Anda di halaman 1dari 34

C

LAPORAN LENGKAP
KEANEKARAGAMAN HEWAN
UNIT II
MOLLUSCA

OLEH:
NAMA : NURHIKMAH. HR
NIM : 105441105218
KELAS : BIOLOGI 18 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Lengkap praktikum Keanekaragaman Hewan Unit II dengan
Judul “ Mollusca” yang disusun oleh :

Nama : Nurhikmah. HR
NIM : 105441105218
Kelas : Pendidikan Biologi 18 C

Setelah diperiksa dan dikonsultasikan secara seksama oleh dosen, maka


laporan ini dinyatakan diterima.

Makassar, Juni 2020


Dosen pengampu Praktikan

Rahmatia Thahir S.Pd.,M.Pd Nurhikmah. HR


(NIDN. 0906068702) (NIM: 105441105218)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filum mollusca terdiri dari hewan triploblastik selomata yang
bertubuh lunak. Di dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan
maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-
kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya. Ciri utama hewan yang
tergolong filum ini tubuhnya lunak, pada bagian anterior terdapat kepala
yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat khusus, kaki terletak
dibagian ventral, dan bagian dorsal berisi organ-organ viseral.
Achatina fulica merupakan hewan invertebrate yang bertubuh
lunak (Moluska). Tubuhnya dilindungi oleh cangkang yang terbentuk dari
bahan kapur yang kuat. Cangkang bekicot terpilin Spiral (Body whorl)
dengan jumlah putaran tujuh ,bentuk cangkang Fusiform, tidak memiliki
tutup cangkang (Operculum) . Warna cangkang coklat dengan pola-pola
garis gelap di permukaannya. Hewan ini bersifat hermaphrodit, yakni tidak
dapat dibedakan antara jantan dan betinanya. Sperma dari tubuh bekicot
tidak dapat dibuahi sel telur yang diproduksinya sendiri .Untuk
pembuahan telur diperlukan adanya pertukaran sperma dengan bekicot lain
melalui kegiatan kopulasi .
Selain itu, Achatina fulica termasuk keong darat yang pada
umumnya mempunyai kebiasaan hidup di tempat lembab dan aktif di
malam hari (nocturnal). Sifat nocturnal bekicot bukan semata-mata
ditentukan oleh faktor gelap di waktu malam tetapi ditentukan oleh faktor
suhu dan kelembaban lingkungannya. Di waktu siang setelah hujan,
banyak ditemukan berkeliaran dimana-mana.
Berdasarkan hal yang disebutkan diatas, maka dilaksanakan
praktikum pada filum mollusca agar para praktikan dapat mengetahui
secara langsung struktur morfologi dan antomi dari filum mollusca. 
Dimana pada praktikum kali ini organisme yang akan menjadi bahan
pengamatan adalah bekicot ( Achatina fulica).
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakunnya praktikum ini yaitu:
1. Untuk mempelajari struktur dan system tubuh bekicot
2. Untuk mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi pada tubuh
bekicot.
C. Manfaat
Adapun manfaat dilakukannya praktikum ini yaitu:
1. Agar praktikan dapat mempelajari struktur dan system tubuh bekicot
2. Agar praktikan dapat mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi
pada tubuh bekicot.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Indonesia merupakan negara ribuan pulau yang dihuni oleh flora dan
fauna. Kawasan ini merupakan habitat yang sesuai untuk hewan atau tumbuhan
tertentu sehingga mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi atau
biasa disebut dengan mega biodiversity. Dengan kondisi seperti ini sangat mudah
ditemui organisme seperti keong darat, siput, limpet, dan bekicot. Bekicot
(Achatina fulica) merupakan hewan yang paling banyak ditemukan di berbagai
daerah di indonesia, meskipun demikian hewan ini bukan spesies indoneisa
melainkan pendatang dari benua afrika yang telah menetap. Bekicot bersifat
hermaprodit atau berkelamin ganda karena memiliki dua macam sel gamet pada
tubuhnya namun perkawinan tidak dapat dilakukan oleh satu individu saja
melainkan membutuhkan individu lain pada proses kawinnya (Naomi, 2019).
Mollusca adalah filum binatang invertebrata (tidak bertulang belakang)
yang mempunyai jenis hewan terbanyak kedua setelah erthropoda. Moluska
tersebar di berbagai tempat dari pegunungan yang tinggi sampai di kedalaman laut
dan dari daratan sampai perairan. Namun sebagian besar moluska lebih banyak
ditemukan di perairan laut daripada di daratan, diperairan sungai maupun danau.
Sebagian besar kelompok hewan ini memiliki cangkang seperti
gastropoda,bivalvia,monoplacophora, polylacophora, scaphopoda, dan ada juga
yang tidak memiliki cangkang. Moluska mempunyai bagian lapisan cangkang
dalam dan bagian paling luar (Periostracum). Salah satu kelompok moluska yang
terbanyak jumlah jenisnya adalah kelas gastropoda (Parwadani, 2015).
Mollusca adalah hewan yang hidup di air tawar, air laut, dan di darat.
Hewan ini pada umumnya berbadan lunak dan tubuhnya ditutup oleh jaringan
yang disebut mantel. Pada bagian luar mantel terdapat pelindung tubuh yang
disebut cangkang dengan bentuk yang amat beragam. Tidak semua mollusca
mempunyai cangkang luar, sebab ada mollusca yang mempunyai cangkang di
bagian dalam tubuh dengan bahan yang terbuat dari zat kapur atau chitin. Bahkan
ada pula jenis-jenis tertentu tidak bercangkang sama sekali. Klasifikasi anggota
phylum mollusca didasarkan pada perbedaan anatomi atau morfologi cangkang,
kepala, kaki, dan alat respirasi, alat reproduksi, dan sistem syaraf walau
kebanyakan anggotanya hidup bebas, namun ada juga yang parasit, komensal dan
simbiotik ( Thahir dkk, 2019)
Gastropoda merupakan moluska yang bercangkang tunggal dan terpilin.
Kelas gastropoda, berasal dari kata gaster yang berarti perut dan podos yang
berarti kaki sehingga dapat dikatakan bahwa gastropoda berjalan dengan perutnya.
Perutnya berfungsi sebagai kaki terletak di bagian permukaan ventral dengan
bentuk yang rata dan datar. Pada sebagian besar gastropoda memiliki penutup
cangkang yang melekat pada kakinya disebut operkulum yang mana bentuknya
berbeda-beda antar jenisnya. Kelompok gastropoda ini disebut dengan nama
populer siput atau keong. Siput dapat dimanfaatkan baik sebagai sumber
makanan, bahan baku perhiasan ataupun kerajinan tangan (Parwadani, 2015)
Gastropoda yang dikenal dengan sebutan siput atau keong adalah hewan
berkaki perut (gaster = perut dan podos = kaki). Gastropoda bercangkang tunggal
dan berbentuk tabung yang melingkar/terpilin seperti spiral, namun ada juga yang
tidak memiliki cangkang. Cangkang gastropoda bervariasi antara lain operculate,
non operculate, sinistral, dekstral, dicoidal, peteli form cangkang dengan lekukan
yang dangkal, dalam menara yang kecil. Hewan ini memiliki keanekaragaman
hayati sangat tinggi, karena gastropoda adalah kelompok organisme yang jenisnya
terbanyak dalam kelompok mollusca (Roring, 2013).
Bekicot (Achatina fulica) merupakan salah satu hewan dengan kelimpahan
spesies yang cukup besar. Hewan ini merupakan salah satu siput darat yang
memiliki cangkang. Achatina fulica yang semula berasal dari bagian timur
afrikatelah masuk ke indonesia lewat kalimantan sejak tahun 1939. Bekicot
umumnya mempunyai kebiasaan hidup di tempat lembab, dan tidak tahan
terhadap sinar matahari langsung. Kondisi lingkungan optimal untuk hidupnya
adalah di daerah tropis basah. Oleh sebab itu di waktu siang setelah hujan, banyak
ditemukan bekicot berkeliaran dimana-mana (Maulita, 2018).
Bekicot merupakan hewan bertubuh lunak (mollusca) dari kelas
gastropoda berarti berjalan dengan perut (tubuhnya) untuk berjalan. Berbeda
dengan jenis keong air yang berinsang, bekicot menggunakan paru-paru untuk
bernafas, sehingga bekicot dimasukkan kedalam ordo pulmanata. Secara rinci
bekicot dikelompokkan kedalam falimi Archatinidae. Bekicot termasuk keong
darat yang pada umumnya memiliki kebiasaaan hidup ditempat lembab dan aktif
dimalam hari (nokturnal). Sifat nokturnal bekicot bukan semata-mata ditentukan
oleh faktor gelap diwaktu malam tetapi ditentukan oleh faktor suhu dan
kelembaban lingkungannya (Naomi, 2019).
Bekicot Achatina fulica menjadi komoditi eksport, sebagai bahan baku
masakan khas dan mahal di prancis yakni menu escargo. Keong darat menyukai
habitat yang terlindung,agak lembab dan mengandung banyak kapur, sehingga
sebagian besar dijumpai di kawasan hutan yang masih rapat tumbuhannya atau di
kawasan pegunungan kapur atau disekitar gua-gua. Di alam keong darat hidup di
daerah yang terlindungi mulai dari lantai hutan, seperti serasah, bi bawah batuan
atau batang pohon yang membusuk dan lapuk, di sela-sela tumbuhan lumut atau
akar-akar tumbuhan hingga ranting dan daun pada ketinggian lebih dari 3 meter.
Keong darat yang beukuran mikroskopis biasanya hidup di serasah yang lembab
atau agak basah (Marwoto, 2016).
Menurut Widyawati (2019), Bekicot bisa hidup di darat dan air terkenal
dengan hewan berlendir. Tubuh bekicot terbagi atas empat bagian utama, yaitu
kepala, leher, kaki, serta alat-alat dalam. Selain sebagai bahan makanan untuk
ternak, masyarakat tradisional juga sering memanfaatkan bekicot dalam hal
pengobatan. Bekicot dapat menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya,
lendir bekicot bermanfaat sebagai obat luka luar. Cairan/lendir ekstrak air dan
ekstrak etanol daging bekicot sangat bermanfaat terhadap penyembuhan luka
terbuka. Lendir bekicot juga diketahui mengandung protein achasin, yaitu zat
antibakteri yang mengobati sakit gigi. Cara pengobatannya adalah:
a. Ambillah seekor bekicot yang sehat, bukan bekicot busuk atau sudah mati.
b. Siapkan kapas berbentuk bulatan kecil.
c. Potonglah bagian ekor bekicot sampai keluar lendirnya.
d. Teteskan lendir bekicot tersebut pada kapas hingga kapas terasa basah.
e. Tempelkan pada gigi yang terasa sakit.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum yaitu:
Hari/Tanggal : Kamis, 04 Juni 2020
Waktu : Pukul 13.00-14.00 WITA
Tempat : Rumah
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu :
1. Alat
a. Wadah
b. alat tulis
c. Kamera
2. Bahan
a. Bekicot (Achatina fulica)
b. Kertas HVS
C. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada px raktikum ini yaitu:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengambil bekicot tersebut dan diletakkan di atas wadah
3. Mengamati bekicot dalam keadaan menjulur dan aktif berjalan
selanjutnya dibedakan bagian bagian tubuhnya secara morfologi
4. Mengeluarkan isi bekicot dengan memecahkan cangkangnya
5. Mengamati struktur bagian dalam bekicot
6. Kemudian hasil yang di dapat digambar dan diberi keterangan
untuk dijadikan sebagai laporan hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 gambar hasil pengamatan morfologi bekicot (Achatina fulica).
Gambar tangan Keterangan
1. Cangkang
2. anterior (kepala)
3. Tentakel Panjang
4. mata
5. Tentakel pendek
6. mulut
7. Kaki

Gambar pengamatan Klasifikasi


Hasil pengamatan Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Family : Achatinidae
Genus : Achatina
Species : Achatina fulica
Internet
( Parwadani,2015).

Tabel 4.2 gambar hasil pengamatan anatomi bekicot (Achatina fulica).


Gambar tangan Keterangan
1. Usus
2. Jantung
3. Organ ekskresi
4. Lubang Pernapasan
5. Sistem syaraf
6. Perut
7. Hati

Gambar pengamatan Klasifikasi


Hasil pengamatan Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Pulmonata
Family : Achatinidae
Genus : Achatina
Species : Achatina fulica
( Parwadani,2015).
Internet

B. Pembahasan
Pengamatan pada praktikum kali ini menggunakan jenis hewan
invertebrata dari filum mollusca yaitu bekicot (Achatina fulica). Mollusca
adalah hewan yang hidup di air tawar, air laut, dan di darat. Hewan ini
pada umumnya berbadan lunak dan tubuhnya ditutup oleh jaringan yang
disebut mantel. Pada bagian luar mantel terdapat pelindung tubuh yang
disebut cangkang dengan bentuk yang amat beragam (Thahir, 2019).
Tahapan pertama pada praktikum kali ini yaitu, persiapan alat dan bahan
yang digunakan. Tahapan kedua yaitu, Menyiapkan 1 ekor bekicot
berukuran lumayan besar sebagai hewan yang akan di amati struktur
morfologi dan anatominya. Tahapan ketiga adalah Mengamati bekicot
dalam keadaan menjulur dan aktif berjalan selanjutnya dibedakan bagian
bagian tubuhnya secara morfologi. Tahapan keempat adalah
Mengeluarkan isi bekicot dengan memecahkan cangkangnya dan
kemudian mengamati struktur bagian dalam bekicot.
Dari pengamatan yang telah dilakukan telah diketahui struktur
morfologi dari bekicot (Acahtina fulica)  yaitu memiliki tubuh yang lunak
yang teridri dari kaki, kepala, dan mantel serta tubuh dilindungi oleh
cangkang yang keras. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukaan oleh
thahir (2019) bahwa, Mollusca adalah hewan berbadan lunak dan
tubuhnya ditutup oleh jaringan yang disebut mantel. Pada bagian luar
mantel terdapat pelindung tubuh yang disebut cangkang dengan bentuk
yang amat beragam. Kepala bekicot terdapat pada bagian anterior tubuh,
kaki terletak pada bagian ventral, dan bagian dorsal berisi orga-organ
viseral. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang
secara umum digunakan untuk bergerak. Pada bagian anterior dijumpai
dua pasang antena yang masing-masing ujungnya terdapat mata. Pada
ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang dilengkapi dengan
gigi parut (radula). Lubang genetalia terdapat pada bagian samping
sebelah kanan. Sedangkan anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian
tepi mantel tubuh.
Adapun struktur anatomi berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan yaitu dapat dilihat pada susunan tubuh bekicot yang terdiri atas
kepala, badan, dan alat gerak. Pada kepala terdapat sepasang alat peraba
yang dapat dipanjang pendekkan. Pada alat peraba ini terdapat titik mata
untuk membedakan terang dan gelap. Pada mulut terdapat lidah parut dan
gigi rahang. Di dalam badannya terdapat alat-alat penting untuk hidupnya
diantaranya ialah saluran pencernaan, alat pernapasan serta alat genetalis
untuk pembiakannya. Saluran pencernaan terdiri atas mulut, pharynxs
yang berotot, kerongkongan, lambung, usus, anus. Alat geraknya dapat
mengeluarkan lendir, untuk memudahkan pergerakannya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
Bentuk morfologi pada bekicot (Achatina fulica) yaitu memiliki tubuh
yang lunak yang teridri dari kaki, kepala, dan mantel serta tubuh
dilindungi oleh cangkang yang keras. Pada kepala terdapat sepasang alat
peraba yang dapat dipanjang pendekkan. Pada alat peraba ini terdapat titik
mata untuk membedakan terang dan gelap. Pada mulut terdapat lidah parut
dan gigi rahang.
struktur anatominya yaitu Di dalam badannya terdapat alat-alat
penting untuk hidupnya diantaranya ialah saluran pencernaan, alat
pernapasan serta alat genetalis untuk pembiakannya. Saluran pencernaan
terdiri atas mulut, pharynxs yang berotot, kerongkongan, lambung, usus,
dan anus. Alat geraknya dapat mengeluarkan lendir untuk memudahkan
pergerakannya.

B. Saran
Adapun saran untuk praktikurn ini adalah:
Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan intruksi mengenai langkah
langkah praktikum dari dosen agar praktikan dapat melaksanakan
praktikum di rumah dengan lancar meskipun tidak ada pendampingan
secara langsung oleh dosen.
DAFTAR PUSTAKA

Marwoto, M Ristiyanti. 2016. Keong darat Dari Sumatera (Moluska,


Gastropoda). Zoo Indonesia. Vol. 25, No. 1.
Naomi, Ana., dkk. 2019. Analisis Keberadaan Bekicot (Achatina fulica)
Dengan Metode Inderect Sampling Di Lingkungan Universitas
Tidar. Proceeding of Biology Education. Vol. 3, No. 1.ISSN: 2622-
8815.
Parwadani, Ludi., dkk. 2015. Katalog Moluska Unit Pelaksana Teknis Loka
Konservasi Biota Laut Biak Seri 1. Jakarta: UPT Loka Konservasi
Biota Laut Biak.
Resa, Diana. 2018. Pola Aktivitas Dan Jarak Edar Achatina fulica Di
Pemukiman Warga Desa Deudap Pulonasi Kecamatan Pulo Aceh
Kabupaten Aceh Besar. Prosiding Seminar Nasional Biotik 2018.
ISBN: 978-602-60401-9-0.
Roring, RJC Irawati., dkk. 2013. Keberadaan Gastropoda Intetidal Di Pantai
Malalayang, Sulawesi Utara. Jurnal Ilmiah Pialax. Vol. 1, No. 3.
ISSN: 2302-3589.
Thahir, Rahmatia., dkk. 2019. Penuntun Praktikum Keanekaragaman
Hewan. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Widyawati, Veni. 2019. Seabrek Obat Lazim Dan Jorok, Namun Tocker.
Yogyakarta: Laksana.

Anda mungkin juga menyukai