Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA

PEMBUATAN SABUN PADAT MADU DENGAN PENAMBAHAN


EKSTRAK KUNYIT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

AINIRAHMAH ISMARANIAH NURHASYIRI (061840421425)

FENI SRI ERANI

YUDIS AFRIZAL

Kelas : 3 KIA
Dosen pembimbing : Erwana Dewi

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu kami curahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya di jalan yang benar.
Kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Makalah ini kami susun berdasarkan tugas dari mata kuliah
Proses Industri Kimia yang berjudul “Pembuatan Sabun Padat Madu dengan
Penambahan Ekstrak Kunyit”. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Palembang, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1 Sejarah Pembuatan Sabun .............................................................
2.2 Pengertian Sabun ............................................................................
2.3 Macam – Macam Sabun Mandi.....................................................
2.4 Manfaat Madu dan Kunyit ............................................................
2.5 Pembuatan Sabun Padat Madu dengan Ekstrak Kunyit ...........
BAB III PENUTUP .............................................................................. 25
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 25
3.2 Saran .............................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 26
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diawali dengan zaman modern penawaran produk sabun mandi cair sangat
banyak dan menggiurkan dengan berbagai macam merek dan harga yang cukup
bervariasi. Namun pemakaian produk sabun mandi cair harganya cukup tinggi
sehingga tidak bisa di jangkau oleh semua lapisan masyarakat, walaupun memiliki
nilai manfaat yang cukup praktis untuk bisa di bawa kemana-mana, tetapi hal ini
hanya di manfaatkan untuk kalangan tertentu saja.
Lain halnya dengan pemakaian sabun padat yang sudah ada sejak dahulu
bahkan sampai sekarang yang masih dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat
bahkan semua lapisan dan golongan, walaupun kurang praktis tetapi cukup
ekonomis. Ini artinya sabun mandi padat masih menjadi pilihan masyarakat pada
umumnya, dan semakin bervariasinya aroma yang membuat konsumen tertarik.
Umumnya, sabun terbuat dari campuran garam natrium atau kalium dari asam
lemak yang direaksikan dengan alkali (seperti NaOH atau KOH) pada suhu yang
relatif tinggi (800C-1000C) melalui suatu proses yang dikenal sebagai proses
saponifikasi. Secara tradisional, alkali yang digunakan berasal dari pembakaran
senyawa nabati atau dengan kata lain bisa digunakan arang/abu sebagai sumber
alkali.
Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan mencoba mengamati
bagaimana proses pembuatan sabun padat madu dengan penambahan ekstrak
kunyit, sebagaimana yang kita ketahui dizaman modern saat ini konsumen pun
banyak tertarik dengan sabun yang bervariasi aromanya.
1.2 Rumusan masalah
Makalah ini akan merumuskan dua permasalahan tentang pembuatan sabun
padat madu dengan penambahan ekstrak kunyit. Masalah - masalah tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut
1. Bagaimana awal sejarah sabun ?

2. Bagaimana proses pembuatan sabun padat madu dengan penambahan ekstrak


kunyit ?

3. Apa manfaat dari madu dan ekstrak kunyit terhadap kulit ?

4. Apa keunggulan sabun padat madu dengan penambahan ekstrak kunyit


dibanding jenis sabun padat lain ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pembaca dapat mengetahui awal sejarah sabun
2. Pembaca dapat mengetahui proses pembuatan sabun padat madu dengan
penambahan ekstrak kunyit.
3. Pembaca dapat mengetahui manfaat dari madu dan ekstrak kunyit terhadap
kulit
4. Pembaca dapat mengetahui keunggulan sabun padat madu dengan penambahan
ekstrak kunyit dibanding jenis sabun padat lain
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pembuatan Sabun


