Oleh:
Nama
: Galih Sekarnurani S.
NIM
: 13713047
Kelompok
:3
Anggota (NIM)
(13713022)
Galih Sekarnurani S.
(13713047)
(13713057)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tegangan geser terjadi secara parallel pada bidang material, berbeda
dengan tegangan normal yang tegak lurus dengan bidang. Kondisi tegangan geser
dapat terjadi dengan melakukan geseran secara langsung (direct shear) dan
tegangan puntir (torsional stress).
Pengujian puntir berguna sebagai alat untuk mengevaluasi keuletan suatu
material. Sifat-sifat material yang dapat ditentukan dari pengujian puntir adalah
modulus elastisitas geser, kekuatan luluh puntir, serta modulus rupture.
BAB II
TEORI DASAR
Karena
Sudut putar:
Keterangan:
MT
Kurva berikut menunujukkan hubungan antara momen putar dan sudut putar
Setelah diketahui momen putar dan sudut putarnya, dapat dicari regangan geser
dan tegangan geser. Regangan geser adalah perubahan sudut pada bagian pojok
elemen empat persegi panjang awal. Sedangkan, tegangan geser dapat
didefinisikan sebagai gaya geser dibagi dengan luasan A dimana gaya bekerja.
Regangan geser:
Tegangan geser:
Saat memasuki daerah plastis, persamaan tegangan geser diatas tidak dapat
digunakan, maka tegangan geser untuk daerah plastis:
Setelah didapatkan tegangan geser serta regangan geser, dapat ditentukan salah
satu sifat material yaitu modulus elastisitas geser atau dapat juga disebut sebagai
modulus kekakuan.
Modulus elastisitas geser:
BAB III
DATA PERCOBAAN
3.1 Data
Jenis Spesimen
: ST-37
: 73.40 mm
Diameter
Kecepatan
: 15 rpm
Mesin Uji
: Torno Grochi
Kekerasan Awal
: 45 HRA
Kekerasan Akhir
: 55 HRA
Jumlah Puntiran
: 5.75 puntiran
Panjang Akhir
: 74.0 mm
Durasi
: 23 sekon
Diameter Patahan
7.03 mm
7.023 mm
mSec
= 0,00025 putaran
100 mSec
= 0,01086 Newton
10 mVolt
Putaran
Kurva terhadap MT
= 360o
10 putaran
= 10 360o = 3600o
= Newton meter
MT
=5
73,4
1000
= 0,3715 Nm
Kurva Terhadap Mt
10
8
6
Mt 4
2
0
'
10
0,007340
= 1362,4
Mt
'
= r'
16 Mt
D3
1
( BC +3 CD)
2 r3
Daerah plastis
2 max
= -
o Tresca
Karena kedua max berbeda tanda maka
o
= | 1 - 2 |
= | - (-) | = 2
= 2 105123.0037 = 210246,0074 Pa
o Von Mises
o2
= 12 - 1 2 + 22 = 2 - (-2) + 2 = 32
3 105123.0037 = 182078.3834 Pa
Tresca
Von Mises
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1
4.2
4.3
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
ASTM International. ASTM A938-07 Standard Test Method for Torsion
Testing of Wire. ASTM International. 2007
Callister, William D. Materials and Science Engineering An Introduction
9th Edition. John Wiley & Sons, Inc. 2011
Dieter, G.E. Mechanical Metallurgy SI Metric Edition. McGraw-Hill
Book Co.1998
Hibbeler, R.C. Mechanics of Materials 8th Ed. Pearson Prentice Hall.
2011
LAMPIRAN
A. Tugas Setelah Praktikum
Pertanyaan:
1. Buat kurva momen torsi dengan , kemudian buat juga kurva antara
momen torsi dengan '. Hitunglah tegangan geser dan regangan geser
sebenarnya dengan menggunakan 8 persamaan. Ambil delapan titik di
setiap kurva untuk mendapatkan tegangan dan regangan gesernya. Setelah
itu dengan kriteria tresca dan von mises buat kurva tegangan dan regangan
sebenarnya.
2. Hitung modulus elastisitas geser, kekuatan geser maksimum, serta cari
nilai K dan n dari material yang diuji.
3. Apa kelebihan dan kekurangan uji puntir dibandingkan dengan uji Tarik
dalam mendapatkan besaran sifat mekaniknya? Jawab dengan baik dan
tepat!
4. Analisis bentuk patahan dari hasil uji puntir ini. Apa bedanya bentuk
patahan uji puntir untuk material ulet dan getas?
Jawab:
1. Kurva momen torsi dengan
Kurva Terhadap Mt
10
8
6
Mt 4
2
0
Mt
10
8
6
4
2
0
'
Elastis:
=
=
2. L
3. Kelebihan dan Kekurangan uji puntir dibandingkan dengan uji tarik:
Kelebihan:
- Pada uji puntir tidak terjadi necking, sehingga lebih mudah menent
4.
Patah getas
Patah ulet
derajat (miring)
derajat
B. Rangkuman Praktikum
C. Tugas Tambahan