Anda di halaman 1dari 8

TOR

(Term Of Reference)

PENGARUH PENGUNAAN TEPUNG DAUN MENGKUDU (Morinda


Citrifolia) KEDALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN LEMAK
DAN SERAT KASAR PADA BABI PERANAKAN LANDRACE FASE
GROWER

OLEH

BONIFASIUS BERNO
1405030087

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pakan merupakan hal yang paling penting dalam industri peternakan.
Karena itu, pakan menjadi hal utama untuk dikembangkan, salah satunya adalah
pakan ternak non ruminansia. Masalah yang sering dihadapi oleh peternak non
ruminansia adalah keterbatasan penyediaan pakan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Salah satu upaya untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan
mencari bahan pakan alternatif yang relatif murah, tidak bersaing dengan
kebutuhan manusia, mudah didapat, dan tersedia sepanjang tahun. Pengembangan
pakan alternatif dapat dilakukan dengan menggunakan sumberdaya lokal yang
harus dimulai dari pengetahuan akan ketersediaan dan pengaruhnya terhadap
kebutuhan nutrisi ternak, berupa limbah pertanian atau hasil sampingan dari
pengolahan bahan hasil tanaman pangan. Salah satu alternatif yang menjanjikan
adalah siwalan yang merupakan limbah agroindustri yang berasal dari pohon
Lontar.
Lontar atau Siwalan (Borassus flabellifer Linn) adalah jenis palma yang
serba guna. Hampir semua bagian tumbuhan ini bermanfaat bagi umat manusia,

1
antara lain sebagai bahan pangan, bangunan, perabot rumah tangga dan barang
kesenian dan budaya. Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari berbagai bagian
pohon atau tanaman lontar, antara lain bagian akar, batang, daun, bunga yang
menghasilkan nira, dan buah membuat tanaman ini mendapat julukan sebagai
tanaman serba guna. Produk utama dari tanaman lontar adalah nira segar, gula
cair, gula lempeng, laru dan gula semut (Mahmud dan Amrizal, 1991).
Produksi setiap pohon lontar menghasilkan 6 sampai 12 tandan buah atau
sekitar 200 sampai 300 buah setiap tahun. Buah lontar berbentuk bulat yang
berdiamer antara 10 sampai 15 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan
menjadi ungu hingga hitam setelah tua. Daging buah (endosperm) muda terasa
manis, tekstur seperti agar dan berair, dan mengeras setelah tua. Satu buah lontar
berisi tiga biji dengan tempurung yang tebal dan keras. Berdasarkan hasil analisis
di Laboraterium Kimia Pakan Fapet Unduna tahun 2017 bahwa buah siwalan
yang tuamemiliki kandungan nutrisi sebagai berikut: Bahan Kering 96,46%,
Bahan Organik 98,71%BK, Protein Kasar 0,88 %BK, Lemak Kasar 0,68 %BK,
Serat Kasar 3,82 %BK, Karbohidrat 97,15 %BK, BETN 93,33, Gros energi 17,25
MJ/Kg BK atau 4.107,43 Kkal/ Kg BK, Energi Metabolisme 4.045,66 Kkal/kg.Di
Nusa Tenggara Timur pohon lontar banyak dijumpai di pulau Sabu, Rote, Timor,
Flores, pesisir timur dan pesisir selatan pulau Sumba(Lutony, 1993). Data BPS
NTT dalam Tambunan (2009) yang dikutip olehMahayasa (2016) memperkirakan
jumlah atau populasi lontar adalah 4.000.000 pohon yang terdiri dari tumbuhan
muda (< 10 tahun) sebanyak 950.000 pohon dan tumbuhan dewasa (> 10 tahun)
sebanyak 3.050.000 pohon.
Buah lontar pada umumnya tidak begitu banyak yang memanfaatkannya,
hanyabeberapa orang saja memanfaatkan buah lontar terutama yang muda untuk
dijual. Sedangkan untuk buah yang sudah tuatidak ditemukan bentuk pengolahan
lebih lanjut tapi dibiarkan begitu saja. Hal ini dikarenakan proses pemisahan isi
buah dari tempurung yang sulit.
Dari hasil penelitian Hoog (1982) tentang jenis kelamin dan pemberian
tepung biji lontar ke dalam ransum basal terhadap pertumbuhan ternak babi vdl,
rata-rata pertumbuhan bobot badan per ekor anak babi percobaan per hari dari