Sejarah Sabun Sejarah kemunculan sabun sesungguhnya dimulai di Roma.
Sebelumnya, sabun dipakai sebagai obat atau semacam hair gel oleh bangsa
Babilonia dan Mesir Kuno. Orang-orang Romawi mengenal sabun inipun secara
kebetulan. Menurut legenda mereka, lemak dari korban bakaran Gunung Sapo
tersapu hujan, terus tercampur dengan abu kayu bakar, dan tanah liat. Ternyata
campuran ini membuat pakaian lebih bersih sewaktu dicuci. Dengan adanya ini,
kebiasaan berendam (bathing) jadi populer disana. Tapi sejak kekalahan Roma,
kebiasaan berendam jadi terhapus. Kebersihan umum pun jadi turun drastis Seni
membuat sabun muncul kembali di Eropa pada abad ke-7. Para pembuat sabun
menyimpan rahasia mereka erat-erat. Sabun dulu termasuk benda eksklusif karena
pajaknya tinggi dan bahan-bahannya sulit didapat. Bahkan di pemerintahan King
James I di Inggris tahun 1622, pembuat sabun dikasih hak monopoli. Baru pada
abad -19, sabun menjadi benda yang merakyat.
Usaha pembuatan sabun terus berkembang yang tadinya dibuat dalam skala
industri rumah tangga (bahkan katanya setiap orang bisa bikin sabun sendiri),
akhirnya mulai dibuat jadi produk masala tau sekala industri. Hal itu bisa terjadi
karena tahun 1791, Nicholas Leblanc menemukan suatu alkali yang bisa
membentuk sabun waktu dicampur dengan lemak. Bahan pembentuk sabun yang
tadinya langka, jadi mudah didapat. Dengan penemuan-penemuan kimia
berikutnya ditambah operasi pabrik yang makin canggih, makin industri sabun jadi
sangat berkembang tahun 1850-an. Seiring dengan ini pula sabun mulai dibedakan
fungsinya. Yang campurannya lebih lembut dipakai untuk mandi. Industri sabun
mengalami kemunduran sewaktu jaman perang dunia I. Bahan-bahan
pembentuknya, seperti lemak dan minyak jadi langka karena difokuskan untuk
perang. Pada waktu inilah mulai dikenal sabun sintetis menjadi deterjen
2.2 Pengertian Sabun
Sabun mandi adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari
minyak nabati dan atau lemak hewani berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa
digunakan sebagai pembersih, dengan menambahkan zat pewangi, dan bahan
lainnya yang tidak membahayakan kesehatan (SNI 06-3532-1994). Sabun tersusun
dari asam lemak, minyak dan lilin, dimana senyawa itu mengandung ikatan tidak
jenuh yang akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut ditandai dengan keluarnya bau
tengik pada sabun, untuk menjaga kualitas sabun dari reaksi oksidasi diperlukan
bahan antioksidan.

2.3 Macam – Macam Sabun Mandi


Sabun mandi saat ini sudah berkembang jenisnya. Bukan hanya sabun batangan
atau sabun cair saja. Ada beraneka jenis sabun mandi yang kini beredar di pasaran.
Kulit tubuh manusia terbagi beberapa jenis, ada kulit kering, kulit berminyak, kulit
sensitif, juga kulit kombinasi yang semuanya membutuhkan perawatan yang
berbeda. Berikut adalah enam jenis sabun mandi yang banyak tersedia.
a. Sabun batang
Sabun jenis ini merupakan sabun yang sangat populer dan banyak
digemari. Sabun batangan pun juga memiliki beberapa jenis seperti sabun
batangan yang berfungsi sebagai anti bakteri, sabun batangan untuk anti
jerawat, hingga sabun batang dengan scrub sehingga memiliki fungsi tambahan
yaitu mengangkat sel kulit mati. Harganya yang murah dan penggunaannya
yang mudah membuat sabun ini menjadi pilihan banyak orang. Namun,
umumnya sabun jenis ini mengandung sodium hydroxide yang merupakan
kandungan yang dapat mengeringkan kulit. Tetapi, untuk mengatasi hal
tersebut, banyak produsen sabun batang yang menambahkan kandungan
pelembab seperti madu, minyak esensial, atau bahan lainnya.
b. Sabun Cair
Sabun cair merupakan sabun yang memiliki kandungan pelembab yang
baik jadi jika kita memiliki kulit kering maka sabun cair sangat cocok untuk
kita. Biasanya dalam sabun cair terkandung pelembab patrolum yang berfungsi
menjaga kulit untuk tetap lembut. Sabun jenis ini juga lebih praktis dan
higienis, karena bisa mudah untuk dibawa kemana dibanding sabun batang.
Sabun cair dengan label moizturizing adalah sabun yang tepat untuk menjaga
kelembaban kulit anda.
c. Shower Gel
Shower gel mirip dengan sabun cair namun biasanya lebih bening dan
sedikit lebih kental dari sabun cair. Dengan teksturnya yang berbentuk gel,
umumnya sabun mandi ini dapat membuat kulit terasa lembut. Selain itu, sabun
mandi jenis ini biasanya memiliki wangi yang tahan lama.
d. Shower cream
Shower cream merupakan sabun mandi yang memiliki tekstur berupa
cream. Sabun jenis ini sangat cocok digunakan pada jenis kulit kering. Karena
pada umumnya, shower cream banyak mengandung moisturizer.
e. Shower oil
Seperti namanya, jenis sabun ini memiliki kadar minyak yang cukup
banyak. Sabun ini bertekstur kental dan umumnya memiliki pH netral. Sabun
mandi jenis ini aman dan dapat digunakan untuk jenis kulit sensitif..
f. Body Scrub
Sabun jenis ini sangat berguna untuk mengangkat sel-sel kulit mati di
tubuh anda, cara menggunakannya mudah saja, tinggal oleskan ditubuh anda
lalu gunakan gerakan memijat secara merata. Selain mengangkat sel kulit mati,
sabun jenis ini juga berguna untuk melancarkan peredaran darah.
2.4 Mafaat Madu dan Kunyit
Salah satu jenis tumbuhan yang mengandung antioksidan dan banyak
digunakan oleh masyarakat sebagai obat trandisional adalah kunyit (Curcuma
domestica), yang berasal dari keluarga jahe (Zingiberaceae family). Kunyit
memiliki kandungan Curcumin yang tinggi. Senyawa kurkuminoid dalam ekstrak
kunyit memiliki efek antioksidan yang berguna untuk tubuh dari radikal bebas,
mencerahkan kulit, dan mengobati gatal-gatal pada kulit. Pangemanan, dkk (2016)
menggunakan ekstrak kunyit untuk menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas sp. Rini, dkk., (2018) melaporkan bahwa
ekstrak kunyit mampu menghambat pertumbuhan bakteri Esherichia coli dan
Bacillus subtilis.
Madu merupakan suatu larutan manis yang mengandung gula dan
kental.Penambahan madu pada sabun diharapkan dapat meningkatkan nilai guna
dari sabun, seperti memberikan kesan lembut, halus, melembabkan dan
memberikan aktivitas antibakteri pada kulit. Sabun madu merupakan salah satu
produk yang dapat digunakan sebagai salah satu inovasi dari penggunaan madu
dalam industri kosmetik. Fatimah, dkk., (2016) menggunakan madu sebagai
tambahan pada pembuatan sabun mandi, Qisti (2009) juga menggunakan madu
pada pembuatan sabun transparan dan menghasilkan kadar air lebih tinggi
dibandingkan dengan SNI 06-3532-1994, serta jumlah asam lemak yang lebih
rendah, sedangkan penelitian penambahan ekstrak kunyit pada sabun padat madu
belum dilaporkan.

