Anda di halaman 1dari 5

103 Hardiyanti dan Nisah

ANALISIS KADAR SERAT PADA BAKSO BEKATUL DENGAN


METODE GRAVIMETRI

Hardiyanti1* dan Khairun Nisah1


1
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

*E-mail: hardiyanti968@gmail.com

Abstract: The goal of this study is to determine the level of fibre contained in
bakso made from rice shiftings. The analysis employed gravimetric method
with fibretherm apparatus. Firstly, the sample was defatted through n-hexanic
soxhletation. After that,the gravimetric treatment was carried out in the
apparatus to obtain the weight of the fibre. The data were then converted to
percentage value. This step resulted the content of the fibre as following as
0.41; 0.23; 0.34; and 0.36% repectively for four samples. It shows that the
level of those are below the standard of SNI 01-4439-1998.

Keywords: Fibre content, gravimetry, bran-based bakso, soxhlet

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati seberapa besar


kadar serat kasar yang terdapat di dalam bakso bekatul. Penentuan kadar
serat dalam sampel ini dilakukan dengan metode gravimetri menggunakan
alat fibertherm. Sampel dikurangi kandungan lemaknya menggunakan sokhlet
dengan pelarut n-heksana. Sampel yang telah dilarutkan senyawa lemaknya
kemudian diberi perlakuan dengan alat fibretherm. Perlakuan tersebut
menerapkan prinsip gravimetri. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kadar
serat empat sampel bakso bekatul berturut-turut adalah 0,41; 0,23; 0,34; dan
0,36%. Berdasarkan standar pada SNI 01-4439-1998, kadar serat keempat
sampel ini tidak memenuhi baku mutu bahan pangan berbahan dasar fiber.

Kata Kunci: Kadar serat, gravimetri, bakso bekatul, sokhlet

PENDAHULUAN kotoran yang mengendap di dalam tubuh.


Kotoran yang mengendap akan diserap
Dibandingkan dengan protein, dan dikeluarkan melalui feses. Apabila
lemak, dan karbohidrat, selama ini kotoran-kotoran atau senyawa peptin di
pembahasan mengenai serat makanan dalam tubuh tidak dikeluarkan, maka akan
seringkali terabaikan. Serat termasuk memicu berbagai penyakit seperti
bagian dari makanan yang tidak mudah obesitas, kanker, dan diabetes melitus.
diserap dan sumbangan gizinya dapat Serat makanan secara umum
diabaikan, namun serat makanan merupakan polisakarida yang terdapat
sebenarnya mempunyai fungsi penting pada dinding sel. Beberapa dari senyawa
yang tidak tergantikan oleh zat lainnya. tersebut bukan merupakan polisakarida
Serat mampu mengeluarkan kotoran- maupun senyawa dinding sel. Diantaranya

AMINA 1 (3) 2019 | Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode gravimetri
104 Hardiyanti dan Nisah