2
ketiga macam ransum adalah sebesar 557,67 gram (R0), 515,83 gram (R1) dan
496,17 gram (R2). Sedangkan rata-rata pertambahan bobot badan per ekor anak
babi percobaan per hari dari kedua jenis kelamin jantan dan betina selama 8
minggu penelitian adalah sebesar 541,44 gram (jantan) dan 505,00 gram (betina).
Rata-rata konsumsi ransum per ekor anak babi percobaan per hari dari ketiga
macam ransum selama 8 minggu penelitian adalah sebanyak 1.670 gram (R0), 1.
604,24 gram (R1) dan 1.568,90 gram (R2). Sedangkan rata-rata konsumsi ransum
perekor anak babi percobaan per hari dari kedua jenis kelamin, jantan dan betina
selama 8 minggu penelitian adalah sebanyak 1.622,02 gram (jantan) dan 1.606,85
gram (betina). Demikian pula rata-rata efisiensi penggunaan ransum perekor anak
babi percobaan per hari dari ketiga macam ransum selama 8 minggu penelitian
adalah sebesar 0,333 (R0), 0,322 (R1) dan 0,317 (R2). Sedangkan rata-rata
efisiensi penggunaan ransum per ekor anak babi percobaan per hari dari kedua
jenis kelamin, jantan dan betina selama 8 minggu penelitian adalah sebesar 0,333
(jantan) dan 0,314 (betina).
Berdasarkan latar belakang di atas maka pada penelitian ini akan
menggunakan buah siwalan sebagai pakan penambah dalam ransum yang akan
dicampur dengan pakan basal, dengan judul penelitian “Pengaruh Pengunaan
Tepung Biji Lontar(Borassus Flabellifer) Dalam RansumTerhadap
Kecernaan Lemak Dan Serat Kasar Pada Babi Peranakan Landrace Fase
Grower”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan bahwa apakah
ada pengaruh penggunaan tepung biji lontar dalam ransum babi peranakan
landrace fase grower terhadap kecernaan lemak dan serat kasar.
1.3. Hipotesis
H0 : Pengaruh pengunaan tepung biji lontar dalam ransum tidak berpengaruh
terhadap kecernaan lemak dan serat kasar.
H1 : Pengaruh pengunaan tepung biji lontar dalam ransum berpengaruh
terhadap kecernaan lemak dan serat kasar.

3
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan
Tepung Biji Lontar(Borassus Flabellifer)Terhadap Kecernaan Lemak Dan Serat
Kasar Pada Babi Peranakan Landrace Fase Grower.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
a. Bagi pemerintah, sebagai sumber informasi dalam merumuskan kebijakan
pembangunan peternakan khususnya di Nusa Tenggara Timur.
b. Sebagai sumbangan informasi ilmiah untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang peternakan.
c. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat dan industri peternakan babi.

4
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di kandang milik Bapak Ir. Made Suaba
Aryanta, MP yang bertempat di Desa Baumata, Kecamatan Taebenu, Kabupaten
Kupang, yang dilaksanakan selama 8 mingguyang terdiri dari 1 minggu periode
penyesuaiandan 7 minggu masa pengambilan data.
3.2. Materi penelitian
1. Ternak
Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi Landrace dengan umur
3 - 4 bulan.
2.Peralatan
Peralatan yang digunakan terdiri dari :
a. Timbangan elektrik (kapasitas 1000 kg) untuk menimbang ternak
b. Timbangan digital Merk Kern, kapasitas 220 g
c. Ember menampung air dan sapu lidi, untuk membersihkan kandang.
3. Proses Pembuatan Tepung Biji Lontar
Biji lontar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah buah lontar
yang telah tua/masak lalu dibelah untuk diambil daging buahnya. Daging buah
lontar ini kemudian dicincang lalu direndam selama kurang lebih satu minggu,
baru di tumbuk sampai menjadi tepung. Tepung biji lontar dalam keadaan basa
harus dijemur terlebih dahulu baru disimpan agar tidak berjamur (Hoog, 1982).
4. Komposisi ransum yang di gunakan.
 Jagung: kandungan gizi dari jagung kuning adalah: 86,50 % bahan
kering,8,40% protein, 2.7% lemak, 3.80% serat kasar, 68.80 BETN,
1.45% abu, 0.03% kalsium dan 0.27% phosfor.
 Tepung Ikan:Tepung ikanmengandung nilai gizi dengan komposisi
sebagai berikut: 93% bahan kering, 59,58% protein kasar, 6,89% lemak
kasar, 4,48% serat kasar,17,93% abu, dan 4,12% BETN.

5
 Dedak Padi: Dedak padi mengandung nilai gizi dengan komposisi
sebagai berikut: 87.5% bahan kering, 13.6% protein, 8.2 % lemak, 8.5%
abu, dan 58.5% BETN.

3.3. Rancangan Percobaan


Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3ulangan.
Keempat perlakuan tersebut adalah:
R0 : Tanpa Buah siwalan (kontrol)
R1 : 95% Ransum Basal + 5% Buah Siwalan
R2 : 90% Ransum Basal + 10% Buah Siwalan
R3 :85% Ransum Basal +15% Buah Siwalan

3.4. Analisis Data


Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan Analisis Of Varience
(ANOVA) dan di lakukan uji duncan untuk melihat perbedaan antar perlakuan
(Steel and Torrie, 1991).
Adapun model matematis Rancangan Acak Kelompok (RAK) adalah:

Yij = μ +j +ίi + εij i = 1, 2, …… , t

j = 1, 2,………., n

Yij = nilai pengamatan pada perlakuan ke i, ulangan ke j

μ= nilai tengah umum

j = Pengaruh kelompok ke-j

ίi = pengaruh perlakuan ke i

εij = pengaruh acak (kesalahan percobaan) pada

perlakuan ke i dan ulangan ke j

t = banyaknya perlakuan

n = banyaknya ulangan

6
3.5. Variabel yang Diamati
Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi:
1. Konsumsi Lemak Kasar (kg) = Konsumsi BK (kg) x kadar LK (%)
2. Kecernaan Lemak Kasar, yang merupakan selisih antara jumlah lemak kasar
pakan yang di konsumsi dengan lemak yang keluar dengan feses, yang
dihitung berdasarkan rumus umum menurut Tillman dkk, (1986).

KLK (kg)−LKF (kg)


KcLK(%) = X 100
KLK (kg)

Keterangan:
KcLK : Kecernaan lemak kasar
KLK : Konsumsi lemak kasar
LKF : Lemak kasar yang ada dalam feses
3. Konsumsi Serat Kasar (kg) = Konsumsi BK (kg) x kadar SK (%)
4. Kecernaan Serat Kasar
Koefisien cerna serat kasar (KCSK) :
Konsumsi serat kasar – Serat kasar feses
KCSK = x 100
Konsumsi serat kasar

7
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1994. Laporan Dinas Perkebunan Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Kupang.
Peter X. de Hoog. 1982. Pengaruh Jenis Kelamin Dan Penambahan Tepung Biji
Lontar Kedalam Ransum Basal Terhadap Pertumbuhan Ternak Babi
Vdl. Universitas Nusa Cendana. Kupang.
Joseph, G.H.M.M, M. Rumokoi dan Z. Mahmud. 1990. Perbaikan teknik
penyadapan nira lontar di Nusa Tenggara Timur. Buletin Balitka No. 11
Thn 1990 hlm. 103 – 111, Balai Penelitian Kelapa. Manado.
Mahmud Z, Amrizal. 1991. Palma sebagai bahan pangan, pakan dan konservasi.
Buletin Balitka 14: 35-40.
Steel R. G. D., Torrie J. H, alih bahasa Sumantri B, 1991. Prisip dan Prosedur
Statistika. Suatu Pendekatan Biometrik. Cetakan ke dua, Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama, hlm 105-146.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S.dan Lebdosukojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak
Dasar. GajahMada University Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai