Material Teknik
Modul A Uji Tarik
oleh :
Nama
NIM
: 13111134
Kelompok
: 10
(13111043)
Perstson Sihombing
(13111048)
(13111067)
Gale Dewo
(13111091)
(13111102)
Candra Alfian
(13111110)
(13111134)
(13111138)
Tanggal Praktikum
: 19 Maret 2013
: 22 Maret 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Uji tarik merupakan pengujian mekanik yang paling luas digunakan di industri
karena kemudahannya untuk analisis data yang didapatkan dan memperoleh
informasi mengenai sifat mekanik suatu material. Pada proses pengujian tarik ini,
pembebanan berupa beban uniaksial dengan kecepatan pembebanan yang statis.
Pengujian tarik dapat dilakukan kepada hampir semua material dari logam, keramik
maupun polimer.
1.2. Tujuan Praktikum
1. Mengetahhui standar dan prosedur pengujian tarik dengan baik dan benar
2. Mengetahui besaran-besaran sifat mekanik yang diperoleh dari pengujian tarik
3. Mengetahui fenomena-fenomena yang terjadi dari pengujian tarik
4. Mampu mengolah data hasil pengujian
BAB II
TEORI DASAR
Uji tarik yang akan dilaksanakan pada praktikum ini sesuai ddengan standar
American Society for Testing and Materials (ASTM). Untuk uji tarik dengan spesimen
logam, sesuai ddengan ASTM E, mengenai panjang gage length 4 kali diameter
spesimen. Spesimen uji berbentuk silinder dengan ukuran sebagai berikut :
Hasil pengujian tarik adalah kurva antra F dan l. Kemudian akan diubah
menjadi kurva engineering stress-strain, seperti pada gambar dibawah ini :
S=
F
A
e=
l ll 0
=
l0
l0
A0
: Perubahan panjang
l0
Setelah didapatkan kurva engineering stress-strain, kita ubah menjadi kurva true
stress-strain dengan cara sebgai berikut :
P
( e+1 )=S (e +1)
A0
=ln ( e+ 1 )
t =
P
A
t=ln
A0
A
Untuk mendapatkan nilai K dan n dari persamaan Flow Stress, maka dari kurva
=K
BAB III
DATA PERCOBAAN
3.1 Data Percobaan
Jenis Mesin Tarik
Beban Skala Penuh
Gage Length Awal
Gage Length Akhir
Diameter Awal
Diameter Akhir
Kecepatan Tarik
Kekerasan Awal
Kekerasan Akhir
: Tarno Grocki
: 40000 N
: 25 mm
: 36.13 mm
: 6.25 mm
: 4.00 mm
: 6 mm/menit
: 34 HRA
: 42.5 HRA
Engineering Stress-Strain
600
500
400
300
200
100
0
Engineering Stress-Strain
Dari data percobaan hasil pengujian tarik yang diperoleh, dapat dicari besaranbesaran mekanik material antara lain :
1. Fracture Strength (f )
Dari kurva stress-strain diperoleh nilai f = 361.5 MPa
2. Tensile strength (ut)
Dari kurva stress-strain diperoleh nilai ut = 512 MPa
3. Yield strength (y)
Dari kurva stress-strain diperoleh nilai y = 279.67 MPa
4. Modulus Elastisitas (E)
Dari perbesaran kurva engineering stress-strain pada daerah deformasi
elastis di atas dapat diperoleh nilai :
E=
44494
350
=
=
=350 GPa
e 0.260.16 0.1
qf=
Ao A f d20 d 2f 6.25 24 2
=
=
x 100 =59
Ao
d 2o
6.252
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis Fenomena dan Data Hasil Percobaan
Fenomena yang terjadi dalam uji tarik secara teoritis, ada 6, yaitu deformasi,
reduced area, fracture, necking, strain hardening, dan luders band. Fenomena yang
paling mudah diamati pada pengujian tarik yang dilakukan dalam praktikum adalah
deformasi, reduced area, necking dan fracture. Deformasi terjadi ketika spesimen
ditarik, terjadi pertambahan panjang. Secara teori deformasi terbagi menjadi dua,
yaitu deformasi elastis dan plastis. Selama pengamatan, parameter deformasi
elastis dan deformasi plastis adalah pengecilan diameter, dimana deformasi
sebelum pengecilan diamter adalah deformasi elasits dan setelah pengecilan
diameter adalah deformasi plastis. Reduced area pada pengujian dapat diamati
dengan cara menjepit spesimen dengan jangka sorong. Pada percobaan, diketahui
bahwa terjadi perubahan diameter beberapa saat setelah uji tarik dimulai. Necking
dapat diamati ketika pengujian tarik, bagian terlemah dari spesimen akan mengalami
deformasi lokal, dan terjadi pengecilan area setempat. Dari pengujian tarik yang
dilakukan, letak terjadinya necking tidak harus di tengah-tengah spesimen.fracture
terjadi setelah necking dan material tidak mampu lagi menahan beban. Patah
sewaktu pengujian terjadi cukup tiba-tiba. Strain hardening dapat diamati dengan
cara mengukur kekerasan awal dan kekerasan akhir. Dari data pengujian didapat
adanya peningkatan kekerasan. Hal ini menunjukkan adanya strain hardening pada
spesimen. Luders band dapat diamati dari data yang didapat, dimana setelah
mencapai tegangan sebesar 444 MPa di 0,26 persen regangan, tegangan turun
menjadi 270 MPa di 0,3 persen regangan dan kemudian naik lagi menuju tegangan
tarik ultimate. Hal ini mengindikasikan adanya luders band.
