I PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang memiliki kebutuhan
yang sangat tinggi terhadap bahan pangan beras dan terigu. Salah satu sumber
bahan pangan yaitu tepung terigu oleh masyarakan Indonesia sangat digemari
karena bahan dasar untuk membuat mie, bakso, kue, roti dan makanan lainnya
yang biasa diolah oleh masyarakat itu sendiri. Roti adalah salah satu dari
berbagai macam makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Roti adalah proses tepung terigu yang difermentasikan dengan ragi roti
yaitu Saccharomyces cerevisiae, air dan atau tanpa penambahan makanan lain
dan dipanggang. Kedalam adonan dapat ditambahkan gula, garam, susu, atau
susu bubuk, lemak, pengemulsi dan bahan-bahan pelezat seperti cokelat, keju,
kismis, dan lain-lain (Haryono,1992). Roti mengandung karbohidrat yang
mamiliki fungsi utama sebagai sumber energy.
Roti umumnya dibuat dari tepung terigu hard wheat (terigu protein tinggi).
Tepung terigu hard wheat yaitu tepung terigu yang mampu menyerap air dalam
jumlah besar, dapat mencapai konsistensi adonan yang tepat, memiliki elastisitas
yang baik untuk menghasilkan roti dengan remah halus, tekstur lembut, volume
besar, dan mengandung 12%-13% protein (Astwan, 2004).
Pada
roti yang berbeda, yang membedakan adalah dari isi, topping, bentuk, dan berat
bersih dari roti tersebut.
II TINJAUAN UMUM
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Sejarah
Perkekembangan Perusahaan, (3) Lokasi Pabrik, (4) Tata Letak Pabrik, (5) Tata
Letak Alat, (6) Struktur Organisasi, (7) Ketenagakerjaan, (8) Pemasaran Produk,
dan (9) Rencana Pengembangan Perusahaan.
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
BMC merupakan perusahaan orang Belanda yang kemudian dipindahkan
kepemilikannya oleh pemerintah Indonesia. Sejak awal berdiri BMC merupakan
satu satunya koperasi dan pusat pengelolaan susu pertama di Bandung.
Berdasarkan sejarah kepemilikannya diketahui bahwa pemilik bangunan
pertama BMC dengan melihat Persil Tanah No 1713 dan No 1714 berdasarkan
pengukuran tanah pada tanggal 18 Juni 1932 ( Jl Aceh no 30 sekarang) adalah
Louis Hirscland. Ia bersama Van Zijl adalah peternak sapi.
Kemudian dengan berdasarkan pada UU no 86 /1958 tentang nasionalisasi
perusahaan perusahaan Belanda, maka pengelolaan BMC dilimpahkan pada
Kodam Siliwangi yang dua tahun kemudian diserahkan kepada Departemen
Peternakan. Sejak tahun 1965 hingga sekarang pengelolaan PT BMC diserahkan
kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat sesuai dengan keputusan Mendagri No 1
tahun 1965. Pada pelaksanaanya, pusat pengelola PT BMC adalah PD.Kertasari
Marmin melalui salah satu unit usaha yaitu Unit Pusat Susu Bandung.
BMC sendiri melayani kebutuhan produk susu bagi masyarakat Bandung
umumnya dan orang orang Belanda pada khususnya. Kemudian Pemerintah
Daerah Tingkat I Jawa Barat mengeluarkan Peraturan Daerah no 33.tentang
perusahaan-perusahaan
Belanda,
maka
pengelolaan
BMC
10
Bakery & Pastry. Bangunan ketiga terdiri dari dua lantai, lantai pertama adalah
ruang Asisten Manager Bakery & Pastry, ruang produksi Bakery & Pastry, dan
kantin sedangkan lantai kedua terdiri dari ruang ganti karyawan, mushola,
koperasi, dan loker karyawan. PT. Agronesia juga dilengkapi dengan pos
satpam, toilet, dan tempat parkir karyawan dan tamu.
2.5 Tata Letak Alat
Peralatan yang digunakan pada proses pengolahan roti manis disusun
berdasarkan aliran proses yang dilakukan. Alat satu dengan yang lain diletakkan
saling berdekatan untuk menghasilkan efisiensi ruang, waktu dan tenaga.
Sebagian peralatan yang digunakan terbuat dari baja tahan karat (stainless steel).
2.6 Struktur Organisasi
Organisasi adalah adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk
tujuan bersama. Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara
berbagai komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal struktur
direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan
antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif.
Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek sistem
yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi peserta.
Struktur organisasi-organisasi memberikan kerangka
yang menghubungkan
11
12
1. Organisasi Lini/Garis
Organisasi Lini atau Garis adalah suatu bentuk organisasi yang didalamnya
merupakan garis wewenang yang saling menghubungkan langsung sacara
vertikal antara pimpinan dan bawahan. Pada organisasi ini garis bersama dari
kekuasaan dan tanggung jawab yang bercabang pada setiap tingkat pimpinan
mulai dari tingkat yang teratas sampai tingkat yang terbawah.
Kelebihan Organisasi Lini/Garis:
Persaingan tidak sehat antara pemegang jabatan yang satu dengan yang
lain.
2. Organisasi Fungsional
Organisasi Fungsional adalah organisasi yang susunannya berdasarkan atas
fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut Dalam organisasi ini seorang
13
tenaga pengajar tidak hanya bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pada
organisasi
ini
pemimpin
berhak
memerintahkan
semua
para
tenaga
Memunculkan inovasi
14
Prinsip the right man on the right place dapat diterapkan dengan
mudah.
15
merupakan
organ
yang
bertanggung
jawab
penuh
atas
16
3. Sekretariat
17
18
Minuman
(BMC)
dalam
merencanakan,
mengkoordinasikan,
Minuman
(BMC)
dalam
merencanakan,
mengkoordinasikan,
19
20
Dewan
komisaris
Direktur
utama
Dewan
komisaris
BMC (industri
makanan dan
minuman
ADUM &
Distribusi
Main kitchen
Pabrik susu
PPIC
Catering dan
pastry & bakery
Catering
Outlet aceh
Produksi
Outlet
Paris Van Java
2.7 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang bekerja pada PT Agronesia Divisi Makanan dan
Minuman yaitu BMC dilihat dari data periode Agustus 2013 secara keseluruhan
21
merata dari jenjang pendidikan SMA sampai S1 keatas dengan jumlah 260
orang.
Tenaga kerja di BMC pada Departemen Pastry dan Bakery sendiri
memiliki rincian tenaga kerja dengan jumlah 20 orang terdiri dari berbagai
tingkat pendidikan yang terbagi menjadi dua kategori yaitu:
1. Tenaga kerja non staff yaitu tenaga kerja yang bekerja sebagai pekerja
seperti helper, operator, koki, pelayan, administrasi, dsb.
2. Tenaga kerja staff yaitu tenaga kerja yang bekerja sebagai staff bagian
kantor supervisor, manajer, dsb
Pengawai yang bekerja diperusahaan ini terdiri dari tenaga kerja tetap dan
tenaga kerja kontrak. Kontrak umumnya berjalan selama 1 tahun.
2.8 Pemasaran Produk
PT. Agronesia Divisi Makanan dan Minuman yaitu BMC Departemen
Bakery dan Pastry melakukan pemasaran produknya dengan menjual produknya
di outlet BMC serta menerima pesanan yang berasal dari instansi-instansi, yaitu
PT IPPI, PT IHARA, INDOTECH, Dinas Kesehatan dan BKPPMD.
Untuk pemesanan produk roti BMC dapat dilakukan melalui bagian
marketing terlebih dahulu yang kemudian akan dilanjutkan ke Divisi Makanan
Minuman. Produk-produk yang dipesan didistribusikan kepada konsumen
dengan menggunakan kendaraan milik perusahaan.
2.9 Rencana Pengembangan Perusahaan
Rencana pengembangan perusahaan yang pasti ingin meningklatkan
kualitas dari perusahaan sendiri, dengan cara meningkatkan kualitas sumber
daya manusia, meningkatkan kualitas pabrik/tempat produksi, memperbaiki
22
23
24
Komposisi kimia tepung terigu secara umum dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Tepung Terigu
Kandungan zat
Jumlah
Protein
8,9 gr
Lemak
1,3 gr
Karbohidrat
77,3 gr
Kalsium
16 mg
Osfor
106 mg
Zat besi
1 mg
Vitamin A
0 IU
Vitamin B1
0,12 mg
Vitamin C
0 mg
Keterangan: Banyaknya Tepung Terigu yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Sumber: Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta
sumber lainnya (2012).
