LANDFILL
Dosen Pengampu:
Jailani Aroen, M.Si.
Oleh :
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT yang atas Nikmat Dan karunia- NYA
serta Izin- NYA sehingga makalah ini dengan judul “Landfill” terselesaikan dengan
tepat waktu. Tak lupa pula Salam dan Taslim kepada Junjungan kami Nabi Besar
Muhammad SAW. Adapun makalah pengolahan limbah industri tentang landfill ini
telah kami buat dengan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dan
sumber dari berbagai pihak. Untuk itu, kami tidak lupa menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak dan sumber yang telah membantu kami dalam
membuat makalah ini.
Namun tidak lepas dari smua itu, kami menyadari dalam pembuatan makalah
ini masih ada kekurangan baik dalam segi penyusunan bahasannya maupun dari
segi yang lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar – lebarnya bagi pembaca untuk memberi saran dan kritik kepada
kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga dari makalah yang kami buat ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi bagi pembaca.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun,
dibakar atau dibuang ke lingkungan, karena mengandung bahan yang dapat
membahayakan manusia dan makhluk hidup lain. Terdapat dua cara penimbunan
sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open
dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka, sampah
dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan,
biasanya dilokasi tempat pembuangan akhir (TPA). Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organic dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan
bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat
merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
Berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh metode open dumping
menyebabkan dikembangkan metode penimbunan sampah yang lebih baik,
yaitu sanitary landfill. Pada landfill yang lebih medrn lagi, biasanya dibuat system
lapisan ganda (plastic – lempung – plastic – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk
mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan
sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
Kelemahan utama penanganan sampah dengan cara penimbunan adalah cara ini
menghabiskan lahan. Sampah akan terus terproduksi sementara lahan untuk
penimbunan akan semakin berkurang, meskipun telah menggunakan sanitary
landfill, masih ada kemungkinan terjadi kebocoran lapisan sehingga zat-zat
berbahaya dapat merembes dan mencemari tanah serta air.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landfill
Landfill adalah sebuah area yang menjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah. secara garis besar, berdasarkan metode dan perlakuan di dalam landfill,
Landfill dibagi menjadi tiga, yaitu Open Dumping, Controlled Landfill, dan
Sanitary Landfill (Damanhuri, 2006). Landfill merupakan salah satu cara saat ini
yang dimiliki manusia untuk menyingkirkan limbahnya karena relatif murah, dan
mudah menerima limbah. Walaupun cara ini mempunyai banyak resiko terutama
akibat kemungkinan pencemaran air tanah, tetapi sampai saat ini landfilling akan
tetap merupakan bagian yang sulit untuk dihilangkan dalam pengelolaan limbah
karena alasan-alasan sebagai berikut :
1. Teknologi pengelolaan limbah seperti reduksi di sumber, daur ulang, daur
pakai atau minimasi limbah, tidak dapat menyingkirkan limbah secara
menyeluruh
2. Tidak semua limbah mempunyai nilai ekonomis untuk didaur ulang
3. Teknologi pengelolaan limbah seperti insinerator atau pengolahan secara
biologis atau kimia tetap menghasilkan residu yang harus ditangani lebih
lanjut
4. Kadangkala sebuah limbah sulit untuk diuraikan secara biologis, atau sulit
untuk dibakar, atau sulit untuk diolah secara kimia
5. Timbulan limbah tidak dapat direduksi sampai tidak ada sama sekali.
Sampai saat ini landfilling merupakan cara yang paling banyak digunakan,
terutama untuk menyingkirkan limbah padat karena relatif murah dan mudah dalam
menerima limbah. Pada awalnya metoda landfilling diterapkan dengan tujuan
ganda, yakni untuk pembuangan limbah padat sekaligus untuk pendayagunaan
lahan terlantar yang tidak bermanfaat. Lambat laun, penggunaan landfill dalam
sistem pengelolaan persampahan telah diterapkan secara luas di berbagai negara,
hal ini terutama disebabkan penggunaan landfill memberikan pertimbangan yang
cukup menguntungkan dari segi ekonomi dan dari segi lingkungan proses
pengontrolan kemungkinan pencemaran dapat dilakukan secara optimal. Seiring
dengan berjalannya waktu, berbagai data tentang dampak jangka pendek maupun
2
3
Masalah- masalah lain yang mungkin dapat timbul akibat landfill yang tidak
terkontrol adalah sebagai berikut :
1. Lahan yang luas akan tertutup oleh sampah dan tidak dapat digunakan untuk
tujuan lain
2. Cairan yang dihasilkan akibat proses penguraian (leachate) dapat mencemari
sumber air
3. Sungai dan pipa air minum mungkin teracuni karena bereaksi dengan zat-zat
atau polutan sampah
4. Penyumbatan badan air
5. Merupakan tempat yang menarik bagi berbagai binatang (tikus, anjing liar)
6. Merupakan sumber dan tempat perkembangbiakan organisme penyebar
penyakit
6
d landfill dengan shut-off: dengan mengisolasi kontak air dari luar seperti
air hujan dan air tanah (Gambar 10).
