Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI SEL DAN MOLEKUL

MODUL III
KALIBRASI MIKROMETER DAN MENENTUKAN UKURAN SEL

DISUSUN OLEH:
NAMA : MUH IHSAN APRIASNYAH
NIM : G 401 20 013
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN : MOH YUSUF

LABORATORIUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKUL


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

MARET, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai


penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional
maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan bahan-
bahan acuan tersertifikasi. Tujuan dari kalibrasi adalah Mencapai
ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan/ditelusur
sampai ke standar yang lebih tinggi/teliti (standar primer nasional dan/
internasional), melalui rangkaian perbandingan yang tak terputus.
Menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran nilai konvensional
penunjukan suatu instrument ukur. Serta menjamin hasil-hasil pengukuran
sesuai dengan standar Nasional maupun Internasional. (Campbell, 2008).

Mikrometer merupakan alat bantu ukur yang terbuat dari kaca dan terdapat
skala yang menggunakan satuan mikron. Ada dua jenis mikrometer yaitu
mikrometer okuler dan mikrometer objektif. Mikrometer okuler adalah
mikrometer yang terdapat di lensa okuler skala mikrometer okuler berupa
kumpulan garis-garis sejajar yang belum diketahui jarak antara garis.
Sedangkan mikrometer objektif yang terdapat pada meja preparat, skala
objektif yang sudah diketahui jarak antara masing-masing garisnya,
biasanya jarak antar garis Mikrometer objektif adalah 0,01 mm atau 10 µm
(Chaeri, 2010).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatarbelakangi dilaksanakannya


praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kalibrasi mikroskop okuler dan
objektif. Serta menentukan ukuran sel dengan menggunakan mikrometer
objektif dan mikrometer okuler.
1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara kalibrasi


mikroskop okuler dan objektif dan menentukan ukuran sel dengan
menggunakan mikrometer objektif dan mikrometer okuler.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Benda yang diamati dengan menggunakan mikroskop dapat diketahui


ukurannya dengan menggunakan beberapa alat bantu yang disebut dengan
mikrometer panggung/ mikrometer obyektif dan mikrometer okuler.
Mikrometer panggung/mikrometer obyektif terbuat dari kaca benda yang di
dalamnya terukir skala dengan ukuran tertentu. Biasanya terbagi menjadi 10
skala besar yang masing-masing skala berukuran 0,1 mm, masing- masing
skala besar tersebut terbagi lagi menjadi 10 skala yang lebih kecil lagi yang
berukuran 0,01 mm. Mikrometer okuler juga terbuat dari kaca, tetapi
berbentuk seperti filter. Diameter micrometer okuler sama dengan diameter
lensa okuler mikroskop. Didalam micrometer okuler juga terukir skala kecil-
kecil yang ukurannya belum diketahui, maka baru dapat ditentukan dengan
caramelakukan kalibrasi dengan bantuan micrometer obyektif (Rudyatbi,
2014).

Saat memakai mikroskop cahaya, ukuran spesimen dapat diperkirakan.


Dengan lensa objektif berkekuatan rendah, diameter bidang dinyatakan
dengan bilangan, biasanya 1.6 mm. ini artinya diameter bidang tersebut
adalah 1600 mikron. pada objektif berkekuatan tinggi, diameter bidang
biasanya 0.4 mm, sehingga diameter bidang tersebut 400 mikron,
seperempat panjang bidang objektif lemah. Karenanya, bila spesimen
berukuran separuh diameter bidang objektif lemah, ia pastinya ½ dari 1600
mikron, yaitu 800 mikron. tipe pengukuran ini hanyalah pendekatan. untuk
pengukuran yang lebih teliti, dipakai alat bantu pengukuran yang disebut
dengan mikrometer Mikrometer merupakan kaca berskala dimana dalam
penggunaannya ada 2 jenis mikrometer yaitu mikrometer okuler dan
mikrometer objektif. Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler
mikroskop, sedangkan mikrometer objektif berbentuk slide yang
ditempatkan pada meja preparat mikroskop. pada prinsipnya skala okuler
adalah skala yang terdiri dari 1-100 dimana jarak antaragaris sama tetapi
tidak diketahui nilainya. Sedangkan pada skala objektif adalah skala yang
terdiri dari 1-100 dimana jarak antara garis memiliki nilai 0,01 mm atau 10
μm. Skala okuler tidak berubah ukurannya walaupun pembesaran diubah
sedangkan skala objektif akan berubah ukurannya apabila pembesaran
diubah. Oleh karena itu, kalibrasi dilakukan agar skala okuler memiliki nilai
dari perbandingan skala objektif dengan skala okuler di setiap pembesaran.
Mikrometer okuler sekarang dikalibrasi dengan standar dan dapat dipakai
untuk mengukur secara teliti sebuah spesimen dari pada sekedar perkiraan
(Ratnawati, 2010).