Dalam
tepung
terigu
terdapat
protein
yang
berfungsi
mengikat/
25
Pada PT.Agronesia divisi Makanan dan Minuman yaitu BMC yang bergerak
pada bidang Bakery dan Pastry untuk pembuatan roti manis diperlukan tepung
yang berprotein tinggi yaitu tepung Cakra Kembar untuk grade A dan Pirana
untuk grade B, dan C. Tepung terigu sendiri dalam pembuatan roti manis
diperlukan 1000 gram tepung untuk grade A sedangkan pada grade B dan C
diperlukan 1130 gram tepung terigu dalam 1 resep.
B. Ragi
Kata ragi dipakai untuk menyebut adonan atau ramuan yang digunakan
untuk pembuatan berbagai makanan dan minuman. Ragi mempunyai arti yang
penting dalam makanan yang diolah secara fermentasi seperti dalam pembuatan
brem, tape dan lain sebagainya . Yeast merupakan tumbuhan mikroskopik bersel
satu dan merupakan golongan fungi, tidak bercabang dan tidak mempunyai
klorofil serta memperbanyak diri dengan cara budding (pertunasan). Yeast
memfermentasi gula untuk menghasilkan etanol dan O2 dan produk samping
lainnya. Yeast atau ragi yang digunakan dalam pangan adalah Saccharomyces
cereviceae yang pada umumnya dinamakan ragi roti. Fermentasi gula oleh yeast
terjadi pada proses anaerob dan keseluruhan reaksinya (Dwijoseputro, 1984).
Macam-macam Bentuk Ragi
a)
Ragi cair (liquid yeast) diproduksi dari yeast cream yang berlangsung pada
tahap proses industri (mengandung 15 20% materi kering). Ragi cair ini
terutama digunakan oleh bakery skala industri dengan proses otomatis.
Pengukuran secara otomatis membutuhkan peralatan tambahan khusus dan
26
Ragi basah (compressed atau fresh yeast) adalah yeast cream yang
suhu
rendah
(26oC),
yang
menyebabkan
kesulitan
dalam
pendistribusiannya, akan tetapi, ragi bisa tahan 48 jam pada suhu ruang.
c)
Ragi kering aktif (active dry yeast, ADY) adalah ragi yang terbuat dari
yeast cream yang dipanaskan dan dikeringkan hingga didapatkan 92-93% bahan
kering. Ragi ini berbentuk butiran kering (granular form). Dalam aplikasi
penggunaannya harus dilarutkan dengan air hangat (dehidrated) sebelum
dicampurkan dengan tepung terigu dan bahan lainnya ke dalam mixer.
Penyimpanannya bisa dalam suhu ruang (selama jauh dari panas dan lembab).
Umur kedaluarsanya mencapai 2 tahun dalam kemasannya. Pengeringannya
dengan temperatur tinggi akan mematikan sekitar 25% lapisan luar sel ragi,
sehingga membentuk lapisan sel pelindung yang dapat melindungi sel aktif.
27
Ragi kering instan (instantdry yeast IDY). Dibuat dari ragi yang
dipanaskan dan lalu dikeringkan hingga mengandung 94% 95% materi kering
dengan jumlah sel ragi 105-107 pergram ragi, berbentuk vermicelli (seperti
potongan pasta yang sangat pendek), mendekati butiran kecil yang halus.
Negara-negara tropis lebih aman memakai ragi instan. Aplikasinya tanpa
dilarutkan terlebih dahulu, dapat langsung dicampurkan dalam tepung, dikemas
dalam kemasan tanpa udara (vacuum packed) dan memiliki umur kadaluarsa 2
tahun dalam kemasannya. Kelebihan lain dari pada ragi instan ini adalah
menghasilkan fermentasi yang lebih konsisten, dan penyimpanan yang sangat
mudah (pada suhu ruang normal).
Ragi merupakan sumber penting penyedia enzim. Enzim dihasilkan oleh
sel-sel yang hidup, baik hewani ataupun nabati. Bila enzim diberikan pada
campuran organik tertentu, biasanya kegiatan akan meningkat, walaupun tidak
cenderung memisahkannya. Enzim hanya aktif dalam larutan dan enzim sangat
peka terhadap panas dan pH. Ragi terdiri dari sejumlah enzim, termasuk
protease, lipase, invertase, maltase, dan zymase. Enzim yang penting dalam ragi
ialah invertase, maltase, dan zymase.
28
diperlukan ragi yaitu tepung Okedo untuk grade A dan ragi basah untuk grade
B, dan C. Ragi sendiri dalam pembuatan roti manis diperlukan 20 gram ragi
dalam 1 resep.
C. Air
Air adalah komponen terpenting yang menjadi bahan utama dari proses
pembuatan roti. Air yang ditambahkan dalam adonan roti bersatu dengan protein
yang ada dalam tepung terigu tepung menjadi media yang akan membentuk
gluten yang elastis. Air dalam jumlah yang cukup dan pengadukan yang
sempurna akan menghasilkan adonan roti yang kalis. Air memiliki beberapa
jenis kualitas yang akan berpengaruh pada proses pembuatan roti.
Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat
mempengaruhi tekstur, penampakan, dan daya tahan makanan. Sebagian besar
perubahan - perubahan bahan makanan terjadi dalam media air yang
ditambahkan atau yang berasal dari bahan itu sendiri. Air dapat melarutkan
berbagai bahan seperti garam, vitamin yang larut dalam air, mineral, dan
senyawa-senyawa lain (Winarno,1997).
29
Hard Water
Air jenis ini mengandung zat tertentu yang akan memperlambat proses
fermentasi dan pengembangan adonan roti meski menggunakan ragi yang sama
dengan air kualitas normal. Solusi untuk air kategori ini adalah dengan
menambahkan water softener dengan dosis tertentu sehingga air menjadi
normal.
b)
Medium Water
Ini adalah jenis air kualitas normal yang terbaik untuk pembuatan adonan
roti dan kue. Penggunaan air seperti ini untuk adonan roti adalah air mentah dan
bukan air matang.
c)
Soft Water
Air jenis ini akan mempercepat proses fermentasi namun cenderung
membuat adonan menjadi lengket meski dengan takaran yang sama dengan air
30
kualitas normal. Solusi untuk air kategori ini adalah dengan menambahkan
mono calsium phosphate dengan dosis tertentu sehingga air menjadi normal.
Fungsi Air Pada Proses Pembuatan Roti dan Kue, yaitu :
a)
Bahan utama dalam pembuatan roti yang menyerap dan mengikat semua
Sebagai bahan pelarut gula, garam dan bahan-bahan yang lain dalam
adonan roti.
c)
Air akan bersatu dengan protein tepung terigu membentuk gluten dalam
adonan roti.
d)
Air akan bersatu dengan zat pati tepung terigu membentuk gelatinisasi
Mengontrol fermentasi adonan roti. Pada daerah yang beriklim dingin dan
sangat dingin maka air yang digunakan untuk membuat roti adalah air dengan
suhu normal atau air hangat, namun pada daerah yang beriklim normal atau
panas maka air yang digunakan untuk membuat roti adalah air dengan suhu
normal atau air es. Untuk mengetahui berapa cepat pengembangan adonan roti
maka selain berapa jumlah ragi yang digunakan, faktor berapa suhu air yang
digunakan akan sangat menentukan.
Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Air dalam Adonan Roti, yaitu :
31
a)
Jenis tepung terigu yang digunakan, semakin tinggi kadar protein dalam
tepung terigu maka akan semakin tinggi kadar penyerapan airnya dan
berbanding sebaliknya.
c)
Karakteristik akhir dari produk yang diinginkan. Roti tawar, roti manis,
pizza dan donat memiliki standar penyerapan air yang berbeda-beda yang
menyebabkan struktur rotinya juga akan berbeda.
d)
Jumlah zat pati yang terkandung dalam tepung terigu. Semakin tinggi
kadar zat pati dalam tepung terigu maka akan semakin tinggi kadar penyerapan
airnya dan berbanding sebaliknya.
