Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PENDAHULUAN

MT2205 PRAKTIKUM PENGUJIAN MEKANIK

Modul A
Uji Tarik

Oleh:
Thoriq Marendra
13718059

Anggota:
Kelompok 14
Aris Akbar Prabowo 13717058
Annisa Dwi Fadhillah 13718007
R Erlangga M W 13718039
Ghiffary Raihan Renando 13718062
Kiara Qinthara 13718068

Tanggal Praktikum 12 Maret 2020


Tanggal Pengumpulan Laporan 16 Maret 2020
Asisten (NIM) Esa Lahan Asawan
(13716057)

LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
1. Gambarkan dan jelaskan mengenai skema pengujian tarik!

Gambar 1. Skema Pengujian Tarik [1]

Pada awalnya spesimen diletakkan pada tempat yang telah disediakan seperti
gambar diatas. Moving crosshead akan menarik spesimen dengan beban tertentu,
extensometer akan mengukur berapa pertambahan panjang yang telah terjadi pada
spesimen. [1]

2. Jelaskan mengenai prinsip mesin uji tarik!


a. Quasistatic testing

Prinsip mesin uji tarik quasistatic testing adalah sebuah tes yang dilakukan
dengan laju yang rendah untuk beban dan perpindahannya, serta perpindahan
yang sudah ditentukan sebelumnya [2]
b. Moving crosshead

Prinsip mesin uji tarik moving crosshead adalah sebagai penarik spesimen agar
dapat bertambah panjang, dengan laju pertambahan panjang konstan [1]

c. Load cell

Prinsip mesin uji tarik load cell adalah sebagai pengubah energi, dalam hal ini
load cell mengubah energi gaya tarik, menjadi sinyal yang dapat dibaca oleh
extensometer
d. Extensometer

Prinsip mesin menjadi pertambahan panjang dan dapat mengeluarkan hasilnya


berupa angka uji tarik oleh extensometer adalah sebagai pengubah hasil tarikan
oleh mesin

3.Gambarkan dan jelaskan distribusi tegangan pada penampang spesimen uji


tarik!

Gambar 2. Distribusi Tegangan Akibat Uji Tarik [4]

Pada spesimen yang dilakukan uji tarik dengan bagian rata, bagian penampang
akan merasakan gaya yang sama, seperti gambar diatas. Namun pada spesimen
yang diberi fillet atau lubang, distribusi tegangan akan berbeda dan tidak
merata.

4.Gambarkan dan jelaskan mengenai state of stress dan lingkaran mohr pada
spesimen yang diuji tarik!

Gambar 3. State Of Stress dan Lingkaran Mohr


Akibat Tegangan Tarik [4]
Pada uji tarik lingkaran mohr akan tampak seperti gambar diatas, dimana
pada gambar diatas terlihat bahwa tegangan yang diberikan hanya murni dari
tegangan tarik.

5.Gambarkan dan jelaskan mengenai kurva hasil pengujian tarik: engineering


stress –engineering strain!

Gambar 4. Kurva Engineering Stress-Strain [3]

Kurva uji tarik menjelaskan, apabila material ditarik (diberi tegangan) hingga
lebih kecil daripada yield, material akan bersifat elastis. Ketika tegangan yang
diterima material telah melewati batas yield , material akan mengalami
fenomena necking, apabila tegangan yang diterima material bertambah besar
hingga melewati batas tegangan ultimate tensile strength maka material akan
mengalami kegagalan atau patah.
6.Jelaskan mengenai deformasi elastis pada material logam!

Deformasi elastis pada material logam adalah perubahan tegangan dan regangan
yang dialami oleh logam secara proporsional, biasanya berhubungan secara linear
satu sama lain. Deformasi elastis hanya bersifat sementara karena ketika gaya
pada spesimen dilepaskan, material kembali ke bentuknya semula. Deformasi
elastis mengikuti hukum Hooke dan hanya ada sedikit perubahan pada struktur
latticenya. [1]

7.Jelaskan mengenai Modulus elastisitas material!

a. Hukum Hooke

Hukum Hooke

Hukum hooke menjelaskan fenomena tentang hubungan antar gaya yang


bekerja pada sebuah benda elastis, sehingga tiap material mempunyai batas
linearnya masing-masing.

𝜎 = 𝐸𝜖 [1]

E = Modulus elastisitas (GPa)

𝜎 = Tegangan yang diberikan pada material (N/m)

𝜖 = Regangan yang dialami oleh material (mm/mm)

b. Linear elastic material

Linear elastic material, Merupakan material yang elastis secara lin ear,
dimana perubahan pada material tersebut bersifat sementara. Material akan
mengalami pertambahan panjang apabila diberi gaya (ditarik), dan kembali
ke bentuk semula apabila gaya dilepaskan.
Gambar 5. Material Elastis Linear [1]

c. Non – linear elastic material

Nonlinear elastic material, merupakan material yang tegangan dan


regangannya tidak proporsional satu sama lain, oleh karena tidak
proporsionalnya antara regangan dan regangannya, maka untuk mencari
modulus elastisitas dapat digunakan metode secant modulus dan atau tangen
modulus.

