Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN LENGKAP

BIOSISTEMATIKA AVERTEBRATA

MODUL III
ARTHROPODA (INSECTA)

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUH IHSAN APRIANSYAH


NIM : G 401 20 013
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN : TRY STAR GABRIEL

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA HEWAN DAN EVOLUSI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

DESEMBER, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Insecta berasal dari bahasa yuani yaitu dari kata “in” yang artinya dalam dan
“sect” artinya potongan, yang artinya insecta adalah potongan tubuh atau
segmentasi. Insecta atau serangga merupakan anggota dari filum arthropoda yang
sangat banyak spesiesnya (Marwoto, 1992). Insecta secara morfologi memiliki
tubuh dari ruas-ruas (segmen) dan terbagi menjadi tiga daerah, yaitu kepala
(caput), dada (thoraks), dan perut (abdomen), memiliki tiga pasang kaki pada
bagian dada (thoraks) dan terdapat antena satu pasang pada bagian kepala (caput)
(Suheriyanto, 2008).

Insecta merupakan salah satu kelas yang jumlah spesiesnya lebih banyak
dibandingkan hewan lain dan masih beribu spesies yang belum ditemukan.
Insecta dapat dijumpai disemu daerah diatas permukaan bumi terurama didarat,
laut maupun udara (Kurniawati dan Imilyati, 2016).

Insecta merupakan salah satu kelas yang memiliki jumlah spesies terbesar di
muka bumi. Dengan jumlah spesies yang besar, maka Insecta memiliki peranan
penting dalam ekosistem. Adapun beberapa peran insecta dalam ekosistem yaitu
dapat membantu dalam proses penyerbukan tumbuhan. Ketika Insecta
mengunjungi bunga maka serbuk sari akan menempel pada tubuh Insecta
tersebut, kemudian serbuk sari akan digosokkan dan dilepaskan saat Insecta
mengunjungi bunga lain. Insecta yang berperan dalam penyerbukan diantaranya
lalat, lebah, dan kumbang (Borror et al, 1996).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatarbelakangi dilakukannya praktikum


ini yaitu untuk mengenal karakteristik filum arthropoda dari kelas insceta serta
mengenal cici kelas yang penting untuk diindentifikasi.
1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal karakteristik filum arthropoda
dari kelas insceta serta mengenal cici kelas yang penting untuk diindentifikasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Arthropoda berasal dari bahasa yunani yaitu “arthros” yang artinya sendi dan kaki,
yang merupakan hewan bilateral dengan selom tereduksi. Oleh karena ciri utama
hewan yang termaksud dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas.
Arthropoda merupakan filum yang memiliki spesies terbanyak yaitu sekitar 800,000
spesies (Hartati, 2009).

Arthropoda memiliki tubuh yang dibagi menjadi bersegmen-segmen, yang masing-


masing segmen terdapat tungkai bersendi. Pada seluruh tubuh dan badannya tertutupi
oleh kutikula yang mengeras pada bagian exokeleton, tetapi tetap fleksibel tidak
menghalangi pergerakanya (Smith, 1973).

Insecta atau serangga merupakan hewan anggota dari filum arthopoda yang sangat
benyak anggota spesiesnya. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat
adaptasi yang sangat tinggi. Serangga mampu hidup dimanapun, bahkan ada
serangga yang mampu hidup tanpa oksigen sekali pun. Hal ini dikarenakan serangga
mampu beradaptasi dengan segala kondisi yang membuat variasi morfologi sesuai
dengan cara adaptasi mereka dengan lingkungannya (Marwoto, 1992). Insecta adalah
hewan yang memiliki sebaran habitat yang. Insecta dapat ditemukan pada berbagai
habitat mulai dari pegunungan, hutan, ladang pertanian, permungkiman penduduk
hingga daerah perkotaan (Dewi, et al. 2016).

Insecta pada umumnya memiliki peranan yang sangat kompleks bagi suatu ekosistem
tertentu, untuk itu serangga sangat baik sebagai suatu indikator lingkungan yang
baik. Peran serangga dalam ekosistem diantaranya adalah sebagai pollinator,
dekomposer, predator, bioindikator lingkungan, parasit dan predator (Koneri et al,
2010). Tetapi keberadaan insecta juga dalam menjadi ancaman bagi lingkungan,
beberapa serangga pemakan daun atau menjadi hama pengganggu disektor pertanian
(Syahmudin dan Kholid, 2007).
Coleoptera adalah salah satu ordo serangga yang dikenal dengan nama kumbang.
Kata coleoptera berasal dari bahasa yunani “coleos” yang artinya berlapis dan
“ptera” yang artinya sayap, yang bila digabungkan kedua kata tersebut artinya sayap
berlapis. Pasangan sayap bagian depan (elytra) mengeras dan menebal yang dapat
melindungi bagian belakang tubuh kumbang (Erniwati, 2001).

