PRAKTEK INDIVIDU
Oleh:
WIWYD ELVANA
1706015074
Salah satu cara pengawetan udang adalah dengan mengubah bentuk udang mentah
menjadi produk kerupuk dengan penambahan bahan-bahan lainnya. Kerupuk
merupakan makanan yang sangat digemari, bahkan kerupuk udang merupakan salah
satu jenis kerupuk yang pernah diekspor ke luar negeri bersama bahan makanan lainnya.
Kerupuk udang mentah atau matang jika dibungkus dalam plastik yang menarik kiranya
dapat memenuhi syarat untuk diekspor (Saraswati, 1986 dalam Subekti, 1998). Kerupuk
adalah salah satu produk olahan tradisional yang banyak dikonsumsi di Indonesia.
Kerupuk dikenal baik disegala usia maupun tingkat sosial masyarakat. Kerupuk mudah
diperoleh di segala tempat, baik di kedai pinggir jalan, di supermarket, maupun di
restoran hotel berbintang. Kerupuk udang adalah kerupuk yang bahannya terdiri dari
adonan tepung dan udang. Kerupuk udang mempunyai beberapa kualitas bergantung
pada komposisi banyaknya udang yang terkandung dalam kerupuk. Semakin banyak
jumlah udang yang terkandung dalam kerupuk semakin baik kualitasnya. Kerupuk
dibuat dengan bahan dasar tepung tapioka atau tepung gandum, bahkan gaplek pun
dapat digunakan untuk pembuatan kerupuk udang. Dari bahan dasar tersebut
ditambahkan sejumlah udang segar atau udang kering dan bumbu seperti bawang putih,
bawang merah, garam, gula, air dan bleng (Winarno, 1983 dalam Subekti, 1998).
Menurut Astawan (1988), pembuatan kerupuk udang menggunakan bahan utama tepung
tapioka. Sedangkan bahan tambahan lainnya adalah udang, telur/susu, garam, gula, air,
dan bumbu (bawang putih. bawang merah, ketumbar, dan sebagainya) yang bervariasi.
Oleh karena itu kemasan sangat penting untuk menjaga kualitas produk perikanan agar
tidak mengalami kerusakan dan memperpanjang umur simpan produk perikanan.
Kemasan atau packaging menjadi salah satu unsur penting dalam suatu produk.
Menurut Kotler dan Keller (2009), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Makanan yang diberi wadah
atau pembungkus akan tercegah dari kerusakan, pencemaran (debu) serta gangguan fisik
(gesekan, benturan, getaran). Disamping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan
suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. Pembuatan label sangat
dianjurkan dalam suatu produk. Selain meningkatkan minat konsumen untuk membeli
suatu produk tersebut, juga menghindari terjadinya kesalahan dalam pembelian.
Hubungan antara label dan kemasan adalah sebagai informasi yang jelas dan benar pada
label kemasan pangan untuk memudahkan konsumen dalam memilih suatu produk
pangan biasanya didasari dengan pengetahuan konsumen tentang label kemasan.
Membaca label pada makanan yang dikemas sebelum memutuskan untuk membelinya
merupakan salah satu dari 13 pesan Umum Gizi Seimbang (PUGS). Peraturan
perundang-undangan menetapkan bahwa semua makanan yang dikemas haruslah
mempunyai label yang memuat keterangan tentang isi, jenis dan jumlah bahan-bahan
yang digunakan, tanggal kadaluarsa, komposisi zat gizi yang dinyatakan dalam jumlah
serta sebagai persen Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG) untuk setiap
takaran saji serta keterangan penting lainnya (seperti kehalalan produk). Dengan
demikian konsumen akan dapat mengetahui kandungan gizi serta kelayakan makanan
kemasan tersebut Almatsier, (2011); Devi, (2013).
Labeling adalah upaya memberi label berupa informasi singkat mengenai
produk tersebut. Beberapa informasi yang perlu dicantumkan dalam label meliputi:
nama produk, pembuat produk, alamat pembuat produk, bahan yang digunakan untuk
membuat produk, komposisi gizi, masa kadaluarsa, dan izin departemen kesehatan atau
instansi terkait.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Haliman Dan Adijaya (2004) menjelaskan bahwa udang putih memiliki tubuh
berbuku-buku dan aktivitas berganti kulit luar (eksoskeleton) secara periodik
(moulting). Bagian tubuh udang putih sudah mengalami modifikasi sehingga dapat
digunakan untuk keperluan makan, bergerak, dan membenamkan diri kedalam lumpur
(burrowing ), dan memiliki organ sensor, seperti pada antenna dan antenula.
Kordi (2007) juga menjelaskan bahwa kepala udang putih terdiri dari antena,
antenula,dan 3 pasang maxilliped. Kepala udang putih juga dilengkapi dengan 3 pasang
maxilliped dan 5 pasang kaki berjalan (periopoda). Maxilliped sudah mengalami
modifikasi dan berfungsi sebagai organ untuk makan. Pada ujung peripoda beruas-ruas
yang berbentuk capit (dactylus). Dactylus ada pada kaki ke-1, ke-2, dan ke-3. Abdomen
terdiri dari 6 ruas. Pada bagian abdomen terdapat 5 pasang (pleopoda) kaki renang dan
sepasang uropods (ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson (ekor)(Suyanto
dan Mujiman, 2003).
