Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

APLIKASI TEKNIK LABORATORIUM

ANALISIS KADAR SERAT

NAMA : ROFIAH IFFAH KARIMAH


NIM : G031221019
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
ASISTEN : NURZAHIRAH APRIANI

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN PENGAWASAN MUTU PANGAN


PROG STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
ANALISIS KADAR SERAT
RI Karimah1), N Apriani2)
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.

Abstract
Vegetables and fruits are consumed by humans for nutritional value and good health effects.
Food fibers can be found in plant cell residues that are resistant to hydrolysis by human
digestive enzymes. The fibers found in foodstuffs have the ability to metabolize beneficial to
humans. The purpose of this practice is to understand the fiber content, principles and
processes of analysis of fiber content in foodstuffs. The method used is a basic acid method with
gravimetric principles. The results obtained in fiber analysis using the basic acid method are
avocado 10.92%, fresh bread 8.09%, milk powder 18.35%, soy beans 59.95% and biscuits
14.95%. The conclusion of this practice is that the fiber content in different foodstuffs is
avocado 10.92%, fresh bread 8.09%, powdered milk 18.35%, soy beans 59.95% and Biscuit
14.95%. The principle of fiber testing is use acid and base solvents a dilute force for hydrolysis
content other than the fibers in the sample. The mechanism of fiber analysis is initiated by
adding strong acids and bases to the sample and then being heated to be filtered and rinsed
with hot aquades and alcohol and then dried in an oven and then cooled and weighed.
Keywords: Acid-bacic, fiber, hydrolysis

I. PENDAHULUAN asam dan basa kuat yang encer. Serat yang


terdapat dalam bahan bahan pangan
I.1 Latar Belakang
memiliki kemampuan untuk melakukan
Sayur-sayuran dan buah-buahan
metabolisme (Khalid et al., 2022).
dikonsumsi oleh manusia untuk
Proses metabolisme oleh serat
mendapatkan nilai gizi dan efek baik bagi
bermanfaat bagi manusia. Istilah yang
kesehatan. Komponen yang sangat utama
digunakan untuk serat tersebut yaitu
dalam bahan pangan ialah karbohidrat
Dietary fiber. Peran utama dari serat yaitu
karena menyediakan sumber energi bagi
mampu mengikat air, selulosa dan pektin
manusia (Fitri dan Fitriana, 2020).
(Nisah, 2019). Tanpa serat, akan
Berdasarkan tingkat pencernaan,
menimbulkan beberapa masalah seperti
karbohidrat pada bahan pangan
masalah seperti penyerapan nutrisi yang
digolongkan menjadi dua yaitu available
kurang baik, serta dapat mengakibatkan
karbohidrat dan unavailable karbohidrat.
sembelit. Sehingga dibutuhkan kadar serat
Contoh dari available karbohidrat seperti
unntuk mempercepat sisa-sisa makanan
gula dan pati yang dapat dihidrolisa
melalui saluran pencernaan agar segera
manusia. Sedangkan contoh dari
disekresikan keluar (Wuryanto dan
unavailable karbohidrat yaitu serat
Ilminingtyas, 2022). Berdasarkan uraian
makanan (Afandi et al., 2019).
diatas, maka dilakukan Praktikum Analisis
Serat makanan dapat ditemukan pada
Kadar Serat untuk mengetahui kadar serat
sisa-sisa sel tanaman yang tahan terhadap
pada bahan pangan serta prinsip dan proses
hidrolisa oleh enzim pencernaan manusia.
dalam melakukan analisis kadar serat dalam
Salah satu bagian dari serat makanan yaitu
bahan pangan.
serat kasar yang memiliki 0,2-0,5 bagian
dari jumlah serat makanan (Naverrete et I.2 Rumusan Masalah
al., 2019). Kadar serat dalam bahan pangan Serat dapat berperan menghalangi
dapat diukur dengan prinsip hidrolisis penyerapan zat-zat gizi lain seperti lemak,
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
karbohidrat dan protein. Di samping itu Alat yang digunakan pada praktikum
serat juga makanan yang dapat Pengujian Kadar Protein Metode
mempercepat rasa kenyang. Meskipun Kjeldahl dan Lowry yaitu batang
tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan, pengaduk, bulb (D&N), corong. desikator
tetapi bakteri flora saluran pencernaan (Pyrex), erlenmeyer (Pyrex), gelas kimia
terutama dalam kolom dapat merombak (Pyrex), gelas ukur (Vitlab), hotplate
serat. Sumber utama serat makanan adalah (Stuart), kondensor (Pyrex), labu ukur
sayur-sayuran dan buah-buahan, serta biji- (Pyrex), oven (mammert), pipet volume
bijian dan kacang-kacangan. Pada (Pyrex), sendok tanduk, statif, dan
beberapa individu yang kurang timbangan analitik (Sartorius).
mengkonsumsi serat dapat mengakibatkan Bahan-bahan yang digunakan pada
manajemen berat badan yang juga kurang praktikum Pengujian Kadar Protein Metode
bagus. Oleh karena itu, Praktikum Analisis Kjeldahl dan Lowry ialah, aluminium foil,
Kadar serat dilakukan untuk mengetahui akuades, alkohol 96%, alpukat, asam sulfat
kadar serat, prinsip dan proses analisis (H2SO4), biskuit, natrium hidroksida
kadar serat pada suatu bahan pangan. (NaOH), kacang kedelai, roti tawar, susu
bubuk dan tisu.
I.3 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari Praktikum Analisis Kadar II.3 Prosedur Kerja
Serat, yaitu: II.3.1 Pembuatan NaOH 0,1 N
1. Untuk mengetahui kandungan serat Ditimbang padatan NaOH
pada bahan pangan. sebanyak 1 g. Selanjutnya dilarutkan
2. Untuk mengetahui prinsip pengujian dalam 250 mL akuades. Setelah itu
kadar serat. dihomogenkan dan didapatkan hasil
3. Untuk mengetahui prosedur pengujian larutan NaOH 0,1 N.
kadar serat. II.3.2 Pembuatan H2SO4 0,325 N
Kegunaan dari praktikum Analisis Dipipet H2SO4 sebanyak 2,29 mL.
Kadar Serat yaitu didapatkan pengetahuan Setelah itu ditambahkan dengan akuades
mengenai proses pengujian kadar protein hingga menccapai volume 250 mL. Setelah
serta dapat menentukan tingkat kualitas itu larutan dihomogenkan dan didapatkan
pangan berdasarkan kadar proteinnya. hasil larutan H2SO4 0,325 N.