Kalibrasi merupakan proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari


alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar atau tolak
ukur. Prinsip kalibrasi mikrometer okuler yaitu dengan menggunakan
mikrometer objektif. Kalibrasi dilakukan dengan menghimpitkan
skala mikrometer obyektif dan okuler pada perbesaran yang
diinginkan. Skala ke nol (garis pertama) dari kedua mikrometer
disimpulkan menjadi satu garis. Setelah itu dilihat pada skala ke
berapa kedua mikrometer tersebut berhimpitan kembali. Dari hasil
tersebut diketahui satu satuan panjang pada skala mikrometer okuler
tersebut berdasarkan jumlah skala mikrometer objektif yang berada pada
garis berhimpit. Dimulai dengan menyejajarkan antara mikrometer
okuler dan obyektif dengan memutar bagian atas dari lensa okuler.
Mikrometer okuler perlu dikalibrasi karena agar skala serta ukuran kotak-
kotak pada mikrometer okuler liner maupun yang terdapat pada
mikrometer okuler kuadran dapat diketahui. Skala pada mikrometer
okuler linier tersebut kemudian dapat digunakan untuk mengukur panjang
suatu objek, sedangkan ukuran dari kotak-kotak pada mikrometer okuler
kuadran dapat digunakan untuk mengukur luas permukaan suatu objek
mikroskopis. Selain itu mikrometer okuler perlu dikalibrasi agar memiliki
nilai nilai dari perbandingan skala objektif dengan skala okuler
disetiap perbesaran (Ratnawati, 2010).
Mikrometer okuler diinsersikan pada lensa okuler dengan cara perangkat
lensa okuler dilepas dari tabung okuler. Lensa okuler bagian atas dilepas.
Mikrometer obyektif ditempatkan pada meja benda serta difokuskan
menggunakan lensa obyektif 10x sehingga skala mikrometer obyektif
tampak. Lensa obyektif difokuskan sehingga gambar kedua mikrometer
jelas. Bagian atas lensa okuler diputar sehingga skalanya searah atau
sejajar dengan mikrometer obyektif. Sisi kiri kedua mikrometer
disejajarkan sehingga skala pada kedua mikrometer berhimpitan. Diamati
serta dicari skala disebelah kanannya yang paling berhimpitan dari kedua
mikrometer tersebut. Rentang diantara dua skala yang berhimpitan
dihitung, kemudian nilai kalibrasi dihitung (Ratnawati, 2010).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 31 Maret 2021 pada pukul
13.00 sampai dengan 17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Sel
dan Molekul Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Tadulako

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunkan dalam praktikum ini yaitu Mikroskop, mikrometer


objektif, dan mikrometer okuler sedangkan bahan yang digunakan pada
praktikum ini yaitu Daun adam hawa

3.3 Prosedur Kerja

Disiapkan mikroskop yang akan digunakan lalu disisipkan mikrometer


okuler pada salah satu lensa okuler, kemudia diletakkan mikrometer objektif
di bawah lensa objektif, dengan perbesaran lemah, digeser ke tengah hingga
nampak garis skala pada mikrometer objektif. Langkah selanjutnya atur
meja preparat hingga garis skala mikrometer okuler terletak segaris dengan
garis nol pada mikrometer objektif. Selanjutnya dicari garis pada
mikrometer okuler yang segaris dengan sebuah garis pada skala mikrometer
objektif jangan lupa melakukan kalibrasi mikrometer. Langkah terakhir
dengan menggunakan mikrometer okuler dihitung berapa ukuran panjang
dan lebar preparat sel yang diamati sebelumnya pada perbesaran lensa
objektif 4x, 10x, 40x dan 100x. kemudia dicatat angka sub skala pada
mikrometer okuler kemudian dikalikan dengan faktor kalibrasi sehingga
dihasilkan ukuran satuan panjang, lebar, atau diameter sel dalam µm.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

NO Hasil Pengamatan Penjelasan


1 Pengamatan mikkroskop okuler
dengan pembesaran 40x10, terlihat
1. Mikrometer okuler
2. Mikrometer objektif
1

Kalibrasi dan pengamtan


3 pengukuran sel dengan perbesaran
10x10, terlihat
1. Inti sel
2. Sitoplasma
3. Dinding sel
1