adalah senyawa-senyawa seperti pektin multivitamin dan serat tinggi sebagai


interseluler, lignin yang merupakan penangkal penyakit degeneratif serta
senyawa non-karbohidrat struktural dan berperan dalam proses pencernaan.
beberapa polisakarida interseluler seperti Bekatul juga kaya akan pati, protein,
gum dan musilase juga digolongkan lemak, vitamin dan mineral. Selain itu,
sebagai serat makanan. bekatul mengandung asam amino lisin
Tujuan dari analisis serat tersebut yang lebih tinggi dibandingkan beras.
adalah untuk mengetahui seberapa Bekatul biasa dimanfaatkan sebagai
penting serat makanan yang dibutuhkan substitusi bahan dasar untuk pembuatan
oleh tubuh manusia, karena serat makanan ringan. Bekatul dijadikan
berhubungan erat dengan kesehatan. sebagai alternatif untuk mengurangi
Banyak masyarakat yang mengidap pemakaian tepung sebagai bahan dasar
beberapa penyakit seperti kanker, pembuatan bakso. Analisis serat makanan
diabetes militus, obesitas disebabkan oleh yang terdapat di dalam bakso bekatul
banyaknya kotoran di dalam tubuh yang perlu dilakukan karena komponen
tidak keluar akibat kurang serat dan terbesar dari bahan makanan ini adalah
mengakibatkan gangguan pencernaan. senyawa sakarida yang sukar dicerna.
Dengan adanya serat tubuh, banyak Cara analisis serat adalah menghilangkan
kotoran dapat diserap dan dikeluarkan kadar lemak terlebih dahulu dengan
bersamaan dengan feses (Lubis, 2010). mengunakan alat soxtherm. Hal ini
Istilah serat makanan (dietary fiber) dilakukan agar kadar lemak di dalam
harus dibedakan dengan istilah serat sampel tidak lebih dari 10% sehingga
kasar (crude fiber) yang biasa digunakan pengujian serat makanan tidak terganggu.
dalam analisis proksimat bahan pangan. Proses selanjutnya adalah analisis serat
Serat kasar adalah bagian dari pangan makanan dengan seperangkat alat
yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan- fibretherm.
bahan kimia, dimana zat yang digunakan
untuk menentukan kadar serat kasar yaitu
METODE
asam sulfat (H2SO4 1,25%) dan natrium
hidroksida (NaOH 1,25%). Sedang serat
Penelitian ini dilakukan di Balai Riset
makanan adalah bagian dari bahan
Standardisasi Industri (Baristand Industri)
pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh
Banda Aceh pada tahun 2018. Alat yang
enzim-enzim pencernaan.
digunakan adalah pisau, cawan petri,
Piliang dan Djojosoebagio
timbangan analitik, oven, tanur, cawan
mengemukakan bahwa yang
platina, kaki tiga pembakaran, kertas
dimaksudkan dengan serat kasar ialah
saring, seperangkat alat sokhlet, dan
sisa bahan makanan yang telah
seperangkat alat fibertherm. Bahan yang
mengalami proses pemanasan dengan
digunakan adalah bakso bekatul, n-
asam kuat dan basa kuat selama 30 menit
heksana, natrium hidroksida, alkohol,
yang dilakukan di laboratorium. Proses
asam sulfat, dan akuades.
seperti ini dapat merusak beberapa
macam serat yang tidak dapat dicerna
oleh manusia dan tidak dapat diketahui Analisis kadar lemak
komposisi kimia tiap-tiap bahan yang
membentuk dinding sel (Lubis, 2010). Alat sokhlet dikalibrasi terlebih
Bekatul mempunyai kandungan gizi dahulu pada suhu 100oC. Sampel
yang beragam diantaranya antioksidan sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam
tokoferol (vitamin E), oryzanol dan vitamin kertas saring. Beaker glass yang sudah
B15. Senyawa tersebut berperan untuk berisi butir boilling stone dipanaskan di
menurunkan kadar kolesterol darah dalam oven pada suhu 1050C selama satu
mencegah terjadinya kanker dan jam, lalu didinginkan dalam desikator
memperlancar sekresi hormonal (David, kemudian ditimbang. Kertas saring yang
2008). Bekatul mempunyai kandungan

AMINA 1 (3) 2019 | Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode gravimetri
105 Hardiyanti dan Nisah

