Oleh :
Golongan E Kelompok 5A
1. Arya Widya Kunthi Savitri (161510501277)
2. Renjana Dyahpastika Ametis (161510501281)
3. Taufiq Iradah (161510501289)
LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
i
BAB 1. PENDAHULUAN
3
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.2.1 Alat
1. Pinset
2. Loup
3. Mikroskop
4. Stereo
5. Kuas
6. Cawan petri plastik
3.2.2 Bahan
1. Spesimen serangga freshly killed (belalang, kupu-kupu, kepik, lalat,
nyamuk, lebah, larva kupu-kupu, larva lalat, larva kumbang, pupa kupu-
kupu, pupa lalat, pupa kumbang)
4
kemudian memisahkan bagian alat mulut tersebut dan memfoto secara close
up dan mempelajari perbedaan masing-masing alat mulut serangga.
4. Mengamati tipe antenna pada masing-masing serangga (kumbang, lalat,
kupu-kupu, belalang) yang dibawa dengan mengambil menggunakan pinset
antenna pada masing-masing serangga kemudian memfoto secara close up
dan mengamati serta memperlajari perbedaan masing-masing tipe antenna
serangga dan mendefiniskan tipe antennanya.
3.3.2 Prosedur Praktikum Metamorfosis Serangga
1. Mengamati tipe metamorphosis pada serangga yang dikoleksi (kupu-kupu /
kumbang, kepik) dengan memfoto dan mempelajari perbedaannya.
2. Mengamati tipe larva (ulat, uret, set) mengamati dengan teliti perbedaannya
dengan melihat bentuk tubuh, kepala, tungkai thorakal, tungkai abdominal.
3. Mengamati tipe pupa (pupa kupu-kupu, pupa lalat rumah, dan pupa
kumbang) mempelajari apakah alat tambahan (appendages) melekat atau
tidak pada pupa.
5
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
(DATA KELOMPOK)
NO GAMBAR KETERANGAN
1. Gambar serangga utuh (Orong- Orong-orong terdiri atas :
orong) 1. Kepala
2. Thoraks
3. Abdomen
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Orthoptera
Famili : Gryllotalpidae
Kepala Kepala
Tipe mulut : Mandibulata
Antena : Setacea
Thoraks
Tungkai : 2 pasang
Sayap : 2 pasang
Thorak
6
Abdomen :
Terdapat alat reproduksi, alat
pencernaan, dan alat peredaran darah.
Abdomen
Klasifikasi :
Kelas : Insecta
Kepala
Filum : Arthropoda
Ordo : Orthoptera
Kingdom : Animalia
Famili : Acrididae
Kepala
Alat mulut : Mandibulata
Antena : Setacea
Thoraks
Tungkai : 3 pasang
7
Thorak Sayap : 2 pasang
Abdomen
8
(DATA GOLONGAN)
9
dewasa
3. Larva memiliki mulut
yang dilengkapi
dengan gigi halus.
Larva lalat mengalami
pergantian kulit sampai
2/3 tergantung pada
jenisnya.
3. Larva Kumbang (Uret) Tipe larva : Scarabaeiform
dengan kepala berkembang
sempurna.
Kaki thorakal : 3 pasang
Tipe mulut : penggigit
pengunyah
Larva memiliki warna
kuning kecoklatan.
4. Pupa Lalat Tipe pupa : Koartata, pupa
yang kulit larva instar
terakhirnya mengeras dan
membentuk
puparium/kokon.
Tipe metamorfosis :
holometabola, serangga
pradewasa (pupa)
mempunyai bentuk yang
berbeda dengan serangga
dewasa (imago)
5. Pupa Kupu-kupu Tipe pupa : termasuk dalam
tipe pupa obtect karena
mempunyai antena, sayap,
dan tangkai yang melekat
10
pada tubuh pupa.
Tipe metamorfosis :
Holometabola karena
memiliki bentuk yang
berbeda dengan serangga
dewasa (imago).
Dari tabel diatas didapatkan bahwa orong-orong terdiri dari kepala, thoraks
dan abdomen. Pada bagian kepala orong terdapat 2 bagian yaitu mulut dan
antenna. Tipe mulut orong-orong yaitu mandibulata yang memiliki mandibel
sebagai alat untuk mengunyah makanan padat. Jenis antenna orong-orong yaitu
setaces. Setaces merupakan tipe antenna yang memiliki bentuk seperti duri/rambut
yang bertekstur keras dan terdapat ruas-ruas pada antenna (Purnomo, 2007). Pada
bagian thorak orong-orong terdapat 2 pasang tungkai dan sayap. Bagian abdomen
pada orong-orong terdapat alat reproduksi, alat pencernaan dan juga alat
peredaran darah.
Belalang terdiri atas kepala, thorak dan abdomen. Bagian tubuh belalang
sama halnya dengan bagian tubuh orong-orong, hanya saja keduanya berbeda
pada jenis famili. Tungkai pada thoraks belalang berjumlah 3 pasang. Belalang
memiliki eksoskeleton yang berfungi sebagai alat pelindung tubuh. Eksoskeleton
11
belalang hanya bersifat sementara, karena nantinya eksoskeleton akan terlepas
dari tubuh belalang agar dapat tumbuh menjadi belalang dewasa.
Larva kupu-kupu termasuk pada ordo Lepidoptera yang memiliki cirri cirri
memiliki jumlah yang banyak dan tersebar, mempunya sisik yang berfungsi untuk
menutupi tubuh dan sayapnya. Pada data golongan objek yang diamati masih
berupa larva yang merupakan tipe larva eruciform dan memiliki tubuh yang
silindrik, tungkai thorakal yang pendek, dan mempunyai tungkai semu. Larva
kupu-kupu merupakan bagian dari siklus hidup kupu-kupu yang biasa disebut
dengan metamorfosis. Tipe metamorfosis pada kupu-kupu yaitu holometabola
atau metamorphosis sempurna dan antara larva dengan kupu-kupu hidup pada
habitat yang sama yaitu darat. Makanan yang dibutuhkan kupu-kupu dan larva
berbeda. Kupu-kupu akan membutuhkan nectar sedangkan larva memakan daun
pada tumbuhan.