Pada PT.Agronesia divisi Makanan dan Minuman yaitu BMC yang
bergerak pada bidang Bakery dan Pastry
diperlukan air yang memiliki suhu yang rendah sebanyak 125gram dalam 1
resep. Digunakannya air yang mamiliki suhu yang sangat rendah karena dalam
proses pencampuran terjadi gesekan antar bahan yang akan mengakibatkan suhu
adonan akan semakin tinggi karena terjadi gesekan tersebut. Suhu yang melebihi
suhu maximal ragi aktif berkeja akan mengakibatkan ragi tidak akan beraktifitas
dengan baik, yang akan mempengaruhi hasil dari adonan sekaligus roti manis itu
32
sendiri. Dengan menggunakan air yang bersuhu rendah akan menjaga adonan
memiliki suhu tetap dan ragi pun akan bekerja dengan baik.
D. Garam
Garam yang digunakan sangat berperan penting, karena garam merupakan
bahan yang memiliki rasa asin dan akan mempengaruhi cita rasa terhadap bahan
baku lainnya dalam proses pengadukan. Garam dalam roti akan memberi rasa
gurih dan lezat pada adonan, memperbaikai butiran dan susunan roti, serta
menguatkan adonan. Garam juga memperlambat jalannya fermentasi sehingga
baik digunakan untuk sistem fermentasi dengan waktu yang lama. Adoanan
tanpa garam akan bersifat sulit pada saat pencetakan dan pematanga, karena
adonan besifat lengket. Jumlah garam yang digunakan kurang lebih 2 sampai
2,25% dari berat tepung (Winarno, 1995).
Selain mempunyai rasa asin, garam juga berfungsi sebagai bahan peneral
dan meningkatkan cita rasa. Banyak bahan apabila diberi sedikit garam akan
dapat menjadi lebih wangi, gurih, dan terasa enak. Adonan yang telah diberi
garam dapat mencegah kelengketan dan juga mempertinggi sifat alot dari
adonan tersebut, sehinga mutu adonan dapat diperbaiki. Garam juga dapat
menambah daya tarik adonan serta mempertinggi daya elatis roti. Selain itu
garam dapat menambah kekuatan gluten dan mengontrol waktu fermentasi.
Sifat garam yang baik adalah larut dalam air, halus tidak bergumpal dan bersih.
Adonan tanpa garam akan mempengaruhi pemanggangan.
Fungsi garam dalam pembuatan roti, adalah pembuat rasa gurih,
membangkitkan rasa dan aroma bahan-bahan-bahan lain, meningkatkan
33
34
diperlukan telur ayam yaitu untuk grade A memerlukan telur sebanyak 6 butir,
grade B memerlukan telur sebanyak 2 butir, dan grade C memerlukan telur
sebanyak 1 butir dalam 1 resep.
B. Gula Pasir
Gula dalam pembuatan roti berfungsi sebagai sumber energi bagi ragi.
Risidu gula yang tidak habis dalam proses fermentasi akan memberikan rasa
35
manis dan warna kecoklatan (golden brown) pada roti. Jumlah gula untuk
fermentasi 2%. Gula juga berperan pada proses pewarnaan kulit (karamelisasi
gula) pda pembakaran di oven pada temperatur 150C. Gula juga bersifat
pengawet (preservative) atau meningkatkan daya simpan roti. Pemakaian gula
lebih dari 8% pada roti tawar akan memberikan sifat empuk yang berlebihan
sehingga bentuk roti tidak tegar, sedangkan pada roti manis sifat empuk terjadi
pada kadar gula 15% ke atas. Peningkatan jumlah gula dalam adonan harus
diimbangi dengan penambahan jumlah ragi agar proses fermentasi tidak
terganggu. Jenis dan bentuk gula untuk roti dapat berupa gula tepung (maltose),
gula pasir (sukrosa), gula cair (fruktosa) dan sirup.
Gula diperlukan pada pembuatan roti dengan fungsi utama adalah sebagai
bahan pemanis, sumber energi utama bagi khamir dalam melakukan proses
fermentasi,
membantu
proses
pembentukan
krim,
membantu
dalam
pembentukan warna kulit roti yang baik dan menambahkan nilai gizi pada
produk. Gula yang tersisa setelah proses fermentasi disebut sisa gula yang akan
memberikan warna pada kulit roti dan rasa pada roti. Gula memiliki sifat
higroskopis (kemampuan menahan air), sehingga dapat memperbaiki daya tahan
roti selama penyimpanan dan menjadikan roti lebih awet. Jika kita mempelajari
sifat-sifat gula dengan seksama, maka kita dapat mengontrol hasil olahan roti
dengan baik. Bila gula dalam adonan sedikit, maka proses pemanggangan (oven)
memerlukan waktu lebih lama. Hasilnya roti menjadi agak keras dan warnanya
kurang menarik. Gula yang baik harus bersih (tidak harus putih) dan mudah
larut dalam air (butiran jangan terlalu besar) Pada pembuatan roti manis, gula
36
yang digunakan sebanyak 10-30% dan optimum pada kisaran 15-25% dari berat
tepung. Pada pembuatan roti tawar, gula yang digunakan lebih sedikit jumlahnya
karena gula tersebut hanya berfungsi sebagai bahan nutrisi bagi khamir dan
tidak untuk memberikan rasa manis. Pencampuran gula yang tidak merata dan
terlalu banyak akan menyebabkan bintik.
Pada PT.Agronesia divisi Makanan dan Minuman yaitu BMC yang bergerak
pada bidang Bakery dan Pastry untuk pembuatan roti manis diperlukan gula
pasir yaitu sebanyak 200 gram.
C. Susu Bubuk
Susu dalam pembuatan roti berfungsi untuk meningkatkan kualitas
penyerapan dalam adonan. Kasein dari susu mempertahankan sifat penahan air
dari adonan. Susu juga memberikan kontribusi terhadap nilai gizi, membantu
pengembangan adonan, membantu proses pembentukan krim dan memperbaiki
tekstur roti. Selain itu juga susu memperbaiki warna kulit dan rasa roti serta
memperkuat gluten karena keberadaan kandungan kalsium pada susu. Susu yang
umum digunakan dalam pembuatan roti adalah susu bubuk karena menambah
absorbsi air, tahan lama dan lebih mudah penyimpanannya. Susu bubuk yang
digunakan dapat berupa susu skim bubuk (perlu diingat susu ini mengandung
lemak susu sekitar 1%) dan susu full cream bubuk (mengandung lemak susu
sekitar 29%) biasanya susu full cream ini untuk roti manis.
Susu berfungsi sebagai peningkat gizi. Kandungan gula pada susu
memiliki sifat yang sama, yaitu sebagai pewarna kulit. Protein susu mengandung
banyak lysine (asam amino) yang kurang dalam tepung terigu. Diharapkan
37
dengan pemberian susu, memberikan gizi yang lengkap. Susu juga sebagai
penambah aroma dan cita rasa. Jenis susu yang ideal adalah susu bubuk nonfat
(skim). Dalam pembuatan roti manis, susu yang digunakan adalah air susu
murni, hal ini akan menyebabkan rasa manis yang gurih pada produk roti.
Pada PT.Agronesia divisi Makanan dan Minuman yaitu BMC yang
bergerak pada bidang Bakery dan Pastry
diperlukan susu bubuk untuk roti grade A sebanyak 30 gram dalam 1 resep tetapi
pada roti grade B dan C tidak memakai susu bubuk full cream.
D. Bread Improver
Pengempuk Roti atau bread improver saat ini menjadi bahan yang wajib
ada dalam pembuatan roti modern meski bukan termasuk bahan pokok
pembuatan roti. Bread improver termasuk teknologi terbaru yang pada zaman
dahulu tidak dikenal. Penggunaan bread improver membuat roti yang dihasilkan
menjadi lebih sempurna dan lebih lembut. Beberapa merek pengempuk roti yang
biasa digunakan dan mudah didapatkan diantaranya Bakers Bonus dan Bakerine
Plus. Pengempuk roti yang lebih mahal memiliki sejumlah kelebihan sehingga
dapat menghasilkan kualitas roti yang lebih baik.
