Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

TAKSONOMI INVERTEBRATA
“SIPUNCULA”

Oleh :
Riko
( 2021611035 )

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatan kepada saya sehingga makalah “ANIMALIA
INVERTEBRATA (PORIFERA) ” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu
meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan maupun isi yang terkandung di
dalamnya. Makalah ini saya buat guna memenuhi salah satu tugas Avertebrata

Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan


dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
untuk itu dalam kesempatan ini saya menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan,
bimbingan, dorongan dan arahan dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam
belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Balunijik, Februari 2017

Riko

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... ii


Daftar Isi................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 2
2.1 Dasar Teori ...................................................................................................... 2
BAB III METODOLOGI ...................................................................................... 5
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................... 5
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................ 5
3.3 Cara Kerja ....................................................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 6
4.1 Hasil ................................................................................................................ 6
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 10
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 12
5.1 Simpulan ......................................................................................................... 12
5.2 Saran ................................................................................................................ 12
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 13
Lampiran

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Porifera merupakan hewan yang berpori dan sering juga disebut
hewan berongga karena seluruh tubuhnya dipenuhi oleh lubang-lubang kecil
yang disebut pori. Hewan ini masih tergolong hewan sederhana karena
selama hidupnya menetap pada karang atau permukaan benda keras lainnya
di dasar laut. Porifera sering ditemukan hidup melekat pada substrat yang
keras dan hidupnya berkoloni yang statif atau tidak bergerak. Porifera yang
lebih kompleks memiliki dinding tubuh yang berlipat-lipat, dan banyak yang
memiliki kanal air yang bercabang-cabangdan beberapa oskulum, ( Campbell,
2008 ).
Porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana.
Porifera sudah terdapat pembagian tugas kehidupan (diferensiasi), hal ini
mencirikan organisme tersebut mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari
filum protozoa. Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah
bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuh dalam bentuk cairan
sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan, dengan proses air
ditarik melalui pori-pori ke dalam ronga tengah, spongosol, dan kemudian
mengalir keluar dari sponge melalui bukaan yang lebih besar disebut
oskulum. (Rusyana, 2013).
Di dunia terdapat sekitar 10.000 spesies porifera, di Indonesia
diperkirakan sebanyak 850 spesies sampai 1500 spesies. Secara ekologi,
porifera merupakan salah satu penyusun pada ekosistem pesisir dan laut,
terutama pada ekosistem terumbu karang dan padang lamun yang umumnya
dijumpai di perairan tropik dan subtropik, (Haris, 2013).

1.2 Tujuan
Tujuan dengan adanya praktikum mengenai porifera ini diharapkan
mahasiswa mengenal ciri-ciri porifera yang penting untuk didiskripsikan dan
diidentifikasi.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Porifera (latin : porus = pori-pori, fer = membawa), tubuhnya


berpori, dipoblastik, simetris radial, tersusun atas sel-sel yang bekerja secara
mandiri (belum ada kordinasi antar sel yang satu dengan sel sel-sel yang
lainnya). Fase dewasa bersifat sesil (menetap pada suatu tempat tanpa
mengadakan perpindahan), dan berkoloni. Habitat umumnya air laut dan ada
yang air tawar (Familli Spongilidae). Bentuk tubuh: kipas, jambangan bunga,
batang, globular, genta, terompet, dan lain-lain. Warna tubuh: kelabu, kuning,
merah, biru, hitam, putih keruh, coklat, jingga (sering berubah tergantung
tempat sinar). Mempunyai rongga sentral (spongocoel),(Rusyana,2013).
Di dalam fillum porifera ini terdapat berbagai macam spesies yang
dibagi berdasarkan bahan kerangka tubuhnya serta spikula yang disitu terdiri
atas tiga kelas yaitu kelas Calcarea, Hexantinellida, dan Demospongiae.
Porifera juga dibedakan berdasarkan tempat proses terjadinya pengambilan
zat-zat makanan atau sistem saluran air yang dibagi menjadi tiga tipe yaitu
Ascon, Sycon, dan Rhagon, (Suhardi, 2007).
Berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya serta spikula,
Porifera terdiri dari tiga kelas yaitu :
1. Calcarea (Calcipsongiae)
Hidup di laut (pantai dangkal), bentuk tubuhnya sederhana,
kerangka tubuh tersusun atas CaCO3, dan koanositnya besar. Adapun
ordonya yaitu Asconosa yang spesiesnya Leucosolenia, dan Syconosa
yang spesiesnya Scypha, (Rusyana,2011).
2. Hexactinellida (Hyalospongiae)
Hidup di laut dalam, kerangka tubuhnya tersusun atas bahan
kersik/silikat (H2S13O7), spikula berduri 6 (heksason),memiliki saluran
air sederhana.Adapun ordonya yaitu Hexasterophora dan

