 +64 +43 68
2 +75 +10 +58 47,66667
3 +53 +25 +28 35,33333
4 +46 +14 +19 26,33333
5 +16 +11 +13 13,33333
6 +7 +5 +8 6,666667
7 +72 +8 +1 27
8 +95 -5 +2 30,66667
9 -12 -14 -5 -10,3333
10 -13 +20 -16 -3
11 -6,5 +28 -21 0,166667
12 -26 +55 -36 -2,33333

Anda mungkin juga menyukai