Anda di halaman 1dari 6

Echa Putri Anjani, Rasmi Zakiah Oktarlina & Chicy Widya Morfi | Zat Antosianin pada Ubi Jalar

Ungu terhadap Diabetes Melitus

Zat Antosianin pada Ubi Jalar Ungu terhadap Diabetes Melitus

Echa Putri Anjani1, Rasmi Zakiah Oktarlina2, Chicy Widya Morfi2


1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Farmakologi Dan Ilmu Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup
insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Diabetes melitus memiliki gejala khas
yaitu terdiri dari poliuria, polidipsia, polifagia dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas, sedangkan gejala tidak khas
DM diantaranya lemas, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada pria dan pruritus vulva
pada wanita. Badan kesehatan dunia (WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM yang menjadi salah
satu ancaman kesehatan global. Terapi pada diabetes melitus dapat dilakukan dengan cara farmakologi dan non-
farmakologi. Terapi farmakologi dengan terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin atau kombinasi keduanya. Terapi non-
farmakologi terdiri dari perubahan gaya hidup yang mencakup latihan fisik, edukasi berbagai masalah terkait tentang
penyakit DM dan yang terpenting yaitu pengaturan pola makan yang disebut dengan terapi nutrisi medis. Ubi jalar ungu
mengandung tinggi serat, karbohidrat dengan glikemik rendah serta zat antosianin yang cukup tinggi sebagai antioksidan
yang dapat mengurangi resiko diabetes melitus. Diketahui bahwa diet antioksidan, termasuk antosianin, melindungi sel β-
pankreas dari stres oksidatif glucose induced. Pemberian ekstrak ubi jalar ungu dapat melindungi sel dari pengaruh buruk
radikal bebas. Zat antosianin yang terkandung dalam ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) dapat dijadikan pilihan terapi
diet non-farmakologi karena kandungannya dapat mengontrol kadar glukosa darah sehingga dapat mencegah terjadinya
resisten insulin pada pendertita DM.

Kata Kunci: Antosianin, Diabetes Melitus, Ubi Jalar Ungu

The Substances Anthocyanins in Purple Sweet Potato Against Diabetes


Mellitus

Abstract
Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease metabolic disorders due pancreas doesn’t produce insulin or the body enough
can’t be produced using insulin the effective operations. Diabetes mellitus have typical symptoms consist of polyuria,
polydipsia, polyphagia and weight loss. whereas DM non-specific symptoms such as weakness, tingling, Heal Difficult
wounds, rashes, eye Blurred, erectile dysfunction in men and pruritus vulva in women. The World Health Organization
(WHO) predicts an increase in Term DM who Along The global health threat. Treatment of diabetes mellitus can be done by
pharmacological and non-pharmacological. Pharmacological therapy consists of oral hypoglycemic drug therapy, insulin
therapy or a combination of both. Non-pharmacological therapy consisting Of Life style changes include physical exercise,
education about diabetes disease problems and most importantly Diet That called medical nutrition therapy. Purple sweet
potatoes contain antioksidan, owning high fibre, and carbohudrate with low glikemik able to lessen diabetes mellitus risk. It
is known that dietary antioxidants, including anthocyanins, which protect cells from the pancreatic β-glucose-induced
oxidative stress. Purple sweet potato extract may protect cells from the harmful effects of free radicals. Anthocyanin
substances contained in purple sweet potato (Ipomoea batatas poiret) can be selected non-pharmacological therapeutic
diet because of its content can control blood glucose levels so as to prevent the occurrence of insulin resistance in patients
with DM.

Keywords: Anthocyanins, Diabetes Mellitus, Purple Sweet Potato

Korespondensi: Echa Putri Anjani, Alamat Jln Ahmad Yani KM 21 Gedong Tataan Pesawaran Lampung, HP 085789832835,
e-mail echaputrianjani307@gmail.com

Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 257


Echa Putri Anjani, Rasmi Zakiah Oktarlina & Chicy Widya Morfi | Zat Antosianin pada Ubi Jalar Ungu terhadap Diabetes Melitus