2
Amphidiscophora sedangkan spesiesnya yaitu Euplectella dan
Hyalonema, (Rusyana,2011).
3. Demospongiae
Umumnya hidup di laut, beberapa spesies hidup diair tawar. Pada
umunya tidak mempunyai rangka dan kalau ada rangka terbuat dari
kersik, sponging atau campuran dari keduanya. Ordo dari kelas ini yaitu
Carnosa yang spesiesnya Chondrosia, Choristida yang spesiesnya
Geodia, dan Epipolasida yang spesiesnya Tethya, (Rusyana, 2011).
Spesies yang tergolong dalam filum porifera yaitu :
1. Oscarella loburalis
Oscarella loburalis merupakan spesies dari salah stu filum porifera
dimana spesies ini umumnya dipantai berbatu di zina subrihoral antar
gelombang dan dangkal. Membentk oscrusting koloni dibatu, dan
ganggang yang besar. Oscarella lobularis adalah tebal, spons yang tumbuh
hingga 10-30 cm lebar dan 3 cm. Membentuk koloni berdaging terdiri dari
lobed, nodul bulat yang sampai 1 cm lebar dan 1 cm. Permukaan atas
setiap nodul dikenakan oscula melingkar (pori exhalant) yang 0,5-1 cm
dan mengarah ke, rongga basal besar, sedangkan sisi beruang tersebar ostia
(pori-pori inhalansia). Spons memiliki tegas tapi lembut, tekstur agar-
agar dan permukaan halus dengan nuansa beludru. Warna spons yang lebih
intens pada nodul dan biasanya berwarna kuning sampai coklat tapi
mungkin kadang-kadang merah, hijau, ungu atau biru, ditandai dengan
krim di pangkalan, (www.oel.org)
2. Spongia officinalis
Spongia officinalismerupakan spesies dari filum porifera yang
memiliki ciri tubuh berpori (ostium) yang berhubungan denga satu
ruangan disebelah dalam yang disebut spongocoel. Tubuhnya tidak
berturan (asimetris) walaupun ada juga yang simetris radial. Bentuknya
bermacam – macam ada yang berbentuk seperti tabung, vas bunga,
mangkuk, atau tumbuhan. Tubuhnya memiliki banyak pori yang
merupakan awal dari sistem kanal (saluran air) yang menghubungkan
lingkungan eksternal dengan lingkungan internal. Tubuh porifera tidak

3
dilengkapi dengan apa yang disebut apendiks dan bagian tubuh yang dapat
digerakkan, (Suhardi, 2007).
3. Chalina oculata
Pada permukaan tubuh terdapat lubang-lubang atau pori-pori yang
merupakan lubang dari masuk ke spongocoel, untuk akhirnya keluar
melalui osculum. Tubuhnya lunak dan tidak memiliki skeleton. Pada
bagian anatominya itu mempunyai saluran air seperti saluran ascon dan
lain-lain. Saluran ini berfungsi mengalirkan air dari daerah eksternal
kedalam daerah internal dan dikeluarkan kembali ke daerah eksternal.
Cara memperoleh makanan dalam bentuk partikel organik renik, hidup
atau tidak seperti bakteri yang masuk melalui pori-pori arus masuk yang
terbuka dalam air dan di bawa ke dalam rongga lambung atau ruang-ruang
bercambuk. Dalam hal respirasi bersifat aerob dan difusi yang diedarkan
keseluruh tubuh oleh amoebosit, (Yusminah, 2007).
4. Grantia labyrinthica
Panjang tubuh antara 0,5 sampai 2 inci, berbentuk seperti
sambungan bunga, tubuhnya lebih tebal dari leocosinadeae distal terdapat
lubang besar disebut osculum.Spesies ini memiliki spikula yang terbentuk
dari kalsium karbonat dan semua spikulanya relatif sama besar. Terdapat
osculum yang berfungsi sebagai tempat masuknya air dan makanan keluar
dari dalam tubuh. Sistem pernafasanya berlangsung dalam permukaan
tubuh. Sistem pencernaannya berlangsung secara intraseluler melalui
pembentukan vakuola makanan yang telah dicerna di edar dari sel ke
amoebosit. Sistem reproduksi spesies ini berkembang secara aseksual
yaitu dengan cara pembentukan tunas. Spesies ini terdapat di air laut mulai
batas pasang surut yang mana spesies ini dapat digunakan sebagai spons
mandi, sebagai kerangka dan porifera hiasan. Zat kimia yang dihasilkan
dapat digunakan sebangai bahan obat penyakit kanker,
(Romimohartanto,2009)