Bread Improver, berfungsi untuk meningkatkan mutu roti itu sendiri dan
membantu proses pembuatan roti dalam hal produksi gas dan juga berfungsi
sebagai penahan gas.
Fungsi bread improver bisa dikatakan sebagai bahan pengempuk atau
bahan pelembut & penghalus serat roti, disamping itu menambah volume roti.
Pengunaan bread improver tidak banyak, biasanya antara 0,02 % sampai dengan
38
0,05 % dari tepung terigu yang digunakan, tepatnya dapat dilihat pada aturan
pakai produk bread improver yang anda pergunakan.
Jika kita perhatikan pada komposisi yang ada pada beberapa merk yang
beredar dipasaran ada beberapa komponen penyusun didalamnya yang masingmasing komponen memiliki fungsi yang spesifik.
Secara umum, penyusun bread improver adalah reducing agents (zat
pereduksi), oxidizing agents (zat pengoksidasi), enzim dan emulsifier.
Pada PT.Agronesia divisi Makanan dan Minuman yaitu BMC yang
bergerak pada bidang Bakery dan Pastry
39
b)
c)
d)
e)
pada bidang Bakery dan Pastry untuk pembuatan roti manis diperlukan mentega
sebanyak 100 gram.
F. Kalsium Propionat
Kalsium propionat termasuk dalam golongan asam propionat sering
digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini
biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung. Untuk bahan tepung terigu,
40
dosis maksimum yang disarankan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan.
Sedangkan untuk makanan berbahan keju, dosis maksimumnya adalah 0,3%
atau 3 gram/kg bahan. Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa
menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
Pada PT.Agronesia divisi Makanan dan Minuman yaitu BMC yang
bergerak pada bidang Bakery dan Pastry
41
karbohidrat
dan
melunakkan gluten, serta menahan gas pada gluten (gas retention). Tujuan
mixing adalah untuk membuat dan mengembangkan daya rekat. Mixing harus
berlangsung hingga tercapai perkembangan optimal dari gluten dan penyerapan
airnya. Dengan demikian, pengadukan adonan roti harus sampai kalis. Kondisi
tersebut gluten baru tebentuk secara maksimal. Adapun yang dimaksud kalis
adalah pencapaian pengadukan maksimum sehingga terbentuk permukaan film
pada adonan. Tanda-tanda adonan roti telah kalis adalah jika adonan tidak lagi
menempel di wadah atau di tangan atau saat adonan dilebarkan, akan terbentuk
lapisan tipis yang elastis. Kunci pokok dalam pengadukkan adalah waktu yang
digunakan harus tepat karena jika pengadukkan terlalu lama akan menghasilkan
adonan yang keras dan tidak kompak, sedangkan pengadukkan yang sangat
cepat
mengakibatkan
adonan
(Mudjajanto, 2004).
3.2.3 Dividing (Potong Timbang)
tidak
tercampur
rata
dan
lengket
42
Potong adonan yang telah kalis sesuai dengan kebutuhan kemudian adonan
ditimbang agar berat roti yang dihasilkan seragam. Kemudian adonan ditimbang
dengan berat kurang lebih 1100 gram untuk roti manis dengan berat 30 gram,
dan kurang lebih 2000 gram untuk roti manis yang memiliki berat 60 gram.
Roti agar sesuai dengan besarnya cetakan atau berdasarkan bentuk yang
digunakan
Setelah
istirahat singkat lagi, adonan dapat dibentuk menjadi panjang seperti yang
43
dikehendaki. Jika adonan terlalu ditekan maka kulit akan menjadi tidak seragam
dan pecah (Anomim, 2007).
3.2.5 Fermentasi I
Fermentasi I disebut juga pengembangan singkat dengan mendiamkan
adonan yang sudah dibulatkan di suhu ruang selama 5 menit.
Setelah dicapai perkembangan optimal gluten pada proses pencampuran
dengan ditandai adonan telah kalis, pengistirahatan adonan dilakukan untuk
menyeimbangkan suhu pada saat adonan dalam proses pengadukan dengan suhu
ruang fermentasi. Proses pengembangan adonan merupakan suatu proses yang
terjadi secara sinkron antara peningkatan volume sebagai akibat bertambahnya
gas-gas yang terbentuk sebagai hasil fermentasi dari protein larut, lemak dan
karbohidrat yang juga mengembang dan membentuk film tipis. Dalam proses ini
terlihat dua kelompok daya, yaitu daya produksi gas dan daya penahan gas.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi daya produksi gas adalah
konsentrasi ragi roti, gula, malt, makanan ragi roti dan suhu selama
berlangsungnya fermentasi (Anonim, 2009).
Adonan roti yang telah mengembang akibat adanya reaksi yang terjadi
oleh
khamir
menghasilkan
CO2
kemudian
dikempiskan.
Fermentasi
menyebabkan adonan naik dan membuat adonan lebih ringan dan lebih besar.
Untuk mengempiskan adonan sedemikian rupa sehingga gas keluar dari adonan
dilakukan knocking back. Knocking back sebaiknya secukupnya saja sesuai
dengan hilangnya gas pada adonan. Setelah proses pembuangan gas dilakukan
maka adonan dapat dibentuk.
44
45
kelembaban sekitar 78-80%, dengan waktu 40 menit. Hal ini dilakukan agar
fermentasi berlangsung dengan cepat.
Fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah untuk proses aerasi
adonan dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga
mematangkan dan mengempukkan gluten dalam adonan. Kondisi dari gluten
ini akan
memungkinkan
3.2.9 Tempering
Tempering dilakukan setelah proses pemenggangan, dimana roti yang telah
dipanggang disimpan pada rak-rak (tray trolley). Tujuan dari tempering adalah
untuk menurunkan suhu roti sehingga mencapai keseimbangan dengan suhu
46
ruang agar tidak terjadi kondensasi setelah pengemasan produk. Lama waktu
pendinginan sebelum pengemasan adalah 15-30 menit.
