Aspek Ekonomi
Biaya peralatan Mahal Murah
Energi Listrik Listrik
Persiapan bahan yang akan digunakan pada pembuatan buskuit
yaitu bahan baku maupun bahan penunjang. Bahan baku dan bahan
penunjang yang akan digunakan yaitu tepung terigu, margarin, gula
halus, kuning telur, susu bubuk, baking powder, garam, dan coklat
bubuk. Bahan-bahan yang sidah dikirim oleh supplier kemudian
dilakukan penimbangan dengan mempertimbangakan alat yang
digunakan yaitu timbangan digital duduk dan timbangan digital meja.
Timbangan digital duduk dapat menimbang dengan kapasitas yang
besar tetapi biaya peralatan mahal sedangkan timbangan digital meja
hanya dapat menimbang dengan kapasitas yang tidak terlalu besar akan
tetapi harga peralatan yang relatif murah dibandingkan dengan alat
timbangan digital duduk.
Penimbangan bahan akan dilakukan menggunakan dua tahapan
dalam proses pembuatan biskuit. Persiapan bahan ditimbang dengan
menggunakan timbangan digital duduk karena dapat menimbang
dengan kapasitas yang besar dan juga memiliki kecepatan respon
tinggi sehingga mempercepat dalam proses produksi biskuit. Hal ini
juga disesuaikan dengan kegiatan produksi perusahaan kami yang
memiliki skala besar. Jadi, timbangan digital duduk lebih tepat untuk
dipilih dalam tahap penimbangan bahan.
4.2.2. Pencampuran
Tabel 4.2.2.1. Alternatif Seleksi Proses Pencampuran
Pencampuran
Metode Cream
No Uraian
(Creaming Metode all in
Method)
Aspek Teknik
1. Operasi
Waktu ± 13 menit ± 13 menit
Metode Pencampuran Pencampuran
secara bertahap, seluruh bahan
tahap awal secara
lemak dan gula, bersamaan.
kemudian
ditambahkan
bahan bahan
yang lain dan
penambahan
tepung dilalukan
pada bagian
paling akhir.
Alat yang digunakan Mixer Mixer
2. Produk yang dihasilkan
Produk akhir Renyah Tidak renyah
(Biskuit)
Aspek Ekonomi
Biaya peralatan Mahal Mahal
Energi Listrik Listrik
Metode cream (creaming method) dalam pembuatan biskuit
dikarenakan metode cream (creaming method) memiliki kelebihan
yaitu menghasilkan adonan yang bersifat membatasi pengembangan
gluten yang berlebihan sehingga produk akhir biskuit akan menjadi
renyah akan tetapi metode cream (creaming method) perlu
memasukkan bahan-bahan secara bertahap sehingga membutuhakan
tenaga pekerja yang lebih. Metode all in tidak dipilih karena jika
pencampuran dilakukan secara bersamaan pembentukan gluten pada
adonan akan relatif tinggi yang dapat menyebabkan perubahan pada
produk akhir yang diinginkan, biskuit akan menjadi tidak renyah dan
membuat keras akan tetapi membuat adonan dengan menggunakan
metode all in mudah karena hanya menuangkan semua bahan-bahan
adonan sekali.
Pencampuran bahan pada proses produksi harus memperhatikan
homogenisasi adonan. Tingkat homogenitas adonan akan menetukan
kualitas adonan pada tahap-tahap selanjutnya. Adonan dikatakan
homogen jika seluruh bahan dapat tercampur merata. Pada tahap awal
pencampuran dilakuakan dengan mencampurkan, telur, margarin, gula
halus, dan kemudian dimixer selama 2 menit. Adonan kemudian
dicampurkan dengan tepung terigu, coklat bubuk, susu skim, dan
baking powder setelah itu kemudian dimixer selama 10 menit hingga
adonan homogen, kalis, kempal, dan oily saat digenggam sehingga
total waktu yang digunakan untuk pencampuran bahan ±13 menit.
Adonan yang dihalilkan akan mempunyai suhu sekitar 32oC-35oC.
Penetapan metode yang dipakai pada pencampuran yaitu metode
cream (creaming method) dipilih dalam pembuatan karena metode
cream (creming method) dapat membuat biskuit menjadi renyah.
Secara teknis waktu yang dibutuhkan dalam penggunaan metode
cream (creming method) dan metode all in relative sama. Secara
ekonomi penggunaan metode crem (creming method) mahal karena
mesiin mixer yang digunakan menggunakan daya listrik.
4.2.3. Pencetakan
Tabel 4.2.3.1. Alternatif Seleksi Proses Pencetakan
Pencetakan
No Uraian Cetakan biskuit
Mesin pencetak
manual
Aspek Teknik
1. Operasi
Tujuan Pencetak biskuit Pencetak biskuit
dengan diameter dan dengan diameter
bentuk yang dan bentuk yang
diinginkan diinginkan
Alat yang Mesin pencetak Cetakan biscuit
digunakan (Skywin Bake) manual
Kapasitas 250 kg/jam -
produk
Dimensi 5 x 1 x 1,05 m 21 x 5,5 x 5 cm
2. Poduk yang
dihasilkan
Produk Memiliki ukuran Memiliki bentuk
bentuk yang yang kurang rapi
seragaman dan rapi dan ukuran
kurang seragam
Aspek Ekonomi
Biaya Mahal Murah
peralatan
Energi Listrik Tenaga manusia
Pencetakan biskuit dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dengan menggunakan mesin pencetak biskuit ataupun dapat juga
dilakukan dengan mencetak biskuit secara manual, cara manual
dilakukan dengan menggunakan bantuan manusia. Pencetakan
menggunakan mesin dapat mempersingkat waktu produksi akan tetapi
biaya peralatan yang mahal, sedangkan cetakan biskuit manual biaya
peralatan murah akan tetapi biskuit yang dihasilkan kurang memiliki
bentuk yang seragam.
