Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

SELEKSI DAN URAIAN PROSES

4.1. Uraian Proses Secara Umum


Proses pembuatan biskuit secara garis besar terdiri dari pencampuran,
pencetakan, pemanggangan, pendinginan, pengemasan. Proses pencampuran
memiliki 2 tahapan, pencampuran pertama diawali dengan mencampurkan
bahan baku maupun bahan penunjang yang terdiri dari gula, margarin, bahan
pengembang (baking powder), telur, garam. Semua bahan tersebut
dimasukkan ke dalam mesin pengaduk. Dipastikan semua adonan tercampur
rata, tujuannya agar nanti mudah dicamur dengan bahan bahan padat seperti
tepung dan bubuk coklat. selain itu pengadukan secara rata pada adoanan agar
biskuit yang dihasilkan tidak pecah dan memilii kualitas baik. Selanjutnya
dilakukan pencampuran yang kedua. Hasil adonan yang pertama di tambahkan
tepung terigu dan bubuk coklat, untuk kembali masuk kedalam mesin
pengaduk sampai rata. Selanjutnya adonan masuk ke proses pencetakan.
Otomatis adonan akan tercetak bentuk biskuit yang di inginkan dengan jumlah
yang banyak. kemudian cetakan cetakan biskuit menuju ke proses
pemangganagan menggunakan alat oven. Setalah proses pemanggangan
selesai ada proses pendinginan biskuit terlebih dahulu sebelum masuk ke
dalam proses pengemasan. Proses pengemasan memiliki 2 tahapan yaitu
pengemasan primer dan dilanjutkan pengemasan sekunder.

4.2. Seleksi Proses


Seleksi proses pada pembuatan biskuit sebagai berikut:
4.2.1. Penimbangan
Tabel 4.2.1.1. Alternatif Seleksi Proses Penimbangan
Penimbangan
No Uraian Timbangan Timbangan meja
duduk digital digital
Aspek Teknik
1. Operasi
 Tujuan Penimbangan Penimbangan
agar bahan yang bahan dengan
akan diproses formulasi yang
sesuai dengan telah ditentukan
formulasi yang
telah ditentukan
dengan
kecepatan respon
tinggi.
 Alat yang digunakan Timbangan Timbangan meja
duduk digital digital
 Kapasitas produk 500 kg 150 kg

