Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
pembuatan laporan Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar laporan ini dapat lebih baik lagi dari sebelumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
ternak baik yang berupa bahan organik maupun anorganik yang sebagian atau
merupakan salah satu faktor yang paling penting untuk menunjang kehidupan
ternak dalam melakukan semua proses metabolisme dalam tubuh, mulai dari
hormon, sistem limfoid dan syaraf, sistem gerak, sistem kekebalan tubuh
yang menghasilkan energi untuk hidup pokok dan untuk produksi. Pada
serat pada suatu zat makanan dari sampel bahan pakan yang digunakan dalam
praktikum.
sendiri terbagi menjadi pakan sumber protein hewani yang dibagi menjadi
tepung ikan dan protein nabati dibagi menjadi bungkil kelapa dan bungkil
kedele. Sedangkan sumber energi dibagi menjadi ada yang berbentuk biji-
bijian atau butiran yang terbagi atas : padi, jagung, millet merah dan millet
putih. Berbentuk tepung terbagi atas dedak halus, jagung giling, dan dedak
halus. Berbentuk cairan terdiri atas : minyak sayur. Sumber mineral terdiri
dari garam dan kerang. Bahan-bahan pakan sumber energi antara lain jagung,
beras, sorgum, dedak padi, hijauan (SK). Sumber protein antara lain tepung
ikan, bungkil kedele, ampas tahu. Sumber lemak antara lain minyak sayur,
sumber vitamin antara lain premik. Sumber mineral antara lain tepung tulang,
tepung kerabang telur, tepung kulit kerang dll. Nutrient-nutrient dalam bahan
pakan tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
oleh ternak antara lain ternak ruminansia dengan unggas hanyalah perbedaan
bentuk struktur bahan pakan tetapi kandungan yang dibutuhkan oleh ternak
tidak berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan reproduksi. Nutrisi juga disebut dengan istilah zat makanan (nutrient =
nutrisi) adalah zat-zat gizi terdapat di dalam bahan pakan yang sangat
vitamin dan air. Terdapat enam kelompok nutrien yaitu: air, protein, dan asam
vitamin dan mineral disebut nutrient mikro. Nutrien makro dibutuhkan tubuh
sedikit.
makanan (nutrient) yang dibutuhkan oleh tubuh ternak, namun tetap dalam
jumlah yang seimbang. Nutrien yang dibutuhkan oleh ternak antara lain
berupa karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air, dan unsur anorganik serta
peran dan fungsi pakan bagi ternak maka dalam bab ini akan mengantarkan
nutrisi ternak.
Hijauan pakan ternak adalah semua bentuk bahan pakan berasal dari
maupun yang dipotong dari lahan dalam keadaan segar (Akoso, 1996) yang
berasal dari pemanenan bagian vegetatif tanaman yang berupa bagian hijauan
tanah dan iklim yang sesuai dengan yang dikehendaki (Sosroamidjoyo dan
Soeradji, 1986).
legum pada kandungan protein kasar dan serat kasar, legum juga cendrung
menghasilkan lebih banyak bahan kering yang dapat dicerna (digestible dry
Bagaimanapun juga legum lebih memerlukan tanah yang lebih subur dan
memerlukan biaya yang lebih tinggi untuk menghasilkan per unit berat bahan
kering.
varietas tanaman, tingkatan umur tanaman, iklim dan musim, tipe tanah serta
pemupukan (input nutrient) kapur, dan sewage sludge, sementara itu produksi
jenis hijauan pakan yang ada pada lahan pertanian keberadaannya dapat
dibagi 2, yaitu: (1) yang tumbuh secara alami tanpa campur tangan manusia
seperti pastura alami dan (2) yang sengaja ditanam oleh petani seperti rumput
ternak ruminansia, karena lebih dari 75% pakannya berasal dari hijauan.
pakan dan jenis ternak yang dipelihara, oleh karena itu ketersediaan hijauan
pakan sepanjang masa dan memilih hijauan yang berkualitas unggul adalah
sangat penting.
susu dan sebagai sumber protein lolos degradasi (Ramadhan et al., 2013).
kandungan protein kasar, lemak kasar, serat kasar, bahan serat tanpa N serta
diuji air, protein lemak, serat, ekstrak bebas nitrogen dan abu (Alfrianto,
nutrien
terdiri dari air dan bahan kering dengan melalui pemanasan pada suhu 105°C.
Bahan kering dapat dipisahkan antara kadar abu dan kadar bahan organik
dengan teknik kjeldahl dan bagian lainya adalah bahan organik tanpa
lemak. Selanjutnya karbohidrat dapat dipisah menjadi serat kasar dan bahan
saya simpan dari pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air
dalam suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses prngolahan
banyak kadar air, maka sangat mungkin adanya mikroba yang tumbuh.
Oleh karena itu kita bharus mengetahui kandungan air dalam suatu
2000).
mineral pada bahan tersebut. Menurut (Cherney, 2000) abu terdiri dari
mineral yang larut dalam detergen dan mineral yang tidak larut dalam
(Mahmudi, 2007).
nitrogen (N) yang terkandung pada bahan tersebut dikali dengan 6,25.
dalam bahan pakan adalah 16 gram per 100 gram protein (NRC, 2001).
Protein kasar terdiri dari protein dan nitrogen bukan protein (NPN)
(Cherney, 2000).
semua bahan yang terlarut dalam asam dengan pendidihan dengan asam
dalam larutan sodium alkali. Residu yang tidak larut adalah serat kasar.
Menurut (Poetra, 2005) Serat kasar adalah semua zat organik yang tidak
larut dalam H2SO4 0,3 N dan dalam NaOH 1,5 N yang berturut-turut
Definisi energi secara umum yaitu kata energi berasal dari bahasa
Yunani, yang artinya kerja yaitu ergon. Sedangkan menurut KBBI energi
secara garis besarnya didefinisikan daya atau kekuatan yang akan diperlukan
fosil. Energi fosil ini suatu saat akan habis karena kecepatan pemakaian
konvensional atau energi fosil terdiri dari minyak bumi, gas bumi, dan
batubara.
non fosil. Energi non konvensional meliputi energi baru dan terbarukan.
sebagai sumber energi yang tidak dapat diisi atau dibuat kembali oleh
sebagai sumber energi yang dapat dengan cepat diisi kembali oleh alam.
BAB III
METODOLOGI
Tadulako
No Nama Fungsi
cawan
4. Masukan cawan yang telah diisi dengan sampel kedalam oven pada
Rumus :
suhu 1050 C
cawan porselin
3. Masukan cawan yang telah diisi dengan sampel kedalam tanur pada
Rumus :
destruksi
(digest)
ekstrak berlangsung
posisi pemanasan
sampai kering
10. Masukkan labu lemak yang berisi lemak kedalam oven dengan
Rumus :
1 jam
menguap
selama 1 jam