Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/318748203

NILAI NUTRISI TEPUNG KULIT ARI KEDELAI DENGAN LEVEL INOKULUM RAGI
TAPE DAN WAKTU INKUBASI BERBEDA

Article · June 2015


DOI: 10.21776/ub.jtapro.2015.016.01.5

CITATIONS READS

0 3,530

3 authors, including:

Eko Widodo
Brawijaya University
33 PUBLICATIONS   27 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Evaluation The use of Feather Meal On Production Performance and Number Of Pin Feather On Ducks carcass View project

All content following this page was uploaded by Eko Widodo on 11 September 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


NILAI NUTRISI TEPUNG KULIT ARI KEDELAI DENGAN LEVEL INOKULUM
RAGI TAPE DAN WAKTU INKUBASI BERBEDA

Dian Rohmawati, Irfan H. Djunaidi and Eko Widodo


Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
E-mail :dian.ub.fapet@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi nilai gizi tepung kulit ari kedelai yang
difermentasi dengan inokulum ragi tape dan waktu inkubasi berbeda. Bahan yang digunakan
untuk penelitian ini adalah tepung kulit ari kedelai dan ragi tape.Metode penelitian ini adalah
percobaan laboratoriummenggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan perlakuan
(4x4) dan masing-masing 3 ulangan per perlakuan.Variabel yang diukur adalah kandungan
gizi berdasarkan analisis proksimat bahan kering, abu, protein kasar, serat kasar, lemak kasar,
dan BETN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan level ragi tape pada tepung
kulit ari kedelai memberikan perbedaaan sangat nyata (P≤0,01) pada nilai bahan kering, abu,
protein kasar, serat kasar, lemak kasar dan BETN. Perlakuan waktu inkubasi menunjukkan
sangat signifikan berbeda (P≤0,01) pada nilai bahan kering, abu, lemak kasar,pada protein
kasarmemberikan perbedaan yang signifikan (P≤0,05), sedangkan untuk serat kasar tidak
berbeda signifikan pada BETN. Perlakuan terbaik yang berkaitan dengan nilai gizi dari tepung
kulit ari kedelai pada penambahan 0,9% ragi tape dan waktu inkubasi 72 jam (BK 86,83%;
abu 3,71%; PK 16,23%; SK 44,85%; LK 4,38%; dan BETN 30,52%).

Kata kunci : kulit ari kedelai, ragi tape, fermentasi.

NUTRITIONAL VALUES OF SOYBEAN HUSK WITH TAPE YEAST AT


DIFFERENT LEVELS AND INCUBATION TIMES

ABSTRACT

The objective of this research was to evaluate nutritional values of soybean husk
fermented with tape yeast inoculum at different levels and fermentation times. The method of
this research was experiment (4x4) with Factorial Completely Randomized Design and each
treatment had 3 replications. The variables measured were dry matter, ash, crude protein,
crude fiber, crude fat and nitrogen free extract. The data was analyzed by using analysis of
variance and continued by Duncan’s Multiple Range Test. If the significant effect occurred
the result showed that interaction addition of tape yeast fermented soybean husk gave a
significant influence (P<0,01) on the value of dry matter, ash, crude protein, crude fiber, crude
fat and nitrogen free extract. Treatment of fermentation times gave a highly significant
difference effect (P<0,01) on the values of dry matter, ash, crude fat and for crude protein
gave a significant difference in effect (P<0,05). However, the effects on crude fiber and
nitrogen free extract was not significant (P≥0,01). Conclusion this study that the best
treatment with regard to the nutritional value of soybean husk was addition of 0,9% tape yeast
and fermentation time of 72 hours(dry matter 86,83%; ash 3,71%; crude protein 16,23%;
crude fiber 44,85%; crude fat 4,38%; and nitrogen free extract30,52%).

Keywords : soybean husk, tape yeast, fermentation.