Aspek Ekonomi
 Biaya peralatan Mahal Murah
 Energi Listrik Listrik
Persiapan bahan yang akan digunakan pada pembuatan buskuit
yaitu bahan baku maupun bahan penunjang. Bahan baku dan bahan
penunjang yang akan digunakan yaitu tepung terigu, margarin, gula
halus, kuning telur, susu bubuk, baking powder, garam, dan coklat
bubuk. Bahan-bahan yang sidah dikirim oleh supplier kemudian
dilakukan penimbangan dengan mempertimbangakan alat yang
digunakan yaitu timbangan digital duduk dan timbangan digital meja.
Timbangan digital duduk dapat menimbang dengan kapasitas yang
besar tetapi biaya peralatan mahal sedangkan timbangan digital meja
hanya dapat menimbang dengan kapasitas yang tidak terlalu besar akan
tetapi harga peralatan yang relatif murah dibandingkan dengan alat
timbangan digital duduk.
Penimbangan bahan akan dilakukan menggunakan dua tahapan
dalam proses pembuatan biskuit. Persiapan bahan ditimbang dengan
menggunakan timbangan digital duduk karena dapat menimbang
dengan kapasitas yang besar dan juga memiliki kecepatan respon
tinggi sehingga mempercepat dalam proses produksi biskuit. Hal ini
juga disesuaikan dengan kegiatan produksi perusahaan kami yang
memiliki skala besar. Jadi, timbangan digital duduk lebih tepat untuk
dipilih dalam tahap penimbangan bahan.
4.2.2. Pencampuran
Tabel 4.2.2.1. Alternatif Seleksi Proses Pencampuran
Pencampuran
Metode Cream
No Uraian
(Creaming Metode all in
Method)
Aspek Teknik
1. Operasi
 Waktu ± 13 menit ± 13 menit
 Metode Pencampuran Pencampuran
secara bertahap, seluruh bahan
tahap awal secara
lemak dan gula, bersamaan.
kemudian
ditambahkan
bahan bahan
yang lain dan
penambahan
tepung dilalukan
pada bagian
paling akhir.
 Alat yang digunakan Mixer Mixer
2. Produk yang dihasilkan
 Produk akhir Renyah Tidak renyah
(Biskuit)
Aspek Ekonomi
 Biaya peralatan Mahal Mahal
 Energi Listrik Listrik
Metode cream (creaming method) dalam pembuatan biskuit
dikarenakan metode cream (creaming method) memiliki kelebihan
yaitu menghasilkan adonan yang bersifat membatasi pengembangan
gluten yang berlebihan sehingga produk akhir biskuit akan menjadi
renyah akan tetapi metode cream (creaming method) perlu
memasukkan bahan-bahan secara bertahap sehingga membutuhakan
tenaga pekerja yang lebih. Metode all in tidak dipilih karena jika
pencampuran dilakukan secara bersamaan pembentukan gluten pada
adonan akan relatif tinggi yang dapat menyebabkan perubahan pada
produk akhir yang diinginkan, biskuit akan menjadi tidak renyah dan
membuat keras akan tetapi membuat adonan dengan menggunakan
metode all in mudah karena hanya menuangkan semua bahan-bahan
adonan sekali.
Pencampuran bahan pada proses produksi harus memperhatikan
homogenisasi adonan. Tingkat homogenitas adonan akan menetukan
kualitas adonan pada tahap-tahap selanjutnya. Adonan dikatakan
homogen jika seluruh bahan dapat tercampur merata. Pada tahap awal
pencampuran dilakuakan dengan mencampurkan, telur, margarin, gula
halus, dan kemudian dimixer selama 2 menit. Adonan kemudian
dicampurkan dengan tepung terigu, coklat bubuk, susu skim, dan
baking powder setelah itu kemudian dimixer selama 10 menit hingga
adonan homogen, kalis, kempal, dan oily saat digenggam sehingga
total waktu yang digunakan untuk pencampuran bahan ±13 menit.
Adonan yang dihalilkan akan mempunyai suhu sekitar 32oC-35oC.
Penetapan metode yang dipakai pada pencampuran yaitu metode
cream (creaming method) dipilih dalam pembuatan karena metode
cream (creming method) dapat membuat biskuit menjadi renyah.
Secara teknis waktu yang dibutuhkan dalam penggunaan metode
cream (creming method) dan metode all in relative sama. Secara
ekonomi penggunaan metode crem (creming method) mahal karena
mesiin mixer yang digunakan menggunakan daya listrik.
4.2.3. Pencetakan
Tabel 4.2.3.1. Alternatif Seleksi Proses Pencetakan
Pencetakan
No Uraian Cetakan biskuit
Mesin pencetak
manual
Aspek Teknik
1. Operasi
 Tujuan Pencetak biskuit Pencetak biskuit
dengan diameter dan dengan diameter
bentuk yang dan bentuk yang
diinginkan diinginkan
 Alat yang Mesin pencetak Cetakan biscuit
digunakan (Skywin Bake) manual
 Kapasitas 250 kg/jam -
produk
 Dimensi 5 x 1 x 1,05 m 21 x 5,5 x 5 cm
2. Poduk yang
dihasilkan
 Produk Memiliki ukuran Memiliki bentuk
bentuk yang yang kurang rapi
seragaman dan rapi dan ukuran
kurang seragam
Aspek Ekonomi
 Biaya Mahal Murah
peralatan
 Energi Listrik Tenaga manusia
Pencetakan biskuit dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu
dengan menggunakan mesin pencetak biskuit ataupun dapat juga
dilakukan dengan mencetak biskuit secara manual, cara manual
dilakukan dengan menggunakan bantuan manusia. Pencetakan
menggunakan mesin dapat mempersingkat waktu produksi akan tetapi
biaya peralatan yang mahal, sedangkan cetakan biskuit manual biaya
peralatan murah akan tetapi biskuit yang dihasilkan kurang memiliki
bentuk yang seragam.
Alternatif yang akan dipilih untuk mencetak biskuit yaitu dengan
menggunakan mesin pencetak karena dilihat dari segi waktu mesin
pencetak lebih efisien selain itu, produk yang dihasilkan lebih seragam
dan rapi. Proses pencetakan biskuit yaitu, adonan hasil pencampuran I
dan II yang sudah siap dicetak menggunakan mesin pencetak. Tahap
pencetakan adonan akan masuk kedalam mesin hopper moulding dan
didorong oleh combination sheeter kemudian masuk ke rotary
moulding. Combination sheeter dan rotary moulding berputar
berlawanan. Hasil cetakan dari rotary moulding akan dilepaskan ke
belt cetak dengan menggunakan scraper (semacam pisau yang terletak
diantara combination sheeter dan rotary moulding. Hasil dari tahap ini
yaitu adonan biskuit basah. Mesin pencetak dipilih karena karena
efisien waktu,, ukuran biskuit yang dihasilkan seragam akan tetapi
biaya pengoperasian ataupun biaya peralatan yang mahal.

