*E-mail: hardiyanti968@gmail.com
Abstract: The goal of this study is to determine the level of fibre contained in
bakso made from rice shiftings. The analysis employed gravimetric method
with fibretherm apparatus. Firstly, the sample was defatted through n-hexanic
soxhletation. After that,the gravimetric treatment was carried out in the
apparatus to obtain the weight of the fibre. The data were then converted to
percentage value. This step resulted the content of the fibre as following as
0.41; 0.23; 0.34; and 0.36% repectively for four samples. It shows that the
level of those are below the standard of SNI 01-4439-1998.
AMINA 1 (3) 2019 | Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode gravimetri
104 Hardiyanti dan Nisah
AMINA 1 (3) 2019 | Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode gravimetri
105 Hardiyanti dan Nisah
telah berisi sampel dimasukkan ke dalam B3: Berat cawan platina blangko + kertas
thimbel holder. saring yang telah di oven (g)
Thimble holder dimasukkan ke B4: Berat cawan platina blangko + abu
dalam beaker glass. Pelarut n-heksana yang telah dibakar (g)
150 mL dimasukkan ke dalam beaker
glass lalu diletakkan pada alat sokhlet
HASIL DAN PEMBAHASAN
tepat diatas heater. Klik Run pada monitor
komputer agar unit bekerja sesuai dengan
Prinsip analisis serat kasar yaitu
program yang telah diatur. Bila semua
sampel dihidrolisis dengan asam kuat dan
proses sudah selesai gunakan gegep
basa kuat encer. Hal ini menyebabkan
untuk mengambil beaker glass.
karbohidrat, protein dan zat – zat lain
terhidrolisis dan larut, kemudian disaring
Analisis Serat Kasar dan dicuci dengan air panas yang
mengandung asam dan alkohol.
Sejumlah fibrebag (termasuk Selanjutnya dibakar dan ditimbang hasil
fibrebag untuk blangko) dikeringkan dalam yang didapat.
oven pada suhu 105 oC selama satu jam. Pada analisis serat kasar sebelum
Kemudian didinginkan dalam desikator, melakukan proses analisis serat maka
lalu ditimbang. Gelas spacer dimasukkan terlebih dahulu untuk menghilangkan
ke dalam fibrebag kemudian ditempatkan lemak karena lemak yang terkandung di
ke dalam carausel. Setelah selesai proses dalam sampel yang akan dianalisis serat
fibertherm, sampel yang telah berkurang lebih dari 10% akan mempengaruhi atau
kadar lemaknya dikeluarkan dari fibrebag menganggu hasil pengujian dari analisis
kemudian dimasukkan ke dalam cawan serat tersebut. Metode yang digunakan
platina kemudian ditimbang. untuk analisis lemak adalah metode
Cawan platina yang berisi sampel sokhletasi dengan nama lain adalah
dimasukkan ke dalam oven selama 24 soxtherm, sedangkan untuk pengujian
jam pada suhu 105oC. Setelah itu, sampel serat menggunakan metode gravimetri
bersama cawan platina dimasukkan ke dengan alat fibretherm.
dalam tanur pada suhu 650 oC selama 2 Hasil analisis ini disajikan pada
jam. Cawan platina yang berisi sampel Tabel 1. Berdasarkan data tersebut,
dibakar di dalamnya sehinggga sampel keempat sampel bakso bekatul yang diuji
menjadi abu. Tanur yang berisi abu memiliki kadar serat kasar yang berbeda–
tersebut ditimbang. Perhitungan kadar beda yaitu 0,41; 0,23; 0,34; dan 0,36%.
serat menggunakan rumus berikut: Jika dibandingkan dengan syarat mutu
bakso bekatul berdasarkan SNI 01-4439-
1998, sampel tersebut belum memenuhi
Keterangan : standar karena kadarnya masih dibawah
M1 : Berat kertas saring (g) 10%. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku
M2 : Berat sampel (g) usaha bakso ini perlu didorong untuk
M3 : Berat cawan + kertas saring (g) memperhatikan kualitas bahan baku yang
M4 : Berat cawan+abu setelah dibakar (g) akan digunakan dalam membuat
B1 : Berat kertas saring blangko (g) produknya.
