Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum

Laboratorium Teknik Material I


Modul C Uji Puntir

Oleh:

Nama

: Galih Sekarnurani S.

NIM

: 13713047

Kelompok

:3

Anggota (NIM)

: Muhammad Marzuq A. (13712008)


Rilwanu Lukman A.

(13713022)

Galih Sekarnurani S.

(13713047)

Surya Eko Sulistiawan (13713054)


Rian Didik Andika

(13713057)

Laboratorium Metalurgi dan Teknik Material


Program Studi Teknik Material
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tegangan geser terjadi secara parallel pada bidang material, berbeda
dengan tegangan normal yang tegak lurus dengan bidang. Kondisi tegangan geser
dapat terjadi dengan melakukan geseran secara langsung (direct shear) dan
tegangan puntir (torsional stress).
Pengujian puntir berguna sebagai alat untuk mengevaluasi keuletan suatu
material. Sifat-sifat material yang dapat ditentukan dari pengujian puntir adalah
modulus elastisitas geser, kekuatan luluh puntir, serta modulus rupture.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Dapat menghitung besaran sifat-sifat mekanik material pada uji puntir
2. Mengetahui pengaruh tegangan geser terhadap sifat mekanik material
3. Dapat membandingkan kurva kriteria luluh Tresca dan Von Mises pada uji
puntir

BAB II
TEORI DASAR

Pengujian puntir dilakukan untuk menentukan sifat-sifat material yaitu


modulus elastisitas geser, kekuatan luluh puntir, dan modulus rupture. Sifat-sifat
material tersebut dapat dicari dari momen putar dan sudut putar yang didapat dari
pengujian.
Momen putar:

Karena

adalah inersia momen polar (J), maka

Sudut putar:

Keterangan:
MT

: Momen Torsi (Nm)

: Tegangan geser (Pa)

: Jarak radial yang dihitung dari pusat (m)

: Inersia momen polar (m4)

: panjang specimen (m)

Kurva berikut menunujukkan hubungan antara momen putar dan sudut putar

Setelah diketahui momen putar dan sudut putarnya, dapat dicari regangan geser
dan tegangan geser. Regangan geser adalah perubahan sudut pada bagian pojok
elemen empat persegi panjang awal. Sedangkan, tegangan geser dapat
didefinisikan sebagai gaya geser dibagi dengan luasan A dimana gaya bekerja.
Regangan geser:

Tegangan geser:

Untuk spesimen berpenampang lingkaran, Maka,

Saat memasuki daerah plastis, persamaan tegangan geser diatas tidak dapat
digunakan, maka tegangan geser untuk daerah plastis:

Setelah didapatkan tegangan geser serta regangan geser, dapat ditentukan salah
satu sifat material yaitu modulus elastisitas geser atau dapat juga disebut sebagai
modulus kekakuan.
Modulus elastisitas geser:

BAB III
DATA PERCOBAAN
3.1 Data
Jenis Spesimen

: ST-37

Gage Length Awal

: 73.40 mm

Diameter

: 7.03 mm; 7.02 mm; 7.04 mm

Kecepatan

: 15 rpm

Mesin Uji

: Torno Grochi

Kekerasan Awal

: 45 HRA

Kekerasan Akhir

: 55 HRA

Jumlah Puntiran

: 5.75 puntiran

Panjang Akhir

: 74.0 mm

Durasi

: 23 sekon

Diameter Patahan

: 7.04 mm; 7.02 mm; 7.01 mm

3.2 Pengolahan Data


Kurva mSec terhadap mVolt

7.03 mm

7.023 mm

Kurva mSec terhadap mVolt


12000
10000
8000
6000
mVolt 4000
2000
0

mSec

Kurva Putaran terhadap Newton


Konversi mSec menjadi putaran
1 mSec

= 0,00025 putaran

100 mSec

= 100 0,00025 putaran = 0,025 putaran

Konversi mVolt menjadi Newton


1 mVolt

= 0,01086 Newton

10 mVolt

= 10 0,01086 Newton = 0,1086 Newton

Kurva Putaran Terhadap Newton


120
100
80
60
Newton 40
20
0

Putaran

Kurva terhadap MT

Konversi putaran menjadi


1 putaran

= 360o

10 putaran

= 10 360o = 3600o

Konversi Newton menjadi MT


MT

= Newton meter

MT

=5

73,4
1000

= 0,3715 Nm

Kurva Terhadap Mt
10
8
6
Mt 4
2
0

Kurva ' terhadap MT


Konversi menjadi '
'