4.2 Analisis Data

 Pembesran 4x10

Kalibrasi 25

Panjang sel : 8 : 200 mm

: kalibrasi x panjang sel Lebar sel : 3

: 25 x 8 : kalibrasi x lebar sel


: 25 x 3 : 75 mm

 Pembesaran 10x10

Kalibrasi 10

Panjang sel : 6 Lebar sel : 11

: kalibrasi x panjang sel : kalibrasi x lebar sel

: 10 x 6 : 10 x 11

: 60 mm : 110 mm

 Pembesaran 40x10

Kalibrasi 2,5

Panjang : 28 Lebar : 21

: kalibrasi x panjang sel : kalibrasi x lebar sel

: 2,5 x 28 : 2,5 x 21

: 70 mm : 52,5 mm

4.3 Pembahasan

Kalibrasi merupakan proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari


alat ukur dengan cara membandingkannya dengan standar atau tolak
ukur. Prinsip kalibrasi mikrometer okuler yaitu dengan menggunakan
mikrometer objektif. Kalibrasi dilakukan dengan menghimpitkan skala
mikrometer obyektif dan okuler pada perbesaran yang diinginkan. Skala ke
nol (garis pertama) dari kedua mikrometer disimpulkan menjadi satu garis.
Setelah itu dilihat pada skala keberapa kedua mikrometer tersebut
berhimpitan kembali. Dari hasil tersebut diketahui satu satuan panjang pada
skala mikrometer okuler tersebut berdasarkan jumlah skala mikrometer
objektif yang berada pada garis berhimpit. Dimulai dengan menyejajarkan
antara mikrometer okuler dan obyektif dengan memutar bagian atas dari
lensa okuler. Mikrometer okuler perlu dikalibrasi karena agar skala serta
ukuran kotak-kotak pada mikrometer okuler liner maupun yang terdapat
pada mikrometer okuler kuadran dapat diketahui. Skala pada mikrometer
okuler linier tersebut kemudian dapat digunakan untuk mengukur panjang
suatu objek, sedangakan ukuran dari kotak-kotak pada mikrometer okuler
kuadran dapat digunakan untuk mengukur luas permukaan suatu objek
mikroskopis. Selain itu mikrometer okuler perlu dikalibrasi agar memiliki
nilai-nilai dari perbandingan skala objektif dengan skala okuler disetiap
perbesaran (Ratnawati, 2010).

Pada pengamtan sel didaptkan akurasi data dari hasil kalibrasi 25, 10 dan
2,5 dengan pembesaran berbeda. Pada pembesaran 4x10 dengan kalibrasi
lensa okuler 25 hasil yang didapatkan panjang sel 200 mm dan lebar sel 75
mm, sedangkan pada pembesaran 10x10 dengan kalibrasi lensa okuler 10
panjang sel 60 mm dan lebar 110 mm, dan pada pembesaran 40x10 dengan
kalibrasi 2,5 panjang dan lebar sel berturut-turut 70 mm dan 52,5 mm.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai


penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional
maupun internasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional dan
bahan-bahan acuan tersertifikasi.

Mikrometer merupakan alat bantu ukur yang terbuat dari kaca dan terdapat
skala yang menggunakan satuan mikron. Ada dua jenis mikrometer yaitu
mikrometer okuler dan mikrometer objektif.

Pada praktikum yang kita lakukan dengan menggunkaan daun adam hawa
kita mendapatkan hasil pengamtan pembesaran 4x10 dengan kalibrasi lensa
okuler 25 hasil yang didapatkan panjang sel 200 mm dan lebar sel 75 mm,
sedangkan pada pembesaran 10x10 dengan kalibrasi lensa okuler 10
panjang sel 60 mm dan lebar 110 mm, dan pada pembesaran 40x10 dengan
kalibrasi 2,5 panjang dan lebar sel berturut-turut 70 mm dan 52,5 mm.

5.2 Saran

Praktikum kali ini sudah berjalan baik, walaupun dilakukan dalam kedua
cara yaitu online dan offline tapi tidak meyurutkan semangat teman-teman
praktikan dan asisten.
DAFTAR PUSTAKA

Chaeri, Ahmad (2010). Penggunaan Mikroskop Serta Alat Bantu Ukur, Surabaya : Universitas
Terbuka Surabaya, Hal 13-14.

Campbell, N,A. and Reece, J,B. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Lili Andriyani (2014). Laporan Praktikum Mikroteknik website: Laporan Mikroteknik


Mikrometri Manual | Arif B Satria - Academia.edu

Ratnawati ,dkk (2010). Petunjuk Praktikum Mikroteknik, Yokyakarta : FMIPA UNY

Rudyatmu, Ely (2014). Bahan Ajar mikrotenik, Semarang : Jurusan Biologi FMIPA UNNES
Lembar Asistensi

Nama : Muh Ihsan Apriansyah


Stambuk : G40120013
Kelompok : 5 (Lima)
Asisten : Moh Yusuf

No Hari/Tanggal Asistensi Paraf


.

Anda mungkin juga menyukai