J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 30-33, 2015 30


PENDAHULUAN dari Winarno, dkk (2000) menyatakan
Pakan merupakan faktor utama dan bahwa fermentasi juga dapat menghasilkan
menjadi kendala dalam upaya peningkatan aroma dan flavour yang lebih disukai dari
dan pengembangan usaha peternakan bahan yang tidak difermentasi.
karena kurangnya ketersedia sumber pakan Mikroorganisme yang digunakan dalam
dengan harga yang layak dalam jumlah proses fermentasi tepung kulit ari kedelai
yang cukup sepanjang tahun.Hal ini ini adalah mikroorganisme yang ada pada
disebabkan adanya persaingan sebagai ragi tape. Berdasarkan uraian tersebut
bahan pangan dan bahan pakan antara diharapkan adanya interaksi berbagai level
manusia dan ternak.Usaha yang bisa pemberian ragi tape dan waktu inkubasi
dilakukan adalah mencari bahan pakan berbeda dapat memperbaiki nilai nutrisi
alternatif yang tidak bersaing dengan dari tepung kulit ari kedelai yang dapat
kebutuhan manusia. digunakan sebagai bahan pakan ternak.
Pemanfaatan limbah industri
pertanian adalah salah satu cara untuk MATERI DAN METODE
mencari sumber bahan pakan alternatif Tempat dan Waktu Penelitian
untuk ternak dengan kendala rendahnya Penelitian ini dilakukan pada 15 Juli
nilai nutrisi dan kualitas serta terdapatnya 2014 sampai dengan 15 Agustus 2014 di
zat anti nutrisi. Salah satu bahan pakan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak
alternatif yang dapat digunakan adalah Fakultas Peternakan, Universitas
bahan pakan yang berasal dari limbah Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
berasal dari limbah agroindustri.Limbah
yang cukup besar potensinya sebagai Materi Penelitian
bahan pakan diantaranya adalah kulit ari Materi yang digunakan dalam
biji kedelai (Kleci). penelitian ini adalah kulit ari kedelai yang
Menurut Dinas Pertanian Tanaman diperoleh dari pabrik tempe yang berada di
Pangan Jawa Timur pada tahun 2013 Desa Gunungsari Kecamatan Baureno
kebutuhan konsumsi masyarakat Jatim, Kabupaten Bojonegoro dan ragi tape merk
sekitar 428.188 ton.Kulit ari kedelai adalah NKL (Na Kok Liong) yangdiperoleh dari
limbah padat dari pengupasan biji kedelai. pasar tradisional Merjosari Malang.
Kandungan nutrisi dari kulit ari kedelai Tabel 1. Kandungan tepung kulit ari
antara lain PK 14,45%, LK 3,04%, Abu kedelai sebelum difermentasi
3,15%, SK 47,01%, EM 3060,48 Kkal/kg. Kandungan Nutrisi Jumlah
Potensi kulit ari kedelai atau kleci sangat Protein kasar (%) 14,45
besar karena pada proses pembuatan tempe
Lemak kasar (%) 3,04
selalu dihasilkan limbah kulit ari
kedelai.Salah satu upaya memanfaatkan Abu (%) 3,15
limbah sebagai pakan ternak, namun Serat kasar (%) 47,01
rendahnya kandungan gizi yaitu serat kasar Energimetabolis (Kkal/kg) 3.060,48
yang tinggi ini merupakan faktor pembatas MetodePenelitian
penggunaan kulit ari kedelai sebagai pakan Penelitian ini menggunakan metode
ternak sehingga perlu pengolahan agar percobaan laboratorium dengan
penggunaannya optimal. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
Meningkatkan kandungan nutrisi pola faktorial. Faktor pertama adalah
dari suatu bahan terutama peningkatan pemberian level ragi tape yang berbeda,
nilai protein, mengurangi, menghilangkan yaitu 0%, 0,3%, 0,6% dan 0,9%, faktor
kandungan yang menjadi batasan dalam kedua ialah waktu inkubasi, yaitu inkubasi
penggunaan dengan teknologi 0 jam, inkubasi 48 jam, inkubasi 72 jam,
fermentasi.Metode ini selain efektif untuk dan inkubasi 96 jam yang masing-masing
peningkatan nilai nutrisi bahan juga perlakuan diulang 3 kali.
teknologi yang murah. Menurut
Mirwandhono, dkk (2006) yang dikutip
J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 30-33, 2015 31
Perlakuan yang diberikan pada
penelitian ini ialah : Variabel Penelitian: Bahan Kering (BK),
L0: 0% ragi tape W0: inkubasi 0 jam Abu, Protein Kasar (PK), Serat Kasar
L1: 0,3% ragi tape W1: inkubasi 48 jam (SK),Lemak Kasar (LK), dan Bahan
L2: 0,6% ragi tape W2: inkubasi 72 jam Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN).
L3: 0,9% ragi tape W3:inkubasi 96 jam