'

10
0,007340

= 1362,4

Kurva ' Terhadap Mt


10
8
6
4
2
0

Mt

'

Kurva Regangan Geser terhadap Tegangan Geser


Regangan Geser

= r'

= 0,003 2452,316 = 7,356948

Konversi MT ke Tegangan Geser


Daerah elastis

16 Mt
D3

1
( BC +3 CD)
2 r3

Daerah plastis

Kurva Regangan Geser Terhadap Tegangan Geser


1.40E+015
1.20E+015
1000000000000000
800000000000000
600000000000000
400000000000000
200000000000000
0
-200000000000000
-400000000000000

Kurva ' terhadap o Tresca dan Von Mises


Berdasarkan Lingkaran Mohr
1 max

2 max

= -

o Tresca
Karena kedua max berbeda tanda maka
o

= | 1 - 2 |

= | - (-) | = 2

= 2 105123.0037 = 210246,0074 Pa

o Von Mises
o2

= 12 - 1 2 + 22 = 2 - (-2) + 2 = 32

3 105123.0037 = 182078.3834 Pa

Kurva ' terhadap o Tresca dan Von Mises


250000000
200000000
150000000
100000000
50000000
0

Tresca

Von Mises

BAB IV
ANALISIS DATA
4.1

4.2

4.3

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
ASTM International. ASTM A938-07 Standard Test Method for Torsion
Testing of Wire. ASTM International. 2007
Callister, William D. Materials and Science Engineering An Introduction
9th Edition. John Wiley & Sons, Inc. 2011
Dieter, G.E. Mechanical Metallurgy SI Metric Edition. McGraw-Hill
Book Co.1998
Hibbeler, R.C. Mechanics of Materials 8th Ed. Pearson Prentice Hall.
2011

LAMPIRAN
A. Tugas Setelah Praktikum
Pertanyaan:
1. Buat kurva momen torsi dengan , kemudian buat juga kurva antara
momen torsi dengan '. Hitunglah tegangan geser dan regangan geser
sebenarnya dengan menggunakan 8 persamaan. Ambil delapan titik di
setiap kurva untuk mendapatkan tegangan dan regangan gesernya. Setelah
itu dengan kriteria tresca dan von mises buat kurva tegangan dan regangan
sebenarnya.
2. Hitung modulus elastisitas geser, kekuatan geser maksimum, serta cari
nilai K dan n dari material yang diuji.
3. Apa kelebihan dan kekurangan uji puntir dibandingkan dengan uji Tarik
dalam mendapatkan besaran sifat mekaniknya? Jawab dengan baik dan
tepat!
4. Analisis bentuk patahan dari hasil uji puntir ini. Apa bedanya bentuk
patahan uji puntir untuk material ulet dan getas?
Jawab:
1. Kurva momen torsi dengan

Kurva Terhadap Mt
10
8
6
Mt 4
2
0

Kurva momen torsi dengan '

Kurva ' Terhadap Mt

Mt

10
8
6
4
2
0

'

Titik-titik (4 elastis-8 plastis)

Elastis:
=
=

2. L
3. Kelebihan dan Kekurangan uji puntir dibandingkan dengan uji tarik:
Kelebihan:
- Pada uji puntir tidak terjadi necking, sehingga lebih mudah menent
4.
Patah getas

Patah ulet

Gaya yang menyebabkan patah

Gaya yang menyebabkan patah

adalah tegangan geser maksimum


Sudut patahan yang terbentuk 45

adalah tegangan normal maksimum


Sudut patahan yang terbentuk 90

derajat (miring)

derajat

B. Rangkuman Praktikum

C. Tugas Tambahan

Anda mungkin juga menyukai