Bentuk rostrum udang putih memanjang, langsing, dan pangkalnya hamper
berbentuk segitiga. Uropoda berwarna merah kecoklatan dengan ujungnya kuning
kemerah-merahan atau sedikit kebiruan, kulit tipis transparan. Warna tubuhnya putih
kekuningan terdapat bintik-bintik coklat dan hijau pada ekor (Wayban dan Sweeney,
1991). Udang betina dewasa tekstur punggungnya keras, ekor (telson) dan ekor kipas
(uropoda) berwarna kebiru-biruan, sedangkan pada udang jantan dewasa memiliki
ptasma yang simetris. Spesies ini dapat tumbuh mencapai panjang tubuh 23 cm (Wyban
dan Sweeney, 1991).
Gambar 1. Morfologi Umum Udang Putih (L. vannamei) (Haliman dan Dian, 2006)
Keterangan
1. Chepalothorax (bagian kepala)
2. Rostrum (cucuk kepala)
3. Mata
4. Antennula ( sungut kecil)
5. Prosartema
6. Antenna ( sungut besar)
7. Maxilliped ( lat bantu rahang)
8. Periopod (kaki jalan)
9. Pleopoda ( kaki renang)
10. Telson ( ujung ekor)
11. Uropoda ( ekor kipas)
Diantara jenis plastik tersebut yang relative paling aman dan telah mengalami uji
evaluasi badan pengawasan obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) adalah PET
(nomor 1). Penggunaan botol plastik PET secara berulang-ulang diperbolehkan dengan
syarat botol tersebut dicuci dengan sabun dan dikeringkan terlebih dahulu.
Beberapa jenis plastik yang aman digunakan untuk kemasan bahan pangan adalah
PP, HDPE, LDPE da n PET. Keamanan kemasan dapat dikenali dengan logo ataupun
tulisan yang tertera misalnya tulisan ataupun kode plastik tersebut biasanya dicetak
timbul pada benda plastik yang bersangkutan. Walaupun begitu, banyak keasan plastik
yang tidak mencatumkan logo ataupun keterangan apapun sehingga sebagai konsumen
haruslah lebih berahti-hati dalam penggunaannya. Secara umum bila ditinjau dari
sifatnya sebaiknya kemasan plastik tidak digunakan untuk pangan yang bersifat asam,
mengandung lemak ataupun minyak terlebih dalam keadaan panas. Jika memungkinkan
menggunakan alternatif lain sebagai kemasan pangan misalnya kaca atau gelas.
3. Simbol kemasan plastik
Plastik memiliki bermacam-macam kegunaan. Untuk mengetahui yang mana plastik
untuk makanan dan minuman dan yang mana yang bukan, maka harus dibedakan plastik
jenis yang satu dan lainnya berdasarkan simbol yang tertera pada plastik tersebut.
Berikut simbol plastik berdasarkan kegunaannya :
5. Pelabelan
Label atau disebut juga etiket adalah tulisan tag, gambar atau deskripsi lain yang
tertulis, dicetak, distensil, diukir, dihiasi, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pada
wadah atau pengemas. Tujuan pelabelan adalah memberi informasi, sebagai sarana
komunikasi, memberi petunjuk, sarana periklanan dan memberi rasa aman bagi
konsumen. Informasi yang diberikan pada label antara lain; nama produk, daftar bahan
yang digunakan, berat bersih atau isi bersih, nama dan alamat produksi, keterangan
halal, tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa, nomor pendaftaran, kode produksi serta
petunjuk atau cara penggunaan, petunjuk atau cara penyampaian, nilai gizi serta tulisan
atau pernyataan khusus (Julianti, et al, 2004).
3. PEMBAHASAN
5. Ramah lingkungan
Dilihat dari jenis kemasannya LDPE ( Low Density Polyethylene) sulit
dihancurkan tetapi baik untuk wadah makanan.
4. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Pengemasan kerupuk udang Di Ukm Kecamatan Pulau Derawan Kampung
Tanjung Batu Kabupaten Berau, menggunakan kemasan plastik jenis plastic LDPE (
Low Density Polyethylene) sulit dihancurkan tetapi baik untuk wadah makanan dan
dapat menjaga mutu produk. Informasi yang tercantum pada label kemasan kerupuk
udang belum sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang RI No.07 tahun 1996.
Informasi yang tercantum pada label kemasan kerupuk udang meliputi nama produk,
komposisi, nama dan alamat pabrik, tanggal kadaluarsa, no telp,symbol jenis plastic
dan Food Grade.
2. Saran
Pada proses pengemasan udang kerupuk, sudah sangat aman untuk kwualitas
produk sendiri hanya saja ada kekeliruan pada saat penulisan symbol plastic bisa kita
lihat di halaman lampiran ada kode 07 di kemasan sedangkan kemasan yang
digunakan jenis kemasan no 4, Sedangkan jenis plastic no 7 artinya jenis kemasan
tersebut sangat tidak disarankan untuk digunakan pada bahan makan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Astawan, M.W. dan Astawan, M. 1988. Teknologi Pengolahan Pangan Hewani Tepat
Guna. Akademika Pressindo. Jakarta.
Haliman, R.W dan Dian A.S. 2006. Udang Vannamei. Penebar Swadaya. Jakarta
Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid
satu. Erlangga : Jakarta
Sucipta, I Nyoman, et al. 2017. Pengemasan Pangan kajian Pengemasan yang Aman,
Nyaman, Efektif dan Efisien. Udayana University Press. Denpasar.
Suyanto, R.S. dan Mujiman A. 2010. Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya,
Jakarta. 23 hal.
Wyban, J.A., J.N. Sweeney. 1991. Intensive Shrimp Production Technology. The
Oceanic Institute. Hawaii.
LAMPIRAN