2.5 Proses Pembuatan


2.5.1 Alat dan Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan
 Kunyit
 Madu
 minyak kelapa
 asam stearat
 NaOH
 Aquadest
 Etanol
 Gula
 Gliserin
 asam sitrat
 NaCl
Alat yang digunakan
 gelas beker
 spatula
 neraca analitik
 cawan petri
 kertas pH
 thermometer
 cetakan sabun
 hotplate
 sendok
 saringan
 blender
 masker
 sarung tangan

2.5.2 Cara Pembuatan


 Mengupas kunyit kemudian dibershkan,lalu memarut kunyit sampai
halus untuk diambil ekstrak sebanyak 100 gr.
 Menambahkan air sebanyak 100 g pada parutan kunyit,kemudian
pdisaring untuk mendapatkan ekstrak.
 Kemudian ditimbang menjadi 4 bagian, 1 (tanpa ekstrak kunyit), 2 (2 g
ekstrak kunyit), 3 (4 g ekstrak kunyit),dan 4 (6 g ekstrak kunyit).
 Kemudian menimbang madu sebanyak 1,8 g.
 Selanjutnya larutkan NaOH sebanyak 3,5 g dalam 15 g aquadest untuk
perlakuan 1, 13 g aquadest untuk perlakuan 2, 11 g aquadest untuk
perlakuan 3, dan 9 g aquadest untuk perlakuan 4.
 Selanjutnya masukkan madu dan ekstrak kunyit yang telah ditimbang
sesuai perlakuan, aduk hingga homogen. Pencampuran bahan-bahan
tersebut akan mengakibatkan larutan menjadi panas, oleh karena itu
tunggu larutan mendingin hingga suhu 50°C cek suhu larutan tersebut
menggunakan termometer.
 Kemudian untuk campuran lainnya yaitu timbang minyak kelapa
sebanyak 25 g dan asam stearat sebanyak 10 g.
 Campur kedua bahan minyak tersebut hingga homogen pada suhu 70°C.
 Selanjutnya tambahkan larutan NaOH ke dalam campuran minyak
tersebut sedikit demi sedikit.
 Kemudian tambahkan bahan-bahan pendukung seperti 3,5 g etanol, 1,5
g gula, 3 g gliserin, 1 g asam sitrat, dan 1 g NaCl. Homogenkan bahan
dengan cara mengaduknya hingga tercampur rata.
 Setelah adonan tercampur rata, cetak menggunakan pencetak dan
diamkan selama 1 minggu. Kemudian lakukan analisis uji terhadap
sabun yang dihasilkan.