4.2.4. Pengovenan
Tabel 4.2.4.1. Alternatif Seleksi Proses Pengovenan

Jenis Alat
Oven
kompor
Uraian Oven
No (tangkring)/ Oven gas
Konveksi
oven tunnel
tunnel
konvensiona
l
Aspek Teknik
1. Operasi
 Mekanisme Oven Oven Oven
sebagai listrik berbahan
pengering dibuat bakar gas
apabila dengan langsung
dengan cara yang memiliki
kombinasi mirip ruang
pemanas dengan pemangg
dengan oven ang
humidity berbahan sederhana
rendah dan bakar gas dari
sirkulasi langsung, bagian
udara yang tetapi kotak
cukup. menggun dengan
akan pita oven
elemen yang
pemanas disangga
melalui
bagian
tengah
ruang. Di
atas dan
di bawah
pita
adalah
pembakar
gas pita.
Campura
n gas /
udara
listrik disuplai
sebagai ke tabung
pengganti burner
pembakar dan ini
gas. dinyalaka
n oleh
elektroda
percikan
dan
terbakar
pada strip
atau pita
di
sepanjang
lebar pita
konveyor
oven.

Produk yang
2.
dihasilkan
Hasil
Kematan panggang
Bagian
gan lebih baik
bawah
 Pemerataan bagian warna
produk
kematangan atas dan produk
sering
bawah akan
gosong
merata merata
sempurna
Aspek ekonomi

Sangat
mahal
untuk
dioperasi Harga
kan di murah
sebagian karena
 Biaya peralatan Harga lebih besar dapat
murah pasar dan menggun
tidak akan gas
banyak LPG, gas
digunaka alam
n
sekarang.

