Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOSISTEMATIKA HEWAN

ARTHROPODA

Khanif Zulfikar Rachman (1137020039)


BIOLOGI IIIA

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG

2014

ARTHROPODA
Praktikum ke : Ke-1
Hari/Tanggal : Rabu/01 Oktober 2014
Tempat

: Lab Biologi FST, UIN Sunan Gunung Djati Bandung


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dalam klasifikasi terdapat kingdom/dunia animalia (hewan). Kingdom animalia dapat
dibagi menjadi beberapa filum seperti filum vermes dan Filum Arthropoda. Di bumi ini,
keanekaragaman hewan sangat beragam jenisnya. Oleh karena itu, kita perlu
mengklasifikasikannya. Klasifikasi bertujuan untuk memepermudah mengenal objek yang
beranekaragam dengan cara melihat/mencari persamaan dan perbedaan ciri dan sifat pada
objek tersebut.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang
berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang
tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah
spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong
arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat
ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih
dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda.
Hewan Artrhopoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan
tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar
(eksosketelon).
1.2 Tujuan

Memahami keragaman arthropoda dan perbedaan prinsip antara serangga dan


arthropoda lain.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Arthtropoda merupakan phylum terbesar dalam kingdom Animalia dan kelompok
terbesar dalam phylum itu adalah Insekta. Diperkirakan terdapat 713.500 jenis Arthropoda
dengan jumlah itu diperkirakan 80% dari jenis hewan yang sudah dikenal. Menurut Suin
(1997), Arthropoda tanah merupakan salah satu kelompok hewan tanah yang dikelompokkan
atas Arthropoda 2 dalam tanah dan Arthropoda permukaan tanah. Arthropoda tanah berperan
penting dalam peningkatan kesuburan tanah dan penghancuran serasah serta sisa-sisa bahan
organik (Nurhadi,dkk, 2010).
Arthropoda permukaan tanah sebagai komponen biotik pada ekosistem tanah sangat
tergantung pada faktor lingkungan. Perubahan lingkungan akan berpengaruh terhadap
kehadiran dan kepadatan populasi Arthropoda. Perubahan faktor fisika kimia tanah
berpengaruh terhadap kepadatan hewan tanah. Keanekaragaman hewan tanah lebih
rendah pada daerah yang terganggu daripada daerah yang tidak terganggu (Najima dan
Yamane, 1991).
Perubahan komunitas dan komposisi vegetasi tertentu pada suatu ekosistem
secara tidak langsung menunjukan pula adanya perubahan komunitas hewan dan
sebaliknya (Adisoemarto, 1998).
Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya
bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga
merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin
sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali,
coelom pada hewan dewasa adalah kecil dan merupakan satu rongga berisi darah dan disebut
haemocoel. Klasifikasi antropoda terdiri dari klas crustae, contoh: udang ; klas onychophora,
contoh : preparatus ; klas chilopoda, contoh : kelabang ; klas diplopoda, contoh : kelemayar ;
klas insecta, contoh : belalang ; klas arachnoidae, contoh : laba-laba ; klas pauropoda, contoh
: pauropus dan klas symphyla, contoh : scutigerella (Muzzarelli,1985)
Crustacea adalah hewan yang tubuhnya beruas-ruas, memiliki kulit luar yang keras.
Udang dan kepiting termasuk kedalam kelompok hewan tersebut. Hewan air ini meliputi
beberapa spesies yang bernilai ekonomis tinggi, misalnya udang windu (Penaeus monodon),

udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dan kepiting bakau (Scylla cerrata) (Yuwano,
2005).
Ciri-ciri umum dari kelas Crustacea yaitu habitatnya di danau, air tawar, kolam dan
sungai. Tubuhnya terdiri dari cephalothorax dan abdomen serta bersegmen. Kerangka luarnya
dari zat kitin dan ciri yang terakhir yaitu makanan pokoknya berupa zat organik hidup dan zat
yang busuk. Ciri dari kelas Insecta yaitu mulutnya terdiri dari 3 bagian yaitu mandibula,
maksilla dan labium. Tubuhnya terdiri atas kepala, thorax dan abdomen. Mempunyai
sepasang antenna dan biasanya terdiri dari 2 pasang sayap. Yang terakhir yaitu thoraxnya
terdiri atas 3 pasang kaki. Ciri dari kelas Chilopoda yaitu terdiri dari 15-173 segmen.
Tubuhnya rata, dorsal ventral dan memiliki maxillipedes. Antenanya panjang dengan 12
segmen. Ciri dari kelas Diplopoda yaitu habitatnya di darat dan bernapas dengan trakea.
Makanan pokoknya berupa sayuran yang membusuk. Sistem ekskresinya berupa pembuluh
malpighi. Ciri umum dari Pauropoda yaitu habitatnya di darat dengan tubuh terdiri dari 12
segmen. Tidak memilki alat pernapasan khusus. Makanan pokoknya berupa binatang kecil
dan sayuran. Panjang tubuhnya lebih kecil dari 2 mm. Ciri-ciri umum dari kelas Symphyla
yaitu habitatnya di tempat yang basah dengan tubuhnya yang bersegmen. Makanan pokoknya
berupa sayuran yang membusuk. Panjang tubuhnya bervariasi antara 2,8-6 mm (Robert W.,
1968).