HASIL DAN PEMBAHASAN dan BETN ditampilkan pada Tabel 2 dan


Data hasil penelitian pengaruh level Tabel 3.
ragi tape dan waktu inkubasi tepung kulit
ari kedelai terhadap nilai bahan kering,
abu, protein kasar, serat kasar, lemak kasar

Tabel 2. Pengaruh Level Ragi Tape terhadap Kandungan Nilai Nutrisi Tepung Kulit Ari
Kedelai (%)
Kandungan Perlakuan (%)
Nutrisi L0 (0%) L1 (0,3%) L2 (0,6%) L3 (0,9%)
ab a a
Bahan Kering 88,48±0,85 86,36±2,14 86,70±2,22 87,44±1,50a
Abu 3,69±0,08a 3,94±0,29c 3,90±0,10c 3,84±0,15b
Protein Kasar 14,51±0,22a 15,58±0,33b 15,67±0,12b 15,90±0,22c
Serat Kasar 47,01±0,20c 46,86±0,23c 46,15±0,19b 45,24±0,45a
Lemak Kasar 3,15±0,15a 3,54±0,42b 4,18±0,02c 4,30±0,12c
BETN 47,01±0,20c 46,86±0,23c 46,15±0,19b 30,62±0,39a
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan
pengaruh yangsangat nyata (P<0,01)

Tabel 3. Pengaruh Waktu Inkubasi terhadap Kandungan Nilai Nutrisi Tepung Kulit Ari
Kedelai (%)
Kandungan Perlakuan (%)
Nutrisi W0 (0 jam) W1 (48 jam) W2 (72 jam) W3 (96 jam)
b a a
Bahan Kering** 88,36±0,83 87,14±1,62 86,49±2,21 86,98±0,79a
Abu** 3,63±0,10a 3,91±0,18b 3,89±0,19b 3,94±0,14b
Protein Kasar* 15,29±0,64a 15,50±0,47b 15,51±0,77b 15,36±0,69ab
Serat Kasar 46,53±0,55 46,23±0,86 46,29±1,02 46,22±0,88
a bc c
Lemak Kasar** 3,62±0,68 3,81±0,50 3,94±0,49 3,78±0,59b
BETN 30,93±0,86 30,56±0,92 30,36±0,86 30,71±0,99
Keterangan :*Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan
pengaruhyang nyata (P<0,05)
** Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan
pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)

Pengaruh Perlakuan terhadap nilai bahan kering pada tepung kulit ari
Kandungan Bahan Kering kedelai. Hasil nilai rata-rata pada level
Hasil rata-rata pada Tabel 2 dan pemberian ragi tape L1 dan L2 mengalami
Tabel 3 menunjukan level penambahan penurunan jika dibandingkan dengan L0
ragi tape dan waktu inkubasi memberikan dan mengalami peningkatan kembali pada
perbedaan sangat nyata (P≤0,01) terhadap L3. Kehilangan bahan kering yang terjadi
J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 30-33, 2015 32
selama proses fermentasi dikarenakan seperti air dan energi yang digunakan
adanya perombakkan bahan organik untuk aktivitas mikroorganisme.
terutama karbohidrat untuk dijadikan Perlakuan waktu inkubasi
sumber energi bagi pertumbuhan dan menunjukan perbedaan sangat nyata
aktivitas kapang. Karbohidrat tersebut akan (P≤0,01) semakin waktu inkubasi
dipecah menjadi glukosa kemudian berlangsung, kadar abu tepung kulit ari
dilanjutkan sampai terbentuk energi kedelai semakin meningkat. Hal ini
(Mirwandhono, dkk., 2006). Proses dikarenakan bertambahnya massa sel
tersebut akan diperoleh hasil sampingan tumbuh pada kapang dan terjadinya
berupa CO2 dan H2O (Hatmiko, dkk., peningkatan konsentrasi di dalam produk
2013). Peningkatan bahan kering pada karena penurunan bahan organik akibat
waktu inkubasi 96 jam (W3) kemungkinan proses fermentasi yang menghasilkan CO2
karena adanya pertambahan massa sel dan menimbulkan panas.
mikroba pada ragi tape yang terbentuk di
dalam substrat lebih besar dibandingan Pengaruh Perlakuan terhadap
dengan substrat yang tersedia untuk Kandungan Protein Kasar
metabolisme mikroba ragi tape di dalam Penambahan level ragi tape semakin
tepung kulit ari kedelai fermentasi. tinggi ternyata masih mampu
Perlakuan waktu inkubasi memberikan meningkatkan kadar proteinnya.
perbedaan sangat nyata (P≤0,01) terhadap Peningkatan kandungan protein setelah
nilai bahan kering, jika dilihat dari hasil difermentasi diduga berasal dari mikroba
rata-rata semakin lama fermentasi yang ragi tape menghasilkan enzim protease
berlangsung mengalami penurunan yang meyebabkan protein tepung kulit ari
meskipun pada W3 mengalami kenaikan kedelai meningkat.Menurut Nurhidayat,
kembali. Hal ini disebabkan suhu dalam dkk (2006) dalam ragi tape terdapat jamur
proses fermentasi terlalu rendah sehingga jenis Rhizopus bersifat proteolitik yang
proses perombakan dalam substrat tidak mampu mendegradasi protein menjadi
terjadi secara sempurna. Pernyataan dipeptida dan seterusnya menjadi senyawa
tersebut sesuai dengan Hasanah (2007) NH3 atau N2 yang hilang melalui
menyatakan bahwa pertumbuhan pengupan.
mikroorganisme yang optimal berlangsung Peningkatan protein kasar pada
pada suhu sekitar 26-28oC. perlakuan waktu inkubasi W2 (inkubasi 72
jam) sangat tinggi bila dibandingkan
Pengaruh Perlakuan terhadap dengan protein kasar tepung kulit ari
Kandungan Abu kedelai tanpa fermentasi, sedangkan pada
Pemberian level ragi tape pada perlakuan W3 (inkubasi 96 jam) walaupun
tepung kulit ari kedelai dapat masih mampu meningkatkan kadar protein
meningkatkan nilai abu pada tepung kulit kasar namun peningkatannya sudah mulai
ari kedelai. Hal ini dikarenakan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
bertambahnya massa sel tumbuh kapang setelah inkubasi 72 jam (W2) terjadi proses
dan terjadinya peningkatan konsentrasi di degradasi protein optimal (fase
dalam produk. Menurut Adhiansyah (2014) eksponensial). Menurut Mirwandhono, dkk
menyatakan bahwa fermentasi dapat (2006) bahwa pertumbuhan mikroba telah
