Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

BIOLOGI PERTANIAN

Disusun Oleh :

Nama : Anggun Prasetyo


NIM : 23/23111023/BP
Kelas : SPKS C
Co Asisten : Romi Ebenhaezer Siahaan

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2023
ACARA X
MORFOLOGI SERANGGA
A. TUJUAN
Mengenal morfologi/struktur dasar tubuh serangga
B. PENDAHULUAN
Serangga (disebut pula Insecta) adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda) yang berkaki enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut
pula Hexapoda. Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di
lautan. Keluarga besar serangga (Insecta) dikelompokan kedalam 28 ordo yang
masing-masing ordo memiliki ciri-ciri unik yang membedakan antar mereka,
kelas (class) insecta terbagi menjadi dua subkelas (subclass) berdasarkan
keberadaan organ sayap yang memiliki, yaitu subkelas Apterygota bagi
serangga yang tidak memiliki sayap dan subkelas Apterygota bagi serangga –
serangga yang memiliki sayap. Insekta atau serangga mempunyai spesies yang
paling banyak jumlahnya di antara semua hewan. Jumlah spesies Insecta dapat
mencapai 675.000 spesies. Hewan ini dapat hidup di dalam tanah, di darat, di
udara, di air tawar atau sebagai parasit pada tubuh makhluk hidup lain.
Morfologi serangga adalah ilmu yang menekuni serta mendeskripsikan
tubuh serangga. Terminologi ini digunakan untuk mendeskripsikan serangga
memiliki kemiripan dengan artropoda lain karena memiliki kesamaan riwayat
evolusi. Tiga karakteristik fisik yang membedakan serangga dari artropoda
adalah mereka mempunyai badan yang dibagi jadi tiga daerah (kepala, dada,
serta perut), mempunyai tiga pasang kaki, serta bagian mulut yang terletak di
luar kapsul kepala. Posisi mulut inilah yang membedakan mereka dari saudara
terdekatnya, heksapoda non-serangga, yang meliputi Protura, Diplura, serta
Collembola. Serangga, seperti Artropoda lain tidak mempunyai kerangka
bagian dalam. Serangga justru mempunyai eksoskeleton, lapisan luar keras
yang sebagian besar dibuat dari kitin untuk melindungi serta menopang badan.

Struktur dasar tubuh serangga dipecah menjadi tiga bagian, yaitu kepala,
thorax, serta abdomen. Bagian kepala (capute) Bagian kepala serangga terdiri
dari berbagai macam struktur seperti antena (rumah indera serangga), mata
(biasanya berbentuk mata majemuk), mulut (tipe mulut dapat beragam
tergantung pada jenis serangga), dan rahang. Kepala serangga terdiri dari 6 ruas
(segmen). Di kepala tersebut terdapat mata, antena, dan mulut Kepala berfungsi
dalam hal sensorik serta makan. Dada merupakan tempat meletaknya
(bersambungnya) kaki dan sayap. Bagian dada (thorax) terdiri dari tiga segmen
yang disebut prothorax, mesothorax, dan metathorax. Pelengkap yang
digunakan untuk pergerakan melekat pada thorax. Setiap segmen thorax
memiliki sepasang kaki dan sayap (jika ada), berfungsi untuk menggerakan
badan. sayap hanya ditemukan di mesothorax dan metathorax. Bagian atas
prothorax disebut pronotum. Di lain pihak, ada pula seranggayang dalam
tingkatan muda sudah punya 3 pasang kaki pada dadanya, bahkan ada tambahan
2-8 psang kaki yang lunak pada bagian perut. Kaki-kaki lunak tersebut disebut
kaki semu. Kaki-kaki tersebut akan hilang setelah dewasa, misalnya pada ulat
(caterpillar).
Bagian perut (abdomen) serangga terdiri dari 11 segmen atau lebih sedikit
yang umumnya tidak mengandung pelengkap apa pun, kecuali pada segmen
terakhir yang mungkin memiliki pelengkap yang terkait dengan reproduksi.
Wujudnya berupa sepasang ruas yang sedarhana, menyerupai antenna. Cercus
yang sangat panjang menyerupai ekor. Cercus yang panjang jumlahnya 2 atau
3, misalnya pada lalat sehari ( Ephemera varia Eaton). Ada pula cercus yang
berbentuk seperti catut (kakatau), misalnya pada cocopet (Dermaptera).
Segmen perut yang ke-12 disebut telso atau periproct. Segmen tersebut tidak
pernah ada tambahan (appendages). Pada telson terdapat lubang untuk buang
kotoran (anus). Alat reproduksi betina terletak di antara ruas ketujuh dan
kedelapan pada batas belakang ruang perut yang kesembilan yang terletak pada
permukaan bawah (ventral).
Manfaat mempelajari Morfologi Serangga adalah membantu kita
memahami struktur tubuh seperti jenis mulut, kaki dan sayap dapat memberikan
petunjuk tentang preferensi makanan, habitat yang dihuni, dan perilaku
reproduksi serangga. Dengan memahami struktur tubuh serangga, kita dapat
mengerti bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan hidupnya.
C. METODE
1. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Kertas HVS
2. Pensil
3. Penghapus
4. Ballpoint
5. Penggaris
b. Bahan
a) Preparat Awetan Belalang (Valanga spp)
b) Preparat Awetan Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros)
c) Larva/ulat Penggulung Daun Pisang (Erionota thrax)
2. Cara Kerja
1. Amati dan gambarkan dari samping (lateral) segmentasi tubuh belalang
dan kumbang tanduk : kepala (caput), dada (thorax), dan perut
(abdomen), beri keterangan bagian-bagiannya.
2. Amati tipe alat mulut pada masing-masing serangga (belalang,kumbang
tanduk, ulat), difoto secara close up dan pelajari perbedaan masing-
masing alat mulut serangga. Gambar/sketsakan alat mulut serangga/ulat,
beri keterangan bagian-bagiannya.
D. HASIL PENGAMATAN
1. Morfologi Preparat Awetan Belalang (Valanga spp)

Gambar 10.1 Morfologi Preparat Awetan Belalang (Valanga spp)


2. Morfologi Alat Mulut Preparat Awetan Belalang (Valanga spp)

Gambar 10.2 Morfologi Alat Mulut Preparat Awetan Belalang (Valanga


spp)
3. Morfologi Preparat Awetan Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros)

Gambar 10.3 Morfologi Preparat Awetan Kumbang Tanduk (Oryctes


rhinoceros)
4. Morfologi Alat Mulut Preparat Awetan Kumbang Tanduk (Oryctes
rhinoceros)

Gambar 10.4 Morfologi Alat Mulut Preparat Awetan Kumbang Tanduk


(Oryctes rhinoceros)
5. Morfologi Larva/ulat Penggulung Daun Pisang (Erionota thrax)

Gambar 10.5 Morfologi Larva/ulat Penggulung Daun Pisang (Erionota


thrax)
6. Morfologi Alat Mulut Larva/ulat Penggulung Daun Pisang (Erionota thrax)

Gambar 10.6 Morfologi Alat Mulut Larva/ulat Penggulung Daun Pisang


(Erionota thrax)
E. PEMBAHASAN
F. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, dkk. (2023). Petunjuk Praktikum Biologi, diakses pada 03 Desember 2023
pukul 00.45 WIB.
Anonim. (2011). Modul Pelatihan Teknis Sistematika, Morfologi dan Fisiologi
Tanaman Kakao. http://repository.pertanian.go.id:8080/server/api/core/b
itstreams/6bea2121-00e5-42fa-b3ea-1222ffeedbe2/content, diakses pada
03 Desember 2023 pukul 21.23 WIB.
Dian, Septarini Anitasari, Nur Dwi Rikhma Sari, dkk. (2018). Teknologi Kultur
Mikrospora Tebu Prospek dan Pengembangan di Indonesia. http://reposi
tory.ikipjember.ac.id/120/3/Buku%20Referensi%20%20%20Tebu%20In
donesia.pdf, diakses pada 04 Desember 2023 pukul 20.57 WIB.
Pahan. (2012). Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit. https://perpustakaan.panc
abudi.ac.id/dl_file/penelitian/19264_2_BAB_II.pdf, diakses pada 03
Desember 2023 pukul 23.40 WIB.
Silalahi, Marina. (2015). Bahan Ajar Morfologi Tumbuhan. http://repository.uki.a
c.id/195/1/MORFOLOGI%20TUMBUHAN.pdf, diakses pada 02
Desember 2023 pukul 01.23 WIB.

Yogyakarta, 05 Desember 2023


Mengetahui,
Co Asisten Praktikan

(Romi Ebenhaezer Siahaan) (Anggun Prasetyo)

Anda mungkin juga menyukai