4.2 Analisis Nilai Besaran-Besaran Mekanik
Dari pengolahan data di bab tiga diperoleh nilai besaran-besaran mekanik sebagai
berikut :
f = 361.5 MPa
ut = 512 MPa
y = 279.67 MPa
E = 350 GPa
ef = 0.84 %
qf = 59 %
K = 412.57 MPa
n = 0.0122
Sifat mekanik ST37 menurut literatur :
Tensile Strength = 360 470 MPa
Yield strength = 250 MPa
Modulus elastisitas = 207 GPa
Koefisien strain hardening = 0.26
Koefisien kekuatan = 530 MPa
Keuletan : % reduksi penampang = 66 %, % penambahan panjang = 36.1 %
E ST37 = E baja = 86.6 GPa
Nilai-nilai besaran mekanik yang diperoleh dari pengujian tarik banyak yang
berbeda dengan literatur. Hal ini disebabkan oleh dua faktor utama yaitu human
error dan ketidaktelitian alat.
Human error yang terjadi secara umum adalah tidak diikutinya prosedur dengan
100% tepat. Ada beberapa prosedur yang dilewati pada saat praktikum. Selain itu,
pada saat pengujian, saat praktikan menggunakan jangka sorong pada spesimen
untuk melihat perubahan diameter, ada kesalahan dimana titik yang diukur ternyata
bukan titik terjadinya necking. Banyak juga kesalahan pembacaan skala gaya saat
praktikum karena praktikan merasa terburu-buru.
Ketidaktelitian alat terjadi pada percobaan berupa penggunaan jangka sorong
yang tidak semestinya, jangka sorong tidak dijepit, melainkan hanya ditempelkan
ujungnya
saja,
hal
ini
memperbesar
ketidaktelitian
jangka
sorong,
dan
terbagi
menjadi
dua
yaitu
deformasi
plastis
dan
gambar!
Luders band adalah fenomena pada baja
karbon
rendah
tegangan
kemudian
turun
dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Standar dan prosedur pengujian tarik sudah diatur dalam ASTM E8 yang
menjelaskan tentang pengujian tarik, lingkup, metode, standar spesimen, dan
besaran-besaran sifat mekanik uji tarik.
Besaran sifat mekanik yang diperoleh dari pengujian tarik ini adalah sebagai
berikut:
Fracture Strength (f) = 361.5 MPa
Ultimate Strength (ut) = 512 MPa
Yield Strength (y) = 279.67 MPa
Modulus of elasticity (E) = 350 GPa
Elongation (ef) = 0.84 %
Reduction of Area (qf) = 59 %
Strength Coefficient (K) = 412.57 MPa
Strain Hardening Coefficient (n) = 0.0122
5.2 Saran
Saat praktikum sebaiknya semua prosedur dijalankan dengan sempurna, seperti
menggunakan ekstensometer dan pengukuran kekerasan awal tidak menggunakan
referensi buku.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Callister, William D. Materials and Science Engineering An Introduction, 7th Edition.
John Wiley &Sons, inc. 2003
Davis, H.E. et al. The Testing of Engineering Materials, 4th Edition, McGraw-Hill Book
Co. 1982.
Dieter, G.E. Mechanical Metalurgy, SI Metric Edition, McGraw-Hill Book Co. 1988.
http://www.astm.org/standards/e8.htm
BAB VII
LAMPIRAN
Tugas Tambahan
1. Berapa besar kadar karbon dalam low carbon steel, medium carbon steel, dan high
carbon steel? a. Low Carbon Steel : ~0.25% b. Medium Carbon Steel : 0.25% - 0.55% c.
High Carbon Steel : > 0.55%
a. Elastic Limit : Melakukan pengujian berulang kali dengan intensitas gaya meningkat
jika belum mengalami deformasi permanen (plastis). Titik dimana suatu material telah
mengalami deformasi permanen merupakan yield strength suatu material.
b. True Elastic Limit : Mengamati dislokasi dalam skala atom pada material tersebut. c.
Proportional Limit : Nilai tegangan tertinggi yang berada pada ggaris linier kurva. d. Offset
: Dengan cara menggeser garis linier pada kurva stress-strain sejauh 0.2% ke arah
sumbu x positif. Titik temu antara garis offset degan kurva adalah yield strength.
3. Berapa sudut yang terjadi pada patahan material ductile dan material brittle? Ductile =
45derajat terhadap sumbu x (karena adanya necking) Brittle = 0derajat terhadap sumbu x
(karena tidak ada deformasi plastis)
Reduction of area adalah perubahan luas dibagi luas awal, sedangkan Elongation adalah
perubahan panjang dibagi panjang awal.
Patah getas : Tidak ada atau sedikit sekali deformasi plastis yang terjadi, Bentuk
patahan bisa dikatakan hampir halus. Patah ulet : Mengalami deformasi plastis dan
necking sehingga bentuk patahannya agak kasar dengan kemiringan 45