Gambar 6. Menentukan E Metode Secant


Modulus dan Tangent Modulus
d. Kaitan fenomena deformasi elastis dengan ikatan antar atom

Hubungan deformasi elastis dan ikatan antar atom adalah karena adanya
perubahan kecil dan regangan pada struktur atom material, serta jarak antar
ikatan atom pada posisi setimbang akan tergantung jaraknya [1]

Gambar 7. Hubungan Jarak Antaratom dengan Kekuatan Ikatan [1]

Pada kurva diatas ikatan antar atom akan berpengaruh besar terhadap jarak antar
atomnya, dan Modulus young yang menunjukkan deformasi elastis akan
proportional dengan kurva ikatan antar atom.

8.Jelaskan mengenai deformasi plastis pada material logam!

Material logam dikatakan mengalami deformasi plastis ketika tegangan yang


diterima material telah melewati batas yield, apabila material telah melewati batas
yieldnya, maka perubahan panjang atau bentuk awal material tidak akan sama
dengan material yang telah diuji tarik. Pada kurva uji tarik, material akan
mengalami deformasi plastis apabila tegangan uji lebih besar daripada kekuatan
yield material, atau terletak disebelah kanan kekuatan yield
9. Jelaskan mengenai fenomena yielding pada material logam!

a. 4 kriteria luluh

1. True elastic

Penentuan yield point berdasarkan pengamtan mikro ketika regangan yang


dihasilkan 2 x 10-6. Penentuan yield point dengan metode ini sedikit rumit [3]

2. Proportional limit

Penentuan yield point berdasarkan tegangan tertinggi yang tetap proporsional


terhadap regangan. yield point dapat ditentukan melali deviasi yang terbentuk [3]

3. Elastic limit

Penentuan yield point berdasarkan tegangan terbesar yang dapat diterima material
tanpa adanya timbul regangan permanen pada material ketika beban uji dilepas.
Penentuan yield point dengan metode terbilang rumit, karena pada saat proses
penguji harus memberikan beban dan melepas beban uji secara berulang [3]

4. offset yield strength

Penentuan yield point dengan metode ini, ketika material telah mengalami sedikit
deformasi plastis. Ketika regangan 0.002, Akan ditarik garis dengan gradien yang
sama dengan garis gradien ketika material masih bersifat elastis. [3]

b. Kaitan fenomena luluh dengan dislokasi yang ada material logam

Dislokasi akan selalu ada ketika beban diberikan pada material yang tidak murni,
apabila tegangan yang diterima oleh material telah melewati batas luluh (yield
point) maka dislokasi akan bertambah seiring dengan bertambahnya beban yang
diberikan.
c. Discontinuous yielding phenomenon (fenomena dan kaitannya dengan
dislokasi)

Merupakan fenomena yang terjadi pada material apabila material luluh dan strain
aging secara terus menerus dan dislokasi yang dihasilkan akan bertambah banyak,
sehingga akan membentuk range yang besar untuk titik yield material. Pada kurva
stress-strain, titik luluh membentuk seperti gerigi. [4]

10.Jelaskan mengenai fenomena strain hardening!

Strain Hardening adalah bertambah keras dan kuatnya material apabila menerima
tegangan yang melewati tegangan yield sehingga mengalami deformasi plastis.
Apabila material telah mengalami strain hardening maka terjadi penurunan
keuletan pada material tersebut. [1]

11. Jelaskan mengenai kekuatan tarik material (ultimate tensile strength)!

Ultimate Tensile Strength merupakan kekuatan maksimum yang dapat diterima


material sebelum gagal, secara teoritis dapat dihitung dengan kekuatan maksimum
material dibagi dengan luas permukaan spesimen

𝑃𝑚𝑎𝑥
σ𝑢 = [1]
𝐴0

𝑃𝑚𝑎𝑥 =Beban maksimal yang diterima material

𝐴0 = Luas awal penampang


12. Jelaskan mengenai keuletan pada material!
a. Percent elongation

Percent elongation merupakan ratio atau perbandingan antara pertambahan


panjang spesimen dengan panjang awal spesimen

𝐿𝑓 −𝐿0
%𝑒𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 = x100% [4]
𝐿0

𝐿𝑓 = Panjang akhir spesimen

𝐿0 = Panjang awal spesimen

b. Reduction of area

Reduction area merupakan ratio atau perbandingan antara luas daerah spesimen
setelah patah dengan luas awal.