telah berisi sampel dimasukkan ke dalam B3: Berat cawan platina blangko + kertas
thimbel holder. saring yang telah di oven (g)
Thimble holder dimasukkan ke B4: Berat cawan platina blangko + abu
dalam beaker glass. Pelarut n-heksana yang telah dibakar (g)
150 mL dimasukkan ke dalam beaker
glass lalu diletakkan pada alat sokhlet
HASIL DAN PEMBAHASAN
tepat diatas heater. Klik Run pada monitor
komputer agar unit bekerja sesuai dengan
Prinsip analisis serat kasar yaitu
program yang telah diatur. Bila semua
sampel dihidrolisis dengan asam kuat dan
proses sudah selesai gunakan gegep
basa kuat encer. Hal ini menyebabkan
untuk mengambil beaker glass.
karbohidrat, protein dan zat – zat lain
terhidrolisis dan larut, kemudian disaring
Analisis Serat Kasar dan dicuci dengan air panas yang
mengandung asam dan alkohol.
Sejumlah fibrebag (termasuk Selanjutnya dibakar dan ditimbang hasil
fibrebag untuk blangko) dikeringkan dalam yang didapat.
oven pada suhu 105 oC selama satu jam. Pada analisis serat kasar sebelum
Kemudian didinginkan dalam desikator, melakukan proses analisis serat maka
lalu ditimbang. Gelas spacer dimasukkan terlebih dahulu untuk menghilangkan
ke dalam fibrebag kemudian ditempatkan lemak karena lemak yang terkandung di
ke dalam carausel. Setelah selesai proses dalam sampel yang akan dianalisis serat
fibertherm, sampel yang telah berkurang lebih dari 10% akan mempengaruhi atau
kadar lemaknya dikeluarkan dari fibrebag menganggu hasil pengujian dari analisis
kemudian dimasukkan ke dalam cawan serat tersebut. Metode yang digunakan
platina kemudian ditimbang. untuk analisis lemak adalah metode
Cawan platina yang berisi sampel sokhletasi dengan nama lain adalah
dimasukkan ke dalam oven selama 24 soxtherm, sedangkan untuk pengujian
jam pada suhu 105oC. Setelah itu, sampel serat menggunakan metode gravimetri
bersama cawan platina dimasukkan ke dengan alat fibretherm.
dalam tanur pada suhu 650 oC selama 2 Hasil analisis ini disajikan pada
jam. Cawan platina yang berisi sampel Tabel 1. Berdasarkan data tersebut,
dibakar di dalamnya sehinggga sampel keempat sampel bakso bekatul yang diuji
menjadi abu. Tanur yang berisi abu memiliki kadar serat kasar yang berbeda–
tersebut ditimbang. Perhitungan kadar beda yaitu 0,41; 0,23; 0,34; dan 0,36%.
serat menggunakan rumus berikut: Jika dibandingkan dengan syarat mutu
bakso bekatul berdasarkan SNI 01-4439-
1998, sampel tersebut belum memenuhi
Keterangan : standar karena kadarnya masih dibawah
M1 : Berat kertas saring (g) 10%. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku
M2 : Berat sampel (g) usaha bakso ini perlu didorong untuk
M3 : Berat cawan + kertas saring (g) memperhatikan kualitas bahan baku yang
M4 : Berat cawan+abu setelah dibakar (g) akan digunakan dalam membuat
B1 : Berat kertas saring blangko (g) produknya.

Tabel 1. Data Hasil Analisis Kadar Serat Bakso Bekatul


Nomor Serat
M1 (g) M2(g) M3 (g) M4 (g) B1 (g) B3 (g) B4(g)
Sampel Makanan (%)
1 0,2595 2,0003 24,4778 24,2164 0,2596 24,4699 24,2167 0,41
2 0,2611 2,0004 24,9880 24,7287 0,2596 24,4699 24,2167 0,23

AMINA 1 (3) 2019 | Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode gravimetri
106 Hardiyanti dan Nisah

Nomor Serat
M1 (g) M2(g) M3 (g) M4 (g) B1 (g) B3 (g) B4(g)
Sampel Makanan (%)
3 0,2610 2,0277 24,8936 24,6322 0,2596 24,4699 24,2167 0,34
4 0,2611 2,0152 24,9899 24,7280 0,2596 24,4699 24,2167 0,36

