Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PENDAHULUAN

MT2205 PRAKTIKUM PENGUJIAN MEKANIK

Modul B
Uji Keras

Oleh:
Thoriq Marendra
13718059

Anggota:
Kelompok 14
Aris Akbar Prabowo 13717058
Annisa Dwi Fadhillah 13718007
R Erlangga M W 13718039
Ghiffary Raihan Renando 13718062
Kiara Qinthara 13718068

Tanggal Praktikum 19 Maret 2020


Tanggal Pengumpulan Laporan 23 Maret 2020
Asisten (NIM) Syahiwa Taqwa Triadi
(13716004)

LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
1. Jelaskan mengenai tujuan pengujian keras

Dengan pengujian keras, dapat mengetahui gambaaran sifat mekanis suatu material.
Meskipun pengukuran hanya dilakukan pada suatu titik, atau daerah tertentu saja,
nilai kekerasan cukup valid untuk menyatakan kekuatan suatu material. Dengan
melakukan uji keras, material dapat dengan mudah di golongkan sebagai material
ulet atau getas. Di dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan pengujian dengan
dua pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu material baru dan
melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki spesifikasi kualitas
tertentu.

2. Jelaskan mengenai kaitan antara kekerasan dan kekuatan


Kekerasan merupakan ketahanan material terhadap deformasi atau ketahanan
terhadap goresan, abrasi, dan pemotongan, kekerasan bersifat secara lokal (karena
pada permukaan saja), sedangkan kekuatan merupakan ketahanan material terhadap
deformasi plastis secara global (keseluruhan material), kekerasan dan kekuatan
memiliki hubungan yang berbanding lurus, semakin kuat material, maka semakin
keras pula material tersebut.

3. Jelaskan prinsip pengujian keras


a. Berdasarkan luas area indentasi

Ketika pengujian dilakukan pada suatu material, apabila luas area indentasi besar
maka menandakan materialnya lunak, dapat disimpulkan bahwa nilai kekerasan
material tersebut kecil.
b. Berdasarkan kedalaman indentasi
Ketika pengujian dilakukan pada material, respon indentor terhadap material akan
terlihat, kekerasan material akan tergantung terhadap kedalaman indentasi,
semakin dalam indentasi pada material, maka menandakan material lunak, dapat
disimpulkan bahwa nilai kekerasan material tersebut kecil.

c. Berdasarkan tinggi pantulan


Ketika pengujian dilakukan pada material, akan diukur energi impak material
berdasarkan ketinggian pantulan, apabila pantulan yang dihasilkan rendah, maka
dapat disimpulkan bahwa kekerasan material tersebut kecil.

4. Jelaskan berbagai metode pengujian keras


a. Uji keras brinell
i. Prinsip pengujian/standard pengujian berdasarkan E10-18

Gambar 1. Metode Pengujian Brinell [1]

Spesimen dilakukan indentasi menggunakan indenter secara tegak lurus, seperti


gambar diatas, lalu didiamkan untuk beberapa saat. Diameter lekukan diukur, nilai
brinnell akan diukur berdasarkan rata-rata diameter yang terbentuk

ii. Jenis pengujian brinell (beban dan indentor)

Pada metode brineel indentor yang digunakan berbentuk bola. Beban dan indentor
yang digunakan sebagai uji keras ini bermacam, macam tergantung penggunaan,
beban yang berat biasanya digunakan untuk menguji material yang keras,
sedangkan beban yang tidak terlalu berat digunakan untuk menguji material yang
lunak agar jejak indentasi tidak terlalu dalam. Terdapat diameter bola 10 mm,
beban yang digunakan 3000, 1500, 1000, 500, 250, 125, 100 kgf. Diameter bola 5
mm untuk beban 750, 250, 125, 62.5, 31.25, 25 kgf. Diameter bola 2,5 mm untuk
beban 187.5, 62.5, 31.25, 15.625, 7.8125, 6.25 kgf. Diameter bola 1 mm untuk
beban 30, 10, 5, 2.5, 1.25, 1 kgf. [1]
iii. Prosedur pengujian

Sebelum dilakukan pengujian, dipastikan bahwa permukaan spesimen telah


diampelas hingga rata
iv. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan metode Brinell :

1. Dapat menguji semua material logam


2. Dapat menguji material dengan permukaan yang luas
3. Bebas menentukan besarnya gaya penekanan
4. Dapat menguji material yang heterogen

Kekurangan Metode Brinell:

1. Tidak dapat digunakan untuk material yang tipis


2. Butuh ketilitian saat mengukur lekukan indentasi
3. Butuh waktu yang lama saat pengujian

v. Nilai kekuatan material berdasarkan kekerasan Brinell

2𝑃
𝐻𝐵𝑁 = [2]
𝜋𝐷[𝐷−√𝐷2 −𝑑2

HBN = Hardness Brinell Number

P: Beban yang diberikan pada material (Kg)

D: diameter bola (mm)

d: diameter indentasi yang terbentuk (mm)


b. Uji keras Rockwell
i. Prinsip pengujian/standard pengujian berdasarkan ASTM E18-19

Gambar 2. Metode Pengujian Rockwell [7]

Pada pengujian rockwell, pada tahap awal perlu diadakan pemberian beban minor
seperti gambar diatas, untuk memastikan bahwa impuritas pada permukaan tidak
memengaruhi hasil pengujian, lalu beban ditambahkan hingga mencapai
kedalaman tertentu, beban pada indentor ditingkatkan hingga mencapai beban
total yang ditetapkan, beban dilepas hingga mencapai beban awal semula,
sehingga didapatkan perbadaan kedalaman indentasi. Perbedaan kedalaman
indentasilah yang menentukan nilai kekerasan rockwell [3].
ii. Prosedur pengujian

Sebelum dilakukan pengujian, dipastikan bahwa permukaan spesimen telah


diampelas hingga rata

iii. Jenis pengujian Rockwell (beban dan indentor)

Pada uji keras rockwell, digunakan indenter intan berbentuk bola dan piramida
120° , indenter yang digunakan bermacam-macam. Adapun untuk indenter
berbentuk bola digunakan diameter berukuran 1.588, 3.175, 6.350 dan 12.7 mm.
Untuk beban awal digunakan indenter dengan beban 10kgf, dan total beban yang
diinginkan 60 kgf, 100 kgf, dan 150 kgf. Adapun pemilihan indenter disesuaikan
dengan material yang akan diuji. Nilai yang kekerasan rockwell dapat
dikategorikan sebagai berikut : [3]

HRA: digunakan brale indenter dengan beban 60kgf, biasanya digunakan untuk
material tipis atau keras, misalnya tungsten carbide [4]

HRB: digunakan indenter bola intan dengan diameter 1.588 mm, beban 100 kgf,
untuk mengukur material yang dianil [4]

HRC: digunakan brale indenter dengan beban 150kgf, digunakan untuk material
yang lebih keras daripada HRB [4]

HRD: digunakan brale indenter dengan beban 100 kgf, digunakan untuk material
case hardened [4]

HRF: digunakan indenter bola intan dengan diameter 1.588 mm, beban 60 kgf,
digunakan untuk material yang lunak, seperti bearing [4]

v. Kelebihan dan kekurangan


Kelebihan :

1. Preparasi spesimen dan pengujian keras mudah dan cepat


2. Dapat digunakan untuk jenis benda yang sangat keras (karena indenter
terbuat dari intan)
3. Praktis dan mudah untuk dilakukan pada banyak material, karena nilai
kekerasan akan tampil pada display analog alat
4. Tidak terlalu merusak material yang diuji
Kekurangan:

1. Hasil pengukuran tidak terlalu akurat


2. Tidak stabil apabila terjadi guncangan, sehingga mempengaruhi hasil uji
3. Penekanan bebannya tidak praktis
4. Tingkat ketilitian rendah, serta tidak ada standar baku untuk satuan
pengukuran
5. Perlu diketahui terlebih dahulu, jenis material yang diuji, sehingga
diperlukan penggantian indenter

c. Uji keras Vickers


i. Prinsip pengujian

Pada pengujian metode Vickers digunakan indenter berupa intan dengan sudut
136°. Spesimen yang diuji akan diberikan kontak dengan indenter secara tegak
lurus, sehingga tercapai beban F yang diinginkan. Diamkan beberapa saat, setelah
tercapai waktu yang ditentukan, beban pada spesimen dilepaskan. Kedua diagonal
yang dihasilkan diukur, ditentukan nilai rata-rata dari kedua diagonal. Nilai
kekerasan ditentukan dari hasil bagi antara beban yang diberikan dengan diagonal
rata-rata yang didapatkan dari spesimen yang diuji. [5]

Gambar 3. Jejak Indentasi Metode Vickers [5]

Hasil dari metode uji Vickers idealnya akan seperti gambar 3a, namun terjadi
penyusutan pada gambar 3 b, dan terjadi barreling pada gambar 3 c.
ii. Prosedur pengujian/standard pengujian berdasarkan ASTM E92

Sebelum dilakukan pengujian, dipastikan bahwa permukaan spesimen telah


diampelas hingga rata
iii. Jenis pengujian Vickers (Makrovickers, Mikrovickers, beban, dan
indentor)
Beban yang digunakan pada pengujian Vickers bermacam-macam, rentang
berat beban yang digunakan umumnya dari 1kgf sampai 120 kgf, berat beban
yang digunakan disesuaikan dengan jenis material serta kebutuhan.

Jenis indenter yang digunakan hanya satu, yaitu indenter berbentuk intan,
dengan diagonal yang berhdapan membentuk sudut 136°

Perbedaan microvickers dan macrovickers terletak pada beban yang diberikan


pada spesimen, pada microvickers, khusus digunakan untuk material yang
tipis dan lunak, oleh karena itu digunakan indenter dengan beban 0.001 kgf
sampai dengan 1 kgf, sedangkan makrovickers digunakan untuk material yang
tidak terlalu tipis dan tidak terlalu lunak, oleh karena itu pada pengujian
makrovickers beban yang digunakan diatas 1kgf. Pada uji keras mikrovickers
perbedaan fasa pada material juga dapat diketahui

v. Pengujian vickers pada material keramik

Pengujian vickers pada keramik akan membutuhkan beban yang cukup besar
karena material keramik sangat keras, hal yang membuat keramik begitu keras
karena faktor porositas keramik, ukuran butir, dan fasa batas butir. Pada
prinsipnya pengujian vickers pada keramik tidak jauh berbeda terhadap uji
keras pada material logam. Indenter ditancapkan secara tegak lurus pada
keramik, lalu setelah beberapa saat, kedua diagonal pada keramik diukur, dan
diagonal rata-rata ditentukan, perhitungan diagonal keramik dilakukan dengan
hati-hati, karena indentasi pada keramik lebih sulit diukur dibandingkan
dengan logam. Nilai kekerasan vickers keramik didapatkan dengan besar gaya
dibagi dengan diagonal rata-rata [6]
vi. Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan:

1. Skala kekerasan kontinu dan rentang yang luas


2. Dapat dilakukan pada benda yang tipis 0.006 inchi
3. Dapat mengetahui perbedaan fasa pada material yang diuji
4. Dapat dilakukan pada material yang sangat keras
5. Membutuhkan satu indenter saja dalam pengujian

Kekurangan :

1. Membutuhkan waktu yang lama pada pengujian


2. Permukaan benda harus disiapkan dengan baik
3. Membutuhkan pengukuran jejak secara diagonal
DAFTAR PUSTAKA

[1] A. International, Standard Test Method for Brinell Hardness of Metallic


Materials E10-18, ASTM .
[2] W. D. Callister, Materials Science & Engineering, Hoboken: John Wiley
and Sons, 2012.
[3] A. International, Standard Test Methods for Rockwell Hardness of
Metallic Materials E18-19, ASTM International.
[4] "eFunda," [Online]. Available:
https://www.efunda.com/units/hardness/convert_hardness.cfm?cat=Steel&HD=H
RA. [Accessed 17 03 2020].
[5] G. Dieter, Mecanical Metallurgy, Toronto: McGraw-Hill, 1961.
[6] G. D. Quinn, "Metallography," [Online]. Available:
http://www.metallography.com/ceramics/ceramics.htm. [Accessed 17 03 2020].
[7] "EmcoTest," [Online]. Available: https://www.emcotest.com/en/the-
world-of-hardness-testing/hardness-know-how/theory-of-hardness-
testing/rockwell/rockwell-test-procedure/. [Accessed 17 03 2020].

Anda mungkin juga menyukai