Cerambycidae merupakan salah satu kelas dalam Ordo Coleoptera. Kumbang


merupakan kelompok yang terbesar (40%) dari serangga. Sekitar 350.000 spesies
telah dideskripsikan, 30.000 spesies di Amerika Serikat dan Kanada (Borror et al.
1989), 30.000 spesies di Australia dan diperkirakan sekitar 10% dari jumlah spesies
kumbang terdapat di Indonesia (Lawrence dan Britton, 1991). Kumbang
cerambycidae merupakan kelompok serangga perombak kayu yang mempunyai
keanekaragaman spesies yang tinggi. Di Asia telah teridentifikasi sekitar 35.000
spesies, dimana sekitar 800 spesies telah dilaporkan dari hutandataran rendah di
Kalimantan Timur (Makihara et al. 1999).

Kata Lepidoptera berasal dari bahasa Yunani, yaitu “lepidos” yang artinya sisik dan
“ptera” sayap, yang bila digabungkan artinya sayap serangga yang bersisik. Ukuran
serangga ini ada yang kecil dan ada yang besar. Jumlah sayapnya ada empat buah
dan tertutup dengan sisik. Antenanya ada yang seperti sikat dan ada yang seperti
benang. Bagian mulutnya saling berhubungan membentuk tabung. Bagian mulutnya
dilengkapi alat untuk mengigit. Selain itu, serangga ini memiliki alat penghisap yang
berbentuk spiral (Pracaya, 2008).

Famili Saturniidae merupakan salah satu famili dari ordo Lepidoptera, famili yang
mencakup spesies ngengat yang berukuran besar, sayap lebar dan pada sayapnya
mempunyai bercak (spot) berbentuk mata, warna sayapnya abu-abu, orange, coklat
kemerahan. Antennanya berbulu, ukuran tubuh jantan lebih besar dari betina.
Larvanya besar sampai 15 cm dengan duri-duri atau rambut-rambut contohnya
Attacus atlas (kupu-kupu gajah) (Hadi et al, 2009).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 27 November 2021 pada pukul 09.00
WITA sampai dengan selasai, yang dilakukan di laboratorium Biosistematika
Hewan dan Evolusi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum antara lain bak preparat, jarum
pentul, pinset, dan killing bottlr.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini ether, alkohol 70%, sampel
insecta.

3.3 Prosedur Kerja

Disiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum. Diamati
morfologi spesies serangga dari filum Arthropoda family saturniidae dan family
cerambycidae dan digambarkan bagian-bagiannya meliputi caput, toraks dan
abdomen.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang didapatkan sebagai berikut :

No Gambar Keterangan

1. Mulut (Prostomium)

2
2.

3.

4.

5
5.

6.

7
4.2 Pembahasan

Pada pengamatan morfologi spesies kumbang (Batocera celebiana) sisi dorsal


terdapat 3 bagian utama yaitu kepala (caput), dada (thoraks) dan perut
(abdomen). Bagian caput terdapat alat sensorik (antena) yang memiliki 11 ruas
yang dinamakan antenomer. Ruas pertama dan kedua antena pada kumbang
mengalami reduksi sehingga Antenomer pertama dinamakan scape dan
antenomer kedua disebut pedicel , mata yang terbagi menjadi 2 yaitu mata
majemuk (facet) dan mata tunggal (ocelli). Pada bagian dada atas (prothoraks)
dan perut atas, terdapat skutelum, ujung sayap atas (humerus), duri (spina),
tonjolan (tubercle) pada bagian atas sayap keras, pori-pori (punchstate) yang ada
di seluruh bagian sayap. Dada (thoraks) kumbang terbagi menjadi 3 bagian yaitu
dada bagian atas (protoraks), dada bagian tengah (mesotoraks) dan dada bagian
bawah (metatoraks). Pada bagian perut kumbang terdapat 5 ruas tubuh yang
memiliki setae atau rambut-rambut halus. Sayap kumbang terbagi 2 yaitu sayap
atas dan sayap bawah. Pada sayap atas terdapat bulu-bulu halus yang
membentuk corak (pubescence), pada tengah sayap terdapat elitral suture dan
terdapat cakar kaki kumbang, tipe sayap pada kumbang yang diamati adalah
sayap perisai. Pada bagian kaki kumbang terdapat paha (femur), betis (tibia),
telapak (tarsus).

Pengamatan pada bagian kepala (caput), terdapat alat sensorik (antena), mata
yang terbagi 2 yaitu mata tunggal dan mata majemuk, pipi (gena), topi (clypeus)
yang membentuk wajah sekaligus membatasi margin bawah dengan bibir atas
(labrum), terdapat labium atau bibir bawah, rahang bawah (mandibula) dan
bagian dari kapsul kepala (frons). Tipe mulut pada kumbang yang telah diamati
adalah tipe menggigit.