meningkatkan ketersediaan mineral bagi mencapaifase pertumbuhan eksponensial
ternak. maka laju pertumbuhan populasinya mulai
Anggraeny dan Umiyasih (2009) mengalami penurunan
menyatakan bahwa perubahan bahan-
bahan organik yang didegradasi oleh Pengaruh Perlakuan terhadap
mikroorganisme menjadi senyawa organik Kandungan Serat Kasar
dari substrat menjadi molekul lebih Pemberian level ragi tape semakin
sederhana maupun menjadi bentuk lain tinggi pada tepung kulit ari kedelai dapat
menurunkan serat kasar pada tepung kulit
J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 30-33, 2015 31
ari kedelai. Penurunannya diakibatkan Perlakuan waktu inkubasi pada lemak
terjadi aktivitas mikroba menghasilkan kasar memberikan perbedaan sangat nyata
selulase dan enzim lainnya yang mampu (P≤0,01), nilai lemak kasar tertinggi
memecah ikatan kompleks serat kasar diperoleh dari W2 dengan waktu inkubasi
menjadi lebih sederhana.Serat kasar pada selama 72 jam dan perlakuan waktu
tepung kulit ari kedelai adalah selulosa, inkubasi selanjutnya mengalami
hemiselulosa dan lignin. Selulosa terdiri penurunan, hal ini dikarenakan khamir
dari karbohidrat, fungsi karbohidrat yang ada pada ragi tape telah mencapai
digunakan untuk aktifitas pertumbuhan pertumbuhan eksponensial. Penurunan
mikroba ragi tape sehingga serat kasar kandungan lemak pada perlakuan ini
akan mengalami penurunan. Penurunan disebabkan oleh waktu inkubasi cukup
nilai serat kasar di pengaruhi oleh jenis lama sehingga dapat meningkatkan
mikroorganisme, adapun mikroorganisme aktivitas enzim lipase yang dihasilkan oleh
pada ragi tape antara lain Saccharomyces khamir, untuk merombak kandungan
cerevisiae, Aspergillus niger dan lemak substrat sebagai sumber energi bagi
Rhizhopus sp. Khamir jenis pertumbuhannya (Supriyati, dkk., 2000).
Saccharomyces cerevisiae mempunyai
mampu mendegradasi menjadi alkohol, hal Pengaruh Perlakuan terhadap
ini menyebabkan khamir jenis ini efektif Kandungan BETN
mendegradasi serat kasar (Anggraheny dan Hasil rata-rata nilai BETN pada
Umiyasih, 2009). Tabel 9 menunjukan level penambahan
Perlakuan waktu inkubasi tidak ragi tape memberikan perbedaan sangat
mengalami berbeda nyata (P≥0,01), pada nyata (P≤0,01) terhadap nilai BETN, nilai
waktu inkubasi selama 96 jam (W3) diatas menunjukkan adanya penurunan
menunjukan nilai paling rendah, hal ini nilai BETN meskipun tidak terlalu tinggi.
dikarenakan mikroorganisme pada ragi Rata-rata hasil pada pemberian level ragi
tape pada waktu 96 jam belum mengalami diatas pada kandungan L0 lebih tinggi dari
penurunan. Menurut Mirwandhono, dkk pada L1, L2, L3, sedangkan untuk nilai L1
(2006) dinding sel kapang selama dan L2sama. Hasil penelitian Islamiyati,
fermentasi mengalami pertumbuhan dalam dkk (2010) menunjukan bahwa semakin
media di mana semakin lama waktu tinggi level ragi tempe yang diberikan
inkubasi maka akan menghasilkan semakin tinggi pula kandungan BETN,
pertumbuhan miselium yang lebat. Secara pada proses fermentasi mikroba dapat
umum kandungan serat kasar produk memecah komponen kompleks menjadi
fermentasi dipengaruhi oleh pertumbuhan yang lebih sederhana. Turunnya
miselia kapang. kandungan serat akibat aktivitas mikroba
mengakibatkan meningkatnya kandungan
Pengaruh Perlakuan terhadap BETN dengan semakin banyaknya gula
Kandungan Lemak Kasar sederhana yang dihasilkan.
Hasil rata-rata nilai lemak kasar pada Perlakuan waktu inkubasi tidak
level penambahan ragi tape memberikan memberikan perbedaan nyata (P≥0,01)
perbedaan sangat nyata (P≤0,01) terhadap terhadap nilai BETN. Semakin lama waktu