4
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilakukannya praktikum ini adalah:
Hari/tanggal : Kamis/16 Februari 2017
Waktu : 15.00-14.30 WIB
Tempat : Laboraturium Perikanan
Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi
Universitas Bangka Belitung
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu wadah terbuka,
wadah tertutup, mikroskop, handphone, pena, penghapus, buku gambar, pinset,
dan lup.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Microciona
sp, dan Callyspongiid sp.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu :
1. Mengambil beberapa sampel Filum Porifera dari habitatnya (laut atau darat
atau air tawar) dan memasukkan sampel biota tersebutke dalam wadah
tertutup. Kemudian memberi label (menulis nama filum) pada wadah sampel,
dan membawa ke laboratorium untuk diamati.
2. Memindahkan sampel biota dari Filum Porifera ke dalam wadah terbuka.
Mengamati morfologi atau anatomi bagian luar tersebut, kemudian
menggambar dan menjelaskan bagian-bagian dari biota tersebut secara
lengkap.
3. Menggambar dan memberi keterangan secara lengkap bagian biota yang
didapat.
4. Mengambil sedikit bagian tubuh biota tersebut dengan cara memotongnya,
kemudian mengamati di bawah mikroskop untuk melihat bentuk spikulnya.
Menggambar bentuk spikulnya.
5. Menulis klasifikasi dari filum sampai genus dari biota yang didapat
(digambar) sesuai buku identifikasi berdasarkan bentuk spikulnya.

5
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan mengenai filum Porifera maka
dapat diambil kesimpulan bahwa Porifera memiliki tiga kelas utama yaitu
Calcarea, Hexatinelida, dan Demospongia. Porifera memiliki struktur tubuh
berpori, sebagian tubuh menghubungkan lingkungan luar dan dalam tubuh dan
terletak pada bagian distal. Bersifat diploblastis pada hewan dewasa dinding
tubuhnya terdiri atas epidermis pada bagian luar dan gastrodermis pada bagian
dalam. Selain berpori juga memiliki macam-macam bentuk yang dibagi atas
tiga tipe yaitu: Ascon, sycon, dan rhagon. Peranan Porifera sangat
menguntungkan manusia contohnya pada Demospongia yang hidup di laut
dangkal dapat dimanfaatkan oleh manusia, misalnya spons untuk mandi dan
pembersih kaca.
Dari 2 spesies yang digunakan sebagai bahan praktikum tersebut
terdapat satu spesies yang masuk kedalam kelas Hexactinellida yaitu spesies
Microciona sp dan satu lagi masuk kedalam kelas Desmonpongia yaitu spesies
Callyspongiid sp.

5.2 Saran
Adapun saran saya yaitu agar praktikan membawa lebih banyak spesimen
agar organisme yang diamati lebih banyak dan bahan yang dibawa adalah bahan
yang masih segar agar kita bisa mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, J.W. 2008. Biologi Edisi kedelapan. Jilid 2. Erlangga. Jakarta


Haris, Abdul. 2103. Sponge Biologi dan Ekologi. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan. Universitas Hasanuddin
Kusnadi, 2011. Mollusca vs Echinodermata vs Arthropodahttp :// file .upi. edu/
Direktori/ FPMIPA/ JUR._PEND._BIOLOGI/ 196805091994031-
KUSNADI/ BUKU_ BIOLOGI_, KUSNADI_ dkk/mollusca_ VS_
echinodermata_ VS_arthopoda.pdf
Mukayat. 2010. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta
Romimohtarto, Kasiandan Sri Juwana. 2009. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan
tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta
Rusyana, Adun. 2011.Zoologi Invertebrata . Alfabeta. Bandung
Rusyana, Adun. 2013. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktek). Alfabeta.
Bandung
Saskiya, Richards 2008. Oscarella lobularis Sebuah spons. Marine Life Jaringan
Informasi: Biologi dan Sensitivitas Informasi Utama Sub - Program [
online]. Plymouth: Biologi Laut AsosiasiInggris. [dikutip
18/05/2015].Dari:<http://www.marline.ac.uk/speciesinformaion.php?sp
eciesID=3988.

Rudi, Ahmad. 2011. Berbagi Ilmu Porifera. Insan Cendekia Bangsa. Bandung

Suwignyo,Sugiarto. 2005. Avertebrata Air. Jilid II. Penebat Swadaya. Jakarta

Suhardi. 2007. Evolusi Avertebrata. Universitas Indonesia. Jakarta

Yusminah, Hala.2007. Dasar Biologi Umum II. Makasar; Alauddin Press

www.oel.org [ diakses tanggal 13 Mei 2015 ] pukul 20.00 WIB.

www.GBI.org [ diakses tanggal 17 Mei 2015] pukul 19.00 WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai