Anda di halaman 1dari 4

Thoriq Marendra

13718059

Manfaat Sabun dan Pembuatannya yang Sangat Mudah

Pada zaman sekarang ini hampir semua orang tahu itu sabun dan untuk
beberapa kalangan sabun merupakan kebutuhan primer sebagai benda pembersih
tubuh, pakaian, alat-alat dapur dan sebagainya. Sebelum membahas sabun lebih
lanjut alangkah baiknya mengetahui sejarah penemuan sabun. Bersumber dari
ukiran pada zaman babilonia diketahui bahwa penggunaan sabun pertama pada
tahun 2800 SM, mereka membuatnya menggunakan lemak dan abu sisa
pembakaran, pada zaman ini penggunaan sabun hanya sebatas alat pembersih
pakaian dan peralatan masak, belum untuk tubuh[4]. Padan tahun 7 SM ilmuwan
muslim bernama Al Razi berhasil meramu sabun yang sudah diberi pewangi dan
sudah berbentuk/dicetak, lalu berlanjut pada tahun 936-1013 SM Abu Al-Qasim
Al-Zahrawi memaparkan cara membuat sabun dalam kitabnya Al-Tasreef.
Selanjutnya pada abad 18-19 M peradaban eropa telah memulai pembuatan sabun
dalam skala industri hingga sekarang ini[ CITATION Jay201 \l 1033 ]. Pada
dasarnya komponen pembuat sabun masih tetap sama saja, adapun sekarang ini
manusia terus melakukan inovasi-inovasi agar menghasilkan sabun yang lebih
baik dari sebelumnya dan banyak jenis.

Dalam membuat sabun dipastikan menggunakan alat pengaman berupa


sarung tangan, masker dan penutup mata, karena reaksi antara soda api dan air
nantinya akan membuat perih mata. Prosedur pembuatan sabun cukuplah
sederhana, campurkan 473 gram NaOH dengan 1,3 kg air, pencampuran
dilakukan dengan memasukkan NaOH ke dalam air, bukan sebaliknya.
Selanjutnya diamkan campuran air dan NaOH hingga mencapai suhu ruang,
setelah itu campurkan 1,8 kg minyak zaitun, 1 kg minyak kelapa, 0,5 kg minyak
sawit kedalam panci yang telah dipanaskan dengan suhu rendah, bersamaan
dengan penambahan campuran air dan NaOH secara perlahan ke dalam panci
yang sudah ada campuran minyak, aduk hingga mengental, setelah campuran
mengental kita dapat menambahkan bubuk kopi, pewarna ataupun pengharum
sesuai dengan keinginan kita(opsional sesuai selera). Setelah itu masukkan
campuran tersebut ke dalam cetakan, tunggu hingga 24 jam hingga kering dan
sedikit lebih keras, lalu potong sabun pada cetakan tersebut sesuai keinginan kita.
Langkah terakhir adalah menunggu hingga 3-4 minggu agar reaksi saponifikasi
berlangsung sempurna sehingga sabun dapat digunakan. Untuk siapa saja yang
ingin berinovasi dengan menambahkan bahan baru untuk pembuatan sabun
dengan takaran tertentu dapat menggunakan aplikasi dari situs soapcalc.net.

Mekanisme reaksi yang terjadi pada pembuatan sabun adalah reaksi


saponifikasi. Reaksi saponifikasi terjadi ketika adanya pencampuran asam lemak
dengan soda api, seperti proses yang telah dilakukan diatas, secara sederhana
dapat dituliskan sebagai berikut :

C3H5(OOCR)3 + 3NaOH C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR[ CITATION Les20 \l


1033 ]

Hasil reaksi yang didapatkan dari reaktan berupa alkali dan lemak tersebut adalah
sabun dan gliserol, gliserol merupakan produk sampingnya. Reaksi diatas adalah
untuk menghasilkan sabun dengan bentuk sabun keras, sedangkan untuk
menghasilkan sabun yang lunak dapat digunakan alkali KOH sebagai penggati
NaOH. Adapun mekanisme sabun sebagai pembersih sebagai berikut, secara
sederhana sabun terdiri dari dua lapisan, hidrofilik dan hidrofobik. Lapisan
hidrofobik akan mengikat kotoran dan virus, sedangkan lapisan hidrofilik akan
mengalirkan kotoran yang terikat tersebut bersamaan dengan siraman air
mengalir.

Pada saat ini sabun banyak macamnya, ada yang padat, cair dan bubuk.
Pada dasarnya proses pembuatannya sama, yaitu reaksi antara lemak dan alkali.
Jika sabun padat menggunakan NaOH sebagai alkalinya, sedangkan sabun cair
menggunakan KOH sebagai alkalinya. Untuk sabun bubuk, proses pembuatannya
dilakukan dengan cara dry mixing, spray drying dan agglomerasi. Untuk segi

2
penggunaan sabun bentuk padat dan cair banyak digunakan untuk pembersih
tubuh dan alat makan, sedangkan sabun bubuk biasanya difokuskan untuk
membersihkan noda yang membandel pada pakaian karena adanya tambahan zat
alkylbenzene sulfonate, sehingga kotoran yang membandel tersebut lebih
gampang dibersihkan.

Sabun akan efektif dalam membersihkkan kotoran apabila dibantu dengan


air, hal tersebut berkaitan erat dengan kepolaran sabun itu sendiri. Ada kalanya
penggunaan sabun tidak begitu efektif dalam membersihkan kotoran karena
kelarutannya dalam air yang sangat rendah, hal itu disebabkan oleh rantai non-
polar pada komponen sabun terlalu panjang sehingga ikatan sekunder antar
komponen tersebut kuat, hal inilah yang dapat mengurangi kemampuan sabun
dalam membersihkan kotoran. [ CITATION Cha202 \l 1033 ]

3
Referensi Bacaan

[1] J. Akbar. [Online]. Available: https://historia.id/kultur/articles/membilas-


sejarah-sabun-vVLg6. [Accessed 01 05 2020].

[2] L. Cahyati, "SlideShare," [Online]. Available:


https://www.slideshare.net/lestaricahyati/saponifikasi-46651902. [Accessed 01 05
2020].

[3] C. E. Ophardt, "Virtual Chembook," [Online]. Available:


http://chemistry.elmhurst.edu/vchembook/554soap.html. [Accessed 01 05 2020].

[4] "Soap History," [Online]. Available: http://www.soaphistory.net/.


[Accessed 01 05 2020].

Referensi Video

https://www.youtube.com/watch?v=zVz6o08g5Po
https://www.youtube.com/watch?v=MEjoZ2HQSfY

https://www.youtube.com/watch?v=skO3WMagJUEa

Anda mungkin juga menyukai