nilai kadar lemak kasar, nilai hasil rata-rata inkubasi nilai BETN semakin menurun
diatas menunjukkan peningkatan seiring meskipun pada W3 mengalami
dengan bertambahnya level ragi yang peningkatan. Nilai BETN tergantung pada
diberikan. Menurut Ganjar (2000) nilai nutrisi seperti PK, LK, abu, SK,
peningkatan kadar lemak selama semakin nilai PK, LK, abu, SK semakin
fermentasi disebabkan kandungan lemak tinggi maka nilai BETN semakin rendah.
kasar yang berasal dari massa sel mikroba Penurunan kandungan BETN ini bisa
yang tumbuh dan berkembang biak pada terjadi karena dalam proses fermentasi
media selama fermentasi. akan terjadi proses degradasi bahan
(substrat) oleh mikroba. Menurut Hastuti,
J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 30-33, 2015 32
dkk (2011) bahwa adanya peningkatan Hastuti, D., N. Suliastri, dan B.
aktivitas mikroba dalam mendegradasi Iskandar.2011. Pengaruh Perlakuan
substrat, maka akan mempengaruhi juga Teknologi Amofer (Amoniasi
pemakaian energi (BETN) yang semakin Fermentasi) pada Limbah Tongkol
banyak pula, sehingga dalam aktivitas Jagung Sebagai Alternatif Pakan
mikroba yang tinggi dapat menurunkan Berkualitas Ternak Ruminansia.
kandungan BETN. Jurnal Mediagro, V. 7 (1) : 55-65.
Hatmiko, S. P., N. Cholis, dan B.
KESIMPULAN DAN SARAN Soejosopoetro. 2013. Pengaruh
Kesimpulan Pakan Fermentasi Menggunakan
Fermentasi dengan ragi tape dapat Bakteri Azotobachter terhadap pH,
menaikkan kadar protein kasar, lemak Daya Mengikat Air, dan Susut
kasar, dan kadar abu tepung kulit ari Masak Daging Kelinci. Fakultas
kedelai dan terjadi penurunan bahan kering Peternakan. Universitas Brawijaya.
dan serat kasar. Fermentasi tepung kulit Malang.
ari kedelai dengan ragi tape yang terbaik Islamiyati, R., Jamila, dan A.R. Hidayat.
untuk menaikkan kadar protein kasar dan 2010. Nilai Nutrisi Ampas Tahu
menurunkan serat kasar pada waktu yang Difermentasi dengan Berbagai
inkubasi72 jam karena pada waktu Level Ragi Tempe. Seminar
inkubasi 96 jam kadar serat kasar mulai Nasional Teknologi Peternakan dan
naik dan waktu 96 jam mikroba sudah Veteriner : 815-818. Jurusan Nutrisi
melewati fase eksponensial. dan Makanan Ternak. Fakultas
Peternakan. Universitas
Saran Hasanuddin. Makassar.
Perlu dilakukan penelitian lebih Mirwandhono, E., I. Bachari, dan D.
lanjut mengenai level penggunaan ragi tape Situmorang. 2006. Uji Nilai Nutrisi
untuk fermentasi tepung kulit ari kedelai Kulit Ubi Kayu yang Difermentasi
untuk optimasi nilai nutrisi dan potensinya dengan Aspergillus niger. Jurnal
sebagai bahan pakan ternak. Agribisnis Pertenakan, V. 2 (3) :
91-95.
DAFTAR PUSTAKA Nurhidayat, M. C. Padaga, dan S.
Adhiansyah, R. 2014. Studi Pembuatan Suhartini. 2006 . Mikrobiologi
Bahan Pakan Ternak Terfermentasi Industri. Yogyakarta.
Berbasis Kulit Ari Kedelai (Kajian Supriyati, T. Pasaribu, H. Hamid, dan A.
Jenis Inokulum dan Waktu Sinurat. 2000. Fermentasi Bungkil
Fermentasi). Skripsi. Jurusan Inti Sawit Secara Substrat Padat
Tekhnologi Industri Pertanian. dengan Menggunakan Aspergillus
Fakultas Tekhnologi Pertanian. Niger. Jurnal Ilmu Ternak dan
Universitas Brawijaya. Malang. Veteriner, V. 3 (3) : 165-170.
Anggraeny, Y. N., dan U. Umiyasih. 2009.
Pengaruh Fermentasi
Saccharomyces cerevisiae terhadap
Kandungan Nutrisi dan Kecernaan
Ampas Pati Aren (Arenga pinnata
MERR.). Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan
Veteriner : 256-262.
Grati.Pasuruan.
Ganjar, I. 2000. Pemanfaatan Ampas Tape
Ketan, Departemen Kesehatan.
Jakarta.

J. Ternak Tropika Vol. 16, No.1: 30-33, 2015 33

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai