TAKSONOMI INVERTEBRATA
“SIPUNCULA”
Oleh :
Riko
( 2021611035 )
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
memberi petunjuk dan kekuatan kepada saya sehingga makalah “ANIMALIA
INVERTEBRATA (PORIFERA) ” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu
meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan maupun isi yang terkandung di
dalamnya. Makalah ini saya buat guna memenuhi salah satu tugas Avertebrata
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam
belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Riko
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dengan adanya praktikum mengenai porifera ini diharapkan
mahasiswa mengenal ciri-ciri porifera yang penting untuk didiskripsikan dan
diidentifikasi.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Amphidiscophora sedangkan spesiesnya yaitu Euplectella dan
Hyalonema, (Rusyana,2011).
3. Demospongiae
Umumnya hidup di laut, beberapa spesies hidup diair tawar. Pada
umunya tidak mempunyai rangka dan kalau ada rangka terbuat dari
kersik, sponging atau campuran dari keduanya. Ordo dari kelas ini yaitu
Carnosa yang spesiesnya Chondrosia, Choristida yang spesiesnya
Geodia, dan Epipolasida yang spesiesnya Tethya, (Rusyana, 2011).
Spesies yang tergolong dalam filum porifera yaitu :
1. Oscarella loburalis
Oscarella loburalis merupakan spesies dari salah stu filum porifera
dimana spesies ini umumnya dipantai berbatu di zina subrihoral antar
gelombang dan dangkal. Membentk oscrusting koloni dibatu, dan
ganggang yang besar. Oscarella lobularis adalah tebal, spons yang tumbuh
hingga 10-30 cm lebar dan 3 cm. Membentuk koloni berdaging terdiri dari
lobed, nodul bulat yang sampai 1 cm lebar dan 1 cm. Permukaan atas
setiap nodul dikenakan oscula melingkar (pori exhalant) yang 0,5-1 cm
dan mengarah ke, rongga basal besar, sedangkan sisi beruang tersebar ostia
(pori-pori inhalansia). Spons memiliki tegas tapi lembut, tekstur agar-
agar dan permukaan halus dengan nuansa beludru. Warna spons yang lebih
intens pada nodul dan biasanya berwarna kuning sampai coklat tapi
mungkin kadang-kadang merah, hijau, ungu atau biru, ditandai dengan
krim di pangkalan, (www.oel.org)
2. Spongia officinalis
Spongia officinalismerupakan spesies dari filum porifera yang
memiliki ciri tubuh berpori (ostium) yang berhubungan denga satu
ruangan disebelah dalam yang disebut spongocoel. Tubuhnya tidak
berturan (asimetris) walaupun ada juga yang simetris radial. Bentuknya
bermacam – macam ada yang berbentuk seperti tabung, vas bunga,
mangkuk, atau tumbuhan. Tubuhnya memiliki banyak pori yang
merupakan awal dari sistem kanal (saluran air) yang menghubungkan
lingkungan eksternal dengan lingkungan internal. Tubuh porifera tidak
3
dilengkapi dengan apa yang disebut apendiks dan bagian tubuh yang dapat
digerakkan, (Suhardi, 2007).
3. Chalina oculata
Pada permukaan tubuh terdapat lubang-lubang atau pori-pori yang
merupakan lubang dari masuk ke spongocoel, untuk akhirnya keluar
melalui osculum. Tubuhnya lunak dan tidak memiliki skeleton. Pada
bagian anatominya itu mempunyai saluran air seperti saluran ascon dan
lain-lain. Saluran ini berfungsi mengalirkan air dari daerah eksternal
kedalam daerah internal dan dikeluarkan kembali ke daerah eksternal.
Cara memperoleh makanan dalam bentuk partikel organik renik, hidup
atau tidak seperti bakteri yang masuk melalui pori-pori arus masuk yang
terbuka dalam air dan di bawa ke dalam rongga lambung atau ruang-ruang
bercambuk. Dalam hal respirasi bersifat aerob dan difusi yang diedarkan
keseluruh tubuh oleh amoebosit, (Yusminah, 2007).
4. Grantia labyrinthica
Panjang tubuh antara 0,5 sampai 2 inci, berbentuk seperti
sambungan bunga, tubuhnya lebih tebal dari leocosinadeae distal terdapat
lubang besar disebut osculum.Spesies ini memiliki spikula yang terbentuk
dari kalsium karbonat dan semua spikulanya relatif sama besar. Terdapat
osculum yang berfungsi sebagai tempat masuknya air dan makanan keluar
dari dalam tubuh. Sistem pernafasanya berlangsung dalam permukaan
tubuh. Sistem pencernaannya berlangsung secara intraseluler melalui
pembentukan vakuola makanan yang telah dicerna di edar dari sel ke
amoebosit. Sistem reproduksi spesies ini berkembang secara aseksual
yaitu dengan cara pembentukan tunas. Spesies ini terdapat di air laut mulai
batas pasang surut yang mana spesies ini dapat digunakan sebagai spons
mandi, sebagai kerangka dan porifera hiasan. Zat kimia yang dihasilkan
dapat digunakan sebangai bahan obat penyakit kanker,
(Romimohartanto,2009)
4
BAB III
METODOLOGI
5
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan mengenai filum Porifera maka
dapat diambil kesimpulan bahwa Porifera memiliki tiga kelas utama yaitu
Calcarea, Hexatinelida, dan Demospongia. Porifera memiliki struktur tubuh
berpori, sebagian tubuh menghubungkan lingkungan luar dan dalam tubuh dan
terletak pada bagian distal. Bersifat diploblastis pada hewan dewasa dinding
tubuhnya terdiri atas epidermis pada bagian luar dan gastrodermis pada bagian
dalam. Selain berpori juga memiliki macam-macam bentuk yang dibagi atas
tiga tipe yaitu: Ascon, sycon, dan rhagon. Peranan Porifera sangat
menguntungkan manusia contohnya pada Demospongia yang hidup di laut
dangkal dapat dimanfaatkan oleh manusia, misalnya spons untuk mandi dan
pembersih kaca.
Dari 2 spesies yang digunakan sebagai bahan praktikum tersebut
terdapat satu spesies yang masuk kedalam kelas Hexactinellida yaitu spesies
Microciona sp dan satu lagi masuk kedalam kelas Desmonpongia yaitu spesies
Callyspongiid sp.
5.2 Saran
Adapun saran saya yaitu agar praktikan membawa lebih banyak spesimen
agar organisme yang diamati lebih banyak dan bahan yang dibawa adalah bahan
yang masih segar agar kita bisa mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rudi, Ahmad. 2011. Berbagi Ilmu Porifera. Insan Cendekia Bangsa. Bandung
13