e landfill limbah terdegradasi : oli, kertas, kayu, residu hewan / tanaman;
diperlukan adanya pengolah lindi
2.3.3 Berdasarkan Aplikasi Tanah Penutup Dan Penanganan Leachate:
Di Jepang, landfill sampah kota dibagi berdarkan aplikasi tanah penutup,
yang menjadi keharusan dari sanitary landfill standar, serta penanggulangan
leachate. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Controlled tipping:
a Peningkatan dari open dumping.
b Calon lahan telah dipilih dan disiapkan secara baik.
c Aplikasi tanah penutup tidak dilakukan setiap hari
d Konsep ini banyak dianjurkan di Indonesia, dikenal sebagai controlled
landfill
2. Sanitary landfill with a bund and dailiy cover soil:
a Peningkatan controlled tipping.
b Lahan penimbunan dibagi menjadi berbagai area, yang dibatasi oleh
tanggul ataupun parit.
c Penutupan timbunan sampah dilakukan setiap hari, sehingga masalah
bau, asap dan lalat dapat dikurangi.
3. Sanitary landfill with leachate recirculation:
a Masalah lindi (leachate) sudah diperhatikan.
b Terdapat sarana untuk mengalirkan lindi dari dasar landfill ke
penampungan (kolam)
c Lindi kemudian dikembalikan ke timbunan sampah melalui ventilasi
biogas tegak atau langsung ke timbunan sampah.
4. Sanitary landfill with leachate treatment:
a Lindi dikumpulkan melalui sistem pengumpul
b Kemudian diolah secara lengkap seperti layaknya limbah cair
c Pengolahan yang diterapkan bisa secara biologi maupun secara kimia.
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Landfill merupakan salah satu cara saat ini yang dimiliki manusia untuk
menyingkirkan limbahnya karena relatif murah, dan mudah menerima limbah.
Landfill dibagi menjadi tiga, yaitu Open Dumping, Controlled Landfill, dan
Sanitary Landfill. Dari ketiga metode tersebut metode sanitary landfill yang sangat
efisien dan ini merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan
sistem sanitasi yang baik. Selain itu sanitary landfill juga dapat mengurangi
pencemaran udara atau polusi udara. Akan tetapi metode ini juga membutuhkan
biaya tanah pelapisan yang mahal.
3.4 Saran
1. Jangan pernah membuang limbah disembarangan tempat sebelum diolah dan
mencapai baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
2. Gunakanlah metode pengolahan limbah yang sesuai dengan karakteristik
limbah yang dihasilkan dari proses produksi maupun proses yang lainnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Damanhuri, Enri. 2008. Diktat Landfilling Limbah. Institut Teknologi Bandung.
Versi 2008, 40.
Damanhuri, Enri; Ismaria, Ria; dan Padmi, Tri.2006. Pedoman Pengoperasian dan
Pemeliharaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sistem Controlled
Landfill dan Sanitary Landfill. Bandung: Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jendral Cipta Karya.
Martono H. D.1996. Pengendalian Air Kotor (Lachate) dari Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Sampah. Jurnal Analisis Sistem BPPT No 5 Tahun III,
1996. ISSN : 0854 – 9117.
Metcalf and Eddy., 2003. Wastewater Engineering Treatment and Reuse. Fourth
Edition. California: Mc Graw Hill.
Purwanta W. 2007. Tinjauan Teknologi Pengolahan Leachate di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Perkotaan. JAI Vol 3 No 1, 2007.
Soemirat J. 1999. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Press.
11