3.2.10 Pengemasan
Setelah suhu roti sudah seimbang dengan suhu ruang, selanjutnya dikemas
secara manual dengan manggunakan kemassan primer yang terbuat dari jenis
plastik PP (polipropilen) yang telah diberi label oleh perusahaan dan label
tanggal kardaluasa. Plastik yang telah berisi roti direkatkan
dengan
47
Penimbangan
Telur 1 butir,
air 500cc
Bahan
Pencampuran
T=27 OC, t=15
Dividing
Rounding
Fermentasi I
T=27O C, t=10
Moulding
Panning
Fermentasi II
T=40-70O C, t=40
Baking
Tempering
Roti manis
Pengemasan
Produk
48
49
IV SPESIFIKASI ALAT
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Spesifikasi Peralatan Utama, dan (2)
Spesifikasi Peralatan Penunjang
4.1 Spesifikasi Peralatan Utama
4.1.1 Mesin Pencampuran (Spiral Mixer)
Nama Alat
: Spiral Mixer
Nomor Gambar
:9
Kode Alat
: SM-221
Jumlah
: 1 unit
Fungsi
Prinsip
50
: Batch
: Silinder
Lebar
: 58cm
Tinggi
: 110cm
Panjang : 100cm
Kapasitas
: 25 kg
Negara Pembuat
: Cina
Bahan Konstruksi
: Stainless steel
Utilitas
Instrumen
: Timer clock
51
52
53
Nama Alat
: Automatic Oven
Nomor Gambar
: 10
Kode Alat
: AO-9111
Jumlah
: 2 unit
Fungsi
Prinsip
54
: Batch
: Balok
Luar
Lebar
Kondisi Operasi
Dalam
: 111cm
Lebar
: 78cm
Tinggi : 180cm
Tinggi
: 23cm
Panjang : 140cm
Panjang : 97,5cm
Kapasitas
Negara Pembuat
: Cina
Bahan Konstruksi
: Stainless steel
Utilitas
Instrumen
: Timer
55
56
4.1.3 Proofer
Nama Alat
: Proofer
Nomor Gambar
: 11
Kode Alat
: PR-891
Jumlah
: 2 unit
Fungsi
akan
menghasilkan
adonan
roti
mengembang
Prinsip
Operasi
: Batch
57
: Balok
Lebar
: 86cm
Tinggi : 216cm
Panjang : 110cm
Kondisi Operasi
: Suhu = 400C
Kapasitas
Negara Pembuat
: Cina
Bahan Konstruksi
: Stainless steel
Utilitas
Instrumen
Kelembaban = 78-80%
58
59
Nama Alat
: Divider Rounder
Nomor Gambar
: 12
Kode Alat
: DR-441
Jumlah
: 1 unit
Fungsi
Untuk
membantu
mempercepat
Operasi
: Batch
: Balok
Lebar
: 71cm
Tinggi : 205cm
Panjang : 65cm
Kapasitas
Negara Pembuat
: Cina
Bahan Konstruksi
: Stainless steel
Utilitas
: Listrik = 0,75kw
Instrumen
: Matras
proses
60
61
: Timbangan skala
Nomor Gambar
: 13
Kode Alat
: TS-331
Jumlah
: 1 unit
Fungsi
Prinsip
Operasi
: Batch
: Balok
Lebar
: 20cm
Tinggi
: 32cm
62
Panjang : 26cm
Kapasitas
: 5kg
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
: Stainless steel
63
: Meja
Nomor Gambar
: 14
Kode Alat
: MP-551
Jumlah
: 2 unit
Fungsi
Operasi
: Kontinyu
: Balok
Lebar
: 100cm
64
Tinggi : 85cm
Panjang : 197cm
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
: Stainless steel
: Meja
Nomor Gambar
: 14
Kode Alat
: MP-561
Jumlah
: 2 unit
Fungsi
65
Operasi
: Kontinyu
: Balok
Lebar
: 100cm
Tinggi : 85cm
Panjang : 197cm
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
: Stainless steel
: Meja
Nomor Gambar
: 14
Kode Alat
: MP-5131
66
Jumlah
: 2 unit
Fungsi
Operasi
: Kontinyu
: Balok
Lebar
: 100cm
Tinggi : 85cm
Panjang : 197cm
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
: Stainless steel
67
68
Nama Alat
: Tray
Nomor Gambar
: 15
Kode Alat
: LY-671
Jumlah
: 500 unit
Fungsi
Operasi
: Batch
: Balok
Lebar
: 40cm
Tinggi : 3cm
Panjang : 60cm
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
: Stainless steel
69
70
: Pisau pemotong
Nomor Gambar
: 16
Kode Alat
: PM-12161
Jumlah
: 2 unit
Fungsi
Prinsip
Operasi
: Batch
: Panjang
Lebar
: 2cm
Tinggi
: 3cm
Panjang : 20cm
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
71
72
4.2.7 Kuas
Nama Alat
: Kuas
Nomor Gambar
: 17
Kode Alat
: KS-11151
Jumlah
: 2 unit
Fungsi
Operasi
: Kontinyu
: Panjang
Pegangan kuas
Lebar
: 3cm
Tinggi : 6 cm
Panjang : 7cm
73
Kuas
Lebar
: 3cm
Tinggi : 5cm
Panjang : 7cm
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
: Serabut, kayu
74
4.2.8 Keranjang
Nama Alat
: Keranjang
Nomor Gambar
: 18
Kode Alat
: KR 10151
Jumlah
: 50 unit
Fungsi
Operasi
: Batch
: Balok
75
Lebar
: 20cm
Tinggi
: 32cm
Panjang : 26cm
Kapasitas
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
: Plastik
76
4.2.9 Labeller
Nama Alat
: Labeller
Nomor Gambar
: 19
Kode Alat
: LB-13171
Jumlah
: 1 unit
77
Fungsi
Operasi
: Batch
: Tinggi : 13cm
Panjang : 22,5cm
Kapasitas
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
78
79
Nama Alat
: Tray Trolley
Nomor Gambar
: 20
Kode Alat
: TL-781
Jumlah
: 50 unit
Fungsi
Operasi
: Batch
: Balok
Lebar
: 40cm
Tinggi
: 1,7cm
Panjang : 60cm
Kapasitas
: 17 tray
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
: Besi
80
: Tray Trolley
Nomor Gambar
: 20
Kode Alat
: TL-7101
Jumlah
: 50 unit
Fungsi
Operasi
: Batch
: Balok
Lebar
: 40cm
Tinggi
: 1,7cm
Panjang : 60cm
Kapasitas
: 17 tray
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
: Besi
81
: Tray Trolley
Nomor Gambar
: 20
Kode Alat
: TL-7121
Jumlah
: 50 unit
Fungsi
Operasi
: Batch
: Balok
Lebar
: 40cm
Tinggi
: 1,7cm
Panjang : 60cm
Kapasitas
: 17 tray
Negara Pembuat
: Indonesia
Bahan Konstruksi
: Besi
82
83
84
85
kedalaman sumur 180 meter, dan untuk keperluan pengolahan dipakai air yang
berasal dari BMC Departemen Air Minum dalam Kemasan.
5.2 Sumber Listrik
Sumber listrik memegang peranan penting dalam suatu industri. Listrik
merupakan sarana penunjang yang penting dalam suatu proses produksi karena
dalam pengoperasian alat-alat produksi sebagian besar menggunakan tenaga
listrik, dan juga listrik digunakan sebagai penerangan.
Sumber listrik yang digunakan PT.Agronesia Divisi Makanan dan
Minuman berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan daya listrik
mencapai 66.000 KVa dengan tegangan 220 volt yang digunakan untuk
pembuatan roti, penerangan, dan sebagainya.
86
pakai dari bahan makanan, namun penggunaan material yang salah juga dapat
mempercepat usia pakai dari makanan tersebut, bahkan dapat menimbulkan
bahaya kesehatan bagi konsumen makanan.
PT. Agronesia bidang Makanan dan Minuman yaitu BMC departemen
Pastry & Bakery pada roti manis menggunakan bahan pengemas plastik yaitu PP
(PolyPropylene). Proses pengemasan roti manis masih menggunakan tangan
atau manual.
5.4 Transportasi
Transportasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting dalam
kegiatan industri. Dengan adanya transportasi kegiatan industri akan berjalan
dengan lancar karena dapat menyalurkan hasil produksi kepada konsumen.
Alat transportasi yang digunakan di PT. Agronesia divisi Makanan dan
Minuman adalah kendaraan operasional sebanyak 8 unit berupa 1 unit mobil
bak, 3 unit mobil box, 2 unit minibus, dan 2 unit sepeda motor
87
digalakkan
oleh
pemerintah
berupa
faktor-faktor
yang
dapat
88
89
90
91
92
harus
diawasi
sesuai
dengan
standar
dan
penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi harus dicatat serta dianalisis agar dapat digunakan
untuk tindakan-tindakan perbaikan produksi pada masa yang akan datang.
Pengawasan mutu pangan adalah semua tahap kegiatan untuk melindungi
mutu dan keamanan pangan dalam sistem pangan yang dimulai dari produksi
pangan dilahan pengamanan dan penyimpanan, pengolahan, distribusi, dan siap
santap.
7.1.1 Tepung Terigu
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2009, tepung terigu
merupakan tepung yang terbuat dari endosperm biji gandum Triticum aestivum
L. (Club Wheat) dan Triticum compactum Host. Syarat mutu tepung terigu yang
digunakan sebagai bahan makanan dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini:
Jenis uji
Keadaan:
a. Bentuk
b. Bau
c. Warna
Benda asing
Serangga dalam semua
Serbuk
Normal (bebas dari bau asing)
Putih, khas teerigu
Tidak ada
Tidak ada
93
Min 95
%
%
%
Mg KOH/100 g
Detik
Maks. 14,5
Maks. 0,70
Min. 7,0
Maks 50
Min. 300
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Min.50
Min. 30
Min 2,5
Min 4
Min. 2
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks. 1,0
Maks. 0,05
Maks. 0,1
Maks. 0,50
Koloni/g
Maks. 1 x 106
APM/g
Koloni/g
Koloni/g
Maks. 10
Maks. 1 x 104
Maks. 1 x 104
PERSYARATAN
94
1.
2.
3.
% (b/b)
% (b/b) adbk
mg/kg
MUTU
Maks. 7
Min. 94,7
Min. 30
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks. 10
Maks. 10
Maks. 0,1
Maks. 0,1
1.
Warna
1.1 Warna Kristal
1.2 Warna larutan
2.
Besar jenis butir
3.
Susut pengeringan (b/b)
4.
Polarisasi ( Z, 20C)
5.
Abu konduktiviti (b/b)
6.
Bahan tambahan pangan
6.1 Belerang dioksida (SO2)
7
Cemaran logam
7.1 Timbal (Pb)
7.2 Tembaga (Cu)
7.3 Arsen (As)
(Sumber: SNI, 2010).
GKP 2
CT
IU
Mm
%
Z
%
4,0-7,5
81-200
0,8-1,2
Maks. 0,1
Min 99,6
Maks 0,10
7,6-10,0
201-300
0,8-1,2
Maks. 0,1
Min 99,5
Maks 0,15
mg/kg
Maks 30
Maks 30
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks 2
Maks 2
Maks 1
Maks 2
Maks 2
Maks 1
95
mineral, dan bahan tambahan yang diizinkan. Susu bubuk meliputi susu bubuk
berlemak, rendah lemak dan tanpa lemak. Syarat mutu susu bubuk dapat dilihat
pada tabel 7.
No
Kriteria uji
Keadaan
Bau
Rasa
2.
Air
3.
Abu
4.
Lemak
5.
Protein
6.
Pati
7.
Cemaran logam:
Tembaga (Cu)
Timbal (Pb)
Seng (Zn)
Timah (Sn)
Raksa (Hg)
8.
Arsen (As)
9.
Cemaran
mikroba:
Angka lempeng
total
Bakteri Coliform
E. coli
Salmonella
S. aureus
(Sumber: SNI, 1999).
Susu bubuk
tanpa lemak
1.
(%) b/b
(%) b/b
%
%
%
Normal
Normal
Maks. 4,0
Maks. 6,0
Min. 26,0
Min. 25,0
-
Normal
Normal
Maks. 4,0
Maks. 8,0
1,5-26,0
Min. 26,0
-
Normal
Normal
Maks. 4,0
Maks. 8,0
Maks. 1,5
Min.34,0
-
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
Maks. 20,0
Maks. 0,3
Maks. 40
Maks. 40
Maks. 0,03
Maks. 0,1
Maks. 20,0
Maks. 0,3
Maks. 40
Maks. 40
Maks. 0,03
Maks. 0,1
Maks. 20,0
Maks. 0,3
Maks. 40
Maks. 40
Maks. 0,03
Maks. 0,1
Koloni/g
Maks. 5x105
Maks. 20
1x102
Maks. 5x105
Maks. 20
1x102
Maks. 5x105
Maks. 20
1x102
APM/g
Koloni/g
Koloni/100g
Koloni/g
7.1.5 Mentega
Mentega adalah produk berbentuk padat lunak yang dibuat dari lemak atau
krim susu atau campurannya, dengan atau tanpa penambahan garam (NaCl) atau
96
bahan tambahan makanan yang diizinkan. Syarat mutu mentega dapat dilihat
pada tabel 8.
Jenis uji
Keadaan:
a. Bau
b. Rasa
c. Penampakan pada
suhu di bawah 30C
Air
Lemak susu
Asam lemak bebas sebagai
asam butirat
Bilangan Reichert Meissel
Bilangan Polenske
Garam dapur (NaCl)
Bahan tambahan makanan
Cemaran logam
Besi (Fe)
Tembaga (Cu)
Timbale (Pb)
Seng (Zn)
Raksa (Hg)
Timah (Sn)
Arsen (AS)
Cemaran mikroba
Saureus
Salmonella
(Sumber: SNI, 1995).
Normal
Normal
Normal
%, b/b
%, b/b
%, b/b
Maks 16,0
Min 8,0
Maks 0,5
%, b/b
--
23 31
1,6- 3,5
Maks 4
Sesuai SNI 01-0222-1995 dan
Peraturan Men Kes No. 722/
Men Kes/Per/IX/88
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
koloni/g
koloni/100g
Maks 1,5
Maks 0,1
Maks 0,1
Maks 40,0
Maks 0,03
Maks 40,0/250
Maks 0,1
Maks 1,0 x 102
Negatif
97
adonan tepung pada pembuatan roti dan kue-kue. Syarat mutu ragi roti kering
dapat dilihat pada tabel 9.
No. Uraian
1.
Keadaan:
- Warna
2.
3.
4.
5.
Bau
Bentuk
Air
Jumlah nitrogen
Benda asing\
Pasir, kerikil, dll
Cemaran logam:
- Pb
- Cu
- Zn
- Arsen
6.
Keaktifan
7.
Mikrobiologis
- Bentuk sel
- Kapang
- Jumlah rope spores
Maks. 7 mg/kg
Maks. 60 mg/kg
Maks. 40 mg/kg
Maks. 2 mg/kg
Dapat mengembangkan adonan 23 kali setelah 90 menit
Lonjong (khas S.cereviciae)
Negative
Maks. 200 spora/gram
98
99
100
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kriteria
Keadaan :
1.1. Kenampakan
1.2. Bau
1.3. Rasa
Air
Abu (tidak termasuk garam)
dihitung atas dasar bahan
kering
Abu yang tidak larut dalam
asam
NaCl
Gula Jumlah
Lemak
Serangga/belatung
Satuan
-
Persyaratan
Roti Tawar
Roti Manis
%b/b
%b/b
normal tidak
berjamur
normal
normal
maks. 40
maks. 1
normal tidak
berjamur
normal
normal
maks. 40
maks. 3
%b/b
maks. 3,0
maks. 3,0
%b/b
%b/b
%b/b
-
maks. 2,5
tidak boleh
ada
maks. 2,5
maks. 8,0
maks. 3,0
tidak boleh
ada
101
9.
Bahan Tambahan :
1.1. Pengawet
1.2. Pewarna
1.3. Pemanis Buatan
1.4. Sakarin Siklamat
10. Cemaran Logam :
10.1. Raksa (Hg)
10.2. Timbal (Pb)
10.3. Tembaga (Cu)
10.4. Seng (Zn)
11. Cemaran Arsen (As)
12. Cemaran Mikroba :
12.1. Angka Lempeng Total
12.2. Escherichia coli
12.3. Kapang
(Sumber : SNI 01-3840-1995)
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
mg/kg
maks. 0,05
maks. 1,0
maks. 10,0
maks. 40,0
maks. 0,5
maks. 0,05
maks. 1,0
maks. 10,0
maks. 40,0
maks. 0,5
koloni/g
apm/gr
koloni/g
maks. 106
<3
maks. 104
maks. 106
<3
maks. 104
102
Bentuk tugas khusus yang diberikan oleh pembimbing akademik dan telah
disetujui oleh pembimbing lapangan adalah mengenai sanitasi yang dilihat dari
Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik atau Good Manufacturing
Practices yang biasa disingkat GMP. Pengerjaan tugas khusus berdasarkan fakta
yang terlihat dilapangan dan dinilai berdasarkan 18 aspek penilaian penerapan
CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik) dilakukan terhadap
unsur/persyaratan CPPOB sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
Menteri Perindustrian tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang
Baik (Good Manufacturing Practices).
8.2 Perumusan Masalah
Sanitasi pangan ditujukan untuk mencapai kebersihan yang prima dalam
tempat produksi, persiapan penyimpanan, penyajian makanan, dan air sanitasi.
Hal-hal tersebut merupakan aspek yang sangat esensial dalam setiap cara
penanganan pangan.
Program sanitasi dijalankan bukan untuk mengatasi masalah kotornya
lingkungan atau kotornya pemrosesan bahan, tetapi untuk menghilangkan
kontaminan dari makanan dan mesin pengolahan, serta mencegah terjadinya
kontaminasi silang. Program hygiene dan sanitasi yang efektif merupakan kunci
untuk pengontrolan pertumbuhan mikroba pada produk dan industri pengolahan
makanan.
Prinsip dasar sanitasi meliputi dua hal, yaitu membersihkan dan sanitasi.
Membersihkan yaitu menghilangkan mikroba yang berasal dari sisa makanan
dan tanah yang mungkin menjadi media yang baik bagi pertumbuhan mikroba.
103
Sanitasi merupakan langkah menggunakan zat kimia dan atau metode fisika
untuk menghilangkan sebagian besar mikroba yang tertinggal pada permukaan
alat dan mesin pengolah makanan.
Jaminan mutu sendiri tidak hanya berkaitan dengan masalah pemeriksaan
(inspection) dan pengendalian (control) namun juga menetapkan standar mutu
produk yang sudah harus dilaksanakan sejak tahap perancangan produk (product
design) sampai produk tersebut didistribusikan kepada konsumen.
Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui kelayakan PT
Agronesia Divisi Makanan dan Minuman yaitu BMC yang bergerak dalam
bidang Bakery & Pastry terhadap Good Manufacturing Practices (GMP).
8.3 Metode Penyelesaian Masalah
Metode Penyelesaian masalah terhadap cara produksi pangan olahan yang
baik diterapkan dalam GMP yaitu eveluasi langsung ke lapangan dan dikaji
kedalam aspek penilainan yang akan didapat pabrik atau perusahaan yang
bersangkutan layak atau tidak dalam hal Good Manufacturing Practices
8.4 Hasil Tugas Khusus
Hasil tugas khusus dikaji pada tabel 11 :
104
IX PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai: (1) Bahan Baku, (2) Proses Pengolahan,
(3) Produk Akhir, dan (4) Tugas Khusus.
105
106
107
yang akan membentuk gluten, karena gluten merupakan salah satu penentu
dalam keberhasilan proses pembuatan roti (Anonim, 2004).
Dalam pembuatan roti, garam adalah bahan utama dalam pengatur rasa.
Garam membantu mengatur kegiatan peragian dan mencegah pembentukan
bakteri yang tidak diinginkan dalam adonan yang diragi. Pengguanaan dapat
membantu memperkuat adonan yang diragi. Penggunaan garam dapat
membantu memperkuat
108
yang baik, dalam arti mempunyai volume dan tekstur yang baik serta cita rasa
yang enak. Selama proses fermentasi akan terbentuk CO2 dan etil alkohol. Gulagula sederhana seperti glukosa dan fruktosa digunakan sebagai substrat
penghasil CO2. Gas CO2 yang terbentuk menyebabkan adonan roti mengembang
dan alkohol berkontribusi dalam membentuk aroma roti.
Proses fermentasi oleh ragi juga berhubungan dengan aktivitas enzim yang
terdapat pada ragi. Enzim yang terdapat pada ragi adalah invertase, maltase dan
zymase. Gula pasir atau sukrosa tidak difermentasi secara langsung oleh ragi.
Maltase mengubah malt sugar atau maltosa yang ada pada malt syrup
menjadi dekstrosa. Dekstrosa difermentasi secara langsung oleh ragi.
Zymase
mengubah
invert
sugar
dan
dekstrosa
menjadi
gas
enzim
zimase
dilakukan
pada
proses
peragian
109
Pada proses ini, gas karbon dioksida berfungsi sebagai gas yang
mengembangkan adonan roti.
Fungsi ragi (yeast) dalam pembuatan roti adalah untuk proses aerasi
adonan dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida, sehingga
mematangkan dan mengempukan gluten dalam adonan. Pengkondisian dari
gluten ini akan memungkinkan untuk mengembangkan gas secara merata dan
menahannya, membentuk cita rasa akibat terjadinya proses fermentasi.
Proses yang paling penting dan mendasar dalam pembuatan roti adalah
proses biologis yang disebut dengan proses fermentasi yang dilakukan oleh ragi
roti. Khamir sendiri tidak dapat mengawali pembentukan gas dalam adonan,
namun dalam tahapan selanjutnya khamir merupakan satu komponen utama
yang berfungsi mengembangkan, mematangkan, memproduksi senyawasenyawa gas dan aroma adonan melalui fermentasi yang dilakukan. Suhu
optimum fermentasi adoan adalah 27o C.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa flavor khas roti yang terbentuk
pada saat fermentasi tidak seluruhnya disebabkan oleh khamir Saccaromyces
cereviceae. Adonan roti ternyata mengandung bakteri asam laktat dalam jumlah
kecil. Bakteri tersebut terdiri dari Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus, dan
110
111
suhu menjadi naik sehingga dapat menyebabkan proses koagulasi protein dalam
tepung terigu.
9.1.2 Bahan Baku Penunjang
Gula yang sering digunakan pada pembuatan roti adalah gula pasir. Gula
adalah sumber tenaga bagi ragi, memberi rasa manis dan memberi warna pada
kulitnya, juga memperpanjang umur roti. Gula diubah oleh enzim ragi menjadi
gula sederhana dengan bantuan air. Penggunaan yang terlalu banyak akan
memperlambat proses fermentasi, tepung terigu sedikit menyerap air sehingga
proses pengadukan lebih lama, kulit roti juga akan cepat berwarna gelap
(Rode, 2007).
Penggunaaan
sukrosa
berfungsi
untuk
memberikan
rasa
manis,
112
dari pada putih telur. Hal ini disebabkan adanya kandungan lesitin yang terdapat
dalam bentuk kompleks lesitin-protein, walaupun sepertiga kuning telur terdiri
atas lemak, lesitin dapat membantu memperlemas jaringan gluten sehingga
adonan yang dihasilkan lebih empuk (Winarno, 1997).
Lemak yang digunakan pada pembuatan roti manis di BMC menggunakan
mentega dan butter. Lemak berfungsi sebagai pelumas adonan pada
pengembangan sel sewaktu final proof (pengembangan akhir), yang akan
memperbaiki roti. Di samping itu, dapat menjadi pengempuk, membangkitkan
rasa lezat, membantu menahan gas karena gluten lebih mengikat udara dan
membuat volume roti menjadi lebih baik serta membantu/ mempermudah sifat
pemotongan (slicing). Tak dapat dipungkiri lagi bahwa lemak adalah bahan yang
sangat penting dalam pembuatan roti. Pemakaian lemak di dalam resep roti akan
membantu:
a. Mempertinggi rasa
Dengan hadirnya lemak di dalam resep pembuatan roti, hasil-hasilnya akan lebih
mudah untuk ditelan sewaktu dikuyah dan tidak terasa seret. Hal ini disebabkan
oleh sifat-sifat lemak yang sanggup untuk memperpendek (to short) bentuk
jaringan zat gluten tepung. Oleh karenanya, sering lemak itu disebut juga
shortening.
b. Memperkuat jaringan zat gluten tepung.
113
Zat gluten tepung akan membentuk jaringan yang menyerupai spiral apabila ia
bersinggungan dengan air. Pembentuk jaringan ini tidak mempunyai kekuatan
apa-apa terutama dalam menerima gas CO2 jika ia bercampur begitu saja
dengan air.
Mentega berasal dari lemak hewan. Mentega yang terbuat dari lemak
hewan biasanya mengandung lebih banyak lemak jenuh/saturated fats (66%)
dibanding lemak tak jenuh/ unsaturated fats (34%). Lemak jenuh ini biasanya
berhubungan dengan tingginya kadar kolesterol dalam tubuh. Mentega biasanya
mengandung vitamin A, D, protein dan karbohidrat. Pemberian mentega dalam
pembuatan roti berfungsi untuk menghambat terjadinya pelepasan gas CO 2
selama proses fermentasi sehingga roti mampu mengembang dengan secara
optimal, beserat lunak, tetap kokoh dan tidak mudah mengempis. Selain itu juga
beguna untuk menambah cita rasa, memberi warna cerah dan membuat roti lebih
tahan lama.
Butter berasal dari cream (susu). Biasanya kandungannya hanya cream dan
salt (untuk salted butter). Karena bahan dasarnya cream, maka bila disimpan
lama di suhu ruang akan lumer.
Bread improver adalah bahan yang dapat memperbaiki atau memperkuat
mutu roti yang dipanggang. Bread improver berfungsi memperbaiki kualistas
roti seperti empuk lebih lama, membuat jaringan daging roti lebih halus dan
putih, serta membuat volume roti lebih besar.
Kalsium propionat termasuk dalam golongan asam propionat sering
digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Bahan pengawet ini
114
biasanya digunakan untuk produk roti dan tepung. Untuk bahan tepung terigu,
dosis maksimum yang disarankan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan.
Sedangkan untuk makanan berbahan keju, dosis maksimumnya adalah 0,3%
atau 3 gram/kg bahan. Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa
menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur. Dipasaran lebih dikenal
dengan sebutan Unipan atau Baker Bonus. Bread improver adalah bahan
tambahan roti yang ditambahkan dengan tujuan agar hasil roti lebih empuk,
teksturnya lebih lembut, fermentasi berjalan lebih cepat dan roti memiliki serat
yang halus. Dalam bread improver terdapat penguat gluten (Ascorbic acid),
pelunak gluten (Sodium metabisulfit), makanan ragi (amonium klorida), enzim
(Alfa amylase), dan emulsifier (surfactant atau lecitchin). Bentuk bread
improver adalah serbuk berwarna cokelat muda. Bisa di beli di toko yang
menjual aneka bahan kue. Penggunaanya sekitar 1 sdt untuk 500 g tepung terigu.
Di pasaran banyak sekali merek dagang bread improver seperti Eka-300,
Unipan, Lowan, V9, Bakers Bonus dan Bakerine Plus.
9.2 Proses Pengolahan
Penimbangan bahan yang akan digunakan dipilih yang berkualitas baik.
Penimbangan dan pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang
standar sperti timbangan digital. Pastikan timbangan berfungsi baik dan proses
penimbangan dilakukan dengan benar agar hasil roti maksimal. Untuk
penimbangan bahan seperti ragi, garam dan bahan adiktif lainnya perlu tingkat
ketelitian yang lebih karena bahan-bahan tersebut sangat berpengaruh terhadap
adonan yang akan dibuat.
115
116
2.
3.
bagian sesuai dengan kebutuhan yang bertujuan untuk mendapatkan berat dan
ukuran yang seragam pada produk akhir. Tahap ini harus dilakukan dengan cepat
karena selama proses berlangsung fermentasi tetap berlangsung.
Rounding yaitu membuat adonan menjadi padat dan bulat dengan tujuan
membentuk selaput tipis di permukaan adonan yang dapat menahan gas dalam
117
proses peragian. Selain itu tujuan dari rounding adalah memberi bentuk awal
supaya mudah dibentuk ke bentuk yang lebih kompleks.
Fermentasi awal adalah tahap mengistirahatkan atau memfermentasikan
adonan untuk membentuk rasa dan volume yang dipengaruhi oleh kelembaban
udara sekitar. Pada saat fermentasi akan terjadi reaksi antara gula dan ragi
sehinnga terbentuk gas CO2, alkohol dan asam- asam organik.
Adonan diistirahatkan selam 10 menit yang mengakibatkan pemecahan
gula oleh ragi menjadi :
Gas CO2>>membuat adonan mengembang
Alkohol>>memberi aroma pada roti
Asam>>memberi rasa dan memperlunak gluten
Panas->> suhu meningkat selama fermentasi
Tahap ini merupakan peragian, yaitu mengistirahatkan adonan yang sudah
ditimbang agar terjadi proses fermentasi dan adonan mudah dibentuk. Waktu
yang diberiakan pada fermentasi kedua ini 10 menit, waktu intermediate
proofing juga tergantung dari kondisi adonan supaya adonan tidak pecahpecahatau rusak pada waktu pengerolan. Intermediate proofing bertujuan untuk
membuat adonan menjadi rileks dan mudah untuk diproses selanjutnya.
Pembuangan gas dilakukan dengan cara pengerolan yang bertujuan untuk
membuang gas yang ada di dalam adonan dan membentuk adonan dengan tebal
yang dikehendaki.
Tahap pembentukan adonan dilakukan dengan cara adonan yang telah di
istirahatkan digiling pakai roll pin, kemudian digulung atau dibentuk sesuai
118
dengan jenis roti yang diinginkan. Pada saat penggilingan, gas yang ada di
dalam adonan keluar dan adonan mencapai ketebalan yang diinginkan sehingga
mudah untuk digulung atau dibentuk .
Pada tahap fermentasi akhir ini gluten menjadi halus dan meluas, volume
adonan berkembang menjadi dua kali lipat. Suhu proofing baiknya 32-38 o C
dengan kelembaban relatif 80-85% selama 45-90 menit. Fermentasi dilakukan
sampai adonan mengembang sempurna. Setelah adonan mengembang maksimal,
permukaan dioles dengan olesan yang terbuat dari campuran kuning telur dan
susu agar warna kulit lebih mengkilap dan bagus. Olesan bisa juga ditambahkan
larutan gula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi:
Jumlah yeast yang digunakan dalam adonan.
Temperature adonan.
pH atau keasaman.
Penyerapan air.
119
oven
2.
3.
4.
5.
6.
120
121
yang kurang diperhatikan, maka dari itu pengambilan keputusan diambil untuk
tugas khusus yaitu mengenai GMP.
Sanitasi pangan ditujukan untuk mencapai kebersihan yang prima dalam
tempat produksi, persiapan penyimpanan, penyajian makanan, dan air sanitasi.
Hal -hal tersebut merupakan aspek yang sangat esensial dalam setiap cara
penanganan pangan. Program sanitasi dijalankan bukan untuk mengatasi
masalah kotornya lingkungan atau kotornya pemrosesan bahan, tetapi untuk
menghilangkan kontaminan dari makanan dan mesin pengolahan, serta
mencegah terjadinya kontaminasi silang. Program higiene dan sanitasi yang
efektif merupakan kunci untuk pengontrolan pertumbuhan mikroba pada produk
dan industri pengolahan makanan.
Prosedur untuk melaksanakan hygiene dan sanitasi harus disesuaikan
dengan jenis dan tipe mesin/alat pengolah makanan. Standar yang digunakan
adalah :
1) Pre rinse atau langkah awal, yaitu : menghilangkan tanah dan sisa makanan
dengan mengerok, membilas dengan air, menyedot kotoran dan
sebagainya.
2) Pembersihan : menghilangkan tanah dengan cara mekanis atau mencuci
dengan lebih efektif.
3) Pembilasan: membilas tanah dengan pembersih seperti sabun/deterjen dari
permukaan
4) Pengecekan visual: memastikan dengan indera mata bahwa permukaan alat
bersih
122
123
Hygine berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan
menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Sounthgate,H.A, 1986). Adapun beberapa
arti dari hygine:
1.
lebih tinggi.
2. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan
perseorangan atau manusia beserta linbgkungan tempat orang tersebut
berada
3. Keadaan dimana seorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman
(sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga,
atau binatang lainnya.
4. Menurut Brownell, hygine adalah bagaimana caranya orang memelihara
dan melindungi kesehatan.
5. Menurut Gosh, hygine adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup
seluruh factor yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat
baik perorangan maupun melalui manyarakat.
Berdasarkan pengertian hygine dan sanitasi dapat disimpulkan sanitasi
ditujukkan kepada lingkungan sedangkan hygine ditujukkan kepada orangnya.
Dengan penjelasan yaitu sanitasi merupakan uasaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia, dan
hygine adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup
manusia.
124
125
salah satu perusahaan yang memiliki usaha di bidang Pastry dan Bakery
yang mamulai karir sejak tahun 2003, dengan lokasi yang strategis dan
mendukung bagi pemasaran produk yang terletak di Jl.Aceh No.30
Bandung.
o
dan Pengemasan.
Pemasaran roti tawar dan produk-produk lain yang diproduksi
oleh PT.Agronesia divisi makanan dan minuman (BMC) dilakukan di outlet
126
10.2 Saran
Hasil selama krja praktek di BMC, penulis mengajukkan beberapa saran:
1. Penerapan cara pengolahan pangan yang baik lebih diterapkan karena
akan mempengaruhi dalam berbagai aspek, yaitu produk yang
dihasilkan, kepercayaan konsumen, tanggung jawab produsen.
2. Peningkatan kualitas produk, kualitas proses, kualitas bahan, kualitas
mesin dan peralatan, kualitas karyawan dan kualitas dalam pengambilan
keputusan.
INTISARI
BMC sendiri melayani kebutuhan produk susu bagi masyarakat Bandung
umumnya dan orang orang Belanda pada khususnya. Kemudian Pemerintah
127