Pendahuluan Disamping itu juga karena adanya perubahan


Diabetes melitus (DM) merupakan pola hidup yang berisiko. Faktor resiko diabetes
penyakit gangguan metabolik menahun akibat melitus antara lain yaitu kegemukan/obesitas,
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau dislipidemia, hipertensi, diet tidak seimbang,
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang aktiitas fisik yang kurang serta radikal bebas
diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon seperti rokok yang mampu menyebabkan stres
yang mengaturkeseimbangan kadar gula darah. oksidatif dan jika terjadi dalam jangka panjang
Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi telah terbukti dapat menimbulkan berbagai
glukosa didalam darah (hiperglikemia). Diabetes penyakit degeneratif.1
melitus terdapat dua kategori utama yaitu DM Diabetes melitus memiliki gejala khas
tipe 1 dan tipe 2. DM tipe 1 ditandai dengan yaitu terdiri dari poliuria, polidipsia, polifagia
kurangnya produksi insulin. DM tipe 2 dan berat badan menurun tanpa sebab yang
disebabkan penggunaan insulin yang kurang jelas, sedangkan gejala tidak khas DM
efektif oleh tubuh. Sedangkan diabetes diantaranya lemas, kesemutan, luka yang sulit
gestasional adalah hiperglikemia yang didapat sembuh, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada
saat kehamilan.1 Dalam tiga dekade terakhir pria dan pruritus vulva pada wanita. DM dapat
prevalensi diabetes melitus khususnya DM tipe di diagnosis dengan tiga kriteria diagnosis yaitu
2 telah meningkat secara dramatis di negara- adanya gejala khas DM, Glukosa Darah Sewaktu
negara dari semua tingkat pendapatan, (GDS) ≥200 mg/dL atau Glukosa Darah Puasa
pravelensi pada wilayah Asia Selatan-Timur (GDP) ≥126 mg/dL, glukosa plasma 2 jam pada
meningkat dari 5% hingga 9%. Peningkatan yang TTGO ≥200 mg/dL dan pemeriksaan HbA1c
cukup tinggi pada tahun 1980-2014 dengan ≥16,5%. DM dapat menimbulkan berbagai
jumlah 108 juta hingga mencapai 422 juta jiwa komplikasi meningkatnya penyakit akibat
meninggal karena DM, dengan 43% kematian penyumbatan pembuluh darah baik
terjadi di bawah umur 70 tahun. Badan mikrovaskular seperti retinopati, nefropati
kesehatan dunia (WHO) memprediksi adanya maupun makrovaskular sperti penyakit
peningkatan jumlah penyandang DM yang pembuluh darah koroner dan juga pembuluh
menjadi salah satu ancaman kesehatan global.2 darah tungkai bawah.3
WHO memprediksi kenaikan jumlah Pengobatan diabetes melitus dapat
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada dilakukan dengan cara farmakologi dan non-
2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. farmakologi. Pengobatan secara farmakologi
Sedangkan menurut International Diabetes baik dalam bentuk terapi obat hipoglikemik oral,
Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan terapi insulin atau kombinasi keduanya. Terapi
jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 insulin diharuskan bagi penderita DM tipe 1,
juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada dikarenakan sel-sel beta pankreas penderita
tahun 2035. Berdasarkan laporan hasil Riset rusak sehingga tidak lagi dapat memproduksi
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh insulin. Pada 30% penderita DM tipe 2 juga
Departemen Kesehatan, menunjukan bahwa memerlukan terapi insulin disamping terapi
rata-rata prevalensi DM di daerah urban untuk hipoglikemik oral. Obat-obat hipoglikemik
usia diatas 15 tahun sebesar 5,7% , dengan oralditujukan untuk pengobatan DM tipe 2,
prevalensi terkecil terdapat di Provinsi Papua dapat dilakukan dengan satu jenis obat atau
sebesar 1,7% dan terbesar di Provinsi Maluku kombinasi dari dua jenis obat tergantung tingkat
Utara dan Kalimantan Barat sebesar 11,1%. Dari keparahan diabetes serta kondisi pasien secara
data diatas menunjukan bahwa jumlah umum termasuk penyakit penyerta dan
penyandang DM di indonesia sangat besar dan komplikasi yang ada. Golongan obat
kemungkinan akan terjadi peningkatan. hipoglikemik oral antara lain Sulfonilurea,
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Megltinida, Biguanida, Tiazolidindion dan
Lampung, penyandang DM sekitar 0,7% dengan Inhibitor α-glukosidase. Pengobatan non-
jumlah penduduk usia diatas 15 tahun di farmakologi pada dasarnya adalah perubahan
Provinsi Lampung menderita DM.1.2 gaya hidup yang mencakup latihan fisik, edukasi
Jumlah penderita DM dalam kurun waktu berbagai masalah terkait tentang penyakit DM
25-30 tahun yang akan datang akan sangat dan yang terpenting yaitu pengaturan pola
meningkat akibat peningkatan kemakmuran, makan yang disebut dengan terapi nutrisi medis
perubahan pola demografi dan urbanisasi. seperti membatasi SFA (saturated fatty acid)
Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 258
Echa Putri Anjani, Rasmi Zakiah Oktarlina & Chicy Widya Morfi | Zat Antosianin pada Ubi Jalar Ungu terhadap Diabetes Melitus

dan kolesterol <300 mg/hari, mengkonsumsi Isi


makanan dengan susuna kalori: 68% kal Diabetes melitus merupakan suatu
karbohidrat, 12% kal protein dan 20% kal lemak, kelompok penyakit metabolik dengan
karbohidrat komplek tidak mengandung gula, karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
protein banyak mengandung asam amino kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
esensial serta makanan kaya akan serat 25-35 keduanya. Resisten insulin pada otot dan liver
g/hari yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang serta kegagalan sel β-pankreas telah dikenal
memiliki efek antioksidan seperti zat antosianin. sebagai patofisiologi kerusakan sentral dari DM
Terapi non-farmakologi ini dilakukan terus tipe 2. Resisten insulin banyak terjadi akibat dari
menerus mendampingi terapi farmakologi.4 obesitas dan kurangnya aktivitas fisik serta
Antosianin adalah glikosida yang larut penuaan. Sedangkan DM tipe 1 lebih
dalam air dari polihidroksil dan polymethoxyl diakibatkan oleh karena berkurangnya sekresi
turunan dari 2-phenylbenzopyrylium atau insulin akibat kerusakan sel β-pankreas yang
flavylium garam. Antosianin suatu jenis didasari oleh proses aitoimun atau idiopatik.
plavonoid yang memiliki efek antioksidan, anti- Pengobatan pada DM tipe 1 ini hanya dapat
inflamasi, anti-virus, anti-proliferasi, anti- dilakukan dengan pemberian insulin 0,5-1
mutagenik, anti-mikroba, anti-karsinogenik, UI/kgBB/hari.8.9
perlindungan dari kerusakan jantung dan alergi, Faktor resiko diabetes adalah penderita
perbaikan mikrosirkulasi, perifer kapiler polycystic ovary sindrome (PCOS) memiliki
pencegahan kerapuhan dan pencegahan riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau
diabetes. Antosianin membentuk warna buah- glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
buahan dan sayur-sayuran, pigmen ini telah sebelumny, memiliki riwayat penyakit
diidentifikasi dalam bahan tanaman yang dapat kardiovaskuler seperti stroke, PJK atau
dimakan seperti apel, berry (blackcurrant, peripheral rterial diseases (PAD).10
boysenberry, blueberry, bilberry, strawberry, 1. Umur
blackberry, raspberry, cranberry, elderberry, Berdasarkan penelitian, usia yang banyak
lingonberry, chokeberry dll), wortel hitam, kubis, terkena Diabetes adalah >45 tahun.
ceri, anggur, lobak, bawang merah dan ubi jalar 2. Faktor Genetik
ungu. Kadar antosianin cukup tinggi terdapat DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan
pada berbagai tumbuhan seperti misalnya berbagai faktor mental. Penyakit ini sudah
bilberries (vaccinium myrtillus L), red wine, grap lama dianggap berhubungan dengan
dan ubi jalar ungu.5 agregasi familial. Resiko terkena DM tipe 2
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) akan meningkat dua sampai enam kali lipat
merupakan sumber karbohidrat yang baik dan jika terdapat orang tua atau saudara yang
juga berperan sebagai sumber serat pangan dan terkena DM.
sumber beta karoten. Mengandung karbohidrat, 3. Obesitas (kegemukan)
protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, Terdapat korelasi bermakna antara obesitas
vitamin C, vitamin B1 dan pigmen antosianin dengan kadar glukosa darah pada derajat
yang lebih tinggi dibanding varietas lain. kegemukan dengan IMT > 23 beresiko
Karbohidrat yang terkandung pada ubi jalar meningkatkan kadar glukosa darah menjadi
ungu termasuk dalam Low Glycamix Index 200 mg%.
sehingga bila dikonsumsi tidak akan menaikkan 4. Hipertensi
glukosa darah secara drastis. Ekstrak ubi jalar Peningkatan tekanan darah berhubungan
ungu mengandung prebiotik dan antioksida yang erat dengan tidak tepatnya penyimpanan
mampu menurunkan kadar gula darah dan garam dan air, atau meningkatnya tekanan
melindungi sel dari pengaruh buruk radikal dari dalam tubuhpada sirkulasi pembuluh
bebas untuk memperkecil terjadinya komplikasi darah perifer.
DM. Sementara budidaya tanaman ini tidak sulit 5. Konsumsi Alkohol dan Rokok
untuk dikembangkan dan mudah untuk Perubahan dalam gaya hidup berhubungan
didapatkan. Oleh karena itu, pada artikel ini dengan resiko terkena DM tipe 2. Alkohol
akan membahas mengenai efektivitas antosianin akan mengganggu metabolisme gula darah
pada ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) terutama pada penderita DM, sehingga
terhadap diabetes melitus.6.7 akan mempersulit regulasi gula darah dan
meningkatkan gula darah. Rokok
Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 259
Echa Putri Anjani, Rasmi Zakiah Oktarlina & Chicy Widya Morfi | Zat Antosianin pada Ubi Jalar Ungu terhadap Diabetes Melitus

merupakan bahan yang mampu Diagnosis DM ditegakkan atas dasar


meningkatkan radikal bebas dalam tubuh pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan
sehingga jika radikal bebas berlebih dalam glukosa darah yang dianjurkan adalah
tubuh mampu menyebabka stres oksidatif pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan
dan menimbulkan komplikasi pada DM. bahan plasma darah vena.

10
Tabel 1. Kadar Glukosa Darah Sewaktu Dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring Dan Diagnosis DM (Mg/Dl)
Waktu Asal Bukan Belum DM
Pemeriksaan Darah DM Pasti DM
Kadar glukosa Plasma <100 100-199 ≥200
darah vena
sewaktu Darah <90 90-199 ≥200
(mg/dL) kapiler

Kadar glukosa Plasma <100 100-125 ≥126


darah puasa vena
(mg/dL) Darah
kapiler <90 90-99 ≥100

Penatalaksanaan DM selain terapi glukosa di otot rangka dan lemak dan tidak
farmakologis, terapi non-farmakologis melalui cukup menekan produksi glukosa hepatik.
pengaturan pola makan efektif mengendalikan Mekanisme yang mencegah sel β pankreas
kadar glukosa darah pada penderita DM tipe 2. mensekresi insulin dalam jumlah yang cukup
Strategi dalam mengendalikan kadar glukosa untuk mengatasi resistensi insulin perifer belum
darah yaitu salah satunya melalui pemilihan sepenuhnya dipahami. Agen hipoglikemik oral
makanan dengan indeks glikemik (IG) rendah. yang secara langsung merangsang pelepasan
Menurut pendapat Franz (2012) dalam insulin dari sel β (misalnya, obat berbasis
penelitiannya menunjukan makanan IG rendah sulfonilurea), bagaimanapun, dapat
tidak menimbulkan peningkatan glukosa darah meningkatkan sekresi insulin pada diabetes
secara cepat sehingga mampu memperbaiki cukup untuk mengatasi resistensi insulin perifer
sensitivitas insulin serta bermanfaat dalam dan menormalkan kadar glukosa darah. Salah
mengendalikan glukosa darah penderita DM tipe satu kelemahan menggunakan obat berbasis
2. Indeks Glikemik (IG) tertinggi terdapat pada sulfonylurea adalah bahwa mereka gagal untuk
ubi jalar merah dan terendah pada ubi jalar mengontrol kadar glukosa darah normal. Obat
ungu. Sehingga ubi jalar ungu optimal ini juga mempengaruhi kemampuan sel β-
mengendalikan glukosa darah pada DM tipe 2. pankreas untuk mengeluarkan tingkat insulin
Kandungan ubi jalar ungu tersusun atas vitamin yang konsisten dan menyebabkan penambahan
(A,B1,B2,C dan E), mineral (kalsium, kalium, berat badan. Oleh karena itu, akan bermanfaat
magnesium, tembaga dan senga), serat dan jika diet bisa mengatur kadar glukosa darah atau
karbohidrat.11.12 menginduksi produksi insulin oleh sel β-
Berdasarkan hasil penelitian dari Fakultas pankreas dalam kondisi diabetes tipe-2.5,13
Pertanian Unud di Bali ditemukan kandungan Hal ini juga diketahui bahwa diet
antosianin yang cukup tinggi sebagai antioksidan antioksidan, termasuk antosianin, melindungi
pada ubi jalar ungu yaitu berkisar antara 110 sel β-pankreas dari stres oksidatif glucose
mg-210 mg/100 gram. Konsumsi diet rendah induced. Pemberian ekstrak ubi jalar ungu dapat
lemak dan kaya antioksidan dapat mengurangi melindungi sel dari pengaruh buruk radikal
risiko obesitas dan resistensi insulin. Sejumlah bebas. Radikal bebas adalah senyawa atau atom
laporan terbaru menunjukkan bahwa konsumsi yang memiliki elektron tidak berpasangan pada
ubi jalar ungu yang kaya akan polifenol, orbital luarnya sehingga bersifat sangat reaktif
menurunkan kejadian diabetes tipe-2, sebuah terhadap sel atau komponen sel seperti lipid,
kondisi yang berhubungan dengan resistensi protein dan DNA, serta dapat menyebabkan
insulin. Resistensi insulin adalah gangguan di mutasi dan bersifat karsinogenik. Dalam
mana insulin tidak cukup merangsang transpor keadaan normal radikal bebas yang di produksi

Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 260


Echa Putri Anjani, Rasmi Zakiah Oktarlina & Chicy Widya Morfi | Zat Antosianin pada Ubi Jalar Ungu terhadap Diabetes Melitus

didalam tubuh akan di netralisir oleh Ringkasan


antioksidan endogen, jika kadar radikal bebas Diabetes melitus (DM) merupakan
terlalu tinggi terjadi keaadaan yang tidak penyakit degenaratif yang menjadi masalah
seimbang antara radikal bebas dengan kesehatan diseluruh dunia termasuk di
antioksidan disebut stres oksidatif. Salah satu Indonesia. DM terjadi karena gangguan
indikator untuk menentukan stres oksidatif pada metabolisme yang secara genetik dan klinis
manusia adalah kadar MDA (malondialdehyde) termasuk heterogen dengan manifestasi berupa
yang merupakan hasil dari peroksidasi lipid hilangnya toleransi karbohidrat, jika telah
didalam tubuh akibat radikal bebas.13 berkembang penuh secara klinis maka DM
Diabetes melitus merupakan masalah ditandai dengan hiperglikemia puasa dan
kesehatan yang sangat penting hingga saat ini, postprandial, aterosklerosis,penyakit vaskular
karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi mikroangiopati dan stres oksidatif. Penyakit DM
pada berbagai organ. Komplikasi tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber
diakibatkan oleh keadaan hiperglikemia yang daya manusia dan berdampak pada peningkatan
kronis sehingga meningkatkan terbentuknya biaya kesehatan yang cukup besar
advanced glycation end products (AGEs) dan Penatalaksaan diabetes bukan hanya dengan
radikal bebas yang lain. Hiperglikemia kronis farmakologis namun juga non farmakologis
juga menyebabkan menurunnya fungsi dengan adanya diet yang baik pada penderita
antioksidan endogen seperti superoxide DM dengan mengkonsumsi ubi jalar ungu yang
dismutase (SOD) SOD adalah antioksidan mengandung antosianin dan karbohidrat dengan
endogen yang cukup kuat dalam menguraikan indeks glikemik rendah. Antosianin mengandung
ion superoksida sehingga mengurangi stres antioksidan tinggi seperti kandungan antosianin
oksidatif.14 pada ubi jalar ungu yang meiliki khasiat mampu
Dari hasil penelitian Jawi dkk (2008), mencegah terjadinya resistensi insulin dan
kandungan antosianin yang terdapat pada terjadinya komplikasi stres oksidatif pada
ekstrak ubi jalar ungu merupakan salah satu penderita DM.
antioksidan yang mampu mencegah stres
oksidatif in vivo. Pemberian ekstrak ubi jalar Simpulan
ungu yang mengandung antosianin dapat Zat antosianin yang terkandung dalam ubi
menurunkan kadar glukosa darah sehingga akan jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) dapat
memperkecil terbentuknya AGEs dan pada dijadikan pilihan terapi diet non-farmakologi
akhirnya akan menurunkan MDA pada darah karena kandungannya dapat mengontrol kadar
sehingga dapat sebagai antioksidan eksogen glukosa darah sehingga dapat mencegah
pada penderita DM, serta meningkatkan kadar terjadinya resisten insulin pada pendertita DM
SOD.13 khusunya DM tipe 2.