Alternatif yang akan dipilih untuk mencetak biskuit yaitu dengan
menggunakan mesin pencetak karena dilihat dari segi waktu mesin
pencetak lebih efisien selain itu, produk yang dihasilkan lebih seragam
dan rapi. Proses pencetakan biskuit yaitu, adonan hasil pencampuran I
dan II yang sudah siap dicetak menggunakan mesin pencetak. Tahap
pencetakan adonan akan masuk kedalam mesin hopper moulding dan
didorong oleh combination sheeter kemudian masuk ke rotary
moulding. Combination sheeter dan rotary moulding berputar
berlawanan. Hasil cetakan dari rotary moulding akan dilepaskan ke
belt cetak dengan menggunakan scraper (semacam pisau yang terletak
diantara combination sheeter dan rotary moulding. Hasil dari tahap ini
yaitu adonan biskuit basah. Mesin pencetak dipilih karena karena
efisien waktu,, ukuran biskuit yang dihasilkan seragam akan tetapi
biaya pengoperasian ataupun biaya peralatan yang mahal.
4.2.4. Pengovenan
Tabel 4.2.4.1. Alternatif Seleksi Proses Pengovenan
Jenis Alat
Oven
kompor
Uraian Oven
No (tangkring)/ Oven gas
Konveksi
oven tunnel
tunnel
konvensiona
l
Aspek Teknik
1. Operasi
Mekanisme Oven Oven Oven
sebagai listrik berbahan
pengering dibuat bakar gas
apabila dengan langsung
dengan cara yang memiliki
kombinasi mirip ruang
pemanas dengan pemangg
dengan oven ang
humidity berbahan sederhana
rendah dan bakar gas dari
sirkulasi langsung, bagian
udara yang tetapi kotak
cukup. menggun dengan
akan pita oven
elemen yang
pemanas disangga
melalui
bagian
tengah
ruang. Di
atas dan
di bawah
pita
adalah
pembakar
gas pita.
Campura
n gas /
udara
listrik disuplai
sebagai ke tabung
pengganti burner
pembakar dan ini
gas. dinyalaka
n oleh
elektroda
percikan
dan
terbakar
pada strip
atau pita
di
sepanjang
lebar pita
konveyor
oven.
Produk yang
2.
dihasilkan
Hasil
Kematan panggang
Bagian
gan lebih baik
bawah
Pemerataan bagian warna
produk
kematangan atas dan produk
sering
bawah akan
gosong
merata merata
sempurna
Aspek ekonomi
Sangat
mahal
untuk
dioperasi Harga
kan di murah
sebagian karena
Biaya peralatan Harga lebih besar dapat
murah pasar dan menggun
tidak akan gas
banyak LPG, gas
digunaka alam
n
sekarang.
Daftar Pustaka
Ardyan Rizkia Maulana. 2019 Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dengan
Tepung Sukun Dan Suhu Dengan Waktu Pemanggangan Terhadap
Karakteristik Biskuit. Bandung: Universitas Paundan
Astuti, RM. 2015. "Pengaruh Pada Suhu Pengovenan"
,https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/teknobuga/article/download/6433/
4891, diakses pada 9/11/20.
Davidson, Lain. 2020. "Biscuit Baking Tunnel Oven" ,
https://www.biscuitpeople.com/magazine/post/biscuit-baking-ovens,
diakses pada 10/11/20.
http://ocw.usu.ac.id/course/download/3130000081-teknologi
pengemasan/thp_407_handout_kemasan_kertas.pdf
http://ocw.usu.ac.id/course/download/3130000081-
teknologipengemasan/thp_407_handout_kemasan_kertas.pdf. Diakses pada
10/11/20.
Ir. Erny J. N. Nurali, dkk. 2000. Karakteristik Fisikokimia Biskuit Berbahan
Baku Tepung Pisang Goroho (Musa Acuminate,Sp)
Kusumawardani HD, Riyanto S, Setianingsih I, dkk. 2018. Kandungan Gizi,
Organoleptik, Dan Umur Simpan Biskuit Dengan Substitusi Tepung
Komposit(Daun Kelor, Rumput Laut, Dan Pisang). MGMI Vol. 9, No. 2:
123-138
Manley D. 2000.Technology of Biscuits, Crackers and Cookies.Third
Edition.Woodhead Publishing Limited, England.
Manley D. 2000.Technology of Biscuits, Crackers and Cookies.Third
Edition.Woodhead Publishing Limited, England
Rani Mayasari. 2015. Kajian Karakteristik Biskuit Yang Dipengaruh
Perbandingan Tepung Ubi Jalar (Ipomea Batatas L.) Dan Tepung Kacang
Merah (Phaseolus vulgaris L. Bandung: Universitas Pasundan
S.r.l, LASER, 19-Tunnel MISTO-Ing/Rus. Jurnal laser biscuit 2-05-2011
Yulianisngsih, Endah. 2007. Proses Produksi Biskuit di PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk Unit IV Sragen Jawa Tengah. Laporan Magang Tugas Akhir.
Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.
Kontributor
Mawar Dian Safitri (201810220311140)
Pamila Yeni Liana (201810220311159)
Baharuddin Jamil Al Munir (201810220311164)
Diniarrahmah Silvi Dwi Winardi (201910220311094)
Arifian Rahman (201910220311159)