𝐴𝑓 −𝐴0
𝑅𝐴 = [1]
𝐴0

RA= reduction area

𝐴𝑓 = luas area setelah patah

𝐴0 = luas area awal


13. Gambarkan dan jelaskan mengenai kurva pengujian tarik : True Stress – True
Strain!

Gambar 8. Kurva True Stress-Strain [1]

Kurva True Stress-Strain dan kurva engineering stress-strain menampilkan kurva


yang berbeda, pada kurva engineering stress-strain besarnya tegangan diukur
berdasarkan luas awal spesimen, dengan luas awal spesimen konstan hingga
material gagal, namun pada kurva true stress-strain besarnya tegangan diukur
berdasarkan luas spesimen sebenarnya, dengan luas spesimen akan terus berkurang
seiring dengan bertambahnya beban yang diberikan. Perhitungan pertambahan
panjang dan besarnya tegangan akan digunakan persamaan :

𝐿 𝐴0
𝜖 = 𝑙𝑛 𝐿 = 𝑙𝑛 [4]
0 𝐴

= ln (𝑒 + 1) [4]

𝑃
𝜎 = 𝐴 [4]
𝑖

𝑃
𝜎 = 𝐴 (𝑒 + 1) [4]
0
𝜖 = regangan sebenarnya

𝐴𝑖 = luas daerah

𝑒 = regangan engineering

14. Gambarkan dan jelaskan mengenai yield stress berdasarkan kriteria tresca dan
kriteria von-mises!

Gambar 9. Yield Stress menurut Tresca [5]

Kriteria tresca atau maximum-shear stress theory, merupakan teori yang digunakan
untuk mempridiksi kegagalan material ulet dengan beban tertentu.Teori ini
mengatakan bahwa yielding material terjadi apabila tegangan geser maksimum
mencapai tegangan geser pada material yang sama ketika hanya ada tegangan
uniaxial tarik. Hal tersebut dapat dirfomulakan ;
𝜎1 −𝜎2
𝜏𝑚𝑎𝑥 = [5]
2
Teori Von Mises

Gambar 10. Yield Stress Menurut Von Mises

Von Mises berpendapat bahwa, material ulet akan mengalami yield apabila energi
distorsi per volume pada material sama atau lebih besar daripada energi distorsi
pada material yang sama pada uniaxial uji tarik.

1+𝑣
𝑈𝑑 = (𝜎1 2 − 𝜎1 𝜎2 + 𝜎2 2 ) [5]
3𝐸

15. Gambarkan dan jelaskan persamaan tegangan alir!

Gambar 11. Kurva Tegangan Alir [1]


Untuk mendapatkan nilai K dan n dari persamaan 𝜎 = 𝐾𝜖 𝑛 , maka kurva stress-
strain diubah terlebih dahulu menjadi bentuk log dari data yang ada, lalu
persamaan regresi akan didapatkan, 𝐾 dapat ditentukan

a. Konstanta strain hardening


Dari persamaan 𝜎 = 𝐾𝜖 𝑛 , K merupakan konstanta yang melambangkan strain
hardening pada material plastis. Konstanta strain haredening setiap material akan
berbeda-beda.

b. Koefisien kekuatan

Dari persamaan 𝜎 = 𝐾𝜖 𝑛 n merupakan koefisien kekuatan, nilai n biasanya untuk


material sudah ditentukan berdasarkan kurva true stress-strain, nilai n kecil dari 1.
16. Gambarkan dan jelaskan mengenai skema pengujian tarik berdasarkan ASTM
E8 dan ASTM A370

a. Berbagai bentuk dan dimensi spesimen uji tarik

Gambar 12. Spesimen Uji Tarik Berbentuk Lembaran [6]


Dibawah ini merupakan standar tes uji tarik untuk spesimen berbentuk tabung,
perlu diperhatikan bahwa spesimen dengan bentuk tabung gage length adalah 4
kali diameter tabung.

Gambar 13. Spesimen Uji Tarik Berbentuk Tabung [6]

Dibawah ini merupakan standar tes uji tarik untuk spesimen besi cor

Gambar 14. Spesimen Uji Tarik Besi Cor [6]


Gambar 15. Spesimen Uji Tarik Besi yang Lunak [7]

Gambar 16. Spesimen Uji Tarik Spesimen yang Dicetak [7]


Gambar 17. Spesimen Uji Tarik Besi yang Lunak [7]

b. Proses pembuatan spesimen uji tarik

Pembuatan spesimen uji tarik dibuat dengan proses machining, hal ini dilakukan
agar mendapatkan hasil pengujian yang valid serta memininamalisir kesalahan
saat pengujian. Pembuatan spesimen yang untuk uji tarik harus disertakan fillet
yang besar pada ujung gage length. Pada reduced section dan cross sectional area
dibuat dengan ukuran kecil agal material dapat gagal di tengah gage length.
Apabila ukuran spesimen terlalu besar dari refrensi standar uji tarik, memperkecil
spesimen dapat dilakukan dengan cara diampelas. Surface finisihing pada
spesimen perlu diperhatikan, usahakan spesimen tidak berkarat agar didapatkan
sifat mekanik dari material tersebut benar-benar murni.

Anda mungkin juga menyukai