AMINA 1 (3) 2019 | Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode gravimetri
106 Hardiyanti dan Nisah
Nomor Serat
M1 (g) M2(g) M3 (g) M4 (g) B1 (g) B3 (g) B4(g)
Sampel Makanan (%)
3 0,2610 2,0277 24,8936 24,6322 0,2596 24,4699 24,2167 0,34
4 0,2611 2,0152 24,9899 24,7280 0,2596 24,4699 24,2167 0,36
Analisis serat merupakan salah satu Serat adalah materi non gizi yang
analisis proksimat yang membutuhkan terdapat di dalam bahan pertanian,
waktu panjang. Umumnya analisis lemak terdapat dua jenis serat yaitu serat
dilakukan dengan menggunakan metode makanan (dietery fiber) dan serat kasar
sokhletasi dengan nama lain soxtherm. (crude fiber). Peran utama dari serat
Metode ini memiliki prinsip ekstraksi dalam makanan adalah pada
dengan menggunakan pelarut non-polar kemampuannya mengikat air, selulosa
dan membutuhkan waktu yang panjang. dan pektin. Dengan adanya serat,
Gerhardt memperkenalkan soxtherm yaitu membantu mempercepat sisa-sisa
alat yang dapat menganalisis kadar lemak makanan melalui saluran pencernaan
dengan waktu yang cepat. Selain itu alat untuk disekresikan keluar. Dari kedua
ini juga dapat menggunakan kembali serat tersebut, maka serat yang akan
pelarut yang telah dipakai hingga 90%. dibahas mengenai serat kasar yang
Sebelum dilakukan ekstraksi lemak, terdapat didalam bako bekatul.
beberapa produk pangan seperti biskuit, Serat kasar adalah bagian dari
daging, ikan, tepung dan semolina pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh
membutuhkan tahap hidrolisis. Namun, bahan kimia atau asam kuat dan basa
hidrolisis sendiri membutuhkan tahapan kuat yang digunakan untuk menentukan
dan waktu yang panjang. Sehingga kadar serat yaitu asam sulfat dan natrium
Gerhardt meluncurkan fibretherm, alat hidroksida. Serat kasar sangat penting
untuk hidrolisis serat makanan dengan dalam penilaian kualitas bahan makanan
cara yang mudah. Baik fibretherm dan karena angka ini merupakan indeks dan
soxtherm diciptakan dengan sistem menentukan nilai gizi makanan tersebut.
tertutup yang tidak membutuhkan lemari Serat makanan hanya terdapat dalam
asam, sehingga penggunaannya lebih bahan pangan nabati dan kadarnya
ramah lingkungan. Waktu yang bervariasi menurut jenis bahan.
dibutuhkan kedua alat tersebut dalam Kadar serat dalam makanan dapat
analisis lebih cepat hingga 669 menit per mengalami perubahan akibat pengolahan
sampel, sehingga analisis akan lebih yang dilakukan terhadap bahan asalnya.
efisien. Serat dapat berperan menghalangi
Sokletasi nama lain nya soxthrem penyerapan zat – zat gizi lain seperti
adalah suatu metode pemisahan suatu lemak, karbohidrat dan protein sehingga
komponen yang terdapat dalam sampel apabila makanan mengandung kadar
padat dengan cara penyarian berulang- serat yang rendah maka hampir semua
ulang dengan pelarut yang sama, zat – zat gizi dapat diserap oleh tubuh.
sehingga semua komponen yang
diinginkan dalam sampel terisolasi dengan
KESIMPULAN
sempurna. Sokhletasi merupakan
penyaringan simplisia secara
Kadar serat yang dihasilkan dari
berkesinambungan, cairan penyari
masing-masing sampel dari hasil
dipanaskan sehingga menguap, uap
pengukuran adalah 0,41; 0,23; 0,34; dan
cairan penyari terkondensasi menjadi
0,36% dengan tekstur hasil yang didapat
molekul-molekul air oleh pendingin bolak-
adalah lembut dengan menghasilkan
balik dan turun menyari simplisia dalam
warna abu-abu kehitaman. Sedangkan
slongsong dan selanjutnya masuk kembali
syarat mutu berdasarkan SNI adalah
ke dalam labu alas bulat setelah melewati
minimum 10%, maka hasil analisis yang
pipa sifon (Wahyudi & Ribut, 2011).
AMINA 1 (3) 2019 | Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode gravimetri
107 Hardiyanti dan Nisah
DAFTAR RUJUKAN
AMINA 1 (3) 2019 | Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode gravimetri