Ciri dari kelas Arachnida yaitu tubuhnya terdiri dari chelicerae, cephalothorax dan
perut. Bernapas dengan trakea dan paru-paru dan tidak memilki antena dan rahang sejati.
Kelas Pycnogonida ciri-cirinya yaitu hidup di laut serta perkawinannya terpisah san
cephalothorax dan perut mengalami reduksi. Ciri-ciri dari kelas tardigrada yaitu hidup di
lumut, air hangat dan air garam. Tubuhnya terdiri dari 4 segmen dan tidak mempunyai sistem
pernapasan, sirkulasi dan ekskresi tetapi terdapat sistem saraf. Yang terakhir yaitu
perkembangbiakannya terpisah. Ciri dari kelas Pentastomida yaitu hidup di darat
dengantubuh yang tidak memiliki segmen tetapi memilki dinding. Sistem pernapasannya
tidak ada dan juga sistem sirkulasi dan ekskresi. Perkembangbiakannya terpisah (Herlinda S.,
2004).
Cara hidup dan habitat Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit,
komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya
nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat penyebaran

Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput
Serangga adalah hewan-hewan yang bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan alat-alat
tambahan bersegmen. Segmentasi itu tampak jelas secara eksternal. Jumlah jenis dalam filum
ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut, air tawar maupun
habitat terrestrial didiami oleh serangga. Coelom pada antropoda tereduksi. Hoemocoel
merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah namun demikian pada jenisjenis tertentu reproduksi partogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena
gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya
porus berpasangan pada tiap segmen (Austin,1988).

BAB III
METODE KERJA
3.1.Alat dan Bahan
Alat

Jumlah Bahan

Jumlah

1. Kaca pembesar

2. Mikroskop streo

1. Belalang

3. Baki plastik

2. Udang

4. Sarung tangan

3. Laba-laba

5. Pinset

4. Kepiting

5. Kelabang

6. Alkohol 70%
7. kapas

3.2.Cara kerja
Alat dan bahan (udang, belalang, laba-laba, kepiting, kelabang)
disiapkan
Perbedaan morfologi spesimen diamati
Pembagian tubuh (dua atau tiga bagian
Alat tambhan yang tumbuh pada kepala (ada atau tidak)
Jumlah pasang kaki (sebutkan)
Masing-masing ciri arthropoda diamati

Hasil

HASIL PENGAMATAN
1. Belalang
Gambar Hasil

Gambar tangan

Literatur

Gambar tangan

Letiratur

2. Laba laba
Gambar Hasil

nabillaafy.blogspot.com

3. Udang
Gambar Hasil

Gambar tangan

Letiratur

tutorialbudidaya.blogspot.com

4. Kelabang
Gambar Hasil

Gambar tangan

Letiratur

info-biologiku.blogspot.com

5. Kepiting
Gambar Hasil

Gambar tangan

Letiratur

lalaukan.blogspot.com

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita mengamati beberapa spesies dari phylim Arthropoda.
Arthropoda merupakan hewan tubuhnya bersegmen-segmen. Ada tiga ciri khas Arthropoda
yang dapat dilihat dari luar. Pertama adalah embelan yang berbuku-buku yang muncul
berpasangan dari sebagian atau semua segmen tubuh. Yang kedua adalah organisasi segmensegmen ke dalam bagian-bagian tubuh yang disebut tagmata (tunggal :tagma). Yang ketiga
adalah kutikula yang disekresikan oleh epidermis, yang menyelubungi tubuh dan biasanya
membentuk eksoskeleton yang keras kecuali di bagian-bagian tubuh yang perlu lentur
(Maksoeri, 1984).

