Anda di halaman 1dari 24

Laporan Praktikum

Entomologi Kesehatan
Identifikasi Filum Artropoda

Oleh: Kelompok I
Aviandri Naie Caesar Zulbadri
Eva Febrianti
Helma Nurfauziah
Irnanda Agratama
M. Hafidh As-Shidqi
Nursani
Ovaria Suwandi
Safitriani Marbun
Vero Dosandi
Yuanita Purnama
Tingkat: I1
Dosen Pembimbing: Aidil Onasis, SKM, M.Kes
Instruktur Pembimbing: Miladil Fitra, SKM

Jurusan Kesehatan Lingkungan


Politeknik Kesehatan KemenKes Padang
Tahun Akademik 2010/2011
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di permukaan bumi ini terdapat lima kerajaan (kingdom) makhluk hidup. Yakni
Animalia (hewan), Plantae (tumbuh-tumbuhan), Fungi (jamur), Protista (mikro-
organisme yang memiliki membran inti), Monera (mikro-organisme yang tidak memiliki
membran inti), dan Virus. Animalia memiliki tujuh filum. Salah satunya filum
Arthropoda. Filum Arthropoda merupakan filum yang memiliki ragam jenis klasifikasi
yang terbesar (terbanyak) di permukaan bumi. Hampir 90% dari seluruh jenis hewan
yang diketahui orang di bumi adalah filum Arthropoda.
Filum Arthropoda diklasifikasi menjadi empat kelas, yaitu:
 Crustacea atau kelas udang-udangan.
 Insecta atau serangga (Hexapoda).
 Myriapoda terbagi menjadi dua subkelas:
- Diplopoda atau kelabang
- Chilapoda atau kluwing
 Arachnida atau laba-laba.
Khususnya Insecta (yang menjadi pusat perhatian pelajaran ini) memiliki sepuluh
ordo. Namun, yang di pelajari dalam Entomologi Kesehatan hanya delapan ordo saja
kedelapan ordo tersebut adalah:
1. Ordo Orthoptera
2. Ordo Coleopetere
3. Ordo Hemiptera
4. Ordo Anoplora
5. Ordo Lepidoptera
6. Ordo Diptera
7. Ordo Siphonoptera
8. Ordo Hymenoptera
Filum Artropoda memiliki peranan dalam bidang kesehatan sebagai berikut:
 Mengeluarkan penyakit (vektor dan hospes perantara).
 Mengeluarkan toksin (bisa / racun).
 Menyebabkan penyakit (parasit).
 Menyebabkan alergi.
 Menimbulkan entomofobia (penyebab rasa takut terhadap serangga).
Oleh karena filum Arthropoda memiliki empat kelas, dan memiliki peranan dalam
bidang kesehatan. Alangkah baiknya para mahasiwa/i Akademi Kesehatan Lingkungan
mengetahui bagian-bagian tubuh dari para anggota filum Artropoda. Dengan cara melihat
dan mengidentifikasi kepala, thorax, abdomen, kaki, antena, dan sayap dari masing-
masing sampel kelas yang ada di filum Arthropoda. Antara lain udang, kepiting,
kaljengking, dan binatang-binatang filum Arthropoda lainnya.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan umum:
“Mengetahui Taksonomi dan Mengenal Ciri” morfologi Arthropoda yang
berperan di bidang Kesehatan
Tujuan khusus:
 Memahami Taksonomi Artropoda di Bidang Kesehatan yakni empat kelas
dan delapan ordo.
 Mengenal morfologi dan ciri-ciri Arthropoda di Bidang Kesehatan
 Menjelaskan morfologi dan ciri-ciri Arthropoda di Bidang Kesehatan
 Mebedakan morfologi dan ciri-ciri Arthropoda di Bidang Kesehatan
 Memahami fisiologis dan kehidupan Arthropoda di Bidang Kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hewan Berbuku-buku (Arthropoda)


Hewan ini memiliki ciri dengan kakinya yang beruas-ruas atau bersegmen dengan
bentuk tubuh simetris bilateral dan terlindungi oleh rangka luar yang kaku berupa
kutikula yang mengandung zat kitin (ekso-skelleton), contohnya, udang, laba-laba,
kepiting, serangga, dan kaki seribu. Pada hewan ini, perbedaan antara kepala dan perut
sudah terlihat jelas. Matanya majemuk dan antenanya peka terhadap rangsangan.
Arthropoda berasal dari kata anthros yang artinya sendi dan podos yang artinya kaki.
Arthropoda merupakan filum yang mempunyai anggota paling banyak, baik jenis maupun
individunya. Arthropoda dapat hidup di sebagian besar tempat, dapat di darat, air tawar,
air laut, di udara, menempel di pohon, bahkan dapat hidup di atas kepala manusia. Ada
yang hidup bebas dan ada yang parasit. Anthropoda dapat bernapas dengan menggunakan
trakea dan oksigen langsung ditransfer ke dalam sel dan jaringan. Berdasarkan perbedaan
bagian tubuh, Anthropoda dapat dibedakan menjadi Crustacea, Arachnida, Myriapoda,
dan Insecta.
I. Crustacea (Udang-udangan)
Ciri-ciri Crustacea adalah hidup di air, bernapas dengan insang, eksoskeleton
keras terdiri atas zat kitin yang berlendir, mempunyai193 Dunia Hewan sepasang antena
dan alat tambahan bercabang dua (tipikal biramus), serta kepala bersegmen yang bersatu
dengan dada membentuk sefalotoraks (kepala dada). Hewan yang masuk dalam kelas ini
adalah udang air tawar atau shrimp (Cambarus sp.), udang laut atau lobster (Panulirus
sp.), kepiting (Pagurus sp.), rajungan (Cancer sp.), ketam (Uca sp.), barnakel (Mitela sp.
dan Balanus sp.), Sow-bug, dan pinjal air (Cyclops sp. dan Daphania sp.). Peranan
Crustacea bagi kehidupan manusia antara lain dalam pemanfaatan ikan, udang, kepiting,
dan rajungan sebagai sumber protein bagi manusia. Hanya sedikit dari kelas ini yang
menjadi musuh bagi manusia, misalnya, ketam kenari yang merusak tanaman kelapa.
II. Insecta (Serangga)
Serangga merupakan hewan darat, tetapi sebagian kecil ada juga yang hidup di air
tawar dan jarang hidup di laut, mereka mempunyai ukuran tubuh yang sangat bervariasi,
mulai dari yang berukuran mikroskopis sampai dengan yang berukuran panjang belasan
cm, serta telah memiliki bagian yang jelas antara kepala, dada (thorax), dan perut
(abdomen). Dadanya terdiri atas tiga segmen, perut terdiri dari 6 – 11 segmen, memiliki 3
pasang kaki, 2 – 3 pasang sayap, 1 pasang antena, dua mata majemuk, dan 3 oselli, serta
bernapas dengan trakea. Contoh Insecta adalah capung (Aeshna sp.), kecoa (Periplaneta
sp), rayap (Nasutitermis sp), belalang (Brachystola sp), semut (Monomorium sp), kepik
(Phytomonus sp), nyamuk (Culex sp., Aedes sp., dan Anopeles sp.), pinjal
(Ctenocephalus sp), lalat ( Musca sp., Stomoxys sp., dan Tabanus sp.), kupu-kupu
(Papilo sp.), kaper (Malacosoma sp.), kepik kubis (Murgantia sp.), kutu buku (Troces
sp.), kutu rambut (Pediculus sp.), walang kadung (Paratenodera sp.), dan lebah madu
(Apis sp.).
Insecta terbagi menjadi beberapa ordo, antara lain, sebagai berikut.
 Ordo Thysanura, contohnya, kutu buku (Troces sp.)
 Ordo Orthoptera, contohnya, walang nona (Stagmomantis sp.), tempiris dan
tongkat berjalan (Anisomorpha sp.), belalang (Disostura sp.), jangkrik (Gryllus
sp.), dan katidid (Microcentrum sp.).
 Ordo Isoptera, contohnya, Reticuli termes sp. yang hidup di dalam tanah dan
kayu, Kalotermes di kayu kering, Zootermes di kayu basah yang dapat
mematikan pohon, Amitermes di tanah kering, Macrotermes membentuk rumah
tanah, dan Nasutitermes yang membentuk rumah seperti karton di daerah tropis.
 Ordo Homoptera, contohnya, cikada (Magicicada septemdecem).
 Ordo Hemiptera, contohnya, kalajengking air (Ranatra sp.), kutu busuk
(Cimexlecturalius), dan kepinding air (Lethocerus).
 Ordo Odonata, contohnya, capung (Aeshna sp. dan Libellula sp.).
 Ordo Lepidoptera, contohnya, kupu tomat (Protoparce sexta, Aegeria sp., dan
Papilia polyxetes), serta kupu ulat sutra (Attacus sp. dan Bombyx mori) yang
dipelihara di Indonesia.
 Ordo Diptera, contohnya, nyamuk (Culex sp., Aedes sp. Dan Anopeles sp.),
lalat rumah (Musca sp.), lalat buah (Dropophila melanogaster, Ceratitis capitata,
dan Dacus dorcalis), lalat kandang (Stomoxys sp.), lalat kuda (Tabanus sp.), lalat
pasir (Phlebotomus sp.), serta merutu (Chironomus).
 Ordo Siphonoptera, contohnya, pinjal anjing (Ctenocephalus canis), pinjal kucing
(Ctenocephalus felis), pinjal manusia (Pulex irritans), dan pinjal tikus
(Xenopsylla cheopis).
 Ordo Hymenoptera, contohnya, lebah madu (Apis mellifera), semut hitam
(Monomorium sp.), lebah dengung (Bombus sp.), dan lalat gergaji (Endelomya).
Serangga sangat berperan bagi kehidupan manusia, terutama serangga yang memberi
keuntungan, contoh:
- lebah madu menghasilkan madu,
- ulat sutra menghasilkan sutra,
- serangga yang membantu penyerbukan bunga, misalnya, lebah dan kupu-kupu,
- serangga predator yang dapat memakan hama secara biologi, dan
- serangga yang membantu menguraikan sampah.
III. Myriapoda
Tubuh lipan atau kelabang hanya terdiri atas kepala dan badan. Tidak ada bagian
dada. Pada kepala terdapat sepasang mata tunggal, sepasang alat peraba besar, dan
sepasang alat peraba kecil yang beruas-ruas. Setiap ruas badan belakang terdapat kaki
berpasangan. Pada keluwing, setiap ruas badan terdapat dua pasang kaki yang dikenal
dengan “kaki seribu”. Sedang- kan pada kelabang terdapat sepasang kaki. Myriapoda
melakukan respirasinya menggunakan saluran trakea yang bermuara pada lubang-lubang
kecil (stigma), letaknya pada dinding ruas- ruas tubuh. Lubang tersebut disebut spirakel.
Sistem peredaran darahnya terbuka dan letak jantung pada bagian punggung. Sistem
sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.
Kelas Myriapoda memilik dua subkelas, yaitu sebagai berikut.
(1) Diplopoda
Tubuh hewan ini berbentuk silinder, jumlah segmennya sekitar 25–100, setiap
segmennya hanya mempunyai sepasang kaki dan setiap abdomen mempunyai dua
pasang kaki dan dua pasang spirakel. Contohnya keluwing, makanan hewan ini
berupa tumbuh-tumbuhan dan berkembang biak dengan bertelur. Adapun makanan
keluwing berupa sisa-sisa tumbuhan, sering terdapat di tempat yang lembap pada
pembuangan sampah. Jika kita mengganggu hewan ini, maka tubuhnya akan segera
menggulung.
(2) Chiplopoda
Hewan ini tergolong hewan pemangsa (predator), makanannya hádala cacing dan
serangga. Bentuk tubuhnya pipih, jumlah segmen bisa mencapai 177, setiap segmen
mempunyai sepasang kaki, kecuali pada satu segmen di belakang kepala dan dua
segmen terakhir. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata. Masing-masing mata
mengalami modifikasi menjadi cakar beracun. Lipan atau kelabang bila bertemu
mangsanya akan menyerang mangsanya dengan cara menggigit menggunakan kaki
beracun yang berguna untuk melumpuhkan mangsa.
IV. Arachnida (Laba-laba)
Umumnya, Arachnida hidup di darat dan sebagian kecil hidup di air. Ukuran
tubuhnya bervariasi, mulai dari yang mikroskopis sampai yang panjangnya beberapa cm.
Tubuhnya terbagi menjadi selafothorax dan abdomen. Pada selafothorax, terdapat 6
pasang alat tambahan yang terdiri atas sepasang rahang, sepasang alat pemangsa untuk
menangkap mangsa, dan 4 pasang alat berjalan. Arachnida tidak mempunyai antena,
tetapi memiliki 8 mata sederhana. Hewan ini menggunakan paru- paru, trakea, atau
keduanya sebagai alat respirasi, tetapi ada juga yang tidak memiliki alat pernapasan.
Contohnya, laba-laba (Latrodectes sp. dan Eurypelma sp.), caplak (Boophilus sp.), si
panjang kaki (Phalangeum sp.), serta kalajengking (Vejovis sp., Hadrudus sp., dan
Centrurus sp.).
Sebagian besar Arthropoda merupakan hewan pengganggu bagi sistem pertanian,
tetapi ada beberapa hewan Arthropoda yang menguntungkan bagi manusia karena
merupakan sumber makanan, misalnya, belalang, Crustacea (udang-udangan), tetapi
beberapa Arachnida merupakan musuh alami bagi hama sistem pertanian.
Crustacea