Larva lalat atau biasa disebut dengan set merupakan larva dengan ordo
diptera. Tipe larva pada lalat adalah vermiform yaitu larva yang tidak memiliki
tungkai dan tubuh yang memanjang. Siklus hidup lalat merupakan metamorphosis
sempurna dimana larva menjadi tahap kedua setelah telur keluar dari induknya.
Larva lalat memiliki mulut yang dilengkapi gigi halus selain itu larva lalat dapat
mengalami perganti kulit sampai 2/3 tergantung pada jenisnya.
Uret merupakan nama lain dari larva kumbang yang memiliki warna kuning
kecoklatan. Tipe yang dimiliki oleh larva kumbang adalah scarabaeifom. Tipe
tersebut merupakan tipe yang dimiliki uret dan memiliki karakteristik badan
berbentuk huruf C, kepalanya berkembang dengan sempurna, mempunyai kaki
thorakal sebanyak tiga pasang. Tipe mulut larva kumbang adalah penggigit dan
pengunyah.
Pupa kupu-kupu tergolong tipe pupa obtect karena pupa kupu-kupu
memiliki antena, sayap, dan tangkai yang melekat pada tubuh pupa. Untuk tipe
metamorfosis, pupa kupu-kupu tergolong dalam homometabola yang memiliki
bentuk yang berbeda dengan serangga dewasa (imago).
Pupa kumbang termasuk tipe pupa eksarata yaitu tipe pupa yang
embelannya tidak melekat pada tubuh pupa. Menurut Purnomo (2007), pupa
12
eksarata memiliki alat tambahan yang bebas dan tidak memiliki kokon. Tipe
metamorfosis pupa ini adalah holometabola karena bentuk pradewasa (pupa)
berbeda dengan dewasa (imago)
13
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Tubuh serangga terdiri dari 3 ruas atau bagian yaitu bagian kepala, thorak
dan abdomen. Bagian kepala terdapat sepasang mata, mulut dan antenna.
Bagian thorak tedapat tungkai dan sayap. Bagian abdomen terdapat alat
reproduksi, alat pencernaan dan alat peredaran darah.
2. Metamorfosis merupakan perubahan yang terjadi pada serangga yang
mana serangga muda (nimfa) memiliki bentuk yag berbeda dengan
serangga dewasanya (imago). Metamorfosis dibagi menjadi 2 yaitu
metamorfosis sempurna dan tidak sempurna.
3. Tipe larva terbagi menjadi 6 yaitu scarabaeiform, vermiform, eruciform,
campodeiform, carabiform, elateriform. Keenam tipe larva memiliki jenis
dan bentuk yang berbeda-beda.
5.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16
ACC Lembar Kerja Praktikum Biokelogi kelompok 5A
17
ACC Lembar Kerja Praktikum Biokelogi kelompok 5A
18
ACC Lembar Kerja Praktikum Biokelogi kelompok 5A
19
ACC Lembar Kerja Praktikum Biokelogi kelompok 5A
20
ACC Lembar Kerja Praktikum Biokelogi kelompok 5A
21
ACC Flowchart Acara 1 milik Taufiq Iradah (16-1289)
22
ACC Flowchart Acara 1 milik Taufiq Iradah (16-1289)
23
ACC Flowchart Acara 1 milik Arya Widya (16-1277)
24
ACC Flowchart Acara 1 milik Arya Widya (16-1277)
25
ACC Flowchart Acara 1 milik Renjana D.A (16-1281)
26
ACC Flowchart Acara 1 milik Renjana D.A (16-1281)
27
Fakhrah. 2016. Inventarisasi Insekta Permukaan Tanah di Gampong Krueng
Simpo Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Pendidikan Almuslim, 4(1): 48-
52.
28
Nelistya, A. 2007. Mengenal Bagian Tubuh Hewan. Jakarta: Pacu Minat Baca
29
Zhukovskaya, M. and D. Polyanovsky. 2017. Biogenic Amines in Insect
Antennae. Frontiers in Systems Neuroscience, 11(45): 1-9.
30
Lowe, T., Garwood, R. J., and Simonsen, T. J. 2017. Metamorphosis Revealed:
Time-Lapse Three-Dimensional Imaging Inside A Living Chrysalis. The
Royal Society Interface, 10:1-6.
31
Prakoso, B. 2017. Biodiversitas Belalang (Acrididae: Ordo Orthoptera) Pada
Agroekosistem (Zea Mays L.) Dan Ekosistem Hutan Tanaman Di Kebun
Raya Baturaden, Banyumas. Biosfera, 34(2): 80-88
32
Fombong, A. T., Haasi, F., Ndegwa, P. N., and Irungu, L. W. 2012. Life history of
Oplostomus haroldi (Coleoptera: Scarabaeidae) under laboratory
conditions and a description of its third instar larva. Tropical Insect
Science, 1-8
33
34
Ristyanti, R., Saraswati, L. D., and Hestiningsih. 2016. Identifikasi Pupa Jantan
dan Pupa Betina dengan Metode Pemisahan Berdasarkan Ukuran Tubuh
Pupa Aedes aegypti. Kesehatan Masyarakat, 4(1): 184-187
35
Purnomo, H dan Haryadi, N. T. 2007. Entomologi. Yogyakarta: Center for
Society Studies.
36
37