Yang kami amati itu berupa Belalang, Laba-laba, Udang, Kelabang, dan kepiting :
1. Belalang
Tubuh Belalang dibagi atas 3 bagian yaitu kepala, dada dan abdomen. Belalang memiliki
thorax, Thorax pada belalang terdiri dari 3 segmen. Tiga segmen yang meliputi toraks terdiri
dari anterior, prothorax, mempunyai dorsal lebar (pronotum). Pada segment yang tengah,
mesothorax dan posterior, beerukuran kecil. Pada mesothorax dan metathorax masingmaasing terdapt sayap. Belalang memiliki dua antena, mempunya Abdomen, dan mempunya
kaki yang panjang pada bagian belakang, kaki belakang ini funsinya untuk melompat dan
pada kaki belakang ini mempunyai duri untuk perlindungan diri.
Klasifikasi
Kingdom

: animalia

Filum

: Artropoda

Kelas

: insecta

Ordo

: Orthoptera

Family

: Acrididae

Genus

: Dissosteira

Spesies

: Dissosteira corelina

2. Laba-laba
Laba-laba memliki dua segmen tubuh, yaitu sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian
anterior dan abdomen pada bagian posterior. Mempunyai empat pasang kaki, tak bersayap
dan tak memiliki mulut pengunyah. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung
tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus. Pada kaki laba-laba mempunyai rambut-rambut
kecil.
3. Udang
Tubuh udang terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks (kepala dada)
merupakan pennyatuan bagian kepala dan badan. Udang memiliki rangka luar dari kitin yang
keras. Rangka luar yang keras ini karena mengandung zat kapur. Dibagian kepala terdapat
sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada setiap segmen abdomen terdapat kaki

renang. Pada ujung abdomen terdapat kaki daun (uropod), Uropod terletak di antara sisi ekor
yang mendatar. Udang memiliki dua antena, lima pasang kaki, dan tidak mempunyai sayap.
Habitat udang : Udang umumnya terdapat dimana-mana, bagian pesisir pantai sampai ke laut
dalam dan pada air tawar.
Klasifikasi
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Class

: Crustacea

Ordo

: Paneasuicea

Family

: Panaesuides

Genus

: Panaesus

Species

: Panaesus sp

4. Kelabang
Tubuhnya memanjang dan agak pipih.Pada kepalanya terdapat satu pasang antena,
mata dan mulut dengan sepasang mandibula dan dua pasang maksila.Pada tiap segmen
tubuhnya terdapat kaki dan sepasang spirakel.Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi
alat beracun. Alat beracun ini digunakan sebagai pertahanan diri.
5. Kepiting
kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga
dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki pertama dan
setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. kepiting juga ditutupi
dengan Carapace. Carapace merupakan kulit yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton
(kulit luar) berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang.
Klasifikasi
Kingdom : animalia
Filum : arthropoda
Kelas : malacostraca
Ordo : decapoda

Famili : portunidae
Genus : scylla
Spesies : scylla sp
KESIMPULAN
Dari praktikum yang kita lakukan itu dapat diketahui bahwa banyak keragaman dari phylum
arthropoda, dan memilki ciri yang berbeda-beda. Tetapi semua hewan arthropoda hampir
memiliki ciri yang sama yaitu tubuhnya terdiri dari segmen segmen. Dan kita juga
mengetahui bahwa serangga dan arthropoda hampir mirip.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Nurhadi M.Si dan Rina Widiana, S.Si., M.Si. 2010. Komposisi Arthropoda Permukaan
Tanah Di Areal Bekas Dan Areal Pembuangan Akhir Sampah Di Kecamatan Rambatan
Tanah Datar. Vol. 10 No. 1.
Najima, K. and Yamane, A. 1991. The Effect of Reforestation on Soil Fauna in the
Philippines. Philippines Journal of Science. 120 (1) : 1-9.
Adisoemarto, S. 1998. Kemungkinan Penggunaan Serangga Sebagai Indikator
Pengelolaan Keanekaragaman Hayati. Biota. Vol. III. (1) : 25 33.
Yuwono, E. 2005. Jurnal Pembangunan Pedesaan. Kebutuhan Nutrisi Crustacea Dan Potensi
Cacing Lur (Nereis, Polychaeta) Untuk Pakan Udang Nutrition Requirement Of Crustacean
And The Potential Of Ragworm (Nereis, Polychaeta) For Feed Of Shrimp. Vol. V No. 1: 4249.
Hegner, Robert W. & Engemann, Joseph G. 1968. Invertebrate Zoology. The Macmillan
Company. New York.
Herlinda S, Rauf A, Sosromarsono S, Kartosuwondo U, Siswadi, Hidayat P. 2004. Artropoda
musuh alami penghuni ekosistem persawahan di daerah Cianjur, Jawa Barat. J, Entomol, Ind,
5(13) :9-15.

Anda mungkin juga menyukai