Analisis serat merupakan salah satu Serat adalah materi non gizi yang
analisis proksimat yang membutuhkan terdapat di dalam bahan pertanian,
waktu panjang. Umumnya analisis lemak terdapat dua jenis serat yaitu serat
dilakukan dengan menggunakan metode makanan (dietery fiber) dan serat kasar
sokhletasi dengan nama lain soxtherm. (crude fiber). Peran utama dari serat
Metode ini memiliki prinsip ekstraksi dalam makanan adalah pada
dengan menggunakan pelarut non-polar kemampuannya mengikat air, selulosa
dan membutuhkan waktu yang panjang. dan pektin. Dengan adanya serat,
Gerhardt memperkenalkan soxtherm yaitu membantu mempercepat sisa-sisa
alat yang dapat menganalisis kadar lemak makanan melalui saluran pencernaan
dengan waktu yang cepat. Selain itu alat untuk disekresikan keluar. Dari kedua
ini juga dapat menggunakan kembali serat tersebut, maka serat yang akan
pelarut yang telah dipakai hingga 90%. dibahas mengenai serat kasar yang
Sebelum dilakukan ekstraksi lemak, terdapat didalam bako bekatul.
beberapa produk pangan seperti biskuit, Serat kasar adalah bagian dari
daging, ikan, tepung dan semolina pangan yang tidak dapat dihidrolisis oleh
membutuhkan tahap hidrolisis. Namun, bahan kimia atau asam kuat dan basa
hidrolisis sendiri membutuhkan tahapan kuat yang digunakan untuk menentukan
dan waktu yang panjang. Sehingga kadar serat yaitu asam sulfat dan natrium
Gerhardt meluncurkan fibretherm, alat hidroksida. Serat kasar sangat penting
untuk hidrolisis serat makanan dengan dalam penilaian kualitas bahan makanan
cara yang mudah. Baik fibretherm dan karena angka ini merupakan indeks dan
soxtherm diciptakan dengan sistem menentukan nilai gizi makanan tersebut.
tertutup yang tidak membutuhkan lemari Serat makanan hanya terdapat dalam
asam, sehingga penggunaannya lebih bahan pangan nabati dan kadarnya
ramah lingkungan. Waktu yang bervariasi menurut jenis bahan.
dibutuhkan kedua alat tersebut dalam Kadar serat dalam makanan dapat
analisis lebih cepat hingga 669 menit per mengalami perubahan akibat pengolahan
sampel, sehingga analisis akan lebih yang dilakukan terhadap bahan asalnya.
efisien. Serat dapat berperan menghalangi
Sokletasi nama lain nya soxthrem penyerapan zat – zat gizi lain seperti
adalah suatu metode pemisahan suatu lemak, karbohidrat dan protein sehingga
komponen yang terdapat dalam sampel apabila makanan mengandung kadar
padat dengan cara penyarian berulang- serat yang rendah maka hampir semua
ulang dengan pelarut yang sama, zat – zat gizi dapat diserap oleh tubuh.
sehingga semua komponen yang
diinginkan dalam sampel terisolasi dengan
KESIMPULAN
sempurna. Sokhletasi merupakan
penyaringan simplisia secara
Kadar serat yang dihasilkan dari
berkesinambungan, cairan penyari
masing-masing sampel dari hasil
dipanaskan sehingga menguap, uap
pengukuran adalah 0,41; 0,23; 0,34; dan
cairan penyari terkondensasi menjadi
0,36% dengan tekstur hasil yang didapat
molekul-molekul air oleh pendingin bolak-
adalah lembut dengan menghasilkan
balik dan turun menyari simplisia dalam
warna abu-abu kehitaman. Sedangkan
slongsong dan selanjutnya masuk kembali
syarat mutu berdasarkan SNI adalah
ke dalam labu alas bulat setelah melewati
minimum 10%, maka hasil analisis yang
pipa sifon (Wahyudi & Ribut, 2011).

AMINA 1 (3) 2019 | Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode gravimetri
107 Hardiyanti dan Nisah

dihasilkan belum memenuhi standar dari


SNI.

DAFTAR RUJUKAN

Damayanti, E., & Listyorini, D.I. (2006). Components on Metabolic Health.


Pemanfaatan Bekatul Rendah Journal. 2. 1266-1289.
Lemak pada Pembuatan Keripik
Lubis, Z. (2010). Hidup Sehat dengan
Simulasi. Jurnal Gizi dan Pangan.
Makanan Kaya Serat. Bogor: IPB
Hardinsyah & Tambunan V. (2004). Angka Press. Hal. 6- 9.
Kecukupan Energi, Protein dan
Ranakusuma B. (1990). Obesitas dan
Serat Makanan. Dalam Soekirman
Manfaat Serat. Gizi Indonesia, 15
et al. (Eds.), Ketahanan Pangan dan
(1), 76-80.
Gizi di Era Otonomi Daerah dan
Globalisasi. Prosiding Widyakarya Roadmad Baristand Industri Banda Aceh
Nasional Pangan dan Gizi VIII (hlm. Tahun 2015-2019
317-330), 17-19 Mei. LIPI, Jakarta. Setyowati, R., Sarbini, D., & Rejeki, D.
Jubaidah, U. (2008). Variasi Penambahan (2008). Pengaruh Penambahan
Bekatul pada Es Krim Dilihat dari Bekatul Terhadap Kadar Serat Kasar,
Kadar Serat, Sifat Organoleptik dan Sifat Organoleptik dan Daya Terima
Daya Terima. Karya Tulis Ilmiah. pada Pembuatan Tempe Kedelai
Surakarta: (Glycine max (L) merill. Jurnal
Penelitian Sains dan Teknologi. 9(1).
Laporan Kinerja Baristand Industri Banda
52-61.
Aceh Tahun 2015.
Lattimer, J.D., & Mark D.H., (2010).
Effects of Dietary Fiber and Its

AMINA 1 (3) 2019 | Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode gravimetri

Anda mungkin juga menyukai