 Energi Gas LPG,


Panas Listrik
Gas alam
Pembakar
Kompor/bar
 Sumber panas Listrik an gas
a api

Pengovenan merupakan mengembangnya volume dari bahan baku


yang telah dicetak. Biskuit memiliki kadar air yang cukup rendah
karena di proses menggunakan oven untuk menghilangkan kadar air.
Pemanggangan menyebabkan biskuit menjadi awet karena proses
tersebut menyebabkan mikroba dan enzim menjadi inaktivasi. Suhu
oven untuk memanggang pada biskuit tergantung jenis dan ukuran.
Panas yang iberikan pada pada produk dri dinding oven melalui
radiasi.
Beberapa metode alternatif yang telah dianalisis perusahaan kami
menetapkan untuk memilih oven berbahan dasar gas langsung karena
sangat banyak digunakan di seluruh industri kue biskuit. Menawarkan
keserbagunaan untuk memanggang semua jenis biskuit. Oven dengan
pita disangga melalui bagian tengah ruang. Perpindaahan panas dalam
oven berbahan bakar gas langsung terutama melalui radiasi api gas dan
dari atas oven, kontrol masukan panas yang cepat dan responsif serta
kontrol suhu yang akurat lebih cocok untuk biskuit. dan telah
dirancang secara khusus untuk menyediakan kebutuhan oven yang
tepat untuk tugas apapun, baik untuk produksi umum persyaratan atau
untuk satu produk tertentu, yang membutuhkan waktu pemanggangan
yang singkat dan pasokan pemanas tinggi. Pemanasan secara langsung
ditransfer dari burner ke produk yang menghasilkan efisiensi yang
sangat tinggi. Saluran ekstraksi paksa berjalan secara internal di
sepanjang bagian atas ruang kue, menghabiskan asap dan uapnya
dihasilkan oleh proses memanggang. Menurut persyaratan produk,
volume knalpot diatur melalui peredam yang relevan, diterapkan di
dasar setiap tumpukan. Sejumlah pembakar 3-zona tertentu
(disesuaikan dengan panjangnya) kelembapan dan pewarnaan seragam
besar di seluruh lebar oven).
Beberapa metode perusahaan kami menganalisis oven berbahan
bakar gas langsung memiliki ruang pemanggang sederhana dari bagian
kotak dengan pita oven yang disangga melalui bagian tengah ruang. Di
atas dan di bawah pita adalah pembakar gas pita. Campuran gas / udara
disuplai ke tabung burner dan ini dinyalakan oleh elektroda percikan
dan terbakar pada strip atau pita di sepanjang lebar pita konveyor oven.
Produk yang dihasilkan lebih baik karena merata dengan sempurna.
Harga oven gas ini tentu tidak murah, namun sangat efeisen untuk
membuat produksi biskuit dalam skala besar. Kapasitas yang
dihasilkan 300kg/jam dan Dimensi : 4000x1000x1050 ini dapat
memproduksi biskuit dalam jumlah besar. Dengan suhu 200-300
biskuit akan terpanggang hingga sempurna.
Pengovenan ini dipanggang dengan radiasi dengan massa panas
tinggi yang menghasilkan kondisi pemanggangan yang stabil. Ini
serbaguna, mampu memanggang semua jenis biskuit. Biskuit tingkat
tinggi membutuhkan zona pemanasan langsung pertama. Sistem ini
disukai oleh banyak pembuat kue karena menghasilkan struktur,
tekstur dan warna biskuit yang berkualitas tinggi. Ini adalah sistem
yang ideal untuk mencapai kontras warna pada produk cetakan. Sistem
pengovenan menggunakan alat oven berbahan dasar gas. Secara
ekonomis harga biaya peralatan lebih murah karena dapat
menggunakan gas, selama mengelolah biskuit gas tidak boros.
4.2.5. Pendinginan
Tabel. Alternatif Seleksi Proses Pendinginan
Jenis alat
No Uraian Rak Stand
Belt Conveyor
Holder
Aspek Teknik
1 Operasi
 waktu 30-60 menit 10-14 menit
 Mekanisme Setelah proses proses
pengovenan pendinginan
biskuit disusun biskuit setelah
diatas rak stand proses
untuk pengovenan
didinginkan yang dilakukan
dengan cara
meletakkan
biskuit pada belt
conveyor yang di
atasnya
dilengkapi
dengan blower
untuk
menghembuskan
udara steril
secara langsung
pada produk
biskuit
Aspek Ekonomi
 Biaya peralatan Murah Mahal
 Energi Udara bebas Listrik
Dari beberapa metode alternatif pendingianan, perusahaan kami
memilih metode pendingianan menggunakan alat belt conveyor
karena proses pendinginan yang dilakukan menghembuskan udara
steril secara langsung pada produk biscuit. Sedangkan pendinginan
menggunakan alat rak stand menggunakan udara bebasa yang dapat
tercemar dengan kotoran yang dapat menempel pada produk biskuit.
Selain itu mesin belt conveyer ini sangat efesien digunakan dalam
pendinginan produk skala besar karena alat ini dilengkapi dengan
blower sehingga dapat mempercepat dalam proses pendinginan.
Kapasitas yang dihasilakn 48kg/jam. Proses pendinginan merupakan
proses mendinginkan biskuit untuk menjadikan biskuit mengeras dan
menghindari keretakan. Tahap ini bertujuan untuk menurunkan suhu
biskuit panas hingga diperoleh suhu 30oC -32 0C. Proses selanjutnya
adalah pengemasan. Proses pengemasan ini dilakukan setelah biskuit
sudah didinginkan. Proses pengemasan memiliki 2 tahapan yaitu
pengemasan primer dan selanjutnya pengemasan sekunder. Proses
pengemasan primer menggunakan mesin pengemas dengan kapsitas
4.200 bags/jam dan pengemasan skunder menggunakan mesin carton
sealer. Cara kerja dari mesin carton sealer ini yaitu melipat dan
membentuk karton atau kardus lalu menyegelnya setelah kardus
diisikan produk. Agar proses penyegelan carton bekerja cepat, dalam
mesin ini tekah dilengkapi dengan 2 penyegel sekaligus dibagian atas
bawah dan samping kanan kiri sehingga secara otomatis mesin ini akan
menyegel karton / kardus secara menyeluruh dengan kapasitas 1000
kardus/jam.

4.3. Urian Proses Terpilih


4.3.1. Peta Proses Operasi ( Operation Proses Chart )

4.3.2. Detail Tahapan Proses


4.3.2.1. Persiapan Bahan
Persiapan bahan merupakan langkah awal dalam
proses pembuatan biskuit Bisskita. Bahan yang
dipersiapkan untuk pembuatan biskuit rasa cokelat yaitu :
tepung terigu, margarin, gula halus, kuning telur, susu
bubuk, baking powder, garam, dan coklat bubuk. Ketika
awal persiapan bahan, bahan yang akan digunakan dipilih
dengan kualitas yang baik dan yang paling utama baham
yang digunakan adalah bahan bahan yang halal.
4.3.2.2. Penimbangan Bahan
Penimbangan bahan baku dan bahan penunjang
dilakukan dua tahap. Penimbangan pertama ini yaitu
menimbang beberapa bahan terlebih dahulu yang akan
masuk pada pencampuran pertama yaitu, telur, margarin,
gula halus dan garam. Untuk penimbanggan kedua yaitu

menimbang bahan tepung terigu, susu bubuk, coklat bubuk,


dan baking powder. Tujuan penimbangan agar bahan yang
akan diproses sesuai dengan firmulasi yang telah
ditentukan. Mesin yang digunakan pada penimbangan ini
yaitu timbangan meja digital dengan merk
Gambar 4.3.2.2.1 Tiambangan
Spesifikasi alat :
Menggabungkan loadcell berkualitas tinggi. Alat Baja Load
Cell Untuk Kapasitas Timbangan Tinggi untuk dengan
pembebanan kasar berdiri
 Indikator bertempat di kandang logam yang kokoh.
 Terang layar LED.
 Perlindungan beban Overload & syok
 Terang layar LED Merah
 Terang tinggi layar LED hijau (opsional)
 Taring Range: Sampai kapasitas penuh
 Response time : 3 detik
 Daya Req : 90-250V, 50/60Hz, 10 Watt
 Kapasitas : 500 kg
 Dimens : 750mmx750mm
4.3.2.3. Pencampuran Bahan
Pencampuran bahan memiliki 2 tahapan, awal
pencampuran dilakuakan dengan mencampurkan margarin,
telur , gula, dan larutan garam, untuk pencampuran kedua
adonan dicampurkan dengan tepung terigu, susu bubuk,
bahan pengembang (baking powder), dan coklat bubuk.
Kemudian dimixer hingga adonan homogen, kalis, kempal,
dan oily saat digenggam. Tujuan dilakukan pencampuran 2
tahap untuk menghasilkan adonan yang bersifat membtasi
pengembangan gluten yang berlebihan sehingga produk
akhir biskuit akan menjadi renyah. Adonan yang dihasilkan
akan mempunyai suhu sekitar 32oC-35oC. Untuk tujuan
pencampuran secara umum agar terjadi homogenisasi dari
bahan-bahan yang telah dicampur. Pencampuran bahan
pada proses produksi harus memperhatikan homogenisasi
adonan. Tingkat homogenitas adonan akan menetukan
kualitas adonan pada tahap-tahap selanjutnya. Adonan
dikatakan homogen jika seluruh bahan dapat tercampur
merata.
Mesin yang digunakan pada pencampuran ini yaitu mixer
dengan spesifikasi sebagai berikut :