Pengamatan pada bagian tungkai terdapat pergelangan (coxa), paha (femur),


betis (tibia), telapak (Metatarsus). Metatarsus memiliki ruas yang disebut
tarsonomer. Tipe metatarsus didapatkan adalah Pseudotetramerous tarsus
dimana pada ruas keempat tereduksi sehingga bersifat semu.
Pada pengamatan morfologi spesies ngegat sisi lateral terdapat 3 bagian utama
tubuh yaitu kepala (caput), dada (thoraks) dan perut (abdomen). Pada kepala
terdapat alat sensorik (antena), mata majemuk (facet) dan mata tunggal (ocelli),
mulut yang terbagi jadi bibir atas (labrum) dan bibir bawah (labium palp), dan
belalai (probacis). Bagian dada (thoraks) terdapat sayap depan (fore wing) dan
sayap belakang (hind wing), urat sayap (wing valus). Tungkai yang terdiri dari
pergelangan (coxa), paha (femur), betis (tibia) dan telapak (tarsus).

Pengamatan pada bagian kepala (caput) terdapat mata majemuk (facet) dan mata
tunggal (ocelli), alat sensorik (antena), bibir atas (labrum), bibir bawah (labial
palp) yang berfungsi membedakan jenis makanan, dan belalai (proboscis) yang
digunakan untuk menghisap dan menyalurkan makanan. Tipe mulut ngegat yang
diamati adalah tipe penghisap.

Pengamatan pada sisi ventral terdapat dada (thoraks) yang terbagi 3 bagian yaitu
dada baguan atas (protoraks), dada bagian tengah (mesotoraks) dan dada bagian
bawah (metatoraks). Terdapat perut (abdomen), paha (femur), betis (tibia), duri
(spina) dan cakar (claw).
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah pada spesies kumbang
(Batocera celebiana) terdiri dari tiga bagian yaitu kepala (caput), dada (thoraks)
dan perut (abdomen) dengan tipe sayap perisai dan tipe kaki psedotetramerous
tarsus, dan pada spesies ngegat terdiri dari tiga bagian yaitu kepala (caput), dada
(thoraks) dan perut (abdomen) dengan tipe mulut menghisap.

5.2 Saran

Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam mengamati bagian-bagian yang terdapat


dalam setip spesimen agar hasil yang didapat lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Borror, D. J. (1989). Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam.Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

Borror, D. J., Triplehorn, C. A., & Johnson, N. F. (1996). Pengenalan Pelajaran


Serangga Edisi Keenam. Partosoedjono S, penerjemah; Brotowidjoyo MD,
editor. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: An
Introduction to The Study of Insects.

Dewi B., Hamidah A., Siburian J. (2016). Keanekaragaman dan kelimpahan jenis
kupu-kupu (lepidoptera; rhopalocera) di sekitar Kampus Pinang Masak
Universitas Jambi. Biospecies 9(2):32-38.

Erniwati. (2001). Keanekaragaman Serangga di Lahan Pertanian Bekas


Penambangan Emas. Laporan Teknik 2001: Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan
Sumber daya Hayati. Bogor: PUSLIT-LIPI.

Hadi, H.M., Udi, T., Rully, R. (2009). Biologi Insecta Entomologi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Hartati. (2009). Zoologi Invertebrata. Makasar: Universitas Negeri Makasar.

Koneri, R., Solihin, D. D., Buchori, D., dan Trumingkeng, R. (2010).


Keanekaragaman Kumbang Lucanid (Coleoptera: Lucanidae) Pada Berbagai
Ketinggian tempat di Hutan Konsensi Unocal Gunung Salak. Jawa Barat. Jurnal
Matematika dan Sains. Vol. 15, No. 2.

Kurniawati., Imilyati. (2016). Keanekargaman Spesies Insecta Pada Tanaman


Rambutan diPerkebunan masyarakat Meunasah kecamatan Leupang, Kabupaten
Aceh Besar. Nanggore Aceh Darussalam.

Lawrence, J. F., Britton E. B. (1991). The Insects of Australia Melbourne. Australia:


Melbourne University Press.

Marwoto. (1992). Masalah Efektifitas Pengendalian Hama Kedelai di Tingkat Petani.


Risalah Lokakarya Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Kedelai. Balittan.
Malang. Hal. 37-43.

Makihara, H. (1999). Atlas of longicorn beetles in Bukit Soeharto Education Forest,


Mulawarman University, East Kalimantan, Indonesia. Pusrehut Special
Publication 7: 1-40.

Pracaya. (2008). Bertanam Mangga. Jakarta: Penebar Swadaya.


Smith, K. G. V. (1973). Insects and other Arthropoda of Medical importance.
London: Brit. Mus. Nat. Hist.

Suheriyanto, D. (2008). Ekologi serangga. Universitas Islam Negeri Malang: Maliki


Press.

Syahmudin, dan Kholid. (2007). Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar
Swadaya.
LEMBAR ASISTENSI

Nama : Muh Ihsan Apriansyah


Stambuk : G40120013
Kelompok : III (Tiga)
Asisten : TRY STAR GABRIEL

No. Hari/Tanggal Asistensi Paraf

1.

2.

3.

Anda mungkin juga menyukai