Daftar Pustaka immunoglobulin a (IgA) dan villi usus pada


1. Kementrian kesehatan RI. Pusat data dan tikus putih jantan (Rattus norvegitus).
informasi. Jakarta: Kemenkes RI. 2014. Diabetes Mellitus Scienta. 2014;4(1):22-8.
2. World Health Organization (WHO). Global 7. Satriyasa B, Jawi I. Potensi ekstrak air
report on diabetes. Geneva: WHO. 2016. umbi ubi jalar ungu meningkatkan
3. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I. Buku ekspresi gen superoxide dismutase dan
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi Ke- catalase serta menurunkan mda pada
6. Jakarta: Interna Publishing. 2014. berbagai organ tikus diabetes (Disertasi).
4. Depkes RI. Diabetes Mellitus. Jakarta: Denpasar: Universitas Udayana. 2015.
Departemen Kesehatan RI. 2006. 8. Perkeni. Konsensus dan pencegahan
5. Ghosh D, Konishi T. Anthocyanins and diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia.
anthocyanin-rich extracts: Role in Jakarta: Perkeni. 2015.
Diabetes and eye Function. Asia Pac J Clin 9. Homenta H. Diabetes Mellitus tipe 1.
Nutr. 2007;16(2):200-8. Malang: Fakultas Kedokteran Universitas
6. Erawati N. Pengaruh pemberian ekstrak Brawijaya. 2012.
ubi jalar ungu (ipomoea batatas poiret) 10. Fatimah R. Diabetes Melitus tipe 2.
terhadap kadar glukosan darah, kadar Majority. 2015;4(5):93-101.
Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 261
Echa Putri Anjani, Rasmi Zakiah Oktarlina & Chicy Widya Morfi | Zat Antosianin pada Ubi Jalar Ungu terhadap Diabetes Melitus

11. Avianty S, Ayustaningwarno F. Indeks 13. Jawi IM, Suprapta DN, Dwi SU, Wiwiek I.
glikemik snack bar ubi jalar kedelai hitam Ubi jalar ungu menurunkan kadar mda
sebagai alternatif makanan selingan dalam darah dan hati mencit setelah
penderita diabetes melitus tipe 2. Jurnal aktivitas fisik maksimal. Jurnal Veteriner.
Aplikasi Teknologi Pangan. 2014;2(2):98- 2008;9(2):65-72.
102. 14. Linawati N, Sumardika I, Jawi I.
12. Rahayu P, Fathonah S, Fajri M. Daya Pencegahan gangguan fungsi ginjal karena
terima dan kandungan gizi makanan stres oksidatif pada tikus diabetes dengan
tambahan berbahan dasar ubi jalar ungu. ubi jalar ungu. Jurnal Veteriner.
Food Science and Culinary Education 2014;15(2):274-80.
Journal. 2012;1(1):31-7.

Majority| Volume 7| Nomor 2| Maret 2018| 262

Anda mungkin juga menyukai