Gambar 4.3.2.3.1 Mixer


 Merk : Yuji
 Tegangan : 380 V
 Daya : 2400 Watt
 Berat : 1300 kg
 Dimensi : 2,05 x 1 x 1,78 m
 Harga : Rp. 80.000.000
 Kapasitas : 300 kg
4.3.2.4. Pencetakan
Adonan yang sudah siap kemudian dicetak
menggunakan mesin pencetak dengan ukuran cetakan
biskuit berdiameter antara 3-4 cm dan tebal 0,5-1 cm, pada
tahap pencetakan adonan akan masuk kedalam mesin
hopper moulding dan didorong oleh combination sheeter
kemudian masuk ke rotary moulding. Combination sheeter
dan rotary moulding berputar berlawanan. Hasil cetakan
dari rotary moulding akan dilepaskan ke belt cetak dengan
menggunakan scraper (semacam pisau yang terletak
diantara combination sheeter dan rotary moulding. Hasil
dari tahap ini yaitu adonan biskuit basah.
Spesifikasi mesin yang digunakan yaitu :

Gambar 4.3.2.4.1 Mesin Pencetak


 Merek : Skywin Bake
 Jenis : Pencetak
 Tegangan : 380V
 Daya : 1500 Watt
 Berat : 1000 kg
 Dimensi : 5x1x1,05 m
 Harga : 90.000.000
 Kapasitas : 250 kg/jam
4.3.2.5. Pemanggangan
Setelah proses pencetakan, adonan dipanggang
dengan melewatkannya dalam oven, pada tahap
pemanggangan banyak ditemukan beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kualitas biskuit. Perubahan kimiawi
yang terjadi ketika pemanggangan meliputi gelatinisasi
pati, penguapan air, reaksi mailard, dan karamelisasi gula.
Pemanggangan adalah proses termal dengan suhu tinggi,
dimana panas akan diberikan pada produk dari dinding
oven melalui radiasi. Transfer panas secara konveksi juga
terjadi menuju produk dari udara panas dalam oven yang
akan mengakibatkan bagian dalam produk mengalami
konduksi panas. Selama pemanggangan penetrasi panas
terjadi dibagian atas dan bawah adonan. Penetrasi panas
bagian tengah berjalan lambat sehingga membentuk rongga
udara dan pembentukan struktur luar biskuit. Jika proses
pemanggangan pada suhu terlalu tinggi maka permukaan
luar dari bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya
masih basah, sehingga menghambat penguapan selanjutnya
dari air yang terdapat dalam bahan pangan tersebut
(Winarno, 2004). Pemanggangan biskuit dilakukan pada