Arachnida
Insecta

Myriapoda
BAB III
ISI
A. Alat dan Bahan Praktikum
Alat Jumlah
- Petridish 5 buah
- Lup (kaca pembesar) 3 buah
- Mikroskop 1 buah
- Pinset 3 buah
- Cairan Kloroform secukupnya
- Kapas secukupnya

Bahan/ Sampel Banyak


Udang 2 ekor
Kepiting 2 ekor
Kupu-kupu 2 ekor
Lalat 3 ekor
Nyamuk 2 ekor
Kluwing 2 ekor
Kalajengking 2 ekor
Laba-laba 2 ekor
Lebah 1 ekor
Kecoa 1 ekor
Kutu Binatang 1 ekor

B. Cara Kerja Praktikum


1. Ambil satu ekor sampel hewan, menggunakan pinset, kemudian letakkan
dalam petridish yang telah disediakan.
2. Ambil kapas secukupnya menggunakan pinset.
3. Basahi kapas dengan cairan kloroform secukupnya.
4. Letakkan kapas yang telah dibasahi dengan kloroform ke dalam petridish
yang telah diletakkan sampel hewan didalamnya.
5. Tutup petridish, dan tunggu beberapa menit hingga (yakin bahwa) sampel
hewan telah mati.
6. Ambil hewan yang telah mati tersebut dari petridish dengan menggunakan
pinset.
7. Lihatlah bagian- bagian tubuh sampel hewan menggunakan lup (untuk
sampel hewan makrokopis) atau menggunakan mikroskop (untuk sampel
hewan mikrokopis).
8. Catatlah hasil pengamatan dari sampel hewan dan kemudian identifikasi
hasil pengamatan tersebut.

C. Hasil Pengamatan
a. Udang ( Cambarus sp.)
Kelas Crustacea  Subkelas Malacostraca Ordo Decapoda
 Kaki : lima pasang
 Antena : dua pasang
 Kepala : menyatu dengan dada
 Dada (thorax) : tidak ada, dada menyatu dengan kepala
 Perut (abdomen): ada, jelas terlihat
 Sayap : tidak ada

b. Kepiting (Pagurus sp.)


Kelas Crustacea Subkelas Malacostraca  Ordo Decapoda
 Kaki : empat pasang di tambah dengan sepasang capit
 Antena : ada, kecil. Jumlahnya dua pasang
 Kepala : kepala dan dada menyatu
 Dada (thorax) : tidak ada, dada menyatu dengan dada
 Perut (abdomen): ada
 Sayap : tidak ada

c. Kluwing / kaki seribu (Julur nomerensis)


Kelas Myriapoda  Subkelas Diplopoda
 Kaki : banyak, tiap-tiap ruas/ segmen memiliki satu atau dua
pasang kaki
 Antena : ada, sepasang
 Kepala : menyatu dengan dada, pada kepala terdapat caput
 Dada (thorax) : menyatu dengan dada
 Perut (abdomen): ada
 Sayap : tidak ada

d. Kalajengking (Vejovis sp., Hadrudus sp., dan Centrurus sp.)


Kelas Arachnida  Ordo Scorpionida
 Kaki : jumlahnya delapan buah kaki (empat pasang kaki) dan
memiliki sepasang alat pencapit
 Antena : tidak ada
 Kepala : menyatu dengan dada
 Dada (thorax) : menyatu dengan kepala
 Perut (abdomen): ada
 Sayap : tidak ada

e. Laba-laba (Latrodectes sp. dan Eurypelma sp.)


Kelas Arachnida  Ordo Araneida
 Kaki : jumlahnya delapan buah kaki (empat pasang kaki)
 Antena : tidak ada
 Kepala : menyatu dengan dada
 Dada (thorax) : menyatu dengan kepala
 Perut (abdomen): ada
 Sayap : tidak ada

f. Lalat Rumah (Musca sp.)


Kelas Insecta Ordo Diptera
 Kaki : tiga pasang di bagian dada
 Antena : sepasang
 Kepala : ada, jelas
 Dada (thorax) : ada, jelas
 Perut (abdomen): ada, jelas
 Sayap : sepasang terletak di bagian dada

g. Nyamuk (Culex sp., Aedes sp. dan Anopeles sp.)


Kelas Insecta Ordo Diptera
 Kaki : tiga pasang di bagian dada
 Antena : sepasang
 Kepala : ada, jelas
 Dada (thorax) : ada, jelas
 Perut (abdomen): ada, jelas
 Sayap : seasang terletak di bagian dada

h. Kupu-kupu (Protoparce sexta, Aegeria sp., dan Papilia polyxetes)


Kelas Insecta Ordo Lepidoptera
 Kaki : tiga pasang di bagian dada
 Antena : sepasang
 Kepala : ada, jelas
 Dada (thorax) : ada, jelas
 Perut (abdomen) : ada, jelas
 Sayap : sepasang terletak di bagian dada

i. Lebah (Bombus sp.)


Kelas Insecta  Ordo Hymnenopera
 Kaki : tiga pasang di bagian dada
 Antena : sepasang
 Kepala : ada, jelas
 Dada (thorax) : ada, jelas
 Perut (abdomen) : ada, jelas
 Sayap : sepasang terletak di bagian dada

j. Kecoa (Periplane americana)


Kelas Insecta Ordo Orthropera
 Kaki : tiga pasang di bagian dada
 Antena : sepasang
 Kepala : ada, jelas
 Dada (thorax) : ada, jelas
 Perut (abdomen) : ada, jelas
 Sayap : sepasang terletak di bagian dada

k. Kutu binatang/ kutu anjing (Ctenocephalus cannis)


Kelas Insecta  Ordo Siphonatera
 Kaki : tiga pasang di bagian dada
 Antena : sepasang
 Kepala : ada, jelas
 Dada (thorax) : ada, jelas
 Perut (abdomen) : ada, jelas
 Sayap : sepasang terletak di bagian dada

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
I. Taksonomi Arthropoda di bidang kesehatan
Arthropoda merupakan filum yang memiliki ragam jenis yang paling banyak
mendiami bumi. Arthropoda memiliki empat kelas yakni:
 Crustacea atau kelas udang-udangan.
 Insecta atau serangga (Hexapoda).
 Myriapoda terbagi menjadi dua: - Diplopoda atau kelabang
- Chilapoda atau kluwing
 Arachnida atau laba-laba.
Insecta memiliki delapan ordo dalam bidang kesehatan yaitu:
1) Ordo Orthoptera
2) Ordo Coleopetere
3) Ordo Hemiptera
4) Ordo Anoplora
5) Ordo Lepidoptera
6) Ordo Diptera
7) Ordo Siphonoptera
8) Ordo Hymenoptera
Berikut ini adalah perincian dari klasifikasi taksonomi hewan Arthropoda:

a. Kelas Crustacea
∟ Subkelas Malacostraca
∟ Ordo Decapoda
o udang ( Cambarus sp.)
o kepiting (Pagurus sp.)

b. Kelas Myriapoda
∟ Subkelas Diplopoda
o kluwing / kaki seribu (Julur nomerensis)

c. Kelas Arachnida
∟ Ordo Scorpionida
o kalajengking (Vejovis sp., Hadrudus sp., dan
Centrurus sp.)
∟ Ordo Araneida
o laba-laba (Latrodectes sp. dan Eurypelma
sp.)

d. Kelas Insecta
∟ Ordo Diptera
o lalat rumah (Musca sp.)
o nyamuk (Culex sp., Aedes sp. dan Anopeles
sp.)
∟ Ordo Lepidoptera
o kupu-kupu (Protoparce sexta, Aegeria sp.,
dan Papilia polyxetes)
∟ Ordo Hymnenopera
o lebah (Bombus sp.)
∟ Ordo Orthropera
o kecoa (Periplaneta americana)
∟ Ordo Hymnenopera
o kutu binatang (Ctenocephalus cannis)

II. Mengenal morfologi dan ciri-ciri Arthropoda di bidang Kesehatan.


Mahasiswa sudah mengenal morfologi dan ciri-ciri Arthropoda dalam bidang
Kesehatan yaitu empat kelas dan delapan ordo.
III. Penjelasan morfologi dan ciri-ciri Arthropoda
Tiap-tiap kelas mempunyai ciri-ciri tersendiri. Berikut ini tabel cirri-ciri dari
kelas-kelas filum Arthropoda:
Ciri-ciri Crustacea Arachnida Myriapoda Insecta
(chilapoda)
Kepala Menyatu Menyatu Menyatu Ada
dengan dada dengan dada dengan dada
disebut dengan disebut dengan disebut dengan
shepalotorax shepalotorax shepalotorax
Dada (thorax) Menyatu Menyatu Menyatu Ada, dengan 3 pasang
dengan kepala dengan kepala dengan kepala kaki dan 2 pasang
sayap
Perut Ada Ada Ada Ada
(abdomen)
Kaki Ada, 5 pasang Ada, 4 pasang Banyak, tiap 3 pasang pada thorax
ruas 1 s/d 2
pasang
Antena Ada, 2 pasang Tidak ada Sepasang Sepasang
Sayap Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada, sepasang sayap
pada thorax

IV. Perbedaan morfologi dan ciri-ciri Arthropoda


Kepala dan dada
Kelas hewan crustace, arachnida, dan myriapoda memiliki kepala yang menyatu
dengan dada yang disebut dengan sephalotorax. Akan tetapi, pada hewan insecta
pembagian antar kepala dan dadanya sangat jelas.
Kaki
Jumlah kaki pada hewan arthropoda pada setiap kelasnya berbeda-beda.Kelas
crustacea memiliki 5 pasang kaki, kelas arachnida memiliki 4 pasang kaki, kelas
myriapoda memiliki banyak kaki, dan kelas insecta memiliki 3 pasang kaki pada thorax.
Antena
Kelas hewan crustace, myriapoda, dan insecta memiliki antena di kepalanya.
Kelas myriapoda dan insecta memiliki antena sepasang dikepalanya. Sementara itu kelas
crustacea memiliki dua pasang antena dikepalanya. Namun, kelas arachnida tidak
memiliki antena pada tubuhnya.
Sayap
Kelas yang memiliki sayap hanyalah insecta. Ada sepasang sayap pada thoraxnya
(dadanya). Sementara itu kelas crustacea, arachnida, dan myriapoda tidak memiliki
sayap.

V. Fisiologis dan kehidupan Arthropoda


Kebanyakan hewan Arthropoda hidup di daratan dan ada juga yang hidup di air
tawar, tetapi jarang sekali ditemukan dilaut.
Kelas crustacea banyak hidup di daerah perairan, contohnya udang dan kepiting.
Kelas arachnida, myriapoda, dan insecta banyak hidup di daratan.
B. Saran
Akademik
- Diharapkan menyediakan peralatan-peralatan praktikum yang cukup
bagi para mahasiswa/i. Tiap-tiap mahasiswa/i mendapatkan peralatan satu
buah (lengkap).
- Diharapkan menyediakan laboratorium khusus Entomologi dimana
di dalammya terdapat insectorium, yaitu tempat berkembangbiaknya
serangga. Ini bertujuan agar bahan/ sampel uji tidak perlu dicari lagi.
Kelompok
- Diharapkan setiap anggotanya lebih aktif lagi dalam kegiatan praktik
dan ikut andil dalam proses kegiatan praktikum.
- Diharapkan semua anggota kelompok dapat membawa bahan-bahan
uji secara lengkap. Yang telah disepakati oleh dosen pembimbing dan
instruktur
- Diharapkan melakukan praktikum yang rapi dan terorganisir.
Masyarakat
- Diharapkan dapat meamnfaatkan arthropoda sebaik-baiknya.
- Diharapkan dapat berhati-hati pada serangga yang menjadi vector
pembawa penyakit
Lampiran Pengesahan Laporan Praktikum
Entomologi Kesehatan
Identifikasi Filum Artropoda

Hari/ tanggal : Selasa/ 28 September 2010


Tempat: Ruang Kelas KesLing Poltekkes KemenKes Padang
Praktikum : Identifikasi Filum Artropoda

Menyetujui

Dosen Pembimbing
Instruktur Pembimbing

Aidil Onasis, SKM, M.Kes


Miladil Fitra, SKM
Daftar Pustaka

Sulistyorini, Ari.2009.Biologi 1 untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah


Kelas X. Jakarta:Buku Sekolah Elektronik Departemen pendidikan RI.
Kistinnah, Idun dan Sri Lestari, Endang.2009.Biologi makhluk Hidup dan
Lingkungan SMA/MA.Jakarta:Buku Sekolah Elektronik Departemen pendidikan RI.
Modul Entomologi Kesehatan.PDF.Anggit Prahitno
Daftar Isi

LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN i


KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Praktikum 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB III ISI 9
A. Alat dan Bahan Praktikum 9
B. Cara Kerja Praktikum 10
C. Hasil Pengamatan 11
D. Gambar 15
BAB IV PENUTUP 26
A. Kesimpulan 26
B. Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 31
Kata Pangantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena akhirnya kami
bisa menyelesaikan penulisan laporan praktikum “Identifikasi Arthropoda”. Bagi kami
mahasiswa/ mahasiswa Poltekkes KemenKes Padang Jurusan Kesehatan Lingkungan,
laporan ini nantinya berguna sebagai salah satu sumber mencari bahan pelajaran mata
kuliah kami. Khususnya mata kuliah Entomologi Kesehatan.
Laporan ini kami buat berdasarkan hasil pegamatan kami pada praktikum
“Identifikasi Arthropoda”, yang dilaksanakan pada tanggal 28 September 2010. Laporan
ini juga berdasarkan buku-buku yang bisa dijadikan pedoman dalam mengidentifikasi
arthropoda. Buku-buku tersebut kami rangkum dala tinjauan pustaka pada bab II.
Tujuan dari laporan ini adalah agar kami mengetahui dan memahami taksonomi,
morfologi, ciri-ciri, fisiologis, dan kehidupan dari Arthropoda di Bidang Kesehatan, yaitu
empat kelas dan delapan ordo.
Dengan adanya praktikum dan laporan “Identifikasi Arthropoda” ini, kami
berharap bisa memahami taksonomi, morfologi, ciri-ciri, fisiologis, dan kehidupan dari
Arthropoda di Bidang Kesehatan, yaitu empat kelas dan delapan ordo. Agar nantinya
berguna bagi diri kami. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun akademis.

Padang, Oktober 2010

Kelompok I

Anda mungkin juga menyukai