2.5.3 Uji Kadar Air


Adapun cara untuk menguji kadar air pada sabun kunyit dengan
penambahan madu ini adalah dengan memasukkan cawan ke dalam
lemari pengeringan selama 1 jam.Kemudian keluarkan cawan dan
masukkan dalam desikator agar suhu cawan normal kembali, lalu
timbang berat kosong cawan dan catat beratnya. Selanjutnya masukkan
5 g sampel dalam cawan lalu masukkan dalam oven selama 2 jam
dengan suhu 105°C. Setelah 2 jam keluarkan dan timbang cawan
beserta sampel tersebut (Sari, dkk., 2010).

2.5.4 Uji pH Sabun


Adapun cara untuk menguji derajat keasaman sabun yaitu
dengan menyiapkan 5 g sampel yang akan dianalisis pH-nya. Sampel
dilarutkan ke dalam 10 ml aquadest. pH diukur dengan memasukkan pH
meter yang telah dicuci dengan aquadest. Angka yang tertera pada pH
meter dicatat sebagai pH sabun (Sari dkk, 2010).

2.5.5 Uji Stabilitas Busa


Sabun sebanyak 1 g dimasukkan ke tabung reaksi yang berisi 10
ml aquadest, kemudian dikocok selama 1 menit. Busa yang terbentuk
diukur tingginya menggunakan penggaris (tinggi busa awal). Tinggi
busa diukur kembali setelah 5 menit (tinggi busa akhir) (Jannah, 2009).
Kemudian stabilitas busa dihitung dengan rumus :

2.5.6 Uji Iritasi


Iritasi pemakaian sabun dilakukan terhadap 10 orang panelis
dengan cara membasahi tangan panelis dengan air, kemudian diberikan
sabun yang akan diuji. Sabun yang diaplikasikan ke tangan kemudian
digosok-gosok selama satu menit. Tangan dicuci, kemudian didiamkan
selama lima menit. Iritasi diamati dengan jalan melihat terjadinya
perubahan pada kulit seperti kemerahan, gatal dan kasar (Ayu dkk,
2009).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sabun mandi adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak
dari minyak nabati dan atau lemak hewani berbentuk padat, lunak atau cair,
berbusa digunakan sebagai pembersih, dengan menambahkan zat pewangi, dan
bahan lainnya yang tidak membahayakan kesehatan (SNI 06-3532-1994).
Kunyit memiliki kandungan Curcumin yang tinggi. Senyawa
kurkuminoid dalam ekstrak kunyit memiliki efek antioksidan yang berguna
untuk tubuh dari radikal bebas, mencerahkan kulit, dan mengobati gatal-gatal
pada kulit. Pangemanan, dkk (2016) menggunakan ekstrak kunyit untuk
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas
sp. Rini, dkk., (2018) melaporkan bahwa ekstrak kunyit mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Esherichia coli dan Bacillus subtilis.
Penambahan madu pada sabun diharapkan dapat meningkatkan nilai
guna dari sabun, seperti memberikan kesan lembut, halus, melembabkan dan
memberikan aktivitas antibakteri pada kulit. Sabun madu merupakan salah satu
produk yang dapat digunakan sebagai salah satu inovasi dari penggunaan madu
dalam industri kosmetik. Fatimah, dkk., (2016) menggunakan madu sebagai
tambahan pada pembuatan sabun mandi, Qisti (2009) juga menggunakan madu
pada pembuatan sabun transparan dan menghasilkan kadar air lebih tinggi
dibandingkan dengan SNI 06-3532-1994, serta jumlah asam lemak yang lebih
rendah, sedangkan penelitian penambahan ekstrak kunyit pada sabun padat
madu belum dilaporkan.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di
pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

http://berandagustinjuna.blogspot.com/2013/11/makalah-pembuatan-sabun-
padat.html

http://kasiino.blogspot.com/2017/04/makalah-kimia-industri-proses-pembuatan.html

https://mommyasia.id/5623/article/5-jenis-sabun-mandi-sesuai-kebutuhan-kulit-mana-
yang-pas-buat-moms
http://www.bathmarket.co.id/index.php/2018/07/19/yuk-ketahui-jenis-jenis-sabun-dan-
manfaatnya/

Anda mungkin juga menyukai