II. METODOLOGI PRAKTIKUM II.3.3 Pengujian Kadar Serat


Ditimbang sampel sebanyak 2 g ke
II.1 Waktu dan Tempat Praktikum dalam Erlenmeyer. Selanjutnya ditambahkan
Praktikum Analisis Kadar Serat H2SO4 sebanyak 50 mL dan dihomogenkan.
dilaksanakan pada Senin, 30 Oktober 2023 Setelah itu dipanaskan selama 30 menit.
pukul 07.30-11.30 WITA, bertempat di Kemudian ditambahkan NaOH 50 mL dan
Laboratorium Pengolahan dan dilanjutkan pemanasan kedua selama 30
Laboratorium Kimia Analisa dan menit. Setelah itu didinginkan sampel dan
Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi disaring. Setelah sampel selesai disaring,
Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen tambahkan aquades panas dan saring
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, kembali. Kemudian pembilasan terakhir
Universitas Hasanuddin, Makassar. yaitu alkohol yang disaring sehingga
II.2 Alat dan Bahan menghasilkan supernatan. Setelah itu
endapan yang terdapat dalam kertas saring,
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
dipanaskan dalam oven selama 1 jam dengan penambahan ragi dalam proses pembuatan
suhu 105°C. Selanjtnya kertas saring roti tawar. Hal ini mengakibatkan roti
didinginkan didesikator selama 15 menit dan tawar memiliki bentuk yang
ditimbang hingga diperoleh bobot konstan. menggembung. Kandungan gizi roti taar
Bobot yang didapatkan kemudian tiap 100 g sampel antara lain kalori
dimasukkan ke dalam rumus kadar serat sebanyak 246 kcal, karbohidrat sebanyak
yaitu: 46,1 g protein sebanyak 9,7 g, lemak
W2 - W1 sebanyak 1,2 g, serat sebanyak 9,1 g
Kadar serat (%) = × 100%
W dan kadar air sebanyak 40 g (Setyawati
Keterangan: et al., 2021). Adapun syarat mutu roti
W2 = bobot akhir setelah pemanasan (g) tawar telah ditetapkan dalam
W1 = bobot awal/kertas saring (g) SNI 8371:2018 yang terdiri dari parameter
W = bobot sampel (g) bau, rasa, warna dan tekstur dimana
keadaannya harus normal. Kadar air
III. HASIL DAN PEMBAHASAN maksimal 40%, kadar abu tidak larut asam
III.1 Hasil maksimal 0,1% dan kadar gula maksimal
Hasil dari Praktikum Analisis Kadar 5%. Selain itu, syarat mikrobiologi roti tawar
Serat yaitu : yaitu untuk ALT yakni 104 koloni/g,
Tabel 06. Hasil Praktikum Analisis Kadar enterobacteriaceae 10 koloni/g, salmonella
Serat negative/25 g dan kapang khamir 5x102
Kadar koloni/g. Kandungan serat dalam roti tawar
N W W2 W1
o
Sampel
(g) (g) (g)
Serat dapat memeperlancar proses pencernaan
(%)
dengan cara menyerap air ke usus besar
1 Roti tawar 2 1,0870 0,9253 8,09
sehingga buang air akan lebih teratur dan
Kacang
2 2 2,1124 0,9134 59,95 mengurangi risiko terkena sembelit
kedelai
(Mukti et al., 2022). Roti tawar memiliki
3 Biskuit 2 1,2458 0,9468 14,95
kelebihan yaitu dapat dibuat dengan varian
Susu
4 2 1,2974 0,9304 18, 35 roti yang menggunakan bahan substitusi yang
bubuk
5 Alpukat 2 1,1484 0,9301 10, 92 lebih sehat seperti roti tawar oatmeal
Sumber: Data Primer dan Sekunder Hasil (Sachriani dan Yulianti, 2021). Sedangkan
Praktikum Aplikasi Teknik kekurangannya yaitu bahan baku pembuatan
Laboratorium, 2023 roti tawar yaitu menggunakan tepung terigu
yang masih diimpor. Hal ini sesuai dengan
III.2 Pembahasan
pernyataan Pusuma et al., (2018) bahwa
III.2.1 Sampel
bahan dasar pembuatan tepung terigu ialah
Roti tawar merupakan salah satu
gandung yang sampai saat ini masih diimpor
produk olahan pangan yang berbahan baku
oleh Indonesia, sehingga biaya yang
tepung terigu dan pembuatannya melalui
dibutuhkan lebih tinggi.
proses pemanggangan (Altiab et al., 2021).
Kacang kedelai (Glycine Max L
Karakteristik roti tawar yaitu memiliki rasa
Merril) merupakan produk pangan yang
yang tawar. Hal ini dikarenakan pada
menjadi sumber protein nabati utama dan
pembuatan roti tawar gula yang digunakan
dijadikan bahan baku untuk berbagai
lebih sedikit dibandingkan jenis roti
olahan pangan seperti tempe dan tahu
lainnya (Setyawati et al., 2021). Roti tawar
(Waliyansyah, 2020). Karakteristik dari
juga sebagian besar memiliki gelembung-
kacang kedelai yaitu berbentuk bulat, bulat
gelembung gas yang dihasilkan setelah
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
pipih, lonjong ataupun lonjong pipih. Karakteristik dari biskuit ialah memiliki
Kacang kedelai juga memiliki warna yang tekstur kokoh, keras dan kuat sehingga
berbeda sesuai dengan jenisnya seperti daya patah dari biskuit akan meningkat
berwarna putih, kuning, coklat, hitam (Prasetya et al., 2020). Kandungan gizi
ataupun hijau (Wijaya dan Jacky, 2021). biskuit tiap 100 g sampel yaitu energi
Adapun kandungan gizi kacang kedelai tiap 469,415 kkal, karbohidrat 54,455 g, protein
100 g sampel yaitu memiliki kadar air 20 g, 13,815 g, lemak 21,815 g, kadar
energi 286 kal, protein 30,2 g, lemak 15,6 g, air 6,49 g, dan kadar abu 3,44 g
karbohidrat, 30,1 g, serat 2,9 g dan kadar abu (Putri et al., 2018). Syarat mutu biskuit
4,1 g (Data Komposisi Pangan Indonesia). telah ditetapkan dalam SNI 2973:2022
Kacang kedelai juga mengandung banyak yang terdiri dari parameter warna, bau dan
mineral makro seperti kalsium dan fosfor rasa dimana keadaannya harus normal.
serta asam lemak tak jenuh seperti kacang Kadar air maksimal 5%, kadar abu tidak
kedelai mengandung asam alfa-linolenat, larut asam maksimal 0,1% dan kadar
asam lemak omega-6 dan isoflavon, protein minimal 4,5%, 4,1% untuk biskuit
genistein dan daidzein (Yudiono, 2020). yang dicampur dengan pengisi dalam
Syarat mutu kacang kedelai telah adonan dan minimal 2,7% untuk produk
ditetapkan dalam SNI 3922:2022 yang biskuit salut dan biskuit lapis. Selain itu,
terdiri dari parameter kadar air maksimal syarat mikrobiologi biskuit yaitu untuk
14%, jumlah biji belah maksimal 3%, ALT yakni 104 koloni/g,
jumlah biji rusak maksimal 3%, jumlah biji enterobacteriaceae 10 koloni/g,
warna lain maksimal 3%, jumlah benda salmonella negative/25 g, staphylococcus
asing maksimal 1%, jumlah biji keriput eureus 102 koloni/g dan kapang khamir
maksimal 1% dan jumlah butir seragam 5x102 koloni/g. Biskuit yang kaya akan
minimal 95%. Senyawa isoflavon pada karbohidrat dan protein menjadikan biskuit
kacang kedelai dalam bentuk genistein bermanfat dalam menghasilkan energi bagi
dapat menghambat kerja enzim tirosin manusia( Henggu dan Nurdiansyah, 2021)
kinase sehingga mencegah perkembangan Biskuit memiliki kelebihan yaitu makanannya
sel-sel kanker (Yulifianti et al., 2018). praktis dan termasuk produk yang tahan lama
Kacang kedelai memiliki kelebihan yaitu dan tidak mudah rusak atau non perishable
dapat diolah menjadi berbagai jenis produk food (Wardani dan Dewi, 2021). Sedangkan
olahan yang sangat sering dikonsumsi oleh kekurangannya yaitu beberapa biscuit
masyarakat seperti tahu, tempe, tauco, kecap memiliki gula yang tinggi dan disisi lain
dan oncom (Setyawan dan Huda, 2022). rendah serat sehingga berpoternsi lebih besaar
Sedangkan kekurangannya yaitu kacang dalam penambahan berat badan. Hal ini
kedelai dapat mengandung asupan purin yang sesuai dengan pernyataan Sunardi, (2022)
berpotensi mengalami asam urat. Hal ini bahwa kandungan gula yang tinggi dalam
sesuai dengan pernyataan Hafez et al., (2017) biscuit akan menyebabkan lonjakan gula
bahwa beberapa metabolit sekunder yang darah yang berkontribusi dalam penambahan
dihasilkan oleh jamur pada saat fermentasi berat badan.
dapat menyebabkan asam urat. Susu bubuk merupakan salah satu
Biskuit merupakan salah satu produk produk olahan berupa susu kering yang
olahan pangan yang dibuat dengan cara dibuat setelah proses penguapan susu
memanggang adonan yang berbahan baku (Erfandi et al., 2018). Karakteristik susu
tepung terigu (Irferamuna et al., 2019). bubuk yaitu teksturnya kering setelah
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
diberikan perlakuan panas dan berbentuk terhadap cahaya dan panas sehingga jika
bubuk serta mudah larut dalam air terkena dengan cahaya dan panas kadarnya
(Lindsay et al., 2022). Kandungan gizi akan berkurang.
susu bubuk tiap 100 g ialah kadar protein Alpukat (Persen Americana)
yang cukup tinggi yakni sebesar 24,6 g, merupakan tanaman yang berasal dari
lemak 30 g, karbohidrat 36,2 g, kadar suku Lauraceae dan memiliki buah yang
air 3,5 g dan kadar abu 5,7 g kaya akan sumber energi (Amsal et al.,
(Data Komposisi Pangan Indonesia, 2018). 2022). Karakteristik alpukat yaitu
Selain itu dalam susu bubuk juga memiliki memiliki bentuk bulat, buah yang muda
mineral yang tinggi berupa fosfor dan berwarna hijau tua dan buah yang tua
kalsium serta mengandung vitamin B1 dan berwarna hijau muda agak kusam, kulit
riboflavin (Putra dan Jumiono, 2021). yang bertekstur kasar serta daging yang
Syarat mutu susu bubuk telah ditetapkan tebal berwarna hijau kekuningan (Verti
dalam SNI 2970:2015 yang terdiri dari et al., 2021). Syarat mutu alpukat telah
parameter bau, rasa dan warna dimana ditetapkan dalam SNI 01-3168-1992
keadaannya harus normal. Kadar air yang terdiri dari parameter varietas yang
maksimal 5%, lemak susu maksimal 1,5% harus seragam, tingkat ketuaan yang tua
untuk susu bubuk skim, minimal 26% dan tapi tidak terlalu matang, bentuk normal,
kurang dari 42% untuk susu bubuk full keras, ukuran seragam, jumlah kerusakan
cream, lebih dari 1,5% dan kurang dari maksimal 5% dan 10%, jumlah buah
26% untuk susu bubuk semi skim. Kadar busuk maksimal 1% dan 2% serta harus
protein minimal 32% dan indeks bebas dari kotoran. Adapun kandungan
ketidaklarutan maksimal 1 mL. Selain itu, gizi alpukat tiap 100 gram yaitu kadar air
syarat mikrobiologi susu bubuk yaitu untuk 84,3%, energi 85 kal, protein 0,9%, lemak
ALT yakni 5x104 koloni/g, coliform 6,5%, karbohidrat, 7,7% dan kadar abu
maksimal 10 APM/g, salmonella sp. 0,6%. Alpukat juga mengandung vitamin
negatif/25 g dan staphylococcus aureus B1, B2 dan vitamin C (Data Komposisi
maksimal 1x102 koloni/g. Rajin Pangan Indonesia, 2018). Daging buah
mengkonsumsi susu bubuk yang tinggi alpukat mengandung lipid yang tinggi
akan kalsium dapat mempertahankan (terutama komponen asam lemak tidak
kepadatan tulang agar tidak keropos karena jenuh) yang berguna bagi kesehatan
lebih dari 99% kalsium disimpan dalam tubuh. Selain itu buah alpukat juga
gigi dan tulang (Nadia et al., 2019). Susu mengandung senyawa alkaloid, tanin,
bubuk memiliki kelebihan yaitu tidak saponin, fenol serta flavonoid yang
membutuhkan perlakuan khusus selama digunakan sebagai antibakteri (Noviyani,
penyimpanannya karena teksturnya bubuk 2022). Alpukat yang memiliki senyawa
dan tidak berkadar air yang tinggi bioaktif seperti alkaloid dapat berfungsi
(Aprida, 2017). Sedangkan kekurangannya sebagai antibakteri terhadap bakteri gram
yaitu pada saat proses pembuatan tepung positif ataupun negatif dengan cara
bubuk, digunakan suhu yang tinggi pada raat menghambat DNA bakterinya (Wijaya
proses sterilisasi dengan pemanasan yang (2020). Alpukat memiliki kelebihan yaitu
dapat berpotensi menghilangkan sebagian kaya akan nutrisi seperti asam lemak seperti
nutrisinya. Hal ini sesuai dengan pernyataan asam oleat yang mampu mencegah penyakit
Listiana et al., (2022) bahwa beberapa akibat hipertensi dan kolesterol
nutrisi seperti vitamin C sangat sensitif (Muqowwiyah dan Dewi, 2021). Sedangkan
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
kekurangannya yaitu alpukat dapat memiliki saluran pencernaan yang nanti akan
efek samping seperti gatal-gatal dan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk
anafilaksis jika dikonsumsi oleh seseorang kotoran, sehingga untuk menggantikan
yang alergi terhadap latex. Hal ini sesuai asam empedu yang hilang kolesterol akan
dengan pernyataan Putrid an Gumilar, (2019) dirombak. Hal ini sesuai dengan
bahwa reaksi alergi silang dapat terjadi ketika pernyataan (Sinulingga, 2020) bahwa serat
dapat menurunkan kadar kolesterol darah
sistem kekebalan tubuh seseorang yang
sensitif terhadap lateks merespon alpukat dengan mencegah terjadinya penyerapan
yang masuk. kembali asam empedu, kolesterol
dan lemak.
III.2.2 Serat
Serat merupakan bagian dari III.2.3 Metode Pengujian Kadar Serat
karbohidrat yang telah dipisahkan yang Analisis kadar serat dapat
tahan terhadap hidrolisa oleh enzim dilakukan dengan beberapa metode seperti
pencernaan. Serat banyak yang berasal dari metode deterjen, metode enzimatik dan
dinding sel berbagai sayuran dan buah- metode serat kasar (crude fieber). Metode
buahan (Rantika dan Rusdiana, 2018). van soest terbagi atas dua tahapan yaitu
Adapun jumlah serat yang harus sistem netral dan sistem detergen asam.
dikonsumsi yaitu 20-35 gram per hari Prinsip metode van soest yaitu dengan
untuk orng dewasa (Amanda et al., 2022). menggunakan deterjen asam atau ADF
Berdasarkan sifat kelarutan dalam air, serat untuk memisahkan selulosa, hemiselulosa
pangan terbagi menjadi dua yaitu serat dan lignin serta deterjen netral (NDF)
pangan larut air (solulable dietary fiber untuk mengukur total serat (Nurjanah et
atau SDF) dan serat makanan yang tidak al., 2018). Analisis kadar serat dengan
larut air (insolulable dietary fiber atau metode van soest atau metode deterjen
IDF) (Aristyanti et al., 2022). SDF terdiri diawali dengan penambahan larutan ADF
dari berbagai polisakarida non selulosa dan dalam sampel kemudian dipanaskan
oligosakarida seperti pektin dan beta hingga terjadi refluks selama 1 jam,
glukan. SDF dapat meningkatkan kemudian disaring dengan bantuan pompa
viskositas isi lambung, menurunkan kaddar vakum dan dibilas dengan air panas dan
glukosa dan sangat mudah difermentasi alkohol, selanjutnya dikeringkan dalam
serta mampu meningkatkan produksi asam oven lalu didinginkan dan ditimbang
lemak rantai pendek (Prasadi dan Joye, (Usman, 2019). Kelebihan dari metode
2020). Sedangkan IDF terdiri dari selulosa, deterjen ialah waktu analisisnya yang
hemiselulosan dan lignin. IDF berfungsi singkat dibanding metode lain karena
sebagai agen penghambur atau pencahat hanya satu kali pemanasan. Sedangkan
yang akan meningkatkan massa fases dan kekurangannya yaitu metode ini tidak bisa
mengurangi waktu transit usus. Serat membedakan serat larut dan serat tidak
memiliki manfaat yang banyak bagi larut (Cano et al., 2019). Metode
manusia (Sembiring, 2017). Beberapa selanjutnya yaitu metode enzimtik. Prinsip
manfaat serat diantaranya, melancarkan dari metode enzimatik yaitu dengan
pencernaan dan mempercepat rasa kenyang menggunakan enzim amilase yang dapat
(Janah et al., 2020). Serat juga akan mendegradasi karbohidrat menjadi
mengikat lemak dan asam empedu di monosakarida kemudian diikuti dengan
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
penambahan enzim pepsin pankreatik lalu dikeringkan dalam oven selama sehari.
sehingga dapat mengukur kadar serat total, Selanjutnya didinginkan dan dibakar dalam
kadar serat larut dan tidak larut secara tanur selama 3 jam kemudian didinnginkan
terpisah (Widiyawati et al., 2021). Analisis lagi dan ditimbang (Syadik dan Daya,
kadar serat dengan metode enzimatis 2022). Kelebihan metode crude fiber yaitu
diawali dengan mengekstrak lemak dari metode ini merupakan metode yang
sampel selama 6 jam, selanjutnya standar dan paling banyak digunakan
ditimbang sampel yang telah diekstrak ke karena dapat menentukan kadar serat kasar
dalam Erlenmeyer. Setelah itu dalam makanan (Shurson et al., 2021).
ditambahkan buffer fosfat dan enzim Sedangkan kekurangannya yaitu pada saat
termamyl, lalu diinkubasi 30 menit, pemanasan kemungkinan kerusakan
ditambahkan lagi enzim protease dan beberapa komponen dalam sampel lebih
diinkubasi kembali 30 menit, dan tinggi dikarenakan penggunaan asam dan
penambahan enzim terakhir yaitu enzim basa kuat. Hal ini sesuai dengan
amiloglukosidase dan diinkubasi 30 meit. pernyataan Nisah, (2019) bahwa asam kuat
Selanjutnya ditambahkan alkohol, dan basa kuat dapat memecah kandungan
didiamkan, kemudian disaring dengan gizi seperti karbohidrat, lemak dan protein
penyaring vakum. Hasil saringan dibilas dalam bahan pangan.
dengan etanol dan aseton, kemudian III.2.4 Analisis Kadar Serat Metode
dikeringkan dalam oven selama 12 jam Asam Basa
lalu didinginkan dan ditimbang (Pratiwi Analisis kadar serat metode asam
dan Sugita, 2020). Kelebihan metode basa merupakan analisis yang digunakan
enzimatis yaitu lebih spesifik dari metode untuk menentukan kadar serat dengan
lainnya karena dapat mengukur dapat menggunakan pelarut asam dan basa
mengukur kadar serat yang larut dan serat (Tuapattinaya, 2017). Prinsip dari analisis
yang tidak larut serta serat total. kadar serat metode asam basa yaitu
Sedangkan kekurangannya yaitu waktu digunakan pelarut asam dan basa kuat yang
analisis lebih lama karena aktivitas enzim encer yang kemudian akan menghidrolisis
bergantung pada berbagai faktor yang kandungan dalam bahan seperti karbohidrat,
dapat mempengaruhinya (Stojanovska et lemak, protein dan kandungan lainnya
al., 2023). Metode terakhir yaitu metode sehingga menyisakan kadar seratnya (Nisah,
serat kasar atau crude fiber. Prinsip dari 2019). Metode ini diawali dengan
metode serat kasar yaitu dengan penambahan pelarut asam kuat yaitu H2SO4
menggunakan asam dan basa kuat yang ke dalam sampel yang berfungsi untuk
encer untuk menghidrolisis komponen menghidrolisis kandungan selain serat dalam
selain serat dalam sampel sehingga sampel. Selanjutnya larutan dipanaskan
menyisakan seratnya untuk diukur salama 30 menit yang berfungsi untuk
(Tuaoatttinaya, 2017). Mekanisme dari membantu mempercepat proses hidrolisis
metode crude fiber yaitu diawali dengan komponen organik dalam bahan. Selanjutnya
menambahkan asam sulfat ke dalam dilakukan penambahan NaOH yang
sampel lalu dipanaskan selama 30 menit, fungsinya sama seperti asam sulfat pekat
setelah itu ditambahkan natirum hidroksida yakni agar menyempurnakan proses hidrolisis
dan dilakukan pemanasan kedua selama 30 senyawa selain serat. Selanjutnya dilakukan
menit. Selanjutnya disaring dan dibilas pemanasan kedua yang berfungsi
dengan air panas, aseton, dan asam sulfat mempercepat pemisahan serat kasar dari
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
komponen lainnya dalam sampel (Wulandari et al., (2021) yang menguji flakes dengan
et al., 2021). Setelah itu sampel didinginkan tambahan tepung biji alpukat pada
agar saat proses penyaringan pori-pori kertas berbagai konsentrasi. Hasil kadar serat
saring tidak melebar dan merenggang akibat terbesar dan terkecil pada penelitian
panas yang dapat menyebabkan tidak tersebut yaitu 11,21% dan 15,79%. Hasil
sempurnanya penyaringan. Ketika sampel tersebut berbeda dengan yang didapatkan
telah dingin, sampel disaring yang berfungsi pada praktikum. Hal ini dipengaruhi oleh
untuk memisahkan endapan dan proses pengolahan alpukat menjadi tepung
supernatannya, karena hanya endapannya akan menghilangkan kadar air alpukat
yang akan diukur bobotnya (Syadik dan sehingga memperkaya kadar serat. Hal ini
Daya, 2022). Setelah semua sampel telah sesuai dengan pernyataan Prambandita et
tersaring, ditambahkan juga akuades sebagai al., (2022) bahwa tepung alpukat
pencuci dan pembilas apabila sampelnya cenderung memiliki kadar serat kasar yang
belum tersaring sempurna yang dilanjutkan lebih tinggi dibandingkan dengan
dengan penambahan alkohol yang berfungsi serat kasar.
untuk mengendapkan sampel (Martharini dan Sampel berikutnya ialah roti tawar.
Indratiningsih, 2017). Tahapan selanjutnya Kadar serat roti tawar yang diperoleh dari
yaitu pemanasan endapan dalam oven salam praktikum yaitu sebesar 8,09%. Hasil
1 jam yang berfungsi menguapkan kadar air tersebut tidak sesuai dengan penelitian
dalam endapan sehingga menghasilkan Pratama et al., (2021) yang menguji kadar
endapan kering. Kemudian endapan yang serat kasar pada roti tawar yaitu sebesar
telah dioven didinginkan untuk menjaga 6,75% untuk kadar serat tertinggi dan
kelembaban dan selanjutnya ditimbang 0,265 untuk kadar serat terendah.
