KELAS INSEKTA
Bahan bacaan :
Bowman, D.D (1999). Georgis’ Parasitology for Veterinery. 8th Ed. Saunders
an Imprint of Elsevier Science
Urquhart, G.M; J. Amour; J.L. Duncan; A.M. Dunn and F.W. Jennings (1985).
Veterinary Parasitology. Longman Scientific and Technical.
27
KELAS
INSEKTA
.
Kelas insekta, stadium dewasa tubuhnya tersusun oleh segmen-segmen
dan dapat dibedakan menjadi : (1) Kepala, (2) Torak dan (3) Abdomen
1. KEPALA
Sepasang Mata (jika ada) terletak lateral (samping) diatas pipi, terdiri dari
sepasang mata majemuk, kalau jaraknya sempit dikenal “holoptic”
(umumnya ditemukan pada insekta jantan) dan jika jaraknya lebar dikenal
“dichoptic” (umumnya ditemukan pada insekta betina). Selain itu juga
akan ditemukan mata tunggal (“ocelli”) yang berbentuk segitiga pada
dorsum atau vertex
2. TORAK (Dada)
Torak tersusun oleh tiga segmen diberi nama : (1) Protorak (Pronotum)
di sebelah anterior (2) Mesotorak (Mesonotum) bagian tengah dan (3) Metatorak
(metanotum) di posterior. Setiap segmen dari torak, memiliki tanda menciri
(karakteristik) yaitu ditemukannya sepasang kaki yang beruas-ruas (bersegmen).
Selain ditemukan kaki, pada Mesotorak dan Metatorak ditemukan sepasang sayap
(sesuai dengan namanya : Diptera, di = 2 dan ptera = sayap), tetapi ada juga yang
tidak memiliki sayap.
Kaki tersusun oleh beberapa segmen antara lain : (1) Koksa, (2)
Trohanter, (3) Femur, (4) Tibia dan (5) Tarsus. Tarsus tersusun oleh beberapa
ruas (biasanya lima) dan ujungnya seringkali dilengkapi dengan cakar.
menyilang, daerah diantara vena disebut sel. Susunan vena dan bentuk sel sangat
penting untuk identifikasi
3.ABDOMEN (PERUT)
Jenis kelamin insekta terpisah (jantan dan atau betina), setelah kawin
insekta betina akan bertelur atau mengeluarkan larva tergantung jenisnya. Dari
dalam telur akan keluar larva, setelah itu mengalami 3 kali atau lebih
perkembangan larva (ekdisis), kemudian baru memasuki stadium pupa dan
akhirnya dewasa. Siklus hidup, (perkembangan telur, larva, pupa dan dewasa)
mengalami perubahan bentuk yang menciri (karakteristik) disebut Metamorfosis
KLASIFIKASI
Klasifikasi kelas insekta menurut Richards dan Davies (1977) dalam buku
Soulsby (1982) sebagai berikut : Kelas Insekta memiliki 2 Sub-Kelas : (1)
Apterygota dan (2) Pterygota
Sub-kelas
PTERYGOTA
Devisi Devisi
EXOPTERYGOTA ENDOPTERYGOTA
Kalau memiliki sayap Kalau memiliki sayap
berkembang dari tunas sebelah luar. berkembang dari tunas sebelah
dalam.
Metamorfosis sederhana, jarang
memiliki stadium pupa. Matamorfosenya lengkap,
memiliki stadium pupa.
Memiliki 10 Ordo antara lain :
1. Orthoptera (Belalang, kecoak) Memiliki 6 Ordo, antara lain :
2. Dermaptera (Earwing) 1. Coleoptera (Kumbang)
3. Plecoptera (lalat batu) 2. Hymenoptera (Lebah dan
4. Isoptera (anai-anai, rayap) Tawon)
5. Psocoptera (kutu buku) 3. Lipidoptera (Kupu-kupu,
6. Mallophaga (Kutu penggigit = Ngengat)
“biting lice”) 4. Neuroptera (Sayap menyusur
7. Siphunculata (Anoplura), kutu “lace wings”)
penghisap (“sucking lice”) 5. Siphonaptera (Aphaniptera)
8. Odonata (dragon-flies) (Pinjal)
9. Thysanoptera (Thrips) 6. Diptera (Lalat dan Nyamuk).
10. Hemiptera (kutu busuk)
Dari 6 Ordo yang ada, hanya
Dari 10 ordo yang ada, hanya ordo Siphonaptera dan Diptera yang
ordo (Mallophaga dan Siphunculata terpenting untuk kedoktaran hewan
(Anoplura) yang terpenting untuk yang akan dibahas lebih lanjut
kedokteran hewan yang akan dibahas
lebih lanjut.
30
Devisi exopterygota
ORDO MALLOPHAGA
(Kutu Penggigit)
MORFOLOGI
SIKLUS HIDUP
SUB-ORDO
AMBLYCERA
Sub-ordo
ISCHNOCERA
2. Lipeurus caponis
Merupakan kutu sayap Aaam, bentuknya langsing dan memanjang
, untuk menyesuaikan hidup dibagian bawah tangkai bulu dan
pergerakannya sangat lambat. Kepala kecil, dahinya menonjol
setelah antena. Antena tersusun oleh 5 segmen, kaki belakang
paling panjang diantara yang lainnya. Menginfestasi ayam dan
burung. Kutu dewasa berukuran panjang 2,0 – 2,5 mm, memakan
ketombe dan rontokan bulu
6. Columbicola
columbae, sinonim :
Lipeurus baculus
Merupakan kutu
langsing burung mer-
pati, berwarna coklat
kehitaman dengan pan-
jang 2,0 – 2,8 mm.
PADA MAMALIA
2.
GENUS TRICHODECTES
3. GENUS FELICOLA
SUB-ORDO
RHYNCHOPHTHIRINA
36
DEVISI EXOPTERYGOTA
2. ORDO SIPHUNCULATA = ANOPLURA
(Kutu penghisap= “sucking lice”)
Abdomen relatif besar, nampak tersusun oleh 7 – 9 segmen dan pada tepi
setiap segmen selalu ditemukan lempeng paratergal “paratergal plate” yang
merupakan lapisan tebal dari kitin sehingga berwarna coklat gelap. Pada bagian
dorsal abdomen juga ditemukan 6 pasang spirakel
langsung antara ternak terinfestasi dengan ternak sehat, tetapi kadang-kadang juga
bisa melalui alat kandang dan bahkan manusia yang bekerja pada peternakan
Klasifikasi, Ordo Siphunculata, memiliki 5 Famili, antara lain (1)
Haematopinidae, (2) Linognathidae, (3) Pediculidae, (4) Hoplopleuridae dan (5)
Echinophthiriidae. Hanya 2 Famili Haematopinidae dan Linognathidae yang
penting untuk kedekteran hewan, satu familia (Pediculidae) menginfestasi
manusia dan 2 yang lainnya (Hoplopleuridae dan Echinophthiriidae) berparasit
pada rodensia.
Secara skematis ditampilkan sebagai berikut :
ORDO
SIPHUNCULATA
FAMILI FAMILI
HAEMATOPINIDAE LINOGNATHIDAE
GENUS GENUS
HAEMATOPINUS LINOGNATHUS
FAMILI FAMILI
HAEMATIPINIDAE LINOGNATHIDAE
(Enderlein, 1904) (Enderlein, 1905)
Terkenal dengan Kutu Hidung Terkenal dengan Kutu Hidung
Pendek (istilah diambil dari ukuran Panjang, berwarna kebiru-biruan
kepala), berwarna kekuningan atau sampai hitam.
abu-abu kecoklatan
Kepala memanjang dan menyudut Kepala, tidak memiliki mata atau titik
setelah antena, tidak memiliki mata, mata, Antena tersusun oleh 5 segmen
tetapi dibawah antena ada titik mata.
Torak, Kaki, setiap kaki diakhiri Torak, pasangan kaki ke-1 adalah
dengan cakar yang sama ukurannya dan paling kecil, ke-2 dan ke-3 semakin
pada tibia ditemukan sebuah taji besar dan diakhiri dengan cakar yang
“spurs” dan sebuah bantalan tibia . tidak sama besarnya, taji dan bantalan
tibia tidak ada. Lempeng sternal pada
permukaan ventral torak menyempit
atau tidak ada .
FAMILIA
38
HAEMATOPINIDAE
HAEMATOPINUS
Haematopinus Haematopinus
asini eurysternus
FAMILI
LINOGNATHIDAE
LINAGNATHUS
(1) Linognathus ovillus dikenal dengan kutu tubuh atau kutu biru pada
domba. Juga disebut kutu muka, karena berpredileksi utama pada muka, (2)
Linognathus vituli, disebut juga dengan kutu hidung panjang (3) Linognathus
africanus, dikenal dengan kutu biru domba di Afrika.(4) Linognathus pedalis,
merupakan kutu kaki pada domba yang berpredileksi pada lengan, tungkai dari
domba yang tidak ada woolnya (5) Linognathus stenopsis pada kambing (6),
Linognathus setosus, sinonim : Linognathus piliferus pada anjing, (7)
Solenopotes capillatus pada sapi di Eripa, USA, Australia
Linognathus Linognathus
africanus setosus
Solenopotes Linognathus
capillatus vituli
ORDO
SIPHONAPTERA
(Pinjal)
Linognathus setosus
Haematopinus suis
Linognathus africanus
40
MORFOLOGI
Abdomennya tersusun oleh 10 segmen dan pada segmen yang ke-9 baik
pada pinjal jantan dan betina pada bagian dorsal ditemukan lempeng yang disebut
Sensilium atau Pygidium yang ditumbuhi oleh bulu sensoris yang fungsinya
belum diketahui. Tergum segmen ke-9 pada pinjal jantan mengalami modifikasi
menjadi bentuk klasfer. Penis (Aedeagus) pinjal jantan dilapisi oleh lapisan kitin
yang komplek.
SIKLUS HIDUP.
SPESIES
Ctenocephalides
Morfologi, memiliki baik ctenidia
genal dan pronatal, memiliki mata, pada
koksa kaki ke-2 (mesopleuron) ditemukan
batang pleural (batang meral). Spesies
Ctenocephalides canis dan
Ctenocephalides felis. Perbedaannya,
dimana C. canis, dahinya melengkung
dan spina I pada genal ktenidia jauh lebih
pendek dibandingkan spina II, sedangkan C. felis, dahi berbentuk kurva datar
dan Spina I pada genal ktenidia hampir sama panjang dengan spina II.
Ctenocephalides canis dan felis keduanya menginfestasi anjing dan kucing, tetapi
Ctenocephalides felis lebih tersebar luas, selain itu dapat juga menggigit sapi dan
manusia
Pulex irritans
Xenopsylla cheopsis
betina akan menggali kulit terutama vial,jengger dan sekitar mata ayam untuk
meletakkan telurnya, tidak memiliki Ktenidia baik pronatal dan genal ktenidia,
dahi (frons) bentuknya bersudut, Segmen torak menyempit disebelah atas, selain
unggas, dapat juga menginfestasi anjing, kucing, mamalia lain bahkan dapat
menggigit manusia, berpredileksi dan menimbulkan nodul terutama disekitar mata
dan diantara jari kaki
43
ordo
DIPTERA
(Lalat dan Nyamuk)
Klasifikasi :
Ordo diptera memiliki 3 sub ordo yang terpenting antara lain : (1)
Nematocera, (2) Brachycera dan (3) Cyclorrhapha. Tanda menciri diantara
Subordo tertera seperti dibawah ini :
Sub-ordo
45
NEMATOCERA
Klasifikasi, Subordo
Nematocera, memiliki 4
famili antara lain : (1)
Culicidae, (2)
Ceratopogonidae, (3)
Simuliidae dan (4)
Psychodidae. Dari 4 famili
yang ada, hanya tiga famili
yang terpenting .
FAMILI
CULICIDAE
Morfologi :
Tubuh nyamuk dapat dibedakan atas : (1) Kepala, (2) Toraks dan (3)
Abdomen.
Abdomen sisiknya jarang, cerci sisiknya banyak, cerci sisiknya banyak dan
kecil dan pendek panjang dan runcing cerci kecil dan pendek
Kaki belakang polos (tanpa cincin memiliki cincin putih polos (tanpa cincin
putih) putih)
FAMILI
47
CERATOPOGONIDAE
GENUS
CULICOIDES
FAMILI
SIMULIIDAE
Memiliki 1.600 spesies dari 19 genus dan hanya Genus Simulium yang
terpenting. Secara umum juga dikenal dengan lalat hitam. Lalat betina menghisap
darah mamalia, burung dan manusia
GENUS
SIMULIUM
Siklus hidup : umumnya senang pada air terjun, aliran air pegunungan dan
jarang pada sungai dataran tinggi. Telur diletakkan pada permukaan air atau batu
atau ranting, dari dalam telur akan keluar larva yag hidup di dalam air, seterusnya
berkembang menjadi pupa dan akhirnya berkembang menjadi dewasa
Sub-ordo
BRACHYCERA
FAMILIA
TABANIDAE
Merupakan lalat berukuran besar, kuat dan tegap, lalat betina menghisap
darah hewan besar dan manusia, tetapi mamalia kecil dan burung juga terserang,
sedangkan lalat jantan menghisap madu tumbuhan
Famili Tabanidae memiliki lebih dari 30 genus dan 4.000 spesies, hanya 3
genus yang terpenting antara lain : (1) Tabanus dan (2) Haematopota dan (3)
Chrysops
Siklus Hidup, lalat betina bertelur dengan jumlah beberapa ratus berbentuk
cerutu berwarna kebu-abuan yang ditempatkan pada tumbuhan air atau batu, larva
keluar dari telur dan hidup didalam air.
GENUS
TABANUS
GENUS
HAEMATOPOTA
GENUS
CHRYSOPS
SUBORDO
CYCLORRHAPHA
Sub-ordo Cyclorrapha menjadi 2 Seri antara lain : (1) Aschiza dan (2)
Schizophora., dan hanya Seri Schizophora yang terpenting. Seri Schizophora
memiliki 2 seksi antara lain : (1) Calypterae dan (2) Pupipara.
FAMILI
MUSCIDAE
Kepala, ditemukan sepasang antena dan arista. Alat mulut (labellum dan
palpus maksilaris) bentuknya gemuk dan menggantung kebawah, dapat ditarik
masuk proboscis, pada ujungnya ditemukan organ seperti bunga karang yang
bergelombang disebut Labela.
Famili Muscidae terdiri dari banyak genus lalat penggigit dan tidak
penggigit. Genus yang penting mencakup (1) Musca (Lalat Rumah), (2)
Stomoxys (Lalat Kandang) dan (3) Haematobia (Lalat Tanduk)
GENUS
MUSCA
Sayap, venasi sayap V-4 berbentuk kurva dan saat istirahat melipat terpisah diatas
abdomen.
Kaki, pada ujung tarsus ditemukan 2 buah cakar, 2 pulvili dan sebuah empodium .
Abdomen, tersusun oleh 4 segmen yang jelas, sedangkan segmen yang lainnya
merapat dibagian ujung paling belakang, pada tepinya berwarna kuning, juga
ditemukan 4 garis memanjang berwarna keabu-abuan dengan variasi terang dan
gelap. Spesies : Musca domestica (lalat rumah), Musca autumnalis (lalat wajah)
Siklus Hidup : Telur berbentuk seperti pisang berwarna kuning pucat dengan
ukuran 1,0 mm, diletakkan pada tinja atau bahan-bahan organik, dari dalam telur
akan keluar larva selanjutnya berkembang menjadi pupa dan akhirnya dewasa
GENUS
STOMOXYS
51
Morfologi
Serupa dengan lalat rumah (musca
domestica), tetapi lebih panjang. Pada kepala
ditemukan palpus maksilarisnya yang
ukurannya lebih pendek dibandingkan proboscis yang ujuangnya tajan . Toraknya
juga terlihat ada 4 garis longitudinal berwarna abu-abu gelap (sama dengan Musca
sp). Sayap, saat istirahat tetap melipat terpisah diatas abdomen dan V-4 tidak
membentuk kurva. Lengpeng hipopleuron tidak memiliki sebaris bulu “setae”.
Abdomennya lebih pendek, tetapi lebih lebar jika dibandingkan dengan Musca sp
dan ditemukan adanya tiga titik berwarna gelap pada segmen ke-2 dan ke-3 dan
tepinya berwarna gelap, keabu-abuan atau coklat
GENUS
HAEMATOBIA
Morfologi :
Lalat dewasa panjangnya lebih dari 4,0 mm
dan paling kecil diantara lalat penghisap
darah Famili Muscidae. Pada kepala
ditemukan proboscis yang tertahan kedepan
(berbeda dengan Musca sp bertahan
kebawah), berbeda Stomoxys, karena Haematobia (palpusnya kekar dan hampir
sama panjang dibandingkan proboscis) sedangkan (Stomoxys palpus lebih pendek
dibandingkan proboscis). Torak berwarna kelabu, juga ditemukan beberapa garis
kehitaman
Siklus hidup : Lalat betina bertelur pada tinja segar, dari dalam telur akan menetas
dan keluarlah larva, 6 – 8 hari kemudian berkembang menjadi pupa dan akhirnya
berkembang lagi menjadi lalat dewasa
FAMILI
CALLIPHORIDAE
52
Famili lalat ini sering menimbulkan miasis (yaitu investasi larva lalat pada
jaringan hewan yang masih hidup), lalat dewasanya tidak menghisap darah, tetapi
larvanya berkembang pada bangkai, bahan yang membusuk dan sering pada
jaringan hewan hidup (miasis). genus yang penting : (1) Lucilia (Lalat Botol
Hijau), (2) Calliphora (Lalat Botol Biru)
GENUS
LUCILLIA
Siklus hidup : lalat betina bertelur dalam kelompok berwarna kekuningan, 12 jam
kemudian telur akan menetas dan keluarlar larva, 3-10 hari kemudian larva akan
jatuh ke tanah dan selanjutnya mengalami stadium pupa, 3-7 hari kemudian
keluarlah lalat dewasa
GENUS
CALLIPHORA
FAMILI
HIPPOBOSCIDAE
53
GENUS
HIPPOBOBOSCA
Morfologi
Lalat dewasa berukuran besar dengan pajang 1,0 cm
dan berwarna coklat kemerahan dengan bintik-bintik kuning yang menjolok pada
segmen abdomen. Proboscisnya retraktil dan hanya memanjang pada saat
menghisap darah . Venasi sayap sangat tipis (memudar) pada bagian tepi dan
terlihat tembus pandang