suhu 220oC dalam waktu sekitar 12-15 menit (Sultan, 1983


dalam Yunisa, 2013) . Mesin yang digunakan pada tahap
ini yaitu Oven Gas Tunnel dengan spesifikasi sebagai
berikut :
Gambar 4.3.2.5.1 Mesin Pemanggang
 Merk : Skywinbake
 Tegangan : 4,5 kw
 Daya : Gas
 Berat : 1000KGS
 Dimensi : 4000x1000x1050
 Harga : Rp. 224,000,000,000
 Kapasitas : 300kg/jam
4.3.2.6. Pendinginan
Setelah proses pemanggangan, biskuit akan
didinginkan sebelum dikemas, saat pendinginan pati akan
mengalami proses retogradasi. Molekul-molekul proses ini
menghasilkan retrogradesi yang kuat dan tahan terhadap
enzim. Pada makanan ringan, retrogradasi bertujuan untuk
membentuk tekstur yang renyah. Cooling merupakan
proses pendinginan biskuit setelah proses pengovenan yang
dilakukan dengan cara meletakkan biskuit pada belt
conveyor yang di atasnya dilengkapi dengan blower untuk
menghembuskan udara steril secara langsung pada produk
biskuit.. Tahap ini bertujuan untuk menurunkan suhu
0
biskuit panas hingga diperoleh suhu 30-32 C atau
mendekati suhu ruang sebelum masuk ke dalam proses
pengemasan. Biskuit harus didinginkan sebelum dikemas
agar tidak terjadi pengembunan di dalam kemasan sehingga
dapat menghambat tumbuhnya jamur. Mesin yang
digunakan pada tahap ini yaitu belt conveyer.
Gambar 4.3.2.6.1 Mesin Pendingin
Spesifikasi mesin :
 Jenis : Slat Conveyor
 Bahan : Stainless Steel
 Fitur bahan : Tahan Panas
 Struktur : Belt Conveyor
 Kapasitas : 48 kg/jam
 merk : Plast Link
 Tegangan : 320 V
 Daya (w) : 0.75KW
4.3.2.7. Pengemasan Primer
Proses pengemasan dilakukan setelah biskuit
melalui proses pendinginan. Biskuit yang keluar dari belt
conveyer langsung menuju mesin pengemas. Pengemasan
primer menggunakan jenis kemasan VMPET yang
memiliki bagian terlindung lapisan logam (alumunium foil)
yang bersifat sebagai barrier yang bagus terhadap uap air..
Tujuan dari pengemasan adalah untuk melindungi biskuit
dari kemungkianan tercemar atau rusak akibat debu atau
kotoran, udara luar dan sinar matahari yang dapat
mempercepat kerusakan pada produk biskuit. Selain itu
pengemas berfungsi memberikan informasi kepada
konsumen terkait kode produksi, tanggal kadaluarsa, dan
komposisi bahan. Mesin yang digunakan dalam tahap
pengemasan memiliki spesiffikasi sebagai berikut :
Gambar 4.3.2.7.1 Mesin Pengemas Primer
 Merek : Samfull
 Asal : China
 Jenis : Packer
 Tegangan : 220 V
 Kapasitas : 70 bags/menit = 4.200
bags/jam
 Harga : Rp.60.000.000
4.3.2.8. Pengemasan Sekunder
Pengemasan kedua yaitu pengemasan sekunder.
Pengemas sekunder berfungsi untuk pendistribusian
menggunakan kemasan kardus. kardus merupakan jenis
kertas yang populer karena praktis dan murah, dalam
perdagangan disebut juga folding carton (FC), dan
digunakan untuk mengemas bahan hasil pertanian atau
jenis-jenis barang lainnya. Mesin yang digunakan dalam
pengemasan primer yaitu mesin carton sealer. Mesin ini
bekerja untuk mengemas produk atau barang yang
menggunakan karton atau kardus kemudian secara otomatis
mesin ini akan menyegelnya dengan baik. Cara kerja dari
mesin carton sealer ini yaitu melipat dan membentuk karton
atau kardus lalu menyegelnya setelah kardus diisikan
produk. Agar proses penyegelan carton bekerja cepat,
dalam mesin ini tekah dilengkapi dengan 2 penyegel
sekaligus dibagian atas bawah dan samping kanan kiri
sehingga secara otomatis mesin ini akan menyegel karton /
kardus secara menyeluruh. Selain itu mesin carton sealer
juga dilengkapi dengan meja yang akan membantu proses
pengemasan kardus lebih mudah.
Gambar 4.3.2.8.1 Mesin Pengemas Sekunder
Spesifikasi mesin carton sealer :
 Voltase : AC220V/50Hz 110V/60Hz
 Kapasitas Seal : 1000 carton/jam
 Lebar pita perekat : 36mm x 48 mm x 60mm
 Cara penyaluran : up and down conveyer
 Maks seal(WxH) : 500mm x 600mm
 Min seal(WxH) : 140mm x 150mm
4.3.3. Rute Produksi (Production Routeing)
Tabel 4.3.3.1 Rute Produksi (Production Rountening)
No. Operasi Mesin Mesin/alat Batch/Konti Kapasit
Opera Kerja alat yg bantu nyu as
si digunaka
Kerja n
01  Persiapan        
bahan
02  Penimbang  Timban  Tools  Batch  500
an I gan kg/batc
digital h
03  Pencampur  Mixer  tools Batch  300
an I kg/batc
h
04  Penimbang  Timban  Tools  Batch  500
an II gan kg/batc
digital h
05  Pencampur  Mixer  Tools Batch  300
an II Kg/batc
h
06  Pencetakan Machine  Conveyer,  Kontinyu  250
Mouldin rotary Kg/jam
g moulding
  hoppemouldi
ngr,
combination
sheeter.
07  Pemanggan Oven gas  Conveyer  Kontinyu  300
gan tunnel Kg/jam
 
08 Pendinginan Belt Conveyer, Kontinyu 48kg/ja
conveyer blower m

09 Pengemasan Mesin conveyer Kontinyu 4.500


primer pengema Bags/
s jam
10 Pengemasan Carton Conveyer, Kontinyu 1000
sekunder Sealer meja sealer carton/j
am

Daftar Pustaka
Ardyan Rizkia Maulana. 2019 Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dengan
Tepung Sukun Dan Suhu Dengan Waktu Pemanggangan Terhadap
Karakteristik Biskuit. Bandung: Universitas Paundan
Astuti, RM. 2015. "Pengaruh Pada Suhu Pengovenan"
,https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/teknobuga/article/download/6433/
4891, diakses pada 9/11/20.
Davidson, Lain. 2020. "Biscuit Baking Tunnel Oven" ,
https://www.biscuitpeople.com/magazine/post/biscuit-baking-ovens,
diakses pada 10/11/20.
http://ocw.usu.ac.id/course/download/3130000081-teknologi
pengemasan/thp_407_handout_kemasan_kertas.pdf
http://ocw.usu.ac.id/course/download/3130000081-
teknologipengemasan/thp_407_handout_kemasan_kertas.pdf. Diakses pada
10/11/20.
Ir. Erny J. N. Nurali, dkk. 2000. Karakteristik Fisikokimia Biskuit Berbahan
Baku Tepung Pisang Goroho (Musa Acuminate,Sp)
Kusumawardani HD, Riyanto S, Setianingsih I, dkk. 2018. Kandungan Gizi,
Organoleptik, Dan Umur Simpan Biskuit Dengan Substitusi Tepung
Komposit(Daun Kelor, Rumput Laut, Dan Pisang). MGMI Vol. 9, No. 2:
123-138
Manley D. 2000.Technology of Biscuits, Crackers and Cookies.Third
Edition.Woodhead Publishing Limited, England.
Manley D. 2000.Technology of Biscuits, Crackers and Cookies.Third
Edition.Woodhead Publishing Limited, England
Rani Mayasari. 2015. Kajian Karakteristik Biskuit Yang Dipengaruh
Perbandingan Tepung Ubi Jalar (Ipomea Batatas L.) Dan Tepung Kacang
Merah (Phaseolus vulgaris L. Bandung: Universitas Pasundan
S.r.l, LASER, 19-Tunnel MISTO-Ing/Rus. Jurnal laser biscuit 2-05-2011
Yulianisngsih, Endah. 2007. Proses Produksi Biskuit di PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk Unit IV Sragen Jawa Tengah. Laporan Magang Tugas Akhir.
Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret.

Kontributor
Mawar Dian Safitri (201810220311140)
Pamila Yeni Liana (201810220311159)
Baharuddin Jamil Al Munir (201810220311164)
Diniarrahmah Silvi Dwi Winardi (201910220311094)
Arifian Rahman (201910220311159)

Anda mungkin juga menyukai