hingga diperoleh bobot konstan yang Perbedaan kadar serat yang diperoleh yaitu
digunakan untuk menghitung kadar serat karena kandungan atau komponen
kasar dalam sampel (Tapotubun, 2018). penyusun roti tawar yang berbeda. Pada
Kelebihan metode asam basa pada analisis penelitian tepung yang digunakan untuk
kadar serat yaitu metode ini merupakan membuat roti tawar yaitu tepung kelapa
metode yang standar dan umum digunakan dan tepung kedelai. Sedangkan pada
karena memiliki akurasi yang tinggi sampel praktikum, roti tawar yang
dengan memisahkan serat larut dan tidak digunakan terbuat dari tepung terigu.
larut (Pratita et al., 2021). Sedangkan Kadar serat pada roti tawar merk sari roti
kekurangannya yaitu membutuhkan waktu yang dapat terbuat dari tepung gandum
analisis yang lama. Hal ini sesuai dengan utuh yang memiliki kadar serat tinggi
pernyataan Wulandari et al., (2021) bahwa (Maligan et al., 2018). Selain itu bisa juga
proses ekstraksi dan penyaringan pada dikarenakan adanya penambahan serat
metode asam-basa memakan waktu lama. tambahan pada produksi roti tawar. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Sachriani dan
III.2.5 Hasil
Yulianti, (2021) bahwa beberapa industri
Hasil yang diperoleh pada analisis
roti menambahkan serat tambahan seperti
kadar serat dengan metode asam basa yaitu
gandum atau serat oat yang dapat
alpukat 10,92%, roti tawar 8,09%, susu
meningkatkan kadar serat pada roti tawar.
bubuk 18,35%, kacang kedelai 59,95% dan
Sampel berikutnya ialah susu
biscuit 14,95%. Pada sampel alpukat hasil
bubuk. Kadar serat susu bubuk yang
kadar serat yang didapatkan yakni 10,92%.
diperoleh dari praktikum yaitu sebesar
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Zai
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
18,35%. Hasil tersebut tidak sesuai dengan menghasilkan tepung. Pada proses
penelitian Dewi et al., (2019) yang penggilingan kacang kedelai, proses
menguji susu bubuk memiliki kadar serat tersebut dapat menghilangkan sebagian
sebesar 27,9%. Perbedaan kadar seratnya dari serat dalam biji kedelai utuh. Hal ini
dikarenakan sumber bahan baku susu sesuai dengan pernyataan Hikmah dan
bubuknya. Pada penelitian tersebut susu Rosidah, (2023) bahwa tepung kacang
bubuknya berasal dari kecambah kedelai kedelai kurang mengandung serat daripada
instan. Penggunaan kacang kedelai instan biji kedelai.
dikarenakan mengandung kadar serat yang
tinggi. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan (Nikmah dan Rosidah, 2023)
bahwa semua bagian dari kacang kedelai III.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
memiliki serat yang tiggi sehingga kacang Analisis Serat
kedelai disebut sumber serat yang baik. Faktor yang mempengaruhi
Sampel berikutnya ialah biskuit. analisis kadar serat yaitu metode yang
Kadar serat biskuit yang diperoleh dari digunakan, preparasi sampel, sumber
praktikum yaitu sebesar 14,95%. Hasil bahan baku sampel, suhu pemanasan, dan
tersebut tidak sesuai dengan penelitian reagen atau pelarut. Metode analisis yang
Suryani et al., (2018) yang menguji biskuit berbeda dapat mempengaruhi efisiensi
dan menghasilkan kadar serat sebesar serat dalam sampel. Terdapat beberapa
4,9%. Perbedaan kadar serat pada biskuit metode yang kurang efisien sehingga kadar
yaitu disebabkan oleh pemilihan bahan serat yang dihasilkan rendah (Kaka et al.,
baku. Sampel yang digunakan pada 2022). Selanjutnya yaitu preparasi sampel.
praktikum yaitu sampel biskuit sari Preparasi sampel bertujuan untuk
gandum yang berbahan baku gandum. memudahkan alat dalam menganalisis
Sedangkan pada penelitian tersebut sampel. Sampel yang diukur harus kecil
terdapat penambahan ampas tahu. Gandum agar hasil yang diperoleh akurat.
dianggap sebagai salah satu sumber serat Selanjutnya ialah sumber bahan baku
yang tinggi sehingga sering digunakan sampel (Raudinah et al., 2018). Bahan
dalam diet manusia. Hal ini sesuai dengan baku yang kaya akan serat akan
pernyataan (Janah et al., 2020) bahwa serat menghasilkan kadar serat yang tinggi
yang terkandung dalam gandum memiliki selama analisis dan sebaliknya jika sumber
manfaat salah satunya yaitu dapat bahan baku sampel sampel rendah serat
memberikan rasa kenyang yang lama. maka kadar serat yang dihasilkan selama
Sampel berikutnya ialah kacang analisis akan rendah (Sachriani dan Yulianti,
kedelai. Kadar serat kacang kedelai yang 2021). Faktor selanjutnya ialah suhu
diperoleh dari praktikum yaitu sebesar pemanasan. Suhu pemanasan sangat
59,95%. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penting untuk diperhatikan. Hal ini
penelitian Yudiono, (2020) yang menguji disebabkan untuk menghidrolisis senyawa
roti bun dengan penambahan tepung organik dibutuhkan bantuan suhu panas
kacang kedelai dan menghasilkan kadar yang akan mempercepat reaksi. Ketika
serat sebesar 45,49%. Hasil yang rendah suhu yang digunakan kurang panas maka
pada penelitian tersebut dikarenakan bahan proses analisis serat akan kurang maksimal
bakunya ialah tepung kacang kedelai yang (Putra dan Pulungan, 2020). Faktor
telah melalui beberapa tahapan sehingga terakhir yaitu jenis reagen. Reagen yang
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
digunakan pada analisis kadar serat harus Karbohidrat Dan Indeks Glikemik
dapat menghidrolisis senyawa organik Pada Pangan Tinggi Karbohidrat.
karena yang mau diukur ialah hanya kadar Jurnal Pangan, 28(2), 145-160.
seratnya. Hidrolisis oleh asam dan basa Altiab, E., Mohamed, M., Mohamed, S.,
kuat terjadi dengan melibatkan pemutusan Mansour, R., Buhagar, S., El-Mani,
ikatan kimia dalam senyawa organik S., Bakoush, H.M. dan Elmabsout,
sehingga dihasilkan perubahan struktur A.A. (2021). Approximate
senyawa organik. Hal ini sesuai dengan Composition Analysis and
pernyataan Atma (2018) bahwa hanya Nutritive Values of Improver and
asam atau basa kuat yang digunakan Non-Improver White Bread.
sebagai reagen dalam analisis kadar serat. International Research Journal of
Modernization in Engineering
IV. PENUTUP Technology and Science, 3(9): 793-
803.
IV.1 Kesimpulan
Amanda, E. N., Anggraini, D., Hasni, D.,
Kesimpulan yang dapat diperoleh pada
& Jelmila, S. N. (2022). Gambaran
Praktikum Analisis Kadar Serat, yaitu:
Tingkat Pengetahuan Tentang
1. Kandungan serat pada sampel biskuit
Pentingnya Konsumsi Serat Untuk
untuk metode lowry yaitu yaitu alpukat
Mencegah Konstipasi Pada
Masyarakat Kelurahan Rengas
10,92%, roti tawar 8,09%, susu bubuk
Condong Kecamatan Muara
18,35%, kacang kedelai 59,95%, dan
Bulian/Kabupaten Batanghari
biskuit 14,95%.
Provinsi Jambi. Jurnal Kedokteran
2. Prinsip pengujian kadar serat yaitu
dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah
menggunakkan pelarut asam dan basa
Fakultas Kedokteran Universitas
kuat yang encer untuk menghidrolisis
Sriwijaya, 9(2), 219-226.
kandungan selain serat dalam sampel.
Amsal, A., Agustina, T. dan Barisah. 2022.
3. Mekanisme dari analisis kadar serat yaitu
Pengolahan Biji Alpukat (Persea
diawali dengan menambahkan asam
dan basa kuat ke dalam sampel lalu americana) untuk Dijadikan
Tepung Sebagai Bahan Dasar
dipanaskan selanjutnya disaring dan
Pangan Besar. Kenanga: Journal of
dibilas dengan aquades panas dan
Biological Sciences and Applied
alkohol lalu dikeringkan dalam oven
Biology, 2(2), 11-18.
kemudian didinginkan dan ditimbang.
Aprida, P. D. (2017). Pendugaan Umur
IV.2 Saran Simpan Susu Bubuk Full Cream
Saran yang dapat diberikan untuk Yang Dikemas Dengan Alumunium
praktikum kedepannya yaitu analisis kadar Foil (Al7) Atau Metalized Plastic
serat pada bahan pangan dapat dilakukan (Vm-Pet12). Jurnal Agroindustri
dengan metode selain asam basa seperti Halal, 3(2), 097-104.
metode enzimatis dan metode deterjen. Aristyarini, R., Yasni, S., & Syamsir, E.
(2022). Peningkatan serat pangan
DAFTAR PUSTAKA larut dari ampas tahu dan sifat
Afandi, F.A., Wijaya, C.H., Faridah, D.N., fungsionalnya dengan perlakuan
& Suyatma, N.E. (2019). fisik: tinjauan literatur. Jurnal
Hubungan Antara Kandungan
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
Teknologi Industri Pertanian, Jacoeb, A.M., Hidayat, T., & Chrystiawan,
32(1), 84-95. R. (2018). The Change In Fiber
Atma, Y. (2018). Prinsip Analisis Components Of Caulerpa Sp.
Komponen Pangan: Makro & Seaweeds (From Tual Of Maluku)
Mikro Nutrien. Deepublish. Due To Boiling Process. Jurnal
Cano, S.O., Rojas, R.M., Millan, A.M.J., Ilmu dan Teknologi Kelautan
Gonzalez, M.E.C. & Bailon, Tropis, 10(1), 35-48.
A.D.H. (2019). Analysis of the Janah, S., Wonggo, D., Mongi, E. L.,
Acid Detergent Fibre Content in Dotulong, V., Pongoh, J.,
Turnip Greens and Turnip Tops Makapedua, D.M., & Sanger, G.
(Brassica rapa L. Subsp. rapa) by (2020). Kadar Serat Tepung Buah
Means of Near-Infrared Mangrove Sonneratia alba asal
Reflectance. Foods, 8(9), 364. Pesisir Wori Kabupaten Minahasa
Dewi, R., Aminah, S. dan Susyanto, A. Utara. Media Teknologi Hasil
2019. Karakteristik Fisik, Kimia Perikanan, 8(2), 50-57.
dan Mutu Sensori Susu Bubuk Kaka, R. N., Kihe, J. N., & Abdullah, M.
Kecambah Kedelai Instan S. (2022). Pemberian Pakan
Berdasarkan Variasi Penambahan Komplite Berbasis Silase Batang
Maltodekstrin. JUurnal Pangan dan Pisang dengan Level yang Berbeda
Gizi, 9(1) : 1-15. Terhadap Kinerja Produksi Sapi
Erfandi, W., Zainal dan Salengke. 2018. Bali Penggemukan: Complete
Karakteristik Susu Kedelai Bubuk Feeding Based on Banana Stem
yang Diproses dengan Pengeringan Silage with Different Levels on
Beku dan Pengeringan Vakum. Production Performance of
Jurnal Agrisistem 14 (2) : 113-124. Fattening Bali Cattle. Jurnal
Fitri, A.S., & Fitriana, Y.A. N. (2020). Peternakan Lahan Kering, 4(2),
Analisis Senyawa Kimia Pada 2115-2121.
Karbohidrat. Sainteks, 17(1), 45-52. Khalid, W., Arshad, M.S., Jabeen, A.,
Hafez, R.M., Rahman, T.M.A. dan Anjum, F.M., Qaisrani, T.B &
Naguaib, R.M. 2017. Uric Acid In Suleria, H.A.R. 2022. Fiber-
Plants And Microorganisms: Enriched Botanicals: A Therapeutic
Biological Applications And Tool Against Certain Metabolic
Genetics - A Review. Journal of Ailments. Food Science &
Advanced Research, 8(5), 475-486. Nutrition, 10(10), 3203-3218.
Henggu, K.U. dan Nurdiansyah, Y. 2021. Lindsay, D., Collin, R. dan Hekezen, R.V.
Review dari Metabolisme 2022. Microorganisms in Milk
Karbohidrat, Lipid, Protein, dan Powders. Encyclopedia of Dairy
Asam Nukleat. Jurnal Kimia Sains Sciences (Third Edition), Academic
dan Terapan, 3(2): 9-17. Press : 329-337.
Irferamuna, A., Yulastri, A. dan Yuliana. Listiana, E., Mustapa, R., Kohongia, A., &
2019. Formulasi Biskuit Berbasis Nusi, D.P. (2022. Pengaruh Proses
Tepung Jagung Sebagai Alternatif Pengolahan Terhadap Kerusakan
Cemilan Bergizi. Jurnal Ilmu Vitamin C Sayur Daun Singkong.
Sosial dan Humaniora, 8(2) : 221- In Seminar Nasional Mini Riset
226. Mahasiswa, 1(1) : 31-35.
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
Maligan, J. M., Salsabella, F., & Wulan, S. Terima Masyarakat Serta
N. (2018). Uji Preferensi Kandungan Protein dan Serat
Konsumen Pada Karakteristik Pangan Roti Bun. Focuze, 12(1),
Organoleptik Produk Roti Gandum 21-28.
Utuh Di Kota Malang Jawa Timur. Nisah, K. (2019). Analisis Kadar Serat
Jurnal Pangan dan Agroindustri, Pada Bakso Bekatul Dengan
6(4), 70-76. Metode Gravimetri. Amina, 1(3),
Martharini, D., & Indratiningsih, I. (2017). 103-107.
Kualitas mikrobiologis dan kimiawi Noviyani, A. 2022. Potensi Tanaman
kefir susu kambing dengan Alpukat (Persea americana)
penambahan Lactobacillus Sebagai Zat Aktif dalam Formulasi
acidophilus FNCC 0051 dan tepung Sediaan Krim Anti Jerawat.
kulit pisang kepok (Musa Prosiding Workshop dan Seminar
paradisiaca). Agritech, 37(1), 23- Nasional Farmasi, 1(1) : 371-384.
30. Prambandita, K.D.S., Suter, I.K., &
Mukti, Z.H., Rusilanti dan Yulianti, Y. Gunadnya, I.B.P. (2022). Pengaruh
(2022). Pengembangan Media Perbandingan Terigu dan Tepung
Edukasi Berbasis Video Animasi 3 Biji Alpukat (Persea Americana)
Dimensi Tentang Makanan Terhadap Karakteristik Biskuit.
Berserat untuk Meningkatkan Media Ilmiah Teknologi Pangan,
Konsumsi Serat Pada Remaja. 9(1), 15-29.
Jurnal Syntax Admiration, 3(3) : Prasadi, N.V.P. & Joye, I.J. (2020).
593-605. Dietary Fibre from Whole Grains
Muqowwiyah, L.Z., & Dewi, R.K. (2021). and Their Benefits on Metabolic
Potensi Ekstrak Daun Alpukat Health. Nutrients, 12(10) : 3045.
sebagai Anti Kolesterol. Jurnal Prasetya, B.O., Diniyah, N. dan Fauziah,
Tadris IPA Indonesia, 1(3), 403- R.R. 2020. Karakteristik Biskuit
412. dari Tepung Koro Kratok
Nadia, A., Penggalih, M.H.S.T., & (Phaseolus lunatus L.)
Huriyati, E. (2019). Pengembangan Termodifikasi dan Mocaf (Modified
Produk Susu Yang Mengandung Cassava Flour). Jurnal Pangan
Kalsium, Inulin, Dan Teripang dan Agroindustri, 8(1) : 26-46.
Sebagai Susu Kaya Prebiotik Dan Pratama, W., Swamilaksita, P.D., Angkasa,
Kolagen. AGRITECH, 38(4), 442- D., Ronitawati, P., & Fadhilla, R.
449. (2021). Pengembangan Roti Tawar
Navarrete, M.O., Freire, D.T. & Boom, Sumber Protein Dengan
R.M. (2019). The Influence of Penambahan Tepung Ampas
Starch and Fibre on In Vitro Kelapa Dan Tepung Kedelai.
Protein Digestibility of Dry Jurnal Pangan dan Gizi, 11(2),
Fractionated Quinoa Seed 111-124.
(Riobamba Variety). Food Pratita, A. T. K., Meri, M., &
Biophysics 14, 49–59. Fathurohman, M. (2021). Analisis
Nikmah, M.F. dan Rosidah. 2023. Kadar Serat Pati Termodifikasi
Pengaruh Substitusi Tepung Lentil Merah Dan Lentil Hitam.
Kacang Kedelai Terhadap Daya Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Bintaro. Jurnal ITEKIMA, 3(1), 1-
Keperawatan, Analis Kesehatan 11.
dan Farmasi, 21(2), 1-7. Sachriani, S., & Yulianti, Y. (2021).
Pratiwi, I.D.K., & Sughita, I. M. Analisis Kualitas Sensori dan
Kandungan Tanin dan Serat Pangan Kandungan Gizi Roti Tawar
dari Tepung Kecambah Millet dan Tepung Oatmeal Sebagai
Tepung Kecambah Millet Pengembangan Produk Pangan
Terfermentasi. Jurnal Ilmiah Fungsional. Jurnal Sains Terapan,
Teknologi Pertanian, 5(1), 34-38. 7(2), 26-35.
Pusuma, D.A., Praptiningsih, Y., & Sembiring, L. P. (2017). Konstipasi pada
Choiron, M. (2018). Karakteristik Kehamilan. Jurnal Ilmu
Roti Tawar Kaya Serat Yang Kedokteran, 9(1), 7-10.
Disubstitusi Menggunakan Tepung Setyawan, G., & Huda, S. (2022). Analisis
Ampas Kelapa. Jurnal Pengaruh Produksi Kedelai,
Agroteknologi, 12(1), 29-42. Konsumsi Kedelai, Pendapatan Per
Putra, F. I., & Pulungan, A. B. (2020). Alat Kapita, Dan Kurs Terhadap Impor
Pengering Biji Pinang Berbasis Kedelai Di Indonesia. KINERJA,
Arduino. JTEV (Jurnal Teknik 19(2), 215-225.
Elektro dan Vokasional), 6(1), 89- Setyawati, Y., Sudarti, Lesmono, A.D.
97. (2021). Pengaruh Paparan Medan
Putra, I.A. dan Jumiono, A. 2021. Proses Magnet Extremely Low Frequency
Pengolahan Susu Ultra High (ELF) Terhadap Ph Roti Tawar.
Temperature (UHT) Beserta ORBITA. Jurnal Hasil Kajian,
Kemasan yang Berpengaruh Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan
Terhadap Masa Simpan. Jurnal Fisika 7(2), 299-304.
Ilmiah Pangan Halal 3(1) : 44-48. Shurson, G.C., Hung, Y.T., Jang, J.C. &
Putri, N.A., & Sri Gumilar, M. (2019). Urriola, P.E. Measures Matter—
Efek Hipolipidemik Alpukat Determining the True Nutri-
(Persea Americana) Pada Physiological Value of Feed
Hiperkolesterolemia : Literatur Ingredients for Swine. Animals
Review. Jurnal Bahana Kesehatan (Basel), 11(5), 1259.
Masyarakat, 3(2), 108-114. Sinulingga, B.O. (2020). Pengaruh
Putri, R.H., Chandradwi, A.A.S.P., Konsumsi Serat Dalam
Sofiyanti, R. dan Darawati, M. Menurunkan Kadar Kolesterol.
2018. Sifat Organoleptik Dan Jurnal Penelitian Sains, 22(1), 9-
Kandungan Zat Gizi Biskuit 15.
Berbasis Bahan Pangan Lokal. Stojanovska, L., Ali, H.I., Eldin, A.K.,
Jurnal Kesehatan Prima, 12(1) : Souka, U., Al Dhaheri, A.S.,
30-40. Ismail, L.C & Hilary, S. Soluble
Rantika, N., & Rusdiana, T. (2018). and Insoluble Dietary Fibre in Date
Artikel Tinjauan: Penggunaan Dan Fruit Varieties: An Evaluation of
Pengembangan Dietary Fiber. Methods and Their Implications for
Farmaka, 16(2), 152-165. Human Health. Foods, 12(6), 1231.
Raudina, T., Fitriyanti & Adawiah. 2018.
Aktivitas Antioksidan Dari Daun
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
Sunardi, Y. (2022). Nutrisi dan Diabetes: Germplasm (Persea Americana) In
Mencegah Diabetes, dengan Nutrisi Bangka Island Based On
Tepat. Penerbit Andi. Morphological Character.
Suryani, N., Erawati, C.M., & Amelia, S. Prosiding Seminar Nasional
(2018). Pengaruh Proporsi Tepung Universitas Bangka Belitung: 33-
Terigu Dan Tepung Ampas Tahu 38.
Terhadap Kandungan Protein Dan Waliyansyah, R.R. 2020. Identifikasi Jenis
Serat Serta Daya Terima Biskuit Biji Kedelai (Glycine Max L)
Program Makanan Tambahan Anak Menggunakan Gray Level
Sekolah (PMT-AS). Jurnal Coocurance Matrix Dank-Means
Kedokteran dan Kesehatan, 14(1), Clustering. Jurnal Teknologi
11-25. Informasi dan Ilmu Komputer 7(1) :
Syadik, F., & Daya, S. (2022). Kandungan 17-26.
Protein dan Serat Kasar Ampas Wardani, M. A., & Dewi, L. (2021).
Sagu (Metroxylon sago) dengan Pemanfaatan Probiotik Dalam
Metode Kimia sebagai Alternatif Cookies Labu Kuning Sebagai
Pakan Ruminansia. Jurnal Sains Strategi Pengembangan Produk
Dan Teknologi Peternakan, 3(2), Biskuit Fungsional. Teknologi
49-54. Pangan : Media Informasi Dan
Tapotubun, A. M. (2018). Komposisi Komunikasi Ilmiah Teknologi
kimia rumput laut (Caulerpa Pertanian, 12(2), 239-249.
lentillifera) dari perairan Kei Widiyawati, E., Ratnaningsih, N., &
Maluku dengan metode Lastariwati, B. (2021). Daya
pengeringan berbeda. Jurnal Terima Dan Zat Gizi Almond
Pengolahan Hasil Perikanan Crispy Coklat Sebagai Camilan
Indonesia, 21(1), 13-23. Alternatif Berserat Tinggi. Jurnal
Tuapattinaya, P.M. (2017). Pengaruh Lama Teknologi & Industri Hasil
Penyimpanan Terhadap Kandungan Pertanian, 26(2), 91-98.
Serat Kasar Tepung Biji Lamun Wijaya, I. 2020. Potensi Daun Alpukat
(Enhalus Acoroides), Serta (Persea Americana Mill) Sebagai
Implikasinya bagi Pembelajaran Antibakteri. Jurnal Ilmiah
Masyarakat di Pulau OSI Kesehatan Sandi Husada 9(2) :
Kabupaten Seram Bagian Barat. 695-701.
Jurnal Penelitian Science dan Wijaya, N. dan Jacky. 2021. Perbandingan
Pendidikan, 5(1), 46-55. Tingkat Akurasi Pada Jenis Kedelai
Usman, N. (2019). Kandungan acid Berdasarkan Citra Kedelai
detergent fiber dan neutral Menggunakan Backpropagation.
detergent fiber jerami jagung Jurnal Pekommas 6(2) : 23-31.
fermentasi dengan mengunakan Wulandari, E., Djali, M. dan Rahayu, G.G.
jamur Trichoderma Viride dengan 2021. Pengaruh Waktu dan Suhu
lama inkubasi berbeda. Jambura Perkecambahan Terhadap
Journal of Animal Science, 1(2), Karakteristik Tepung Kecambah
57-61. Sorgum Kultivar Lokal Bandung.
Verti, E.A., Mustikarini, E.D. dan Lestari, Chimica et Natura Acta, 9(1), 25-
T. 2021. Diversity Of Avocado 35.
1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
Wuryanto, I.H., & Ilminingtyas, D.W.H.
(2022). Substitusi Pati Ganyong
(Canna edulish Kerr.) dalam
Pembuatan Biskuit Bangket Jahe
Substitution Of Canna Starch
(Canna edulis Kerr.) In Ginger
Bangket Biscuit Processing. Jurnal
Agrifoodtech, 1(1), 35-47.
Yudiono, K. (2020). Peningkatan daya
saing kedelai lokal terhadap kedelai
impor sebagai bahan baku tempe
melalui pemetaan fisiko-kimia.
Agrointek: Jurnal Teknologi
Industri Pertanian, 14(1), 57-66.
Yudiono, K. 2020. Peningkatan Daya
Saing Kedelai Lokal Terhadap
Kedelai Impor Sebagai Bahan Baku
Tempe Melalui Pemetaan Fisiko-
Kimia. AGROINTEK 14(1) : 57-66.
Yulifianti, R., Muzaiyanah, S. dan Utomo,
J.S. 2018. Kedelai sebagai Bahan
Pangan Kaya Isoflavon. Buletin
Palawija, 16(2) : 84-93.
Zai, K., Sidabalok, I., & Asnurita, A.
(2021). Karakteristik Mutu Flakes
Dengan Substitusi Tepung Biji
Alpukat (Persea Americana Mill)
Terhadap Tepung Terigu. Jurnal
pionir, 7(1), 10-20.

1)
Praktikan Kimia Analitik
2)
Asisten Kimia Analitik
LAMPIRAN
Lampiran 19. Digram Alir Praktikum Analisis Kadar Serat
1. Pembuatan NaOH 0,1 N 250 mL

2. Pembuatan H2SO4 0,325 N 250 mL


3. Pembuatan Reagen C
Lampiran 20. Perhitungan Praktikum Analisis Kadar Serat
W 2−W 1
Kadar serat = × 100%
W
W2 = bobot akhir (gram)
W1 = bobot awal/kertas saring (gram)
W = bobot sampel (gram)
1.) Roti
1,0870 - 0,9253
Kadar Serat = × 100%
2
= 8,09%
2.) Kacang kedelai
2,1124 - 0,9134
Kadar Serat = × 100%
2
= 59,95%
3.) Biskuit
1,2458 - 0,9468
Kadar Serat = × 100%
2
= 14,95%
4.) Susu bubuk
1,2974 - 0,9304
Kadar Serat = × 100%
2
= 18,35%
5.) Alpukat
1,1484 - 0,9301
Kadar Serat = × 100%
2
= 10,92%

Lampiran 18. Dokumentasi Praktikum Pengujian Kadar Protein Metode Lowry


1.) Pembuatan NaOH 0,1 N 250 mL

Ditimbang NaOH Ditambahkan 250 ml Larutan NaOH


Dihomogenkan
1g aquades 0,1 N
2.) Pembuatan H2SO4 0,325 N 250 mL

Di
Ditambahkan aquades Larutan H2SO4
pipet 50 ml H2SO4 Dihomogenkan
hingga 250 mL 0,325 N

3.) Pengujian Kadar Serat

Dimasukkan Ditambahkan H2SO4 Dipanaskan selama


Dihomogenkan
sampel ke labu ukur 50 mL 30 menit

Ditambahkan Dipanaskan selama 30 Dikeringkan dalam


Disaring
NaOH menit oven

Didinginkan Ditimbang hasil

Anda mungkin juga menyukai